Ceritasilat Novel Online

Once 2

Once Karya Yuli Pritania dan Senselly Bagian 2

Hal itu membuatnya teringat pada Dex. Pada menit-menit yang mereka habiskan bersama di Siena. Mungkin mereka tidak akan bertemu lagi, jadi dia meyakinkan diri untuk mengingat kenangan-kenangan itu sebagai memori yang tidak ingin dia lupakan, salah satu saat paling membahagiakan dalam hidupnya. Cinta pertama, pada pandangan pertama& pria pertama& ciuman pertama& .

Dia mengerjapkan mata. Apa merindukan seseorang bisa membuatmu berhalusinasi? Karena dia merasa melihat& .

" Dex?" bisiknya tercekat, menatap lurus ke depan, ke arah pria yang balas memandanginya dengan alis terangkat, sama tidak percayanya dengan kebetulan yang mulai terasa

pustaka-indo.blogspot.com

mengerikan di antara mereka. " Apa yang sedang& kau lakukan di sini?"

Sangat tampan dan luar biasa seksi& .

" Memiliki janji temu dengan seseorang. " Pria itu menjawab sambil melangkah mendekat, dengan kedua tangan terbenam dalam saku celana. " Kau sendiri?"

" Aku& . "

Pintar memasak& .

" Ini benar-benar mulai terasa aneh, kau tahu?" gumam pria itu, menyipitkan mata agar bisa melihat dengan lebih jelas di bawah sinar matahari yang menyorot silau.

" Ya& ini& . "

Bermata abu-abu& .

" Tapi setidaknya aku menyukainya. Hai. "

Pria itu tiba-tiba memeluknya, mendekapnya erat dengan kedua tangan sambil tersenyum lebar. Wanginya terasa akrab, seperti bau roti yang baru saja dikeluarkan dari dalam oven. Pria itu selalu beraroma seperti dapur, yang membangkitkan selera siapa pun yang berani datang mendekat.

" Oppa! Joon Oppa! Yak, Park Joon! Setelah kau berlari meninggalkanku, sekarang kau malah enak-enakan berpelukan dengan wanita lain dan berpura-pura tidak mendengarku!"

Namanya Joon. Park Joon.

Dex melepaskannya, berbalik menghadap gadis yang sibuk berteriak memanggil namanya sambil menggerutu

pustaka-indo.blogspot.com

kesal. Sedangkan Hae-Kyung terpaku di tempat, dengan tulisan-tulisan di buku harian Eun-Seo yang berkelebatan di benaknya seakan dia sedang membaca ulang.

Dia tidak tahu. Astaga, dia sudah curiga tapi tidak pernah memikirkannya lebih jauh. Pria itu keturunan Korea, tentu saja dia memiliki nama Korea. Dan dia tidak pernah bertanya. Joon-nya Eun-Seo& dan Dex-nya& .

" Kau sudah bertemu dengan temanmu itu? Dia?" Gadis itu menolehkan wajah untuk menatap Hae-Kyung lalu membelalakkan mata. " Chamkkanman 9 & kau& ya Tuhan, kau Shin Hae-Kyung, kan? Penulis itu? Model terkenal itu?"

" Bukan dia. Tapi dia memang Hae-Kyung idolamu itu, " jawab Dex.

Gadis itu masih ternganga menatapnya dan dia bahkan tidak bisa memaksakan diri untuk tersenyum dan menyapa. Dia hanya menatap Dex, pria yang berada di hadapannya tapi dalam hitungan detik terasa menjauh dan tidak lagi terjangkau olehnya. Pria yang dia cintai dan seharusnya tidak dia cintai. Pria ini datang ke Korea& jauh-jauh untuk menemui kakaknya& .

" Joon?" bisiknya. Nama itu terdengar asing. Masih milik pria yang sama, tapi terasa berbeda. Seolah memperlihatkan bahwa pria itu bukan lagi pria yang berhak dia biarkan berkeliaran di otaknya seperti yang dia lakukan sebelumnya. Pria itu adalah pria yang dicintai Eun-Seo. Apa yang sebenarnya dia pikirkan?

9 Tunggu

pustaka-indo.blogspot.com

" Ah, itu nama Korea-ku. Park Joon. Aku memakai marga ibuku. Aku belum memberitahumu ya?"

Belum. Kau belum memberitahuku.

" Kyung? Kau sakit? Kau tiba-tiba pucat begitu. " Pria itu mengulurkan tangan, menyentuh keningnya. Masih tangan yang sama, masih rasa hangat yang sama, masih mengakibatkan denyutan dan aliran listrik yang sama. Tapi dia sudah tidak lagi berhak.

" Maaf, aku lupa bahwa aku ada janji. Aku harus pergi sekarang. " Dia berkata dengan terburu-buru, berbalik dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari pergi, mengabaikan suara pria itu yang berteriak memanggilnya.

Dia baru berhenti setelah berada dalam bus, dengan dada yang terasa sesak dan napas yang terengah-engah. Dia mengambil tempat di bagian belakang, di samping jendela, agar bisa menangis diam-diam dan berharap angin bisa segera mengeringkan air matanya atau memberinya alasan kenapa matanya bisa basah mungkin terlilit debu atau apa pun yang kedengarannya masuk akal jika ada yang berani bertanya.

Dia meraih buku harian Eun-Seo dari dalam tasnya dan membiarkannya terbuka di halaman terakhir, mencengkeram bagian pinggirnya hingga nyaris remuk.

Eonni& maaf. Maafkan aku. Tapi biarkan aku membencimu untuk kali ini. Sekali ini saja& .

pustaka-indo.blogspot.com

An Apartment, Seoul 04.22 PM

" Aish, Oppa!!!" teriak Seun-Hwa kesal. " Ini sudah apartemen kedua belas yang kita datangi. Dari yang super mahal sampai yang super murah. Kau ingin apartemen seperti apa lagi? Kenapa tidak tinggal di rumah saja? Merepotkan, " keluh gadis itu setelah menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir, yang benar-benar membuatnya kelelahan karena dia mengenakan high heels hari ini dan bangunan ini terdiri dari lima lantai tanpa lift. Yah, tidak usah bertanya. Kamar yang disewakan memang terletak di lantai kelima.

" Kalau kau bosan kau kan bisa pulang. Aku tidak memaksamu ikut, " sahut Dex kalem, mengikuti pemilik apartemen masuk ke dalam salah satu kamar kosong yang disewakan. " Lagi pula aku belum siap menerima ceramah ini itu dari Ibu. Masalah perusahaan, wanita. Kau saja yang menemaninya di rumah. "

" Aku kan masih merindukanmu. Kita bertemu terakhir kali enam bulan yang lalu tahu!" rengut Seun-Hwa, melingkarkan kedua tangannya ke lengan kakaknya itu yang dibalas dengan usapan di kepala oleh Dex.

" Kau masih seperti anjing pudel ya?" komentar pria itu, membuat Seun-Hwa mengernyit dan mendorong pria itu, merajuk dengan memilih mengelilingi apartemen itu dalam jarak yang sejauh mungkin, sedangkan Dex hanya tertawa kecil melihat tingkah laku adiknya tersebut.

pustaka-indo.blogspot.com

" Ada lima ruangan. Ruang tamu, ruang makan yang menyambung dengan dapur, kamar tidur, dan satu ruang kosong yang bisa dijadikan gudang atau kamar tamu. Kamar mandi terletak di sudut lorong, tidak di dalam kamar. Kau mau lihat kamar tidurnya?"

Kim Tae-Kyung, nama pemilik apartemen itu, berjalan menuju ruangan dengan pintu tertutup yang terletak di bagian kiri lorong menuju kamar mandi yang ditunjuknya tadi. Dia membuka pintu, mempersilakan Dex masuk ke ruangan yang kosong melompong dengan jendela kaca super besar yang menghabiskan salah satu sudut ruangan itu, yang menampilkan pemandangan jalanan di bawah, juga gedung-gedung di depannya. Dan saat itulah pria itu terpaku di tengah ruangan, menatap lurus ke luar jendela, pada billboard luar biasa besar yang terpampang di gedung di depannya, menjadikannya fokus tatapan dan saat itu juga membuatnya mengambil keputusan.

" Aku ambil apartemen ini. Satu bulan sewa. Bisa, kan?" " Tentu saja! Tentu saja!" seru Park Jung-Hwan senang. Sudah cukup sulit untuk mendapatkan penyewa, dikarenakan gedung ini tidak memiliki fasilitas lift dan harga sewanya juga cukup mahal, walaupun ruangan-ruangan apartemennya sebenarnya tidak terlalu mengecewakan. Jadi dia akan menyambar orang pertama yang menunjukkan ketertarikan. " Saya siapkan surat-suratnya dulu. Anda bisa langsung tanda tangan dan menempati tempat ini besok. Barang-barang Anda juga sudah bisa dikirimkan hari ini. Tunggu sebentar. "

pustaka-indo.blogspot.com

Pria itu berlalu dan Seun-Hwa buru-buru menyerobot masuk, menarik lengan Dex yang masih saja terpaku di tengah ruangan, bermaksud mengajukan protes.

" Oppa, kau yakin akan menyewa apartemen ini? Yang benar saja! Kakiku bisa patah kalau mengunjungimu ke sini dan harus naik-turun tangga sebanyak lima lantai. Apa yang bagus dari tempat ini? Apartemen-apartemen yang sebelumnya kita lihat banyak yang lebih bagus. Seleramu a " Ucapan Seun-Hwa terhenti saat tatapannya menangkap apa yang sedari tadi membuat kakaknya terpana. Dia perlahan mengangguk paham, pertanyaannya terjawab sudah. " Jadi itu& , " gumamnya. " Dia ya?"

Dex menghela napas. Kedua tangannya terbenam dalam saku celana.

" Saat itu dia terasa dekat, " gumam pria itu dengan suara pelan. " Jadi aku tidak perlu mengulurkan tangan terlalu jauh untuk menyentuhnya. "

" Oppa& . "

" Tapi hari ini dia menjauh. Dan saat ini terasa lebih jauh. " Dia menoleh ke arah Seun-Hwa dan menyunggingkan senyum tipis. " Jadi setidaknya aku ingin menjadi pihak yang berusaha untuk mendekat. Tidak apa-apa, kan?" tanyanya, dengan nada seolah ingin seseorang meyakinkannya bahwa apa yang dia lakukan sekarang tidak salah.

Seun-Hwa balas tersenyum dan mengelus lengan bagian atas Dex.

" Iya. Tidak apa-apa. Sudah saatnya kau bahagia. "

pustaka-indo.blogspot.com

At Restaurant, Seoul 07.04 PM

Hae-Kyung mendongak saat dua orang berdiri di depannya, menyadarkannya dari lamunan. Dia segera memasang senyum lebar lalu bangkit berdiri, mengulurkan tangan untuk menyalami pendamping sahabatnya malam ini.

" Shin Hae-Kyung, " ujarnya dan mata wanita di depannya itu langsung melebar.

" Aku sudah bilang kan kalau kau mengenalnya?" ujar Kyung-Hwan sambil menarikkan kursi dan menyuruh istrinya duduk. " Iya, dia idolamu. Tidak usah norak begitu bisa kan, Ryung?"

Gadis itu mendelik, mencebikkan bibir lalu kembali menatap Hae-Kyung dengan sorot kagum.

" Aku sering melihatmu di TV, tapi ternyata kau jauh lebih cantik dilihat secara langsung. "

" Tidak perlu berbasa-basi memujinya. Hanya akan membuatnya besar kepala, " sela Kyung-Hwan, memulai aksi cemburunya yang menyebalkan. " Dan kau tidak usah sok sopan dengan mengatakan terima kasih, " lanjut pria itu lagi, tepat di saat Hae-Kyung baru akan membuka mulutnya.

" Aku bosan dengan segala bentuk basa-basi perkenalan ini. Kita lewatkan saja ya?"

Dan pria itu menerima dua pelototan sekaligus sebagai balasannya.

" Mana Jang-Woo? Kau bilang dia ikut. "

pustaka-indo.blogspot.com

" Aku sudah menghubunginya tadi. Dia sedang menunggu seseorang atau apa. Sepertinya pacarnya. Pulang ke Korea bukannya menemui ibu dan kakaknya dulu, malah menemui gadis lain. "

" Itu kan romantis. "

" Buat gadisnya mungkin, tapi buatku tidak. Itu membuatku merasa diduakan. "

" Dia sudah 24 tahun, Hae-Kyung~a 10 , sudah berapa lama sih kalian tidak bertemu? Dia pasti bukan adik kecilmu lagi. Ngomong-ngomong kau terlihat pucat. Kau sakit ya?"

Dia menggeleng, dengan sengaja mengalihkan pandangan pada Sae-Ryung agar tidak ditanyai lebih jauh lagi.

" Aku akan membagi suatu rahasia padamu dan aku jamin, setelah itu kau tidak akan menyukaiku lagi, " ujarnya penuh tekad, membuat wanita itu menatapnya kebingungan.

" Kau kan tidak perlu mengucapkan pembukaan semengerikan itu, " dengus Kyung-Hwan, yang menunjukkan ekspresi penasaran, seolah ingin tahu bagaimana reaksi istrinya. Apa wanita itu akan malu memiliki suami seorang penulis cerita romantis? Atau malah merasa senang karena novel-novel kesukaannya ternyata adalah ciptaan suaminya sendiri?

" Apa? Bahwa kalian adalah mantan pacar?"

10 Partikel yang digunakan di belakang nama seseorang (informal). Hanya digunakan kepada teman sebaya atau orang yang lebih muda dan cukup akrab. ~ya untuk nama yang diakhiri huruf vokal dan ~a untuk nama yang diakhiri huruf konsonan.

pustaka-indo.blogspot.com

" Tentu saja bukan!" seru Hae-Kyung sambil mengernyitkan hidung, seakan ide untuk berpacaran dengan Kyung-Hwan adalah sesuatu yang menakutkan. " Dia mantan pacar kakakku, bukan aku. "

" Lalu? Kita baru pertama kali bertemu, tapi sepertinya Eonni bersemangat sekali ingin membuatku membenci Eonni. "

" Dia itu memang masokis sejati. Kau tidak tahu saja, " gumam Kyung-Hwan, membuat Hae-Kyung memancangkan tatapan setajam mungkin agar pria itu bisa menutup mulutnya yang kadang tidak punya saringan itu.

" Kau suka novel-novelku? Bagus tidak?" tanyanya, memulai percakapan.

Sae-Ryung mengangguk. " Saking seringnya mengulang membaca, aku rasa aku sampai hafal dialog-dialognya, " kekeh wanita itu.

" Nah, karena kau istri sahabatku, kau harus tahu bahwa tidak satu pun dari novel-novel itu yang kutulis sendiri. "

Dia menjatuhkan bomnya, berpikir bahwa mungkin dia tidak keberatan kehilangan satu penggemar. Hari ini sudah cukup buruk dan tidak apa-apa jika harus diperburuk. " Maksud Eonni, Eonni hanya menumpang nama saja?" " Tidak juga. Semua idenya berasal dariku. Hanya saja aku tidak berbakat dalam menuliskannya, jadi ada orang lain yang membantuku. "

Sae-Ryung mengangguk paham. " Aku sedikit kecewa, tapi aku rasa itu tidak sepenuhnya salah. Maksudku, banyak penulis bagus tapi ide-ide mereka sama sekali tidak menarik

pustaka-indo.blogspot.com

atau bisa dibilang pasaran. Sedangkan semua novelmu berbeda. Dan banyak sekali hal-hal yang terasa dekat dengan kehidupan nyata. Ide bagus adalah hal yang paling penting dalam menarik perhatian pembaca. "

" Kau tidak bertanya siapa penulisnya?" tanya Hae-Kyung, mengedipkan mata dan mengedikkan dagu ke arah Kyung- Hwan. Kali ini Sae-Ryung sepenuhnya syok dan menatap suaminya itu kaget.

" Kyung-Hwan Oppa? Jadi selama ini& . Kau tidak memberitahuku!" serunya sambil memukulkan lengan ke bahu pria itu.

Hae-Kyung tertawa dan kemudian mereka menghabiskan waktu untuk membahas pengalaman-pengalaman Hae- Kyung membujuk Kyung-Hwan dan bagaimana cara mereka berdiskusi dalam menuliskan cerita di tengah impitan deadline.

" Jadi kalau misalnya kami dipergoki wartawan dan wajah kami berdua keluar di surat kabar dan internet, kau kan tidak perlu panik dan merasa cemburu. Karena itu, penting sekali mengenalkannya padamu. "

" Siapa juga yang mau digosipkan denganmu, hah? Imageku bisa jelek. Bagaimana kalau kepala beritanya, Shin Hae- Kyung berkencan dengan pria beristri. Itu kan bisa merusak reputasiku!"

" Nuna 11 !"

11 Kakak. Panggilan dari laki-laki terhadap perempuan yang lebih tua.

pustaka-indo.blogspot.com

Hae-Kyung mendongak dan dengan penuh semangat melambai, tersenyum lebar saat melihat adik laki-lakinya yang sudah lama tidak dilihatnya melangkah menghampirinya. Tampak begitu dewasa, tampan, dan jangkung. Bukan lagi adik laki-laki yang biasa dia siksa dulu bersama Eun-Seo.

Jang-Woo bergegas mendekat, menyambut uluran tangan kakaknya dan menyapa Kyung-Hwan sebelum akhirnya terpaku menatap gadis di samping pria itu.

" Yak, Shin Jang-Woo, kau tidak mau memeluk kakakmu, hah?" seru Hae-Kyung kesal karena untuk sesaat adiknya itu terlihat tidak fokus.

Jang-Woo menoleh, dengan cepat mengubah ekspresinya dan tertawa, menarik Hae-Kyung ke dalam dekapannya dan dengan sengaja berusaha meremukkan kakaknya itu sampai gadis itu meronta minta dilepaskan.

Hae-Kyung memandangi wajah adiknya tersebut. Wajah yang selama ini selalu dikatakan sebagai versi pria dari Eun- Seo. Kakaknya yang tomboi itu memang memotong pendek rambutnya dan saat dia menatap Jang-Woo sekarang, dia seolah sedang menatap kakak perempuannya. Orang yang telah melukainya sampai berdarah-darah, orang yang telah menghempaskannya ke tanah bahkan dalam ketiadaan isiknya di dunia.

Wajah itu tersenyum, tampak bahagia, seakan sedang menertawakannya. Dan tanpa dia sadari, butiran-butiran air telah menetes menuruni pipinya. Bahunya berguncang dan

pustaka-indo.blogspot.com

giginya menggigiti bibir bawahnya keras-keras sampai dia bisa mencecap asinnya darah.

" Nuna? Kau tidak apa-apa? Kau begitu merindukanku ya?" Dia memalingkan wajah dari tatapan cemas adiknya dan bergumam tidak jelas tentang pamit ke kamar mandi.

Dia berjalan pergi dengan kepala tertunduk, menyenggol beberapa orang dan tidak berhenti untuk meminta maaf, hanya membuka pintu kamar mandi dengan tergesa-gesa, bersyukur bahwa tidak ada orang di sana.

Saat itulah dia membiarkan dirinya terjatuh. Menangis sejadi-jadinya. Meratapi hidup, menyalahkan kakaknya, mengumpati diri sendiri, dan mencaci-maki takdir, kata yang selama ini dia sukai, yang selalu dia sisipkan dalam setiap buku-bukunya. Kata yang kini sedang mempermainkan kemudian menghancurkannya tanpa belas kasihan.

pustaka-indo.blogspot.com

Chapter 7: The Decision

When he s around, my whole body knows it. I ll keep talking and stuf, but my mind will have no idea what I m saying. I keep wondering if there s a term for this. Anonymous

Some days later&

After 2013 Spring Fashion Show, a Hotel, Seoul 09.10 PM

Mereka sedang meributkan apa?" tanya Hae-Kyung penasaran, menyerahkan gaun yang tadi diperagakannya kepada Hwang-Ja yang berdiri di depan pintu ruang ganti, memperhatikan model-model lain yang berkerumun, sibuk mendiskusikan sesuatu dengan nada bersemangat. Mereka baru saja menyelesaikan pagelaran busana musim semi dengan sangat sukses.

" Anak pemilik hotel. Pewaris R Group. Baru pulang dari luar negeri. Kau kan tahu R Group itu sangat besar. Hotel mereka tersebar di seluruh dunia. Belum lagi mal dan restoran. Topik yang sangat menarik untuk dibahas. Masa kau tidak tahu?"

pustaka-indo.blogspot.com

Hae-Kyung menggeleng. " Aku bahkan tidak tahu R Group itu kependekan dari apa, walaupun aku memang sering mendengar tentang jaringan kekayaan mereka. "

" Oh, R? R itu kependekan dari Rhone. Nama keluarga. Pemiliknya keturunan Inggris-Italia. Dia menikah dengan orang Korea. "

Tubuh Hae-Kyung langsung menegang dan jantungnya seperti melorot ke tanah.

Rhone? Inggris-Italia? Terlalu familiar. Nama keluarga seperti itu sangat jarang, kan? Terutama yang keturunan Inggris-Italia.

" Ah, dan sebelum kita pergi makan malam bersama, pihak hotel meminta kita mampir sebentar di pesta penyambutan. Sedikit beramah-tamah. Kau tahulah. "

Tidak. Dia tidak mau. Dia tidak bisa melakukannya. Sialan. Dexter Rhone jauh lebih berbahaya daripada yang dia perkirakan.

Gadis itu berusaha berbaur, memperhatikan topik pembicaraan dan mencoba mendengarkan agar tidak terlihat tolol jika tiba-tiba ada seseorang yang mengajaknya bicara. Tapi jelas perhatiannya terbagi. Sudut matanya mengawasi ruangan, mencari-cari.

Oh, benar. Di sinilah dia. Di pesta penyambutan anak pemilik hotel yang kebetulan sangat dia kenal. Dia boleh menggunakan kata sangat, kan? Mengingat mereka bahkan sudah pernah berciuman. Apa dia mulai kedengaran sarkastik?

pustaka-indo.blogspot.com

Dia mencengkeram kaki gelas yang sedang dipegangnya saat akhirnya dia menemukan pria itu. Berdiri di dekat pintu masuk, sedang berbicara dengan pria-pria paruh baya yang sepertinya rekan kerja orang tuanya. Pria paruh baya lain yang berdiri di sampingnya pastilah ayahnya karena memiliki perawakan tinggi dengan wajah khas orang asing. Dia merangkul seorang wanita Korea, yang tampak cantik tanpa guratan penuaan di wajahnya yang terlihat masih kencang. Tidak akan ada yang bertanya-tanya dari mana Dex mendapatkan seluruh pesona mematikan itu jika sudah melihat mereka berdua.

Dia memperhatikan pasangan itu selama beberapa detik sebelum akhirnya mengalihkan pandangan, mulai memanjakan mata dengan keindahan yang selama ini hanya dia bayangkan dalam imajinasinya: Dexter Rhone dalam balutan setelan jas lengkap. Pakaian itu menempel di tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan bentuk pinggangnya yang ramping dan kakinya yang panjang. Masih ada bayangan gelap di sekitar rahang, juga rambutnya yang masih saja terlihat acak-acakan. Dengan senyum miring di bibirnya, pria itu benar-benar terlihat bisa menggoda iman wanita mana saja.

Karena terlalu asyik menatap, dia sepertinya malah kehilangan kewaspadaan karena detik berikutnya pria itu tiba-tiba menoleh tanpa dia sempat memalingkan muka. Dia terpaku selama beberapa saat, dengan mata membelalak dan mulut menganga lalu tersadar dan cepat-cepat memutar tubuh, tepat saat seseorang mengajaknya bicara.

pustaka-indo.blogspot.com

" Ya?" tanyanya, akhirnya tetap saja terlihat tolol. Jantungnya berdentam keras seperti sedang disambangi puluhan gajah yang melompat-lompat, sedangkan darahnya berdesir cepat, menghilang dari wajah, yang kemudian menyisakan rona pucat seperti hantu.

" Kau ikut, kan? Makan malam bersama, " ulang gadis yang berdiri di depannya, yang sepertinya bernama& astaga, siapa namanya?

" Oh, ya. Tentu. Aku ikut. "

Dia merasakan sikutan pelan di sikunya.

" Kau tidak apa-apa?" tanya Hwang-Ja, yang hanya berbeda lima tahun darinya sehingga dalam hitungan hari mereka cepat akrab. " Wajahmu pucat. "

Dia menggeleng, tahu bahwa bahaya semakin mendekat. Dan saat bahaya itu berhenti tepat di belakangnya, jantungnya seolah berhenti berdetak seketika, seolah ada yang meremasnya kuat-kuat sehingga organ itu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

" Shin Hae-Kyung-ssi. " Embusan lembut udara di tengkuknya membuatnya bergidik, menghilangkan minatnya untuk menoleh.

" Oh, Park Joon sajangnim 12 !" Beberapa orang model berseru dan bergegas mengulurkan tangan untuk bersalaman, berusaha menarik perhatian. Tapi pria itu hanya mengangguk, tersenyum tipis, lalu memfokuskan pandangan padanya lagi, dengan tubuh yang sedikit membungkuk, padahal selama ini para pria tidak perlu bersusah payah untuk menyamakan 12 Panggilan terhadap atasan

pustaka-indo.blogspot.com

tinggi dengannya, apalagi jika dia sedang mengenakan high heels.

" Aku bertanya-tanya apakah kau ikut di pagelaran busana tadi. Aku tidak sempat menonton, karena itu aku menyuruh pihak hotel mengundang kalian semua ke pesta ini. Ternyata dugaanku tidak meleset, " bisik pria itu di dekat telinganya agar tidak ada yang bisa menguping pembicaraan mereka.

" Kalian berdua saling kenal?" Seseorang bertanya. Kali ini dia ingat, nama gadis itu Hwang Jung-Hyun, model lain yang juga dipakai Hwang-Ja.

Dia ingin menjawab tidak, tapi pria itu dengan seenaknya menarik tubuhnya mendekat, melingkarkan lengan di pinggangnya lalu menyeringai.

" Kami bertemu di Siena dan menghabiskan tiga hari bersama. "

" Astaga, yang benar?" Gadis lain berseru dan semua orang mulai ribut berkomentar sambil menatap iri padanya. Tapi tidak ada yang memandanginya seolah dia terlihat tidak pantas. Karena selama ini memang tidak ada orang yang bisa mengejek wajah ataupun penampilannya.

" Oh, kalian tadi sedang membicarakan apa? Aku mengganggu?"

Mereka menggeleng. " Hanya sedang membicarakan makan malam bersama setelah ini. Di restoran depan. " " Aku boleh ikut? Biar aku yang traktir. "

Dengungan persetujuan meluncur dari segala arah dan Hae-Kyung hanya bisa merutuk sebal dalam hati. Apa yang pria ini rencanakan?

pustaka-indo.blogspot.com

" Baiklah kalau begitu. Aku akan menemui beberapa orang dulu lalu aku akan menyusul kalian. Sampai jumpa. "

Pria itu berlalu dengan elusan lembut terakhir di punggungnya, meninggalkan jejak panas di tempat yang tadi dia sentuh, membuat tubuhnya bergelenyar seperti agar-agar.

Malam ini tidak akan berlalu dengan mulus. Dia yakin. Terutama dengan tatapan ingin tahu yang ditujukan padanya sekarang. Mereka semua pasti akan menginterogasinya. Sialan.

Seafood Restaurant 10. 12 PM

" Apa aku harus memberitahu kalian hal-hal pribadi semacam itu?" sergah Hae-Kyung jengkel saat mereka menanyakan apakah dia sudah pernah berciuman dengan Dex atau belum. Pertanyaan entah keberapa belas yang mereka tanyakan dalam jangka waktu dua puluh menit terakhir.

" Itu kan bukan pertanyaan tabu. Kami juga ingin tahu kemampuan pria se-hot itu dalam urusan skinship. "

" Kami sudah melakukannya. " Sebuah suara menyela tiba-tiba dan Hae-Kyung merasa seember air es disiramkan ke kepalanya. Membuatnya membeku seperti patung. " Berciuman, maksudku. Ya kan, Kyung?"

Dexter Rhone berengsek!!!

Pria itu dengan santai duduk di sampingnya, sama sekali tidak tampak canggung sedikit pun berbaur dengan orangorang yang baru dia kenal. Dia sudah melepas jasnya dan

pustaka-indo.blogspot.com

hanya menyisakan kemeja putih yang melekat erat di dadanya yang bidang dan lengannya yang berotot, tampak seperti jelmaan direktur muda di drama-drama yang bisa membuat para wanita meneteskan air liur.

" Apa Hae-Kyung pintar berciuman? Aku penasaran karena dia sekalipun tidak pernah kelihatan keluar dengan pria mana pun, padahal aku sudah mengenalnya selama lima tahun. " " Yak, Jung Hae-Mi!"

" Aku tidak tahu, " jawab Dex enteng, memindahkan beberapa ekor lobster ke piring dan mulai mengelupasi kulitnya.

" Apa maksudnya tidak tahu?"

Pria itu mengedikkan bahu. " Dia gadis pertama yang kucium, jadi aku tidak punya perbandingan. "

Dan kalimat itu berhasil membuat semua orang mengatupkan mulut, syok dengan pernyataan yang luar biasa mengejutkan itu. Yah, dia juga, dulu, saat pria itu memberitahunya di bandara.

Hae-Kyung memasukkan sumpit ke mulut dan mulai mengunyah ikannya, mencoba tampak biasa-biasa saja, berusaha untuk tidak mengipaskan tangan ke mukanya yang serasa terbakar. Lengan pria itu yang bersinggungan dengan lengan atasnya sedikit membuatnya sukar menarik napas.

Semuanya gagal saat pria itu menyodorkan piring ke arahnya, berisi daging-daging lobster yang sudah terbebas dari cangkang.

pustaka-indo.blogspot.com

" Aku tidak menyukai cara makannya yang merepotkan. Kalau ingin makan udang, aku harus mengupas kulitnya dulu. Belum lagi kalau aku harus makan kepiting. Mengorek-ngorek daging dari dalam cangkangnya benar-benar membuat frustrasi. Aku keburu mati kelaparan sebelum bisa memakannya."

" Aku tidak tahu ada apa denganmu di taman waktu itu. Kau seperti menghindariku, " bisik pria itu pelan sehingga hanya dia yang bisa mendengar. " Tapi kau harus tahu bahwa aku menganggap semua ini serius. Pertemuan-pertemuan kita. Apa pun yang terjadi di antara kita. Aku sudah bilang kepadamu di bandara, bahwa jika kita bertemu kembali, aku tidak akan melepaskanmu lagi. Kau tidak mengira aku sedang bercanda kan waktu itu?"

Pria itu menyentuh tangannya, menyelipkan sebuah kertas.

" Alamat apartemenku, " ujarnya. " Kalau kau berminat& mencobanya& denganku& kau bisa datang. Aku hanya menetap satu bulan, jadi kuharap kau bisa segera membuat keputusan. "

" Kalau aku tidak datang?" tanyanya ingin tahu. Pria itu menyeringai. " Aku yang akan datang mencarimu. "

Next day&

Hae-Kyung menghentikan mobilnya di bagian lapangan parkir yang masih kosong, mematikan mesin, lalu duduk diam sambil mencengkeram kemudi, memandangi rintik gerimis

pustaka-indo.blogspot.com

yang jatuh membasahi kaca, lalu mengalihkan pandangan pada gedung apartemen di depannya.

Dia sudah memikirkan masalah ini semalaman, bertanyatanya, mencoba memahami. Mungkin saja dia egois, tapi dia benar-benar& ingin bersama pria ini. Eun-Seo sudah meninggal dan Eun-Seo sendiri yang membuat mereka bertemu. Kalaupun dia mengalah, lalu? Bukan berarti pria itu menjadi milik kakaknya, kan? Pria itu menyukainya dan sepertinya itu cukup untuk membuatnya mengambil keputusan.

Mengenai Eun-Seo dan kebenaran yang seharusnya dia katakan pada Dex& nanti saja dia pikirkan. Dia hanya ingin menikmatinya. Kebahagiaan. Sebentar saja. Walaupun dia harus berpura-pura tidak tahu apa-apa.

Dex membuka pintu, mengira bahwa Seun-Hwa yang datang, jadi dia hanya bisa melongo bingung saat mendapati Hae- Kyung-lah yang berdiri di depan pintu apartemennya.

" Hai, " sapanya dengan alis terangkat, tampak tidak percaya dan bertanya-tanya.

" Kau kemarin mengundangku, kan?"

Pria itu tersenyum. " Kau tidak akan memberi alasan bahwa kau kebetulan lewat di dekat sini lalu memutuskan untuk mampir?"

" Bukan gayaku. "

" Aku tahu, " ucap pria itu singkat sambil menyingkir dari ambang pintu, mempersilakan gadis itu untuk masuk.

pustaka-indo.blogspot.com

" Aku tidak menyangka kau akan menyewa apartemen di tempat seperti ini. Tidak ada lift dan tempatnya juga biasabiasa saja untuk orang sepertimu. "

" Memangnya aku seharusnya tinggal di tempat yang seperti apa?"
Once Karya Yuli Pritania dan Senselly di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Mewah?"

" Aku punya alasan untuk tinggal di sini. "

" Aku tidak melihat alasan apa pun yang bisa membuat seseorang sepertimu tinggal di tempat seperti ini. Lagi pula kau punya hotel, astaga. Kau kan bisa tinggal di sana. "

" Kenapa kau sangat peduli dengan jenis tempat yang aku tinggali? Kau berencana sering-sering datang ke sini karena itu kau menginginkan tempat yang membuatmu merasa nyaman?"

Gadis itu menganga sesaat, kemudian mengeluarkan dengusan keras.

" Kau benar-benar tukang khayal yang luar biasa. " " Kalaupun benar aku tidak merasa keberatan, " ucap pria itu, tersenyum geli.

Gadis itu mengabaikannya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling. Apartemen itu cukup luas, bahkan lebih besar daripada lat tempat pria itu tinggal di Siena. Hanya saja dekorasinya terlalu biasa, tanpa ada kesan mewah. Sama sekali tidak cocok dijadikan tempat tinggal seorang pewaris jaringan perhotelan dan restoran terbesar di Korea. Apalagi tempat tersebut nyaris kosong. Hanya ada sofa besar yang tampak cukup nyaman dan empuk, sebuah televisi layar datar,

pustaka-indo.blogspot.com

dan dapur yang tampaknya menjadi area paling mencolok di tempat itu. Sepertinya pria itu hanya tertarik untuk mendesain dan merombak dapurnya saja dan memastikan wilayah itu memiliki semua barang keluaran terbaru. Dia jadi penasaran dengan kamar pria itu. Jangan-jangan hanya ada ranjang dan lemari.

" Boleh aku meminjam kamarmu untuk ganti baju?" tanyanya ingin tahu. Dia serius dengan permintaannya, walaupun memang memiliki motif lain yang tersembunyi. " Di luar gerimis dan bajuku basah. Kebetulan aku bawa baju ganti. "

" Boleh. Kamarku yang itu, " tunjuknya ke arah lorong yang berpenerangan redup. " Kau mau kubuatkan sesuatu yang hangat? Kopi? Teh? Sepertinya adikku kemarin meninggalkan teh apel di sini. "

" Teh juga boleh, " angguknya, sambil melangkah lurus ke kamar yang dimaksud.

Dia membuka pintu, menyelip masuk, lalu menekan sakelar di dinding. Ruangan yang gelap itu langsung berubah benderang dan tebakannya benar. Kamar itu nyaris kosong. Hanya ada kasur berukuran king size tanpa ranjang tergeletak begitu saja di lantai dengan seprai yang sedikit kusut, bekas ditiduri. Lemari baju tertanam di dinding, dengan tiga pintu yang cukup lebar, meskipun dia tidak yakin semua bagiannya terisi pakaian.

Area yang berhadapan dengan pintu masuk sepertinya berupa kaca, karena seluruhnya tertutupi tirai. Ada laptop

pustaka-indo.blogspot.com

yang ditinggalkan begitu saja. Sepertinya pria itu bekerja sambil menikmati pemandangan di luar.

Sudah lama dia menginginkan kamar tidur yang salah satu bagian dindingnya diganti dengan kaca. Agar dia bisa terbangun oleh matahari terbit dan memiliki kamar yang dibanjiri cahaya terang sepanjang hari. Dia memang mendapatkannya, di apartemennya yang sekarang. Tapi yang dia dapat hanya pemandangan matahari sore yang akan kembali ke peraduan, bukan matahari pagi yang selalu dia nanti-nantikan.

Gadis itu mengeluarkan blus dari tas, cepat-cepat mengganti kemejanya yang sedikit basah, lalu melepaskan ikatan rambutnya, membiarkan helaiannya yang lembap tergerai di punggung. Merasa penasaran, dia melangkah mendekati jendela, menyingkirkan sebagian tirai yang ternyata lumayan berat dan membuatnya mengeluarkan cukup tenaga untuk menariknya ke satu sisi. Dan saat itulah dia terpana.

Matanya menangkap cahaya terang dari billboard luar biasa besar yang menjadi titik pusat pandangan. Sebuah iklan produk kecantikan. Yang dia bintangi.

" Kau tidak seharusnya menemukan rahasiaku secepat ini& Shin Hae-Kyung-ssi. "

Saking terkejutnya, dia bahkan sampai tidak menyadari bahwa pria tersebut sudah berdiri di belakangnya. Tapi dia sama sekali tidak bergerak. Juga tidak berbalik. Hanya berdiri kaku, belum bisa menerima sepenuhnya.

pustaka-indo.blogspot.com

" Ini& alasanmu?" tanyanya setelah beberapa detik berlalu, sadar bahwa pria itu menunduk menatapnya dari samping, seolah sedang mengira-ngira reaksinya.

" Kalau iya& bagaimana?"

" Neo& michyeosseo?" 13

" Nan& eotteokhajji?" 14 Pria itu tiba-tiba saja menopangkan dagu ke pundaknya, sepenuhnya menyandarkan tubuh padanya. " Saat aku melihat papan iklan itu& rasanya seperti terperangkap. Tidak lagi berniat pergi ke mana-mana. " " W wae?" 15

Pria itu menarik napas, lalu mengembuskannya lagi. Perlahan, di dekat tengkuknya, membuat tubuhnya terasa meremang, menggigil tanpa sebab.

" Because& in this way& I can have you in my morning, noon, and nightfall," bisiknya serak. " Every day. And I don t have to be scared that you ll push me away.

13 Kau& sudah gila?

14 Aku& harus bagaimana? 15 Kenapa?

pustaka-indo.blogspot.com

Chapter 8: The Beginning

" People think a soul mate is your perfect it, and that s what everyone wants. But a true soul mate is a mirror, the person who shows you everything that is holding you back, the person who brings you to your own attention so you can change your life. Elizabeth Gilbert, Eat, Pray, Love

idup bersama pria itu tidak terasa seperti sesuatu yang baru, asing. Rasanya lebih seperti kegiatan rutin yang biasa dia lakukan setiap hari. Akrab. Familiar. Pria itu seperti piama usang yang membuatnya nyaman, tapi di sisi lain memberi pengaruh kuat yang menjungkir-balikkannya hingga gugup dan hilang akal. Sentuhan pria itu sendiri seperti kobaran api yang besar saat wine disiramkan ke wajan penggorengan, tiba-tiba, tanpa peringatan, membakar tanpa ampun, tapi selalu membuat mata terkesima dan terkagumkagum.

Mereka hanya hidup bersama, dengan kamar terpisah. Bukan berarti pria itu tidak tertarik padanya. Pria itu menginginkannya, dari pandangan diam-diam yang diarahkan

pustaka-indo.blogspot.com

pria itu padanya saat mengira dia tidak memperhatikan. Atau dari cara pria itu sesekali menyentuhnya. Singkat, terburuburu melepaskan, seolah jika dia melakukannya lebih lama sedikit saja, akan terjadi sesuatu di antara mereka. Dan dia menyukainya. Cara pria itu menjaganya, cara pria itu memperlihatkan bahwa hubungan percintaan bukan sekadar tentang kontak isik semata.

Dia suka menghabiskan harinya dengan mengetahui bahwa pria itu ada di sana bersamanya. Pagi saat dia terbangun dan bergegas menelusup ke kamar pria itu untuk menikmati pemandangan matahari terbit favoritnya, berusaha bergerak diam-diam, tapi hanya butuh beberapa menit sampai dia merasakan lengan pria itu melingkari bagian depan tubuhnya, memeluknya dari belakang, dengan wajah yang terbenam di bahunya dan pria itu akan melanjutkan tidurnya dengan cara seperti itu, lalu dia akan menyusul, setelah puas melihat sang mentari. Kemudian dia akan terbangun di ranjang pria itu, dengan aroma kopi, teh, atau minuman apa pun yang dibuatkan pria itu untuknya. Pria itu akan menyodorkan cangkir sambil mengucapkan selamat pagi lalu pergi mandi. Di hari pertama, dia mengetuk pintu kamar mandi, menawarkan diri untuk membantu pria itu bercukur dan pria itu menyetujui. Lalu hari-hari berikutnya hal tersebut mulai menjadi rutinitas. Pria itu sendiri yang akan memanggilnya dan dia akan melakukan pekerjaannya dengan penuh ketekunan, karena bisa menyentuh wajah pria itu sesukanya saja sudah membuatnya setengah mati kegirangan. Lekuk sempurna setiap incinya, seolah dia perwujudan langsung

pustaka-indo.blogspot.com

dari deskripsi karakter-karakter pria di novel atau sebentuk lukisan yang melompat keluar dari kanvasnya.

Setelah itu mereka berdua akan sarapan pagi, dengan meja makan yang penuh dengan berbagai jenis masakan percobaan yang pria itu buat setelah bangun tidur. Dan tidak ada satu pun yang tidak enak. Walaupun pernah sekali, saat dia demam, pria itu membuatkannya polenta 16 yang luar biasa lezat dan membangkitkan selera makan, tapi berwarna kuning keemasan seperti kotoran telinga sehingga dia memaksa agar pria itu tidak membuatkan makanan itu lagi untuknya, tidak peduli seenak apa pun rasanya.

Selain sarapan, mereka juga sepakat untuk selalu makan siang bersama jika memungkinkan. Biasanya pria itu akan mengajaknya ke restoran paling dekat dari lokasi Hae-Kyung berada. Dan karena tempatnya yang sering berbeda-beda, pria itu malah merasa senang karena bisa sekaligus melakukan riset pasar. Tapi terkadang Hae-Kyung-lah yang menghampiri pria itu ke kantornya seringnya diiringi dengan tatapan iri para karyawan dan mereka akan pergi makan ke restoran milik orang tua pria itu dan tidak jarang pria itu sendiri yang turun tangan untuk memasak di dapur.

Jika tidak ada pekerjaan, mereka akan menghabiskan sore di apartemen, di kamar pria itu. Dia akan berbaring di pangkuan pria tersebut, menghadap jendela besar di kamar, membicarakan topik apa pun yang menurut mereka menarik,

16 Sejenis bubur jagung. Biasanya disajikan sebagai bubur, tapi kadang bisa dikreasikan dalam berbagai cara, digoreng, dipanggang, atau dibakar. Saking beragamnya, polenta bisa disajikan sebagai appetizer, makanan utama, dessert, ataupun camilan.

pustaka-indo.blogspot.com

atau sekadar membaca buku, lalu Hae-Kyung akan jatuh tertidur dan dibangunkan oleh cahaya matahari terbenam yang menyorot panas.

Malam mereka habiskan untuk menonton, setelah mengisi perut dengan hasil karya pria itu di dapur ini salah satu yang membuatnya tergila-gila pada pria itu setengah mati: dia tidak perlu memasak! kemudian setelahnya pria itu akan berbaring bersamanya di kamar, menemaninya sambil mengusap-usap rambut atau memijit kening dan baru beranjak ke kamarnya sendiri setelah dia jatuh tertidur.

Sejauh itu, hal paling mesra yang pria itu lakukan padanya hanyalah kecupan di pipi setiap kali pria itu baru bangun tidur dan memeluknya dari belakang selagi dia menonton fajar menyingsing atau ciuman singkat di kening saat mereka akan berangkat kerja. Dan, dia menganggap semua itu lebih dari cukup. Dia merasa bahagia dalam setiap detiknya dan tidak sabar untuk mengulangi rutinitas yang sama keesokan harinya.

Suatu kali dia pernah pulang dengan rambut luar biasa keriting sehabis pemotretan dan penata rambutnya bilang dia hanya perlu keramas untuk mengembalikan rambutnya lagi seperti sedia kala, tapi tetap saja dia tidak suka saat membayangkan komentar Dex tentang penampilannya. Yang tidak dia perkirakan adalah ketidakacuhan yang pria itu perlihatkan saat menyambutnya dengan memberikan kecupan di pipi.

" Kau tidak akan mengomentari penampilanku?" tanyanya waktu itu.

pustaka-indo.blogspot.com

" Memangnya penampilanmu kenapa?"

" Semua orang melihatku seolah aku ini orang gila dan tidak tahu mode. "

Sedetik dia berpikir bahwa pria itu bahkan tidak menyadari perubahan pada dirinya pria memang biasanya seperti itu. Dia salah.

" Kalau perasaanku padamu tergantung pada apakah kau terlihat cantik atau tidak, aku pasti sudah memutuskanmu belasan kali. " Dia ingin sekali melempar pria itu dengan sepatu berhak lima belas senti yang dia kenakan sebelum pria itu melanjutkan. " Terima sajalah. Walaupun aku selalu menganggapmu cantik, di mata orang lain kan mungkin saja tidak seperti itu. It s just me, okay? I don t care about your appearance, your hair, or your face. You just need to be there. So I can see you. It s enough for me."

Saat itu& tidak ada lagi yang dia inginkan selain menghabiskan hidup dengan pria itu. Pria yang sama. Setiap harinya. Sampai dia tua lalu mati.

MangoSix Caf, Seoul 11.49 AM

Dex baru saja menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi saat ponsel yang dipegangnya bergetar, menandakan pesan masuk. Dia dan Hae-Kyung tidak memiliki janji makan siang hari ini karena gadis itu harus meeting dengan seorang desainer terkenal yang akan bekerja sama dengannya untuk pagelaran

pustaka-indo.blogspot.com

busana beberapa bulan mendatang. Gadis itu hanya meminta bertemu sebentar untuk mengambil ponselnya yang ketinggalan di apartemen, jadi di sinilah dia. Menunda rencananya untuk menghabiskan waktu seharian di dapur, berkencan dengan peralatan memasaknya.

Pria itu mengetuk-ngetuk layar ponsel Hae-Kyung, menimbang-nimbang sebelum akhirnya membuka pesan tersebut.

Hae-Kyung~a, aku sudah membaca email-mu kemarin. Seperti biasa, idemu sangat menarik. Kapan

kita bisa bertemu untuk mendiskusikannya? Akhirakhir ini kau sibuk sekali dengan kekasih barumu dan

melupakan ghostwriter tercintamu ini. Apa editormu mengatakan sesuatu tentang deadline? Karena aku serius saat berkata tidak mau diburu-buru waktu lagi seperti tragedi novelmu yang kemarin. Aku bukan penulis yang sejenius itu walaupun kau sudah

memberikan ide lengkap kepadaku. Hubungi aku segera setelah kau menerima pesan ini. Kyung-Hwan

Dex menggertakkan gigi saat membaca pesan itu. Dia tahu dia sudah melanggar privasi Hae-Kyung, tapi apa yang diketahuinya sekarang adalah sesuatu yang seharusnya diberitahukan Hae-Kyung padanya, mengingat hubungan yang mereka jalin saat ini. Apa gadis itu bahkan tidak

pustaka-indo.blogspot.com

memercayainya sehingga tidak mau memberitahukan rahasia ini padanya? Mereka hidup bersama, demi Tuhan. Bertemu setiap hari, menceritakan rutinitas mereka masing-masing. Dan salah satu bagian paling penting dalam hidup gadis itu, ternyata bahkan tidak dia ketahui sama sekali.

" Ah, mian 17 . Manajerku menahanku untuk membicarakan iklan baru yang akan aku bintangi. Kau sudah menunggu lama? Bawa ponselku, kan?"

Hae-Kyung muncul, tampak terburu-buru dan bahkan hanya menyodorkan tangan, tanpa bersusah payah untuk sekadar duduk.

" Duduk dulu, " ujarnya, mencengkeram ponsel itu di tangan.

" Aku sudah memberitahumu kalau siang ini " " Duduk!" perintahnya, kali ini dengan nada tajam yang membuat Hae-Kyung mengerutkan kening dan menuruti apa yang dia minta.

" Ada apa?" tanya gadis itu hati-hati.

Dex tidak menjawab, hanya mengulurkan ponsel gadis itu yang menampakkan pesan dari Kyung-Hwan di layarnya. " Bisa jelaskan apa maksudnya?"

Wajah gadis itu memucat dan dia menundukkan kepala, berusaha memalingkan muka dari tatapan menghakimi yang diarahkan Dex padanya.

" Novel-novel itu& bukan kau yang menulis?" 17 Maaf (informal)

pustaka-indo.blogspot.com

Hae-Kyung menggelengkan kepalanya perlahan. " Kau bisa menjelaskan, " ucapnya, tidak mau bersikap egois dengan mengambil kesimpulan begitu saja.

Gadis itu bercerita. Tentang impiannya sebagai pengarang. Tentang ide-idenya yang brilian, tapi tidak dibarengi dengan kemampuan yang sama dalam bidang penulisan. Tentang Kyung-Hwan yang ternyata memiliki bakat luar biasa itu. Tentang kerja sama mereka. Tentang kebohongan publik yang mereka lakukan berdua.

" Apa yang kau inginkan? Pengakuan dari semua orang? Bahwa kau berbakat? Kau tahu bakatmu ada di mana, kau tidak perlu memaksakan apa yang tidak kau kuasai hanya demi mengejar impian semata. Kau tahu kenapa mereka menyebutnya impian? Karena itu adalah mimpi, sesuatu yang sulit kau raih dalam kehidupan nyata. Sebagian orang berhasil meraihnya, sebagian lagi tidak. Impian bukan sesuatu yang harus kau wujudkan dengan melakukan segala cara. Yang seperti itu tidak akan pernah membuatmu puas. "

" Happiness is not about& who you are, where you are, what you have& or what you are doing. It is what you think about it. If you think your life is already enough, and that s enough. But if you want something out of your reach& then you will never be satisied all the time."

" Pernahkah kau merasa cukup dengan dirimu? Dengan hidupmu? Tanpa berkhayal ingin menjadi orang lain? Kalau kau terus-menerus berusaha mendapatkan sesuatu yang tidak mampu kau dapatkan, kapan kau bisa bahagia, Kyung?"

pustaka-indo.blogspot.com

" Aku bahagia, " bisik gadis itu serak, tanpa berusaha melakukan pembelaan diri. " Saat ini& aku bahagia. "

" Tapi kau tidak bahagia, saat kau duduk, melihat orang-orang mengantre di depanmu, menunggu kau menandatangani buku mereka dan memberitahumu bahwa mereka menyukai tulisanmu sedangkan kau tahu, kau bukanlah apa yang mereka pikirkan. " Dex bangkit dari kursinya dan menunduk menatap gadis itu. " Kau membuatku kecewa, kau tahu? Kau bahkan tidak berusaha memberitahuku. Pernahkah kau berusaha mempercayaiku? Mempercayakan rahasia-rahasiamu padaku? Kyung?"

pustaka-indo.blogspot.com

Chapter 9: Everything Is Fine. Maybe.

Because perfect guys don t exist, but there s always one guy that is

perfect for you." Bob Marley

Hae-Kyung s Apartment, Gangnam, Seoul 09.13 PM

adis itu berguling gelisah di ranjangnya, tidak bisa menemukan posisi yang nyaman. Dia tahu dia tidak akan bisa jatuh tidur tanpa bantuan obat, dia hanya mencoba-coba. Dan akhirnya memang tetap sia-sia. Lagi pula ini masih terlalu pagi baginya untuk memejamkan mata.

Di hari normal, dia akan berada di apartemen Dex, berbaring di sofanya yang nyaman, dalam dekapan hangat pria itu, sambil menonton ilm atau drama yang mereka sewa dari rental. Dia akan menghabiskan setengah jam untuk terbiasa dengan pelukan pria itu di pinggangnya, tangan pria itu yang terjuntai di depan tubuhnya dan napas pria itu di tengkuknya.

pustaka-indo.blogspot.com

Lalu kemudian dia akan kesulitan mengikuti jalan cerita saat akhirnya dia bisa menenteramkan jantungnya, terlalu malu untuk bertanya sehingga saat mereka mendiskusikan ilm seraya menyantap camilan ringan yang disiapkan pria tersebut, dia seringnya hanya terlihat tolol, karena genre yang mereka tonton biasanya adalah ilm-ilm politik, pembunuhan dengan kasus rumit, sejarah, perang, dan scienceiction yang menuntut konsentrasi dari awal cerita karena jumlah pemain yang biasanya cukup banyak dan konlik yang sudah dibangun dari menit-menit pertama. Kadang dia penasaran, apakah pria itu pernah mempertanyakan kepintarannya atau tidak. Juga kecurigaan aneh bahwa sepertinya pria itu menyadari kegugupannya setiap kali pria itu berada dalam jarak terlalu dekat. Dex adalah jenis pria yang tahu bahwa dia tampan dan memukau serta tahu cara memanfaatkan kelebihannya itu semaksimal mungkin tanpa ampun. Dan dialah yang kena getahnya.

Apakah hidup bersama pria itu menyenangkan? Ya, kalau kau bisa terbiasa dengan kemungkinan terkena serangan jantung setiap saat.

Gadis itu mendesah, turun dari ranjang, meraih kardigannya dari gantungan, menyambar kuncil mobil, dan tergesa-gesa berlari menuju pintu, baru saja membukanya saat dalam waktu bersamaan dia tersentak kaget ketika mendapati orang yang ingin ditemuinya sudah berdiri di sana.

" It s not even 24 hours yet, I know." Pria itu mengedikkan bahu. " But I ve already missed you."

pustaka-indo.blogspot.com

Gadis itu menghambur, melingkarkan lengan ke sekeliling leher pria itu sebagai jawaban, terisak di sana.

" I think we just start, so it will be easy to get rid of you," bisiknya, mengelus lembut punggung gadis itu, membenamkan wajah ke helaian rambutnya yang beraroma cytrus. " But it s not. No matter how hard I try."

Dia mengayun tubuh gadis tersebut, seolah berusaha memberikan efek nyaman, walaupun sebenarnya itu bukanlah hal yang sulit dilakukan. Gadis itu selalu nyaman, dan gugup di saat yang bersamaan, setiap kali mereka berdekatan.

" Aku tidak punya pengalaman berkencan dalam komitmen resmi dengan gadis mana pun sebelumnya. Aku hanya& keluar dengan mereka dan jika tidak ada lagi ketertarikan, aku tinggal pergi tanpa perlu memikirkan cara untuk berpisah. Aku tidak bisa melakukan itu padamu. Kau juga tidak boleh melakukan itu padaku. "

Hae-Kyung mendongak, mengulurkan tangan untuk menyusuri wajah pria itu dengan telunjuknya. Bakal jenggotnya yang kasar, rahangnya yang tegas, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang sensual. " Kenapa?"

Pria itu sedikit menunduk, menyapukan bibirnya sekilas ke kening gadis itu.

" Karena sekali aku memberimu izin untuk menetap, kau harus tetap tinggal. Sampai aku sendiri yang memutuskan untuk mengusirmu. "

pustaka-indo.blogspot.com

" Meteora?" tanya Dex, menunjuk foto yang tertempel di papan styrofoam besar yang memenuhi satu bagian dinding kamar Hae-Kyung. Ada puluhan foto di sana, yang disusun melingkar dengan foto yang ditunjuk Dex itu sebagai poros. Semuanya bertema sama. Matahari terbit. Semua pemandangan pagi yang pernah dikunjungi Hae-Kyung dan diabadikannya dengan kamera.

" Tempat yang wajib aku datangi sebelum aku mati, " ujar Hae-Kyung, membulatkan mata karena tidak percaya bahwa pria itu mengenali tempat di foto tersebut. Tidak banyak orang yang tahu tentang Meteora, sebuah tempat yang terletak di negeri para dewa-dewi, Yunani.

Gadis itu menyodorkan secangkir teh beraroma apel yang diambil Dex sambil terus memandangi foto-foto koleksi gadis itu. Ini pertama kalinya dia ke apartemen Hae-Kyung dan berkesempatan menjelajah isi kamar gadis tersebut, yang sudah pasti tidak akan dilewatkannya begitu saja. Gadis itu ternyata benar-benar pemburu matahari terbit. Ada begitu banyak tempat yang sudah dia kunjungi tidak mengherankan juga, mengingat profesinya sebagai model.

" Itu juga termasuk daftar tempat yang harus aku singgahi di planet Bumi, " beritahu pria itu, senang dengan fakta bahwa mereka memiliki selera yang sama.

" County Wicklow, " ujar Hae-Kyung, duduk di atas ranjang, menghadap ke koleksi foto berharganya dan menunjuk salah satu foto yang terletak di bagian kanan. " Irlandia. Aku sempat bermimpi ingin tinggal di sana. "

pustaka-indo.blogspot.com

" Kenapa?"

" Di sana matahari terbit pukul setengah sembilan pagi. Dan sebelum jam itu, suasana benar-benar sangat gelap, tidak ada kehidupan. Pasti menyenangkan. Aku tidak perlu bangun pagi-pagi untuk melihat pemandangan yang aku sukai. "

Pria itu meletakkan cangkir tehnya ke atas nakas, lalu mengambil tempat di samping gadis itu.

" Apa impian terbesarmu?" tanyanya tiba-tiba, sepenuhnya ingin tahu. Dia ingin mengetahui informasi sekecil apa pun tentang gadis itu. Betapa pun tidak pentingnya itu. " Kau tidak akan menertawakanku?"

" Asalkan jawabannya bukan ingin menjadi penulis saja, " dengusnya.

" Bukan!" seru Hae-Kyung, tertawa geli, sebelum mengubah raut wajahnya menjadi serius lagi.

" Banyak orang-orang yang ingin melakukan hal-hal luar biasa. Bagi keluarganya. Bagi kotanya. Atau bahkan dalam skala lebih besar. Dunia. Aku tahu itu ide mulia, tapi aku menginginkan sesuatu yang sederhana. Yang biasa-biasa saja. Sesuatu yang tradisional. Yang diabaikan oleh banyak wanita. "

Gadis itu memiringkan wajah, menatap Dex sambil tersenyum.

" Aku menginginkan sebuah keluarga. Hubungan seperti yang dimiliki oleh ayah dan ibuku. Dunia kecilku sendiri. Dimulai dengan seorang pria dan aku. Pria yang menjadikanku pusat dunianya dan dia, pusat duniaku. "

pustaka-indo.blogspot.com

" I want someone who who wants to marry not only a woman, but also a wife and a mother. And I will be glad to see him as my husband and the father of my children. And after that& I want nothing anymore. Just it. And it s already enough for me."

" Kau sudah makan?"

Itu sambutan yang diberikan Dex padanya saat dia baru melangkah masuk. Pria itu berdiri di depannya, menatapnya dengan pandangan menyelidik, membuatnya merasa seperti sedang tertangkap basah melakukan sesuatu yang salah.

Yah, sebenarnya dia memang melakukan sesuatu yang salah.

" Sudah, " jawabnya, berharap pria itu tidak bertanya lebih jauh. Harapan yang sia-sia.

" Kau mencurigakan, " gumam pria itu. " Sini. Aku harus tahu apa yang kau makan untuk makan malam. "

" Bagaimana kau bisa menebaknya? Memangnya kau peramal?"

Tapi dia tetap berjalan mendekat, membiarkan pria itu menangkup wajahnya, lalu kemudian, tidak disangkasangka nyaris membuatnya mati muda terserang stroke pria itu menciumnya, menyelipkan lidahnya masuk, lalu menyusuri rongga mulutnya dengan ekspresi santai, seolah itu adalah rutinitas yang terbiasa dia lakukan.

Secepat pria itu meraihnya, secepat itu pula pria itu melepaskan, mendorongnya menjauh dengan seringain menggoda di wajah.

pustaka-indo.blogspot.com

" Ramyeon, tteokbbokki. Soju, " ujarnya, mendesiskan kata terakhir, seperti guru yang hendak memberi hukuman.

Dia tidak bertanya-tanya tentang bagaimana pria itu bisa menebak dengan begitu tepat mungkin karena kehandalannya sebagai koki dia hanya butuh momen pribadi, sedikit privasi, agar dia bisa menarik napas dengan benar, mengais-ngais oksigen yang saat ini terasa menipis. Dia butuh tempat di mana dia bisa menggelesor, terpuruk di lantai lalu berguling-guling, menikmati memori ciuman keduanya. Ciuman pertama mereka setelah resmi menjalin hubungan. Sama sekali tidak romantis, dia tahu. Tapi ini Dex dan tidak ada satu hal biasa pun dari diri pria itu. Terutama dari caranya mencium.

Dia sepertinya masih menganga tolol karena kemudian dia merasakan Dex menepuk puncak kepalanya, menundukkan wajah agar bisa melihatnya dengan jelas lalu tersenyum geli. " Bernapas, mandi, aku akan membuatkanmu sesuatu. " " Eo?"

" Bernapas, Shin Hae-Kyung. Bernapas. Kau tidak lupa caranya, kan? Kau pasti tidak mau mati hanya karena aku cium. "

Gadis itu mengangguk, masih linglung, membuat Dex tidak bisa menahan tawa lalu menariknya ke dalam pelukan.

" Can t you make sure I don t have to worry about you all the time?" bisiknya, tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan pada gadisnya itu. " I don t mind, but& give attention to your health, so that you can live a little longer."

pustaka-indo.blogspot.com

Pria itu melangkah mundur, menahan gadis itu sejauh satu rentangan tangan, menatap intens, menimbang-nimbang. " And I love you, by the way."

After that& there was nothing left to say.

Pria itu menatap gadisnya lekat-lekat. Lama. Tanpa jeda. Bahkan nyaris tidak mengedipkan mata. Dan mungkin karena intensitasnya, gadis itu akhirnya mendongak, balas menatapnya dengan wajah yang perlahan mulai menunjukkan semburat merah muda.

" Kenapa?" tanya gadis itu akhirnya, mulai bisa menggunakan pita suaranya setelah beberapa detik berlalu.

Pria itu mengulum senyum, menggerakkan garpunya untuk mengacak makanan di piringnya yang bahkan seperempatnya pun belum habis. Dia mengedikkan bahu, seolah apa yang dia lakukan bukanlah sesuatu yang spesial.

" You just& looked& delicious," ucapnya kemudian, membuat pipi gadis itu terasa bertambah panas dan merah.

Gadis tersebut ikut mengacak-acak makanan di piringnya yang sesaat lalu masih merebut fokusnya. Jika saja dia hilang akal, dia mungkin akan melupakan makan malamnya dan memberitahu pria itu untuk menyantapnya. Tapi ada malu yang tersisa, juga harga diri sebagai wanita. Sebagai gantinya, dia hanya duduk di kursinya, terpaku, tanpa bisa berkata apaapa.

Hanya sekadar eksistensi pria itu saja, terkadang membuatnya merasa jatah umurnya merosot banyak. Belum

pustaka-indo.blogspot.com

ditambah dengan pesona, sifat, tatapan, suara, dan kalimatkalimat blak-blakan yang selalu terucapkan tanpa saringan.

Berhubungan dengan pria itu& tidak pernah memberikan pengaruh baik bagi jantungnya. Secara hukum, pria seperti itu seharusnya dilarang beredar. Membuatnya lupa bahwa selama ini dialah yang selalu dilirik dan disanjung-sanjung para pria. Dia belum merasakan posisi yang sama dan saat akhirnya dia mengalaminya, dia tahu betapa menyedihkannya mereka. Karena mereka tidak mendapat perhatian darinya, tapi pria di depannya jelas membalas perasaannya secara terangterangan, kalau tidak bisa dibilang membabi-buta.

Andai saja kebahagiaan tidak diikuti kesedihan. Tapi semua orang selalu bilang semakin banyak yang kau dapatkan, semakin besar pula kau akan kehilangan. Maka yang bisa dia lakukan hanya menikmati setiap detiknya, sebelum dia benarbenar harus melepaskan.

Tapi manusia adalah makhluk egois dan dia juga tidak pernah pesimis.

" You want to eat me?" godanya, kemudian sambil mengedipkan mata.

Pria itu tertawa dan menit-menit terlewat begitu saja. Seolah waktu ingin bergegas meninggalkan mereka.

pustaka-indo.blogspot.com

Chapter 10: The End

" Someday, we ll run into each other again, I know it. Maybe I ll be older and smarter and just plain better. If that happens, that s when I ll deserve you. But now, at this moment, you can t hook your boat to mine, because I m liable to sink us both." Gabrielle Zevin, Memoirs of a Teenage Amnesiac

aktu hanya memberinya beberapa jam. Mungkin keteledorannya. Atau takdir memang sudah mengaturnya demikian. Hari ini mereka berjanji untuk membersihkan apartemennya bersama. Seharian. Hanya saja dia ditelepon mendadak untuk mengepas pakaian yang akan dikenakannya untuk pagelaran busana minggu depan dan dia diharuskan datang. Jadi setelah berangkat bersama dari apartemen Dex dan menurunkan pria itu di apartemennya, dia bergegas pergi tanpa teringat kesalahan besar yang baru saja dia perbuat.

Dia sempat pulang ke apartemennya kemarin, untuk menjemput pakaian bersih karena lagi-lagi dia akan menginap

pustaka-indo.blogspot.com

di tempat Dex. Dia ingat melemparkan barang-barangnya begitu saja ke atas kasur, mengosongkan tasnya dan hanya membawa ponsel dan dompet agar selebihnya bisa disesaki pakaian. Sialnya, barang-barang itu termasuk buku harian kakaknya.

Dia langsung kehilangan konsentrasi, berdoa agar pengepasan pakaian siang itu cepat selesai agar dia bisa bergegas pulang. Dan dia sama sekali tidak terkejut saat melihat Dex menunggunya di lapangan parkir, dengan buku harian berada dalam genggaman.

Siang itu hujan turun. Biasanya dia membenci adeganadegan seperti ini di drama-drama yang dia tonton. Perpisahan. Di bawah hujan yang mengguyur deras. Dia lebih membencinya lagi di kehidupan nyata.

Dia benci dengan tatapan yang diarahkan Dex padanya. Tatapan yang penuh kekecewaan, kesedihan, dan patah hati. Dia benci dengan suara yang digunakan Dex saat berbicara dengannya. Tidak lagi lembut, tapi penuh dengan teriakan amarah dan frustrasi.

" Pernahkah& sekali saja& kau mencintai dirimu sendiri, Hae-Kyung~a? Apa yang kau takutkan? Aku meninggalkanmu setelah tahu kenyataannya? Sejak kapan kau mengetahui ini semua? Sejak pertemuan pertama kita? Ah, bukan. Pasti di taman waktu itu. Kau kabur dariku. Apa kau di sana untuk mencari tahu siapa pria yang dicintai kakakmu? Kau pasti sangat terkejut saat tahu bahwa pria itu adalah aku, lalu? Tidakkah kau merasa egois menjalin hubungan denganku tanpa memberitahuku apa-apa? Aku pantas mendapatkan

pustaka-indo.blogspot.com

penjelasan. Eun-Seo temanku. Dan dia kakakmu. Kau begitu ketakutan sampai mengkhianati kakakmu sendiri, apa kau sadar?"

" Bagaimana kau bisa mengharapkan agar aku mencintaimu kalau kau bahkan tidak mencintai dirimu sendiri? Kau bahkan tidak percaya padaku, mengira bahwa aku akan meninggalkanmu kalau kau memberitahu kenyataannya padaku. Kenapa? Karena ternyata pertemuan-pertemuan kita terjadi karena rencana-rencana kakakmu? Bukan karena kebetulan seperti yang selama ini kita kira?"

" Shin Hae-Kyung& kau ketakutan karena kau tidak percaya pada dirimu. Bahwa karena diari ini, kau yakin aku tidak akan mencintaimu lagi. Kuberitahu kau, maaf, kita memang harus berpisah. Bukan karena diari ini, bukan karena kakakmu, tapi karena kau. Karena sekali saja& kau tidak pernah percaya dengan hubungan kita. Kau tidak mempercayaiku. Tidak sekalipun. "

Dan semuanya berakhir. Seperti itu. Begitu saja.

Dex s Apartment, Seoul 06.49 PM

Tirai itu terbuka separuh, menyisakan tempat di mana kaca jendela memantulkan sinar matahari sore yang mulai terbenam, menyebarkan semburat warna jingga yang terang. Menandakan akhir dari hari, menuju malam yang gelap dan kelam.

Pria itu duduk di sana. Masih memandangi wajah yang sama, wajah yang dimiliki oleh seorang gadis yang membuatnya tergila-gila. Gadis yang baru saja dilepaskannya.

pustaka-indo.blogspot.com

Dia belum sanggup berpikir apakah keputusannya tepat atau dia perlu meninjau ulang. Dia hanya menenggelamkan diri dalam dukanya, kehilangannya. Membiarkan rasa sakitnya merajalela, membunuh perlahan dalam diam.

Dia teringat banyak hal. Serentetan hari paling membahagiakan dalam hidupnya. Pertemuan pertama, kencan pertama, ciuman pertama, dan pertemuan-pertemuan berikutnya yang membuat deinisi kebahagiaan menjadi begitu sederhana.

" Oppa& . "

Dia tidak menjawab, membiarkan Seun-Hwa duduk di sampingnya, menemaninya, membiarkan gadis itu memahami bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Dan seperti kebiasaan mereka setiap kali ada salah satu yang terluka, mereka berdua hanya diam, menunggu sampai yang lain bicara dan menjelaskan.

" I lost her," bisiknya. " She lied to me and I let her go." Suaranya terdengar serak dan dia hanya menatap nyalang, bergeming saat Seun-Hwa menyelipkan tangan ke lengan kirinya lalu menyandarkan kepala ke bahunya, dengan tangan kanan yang mengelus punggungnya dalam gerakan menenangkan.

" I supposed to hate her, right? But, instead& I saw her& stood there, in front of me, with the rain coming down on her body& and mascara running on her cheeks& her hair looked messy, and all I could think in that time was& I d never seen anyone more beautiful than her. What should I do then?" bisiknya putus asa. " What am I supposed to do with my life from now on?"

pustaka-indo.blogspot.com
Once Karya Yuli Pritania dan Senselly di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hae-Kyung s Apartment, Gangnam, Seoul 07.43 PM

" Nuna& Nuna& Nuna! Astaga!" teriak Jang-Woo, bergegas menghampiri Hae-Kyung yang tampak sedang sibuk memotongi sayuran dengan mata yang tidak fokus. Helaihelai daun yang semula berwarna hijau itu, tercemar dengan warna merah yang berasal dari darah yang menetesi jemari Hae-Kyung, yang tampaknya sama sekali tidak disadari gadis itu.

" Kau kenapa?" tanya Jang-Woo panik, menarik kakaknya itu ke depan tempat cuci piring, menghidupkan keran, lalu membasuh luka di tangan Hae-Kyung, membungkusnya dengan kain lap lalu bergegas berlari mengambil kotak obat dan mulai mengobati luka irisan pisau itu dengan hati-hati. Dan bahkan sampai dia menyelesaikan pekerjaannya, kakak perempuannya itu tidak kunjung menjawab pertanyaannya. Hanya duduk termenung, memandangi tangannya yang sekarang terbalut perban.

" Kau di sini saja, biar aku panaskan makanan di kulkas, " perintahnya sambil menggulung lengan kausnya, memeriksa isi kulkas dan menemukan lasagna yang bisa dijadikan menu makan malam. Dia memasukkan potongan-potongan pasta berisi daging itu ke dalam oven, mengatur waktu lalu menyiapkan peralatan makan, diam-diam memperhatikan kakaknya. Tahu bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi dan kakaknya itu pasti tidak akan mau bercerita. Hubungan

pustaka-indo.blogspot.com

mereka sedikit renggang setelah dia kuliah dan menetap selama bertahun-tahun di Paris dan sekarang sudah terlambat untuk memperbaiki hubungan tersebut agar kembali normal.

Dia menghampiri Hae-Kyung di meja makan beberapa menit kemudian setelah memindahkan lasagna ke piring, memotongnya kecil-kecil agar sesuai untuk satu suapan dan menyerahkan salah satunya pada Hae-Kyung, yang hanya mengambil garpu, menusukkannya, lalu memasukkan potongan lasagna-nya ke dalam mulut, mengunyah pelanpelan dan sesaat kemudian menemukan titik ledak, mulai berurai air mata. Kali ini Jang-Woo langsung tahu masalahnya. Lasagna itu pastilah buatan Dex, kekasih kakaknya, yang beberapa hari terakhir sering datang, mengisi kulkas dengan setumpuk makanan.

" Apa aku perlu ke apartemennya dan menghajarnya?" ucapnya menawarkan.

" Tidak usah, " tolak Hae-Kyung, berusaha meredam tangisnya dengan memasukkan sepotong lasagna lagi secara paksa ke dalam mulutnya yang masih penuh.

" Aish, Nuna!!!" serunya frustrasi.

" Aku yang salah. Aku membohonginya. Dia marah. Sudah sewajarnya. Habiskan makan malammu. Jangan membuangbuang makanan. Dia sudah susah payah membuatnya. " " Nuna& . "

" Jang-Woo~ya& . " Hae-Kyung mendongak, menatapnya tajam. " Jangan pernah mengganggu sesuatu yang sudah menjadi milik orang lain. Kau mengerti? Pada akhirnya kau sendiri yang akan terluka. "

pustaka-indo.blogspot.com

Dia tidak yakin Kyung-Hwan sudah memberitahu kakaknya, jadi entah bagaimana kakaknya bisa menebak sendiri. Mungkin karena makan malam waktu itu. Dia sepertinya menghabiskan sepanjang malam untuk memandangi Sae- Ryung.

Pria itu menghela napas. Sepertinya malam ini mereka perlu menghabiskan waktu berdua. Saling menghibur sebagai sepasang saudara. Meratapi patah hati mereka berdua.

" Aku jamin, " ujarnya yakin. " Pria itu akan menyesal telah melepaskanmu. "

Hae-Kyung menggeleng. " Aku yang menyesal karena telah membuatnya melepaskanku. Bodoh ya?" Dia tertawa getir. " Aku bisa menjadi sangat bodoh kalau aku mau. "

Some days later& MangoSix Caf, Seoul 11.13 AM

" Bisakah kau memberikan itu padanya?"

" Ini apa?" tanya Seun-Hwa, membolak-balik bungkusan di tangannya. " Buku?"

" Mmm. Novel pertama yang kutulis dengan tanganku sendiri, " ujarnya lirih, tersenyum miris.

" Kau bilang apa, Eonni?"

Dia menggeleng. " Nanti kau juga tahu. "

" Kalian putus ya? Joon Oppa terlihat sangat merana. Besok dia akan kembali ke Siena. Kau tidak mau menyerahkan ini langsung padanya?"

pustaka-indo.blogspot.com

" Dia tidak akan mau melihatku. Jadi lebih baik kau saja. Dan pastikan dia membacanya. "

" Tenang saja, Eonni. Aku akan berusaha agar kau tetap menjadi kakak iparku. "

Hae-Kyung memundurkan tubuh, bersandar ke kursi, mengarahkan tatapan ke luar jendela, melihat orangorang yang berlalu-lalang. Sendirian. Bersama teman. Atau bergandengan dengan pasangan.

" He s just my irst love. My irst crush." Dia tertawa kecil. " Maybe that s why they called it crush. Because it indeed crush you. Literally. Break your heart. Leave pain. Rip you apart." " Eonni& . "

" They said it just happens once. That you only can love someone in that way once in a lifetime. That it can change your life when it ends." Dia mencengkeram gelas berisi macchiato pesanannya, minuman yang sama dengan yang dia pesan saat pertama kali bertemu dengan pria itu. " The irst man is always the hardest to get over. It s just the way the world works." Dia menghela napas, memandangi mendung yang menutupi matahari di luar. " Even if I hate it. So much."

On the Plane to Siena 08.12 PM

Dex merobek bungkusan yang tadi diberikan Seun-Hwa padanya, setelah memarahinya tanpa henti selama perjalanan ke bandara dan melancarkan ancaman pembunuhan jika dia ketahuan tidak membaca buku tersebut.

pustaka-indo.blogspot.com

Sebuah novel. Dengan sampul bergambar matahari terbit yang begitu indah, yang dikenalinya sebagai pemandangan pagi yang dulu mereka lihat dari La Foce. Deretan tulisan menghiasi bagian atas. As If We Are Tied to Each Other. Shin Hae-Kyung. Dan entah bagaimana, dia tahu apa yang akan dia temukan di dalamnya.

Dia membuka halaman pertama. Sebuah kalimat pengantar.

" Kau mungkin saja bukan yang pertama, yang terakhir, atau satu-satunya pria baginya. Dia jatuh cinta padamu sebelum dia kembali jatuh cinta pada pria lainnya. Tapi jika dia mencintaimu sekarang, apalagi yang lebih penting? Dia tidak sempurna kau juga tidak, dan mungkin kalian berdua tidak akan pernah bisa menjadi sempurna. Tapi jika dia bisa membuatmu tertawa, menyebabkanmu berpikir ulang untuk kedua kalinya, membantumu menjadi manusiawi dan melakukan kesalahan, genggam dia

dan lakukan yang terbaik yang bisa kau berikan padanya. Dia mungkin tidak memikirkanmu setiap detik sepanjang hari, tapi dia akan memberimu bagian dari dirinya yang dia tahu bisa kau hancurkan

kapan saja: hatinya. Jadi jangan melukainya, jangan mencoba mengubahnya, jangan menganalisa kepribadiannya, dan jangan mengharapkan lebih dari

apa yang bisa dia berikan padamu. Tersenyumlah saat dia membuatmu bahagia, biarkan dia tahu jika

pustaka-indo.blogspot.com

dia melakukan sesuatu yang membuatmu kesal, dan rindukan dia saat dia tidak ada di sana." Bob Marley

Dia melanjutkan membaca. Dan tenggelam dalam cerita mereka.

Two months later&

After Pers Conference, At Hotel, Seoul 02.06 PM

" Kau tidak apa-apa?"

Hae-Kyung mengangguk. Tahu bahwa wajahnya pasti terlihat pucat dan dia memang merasa sedikit tidak enak badan. Tapi selebihnya, dia merasa lega. Akhirnya tanpa beban. Tanpa rasa bersalah yang selalu ditanggungnya setiap saat.

" Hebat, " ujar Kyung-Hwan, tiba-tiba memeluknya dengan senyum bangga di wajah.

Dia baru saja merilis novel terbarunya, sekaligus melakukan konferensi pers yang berisi pengakuannya tentang kebohongan yang dia lakukan selama ini. Dia tahu mungkin banyak orang akan berbalik mencemooh dan membencinya, tapi setidaknya dia berharap mereka mau membaca novel pertama yang dia tulis dengan susah payah. Novel pertama yang dia persembahkan untuk seseorang sehingga dia ingin

pustaka-indo.blogspot.com

melakukan yang terbaik, mengerjakannya sendiri, dengan pikirannya sendiri. Menjadikannya karya pribadi. " Apa yang akan kau lakukan sekarang?" " Mewujudkan impian, " ucapnya, tersenyum cerah. " Impian?" Mata Kyung-Hwan menyipit. " Sepertinya aku tahu apa yang kau maksud dengan impian. Mau kutemani?"

" Jangan berani-berani merusak liburan indahku! Aku akan mengadukanmu pada Sae-Ryung, memberitahunya bahwa kau berencana pergi berlibur bersama wanita lain dan berniat selingkuh!"

Kyung-Hwan mengangkat bahu tak acuh.

" Paling dia akan memaksa ikut. Dia menamatkan novelmu semalam dan mulai tergila-gila lagi padamu. Dia bilang novelmu harus punya sekuel. Dia benci sad ending. "

" Akhir ceritanya kan aku buat menggantung, bukan sad ending. "

" Katanya dia akan mengirimimu black mail tiap hari kalau tidak menyetujui sarannya. "

Hae-Kyung mendecak-decakkan lidah.

" Ajak istrimu ke psikiater. Sepertinya dia berbakat untuk menjadi psikopat. "

" APA KAU BILANG?"

pustaka-indo.blogspot.com

Epilogue

" I love the ground under his feet, and the air over his head, and everything he touches and every word he says. I love all his looks, and all his actions and him entirely and all together." Emily Bront

Amalia Hotel, Kalambaka, Greece 10.23 PM

Ms. Shin, really, I m really sorry because I cannot bring you going around Meteora by myself. I m not supposed to do this, but I really "

" No, it s okay, George. It s really okay. I understand your situation," ucap Hae-Kyung buru-buru, merasa tidak enak melihat raut bersalah di wajah pria itu.

Dia baru saja sampai di Yunani, dijemput dari Volos Airport dan melewati perjalanan lebih kurang dua jam ke sini, Kalambaka, kota terdekat dari Meteora, impiannya. Dia melakukan banyak pencarian di internet, cara terbaik untuk mencari tahu bagaimana mengelilingi Meteora tanpa perlu

pustaka-indo.blogspot.com

menjadi peserta tur dan bergabung dengan puluhan turis lain. Dia ingin perjalanan kali ini terasa pribadi. Sendiri. Dan pilihannya jatuh pada George Kokkotos, salah seorang sopir taksi yang cukup terkenal di tempat ini, yang tahu semua area terbaik dari Meteora. Lagi pula dia sedikit khawatir untuk menyewa kendaraan sendiri sekaligus sopir pribadi, karena dia sudah membaca artikel-artikel tentang betapa ugalugalannya para pengemudi di Yunani, serentetan kecelakaan yang mengerikan dan semacamnya, sehingga menyewa sopir bukanlah sesuatu yang dianjurkan untuk dilakukan para turis. Tapi George tiba-tiba memiliki urusan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan dan dia menawarkan sopir pengganti, seorang teman dekat, katanya. Dan dia janji bahwa Hae-Kyung tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa.

" At least you have to make sure that he is a good driver." " Of course, of course. He is even a nice guy. You will like him." Dia akan lebih suka kalau pria yang akan jadi sopirnya besok itu adalah pria pendiam yang tidak banyak bicara. Dia sedang tidak tertarik untuk beramah-tamah dengan siapa pun seharian. Dia hanya ingin menikmati liburannya. Pelarian dirinya. Sebentuk penyembuhan yang dia harap berhasil.

Sudah hampir tiga bulan. Dia sudah mulai ketakutan dengan luka yang menggerogoti tubuhnya dari dalam tanpa bisa disembuhkan. Dia harus mulai melakukan sesuatu. Mustahil dia berkubang selamanya dalam kesedihan dan menyiksa dirinya sendiri, tanpa berusaha melakukan apa-apa. Dia harus melanjutkan hidup. Setidaknya itulah yang bisa dia lakukan. Untuk dirinya sendiri.

pustaka-indo.blogspot.com

" Pernahkah kau merasa cukup dengan dirimu? Dengan hidupmu? Tanpa berkhayal ingin menjadi orang lain? Kalau kau terus-menerus berusaha mendapatkan sesuatu yang tidak mampu kau dapatkan, kapan kau bisa bahagia, Kyung?"

Dia pernah bahagia. Setiap kali berjalan di atas catwalk dan melihat tatapan kagum semua orang terarah padanya. Dia pernah bahagia. Selama bersama pria itu. Merasakan dirinya diterima, berikut kekurangan-kekurangannya. Tiga hari di Siena dan minggu-minggu menyenangkan di Korea. Sebelum dia merusak segalanya.

" Tapi kau tidak bahagia, saat kau duduk, melihat orangorang mengantre di depanmu, menunggu kau menandatangani buku mereka dan memberitahumu bahwa mereka menyukai tulisanmu sedangkan kau tahu, kau bukanlah apa yang mereka pikirkan."

Sekarang dia bahagia. Bahwa akhirnya, dia menghasilkan sesuatu dengan otaknya. Menuliskan sesuatu yang berasal dari hatinya. Dia bahagia, walaupun orang-orang menghujatnya sebagai pembohong, tapi ada orang-orang ini, yang memberitahunya bahwa mereka akan selalu mendukungnya apa pun yang terjadi, bahwa dia telah menjadi apa yang dia cita-citakan. Menjadi seorang penulis dengan jerih-payahnya sendiri.

Tapi ada yang hilang. Selalu ada rongga kosong yang tertinggal. Sesuatu yang menyiksanya setiap malam saat dia terbaring sendirian di ranjang, hanya bisa memikirkan satu hal. Pria itu. Kehadirannya. Dia ingin memberitahu bahwa mereka tidak sepenuhnya tidak berada dalam satu takdir.

pustaka-indo.blogspot.com

Bahwa mereka bisa mengusahakan sesuatu. Bahwa mereka bisa bahagia bersama.

" He will pick you up at 04.30 in the morning. You have to climb up the hill if you want to see Meteora s sunrise. It s one of the best views in this planet. You can have my words."

" I know." Gadis itu tersenyum. " That s why I came here." " Okay, then. I have to go. Enjoy your trip, Ms. Shin." " Thank you."

Dia sudah berada di negara impiannya. Dalam beberapa jam akan sampai di tempat yang dia mimpi-mimpikan sejak lama. Meteora. Berharap mantra tempat itu bisa melakukan sesuatu. Membangunkannya dari mimpi buruk dan memberi ilusi bahwa tidak terjadi apa-apa. Bahwa semuanya baik-baik saja.

Semoga.

Gadis itu terjaga pagi-pagi buta, setelah bunyi alarm ponselnya membangunkannya dengan suara memekakkan telinga. Dia mengerang sesaat, merasa belum cukup tidur, tapi tahu bahwa dia harus segera bersiap-siap sebelum sopir menjemput. Jadi dia memaksakan diri untuk bangkit dari tempat tidur, melepaskan semua pakaian yang dia kenakan dalam perjalanan ke kamar mandi, lalu berdiri di bawah shower, yang dengan segera mengucurkan air dingin yang membekukan kulit, membantu saraf-sarafnya terjaga dengan cepat, walaupun kemudian membuatnya menggigil dan

pustaka-indo.blogspot.com

menghabiskan lima belas menit penuh untuk berendam air panas di bathtub, berhasil terjaga sepenuhnya.

Dia keluar dalam balutan handuk, memutuskan untuk mengenakan tank-top dan kardigan tebal sebagai luaran. Walaupun sudah memasuki musim panas dan dia tahu bahwa udara Meteora cukup membakar, tapi daerah manapun selalu memiliki pagi yang dingin dan membuat beku. Lagi pula kardigan itu akan berguna untuknya nanti saat mengunjungi biara-biara di puncak bukit yang sangat ingin dia datangi. Dia juga memasukkan selembar rok semata kaki berwarna putih dengan motif bunga-bunga mungil berwarna kuning terang untuk menghormati peraturan masuk biara yang mewajibkan wanita memakai pakaian tertutup ke dalam tas ransel. Sedangkan saat ini dia hanya memakai hotpants berwarna cokelat susu dan sepatu kets kasual sebagai alas kaki.

Dia menemukan beberapa bungkus roti yang dibelinya di bandara, tapi lupa dia makan semalam dan memutuskan itu akan cukup mengenyangkan kalau dia kelaparan di jalan sedangkan waktu sarapan belum datang. Dia memeriksa kulkas kecil di dekat televisi dan cukup puas saat menemukan sekotak susu cokelat, walaupun sebenarnya dia lebih suka rasa stroberi. Setelah semua persiapannya selesai, dia mengecek jam dan menyadari bahwa masih sepuluh menit lagi sebelum waktu temu. Tapi sebaiknya dia menunggu di lobi saja.

Dia menggantungkan tali ransel ke pundak, bergegas keluar dan mengunci pintu, mengeluarkan ponselnya yang

pustaka-indo.blogspot.com

bergetar dari saku celana. Ada pesan masuk. Ternyata sopir yang menggantikan George sudah datang.

Dia setengah berlari melewati lorong kamar, menitipkan kunci ke resepsionis dan bergegas melewati aula, menuruni tangga di lobi depan. Dia tidak suka membuat orang lain menunggu. Bukan gayanya.

Dan saat itulah& di tengah helaan napasnya yang terengah, dia melihat pria itu. Berdiri di depan sebuah jeep. Dengan rambut acak-acakannya yang biasa, bayang-bayang bakal jenggot di sekitar rahang, dan tatapannya yang mematikan.

Saat itu juga dunia seolah berjungkir balik di hadapannya.

Dia meremas-remas tangannya di pangkuan, merasakan angin pagi yang berembus menyengat kulit kakinya yang tidak berpenutup. Dia sepenuhnya tegang, berharap pria yang sedang mengemudi di sampingnya sekarang tidak menyadari suara detak jantungnya yang terdengar begitu keras, bahkan di telinganya sendiri.

Pria itu tidak tampak terkejut, seolah sudah mengharapkannya. Atau mungkin karena George sudah memberitahukan nama orang yang menyewa jasanya pagi ini. Tapi pria itu& dan sopir& bukanlah dua kata yang bisa disatukan dalam sebuah kalimat.

" Kalambaka berarti kastil yang dihormati. Berasal dari bahasa Turki. Kau bisa menyebutnya Kalampaka atau Kalabaka. Sama saja. Kota ini pernah dibakar habis saat Jerman dulu menjajah. Tapi dibangun lagi setelahnya. "

pustaka-indo.blogspot.com

" Ini perbatasan kota. Kita akan melewati desa Kastraki sebelum sampai di Meteora. Nama Kastraki sendiri berarti kastil kecil. Dan penduduk di sini sangat menyukai bunga. Kau bisa melihat bunga di mana-mana. Tempat ini juga termasuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO karena keindahannya. "

Pria itu terus melanjutkan penjelasannya tentang sejarah tempat-tempat yang mereka lewati, seolah mereka hanya dua orang asing yang saling mengenal karena Hae-Kyung adalah turisnya dan pria itu sendiri pemandu wisatanya. Sama seperti saat mereka di Siena. Tapi jelas dengan situasi yang jauh lebih buruk dan super canggung.

Mereka berkendara melewati lereng-lereng bukit yang jalanannya sudah disesuaikan untuk dilewati mobil. Tidak ada yang bisa dilihat dalam gelap. Padahal Hae-Kyung yakin bahwa pemandangan di daerah yang mereka lewati sangatlah luar biasa, walaupun dia sama sekali sudah kehilangan minat.

Satu-satunya kalimat yang menunjukkan bahwa pria itu mengenalnya hanyalah saat mobil berhenti, menandakan bahwa mereka harus mulai mendaki dari sini.

" Kau masih tidak suka sejarah ya? Kyung?"

Pria itu membantunya melewati tanjakan-tanjakan terjal, memegangi sikunya, dan sesekali menangkap pinggangnya untuk menopangnya naik dari bawah. Dia memang tidak suka berolahraga ataupun melakukan acara hiking. Itu hobi Eun- Seo. Dan dia tidak pernah menikmatinya. Tapi satu hal selalu berhasil meruntuhkan seluruh ketakutannya. Matahari terbit.

pustaka-indo.blogspot.com

Dia terlalu menggilai matahari terbit, terutama dari tempattempat eksotis di seluruh penjuru dunia, dan tidak akan membiarkan apa pun memberinya penghalang untuk melihat pemandangan tersebut.

Tapi saat ini, yang ada di pikirannya bukanlah pemandangan terindah di dunia yang akan dilihatnya sebentar lagi, tapi sentuhan pria itu di tubuhnya. Sentuhan yang masih terasa sama. Setrum kecil di setiap kulit telanjang mereka yang bersentuhan, gelenyar aneh yang mengadukaduk perutnya, oksigennya yang tiba-tiba menipis, dan pikirannya yang membuyar ke mana-mana. Sentuhan pria itu selalu saja berefek sama padanya.

Mereka sampai di puncak beberapa puluh menit kemudian. Di sebuah tempat lapang dan luas yang sepertinya adalah sebuah padang bunga, setidaknya itulah yang tertangkap sinar senternya. Pria itu menuntunnya lebih dekat ke tepi bukit, menghamparkan jaketnya ke atas rerumputan, lalu memberi tanda bahwa Hae-Kyung bisa duduk di sana. Yang bisa mereka lakukan sekarang hanya menunggu. Sudah tampak sinar kemilau samar dari kejauhan, tanda bahwa matahari akan segera terbangun dari peraduannya.

Gadis itu memeluk lututnya, bertanya-tanya seberapa lama lagi kekakuan di antara mereka akan berlangsung. Atau mungkin akan terus seperti ini? Kecuali dia mau membuka mulut duluan. Ada banyak hal yang ingin dia tanyakan. Apa yang pria itu lakukan di tempat ini? Kenapa dia bisa menjadi sopir? Apa pria itu masih marah padanya?

pustaka-indo.blogspot.com

Tapi dia tetap diam. Terkungkung dalam rasa segan dan takut ditolak.

" Aku sudah satu bulan di sini. "

Hae-Kyung berjengit kaget, seolah suara pria itu seperti pisau yang ditorehkan ke kulitnya.

" Mengasihani diri selama satu bulan pertama. Mengurus semua hal yang harus aku urus selama satu bulan berikutnya. Meminta, nyaris memohon, agar ayahku bisa menunda keinginannya untuk mewariskan kerajaan bisnisnya padaku. Selama satu atau dua tahun. Memberiku waktu untuk berusaha, yang sudah aku tentukan batas masa akhirnya. "

Berusaha apa? Batas akhir apa? Dia ingin menanyakannya. Tapi lagi-lagi hanya diam, takut merusak suasana dan kembali menghancurkan segalanya.

" Aku membaca novelmu. Seun-Hwa memberikannya padaku setelah dia puas meneriakiku, untuk pertama kalinya. Mengatakan aku idiot dan segala macam makian yang seharusnya tidak dikatakan seorang adik perempuan pada kakak laki-lakinya. "

Pria itu tertawa kecil, mencabuti rumput di tanah dengan jemarinya.

" Di bagian akhir, kau bilang kau ingin pergi ke tempat terindah di dunia. Tempat kau bisa melihat matahari terbit yang paling membutakan mata. Kau menyelesaikan ceritamu tanpa benar-benar memberikan akhir. Seolah ceritamu belum usai sepenuhnya. Karena itu aku datang ke Meteora. " Pria itu akhirnya menoleh, menatapnya. Walaupun suasana cukup

pustaka-indo.blogspot.com

temaram bahkan untuk melihat sesuatu yang berada dalam jarak dekat. " Untuk membuktikan bahwa kita juga memiliki takdir. Bahwa aku ingin memberikanmu sebuah akhir. "

" Kau pasti ke sini. Entah bagaimana aku tahu. Karena kau pernah bilang bahwa ini adalah tempat yang paling ingin kau kunjungi sebelum kau mati. Yang aku tidak tahu, kapan kau akan datang. " Dia menghela napas. " Karena itu aku memberi batas akhir. Dua tahun. "

" Lalu setelah itu? Kau ingin melanjutkan hidup lagi?" tanya Hae-Kyung, akhirnya tidak tahan untuk tidak buka suara.

Pria itu tertawa, seolah ide untuk melanjutkan hidup adalah sesuatu yang menggelikan baginya.

" Tidak, " kekehnya. " Aku memang akan melanjutkan hidup. Sendirian, " ujarnya santai. " Lagi pula sebelum kau datang, aku juga selalu sendirian. Bukan hal yang sulit. "

" Lalu& bagaimana kau bisa jadi& sopir? Dan menemuiku?" " Gampang. Aku bisa punya banyak koneksi kalau aku mau. Hanya ada beberapa agensi perjalanan di sini dan aku tahu kau hanya tertarik pada Meteora, jadi pilihanku dipersempit lagi. Kau pasti akan memilih daerah yang paling dekat, juga yang menyediakan tur ke Meteora saja, mengingat kau selalu lurus ke tujuan, tidak mau teralihkan. Dan kau pasti tidak terlalu suka dengan agensi perjalanan yang menawarkan tur besar sekaligus, dengan banyak turis. Tapi untuk berjaga-jaga saja, aku meminta mereka menghubungiku jika ada seseorang yang memesan atas nama Shin Hae-Kyung atau Gabrielle Shin. Yang mana saja. Walaupun kalau dilihat dari karaktermu, kau

pustaka-indo.blogspot.com

pasti akan tertarik menyewa George. Dia sangat terkenal dan kau akan mudah menemukannya saat mencari segala sesuatu tentang Meteora. Tebakanku benar, kan?"

" Jadi George& . "

" Ya. Dia hanya berpura-pura memiliki urusan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan. "

" Tapi kenapa harus serepot ini? Kau bisa saja " " Menemuimu langsung di Korea? Saat kita berpisah karena sibuk mempertanyakan apakah kita bertemu karena takdir atau karena campur tangan kakakmu?"

" Eun-Seo Eonni, " desah Hae-Kyung berat. " Apa kau menyukainya?"

" Aku pikir kau tidak akan bertanya, " gumam pria itu pelan, sebelum menggelengkan kepala. " Sebagai teman menyenangkan? Ya. Sebagai ketertarikan sepasang lawan jenis? Tidak. Apa aku juga harus memberitahumu bahwa kau adalah cinta pertamaku supaya kau puas?"

Gadis itu membelalakkan mata, terkejut dengan fakta yang baru saja terungkap.

" Aku marah padamu karena bagaimanapun& aku mengenal kakakmu, walaupun hanya beberapa hari. Kami berjanji untuk bertemu. Dua kali. Dan dia tidak pernah datang. Aku merasa kecewa dan bahkan sampai berpikiran buruk tentangnya. Saat aku membaca buku harian itu& aku merasa diperalat. Dijebak. Bahwa semua pertemuan kita hanya sesuatu yang terjadi karena keinginannya. Tapi kemudian aku mengerti. Cukup untuk berpikiran bahwa& jika saja kau

pustaka-indo.blogspot.com

tidak datang ke Siena& kita masih akan tetap bertemu. Di acara Spring Fashion Week itu. Dan aku mulai memaafkanmu. Juga memaafkan diri sendiri. Menyadari bahwa& kita tidak seharusnya mengakhirinya seperti ini. Bahwa& ada sesuatu yang bisa kita coba. Berdua. "

Kegelapan memudar, digantikan fajar yang mulai menyingsing, sinar putih kekuningan yang menyebar, mengejar malam sampai sepenuhnya hilang. Dia mulai bisa melihat sekeliling, pada petak-petak bunga liar berwarna ungu muda yang mengitari mereka, pada bukit-bukit batu menjulang yang tampak terjal di depan, dengan bangunanbangunan biara yang berdiri gagah di atasnya, di tepi tebing yang tampak curam dan berbahaya. Gerombolan puncak pohon yang bernuansa hijau muda dan kuning berbaris rapi di bawah, dengan ranting-ranting yang dihinggapi sisa dedaunan berwarna cokelat tua, juga pemandangan kota di kejauhan yang masih tertutup kabut sebagian, dan perbukitan yang diselimuti awan. Terlalu indah untuk ditatap dan dinikmati, untuk beberapa detik awal, karena kemudian konsentrasinya tidak ada lagi di sana, saat sebuah suara menyusup ke dalam indra pendengarannya dan memporakporandakan fokusnya seketika.

" Aku ingin menemanimu melihat matahari terbit. Setiap hari. Di pelosok dunia mana pun. "

Pria itu tidak menatap ke arahnya, tapi lebih baik seperti itu. Dia tidak tahu bagaimana ekspresi wajahnya sekarang.

" Sampai kapan?" tanyanya hati-hati. Untuk kali ini dia menginginkan sebuah kepastian. Tidak peduli seberapa menakutkannya jawaban yang akan dia terima.

pustaka-indo.blogspot.com

" How about," mulai pria itu, memiringkan wajah dan memandang Hae-Kyung dengan mata abu-abunya yang menenggelamkan, dan rona merah di wajah gadis itu jelas tidak ada hubungannya dengan sengatan panas matahari yang menyorot ke arah mereka. " I ll be with you, each day, and every day on& as long as you want me?"

" K kenapa?" tanyanya gugup, melupakan bagaimana seharusnya paru-parunya bekerja.

Pria itu tertawa dan mengangkat bahu, membuat wajahnya yang sudah tampan terlihat lebih tampan lagi. Seolah itu masih memungkinkan.

" Kau kan penulis novel romance, masa tidak bisa menebak?" godanya.

" Aku tidak suka menebak-nebak. Jadi lebih baik kau memberitahuku langsung, " rengutnya.

" Wanita selalu seperti itu ya?" " Dex?"

" I want to be there," jawabnya setelah beberapa detik berlalu dan mereka kembali memandangi panorama tempat mitologi para dewa-dewi tersebut berasal. " In every place you are in. Not because I m supposed to be or because you trapped me& but because& I d choose to be with you& than anywhere else in the world."

Saat itu& tidak ada yang lebih indah daripada matahari terbit di Meteora. Tempat di mana sebuah cerita berakhir, sekaligus tempat di mana kisah berikutnya dimulai.

pustaka-indo.blogspot.com

TENTANG PENULIS

Yuli Pritania mencintai semua kisah tentang pagi, matahari terbit walaupun baru menyaksikannya langsung sebanyak satu kali juga kisah-kisah cinta pada pandangan pertama, meskipun genre novel kesukaannya adalah romantic suspense, yang menggabungkan cerita cinta dengan adegan-adegan pembunuhan mengerikan.

Penggila JD Robb dan Dan Brown ini pertama kali aktif menulis faniction Super Junior di sebuah blog pada awal tahun 2011 dan berlanjut sampai sekarang, sampai berhasil merilis tiga novel faniction. Menelurkan buku pertamanya pada Desember 2012, Four Seasons Tales, dan berlanjut dengan 2060 Section 1 & 2. On(c)e adalah novel non-faniction pertamanya yang masih berlatarkan negeri ginseng, Korea, walaupun masih menganggap dirinya belum resmi menjadi penulis sebelum berhasil merilis novel dengan setting Indonesia.

Perempuan yang bercita-cita menjadi editor ini bisa dihubungi melalui email kyuteukeunhae@gmail.com dan blog sapphireblueoceanforsuju.wordpress.com.

pustaka-indo.blogspot.com

PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2014

pustaka-indo.blogspot.com

Senselly dan Yuli Pritania GWI 703.14.1.006

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Penerbit PT Grasindo, Jalan Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270

Editor: Anin Patrajuangga

Desain kover & ilustrasi: Dyndha Hanjani P. Penata isi: Lisa Fajar Riana

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo, anggota IKAPI, Jakarta 2014

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apa pun (seperti cetak, fotokopi, microfilm, CD- ROM, dan rekaman suara) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/Penerbit.

Isi di luar tanggung jawab Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Sanksi Pelanggaran Pasal 72

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta ru piah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

pustaka-indo.blogspot.com

Thanks to

Allah SWT.

My Big Family, Parents, Brothers & Sisters, Nephew & Nieces. Grasindo dan semua staf di balik layar. Editorku tersayang, yang memberikan kesempatan untuk duet bareng salah satu penulis favoritku, Yuli Pritania. Senang sekali bisa nulis bareng Yuli Eonni yang selalu membimbing dan memberi masukan

untuk buku ini. Sahabat dan teman-temanku. Untuk orang-orang terdekat yang selalu memberi semangat. Secret Code s member,

Hompimpa, I love you. All my beloved readers & pengunjung setia blog-ku, yang senang membaca tulisanku. " On(c)e" untuk Once dan One, semoga bisa memberi kesan bagi semua pembaca buku ini, bahwa sebagian besar hal yang terjadi dalam hidup kita itu hanya terjadi satu kali dan dalam satu kesempatan. Terima kasih banyak atas dukungan yang diberikan sehingga aku masih bisa terus berkarya. Fighting!! ^.^ iii

pustaka-indo.blogspot.com

Daftar Isi

Prologue 1 Chapter 1 A New Life 5 Chapter 2 Times & Memories 33 Chapter 3 Love Motion 65 Chapter 4 Please Don t 90 Chapter 5 True Love, Last love 109 Chapter 6 Fate 130 Epilogue 144 Tentang Penulis 150 iv

pustaka-indo.blogspot.com

Prologue

eorang pria tampak gusar berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Derap langkahnya yang tidak beraturan mengisyaratkan bahwa pria berperawakan tinggi itu sedang panik. Alisnya mengerut, dan dia terus menggigit bibir bawahnya kencang-kencang, menahan perasaannya yang kalut.

Ayunan kaki pria itu berhenti tepat di depan pintu bernomor 102. Dia berusaha mengatur napasnya yang naik turun. Sebelah tangannya memegang kenop pintu, kemudian mendorongnya terbuka.

" Kyung-Hwan~a 1 . " Seorang wanita paruh baya terlihat senang mendapati pria yang dia panggil Kyung-Hwan itu akhirnya datang.
Once Karya Yuli Pritania dan Senselly di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Bagaimana keadaan Sae-Ryung, Eommonim 2 ?" tanya Kyung-Hwan, berusaha mengontrol ekspresi wajahnya yang terlihat panik. Dipandanginya gadis yang sedang terbaring lemah di ranjang. Kondisi gadis itu masih terpejam tak bergerak, sama seperti kemarin saat dia menjenguknya.

1 Partikel yang digunakan di belakang nama seseorang (informal). Hanya digunakan kepada teman sebaya atau orang yang lebih muda dan cukup akrab. ~ya untuk nama yang diakhiri huruf vokal dan ~a untuk nama yang diakhiri huruf konsonan.

2 Ibu (formal) bisa juga diucapkan dengan eomma (informal).

pustaka-indo.blogspot.com

Genap satu minggu gadis bernama Sae-Ryung itu tidak sadarkan diri. Dia koma setelah mengalami kecelakaan hebat yang membuat kepalanya cedera berat. Kejadiannya semakin tragis karena seminggu lalu saat kecelakaan, gadis itu baru saja kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya setelah menghabiskan waktu lebih dari empat tahun untuk menyelesaikan pendidikannya di Prancis.

" Tadi Sae-Ryung menggerakkan jari-jari tangannya. Kelopak matanya juga bergerak saat namanya dipanggil. " " Apakah dokter sudah memeriksa keadaannya lagi?" " Sudah& dokter bilang Sae-Ryung akan segera sadar. Tapi dia masih belum bisa memastikan apa yang akan terjadi. Karena operasi dan cedera yang dia alami kemungkinan besar akan berakibat pada ingatannya. "

Kyung-Hwan terdiam. Dalam hatinya terus berdoa untuk kesembuhan gadis yang dicintainya itu. Bisa dibilang, Go Sae-Ryung adalah cinta pertama Kyung-Hwan. Empat tahun lalu untuk pertama kalinya pria itu menyadari bahwa hanya seorang wanita saja yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang. Meskipun dia sempat berpacaran beberapa kali, tapi sebelumnya Kyung-Hwan tidak pernah merasakan apa yang dapat diakibatkan Sae-Ryung pada jantungnya.

Pertemuan pertama Kyung-Hwan dengan Sae-Ryung adalah ketika gadis itu akan pergi ke Paris untuk belajar desain. Hari itu, Kyung-Hwan baru saja pindah ke Busan. Dia menempati rumah yang persis bersebelahan dengan kediaman Sae-Ryung. Bermula dari situlah dia juga menjadi dekat dengan keluarga Sae-Ryung. Meskipun gadis yang dicintainya itu jarang pulang ke Korea, tapi Kyung-Hwan tidak

pustaka-indo.blogspot.com

pernah bosan untuk mengontaknya setiap hari. Dia tahu Sae-Ryung tidak pernah menyukainya, tapi dia yakin seiring berjalannya waktu gadis itu pasti bisa menerima perasaannya.

Satu minggu lalu, saat kabar kepulangan Sae-Ryung sampai ke telinganya, Kyung-Hwan adalah orang yang paling bahagia mendengarnya. Gadis yang dia sukai akan segera kembali ke Korea dan tinggal di dekatnya, di rumah yang bersebelahan dengan tempat tinggalnya.

Ditatapnya gadis yang terkulai lemah itu. Meskipun wajahnya pucat, tapi Sae-Ryung tetap terlihat cantik di mata Kyung-Hwan. Gadis itu masih bisa memberikan efek yang sama pada jantungnya. Membuat kadar cintanya justru semakin menjadi-jadi karena simpati untuk gadis itu.

" Apakah pekerjaanmu di kantor tidak terlalu banyak? Jangan sampai semuanya terbengkalai gara-gara kau selalu mengkhawatirkan Sae-Ryung. "

" Tidak Abeonim 3 , aku sedang istirahat makan siang. Aku ingin terus memantau kondisi Sae-Ryung. "

Kedua orang tua Sae-Ryung sangat dekat dengan Kyung- Hwan. Mereka hanya punya satu anak perempuan, dan ketika Sae-Ryung pergi ke Prancis, Kyung-Hwan sering berkunjung ke rumah mereka. Pria itu mungkin sedang melakukan tahap pendekatan pada kedua orang tua Sae-Ryung agar nantinya dia bisa dengan mudah mendapatkan perhatian sang putri.

" Yeobo~ya 4 , lihat-lihat& jari tangan Ryungi bergerak lagi. " Ha-Neul ibu Sae-Ryung langsung menepuk-nepuk 3 Ayah (formal) atau bisa juga diucapkan dengan Appa (informal). 4 Panggilan sayang untuk orang terkasih. Biasanya digunakan oleh pasangan.

pustaka-indo.blogspot.com

pundak sang suami saat dia mendapati putrinya mulai menunjukkan respons.

Kyung-Hwan juga ikut mendekat ke ranjang Sae-Ryung. Diperhatikannya wajah gadis itu baik-baik. Dan matanya langsung membulat saat dia melihat kedua alis Sae-Ryung bergerak.

" Kau sudah sadar, Sayang?" Ha-Neul mengusap tangan Sae-Ryung yang terasa hangat, dia berusaha mati-matian menahan air matanya agar tidak menetes. Wanita paruh baya itu tahu kalau anaknya akan merasa sedih jika melihat ibunya menangis.

Kelopak mata Sae-Ryung yang kesat perlahan mulai terbuka. Gadis itu menampakkan sedikit senyuman meskipun sepersekian detik kemudian dia langsung meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya.

" Eomma& Appa& , " suara parau gadis itu seolah menyayat hati Ha-Neul dan juga membuat dua pria lain Kyung-Hwan dan ayah Sae-Ryung merasakan hal yang sama.

" Ryungi~ya& . " Kyung-Hwan menampakkan senyumannya di depan gadis yang selama satu minggu ini membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Dia mendekat ke ranjang dan berusaha menyentuh sebelah tangan Sae-Ryung. Tapi tatapan Sae-Ryung langsung membuat ekspresi wajah Kyung-Hwan berubah. Gadis itu seakan bingung melihat keberadaan Kyung-Hwan di sana.

" Kau siapa?"

pustaka-indo.blogspot.com

Chapter 1: A New Life

" Gadis itu memang bukan satu-satunya wanita yang ada dalam hidupku. Tapi dia adalah satu-satunya wanita yang menjadikanku merasa hidup. Jika istilah cinta terakhir itu ada, maka aku ingin dia

adalah Sae-Ryung." Cha Kyung-Hwan

Eight month later&

Woah& benar-benar indah. Aku sangat menyukainya!" Mata Sae-Ryung berbinar menyaksikan pemandangan di hadapannya. Dia baru saja memasuki gerbang utama dan melangkahkan kaki di jajaran batu hias berbentuk lingkaran yang disusun teratur. Seorang pria berdiri di samping Sae- Ryung, menatap gadis itu dengan perasaan puas. Dia melirik sang istri diam-diam, memperhatikan bagaimana kedua mata jernih favoritnya itu membesar dan sudut bibir Sae-Ryung tertarik membentuk senyuman.

" Selamat datang di rumah baru kita, Ryungi~ya!"

pustaka-indo.blogspot.com

Kyung-Hwan merangkul pundak sang istri, membuat Sae- Ryung balas melingkarkan sebelah tangan di pinggangnya. Mereka memandangi fokus yang sama, dengan ekspresi yang sama, serta kebahagian yang meluap menyesaki dadanya. Mulai saat ini dan seterusnya, rumah itu akan menjadi tempat bagi keduanya untuk menghabiskan waktu sebagai pasangan suami istri.


Bayangan Maut Karya Oey Yong Suro Bodong 11 Adipati Bukit Sekarat Goosebumps 25 Serangan Mutan Bertopeng

Cari Blog Ini