Ceritasilat Novel Online

Kebo Tandes Mencari Pusaka 3

Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo Bagian 3



Katanya sambil bersemedi mohon kepada yang Maha Agung agar supaya terkabul permohonannya.

Kemudian dibacanya ilmu aji Kumayan Jati tersebut.

Berkat keampuhan ilmu Kumayan Jati dan kerasnya permohonan terhadap Hyang Maha Agung, maka Hyang Maha Agung mengabulkan permohonannya.

50 Seketika itu juga hujan lebat yang mendahsyatkan itu berhenti.

Setelah hujannya berhenti, Kebo Tandes berkata kepada Kuda Gede.

Katanya .

"Adinda Kuda Gede. Berkat permohonan dinda kepada Hyang Maha Agung, maka hujannya telak terhenti sama sekali. Sekarang bagaimana pendapat adinda selanjutnja?"

"Kita meneruskan perjalanan saja. Kebetulan kuda kita sudah berhenti lama. Kita menuju ke barat daya saja. Karena menurut perhitungan, yang paling baik sendiri arah perjatanan ini kediurusan Barat Daja. Walaupun nanti kita akan mendapat rintangan, tetapi tidak akan begitu membahayakan."

Kedua orang tersebut kemudian naik kekudanya masing-,asing.

Kedua kuda tersebut adalah kuda pilihan, kedua kuda-nya dipat sebentar saja sudah mendaki ke sebuah bukit.

Alangkah girangnya kedua sahabat yang berkuda itu melihat ke ujung barat daya itu, karena dari kejauhan kilihatan desa yang menghijau.

Kata Kebo Tandes kepada Kuda Gede dengan kegi rang-girangan .

"Dinda, dinda dari jauh kelihatan ada desa. Mungkin disitu nanti kita hisa beristirahat sebentar, memberikan makanan kuda kita dan kita dapat melepaskannya."

"Adinda sependapat dengan kakanda. Marilah kita pacuan lagi kuda kita. Agar segera sampai kedesa itu."

Tidak lama kemudian sampailah kedesa tersebut.

Perdesaan tersebut kelihatan subur tanamannya, banyak orang-orang yang menetap didesa itu.

Hal tersebut dapat dilhat dari banyakuja rumah- rumah peaduduk yang berderet-deret teratur rapih.

Kebo Tandes kemudian menanyakan kepada salah seorang penduduk yang kebetulan berada diladang, dengan sopan santun dan ia turun dari kudanya.

51

"Bapak, ijinkanlah kiranya karni bertanya kepada bapak, Nama desa ini desa apa dan siapa petinginya disini?"

Jawab orang tua tersebut .

"Ohh, nak, nama desa ini ialah Umbulsari. Adapun yang menjadi petinggi disini bernatna Gajah Seti. Gajah Seti adalah orang tanaman Baginda Batara Raja dari Pranaragi. Anak datang dari mama dan hendak pergi kemana?"

"Kami hendak pergi ke Purana pak. Tetapi rupa-rupanya kuda kami sudah kelihatan lelah. Kami bermaksud hendak beristirahat lebih dahulu. Untuk memberikan makanan kuda kami terlebih dahulu. Apakah jauh pak rumali petinggi Gajah Seti itu?"

"Tidak nak, rumahnya tidak jauh dari sini. Apabila ada rumah joglo yang berdampingan dengan rumah limasan itulah rumah Gajah Seti."

"Terima kasih pak. Saya hendak menemui Petinggi Gajah Seti."

Petinggi Gajah Seti keheran-heranan meiihat kedatangan kedua orang yang gagah tegap dan berkuda, tetapi ia belum mengenalnya. Maka kemudian ditanyalah mereka.

"Teja-teja sulaksana. Ada teja baru yang baru datang. Siapakah gerangan kasatrya ini. Dari manakah asalnya dan akan kemanakah tujuannya. Siapakah sebutan kasatrya."

Jawab Kebo Tandes dengan hormatnja.

"Paman, saya dari negeri Jenggala bernama Kebo Tandes Sedang adik saja ini bernama Kuda Gede, kami berdua hendak bepergian menuju Purana untuk menemui Prabu Guru Dewasarana. Sebaliknya paman Petinggi Siapakah kekasihnya dan apakah tidak 52 berkeberatan paman menerirna kami berdua untuk beristi-rahat disini.?"

"Oo, ngger. Karni bernama Gajah Seti. DahuIu juga berasal dari Kediri, tetapi seteah terjadi pertempuran saudara ketika zaman Prabu Airlanggia kami melarikan diri pergi menghamba kepada Baginda Batara Raja di Pranaragi. Akhirnya kami diangkat menjadi petinggi di Umbulsari sini ngger. Paman tidak merasa berkeberatan angger akan beristirahat untuk mlepaskan telah disini dan memberikan makan kuda angger. Paman malah lebih senang angger mau mengunjungi paman. Marilah angger silahkan masuk!"

Kuda kedua tarnunya, kernudian diserahkan kepada pelayannya untuk diberi makanan dan minurnan.

Kebo Tandes dan Kuda Gede dijamu oleh Petinggi Gajah Seti dengan sebaik-baiknya, Gajah Seti menanyakan keadaan Jenggala semenjak sudah terjadi perdamaian dan lain sebagainya.

Kebo Tandes menjawab segala pertanjaan Petinggi Gajah Seti yang semua jawaban itu dapat memuaskan hati yang bertanya.

Baru enak-enaknya berceritera datanglah kawanan perampok yang hendak merampok rumah Petinggi Gajah Seti yang termasyur kaya itu.

Rombongan itu terdiri dari kurang lebib tiga puluh orang bersenjatakan kelewang.

Kepala perampoknya memasuki rumah Gajah Seti sambil berkata dengan garang dan bengisnya .

"Petinggi Gajah Seti, ajo berikantah sekalian hartamu kepadaku. Apabila tidak kau berikan, akan kuhabisi njawamu. Jawab Gajah Seti .

"Apa? Harta? Kau siapa, apa perlunya kau datang kemari? Hendak merampok ya? bila memang kalian akan mengambil semua harta bendaku, ambillah semuanya. Saya tidak ingin mengadakan perkara dan ramai-ramai."

Sahut Kepala Perampok.

"Aku Gunajati, berasal dari Bantarangin. Kedatangan kami hendak minta semua harta 53 kekayaanmu. Bila kamu tidak melawan dan kamu bersedia memberikan barang-barangmu, engkau akan selamat. Bila tidak akan kuhabisi njawamu!"

Kebo Tandes menjahut .

"Paman Gajah Seti, janganlah paman menjerahkan harta kekajaan paman kepada perampok ini. Akulah yang tidak mengijinkan. Hai Gunajati, tindakan kalian ini tindakan binatang. Ajo enjahlah kalian dari sini!"

Sambung Gajah Seti .

"Biarlah ngger biar harta milikku diambil. Asal ada perdamaian. Saya tidak senang berkelahi. Dahulu sepuluh tahun yang telah lalu paman juga dirampok habis-habisan. Tetapi berkat dari Hyang Maha Agung tidak lama kemudian harta- harta kami kembali melebihi dengan yang sudah-sudah. Oleh karena itu wahai angger janganlah bertengkar. Tidak baik!"

Kuda Cede menjahut .

"Tidak paman. Orang orang ini tidak berhak memiliki harta kekajaan paman. Perampok ini harus dienyahkan dan harus dilenyapkan. Ia merupakan pengacau dan penghianat."

"Aduh lagaknya. Siapakah kalian ini sampai berani menghalang-halangi niatku. Besarmu tidak besar. Gagahmu tidak gagah. Kamu akan bersombong ya. Ajo bangsat bila kalian akan meneoba Gunajati dan kawan kawan."

Katanya dengan menerjang Kuda Cede.

Kuda Gede tanpa berbicara lagi teerus saja meloncat dan menangkap Gunajati ditarik keluar rumah.

Sedang Kebo Tandes berusaha akan menjelamatkan Petinggi Gajah Seti.

Dengan sekali renggut Gunajati sudah terpelanting keluar.

Dua orang diantara mereka hendak menangkap Kuda Gedee tetapi tidak dapat terkena.

Malahan kedua orang itu diadu kepalanya oleh Kuda Gede.

Setelah Gunajati terpelanting dan kedua orang yang akan nangkapnya diadu dumba, dengan cepatnya ia memutar tubuh dan 54 menghantam perampok-perampok yang lain dengan dahsyatnya.

Mendengar desir angin pukulannya tak berani perampok-perampok yang lain menangkis.

Kuda Gede mulai mendesak.

Ia heran sebab apakah perampok- peramook yang lain tak berani menangkis pukulannya.

Maka dengan sebat ia dan mengulangi serangannya.

Serangannya kali ini, dapat digagalkan oleh Gunajati dengan mengelakkan diri.

Cepat- cepat Gunajati menjilangkan kedua tangannya kedada kemudian memutar tubuh menyerang lagi Jurus tersebut dinamakan jurus Mahesa Saka.

Kuda Gede ternyata sudah dapat menguasai jurus Mahisa Saka yang digunakan oleh Guna jati.

Begitu melihat lawannya segera ia bertindik hati-hati.

Kemudian membalas menyerang pula.

Sasarannya adalah puniale kanan.

Gunajati cepat cepat mengelak dan kembali ia menyerang dengan jurus Mahisa Saka.

Kali ini Kuda Gede dapat memperlihatkan kepandaiannia.

Ia mengelak gesit luar biasa.

Dengan mendadak tubuhnya melesat kebelakang punggung lawan sambil melontarkan serangan.

Rupa rupanya anak huah Gunajati sadar pula, bahwa pemimpinnya berada dalam bahaya.

Mereka bergerak serentak hendak menolong.

Tetapi Gunajati ternjata cukup gesit.

Ia mendengar desir angin serangan itu untuk mengelakkan terang tak sempat lagi.

Maka ia memutar tubuhnya dan menjambut serangan itu d-ngan jurus Main Saka.

Kuda Gede ternjata tak berani kernbali tavekisan kawan.

Ia dengan gesitstia memiringkan tubuhnja kebelakang dan meloncat mundur dua langkah.

Dalam hati kecilnya Gunajati mengeluh karena kepandaian Kuda Gede.

Kini ia tak mau lalai sedikitpun.

Kemana saja Kuda Gede bergerak, selalu ia berusaha menghadapi dengan berhadapan muka Tetapi ternyata, ia kalah jauh dengan Kuda Gede.

Setelah bertempur 55 selama dua puluh jurus, lima belas kali dia terancam bahaya.

Untung dia tertolong oleh ilmunya Mahisa Saka.

Pertarungan itu berjalan terus.

Kuda Gede telah berhasil mendesak Gunajati kesudut.

Sebagai seorang yang sudah berpengalaman, tahulah ia apa maksud lawtnnya.

Maka dengan mati-matian, ia berusaha mempertahankan diri dan bergerak sedikit demi sedikit ketengah.

Tetapi Kuda Gede tidak semudah seperti apa yang dimakaudkan oleh Gunajati.

Dengan tertawa panjang tiba-tiba tangannya menyambar dengan disertai berkelebatnya tubuh Tahu-tahu dagu Gunajati kena pukulan.

Belum lagi Gunajati sempat menangkis, Kuda Gede sudah menghajar tulang rusuknya beberapa kali.

Karuan saja Gunajati mundur terhuyung huyung dan roboh ketanah.

Anak buahnya kernudian menyerang bersama-sama.

Tetapi dengan sekali sambar, Kuda Gede berhasil menangkap tengkuk -tengkuk orang orang yang hendak membela Ganaijati dibenturkan kepalanya satu dengan yang lain hingga mereka jatuh terkapar, sedang yang lainnyapun jadi ketakutan.

Setelah perampok perampok itu dapat dikalahkan, maka kata Kuda Gede selanjutnja.
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Saya kira kalian sudah bangkotan dan mempunyai keberanian yang luar biasa. Tetapi nyatanya kalian hanya orang yang banyak mulut saja. Sesuai dengan perbuatan kebanyakan dari orang-orang jahat."

Kebo Tandes belum sempat menolong saudaranya karena menjaga keselarnatan diri Petinggi Gajah Seti yang baik budi itu, mendadak sontak perampok-perampok itu sudah berlari-larian mencari hidup.

Tetapi rupa-rupanya Gunajati tidak begitu saja mau kalah dan menyerah.

Ia memanggil kakaknya yang bernama Gentopati.

56 Gentopati adalah kepala Perampok yang sudah termasyur keulungan dan kekejamannya.

Mendengar laporan dan Gunajati, Gentopati amat sangat marahnya.

Deegan segera ia pergi ketempatnya Petinggi Umbulsari hendak melawan orang-orang yang mengalahkan anak buanya.

Setelah bertemu muka dengan Kebo Tandes ia berkata dengan lantangnya.

"Jahanam! Kau berhati jahat. Berani menghalang-halangi maksudku. Ajo siapakah namamu dan serahkanlah segala harta milik Petinggi Umbulsari ini kepadaku.

"Kaulah yang jahanam sendiri."

Jawab Kebo Tandes.

"Apakah matamu tidak melihat bahwa kalian itu penjahat yang tak pantas diberi hidup. Kau mengandalkan kegagahanmu. Kolong langit ini banyak orang gagah yang menyerupai dapurmu itu.

"Hmm, memang lancang sekali mulutnya orang ini. Apakah kau yang menamakan dirimu juga gagah?"

"Aku tidak gagab. Aku hanya menjerahkan darmaku untuk keperluan perikemanusiaan. Sekarang, enyahlah engkau dari Umbulsari dengan segera!"

"Ha ha ... ha .... pergi ? Aku baru mau pergi setelah kepalamu kupenggal dan ku minum darahmu!"

Kebo Tandes mendengar kata-kata Gentopati yang sedemikian itu tidaklah sabar hatinya. Ia melesat dan kemudian ia menyambar pipi Gentopati sambil berkata .

"Bedebah. Bangsat! Kau sendirilah bajingan yang tidak ta hu diri!"

Gentopati kena tampar pipinya, terperanjat setengah mati.

Ia merasa malu karena dihina oleh Kebo Tandes dengan berhadap- hadapan.

la merasa mendongkol.

Cepat ia hendak membalas dengan menyerang dada Kebo Tandes.

Tetapi secepat kilat ia melesat 57 kesamping dan menampar lagi dengan jurus ilmu sakti Jatimurti yang mengagumkan.

Gentopati terkejut.

Ia berpikir heran.

Bahwa musuhnya mempergunakan ilmu yang tinggi.

Hatinya jadi gemas.

Kernudian ia menyerang kembali.

Juga, kali ini Kebo Tandes mengelak dan mengirimkan serangan.

Mau tidak mau Gentopati merasa kewalahan.

Karena untuk membalas Kebo Tandes belum ditemui sua tu jalan apapun.

Akhirnya ia mendapatkan jalan.

Gentopati berniat hendak merobohkan musunya.

Ia berpura pura mengalah.

Tetapi mendadak kakinya menjepak kebelakang rnengarah Kebo Tandes.

Dengan jurus serangan Udang mengantil.

Kebo Tandes terperanjat karena tiada menyangka ia diserang sedemikian rupa.

Untuk mengelak tiada kesempatan lagi.

Maka dengan segera la melontarkan serangan balasan.

Dengan demikian mereka berdua terpaksa adu tenaga.

Kedua- duanya menggeliat mundur dengan kesakitan.

Akhirnya bertempurlah mereka dengan dahsyatnya.

Anak buah Gentopati keheran-heranan melihat cara bertempur Keto Tandes.

Dengan cepat ia mengetahui jurus yang dipergunakan oleh Kebo Tandes.

la menggunakan jurus Mahisa Saka.

Rupa-rupanya Gentopati mengenal juga jurus Mahisa Saka.

Apabila ia menjambut dengan jurus Mahisa Saka.

Kemudian ia mendesak dengan jurus-jurus lain yang dahsyat dan teratur.

58 Cepat ia hendak membalas dengan menyerang dada Kebo Tandes.

Tetapi secepat kilat ia melesat kesamping dan menampar lagi dengan jurus sakti ilmu Jatimurti yang mengagumkan.

59 Sesungguhnya Kebo Tandes agak kerepotan melawan Gentopati.

Dia sudah rnenggunakan duapuluh dua jurus ilmu sakti.

Kamudian ia mengulangi lagi dengan memutar balik hingga berulang kali.

Inilah yang merupakan kelemahannya.

Serangannya itu akhirnya diperhatikan oleh lawannya, Gentopati setelah mengetahui kelemahannya ia dapat mencegat dengan jurus-jurusnya sebelum di-lanearkan dergal sempurna.

Gerak-gerihnya makin lama makin bertambah lincah.

Setelah bertempur selama sepuluh jurus lagi, pundak Kebo Tandes kena pukul.

Tetapi pukulan Gentopati itu tidak menyebabkan kejatuhannya.

Setelah Kebo Tandes kena pukul, ia mempergunakan ilmu pemberian Baginda Batara Raja dan mengenakan pusaka Baju Murti.

Maka walaupun berulang-ulang kena pukul ia tidak dapat jatuh.

Melihat keuletan Kebo 'faneies Gentopati tidak berani mendesak.

Ia hanya berputar-putar mencari saat dan menunggu apakah yang akan terjadi.

Kebo Tandes mengulangi jurusnya yang lambat laun dikenal oleh Gentopati.

Saat itulah yang ditunggu-tunggu oleh Gentopati.

Ketika Kebo Tandes mengulangi jurusnya, dengan cepat Gentopati menjambar pundak Kobo Tandes dan mencengkeram dadanya.

Kebo Tandes terperanjat.

Jalan untuk keluar seolah-olah buntu.

Ia merasa terjepit.

Deegan mendadak kemudian ia menubruk.

Itulah ajaran ilmu Sorengrana dan Sorengpati.

Akhirnya Gentopati terkejut bukan main karena ia tidak menduga sedikitpun ketika itu akan terjadi.

Gentopati lengannya kena pukulan kemudian dicengkeram.

Ia terkejut kemudian meloncat undur.

Langan bajunya rontang-ranting.

Gentopati mengeluh dalam hati, karma tulang tangannya patah.

Gentopati jadi kerepotan.

Kali ini ia sudah mengetahui ilmu dan corak jurus jang dimiliki oleh Keba Tandes.

Tetapi walaupun dernikian, Kebo 60 Tandes sukar untuk dirobohkan.

Oleh karena itu Gentopati akan merubah tata cara berkelahinya, Kini ia memperlambat gerakannya.

Seolah-olah ia berehayal.

Kemudian ia mengejek-ejek Kebo Tandes yang dapat memanaskan hatinya.

Kebo Tandes kena dijebak karena ejekannya itu.

Ia panas hatinya, ia terus bernyala-nyala.

Ia mendongkol dengan penuh semangat ia mendesak.

Gentopati hanya melayani dengan ayal-ayalan.

Ia hanya akan menghabiskan tenaganya Kebo Tandes.

Baru nanti kalau tenaganya habis kemudian akan dihajar habis-habisan.

Benar siasat Gentopati itu.

Lambat laun Kebo Tandes tenaganya menjadi kendor, walaupun semangatnya bernyala-nyala.

Gentopati yang licik itu, setelah mengetabui tenaganya Kebo Tandes habis, kemudian ia menyerang dengan tiba-tiba.

Tangan kanannya mencengkeram rambut, kaki kirinya didepakan kelambungnya.
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Walaupun Kebo Tandes tidak jatuh, tetapi ia berada dalam keadaan bahaya.

Melihat kejadian tersebut, Kuda Gede tidak sampai hati.

Secepat kilat ia mengambil kerikil dilemparkan beberapa kali kepada Gentopati.

Gentopati terkejut badannya diiontari kerikil itu.

Ia marah.

Secepat kilat ia membalik hendak menghajar orang yang menaburi kerikil badannya.

Tetapi belum sampai ketempat yang dituju, ia sudah kena hajar, entah dari mana asalnya.

Gentopati merasa di permainkan.

Sehingga hatinja seakan-akan meledak.

Maklumlah selama hidupnya ia belum pernah dipermainkan oleh orang.

Ia memaki-maki tidak karuan.

Dengan maki-makian yang kotor akhirnja ia dijatuhi sebuah batu yanig besar mengenai kepa-lanya.

Menjadi benjol.

la memaki lagi, batu yang lebih be- sar lagi, mengenai kepalanya hingga pecah.

Akhirnya Gentopati mati karena perbuatannya.

Kejadian yang demikian itu sangat dikagumi oleh penjamun penjamun itu.

Akhirnya ada berpuluh-puluh batu yang mengenai kepala penjamun itu masings-masing.

Dimana mereka berlari-lari mereka dikejar- 61 kejar oleh batu batu tersebut.

Hingga akhirnya penyamun penyamun itu mati semuanya.

Kejadian itu berkat dari perbuatan Kuda Seta yang menggnnakan ilmu Kumayan Jati.

Dengan adanya kejadian tersebut, maka amanlah desa Umbulsari.

Petinggi Gajah Seti berterima kasih kepada kedua Ksatria itu.

Sebab andaikata tidak dengan adanya kedua kasatia ini mustahil keamanan Umbulsari dapat diatasi.

Setelah kedua pahlawan itu beristirahat beberapa hari, dan kudanya sudah tidak payah lagi, ia meneruskan perjalanannya ke Purana.

Perjalanan Kebo Tandes dan Kuda Gede dari Umbulsari ke Purana dengan berkuda, selama dalam perjalanan tidak mendapat halangan suatu apapun.

Kerajaan Purana terletak di suatu tempat yang datar dengan diapit oleh gunung gemunung yang tinggi.

Daerahuja luas.

Kekajaan alamnya berlimpah limpah.

Hanya saja pada saat itu kekajaan yang melimpah-limpah itu tidak begitu diper hatikan oleh rakyatrja.

Karena mereka takut akan kekejaman rajanya.

Rajanya tidak memperhatikan kemakmuran rakyatnya, ia hanya memperhatikan akan kesenangannya sendiri saja.

Kesenangan keluarganya.

Kekejaman raja Purana Prabu Guru Dewasarana tersohor sampai keseluruh pelosok.

Wala upon demikian tidak ada seorangpun yang berani memperingatkan Prabu Guru Dewasarana.

Karena Prabu Guru Dewasarana mempunjai pusaka dan ilmu yang tinggi.

Ilmu yang dimiliki oleh Prabu Guru Dewasarana ialah .

Pranawajati dan Pramanajati.

Adapun khasiat dariilmu itu ialah dapat menciptakan apa yang di-kehendaki.

Sedang Pramanajati ialah mempunjai khasiat yang sama dengan Aji Pancasona.

Ia tidak akan bisa mati.

Bila masih berada diatas tanah 62 saja.

Oleh karenanya Prabu Guru Dewasarana tidak takut kepada siapapun.

Lebih-lebih kepada sesatna rnanu-sia.

Ia hanya hidup dengan kerabatnya saja bersama-sama dengan punggawa-punggawa yang dapat mengikuti jejaknya.

Semua pegawai dan prajurit serta rakyatnya takut kepadanya.

Mereka takut karena terpaksa.

Mereka akan mencari jalan untuk menginsafkan rajanya.

Tetapi belum mendapatkan jalan.

Disebabkan karena rnereka takut akan siksa baginda.

Kebo Tandes dan Kuda Gede setelah sampai di Purana ia tidak segera menghadap baginda, karena mereka ingin akan mengetahui isi hati rakyat kerajaan Purana terlebih dahulu.

Perlunya akan diajak rnenentukan sikap lebih lanjut apabila terjadi hal- hal yang harus dilaksanakan.

Kebo Tandes dan Kuda Gede menyamar sebagai pedagang.

Mereka berjualan sutera.

yang mana sutera itu sangat digernari oleb para baugsawan Purana pada ketika itu.

Pedagang sutera yang baik- baik kebanyakan didatangkan dari luar negeri.

Kebo Tandes dan Kuda Gede pada waktu itu sudah dapat memikat hati rakyat kerajaan Purana.

Dagangannya dapat laku.

Rakyat pada umumnya memberikan bantuan kepada Kebo Tandes dan Kuda Gede.

Mereka pada umumnya meacintai kepada kedua pedagang tersehut.

Kebo Tandes secara langsung sudah mengetahui akan kehendak rakyat dan mengetahui sendiri bagaimana kekuatan Prabu Guru Dewasarana.

Oleh karenanya setelah beberapa bulan berada di Purana ia berkehenlak akan meneruskan niatnya mernenuhi perintah Baginda Batara Raja di Pranaragi.

Sebelumnya ia berunding dengan Kuda Gede terlebih dahulu.

Apa yang dirundingkan oleh kedua sahabat itu.

Maritah kia ikuti lebih lanjut.

"Adinda Kuda Gede, sekarang kita sudah mengetahui de-ngan mata kepala sendiri bagaimana keadaan negeri Purina ins. Apakah yang hendak kita lakukan? 63

"Kakanda kita telah mengetahui dan pada umumnya rakyat Purana tidak senang kepada rajanya. Seperti apa yang telah diceriterakan oleh Baginda Batara Raja. Oleh karenanya kita sekarang hanya tinggal mencari saat yang baik, agar usaha kita dapat terlaksana."

"Jalan apakah yang harus kita tempuh adinda?"

"Cobalah kanda keluarkan pendapat terlebih dahulu. Nanti kita rundingkan bersama. Rancangan itulah nanti yang akan menentukan siasat kita.

"Dinda, dengan jalan penyerangan tidaklah mungkin. Ka rena kita hanya terdiri dua orang saja. Lagi-lagi kita dinegeri orang. Jadi satu-satunya jalan kita harus menyalankan siasat tipu muslihat. Kita berdua mengabdikan diri kepada Prabu Guru Dewasarana. Seteiah kita diterima pengabdian kita, barulab kita menentukan siasat lebih lanjut."

"Rancangan kanda adalah diitu sekali. Ini merupakan satu- salunia siasat yang baik. Tetapi sebaiknya adinda tidak usah mengabdi kepada Baginda Guru Dewasarana. Adinda membantu kanda dari luar. Sambil memberikan pengaruh kepadaa rakyat. Sebab kita berdua mengabdi akan lekas diketahui oleh umum. Akibatnya gagallah usaha kita. Kita barus senantiasa bekerja sama untuk menjelesaikan persoalan-persoalan yang dipikulkan kepada kita."

"Pendapat adinda yang demikian akan kami turut. Aku yakin kalau kita bekerja sama tentu akan dapat mengnghasilkan sesuatu yaug baik. Marilah kita bersama-sama berdoa mudlah-mudahan cita-cita kita dapat terlaksana. Kanda minta pendapat adinda, kapankah kiranya kanda mulai menghadap Prabu Guru Dewasarana?" 64

"Menurut perhitungan adinda besok pekan ketika dalam bulan inilah usaha yang paling baik. Untuk keperluan tersebut kanda harus mencari hubungan terlebih dahulu dergan salah seorang pegawai Prabu Guru Dawasarana. Hal tersebut harus kanda lakukan, sebab untuk memudahkan usaha kakanda."

"Bila demikian, segala nasehat dinda akan kanda laksanakan. Hanya saja, karena kakanda tidik memliki ilmu seperti yang adinda miliki, alangkah baiknya apabila adiada dapat memberikan sebagian ilmu yang adinda miliki itu. Karena kanda merasa kurang segala- galanya. Tentunya adinda tidak berkeberatan menolong kakanda. Sebab bila tidak akan demikian kakanda senantiasa akan menenjadi beban adinda terus menerus. Padahal bila dinda taint ilmu itu, niscaya akan dapat meringankan beban adinda juga. Sebenarnya istri kakanda juga telah memiliki ilmu seperti yang dimiliki oleh adinda. Tetapi karena kesibukan akhir-akhir ini yang terjadi di Pranaragi, maka ilmu itu belum sempat ditularkan ke pada kakanda."

"Kakanda yang budiman, sebenarnya beratlah adinda akan mengabutkan permintaan kakanda itu. Tetapi karena rupa-rupanya wahyu itu memang ada pada kakanda, maka karni tidak akan merasa keberatan memberikan ilmu yang telah adinda pernah dapat dari Empu Lembu Jati. Memaug dahulu dinda sudah dipesan oleh eyang Larnbu Jati, ilmu Kumayan Jati itu hanya dapat dipertukarkan kepada sahabat karib adinda dan anak adinda nanti. Sebenarnya ilmu itu memang sakti kakanda. Coba marilah kande, adinda akan menceriterakan khasiat dari ilmu Kumayan Jati itu. Sesungguhnya ilmu Kumayan Jati ini adalah sari dari kewaskitan, Kawarsitan, Pengabaran, Sepi Angin, Pamepetan, Bandung Bondowasa, Lebur Saketi, Aji geneng, Lindupanon dan Narantaka. Ilmu ini adalah milik dari Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal, Manikmaja, Ismaja, Wisnu, 65 Abyasa, Destrarastra, Pandu, Nirwatak kawaca, Sakipu, Resi Seta, Resi Bisma, Arjuna, Gandamana, Empu Baradah. Empu Lembujati, Airlangga. Baginda Batara Raja dan Kuda Sewaka ayah Kuda Sari. Ilmu itu dahulunya, dikala Empu Baradah bermusuhan dengan Empu Kuturan di Bali. Oleh Empu Baradah mengadakan hirnpunan ilmu ilmu tersebut. Walaupun ilmu tersebut merupakan perpaduan dari ilmu ilmu itu, narnun belum juga selesai penyusunannya. Karena Empu Kuturan me1ngerti apakab maksud Empu Baradah. Baru saja akan selesai penyusunannya sudah dicegat oleh Empu Kuturan. Akhirnya Empu Baradah minta tambahan akan kesempurnaan ilmu Kumayan Jati itu. Empu Kuturan tidak berkeberatan untuk meaambahiaya. Ilmu itu kemudian ditularkan kepada murid-murid Empu Baradab. Inilah kakanda Sejarah dari ilmu Kumayan Jati itu. Ilmu ini baru akan dinda rapalkan besok hari Sukra Mancawarna. Sedangkan kakanda harus berpuasa selama tujuh hari tujuh malam dan kakanda harus berlangir terlebih dahulu. Maka siap-siaplah dahulu adinda akan menularkan Ilmu Kumayan Jati ini kepada kakanda. Tetapi kakanda, adinda dan anak cucu adinda supaya tetap dekat dengan kakanda. Artinya ialah bila keturunan kakanda nanti mendapatkan wahyu, memegang tampuk pimpinan pernerintahan, idzinkanlah kita menempil kebahagiaan tersebut."

"Adinda Kuda Gede, kakanda berjauji akan memenuhi perrnintaan dinda itu. Mudah-mudahan Hyaag Maha Agung mengabulkan perrnintaan adinda dan apa yang kita cita-citakan."

"Sayang, kakanda adinda hanya terolong gelongan waisia saja, tidak termasuk golongan kasatrya, jadi sukar kiranya bila adinda rindukan bulan."

"Dinda Kuda Gede, parbeelaan kasta itu sebenarnya sudah tidak perlu dirisaukan. yang penting sekarang keluhuran budi. 66 Apakah gunanya golongan kasta tertinggi bila tidak berbudi. Kita akan lebih menghargai kasta rendah tetapi berbudi luhur dan berkepribadian tinggi yang selalu menyerahkan darmanya terhadap nusa dan bangsanya."

Kedua sahabat itu tidak dapat berkata sepatah katapun lagi.

Kedua-keduanya saling pandang memandang seakan-akan kedua- duanya telah bersumpah tidak akan mengkari pada janjinya.

Akhirnya kedua-duanya berpeluk pelukan menunjukkan cinta kasihnya.

Pada hari Sukra Mancawarna di malam buta Kebo Tandes diberikan Ilmu Kumayan Jati dari Kuda Gede beserta latihan- latihanaya.

Hingga Kebo Tandes memiliki ilmu tersebut.

Akhirnya setelah Kebo Tandes lengkap perlenglapannya dan telah mendapatkan kawan pegawai keraton, maka jadilah ia diangkat sebagai pegawai Singanegara di Keraton Purana.

Selama mengabdi pada Prabu Guru Desvasarana, Kebo Tandes mendapat pujian karena kecakapannya oleh raja Purana tersebut.

**** BAGIAN IV JATUHNYA PRABU GURU DEWASARANA.

Setelah persiapan-persiapan yang dilakukan oleh Kebo Tandes dan Kuda Seta diperhitungkan benar benar oleh kedua orang tersebut, dan tidak seorangpun ada yang mengetahuinya.

Kuda Seta yang rnenyamar menjadi pedagang sudah dapat mengambil hati 67 rakyat daerah Purana yang sudah tidak menjetujui perbuatan rajanya yang lalim itu.

Pada suatu hari, Kebo Tandes mendapatkan ilham yang sebaik-baiknya, untuk memulai maksudnya, ketika Prabu Guru Dewasarana sedang berburu beserta punggawa dan prajurit kehutan Dandaka.

Hari masih pagi, panas matahari belum terasa, suara di hutan Dandaka biruk pikuk kedengarannya, disebabkan karma para prajurit mulai melakukan tugasnya memasang grogol dan memburu binatang buas di hutan-hutan.

Prabu Guru Dewasara na beserta pengikutnya berada diatas panggung yang sengaja disediakau untuk keperluan tersebut.

Pada waktu itu Prabu Guru Dewasarana kelihatan gembira, sebentar-sebentar tertawa terbahak-bahak melihat para prajutitnya dan para kasattyi keraja-an dengan gagah berani berperang melawan binatang-binatang buas.
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah para prajurit beserta hulubalangnya jauh dari Sang Prabu, tiba-tiba datanglah berdujun dujun rakyat dengan dipimpin oleh Kuda Seta dan menjerbu ketempat panggung dimana Sing Prabu Guru Dewasarana berada.

Dengan pekik dan so-rak sorai yang mendahsyatkan.

"Hajo, turunlah kamu wahai raja yang lialim, penindas takyat dari takhtamu. Kini rakyat sudah tidak mau lagi kamu kelabui matanya lagi. Ajo ... turun ... turun ... turun. Bila tidak akan kami bunuh."

Mendengar suara rakyat yang gegap gemnita itu, Prabu Guru Dewasarana tidak berkutik lagi. Badannya gemetar, mukanya pucat lesu, segera memanggil Perdana Menteri beserta abdi kekasihnya yang Baru bernama Kebo Tandes. Kataaja.

"Hai patih Gunasarana dan engkau Kebo Tandes, apakah yang hendak kau perbuat dengan adanya tuntutan rakyat ini?" 68

"Entahlah Tuanku hamba sudah tidak berdaya lagi. Suara hati nurani rakyat sudah demikian dahsyatnya. Bila diabaikan saja, kita sekalian yang akan trperosok kedalamnya,"

Jawab Patih Gunasaraya Kebo Tandes menjambung .

Soalnya mudah saja Tuanku.

Bila itu memang sudah kehendak narapraja dan bukan kawula, baiknya kehendak rakyat itu harus diturut.

Apabila tidak diturut, keselamatan Tuanku tidak akan terjamin lagi.

Dari pada Tuanku wafat tersiksa lebih baik wafat dengan terhormat, Tuanku, relakanlah meninggalkan kekuasaan! Ampun Tuanku, bila Tuanku dapat mempertimbangkan sedalam- dalamnya, Maka takhta dan wanita itu hanya merupakan sampiran saja.

Bila tidak hati-hati mempergunakannya, sampiran itu akan diambil oleh Dewata Raja.

Tuanku, telah lama mengenyam kenikmatan Purana.

Baiklah kiranya diserahkan kepada angkatan muda saja.

Itulah jalan satu satunya demi untuk keselarnatan baginda sendiri dan negara Purana."

"Kebo Tandes, apa yang kau katakan itu memang benar-benar menjadi perhatianku. Tetapi apakah benar-benar masa rakyat setetah aku turun dari tachta, akan dapat menjamin keselamatan diriku beserta keluargaku?"

"Tuanku,"

Jawab Kebo Tandes sambil duduk menyembah.

"Mereka hanya menuntut agar Tuanku turun dari tachta yang menurut hati nurani rakyat, selama Tuanku menduduki tachta kerajaan, kebahagiaan rakyat tidak dikenyamnya. Kekayaan malimpah-limpah hanya terdapat dalarn golongan golongan tertentu saja. Kemiskinan berserimaharaja lela. Mereka menuntut keadilan dan kebenaran. Satu-satunya jalan kehendak rakyat itu harus dituruti. Tentang keselamatan pribadi Tuanku sekeluarga, ijinkanlah kiranya kami akan berbicara atas nama Tuanku, menaggapi kehendak rakyat itu." 69

"Kebo Tandes, apa yang kau kehendaki kuturuti. Katakanlah saja, kami bersedia turun dari tahta kerajaan, asal keselamatan diriku dapat dijamin. Bukankah begitu wahai patih Gunasaraya?"

"Tuanku, itulah satu-satunya jalan. Kita wajib berikhtiar, bersedia payung sebelum hujan terlebih dahulu. Karena nyatanya rakyat sudah tidak menyukai kita."

"Kebo Tandes."

Perintah Raja Dewasarana kepadanya.

"Coba umumkan apa isi hatiku kepada rakyat sebagai apa yang telah kau usulkan itu!"

Kebo Tandes segera rnengumumkan demikian .

"Wahai rakyat Kerajaan Purana beserta para pemimpin-pemimpin yang mendampinginya. Tuntutan kalian dikabulkan. PERTAMA . Baginda Prabu Guru Dewasarana sejak tuntutan rakyat ini, berkenan turun takhta. Kerajaan akan diserahkan kepada Dewan Mangkubumi yang akan diumumkan kemudian. KEDUA . Demi keselamatan pribadi Baginda sekeluarga kalian harus menjaganya, agar supaya kalian tidak berbuat sewenang-wenang terhadap baginda yang telah turun tachta. Kalian harus menjaga keutuhan bangsa dan negara. KETIGA . Janganlah terjadi pertumpahan darah antara sesama saudara sebangsa dalam kerajaan Purana sini. Siapa yang merasa rang puss dapat mengajukan persoalannya kepada Dewan Mangkubumi. Ini supaya ditaati oleh rakjak Parana pada umumnya. Dan apabila kalian tidak setuju dengan pengumuman ini, kaliaa akan di tawan oleh alat-alat negara, Atau setuju bubarlah kalian. 70 Mendengar pengumuman itu, Kuda Seta kemudian melambaikan tangannya kepada rakyat membari isyarat supaya bubar dan setuju atas pengumuman itu. Barisan rakyat yang beribu- ribu itu kemudian mundur dari tempat itu. Hulu Balang kerajaan Parana yang bernama Dewasakti dan Putera Mahkota Dewaputraniskala yang pada waktu itu memimpin perburuan tidaklah hadir dalam pengumuman itu, mereka asjik memimpin perburuan, tidak begitu menghiraukan kejadian yang baru lalu. Baru satelah di palunya tabuh dan conang partanda perburuan telah selesai, mereka berkumpul di pasanggiahan. Setelah mereka sampai di pesanggrahan mereka beran melihat 4 keadaas yang suram dan dalam suasnaa penuh keprihatinan. IN Kedua tokoh kerajaan Parana itu bertanya dalara hatinya-sendiri .

"Ada apakah gerangan di tempat ini?"

Lebih-lebih setelah melihat adanya bendera putih dan tapak kaki beribu-ribu banyaknya jang berada di muka pesanggrahan. Baru saja mereka menganyam fikirannya, Prabu Guru Dewasarama betkata.

"Tentunya kalian merasa keheran-heranan. Mengapa keadaan yang gembira berubah menjadi lengang dan sepi kemudian pasang bendera putih?"

"Betul, sabda peduka ramanda. Apakah yang terjadi? Salanaa hamba mernimpin parburuan?"

Sahut putera mahkota Dewaputera Niskala.

"Puteraku memang sudah menjadi takdir Hyang Maha Agung, kita harus mengakhiri memegang tachta kerajaan Purana, atas kehendak dari rakyat. Tadi ribuan rakyat kerajaan Purana berdatangan lengkap dengan senjata berperang hendak mengajukan tuntutan supaya kita turun dari tahta. Apa boteh buat, karena itu kehendak rakyat, maka kukabulkan permintaan rakyat itu. Kami 71 telah mengumumkan, bahwa kami bersedia turun tachta dengan ketentuan beerapa syarat. Setelah kami mengumumkan pengumurnan itu, ramanda baru ingat bahwa ananda dan hulubalang tidak ada. Karena kata seorang raja sabda itu pandita ratu, kami tidak dapat berbuat apa-apa lagi."

Hanya apakah yang hendak kau perbuat.

Keadaan telah terlambat.

Nasi telah menjadi bubur.

Lebih baik kita menyerah kepada takdir saja.

Relakanlah kebahagiaan itu kita lepaskan.

Asal kita dalam keadaan selamat.

lngatlah.

Harta dan takhta itu hanya merupakan pelengkap saja.

Semuanya itu hanya gaduhan Dewata Agung.

Bila beliau menghendaki pelengkap hidup itu diambil, kita harus rela melepaskan.

Jangankan hanya pelengkap hidup saja tidak kita berikan.

Bila Hyang Yama Dipati menghendaki jiwa kita diambil kita tidak dapat berbuat apa lagi.

Ingatlah.

De wa Putra Niskala, kita sudah kebanyakan dosa.

Kebanyakan menggunakan harta rakyat dengan semena-mena untuk kepentingan golongan kita.

Ibarat orang makan sudah terlalu kenyang.

Kemana perginya apabila kita sudah kekenjangan? Kalau kita tidak muntah, akan rnengalami sesuatu yang tidak kita inginkan.

Entah yang pahit dan entah yang getir.

Anakku, barang siapa menanam akan memetik buahnya.

Kita akan memetik buah dari tanaman kita sendiri.

Dewa Putra Niskala, kita harus sadar, bahwa kalau hal ini memang kehendak yang kuasa kita harus lepaskan.

Kita akan mendapat setelah kehilangan.

Maka redakanlah segala hatimu.

Terimalah takdir ini."

"Ramanda, ibarat kata pepatah sedumuk batuk senjari bumi harus kita pertahankan. Hamba tidak akan mau mati konjol. Soal ini kami tidak akan menyerah begitu saja. Bahagia atau mati semboyan kami. Seorang yang mempertahankan negaranya dan mempertahankan martabatnya hanya bersernboyan . bahagia atau mati. Bahagia bila kita mendapatkan kemenangan tetapi akan mati bila tidak terkabul cita-cita kita dalam mempertahankan negara dan 72 nama kami. Kami tahu bahwa ini adalah perbuatan dari durna yang bekerja keras sebagai musub dalam selimut. Kami tahu semenjak ayahanda menerima pegawai yang bernama Kebo Tandes. Keadaan negara tidak tentrarn. Mungkin itulah durna di Kerajaan Purana."

Mendengar kata Dewaputra Niskala, Keho Tandes tersenyum Ia memandang Patih Dawasaraja dengan wajah yang lucu. Jawabnya.

"Boleh saja Tuanku berkata dernikian. Tuanku berkata demikian kareaa merasa diawasi oleh rakyat. Rakyat menuntut atas dasar hati nuraninya. Cobalah Tuanku mawas diri Perhatikan apa yang telah disabdakan oleh ayahanda tadi. Sura dira jajaningrat lebur dening pangastuti. Tuanku janganlah q terburu naisu. Bila Tuanku mengatakan Raja durna. Hamha jawab kami bukan Durna. Hamba adalah pecinta kebenaran dan keadilan."

Dewaputra Niskala tertawa geli. Jawabgja .

"Dimana ada pencuri mengakui kesalahannya. Bila kalian tidak mau kusebut durna, kalian adalah pengecut!"

Mendengar keterangan itu Kebo Tandes merasa berdebar-debar hatinya. Kata-kata Dewaputra Niskala yang terakhir menjentuh perasaannya benar. Tanpa perasaan sadar tiba-tiba ia bertanya demikian.

"Pengecut? Bukankah tuan yang pengecut?"

"Dewaputra Niskala tertawa mendengar jawaban Kebo Tandes katanya .

"Semakin lancang orang ini. Apakah yang akan kau andalkan?"

Katanya sambil berdiri menarik Kebo Tandes keluar.

Tidak lama kemudian Dewaniskala di diikuti oleh Dewasakti.

Kebo Tandes memberi kesempatan kepada Dawaputra Niskala.

Banyak kata-kata kotor yang di lontarkan oleh Dewaputra Niskala kepada Kebo Tandes.

Tetapi setelah itu seperti angin ribut ia 73 menyerang dengan dahsyatnya.

Dewaputra Niskala terkejut, tangan agak sibuk ia berusaha membebaskan dirinya.

Untunglah ia memiliki kepandaian yang cukup sehingga dengan suatu gerakan meliagkar dan meloncat ia dapat menghindari serangaa Kebo Tandes.

Maka kemudian pertempurara itu menjadi semakia sengit.

Sedang Dewaputra Niskala menjadi semakin beran pula melibat keahlian lawannya.

Dewasakti yang merjaksikan pertempuran itu tidak kalah herannya.

Ia melihat Dewaputra Niskala yang kesaktiaannya sudah hampir mengimbangi Kebo Tandes.

Pertertepuran itu berlangsung sernakin lama semkin dahsyat.

Dewasakti semakin gelisah hatinya.

Sebab ia melihat pertarungan antara hidup dan mati dari cabang perguruan Dewa Batara Raj di Pranaragi melawan cabang perguruan Empu Jatimurti keturunan dari Empu Baradah.

Dua orang sahabat pada masa-masa yang silam selalu bekerja sama untuk kesejahteraan umat manusia.

Tetapi pada saat itu, ia tidak mampu berbuat apa-apa.

Dewasakti saja sekali tidak dapat melawannya, karena apa yang dilakukan oleh Dewaniskala selalu jauh menjimpang dari sifat keutamaan Dewa Batara Raja Pranaragi.

Padahal Baginda Raja Pranaragi telah bekerja mati-matian menurunkan ilmu kepada nya.

Ternyata dengan ketangkasan data keperkasaan Dewaniskala yang dengan tangkasnya bertempur melawan Kebo Tandes, namun Kebo Tandes pernah mengalami kemajuan yang pesat sekali ketika berlatih, maka ternyata bahwa kedua pasangan itu menjadi seimbang.

Mengalami perlawanan yang tidak kalah hebatnya dari ilmunya sendiri, Dewaniskala menjadi gelisah.

Ia menjadi curiga terhadap Kebo Tandes yang melawannya itu.

Maka sekali lagi ia berteriak .

"Hai Kebo Tandes yang sombong. Siapakah sebenarnya engkau ini. Dan dari manakah kau mengenal Pamanda Batara Raja Pranaragi?" 74

"Buat apa kau mengetahui siapakah aku. Sebab sebentar lagi namamu akan terhapus dari muka burni."

Jawab Kebo Tandes dengan amat sangat marahnya.
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dewa Niskala yang sombong itu selama hidupnya ia selalu dihormati dan dimanjakan.

Mendengar jawaban Kebo Tandes hatinya bertambah menyala-nyala.

Karena itu tidak dengan berpikir panjang lagi ia hendak membinasakan lawannya.

Ia tidak lagi memperdulikan apakah lawannjai bersenjata atau tidak.

Cepat seperti kilat tangannya menarik dangnya dipermainkan seperti baling baling layaknya.

Memang De waniskala ternjata pandai bermain senjata dan tidak mengewakan pula.

Melihat lawannya bermain pedang Keho Tandes meloneat beberapa langkah mundur dan dengan gera yang tidak kalah cepat nya tangannya telah memegang sebuah ujung keris yang elok.

Itulah keris Kalanadah pusakat Bantarangin yang menjadi kebanggaan Kebo Tandes.

Dewaniskala serdiri belum pernah melihat keris itu.

Karena itu ia sama sekali tidak terkejut.

Ia menyerang dengan garangnya.

Namun perlawanan Keho Tandes tidak kalah dahsyatnya pula.

Tetapi agaknya Dewasakti pernah mengenal keris itu.

Keris itu yang mernpunjai cahaja kebiru-biruan.

Karena itu dengan gugup ia rnemperingatkan Dewaniskala .

"Tuanku Dewaniskala janganlah dilawan itu keris pusaka Kalanadah kembaran Pulanggeni yang sakti."

Meskipun Dewaniskala belum pernah melihat Kiai Kalanadah tetapi ia pernah mendengarnya.

Mendengar nama itu disebut-sebut ia terkejut dan meloncat mundur.

Kebo Tandes kini benar bangga pusaka pembawaanbbya disebut-sebut.

75 Ia terus mengejar lawannya.

Dengan secepat kilat ia lalu meninggalkan tempat itu.

Dewasakti segera pergi menjumpai Kebo Tandes sambil berkata .

"Angger Kebo Tandes. Angger adalah siswa dari Baginda Batara Raja Pranaragi bukan? Oleh karenanya pamanda yakin bahwa kepergian ananda ke negeri Purana tentu membawa pesan dari Baginda Batara Raja."

"Paman Dewasakti, tidaklah keliru dugaan paman. Memang hamba adalah mengemban perintah Baginda Batara Raja Pranaragi untuk menghadap Baginda Prabu Guru Dewasarana, agar memparingatkan Baginda supaya kembali ke jalan yang benar. Menjaga kemurnian Pancadarma dan agar negeri Purana kembali menjadi aman dan sejahtera seperti sediakala, sebelum baginda Prabu Guru Dewasarana berbuat menyeleweng."

"Ananda, rintangan-rintangan yang dihadapi oleh rakyat Purana khususnya dan narapraja umumnya, sangat berat. Karena adanya gagasan-gagasan lama yang ingin duduk diatas kursi yang empuk dan hidup enak mementingkan gendutnya perut sendiri, tanpa memikirkan kepentingan rakyat banyak. Gagasan-gagasan lama harus dikikis habis. Gagasan baru yang akan membela rakyat diberi tempat yang utama. Pamanda ingin mengetahui, siapa orangnya yang akan rela begitu saja melepaskan kebahagiaan, melepaskan harta dan takhta. Tentunya mereka akan mempertahankannya. Tetapi mereka tidak mau mawas diri. Bagaimana orang yang demikian akan mendapat tempat di Purana ananda. Tetapi rupa- rupanya Prabu Guru Dewasarana sudah mulai sadar. Sudah menginsafi tuntutan hati nurani rakyat. Berkat tuntutan rakyat dan dorongan dari ananda. Ada pun Pangeran Dewaniskala, diamkan saja dahulu. Nanti ada waktunya akan insaf dengan sendirinya." 76

"Tuanku Dewaniskala janganlah dilawan itu keris pusaka Kalanadah kembaran Pulanggeni yang sakti." 77

"Paman Dewasakti, marilah kita menghadap baginda Prabu Guru Dewasarana, apakah keputusan yang akan diambilnya lebih lanjut setelah beliau mengadakan pengumuman. Kedua pahlavvan itu kemudian menghadap kepada Prabu Guru Dewasarana. Setelah sampai dipesanggrahan, kedua pahlawan itu dipanggilnya menghadap. Maka sabda baginda Prabu Guru Dewasarana "Anakku Kebo Tandes. Coba majulah anakku, ayahanda ingin akan bertanya kepada anaknda!"

Sembah Kebo Tandes .

"Daulat Tuanku."

"Anakku, apakah kesudahannya adikmu Dewaniskala yang belum menginsyafi adaaja perubahan keadaan ini?"

"Ampun tuanku, sebenarnya hamba tiadalah iklas Tuanku Dewaniskala berbuat yang sedemikian. Hamba ingin akan meluruskan jalan, demi untuk keselamatan dan kesejahteraan kerajaan Purana, tarutama keluarga mahkota Purana agar selamat. Tetapi rupa-rupanya Pangeran Dewaniskala tidak percaja akan maksud baik hamba. Akhirnya hamba terpaksa berkelahi satu lawan satu. Untung ada paman Dewasakti. Andai kata tidak ada, kiranya akan terjadi korban. Belum sampai selesai kita berpancakara, putranda Pangeran Dewaniskala melarikan diri. Sekarang bagaimana keputusan baginda seanjutnya, setelah baginda mengumumkan turus tachta?"

"Kebo Tandes, Aku percaja kepadamu. Aturlah dahulu kerajaan Purana supaya dapat kembali sejahtera, seperti pada waktu kami permulaan bertachta hingga sepuluh tahun kemudian."

"Tuanku, atas kemurahan tuanku akan hamba junjung setinggi- tingginya. Tetapi bukan itulah maksud hamba. Tuanku, tentunya dapat memperhitungkan, Akan ada kejadian apa bila hamba menerima tachta kerajaan Purana. Pertama hamba bukan achli waris mahkota. Kedua hamba bukan penduduk asli Purana. Ketiga masih 78 ada narapraja yang pantas di serahi menduduki tachta kerajaaa. Jadi tidaklah sepantasnya bila hamba menduduki tachta kerajaan Purana. Nanti pada waktunya Tuanku akan mengetahui seadiri apa yang hamba laksanakan dalam hal hamba menumaikan tugas hamba."

"Luhur sekali pekertimu Kebo Tandes. Dimana ada orang seperti kamu. Diserahi kenikmatan, kebahagian, harta dan tachta yang dapat meluhurkan pribadinya, bahkan di tolaknya. Kamu betul-betul sepi ing pamrih rame ing gawe. Oleh karena itu, anakku, apakah yang akan kubalaskan kepadamu?"

"Baginda kami hanya melaksanakan tugas untuk meluruskaa jalan. Tuntutan rakyat harus kita penuhi. Baginda tetaplah menjadi tetua. Pemerintahan Purana biarlah dipegang oleh Dewan Mangkubumi. yang terdiri dari . Paman Fatal Dewasaraja, Paman Dewasakti. wakil dari Mahkota, wakil dari Rakyat yang kami tunjuk Kuda Seta. Dan wakil dari para Yogi seorang. Kelima orang inilah yang memerintah Purana. Sedang sebagai Ketua Dewan bergiliran. Sesudah Dewan bekerja selama 7 tahun dan dapat pulih seperti dahulu, Pemerintahan Purana diserahkan kerabali kepada Mahkota."

"Kebo Tandes aku sependapat dengan engkau. Bila demikian, siapakah wakil dari Mahkota?"

"Terserah keputusan baginda."

"Aku mempercayaimu. Kamu kuangkat sebagai wakil mahkota."

"Mana bisa Tuanku, hamba bukan keturunan dari keluarga raja- raja Purana."

"Kamu saya angkat mendiadi putraku. Dan inilah sebagai tanda terima kasihku dan kasih sajangku kepadamu, pusaka kerajaan Kiyai Pulanggeni sebagai penguatmu sebagai wakil mahkota dalam 79 Dewan Mangkubumi. Ingatlah walaupun engkau bukan anak keturunan dari rochku sendiri, tidaklah ada bedanya dengan adikmu Dewaniskala. Besarkanlah hatimu. Kuberi dos restu dalam melaksanakan tugas ini. Terirna!ah pusaka ini!"

Sabdanya, sambil memberikan keris pusaka Pulanggeni.

Kebo Tandes menerima keris pusaka itu dengan penuh kegembiraan.

Ia berjanji akan rnewakili mahkota kerajaan duduk dalam Dewan Mangkubumi kerajaan Purana sambil menunpgu ketentuan-ketentuan lebih lanjut, siapakah yang akan memegang tachta kerajaan menurut kehendak rakyat.

Dewan Mangkubumi Kerajaan Purana berjalan dengan lancarnya, berkat kerja sama antara anggota Dewan dan rakyat.

Hanya saja, banyak sekali rintangan-rintangan yang ten.Fri dari orange yang tidak puas dari golongan2 putra mahkota Kerajaan Purana, Pangeran Dewaniskala.

Lebih2 setelah mende-ngar bahwa wakil mahkota Dewan Mangkubumi diserahkan kepa da Kebo Tandes brserta keris pusaka Kyai Pulanggeni.

Panas ha ti Pangeran Dewaniskala tidak ada hentinya.

Ia bertekad bulat hendak merebut pusaka kerajaan dan membunuh Kebo Tandes.

Ia mengumpulkan kekuatan.

Diantaranya tenaga-tenaga yang membantu Pangeran Dewaniskala ialah .

Dewaruju, Dewasrani, Dewa Kendit dan Dewa Kempul.

Keempat pembantu Pangeran Dewaniskala itu masing-masing mempunjai kepandaian dan ilmu yang mengagumkan.

la mempunjai kesaktian yang tangguh pula.

Pada suatu malam, keempat pembantu itu mengadakan musjawarah, hendak menculik Kebo Tandes ke tempat kediamannya.

"Dinda Dewaruju, rupa rupanya kali ini akan tercapailah maksud karni untuk membantu Pangeran Dewaniskala. Ini malam Anggarakasih. Dinda harus menggumakan ilmu agak Seta?. Dengan gendam gagak setamu itu, akan bisa dilumpuhkan si jahanam Kebo Tandes."

Kata Dewaserani.

80 Perintah kanda akan kulaksanakan.

Tetapi hal ini tidak akan dapat terlaksaaa apabila kita tidak dapat bekerja sama dengan sekaliaa saudara-saudara kita ini.

Kanda Dewaserani sendiri yang harus mengatur kita sekalian.

Kanda harus menggunakan aji "Pangelimunan? dan "Welut Putih?, sewaktu-waktu Kebo Tandes berperang dengan kita-kita dapat rnembinasakannya.

Kanda Dewa Kempul harus menggunakan aji "Bandung Bandawasa? dan Kanda Dewa Kendt harus menggunakan aji Pameling Agnitirta Daru Puspita."

"Kita yakin kalau kali ini Kebo Tandes akan sampai pada mautnya."

Sahut Dewa Raja.

Setelah keempat saudara itu bermufakat bulat.

Tepat pukul 12 tengah malam mersika menuju ke rumah kediaman Kebo Tandes.

Kuda Seta pada malam itu, merasa tidak enak hatinya.

Ia senantiasa hendak pergi dari rumahnya, ke rumah Kebo Tandes.

Maka pergilah ia dengan membawa senjata pusakanya ke Rumah Kebo Tandes.

Kuda Seta mempergunakan ilmu Kumayan Jatinya pada malam itu.

Dewaserani yang menggunakan aji panglimunan, dengan enak dam mudah memasuki peraduan Kebo Tandes, dengan diikuti oleh Dewa Kempul, Dewa Kendil dan Dewaruju.

Kebo Tandes pada malam Situ puas sekali tidurnya.

Disebabkan entah karena paiah, ataupun ikarena kena Kumayan Dewaserani, tidak diketahui.

Melihat keja- ;than yang demikian itu, makin tertawalah terbahak-bahak Dewasrani dengan diikuti oleh ketiga kawannya.

"Ha, ha, ha, tak kusangka dan tak kukira bahwa kamu hanya seakan-akan pohon talas saja. Kebo Tandes, janganlah kamu enak- enak akan menerima harta dan tachta, harta siapakah, Apakah harta nenek moyangmu apa. Tachta? Perbuatanmu sebagai Durna itulah yang menyebabkan kamu mendapat kepercajaan baginda. Ha .. ha ... 81 ha. Kali ini engkau pasti akan mengalami mala petaka. Sekarang merintihlah, permisilah kepada ibu bapakmu dan sanak saudaramu, kali ini akan kupenggal kepalamu."

Katanja sambil mengayunkan pedangnya keleher Kebo Tandes.

Begitu pula ketiga teman Dewa Setani tidak ketinggalan pula sudah mengayunkan pedangnya kearah tubuh Kebo Tandes.

Kebo Tandes yang memang masih dilindungi oleh dewanya, dan berkat aji-aji yang dimilikinya saktinya.

Maka pedang yang diayunkan kearah bagian tubuh Kebo Tandes tidaklah mengenai sasarannya.

Tangannya seakan-akan ada yang memegang.

Keempat orang itu akhirnya menjerit ketakutan.

Mendengar teriak orang yang demikian itu, Kebo Tandes bangun dari tidurnya.

Segera ia berdiri sambil mengusap-usap matanya.

Maka tanya Kebo Tandes kepada orang-orang itu .

"Hai, apakah kerjamu disini hai jahanam. Kamu tahu bahwa kedatanganmu disini ini tidak lain engkau akan berbuat jahat. Siapakah namamu dan dari manakah asalmu? tanyanya dengan kemarah-marahan, Keempat orang yang hendak berbuat jahat itu, tidak menjawab pertanyaan dari Kebo Tandes. Berulang-ulang mereka dibentak oleh Kebo Tandes, namun mereka tidak menjawabnya. Dewa Kendit tidak menyia-nyiakan kesempatan yang baik itu, maka mulailah ia menyerang Kebo Tandes, dengan menggunakan serangan jurus "Alap Menyambar Burung?. (Bersambung ke

Jilid III) 0 1 Drs. SOETARNO KEBO TANDES MENCARI PUSAKA

Jilid III TAMAN PUSAKA RAMA Jl.

Yudanegaran 38 SALATIGA Dicetak dan diterbitkan oleh .

2 Hiasan Kulit .

WIBOWO Gambar Dalam .

WIBOWO cerita ini kami gali dari masa silam kami persembahkan untuk masa mendatang TAMAN PUSTAKA RAMA Jl.

Dipanegara 38 SALATIGA HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG Ijin Pemeriksaan Naskah No.
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pol 6 Be.

13/111 Intel/67 Jogja 26 -7-1967 3 Pengantar Kata.

Ceritera ini terjadi pada zaman kerajaan Kediri dan Jenggala disekilar tahun 1049 hingga wafattila prabu Kertajayapada tahun 1222.

Dimulai sejak pembunuhan Dewi Ngreni dengan Keris pusaka Pulanggeni.

Nama- nama yang menjadi peraga dalam ceritera ini ada yang pemah dikenal eleh masyarakat, ada Pula yang belum, karma tidak pemah diucapkan dalam sejarah.

Karena kejadian itu selesai hampir 173 tahun lamanya, maka geritera thi dalam bentuk semi silat akan terdiri dari beberapa jilid.

Sumber dari ceritera-ceritera ini berpedoman pada.

a.

Serat-serat Pauji karja R.

Vg.

Ronggowarsilo.

b.

Sejarah Indonesia Sanusi Pane.

c.

Babad Tanah Jawi sekar

Jilid 11 XXXI Balai Pustaka.

Dari sumber-sumber ini kami olah sedemikian rupa kami sesuaikan dengan keadaan dewasa ini dan didasarkan atas tujuan nation and character building Indonesia.

Mudah-mudahan buku ini dapat berguna bagi masyarakat.

Tegur sapa dari penggemar karya-karya kami dan para cerdik cendikia sangat kami harapkan.

Surabaja, Pebruari 1967 Penulis Drs.

Soetarno 4 BAGIAN I UNTUNG yang diserang adalah Kebo Tandes yang sudah banyak memiliki beberapa ilmu yang dalam.

Ia mengerti bahwa jurus "Alap-alap Menjarnber Burung? itu adalah suatu cabang dari aji pameling Tula Daru.

Serangan itu kemudian dielakkan.

Ia mundur sedikit kebelakang, dengan secepat kilat ia melesat keatas dengan menggunakan jurus Kidang Kencana menerjang, yang tepat mengenai sasarannya sambil berkata .

"Bangsat yang tidak tahu diri. Belalakkanlah matamu selebar- lebarnya. Perbuatanku di negeri Purana tidak hendak menjengsarakan rakyat. Tetapi sebaliknya demi untuk kesejahteraan rakyat di negeri Purana yang telah lama terancam oleh orang-orang yang berkuasa."

Dewa kendit kena sepak kakinya, hingga jatuh dan melesat jauh. Secepat kilat Dewa Kempul hendak berbela, dengan membuka jurus berganda menyerang Kebo Tandes, sambil berkata.

"Dikira hanya engkau sendiri yang johan pahlawan. Aku tidak takut dengan kalian. Awas, asal jangan lari saja engkau Kebo Tandes."

Kebo Tandes tidak kurang cerdik ia kembali membuka jurusnya kidang kencana.

Dengan tidak menjawab perkataan musuhnya ia melawan serangan lawannya yang bertubi-tubi itu.

Makin lama makin mendahsyat serangannya Dewa Kempul, dan mempunjai kekuatan yang luar biasa.

Gerak-geriknya dapat diamat amati oleh Kebo Tandes.

Dan diketahui olehnya, bahwa musuhnya 5 mempunjai aji Bandung Bandawasa.

Oleh karenanya ia mulai merubah siasatnya, digunakanlah aji Kumayan jati yang sakti itu dengan secepat kilat ia dapat menghajar musuhnya.

Akibat nya luar biasa.

Dewa Kempul mukanya babak belur, dengan keluhan yang menghibakan hati .

"Aduh, mati aku.. aduh.."

Sementara itu Dewa Kendit yang terlempar jauh, sudah pulih kekuatannya, ia berniat hendak menyerang kembali tetapi ia merasa sudah kalah.

Lebih-lebih setelah mengetahui saudaranya, sudah dihajar setengah mati.

Maka dicarilah jalan lain, untuk menyerangnya.

Diajaknya Dewa Serani dan Dewa Ruju menyerang bersama-sama.

Dewa Serani menyerang dergan membuka jurus loncat katak dalam air.

Dewa Kendit tetap menggunakan jurus Alap-alap menjambar burung dan Dewa Ruju dengan meng- gunakan jurus Banteng kesiangan.

Kebo Tandes sangat terkejut diserang oleh lawannya dari tiga jurusan.

Ia tidak mau mati konyol.

Dewa Kempul dilemparkan jauh-jauh hingga jatuh tertetungkup tiada sadarkan diri.

Ia terpaksa menggunakan aji Kumayan jatinya, dalam melawan musuhnya itu.

Bertubi-tubi serangan lawannya dari ketiga jurusan di tangkisnya.

Dewa Serani serangannya licin sebagai helut, Kebo Tandes yang gesit laksana baling-baling berputar.

Sepak dan tendang Kebo Tandes selalu mengenai sasarannya.

Apabila ia diserang kemuka, undurlah ia, tahu-tahu musuhnya sudah jatuh terhuyung-huyung.

Bila diserang dari kanan dan kiri.

Tahu-tahu musuhnya sudah beradu kepala.

Ketiga lawan Kebo Tandes tidak tinggal diam saja.

Biarlah Kebo Tandes diberi kesempatan untuk bergerak, biar tenaganya habis.

6 Beberapa saat kemudian setelah Kebo Tandes sudah kehabisan tenaga, ketiga lawannya itu mulai menyerang kembali.

Kuda Gede yang hatinya merasa tidak enak, ia segera pergi ketempat kediaman Kebo Tandes, dengan menggunakan aji panglimunan.

Setelah sampai ditempat kediaman Kebo Tandes alangkah terkejutnya, mehhat Kebo Tandes sedang bertempur dengan dahsyatnya.

Kuda Gede tidak sabar melihat kejadian tersebut.

"Kanda mundurlah dahulu! Rupa-rupanya kakanda telah letih. Biar kuhajar pengecut-pengecut ini!"

Berkata demikian sambil menerjang ketiga orang yang mengerojok Kebo Tandes.

Ruangan yang sempit itu sama sekali tidak menguntungkan ketiga pengerojok itu.

Karena orang yang mengerojok itu satu demi satu dapat dihadiahi tinju oleh Kuda Gede.

Malahan kadang-kadang beberapa kali pula mereka sating berserangan dengan kawannya sendiri.

Karena hal itulah maka akhirnya keempat orang itu segera membuat perhitungan, dari pada mati konjol ia akan mencari kesempatan hendak melarikan diri.

Sementara itu Dewa Kempul telah sadarkan diri, lampu yang menerangi rumah di lempar dengan batu.

Tepat mengenai sasarannya, lampu padam, maka gelap-gulitalah tempat itu.

Mereka segera lari hendak mencari selamat.

Melihat kejadian itu Kebo Tandes berteriak.

"Dimas, Dimas, dimanakah engkau?"

"Kanda, saja disini."

"Marilah kita teliti jangan-jangan penjahat ini mengambil sesuatu pusaka kakanda."

"Betul kata dinda, lekas nyalakan, lampu!"

"Baiklah .."

Beberapa saat kemudian, teranglah rumah Kebo Tandes.

Karena telah dipasangi beberapa lampu.

Para penjaga sudah bangun 7 seluruhnya.

Kemudian pergilah Kebo Tandes keperaduannya.

Alangkah terkejutnya setelah mengetahui bahwa, keris pusaka pemberian Baginda Guru Dewasarana dicuri orang.

"Dimas, keris Kerajaan Purana yang bernama Pulanggeni dicuri keempat penjahat tadi. Alangkah kecewanya Prabu Guru Dewasarana, bila mengetahui persoalan ini."

"Kekecewaan Prabu Guru Dewasarana tidak perlu kanda risaukan. Mungkin hal ini sudah menjadi takdir Batara, Kanda barns memperpanjang masa tugas kanda mencaripusaka Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Purana. Dinda yakin bahwa perbuatan ini tentu ada sangkut pautnya dengan putera Mahkota kerajaan Purana Dewaniskala. Hal ini harns segera dilaporkan kepada Dewan Mangkubumi agar Dewan segera bertindak."

"Dinda, begitulah pekerti orang yang tidak mau mengikuti perubahan jaman yang senantiasa hanya menginginkan akan hidup enak dan kepenak. Tetapi mengabaikan sumbernya. Bukankah, sebenarnya bahwa kebahagiaan itu harus diperjuangkan dengan pengorbanan. Berani berkorban berarti cinta akan cita-cita-citanya. Tetapi sebaliknya, orang yang merasa sudah mempunjai rasa enak dan merasa mewah sukar akan melepaskan kemewahan itu walaupun sebenarnya mereka itu sudah tidak dapat diterima oleh rakyat dan keadaan. Kekuasaan yang datangnya dengan paksaan dan tidak mendapat bantuan dari rakyat, bukanlah merupakan kekuasaan sejati. Biarkan saja pada mereka-mereka yang ingin membantu Dewaniskala. Pada saatnya putera mahkota itu pasti akan bancur sendiri. Pengalaman telah membuktikan. Sejak hilangnya Pusaka kerajaan Jenggala Kiai Pulanggeni yang disebabkan perbuatan yang kurang diteliti lebih dahulu akhirnya terjadi korban Dewi Ngreni yang tidak berdosa dibunuh. Batara murka Pusaka hilang tak karuan rimbanya. Antara Kediri dan Jenggala walaupun kelihatan bersatu tetapi sebenarnya 8 api dalam sekam. Walaupun Putera Mahkota Inu Kertapati jadi akan kawin dengan Puteri Galuh Candrakirana, namun pasti nanti akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Sebab raja Kediripun juga tidak menetapi janji. Bukankah Dewi Galuh Candrakirana sudah dijanjikan akan dikawinkan dengan Raja Bantarangin Klanasewandana? Belum adanya musuh dari kerajaan Makasar, dan kejadian-kejadian yang nanti akan mengalami rentetan panjang. Di Bantarangin sendiri kami mengetahui perbuatan curang yang ditakukan oleh Patih Bujangganor, dan dilain-lain tempat yang pernah kita lalui. Semua memberikan pelajaran bagi kita, bahwa. kebajikan itu akan hilang sia-sia apabila tidak disertai dengan amal dan perbuatan, dengan dasar rendah hati. Tetapi sebaliknya kejahatan itu pasti akan terbongkar pada waktunya. Mereka akan memetik buah dan benih kejahatan yang ditanamnya. Hukum karma tidak akan dapat dielakkan begitu saja oleh setiap perbuatan. Dinda, dengan adanya kejadian ini, memperingatkan kepada kanda yang mana kanda harus meninggalkan kerajaan Purana meneruskan perjalananku mencari pusaka kerajaan Kiai Pulanggeni. Memang nama. Pulanggeni karena baiknya dan ampuhnya banyak yang memakai nama yang menyerupai Kiai Pulanggeni, Ada yang menggunakan nama Pulanggeni ada Pula Palanggeni. Tetapi pusaka ini tidak ada satupun yang chasiatnya seperti Kiai Pulanggeni dari Jenggala. Dan anehnya kebetulan kedua pusaka yang hilang itu bersamaan namanya. Mereka hanya ada dibawah nilai Kiai Kalanadah pusaka Bantarangin yang saya bawa ini. Dinda Kuda Gede, sepeninggal saya, kalian harus dapat membuat Purana menjadi aman. Cita-cita rakyat yang ingin akan hidup sejahtera adil makmur harus dinda wujudkan. Adil makmur tidak akan jatuh dan langit sendiri tanpa bekerja giat. Dinda harus membuat aman kerajaan Purana. Kerajaan Purana kelak tentu barhubungan erat dengan Kediri dan Jenggala. 9 Berilah kesempatan Prabu Guru Dewasarana mengecap kenikmatan sampai habis umurnya. Sesudah itu kuasailah kerajaan Purana. Walaupun sebenarnya adinda tidak waris kerajaan namun adinda patut menggantikan waris kera-jaan, sebab Dewaniskala rupa- rupanya sudah tidak dapat kembaii kejalan yang benar. Satu-satunya jalan adinda beserta Dewan Mangkubumi harus dapat mengalahkan dan membasmi komplotan yang dipimpin oleh Dewaniskala. Dinda sudah kuwejang bagaimana syarat orang akan menjadi pemimpin negara atau raja. Pelajarilah astabrata seperti apa yang telah diajarkan Sri Batara Rama pada Aria Wibisana ketika itu. Sudahlah adinda, hanya sekian pesanku kepada adinda."

"Kanda junjungan dinda, ibarat akan kata pepatah, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, berakit-rakit kehulu bersampan- sampan ketepian. Adinda, tidaklah akan merelakan kakanda akan meninggalkan dinda. Semboyan adinda, kemana kakanda akan pergi, adinda akan mengikuti. Bukankah kita pergi ke Purana bersama-sama atas titah Baginda Batara Raja. dari Pranaragi, untuk menghilangkan angkara murka. Tentu saja setelah tugas kita selesai kita harus bersama-sama dengan kakanda pergi kembali ke Pranaragi? Kanda, adinda senantiasa akan mengikuti jejak kakanda."

"Dinda, tugas kita belum selesai. Perintah baginda Batara Raja belum terpenuhi seluruhnya. Angkara murka belum hilang dari kerajaan Purana. Dinda harus menyelesaikan tugas dahulu. Kandapun juga harus menjelesaikan tugas pula. Pada saatnya kita pergi kembali ke Pranaragi setelah selesai tugas kita. Saya yakin dinda mau menuruti nasihat kakanda. Sebab bila kanda terus berada disini, tugas kanda yang utama tidak akan selesai. Padahal tugas bent yang menjangkut dengan negara tumpah-darah harus kanda utamakan disamping tugas-tugas yang lain. Kanda tidak akan merasa bahagia, bila mendapat tugas negara tidak terselesaikan. 10 Sungguh mulialah seorang yang diberi tugas oleh negara, dapat menjelesaikan tugasnya dengan baik. Tetapi akan kecewalah apabila tugas itu tidak dapat terselesaikan. Kita harus berpedoman, bahwa seorang kasatrya yang menjadi pagar bangsa yang bercita- citakan menuju rahayuning bawana harus rame ing gave sepi ing pamrih, Tunjukkanlah kesetiaan dinda kepada kanda. Setia kepada saudara tua, yang dengan kesetiaan dinda itu dapat memberi doa restu kepada kanda dalam menunaikan tugas."

Kuda Gede tidak dapat berbuat suatu apapun, setelah diberi nasehat oleh Kebo Tandes.

Memang sebenarnya Kuda Gede dengan Kebo Tandes sangat besar cintanya.

Seolah-olah sudah seperti saudara sekandung saja.

Apa yang diperintahkan Kebo Tandes, diturutlah oleh Kuda Gede.

Sebaliknya apabila Kuda Gede mengetahui akan kelemahan-kelemahan Kebo Tandes, iapun tidak segan-segan menegornya.

Kedua saudara itu saling cinta-menjintai.

Maka jawab Kuda Gede kepadanya .
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kanda Kebo Tandes, setelah adinda fikir dalam-dalam, nasehat kakanda itu, banyak benarnya dari pada tidaknya. Umpama orang akan membuat rumah, sudah ada kerangkanya, belum sampai rumah itu selesai didirikan, kemudian ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Apakah nanti jadinya rumah itu. Oleh karenanya raja harus menjelesaikan tugas kami. Karena kepergian kanda nanti, adinda hanya mengucapkan selamat jalan dan dirgahaju kakanda semasa dalam perjalanan."

Keesokan harinya Kebo Tandes minta diri kepada Dewan Mangkubutni hendak meninggalkan Kerajaan Purana untuk melakukan sesuatu tugas.

Lebih-lebih yang bertalian dengan hal hilangnya Keris Pusaka Pulanggeni.

Sebelum meneruskan perjalanannya, Kebo Tandes, pergi menghadap Prabu Guru Dewasarana untuk minta dirt.

Katanya .

11

"Baginda, kini sudah tiba saatnya hamba terpaksa meninggalkan kerajaan Purana, disebabkan oleh adanya tugas yang harus hamba selesaikan. Pertama hamba harus mencari Pusaka Kerajaan Jenggala yang musnah. Kedua hamba harus meneruskan perintah Sri Baginda Batara Raja di Pranaragi dan Ketiga hamba harus mencari Kiai Pulanggeni hadiah Paduka yang dicuri orang atas perintah sesuatu komplotan yang dipimpin oleh puteranda Dewa Niskala. Oleh karenanya, apabila baginda tidak berkebaratan komplotan itu akan hamba basmi. Sebab bita tidak demikian, akan berakibat tidak baiknya kerajaan Purana. Kerajaan Purana akan terus menerus mengalami ketidak tenteraman."

Mendengar keterangan Kebo Tandes demikian terdiamlah sejenak, Prabu Guru Dewasarana, seakan-akan ada sesuatu hal yang difikirkan. Setelah beberapa saat kernudian, maka berkatalah ia kepada Kebo Tantes dengan lemah lembut .

"Anakku Kedo Tandes sebenarnya ayahanda merasa amat berat kau tinggalkan. Tetapi apa boteh buat, engkau harus memenuhi tugasmu. Memang seorang ksatrya dalam menunaikan tugas tidak akan berhenti apabila helum selesai dan berhasil. ayahanda doakan mudah-mudahan tercapailah cita-citamu dan diberkatilah oleh Batara segala pekertimu. Adapun persoalan yang bertalian dengan Dewaniskala anak kandungku, ayahanda tidak akan merasa keberatan untuk mendapatkan pidana atas perbuatannya yang tidak mau sadar, kembali kejalan yang benar. Ayahanda berpendirian walaupun anak kandungku sendiri, bila berbuat mencernarkan nama baik keluarga. Mahkota, lebth baik dilenyapkan dari muka bumi, daripada hidup mencorengi muka keluarganya. Oleh karenanya laksanakanlah niatmu, demi kesejahteraan kerajaan Purana. Hanya saja pesanku kepadamu, anakku sepeninggalmu, serahkanlah diriku kepada Dewan Mangkubumi, agar supaja. Dewan Mangkubumi 12 tidak akan berbuat sewenang wenang terhadap diri ayahanda sekeluarga."

"

Baginda Prabu Dewa Sarana, janganlah baginda merasa khawatir,"

Katanya dengan lemah lembut.

"Segala sesuatunya, telah hamba atur. Hamba juga tidak rela Tuanku akan diperlakukan yang tidak wajar dari siapapun. Mereka harus menginsjafi akan jalannya sejarah. Bukankah kerajaan Purana dapat megah berdiri berkat usaha Tuanku. Kesalahan Tuanku akhir-akhir ini, menimbulkan sesuatu hal yang tidakdiinginkan karena Tuanku kurang waspada saja, sehingga banyak durna yang memancing di air-keruh. putera mahkota yang sudah keranjingan akan harta dan tachta serta wanita yang akhirnya membawa negara kearah kehancuran. Tetapi berkat kewaskitaan Sri Baginda Dewa Batara Raja di Pranaragi, hingga segera mengutus hamba pergi ke Parana untuk meluruskan jalan yang kelok ini. Tuanku, Kuda Gede nantilah yang akan membela Tuanku apabila terjadi sesuatu hal. Dan bila perlu Tuanku baiknya pergi ke Aldaka Meru untuk mengheningkan cipta, meninggalkan alam yang penuh kedengkian ini, sebagai pertapa saja untuk menebus kesalahan-kesalahan yang telah Tuanku lakukan akhir- akhir ini. Biarlah para kawula mengetahui bahwa Tuanku telah insjaf.

"Kebo Tandes,"

Sambung Prabu Dewasarana dengan penuh kegembiraan, yang seakan-akan menjumpai sesuatu kesenangan yang luar biasa. Katanya dengan muka penuh kegembiraan.

"Sebenarnya sebelum pendapat ananda itu kau kemukakan kepadaku, sudah digerakkan hatiku, untuk pergi kegunung Meru, akan bertapa, mencari kemurahan Batara, dan menebus segala dosa kami kepada rakyatku yang kucintai Oleh karenanya, kukira sudahlah pada waktunya kepergianmu akan kuikuti sampai ke Gunung Meru. Entah bagaimana keadaan Purana kami serahkan Dewan Mangkubumi. Kami tidak lagi berurusan dengannya. Kebo 13 Tandes, tidak kukira dan kusangka, bahwa engkau utusan dari kakang prabu Batara Raja dari Pranaragi. Rupa-rupanya kakang prabu benar-benar memperhatikan segala gerak-gerikku dari jauh. Sebab apakah engkau tidak memberitahukan kepadaku? Tetapi, apa hendak dikata lagi. Ibarat nasi telah menjadi bubur. Sesal dulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Sekarang marilah kita berpaling kemuka. Perjalanan kita masih jauh. Bahtera cita-cita kebahagiaan harus kita raih demi kesejahteraan kita sernua."

"Bila sudah demikian kehendak sang Prabu marilah kita berkemas-kemas meninggalkan."

Prabu Guru Dewasarana dengan permaisuri beserta keluarga mahkota yang mencintainya dengan diantar oleh para warga Dewan Mangkubumi esok harinya meninggalkan mahligai pergi gunung Meru hendak bertapa, Kebo Tandes pada waktu itu mengantarkan Prabu Guru Dewa sarana sampai ke gunung Meru, sebelum meneruskan perjalanan.

Kepergian Prabu Guru Dewasarana dari Istana kera-jaan Purana mendapat sorotan dari rakyat pada umumnya Tentu saja sorotan itu diantara baik dan buruk.

Kepada mereka yang mengetahui dan mau mengikuti jalannya sejarah, memang sudah sewajarnya Prabu Guru Dewasarana meletakkan tachta pergi bertapa, untuk memberikan mereka yang bercita-citakan membuat makmurnya kerajaan Purana dangan tulus dan ichlas.

Tetapi sebaliknya orang orang yang tidak senang kepadanya, tiara menjorotnya di hubung-hubungkan dengan perbuatan kesalahannya yang lazim dilakukan oleh manusia biasa dengan dicampur dan dibesar-besarkan agar supaya Prabu Guru Dewasarana mendapat cemar dalam sejarah kerajaan Purana.

Tetapi Prabu Guru Dewasarana tidak akan memperdulikan cemoh cela yang diajukan oleh mereka yang setuju dan tidak setuju kepadanya.

Sekarang ia sudah sadar akan jalannya keadaan.

Ibarat roda berputar ada kalanya diatas dan ada kalanjapun dibawah.

Dengan hati yang 14 sadar maka ditinggallah kemewahan lahiriah dan per gi kegunung untuk meneucikan dirinya.

Selama dalam perjalanan, banyak-banyak nasehat dan petuah diberikan Prabu Guru Dewasarana kepada Kebo Tandes jang bertalian dengan bekal seorang kesatria apabila maju ing rana, kesatria sebagai saka guru negara, kesatria sebagai pemimpin yang harus senantiasa berpedoman kepada .

Ing ngarsa sung tulada, Ing madya bangun karsa, Tut wuri handajani.

Kebo Tandes dalam menerima nasehat itu, tidak mau mentah- mentah menelan segala nasehat atau ajaran dari Prabu Guru Dewa sarana, namun kesemuanya itu dipertimbangkan masak-masak.

Mana yang baik dipakainya, dan mana yang kurang baik tidak dipakainya.

Anggapan Kebo Tandes kepada Prabu Guru Dewasarana, sebagai orang tua yang telah banyak pengalaman.

Sama sekali ia tidak menganggap bahwa Prabu Guru Dewasarana adalah penjahat yang menjengsarakan rakyat Kerajaan Purana.

Kejatuhan Prabu Guru Dewasarana, mengalami beberapa kejadian.

yang terang, kernudian timbul pemberontakan yang dipimpin oleh Putera Mahkota melawan Pemerintahan Dewan Mangkubumi.

Dan sudah menjadi lumrah bahwa setiap ada perubahan tentu timbul suatu akibat yang tidak menyenangkan.

**** BAGIAN II KEBO TANDES membasmi kerusuhan di gunung Samaya dan Kawabi.

Gunung Samaya atau yang juga terkenal disebut gunung 15 Meru, adalah suatu gunung yang terletak antara perbatasan Kerajaan Purana dan Kerajaan Galuh.

Gunungnya tinggi menjulang keangkasa.

Hawanya sejuk, kelihatannya gunung itu megah dan angker.

Memang gunung Samaya, adalah gunung yang tidak dapat dimasuki oleh sembarang machluk-begitu saja.

Ibaratnya janmo mara jadmo mati sato mara sato mati.

Artinya siapa saja yang memasuki gunung Samaya bila tidak mempunjai pegangan yang kuat, ilmunya tidak tinggi akan mengalami kesukaran dan maut.

Mereka akan menjadi mangsa makhluk halus yang menjaga gunung Meru.

Maka dari sebab itu, tidak seorangpun yang berani mendekati atau memasukinya.

Karena angkernya gunung itu, ada orang yang mengatakan, bahwa gunung itu disebut gunung pengalap pati.

Banyak jin setan peri perayangan yang buas-buas bertempat tinggal di Gunung Samaya itu.

Gunung itu juga merupakan gunung tempat pertapaan para pertapa dan raja-raja daerah kerajaan Purana yang meninggalkan negaranya, bertapa ke Gunung tersebut.

Gunung itu juga menjadi tempat ujian bagi para kasatria dalam hal akan mengetahui untung dan malangnya.

Artinya seorang kasatria akan dapat dikatakan teguh dan timbal apabila memasuki gunung itu kembali dengan selamat.

Di Gunung Semaya masih banyak binatang buas yang menjadi penghuni gunung itu.

Maka jarang sekali orang yang berani menempuh maut memasuki gunung tersebut.

Mulut Gunung Samaya yang mengepul dengan api yang tebal keluar dari kawahaja main membuat regengnya Gunung tersebut.

Ditempat itulah Prabu Guru Dewasarana membersihkan diri, meninggalkan kemewahan, mengekang hawa napsu, bertapa di gunung itu.

Prabu Guru Dewasarana pada hari pertamanya memasuki gunung itu, banyak sekali jin setan yang mengganggunya, begitu pula binatang buas yang hendak memangsanya.

Tetapi karena Prabu Guru Dewasarana juga 16 memiliki suatu ilmu tinggalan dari Empu Baradah di Kerajaan Kediri, yang dapat membasmi para setan jin, banaspati dan beberapa machluk halus, lainnya, maka tidaklah akan takut menghadapi godaan-godaan itu.

Namun demikian, penghuni Gunung Semeru itu tidak menyerah kalah begitu saja.

Raja jin yang bernama Karungkala mengumpulkan semua hulu- balang dan prajuritnya, dikerahkan untuk menggoda dan inembinasakan Prabu Dewasarana beserta pengikutnya.

Diantaranya hulu-balang jin yang pilihan itu bernama Klenting mungil, Jarasari, Jara Marla dan Klantang mimis.

Raja jin itu baru akan membantu Prabu Dewasarana, apabila dapat mengalahkan mereka dan dirinya.

Adapun kesaktian Karungkala beserta para hulubalangnya sangat menakutkan.

Seakan-akan tidak dapat terkalahkan.

Pada suatu malam, Prabu Dewasarana bersemedi dengan diikuti oleh Kebo Tandes.

Kebo Tandes yang juga sudah banyak mempunjai ilmu dan aji tidak akan merasa takut menghadapi keadaan yang mungkin terjadi dan akan terjadi.

Kebo Tandes tahu bahwa akan ada bahaya yang akan datang.

Disebabkan karena sudah ada tanda- tanda.

Tanda-tanda itu, mula-mula datang pedut yang diiringi oleh angin puyuh dan banyak kedengaran suara yang mengerikan hati.

Prabu Guru Dewasarana mengucapkan aji Sabda Hapi.

Aji Sabda Hapi mempunjai chasiat, siapa saja yang kena dayanya aji Sabda klapi tinggalan Empu Baradah, akan lemah sendi-sendi tulangnya dan tidak mempunjai daya suatu apapun.

Kebo Tandes beran akan kesaktian dari aji yang dimiliki oleh Prabu Guru Dewasarana.

Beribu-ribu laskar jin kena daya aji Sabda Hapi, lumpuh tiada sadarkan diri.

Tetapi, Klenting mungil, Klantangmimis, Jaramada, dan Jarasari, tidak mau tinggal diam.

Mereka dapat menolak aji yang dibacanya oleh Prabu Dewasarana.

Aji Sabda Hapi dapat dikembalikan oleh aji Jajamurti.

Setelah ketahuan, bahwa aji Sabda Hapi tidak berdaja lagi maka ditariklah 17 Prabu Guru Dewasarana oleh keempat raksasa jin itu, digigit dan disiksalah Prabu Guru Dewasarana oleh keempat jin hulubalang itu.

Prabu Guru Dewasarana tidak rubah dari semadinya.

Melihat kejadian tersebut, Kebo Tandes tidak sampai hati.

Ia sangat merasa belas kasihan kepada Prabu Guru Dewasarana, seorang yang sudah lanjut usianya disiksa oleh jin dan setan yang sedemikian dahsyatnya.

Maka tidak dengan difilar panjang lagi, Kebo Tandes hendak merebut Prabu De-wasarana dari siksaan jin itu.

Bersarnaan dengan semakin gelapnya malam, Kebo Tandes dengan sekuat tenaga merebut Prabu Guru Dewasarana dari tangan keempat Jin itu.

Setelah kena direbut, maka disuruhnya Prabu Guru Dewasarana beristirahat.

Setelah mengantarkan Prabu Guru Dewasarana, ia diam sejenak, memikirkan apa yang akan dilakukan, apabila ia nanti diserang oleh keempat jin yang menakutkan itu.

Ketika Kebo Tandes sedang berpikir demikian, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara tertawa yang tidak jauh dari tempat itu.

Suara itu terdengar sangat menggetarkan hatinya.

Secepat kilat Kebo Tandes bersiaga, mungkin lawannya hendak merebut Prabu Guru Dewasarana kembali.

Dugaannya tidaklah meleset.

Datanglah Jaramada.

dan Jarasari dari hadapannya dengan wajah yang sangat menakutkan.

Hati Kebo Tandes berdebar-debar.

Dalam hati kecilnya ia berkata.

Barangkali memang demikianlah itu wajah jin setan peri perajangan.

Mukanya berbintik-bintik giginya seperti petel.

Maka kata kedua jin itu dengan diiringi oleh tawa yang terbahak-bahak .
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ha, ha, ha, siapakah kamu hai manusia yang berani merebut mangsaku ...... he?"

Walaupun sebenarnya Kebo Tandes ngeri melihat wajah kedua jin itu, namun karena ia sudah dibekali oleh suatu keteguhan hati, dari ilmu pemberian Prabu Batara Raja Pranaragi, ia tidak merasa 18 takut.

Bahkan dengan tabah ia menjawab pertanjaan jin itu dengan lantangnya.

"Apakah perlunya engkau menanyakan namaku? Kau pasti sudah mengetahui siapakah aku int. Karena engkau salah seorang jin. Aku tahu pula bahwa engkau pasti akan menangkap aku seperti hainya dengan orang tuaku tadi."

"Mendengar kata-kata Kebo Tandes, makin terbahak-bahaklah tertawanya. Katanya .

"Ha, ha, ha, kau Kebo Tandes, sebelum engkau akan kembali nama, lebih baik serahkanlah Dewasarana kembali kepadaku, he!!!"

"Jangan banyak bicara!"

Potong Kebo Tandes dengan lantangnya.

Janganlah engkau coha-coba dengan kami, kau telah bersekutu dengan saudara-saudaramu yang lain.

Barangkali malam ini pula engkau akan meneoba menangkap aku bersama-sama dengan sekutumu.

Ajo datanglah sekaligus diltadapanku ini!"

Jaramada dan Jarasari terus tertawa terbahak-bahak hingga selurult tubuhnya bergetar.

Katanya dengan penuh kesombongan.

Hebat benar sumbarmu.

Tetapi engkau jangan terlalu sombong.

Malam ini nyawamu benar-benar akan kuhabisi dengan tenaga kita berdua, degan tidak usah minta bantuannya saudara-saudaraku yang lain, sudah dapat melunasi njawamu.

Aku harus menangkap engkau menjadi bangkai."

Dengan tidak disadari oleh Kebo Tandes, bulu tengkuknya serentak berdiri.

Perkataan Jaramada, Jarasari yang menakutkan itu sangat mempengaruhi perasaannya.

Apakah sebenarnya maksudnya ke dua jin itu? Tetapi apa boleh buat.

Ia berpedoman bahwa mati hidup manusia itu adalah ditangan Batara.

Ia sudah membayangkan apa yang akan terjadi.

Tetapi apakah salahnya, bila ia berani melawannya? Tiba-tiba dengan tidak disadarinya ia marah sekali.

Apakah ini hanyalah suitu gerakan naluriah saja ataupun merupakan sesuatu 19 isyarat, tidaklah diketahui dengan pasti.

yang jelas Kebo Tandes menjawab sambil bertetiak katanya .

"Hai, jahanam, jangan coba- coba menakut-nakuti aku, marilah kita bertanding!"

Jaramada dan Jarasari mendengar teriakan Kebo Tandes, tidaklalt ia menjadi gentar. Bahkan sebaliknya ia tertawa keras- keras pula. Jawabnya .

"Jangan menteupi kebohonganmu. Sebenarnya engkau sudab merasa takut dengan aku bukan? Kata-katamu itu hanya akan menunjukkan kelema hanmu."

Kebo Tandes benar-benar menijadi marah sekali, karena kedua jin itu telah berani menghinanya.

Karenanya ia segera meloncat dan langsung menyerang dada Jaramada dengan jari-jarinya, hingga Jaramada jatuh tertelungkup, kemudian serangannya ditujukan kepada Jarasari dengan secepat kilat, kena sepakan Jarasari jatuh pula.

Kedua jin itu setelah sadarkan diri, kembali tertawa, tetapi kemudian terkejut melihat kecepatan bergerak Kebo Tandes.

Oleh karenanya mereka segera menghentikan tertawanya.

Sahutnya dengan hati-hati.

"Kebo Tandes engkau memang jagoan. Tetapi berhati-hatilah!"

Katanya sambil merendahkan dirinya, dan dengan kakinya ia menghantam lambung Kebo Tandes.

Kebo Tandes yang menyerang dengan sekuat tenaganya, tidak sempat menarik serangannya maka ia hanya dapat melakukan dengan jalan memukul kaki musuhnya dengan tangannya kesamping.

Ternjata usahanya berhasil pula.

Kedua Jin itu kemudian terputar sedikit, dan dengan demikian lambungnya dapat diselamatkan, meskipun tangannya yang berbenturan dengan kaki jin itu terasa sakit.

Dengan demikian Kebo Tandes segera dapat mengetahui, bahwa jin ini memiliki ilmu yang tidak- boleh diremehkan.

20 Tetapi walaupun demikian ia sama sekali tidaklah gentar ketika diingatnya bahwa ia juga memiliki sesuatu ilmu gaib bila diperlukannya nanti.

Setelah Kebo Tandes membesarkan hatinya, ia bertambah berani karenanya serangannya bertambah sengit.

Tetapi perlawanan jin itupun bertambah sengit pula, bahkan iapun telah menyerangnya dengan gerak-gerak yang sangat membingungkan dan berbahaya sekali.

Walaupun demikian, ternjata Kebo Tandes telah memberikan perlawanan dengan gigihnya.

Setiap serangan yang datang, bagaimanapun berbahayanya Kebo Tandes selalu dapat menghindarkan dirinya, kadang-kadang tidak jarang pula iapun berhasil membalas serangan-serangan itu dengan serangan-serangan yang tak kalah berbahayanya.

Namun demikian serangan-serangan itupun selalu berhasil pula.

Pertempuran itu makin lama makin bertambah hebat dan cepat.

Masing-masing menyerang dan menghindar berganti-ganti, sehingga tampaknya kedua lawan itu seolah-olah seperti yang yang sedang libat melibat dengan cepainya, yang semakin lama semakin cepat.

Tetapi kemudian ternjata bahwa Kebo Tandes tidak dapat menyamai gerak lawannya, sehingga tiba-tiba terasa punggungnya terdorong oleh suatu kekuatan yang besar sekali.

Dengan deronya terlempar keudara.

Mengalami peristiwa yang demikian itu hati Kebo Tandes berdebar- debar.

Kebo Tandes menjadi bingung.

Tetapi untunglah ia ingat akan ilmu pegangannya.

Diubahnya siasatnya dengan menggunakan ilmu Kumayan Jati.

Dengan gesitnya melawan kedua jin itu dengan mudahnya.

Cepat-cepat ia berusaha melingkarkan diri pada punggungnya, yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan serentale berguling sarnpai dua kali setalah itu ia berdiri kembali.

Kebo Tandes yang telah dibekali oleh kepandaian yang cerdas, serta memiliki ilmu yang cukup lumayan dan kekuatan jasmaniah yang besar, sehingga menakutkan musuhnya.

Melihat cara Kebo `Pandas 21 membebaskan diri dengan cara yang demikian, terdengarlah suara lawannya tertawa keras2.

Katanya .

"Hai Kebo Tandes, dari manakah ilmu yang kau miliki? Ilmu Kumayan Jati mi tidak sembarang orang dapat mewarisinya. Apakah hubunganmu dengan Empu sakti diri Kerajaan Kediri, yang dapat mengalahkan Calon Arang dari Girah?"

Kebo Tandes tidak sempat menjawabnya.

Ia tidak menyia- nyiakan kesempatan yang baik itu.

Karena sudah panas hatinya, dan darahnya telah mendidih ia meloncat maju kembali untuk menyerang lawannya sejadi-jadinya dengan menggunakan jurus Matengga kurelo (harimau marah menerkam musuhnja).

Tangannya bergerak berganti-ganti mengarah kesegenap tubuh lawan sedang kakinya bergerak dengan lineahnya menjepak terjang lawannya.

Tetapi lawanaja tidak kalah pula lineahnya.

Pertempuran bertambah seru.

Kebo Tandes segera mengucapkan ramal dan aji Kumayan Jati, ia minta api.

Maka segera datangluh api tetr.jang membPkar kedua jin itu.

Kedua jin itu akhirnya lari pontang-pan ring menuju ketermpat istana rajanya, melaporkan kejadian yang telah terjadi.

Setelah Karungkala mendapat laporan dari Jarasari, ia percaia bahwa Kebo Tandes adalah orang yang sakti yang mendapatkan ilmu dari titisan wisnu dan murid dari Empu Baradah.

Oleh, karenanya para makhluk halus serta jin, setan, peri perayangan harus membantu Kebo Tandes dan Prabu Guru Dewasarana yang hendak meneucikan diri.

Maka diperintahkannya.

kepada seluruh makhluk halus yang berada digunung Samaya, agar menjongsong kedatangan Kebo Tandes beserta baginda Prabu Guru Dewasarana yang sudah berada di Gunung Samaya dengan menaburkan bau harum ditempat Kebo Tandes dan Guru Dewasarana sekeluarga, sebagai tanda terima kasih dan para machluk halus di Gunung Samaya akan membantunya.

22 Setelah beribu-ribu jin memberikan songsongan berujud bau harum dan karat harum kepada Kebo Tandes dan Bagirida Prabu Dewasarana, maka raja jin Karung-kala beserta hulu-balangnya, mengbadap Prabu Guru Dewasrana, katanja.

"Ampun Tuanku sekalian, jauhkanlah hamba beserta -rakyat hamba dari tulak sarik paduka. Hamba tidak akan berniat jahat kepada Tuanku sekalian. Karena hamba harus mangaji dan menguji akan keteguhan hati tuanku berdua dalam hal akan bertapa. Besi barns dibakar dahulu sebelum ditempa. Manusia harus diuji dahulu keteguhan hatinya bila akan bertapa. Hamba memintakan maaf kepada para punggawa kami yang berbuat lancang, hingga berani mengganggu Tuanku sekalian. Hal yang demikian itu, bukan. punggawa hamba yang bersalah, tetapi hamba sendiri. Hamba yang bersalah, oleh karenanya, sudi apalah kiranya Tuanku berkenan memberikan beribu-ribu ampun kepada hamba beserta rakyat hamba. Adalah merupakan suatu kehormatan, kepada hamba, apabila Paduka Tuanku sudi bersahabat dengan hamba."

Sahut Prabu Guru Dewasarana.

"Raja jin, sebelum kami berdua akan memberikan segala sesuatu kepadamu-terlebih dahulu kami akan bertanya kepadarnu. Siapakah namamu, dan apakah nama negrimu?"

Sembah Raja Jin Karungkala.

"Tuanku, kerajaan _ hamba bernama Samaya Sonya atau Gunung Samaya juga disebut gunung Meru ini. Hambalah yang memerintah semua machluk halus digunung ini. Hamba bernama Karungkala. Adapun empat hulubalang kami ini bernama. Jaramada, Jarasari, Klantangrnimis dan Klentingmungil. Keempat orang inilah yang merupakan tangan kanan dan tangan kiri kami. Hamba sudah mengetahui bahwasanya, tuanku adalah Prabu Guru Dewasarana raja di Kerajaan Purana, sedangkan Tuanku yang satunya adalah seorang bupati dari Kerajaan Jenggala, murid dari Batara Raja di Pranaragi dan juga 23 murid dari Empu Baradah, titisan Hyang Wisnu. Bukankah begitu Tuanku?"

Prabu Guru Dewasarana dan Kebo Tande amatlah herannya mendengar dari Karungkala. Walaupun mereka belum mengenalinya tetapi sudah mengetahui namanya dan sekelumit sejarahnya. Maka kata Guru Dewasarana selanjutnja.

"Kisanak Raja jin Karungkala yang budiman, sebenarnya bukanlah ayahandalah yang berkewajiban memberi ampun kepada kisanak. Tetapi sebaliknya ayahandalah yang berkewajiban minta ampun kepada kisanak. Ibarat orang masuk kertunah orang, ayahanda daklah minta ijin terlebih dahulu kepada yang empunya rumah. Sudahlah semestinya yang empunya rumah marah. Oleh karenanya sudilah kiranya ananda memberikan maaf kepada ayahanda beserta anak saja ini."

"Duhai Tuanku Guru Dewasarana, bagi hamba, kita bersarna- sama salah Baginda merasa salah karena memasuki Gunung Samaya tidak minta ijin terlebih dahulu kepada hamba. Padahal baginda Guru Dewasarana adalah seorang raja yang memerintah Kerajaan Purana termasuk Gunung Sarnaja dan isinya jadi baginda lahirnya tidaklah bersalah mennasuki Gu-nung Maja. Sebaliknya hamba bersal,th mengganggu baginda. ketika bersamadi. Harnba adalah yang berdaya besar terhadap baginda. Dalarn Veda sudah tertulis bahwa "Barang siapa mengganggu orang yang sedang beribadah melakukan darmanya, akan mendapat siksa kutukan batara. Hyang Yama akan memberikan tempat dikawah Candradimuka?. Perbuatannya telah ditulis oleh Hyang Panyarikan. Hal itu tidaklah akan hiang, apabila yang bersangkutan tidak merninta maaf terlebih dahulu kepada yang diganggu."

Jawab Baginda Prabta Guru Dewasarana dengan tersenyum. 24

"Kisanak, apabila kita masing-masing mengaku bersalah, hendaknyalah kita saling mar memaafkan. Hal-hal yang telah lalu, kita anggap tidak ada saja. Selanjutnya kita, ibaratkan orang menulis memulai dengan halaman baru, mari!ah kita bina persaudaraan kita. Dan untuk selanjutnya, perintahkan anak buah kisanak jangan sampai mengganggu kami lagi, yang sedang bertapa."

"Tuanku, janganlah khawatir, kita sekalian kini berada dipihak Tuanku. Hanya saja kami minta apabila Tuanku menderita kesukaran panggilah hamba, dengan jalan menjebut nama hamba tiga kali berturut-turut. Tidak lama kemudian tentu hamba akan menghadap. Dan untuk Tuanku Kebo Tandes yang akan menunaikan tugas berat demi untuk kesejahteraan umat manusia, ini hamba persembahkan sebuah cincin pusaka. Cinein ini bernama Kalpika Retna. Kalpika Retna mempunyai khasiat. Pertama, siapa yang memakai Kalpika Retna, akan mendapatkan kekuatan yang luar biasa. Kedua, akan dapat menguasai musuh bila berperang, dan Ketiga, dapat memanggil keempat hulubaiang kami, Jaramada, Jarasari, Klentingmungil dan Klantangmimis untuk diminta bantuannya dimana perlu."

Katanya sambil mernberikan sebentuk cincin pusaka Kalpika Retna kepada Kebo Tandes. Kebo Tandes menerima cincin itu dengan senang hatinya sambil berkata.

"Saudara Karungkala, dengan rasa gembira dan besar hatiku, kami menerima Kalpika Retna ini. Oleh karena itu, besar terimakasihku kepadamu. Mudah-mudahan Batara memberikan berkat yang melimpah ruah kepada saudara. Hanya saja, sebelum saya akan meneruskan usahaku, apakah kiranya saudara Karungkala 25 dapat membantu saja? Tunjukanlah dimana letak Kyai Pulanggeni, Pusaka kerajaan Jenggala yang telah musna itu?"

"Tuanku, memang hamba mengetahui dan sewaktu-waktu dapat mendatangkan pusaka itu. Tetapi apakah kiranya tuanku dapat memenuhi syarat-syaratnya?"

Mendengar keterangan Karungkala, seketika Kebo Tandes tergetar hatinya karena rasa haru dan gembira, serasa berjalan di kegelapan mendapat secercah cahaya ..

Sebab tidak sedikit bahaya dan kesulitan-kesulitan yang telah ditempuhnya karena tugasnya yaitu mencari Keris Pusaka Kiai Pulanggeni.

Hampir-hampir jiwanya menjadi korban.
Kebo Tandes Mencari Pusaka Karya Soetamo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan kini tiba- tiba tak di sangka-sangkanya ada yang sanggup menernukan.

Maka cepat-cepat ia menyahut dengan suara yang menggetar.

"Saudaraku cepat katakanlah apa syarat-syaratnya itu. Aku berjanji, bagairnan-pun berat atau sukarnya akan kutempuh. Aku rela mengorbankan jiwa ragaku demi tugas yang telah di bebankan padaku."

"Tuanku, hamba percaja, pasti tuanku akan menyanggupi syarat-syaratnya."

Berkata demikian lantas ia bersedekap, bersikap akan bersemadi; Semuanya seperti kena daya gaib dan ikut menundukkan kepala, sekejap kemudian terdengarlah guntur yang menggelegar kilat sabung-menjabung alam sekitarnya menjadi gelap lepat diiringi gerimis kecil-kecil.

Suasana menjadi tegang dan mengerikan.

Mereka serasa kehilangan kesadaramija,.

rasanya seperti berada dialam lain.

Bulu kuduk mereka meremang seperti dicengkeram hantu.

Tetapi semuanya itu hanya sekejap, kemudian terang benderang seperti sedia kala, dan terasalah ditangan Kebo Tandes.menggenggarn 26 sesuatu.

Setelah di amat-amati terkejut bukan-main sampai terhenyak.

Dikedip-kedipkan matanya untuk lebih meyakinkan penglihatannya, kini ditangannya telah berada Kiai Pulanggani.

Pusaka yang dicari-carinya.

Maka meloncatlah Kebo Tandes memandang dengan terpukau dihadapan Karungkala yang berdiri dengan te-senjum-senyum.

"Berbahagialah tuanku dengan kembalinya pusaka itu, hanya sekarang tidak ringan tugas-tugas yang harus tuanku jalankan. Mernang sudah ditakdirkan oleh Batara, hanya Tuankulah yang dapat menemukan Pusaka kerajaan Jenggala dan mempersatukan Kediri yang akhirnya mengalami kemegahan. Tuanku nanti akan dibantu oleh banyak pembantu. Dan putera Tuanku nanti juga akan mengikuti jejak Tuanku. Putera Tuanku itulah nantinya yang .akan menikmati jerih pajah Tuanku selama menunaikan tugas. Baiknya Tuanku tidak terlalu lama berdiam di Gunung Samaya. Percayakanlah kepada hamba, baginda Guru Dewasarana untuk mengamat-amatinya selama bertapa. Kami yang menjaganya. Tuanku harus meneruskan perjalanan. Kecuali membasmi komplotan Putera Mahkota juga harus membasmi kekacauan yang akan meruntuhkan kekuasaan Baginda Surawisesa dari Kerajaan Galuh. Adapun komplotan yang akan menjatuhkan kekuasaan Baginda Surawisesa itu bernarna Jajagiri. Pengacau tersebut harus segera Tuanku berantas. Karena tidak ada seorangpun yang berani melawan Jayagiri. Nanti akan besar rasa terima kasih Baginda Surawisesa kepada Tuanku. Oleh karenanya sebaiknya Tuanku meninggalkan Gunung Samaya. Dan kebetulan pula, bahwa sarang pengacau itu berada dilereng Gunung Samaya yang berada didaerah kerajaan Galuh." 27 Kebo Tandes sangat terkejut. Harimau yang dusah dipegangnya, ditinju kepalanya. Kepala harimau itu pecah dan mati seketika itu juga. 28 Setelah mendengar keterangan Karungkala, Kebo Tandes menjahut.

"Entah kapan, walaupun aku sudah berjanggut, yarg panting, kami sambil menunaikan tugas kami harus dapat melakukan dharma kami sebagai ksatria yang cinta akan kebenaran dan keadilan. Kami sebagai kasatria yang dapat dikatakan sebagai pagar praja dan berbuat menjadi pembela keadilan dan kebenaran, rela menyerahkan tenaga untuk keperluan kesejahteraan umat manusia. Oleh karenanya kami akan meneruskan perjalananku. Aku akan membasmi perusuh-perusuh dan pengacaupengacau itu."

Kemudian ia meneruskan perkataannya kepada Baginda Guru Dewasarana dengan khidmatnja.

"Seri Baginda Guru Dewasarana orang tua kamni, sebagaimana baginda mengetahui sendiri bagaimana isihati kami dan keterangan-keterangan Karungkala. Oleh karenanya, kami terpaksa harus berpisah dengan baginda. Kami harus meninggalkan baginda, untuk meneruskan tugas hamba yang tidak dapat hamba abaikan. Harapan kami mudah-mudahan Baginda tetap mengheningkan cipta, mensucikan diri, bertakwa kepada Batara, agar supaya paduka dapat ilham dan kemudian dapat menjadi resi yang bijaksana, dapat memberikan suluh kepada mereka-mereka yang memerlukan. Nanti pada saatnya hamba menghadap lagi, untuk menjampaikan sembah sujud kami, sebagai seorang anak terhadap orang tuanya."

Prabu Guru Dewasarana menjawab dengan rasa yang sangat terharu dan penuh rasa welas asih. la berdiri dari tempat duduknya sambil memeluk Kebo Tandes.

"Anakku Kebo Tanles sebenarnya ayahanda merasa sangat amat berat ananda tinggalkan, tetapi karena kewajiban suci telah memanggilnu, ayahanda tidak dapat berbuat sesuatu apa. Hanya doa terhadapmu. Pesan ayahnda janganlah nanti engkau lupakan aku dan ibumu. Sering-seringlah menjengukku bila ada kesempatan 29 yang terluang. Pesanku sekali lagi yang harus tidak boteh ananda lupakan yalah selama ananda menunaikan tugas, jauhilah hubungan ananda dengan wanita 'agarlah wanita itu merupakan penghalang yang besar bagi suatu cica-cita. Tentu saja wanita yang ramanda maksudkan itu, ialah wanita yang sengaja melumpuhkan nanda. Karena juga ada wanita yang dapat menjadi pendorong dalam melaksanakan cita-cita. Tidak sedikit johan pahlawan yang jatuh karena wanita. Ingatlah wahai anakku, sekali lagi, janganlah engkau mudah berrnain wanita. Barangkali ananda sudah dapat bercerminkan kejadian-kejadian yang tereljadi dalam sejarah, batwa harta dan tachta itu dapat musna pula karena perbuatan wanita. Perhatikanlah! Seorang kesatria putera Kresna, Wisnu-brata karena tergila-gila pada wanita, akhirnya ia jatuh tidak tercapai apa yang dicita-citakan. Lebih-lebih bila ananda berani merebut dan mengganggu wanita isteri orang lain, ananda sendiri yang akan mendapat siksa kutukan batara. Itulah mustika petuah ramanda, sebagai bekal dalam perjalananmu. Selamat jalan anakku, sampai kita bertemu. Hati-hatilah selarna dalam perjalanan!"

Setelah Kebo Tandes dilepaskan dari pelukan Prabu Guru Dewasarana, ia menjembah lalu minta diri meninggalkan ternpat itu.

Raja Karungkala kemudian menerintahkan kepaat anak bualmja, supaya membuat pertapaan, untuk tempat bersemayam Prabu Guru Dewasarana.

Setelah selesai, pertapaan itu kelihatan sangat indahnya.

Pertapaan itu diberi nama.

Pertapaan Giri Meru.

Ditempat itulah Prabu Guru Dewasarana bertapa dan membersihkan diri.

Dengan mendapat bantuan dari Karungkala beserta anak buahnya.

Sejak saat itu Prabu Guru Dewasarana berganti nama Resi Dewasarana.

Dan pada waktu-waktu yang diperlukan, dipanggilah Karungkala oleh Resi Dewasarana.

Sekarang Resi Dewasarana benar-benar bertakwa kepada Batara.

la telah menyadari akan perhuatannya yang salah terdahulu.

30 la dan bertobat keptda Batara, dan ingin akan membersihkan dirinya dan kembali kejalan yang benar.

Ia rela melepaskan segala sesuatunya meninggalkan alam kernewahan dan pergi kealam sepi, untuk menyucikan dirinya.

Selama Resi Dewasrana berada di Giri Meru, sering kali mendapat kunjungan dari Dewan Mangkubumi kerajaan Purana.

Mereka masih menghargai akan jasa-jasa sang Resi yang dahulu turut membangun kerajaan Purana.

**** Perjalanan Kebo Tandes meninggalkan Gunung Samaya ke sesuatu tempat yang telah ditunjukkan oleh Karungkala.

Bahwa dilereng Samaya yang masuk bilangan daerah Kerajaan Galuh terdapat sesuatu komplotan yang akan menjatuhkan ke-kuasaan Raja Surawisesa dari Galuh yang bernama Jajagiri, mendapat banyak sekali rintangan sewaktu dalam perjalanan.

Namun demikian, ia tidak takut akan bahaya yang menimpa dirinya.

Banyak sekali binatang-binatang buas yang hendak menjadikan mangsa.

Tetapi belum sampai Kebo Tandes dimangsa oleh binatang buas itu, ia dapat membinasakan terlebih dahulu.

Kejadian yang sangat mengerikan ketika Kebo Tandes bertemu dengan sekawanan harimau yang sangat buasnya.

Rupa-rupanya harimau tersebut sangat kelaparan.

Mereka mengaum-ngaum menakutkan, setelah mengetahui Kebo Tandes.

Kebo Tandes mula- mula merasa takut menghadapi binatang-binatang buas itu.

Tetapi setelah ia diam sejenak, rupa-rupa-nya ia telah minta kepada Batara agar mendapat perlindungan, ataupun mengucapkan ajinya.

Tidak diketahuinya.

Hanya yang jelas setelah ia berdiam sejenak ia menjadi tegap.

la bersiaga apa bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

31 Dugaan Kebo Tandes tidaklah meleset.

Tidak lama kemudian, harimau yang sangat kelaparan itu, meloncat menerkam tubuh Kebo Tandes.

Tetapi belum sampai ia dapat menerkam tubuh Kebo Tandes harimau itu sudah dapat dipegang kaki mukanya.

Tentu saja harimau itu meronta-ronta hendak melepaskan diri, tetapi tidak dapat, karena Kebo Tandes memiliki kekuatan yang luan biasa.

Rupanya harimau yang lainnya, melihat kejadian itu tidaklah tinggal diam.

Ia meloncat dari belakang menerkam punggung Kebo Tandes.

Kebo Tandes sangat terkejut.

Harimau yang sudah dipegangnya, ditinju kepalanya.

Kepala harimau itu pecah dan mati seketika itu juga.

Kernudian Kebo Tandes, menyepak dengan kaki kirinya kearah perut harimau yang telah menerekam punggungnya.

Dari sepakan yang luar biasa kuatnya itulah maka harimau itu jatuh terpelanting terlepas dari punggung Kebo Tandes.

Kemudian Kebo Tandes dungan sekuat tenaganya, mengambi1 batu besar yang ada di depannya, dilemparkan tepat mengenai sasarannya dikepala harimau itu.

Harimau itu mati seketika itu juga.

Melihat kawannya mati terbunuh, harimau yang lainnya berdak menuntut bela.

Kebo Tardes waspada, bahwa masih beberapa harimau yang lain, maka diambilnya batu-batu itu dilemparkan kearah harimau-harimau.

Akhirnya harimau-harimau itu lari ke takutan .

Kemudian Kebo Tandes berfikir dernikian .

Apabila karni masih meneari-cari saja dimana letaknya sarang pengacau-pengacau itu, nisceaya hanya akan menghabiskan waktu saja.

Oleh karena itu lebih baik kuparggil hulubalang Karungkala saja agar supaya dapat menunjukkan dimana tempat sarang itu."

Setelah berfikir demikian, maka dipanggilnya melalui Kemala Retna, keempat bulubalarg Karungkala. 32 Tidak lama kemudian, datanglah Jaramadi, Jarasari; Kleating Mungil dan Klantang Klimis, menjembah Kebo Tandes sambil berkata.

"Ya Tuanku, ada maksud apakah Tuanku, memanggil hamba berempat? Hai, Keempat hulubalang Karungkala. aku mints pertolonaaanmu. Antarkanlah aku ketempat Jajagiri yang menjadi pemimpin komplotan yang akan menjatuhkan Raja Surawisesa dari Galuh."

"Ya Tuanku, perintali Tuanku akan hamba laksanakan. Oleh karenanya, pejamkanlah mata tuanku. Kami segera akan mengantarkan tuanku ketempat Jajagiri."

Kebo Tandes memejamkan matanya.

Bjaramada.

menggendong Kebo Tandes.

Terbang dengan diikuti oleh ketiga saudaranya menuju ke tempat Jayagiri bersarang.

Tempat komploran Jajagiri bersarang adalah disebuah goa besar dilereng sebelah barat Gunung Meru yang berada dibatas Kerajaan Galuh.

Siapakah Jajagiri itu? Jajagiri adalah saudara sepupu dari Raja Surawisesa dari Galuh.

Sebab-sebab Jajagiri memberontak kepada Raja Surawisesa, karena ia merasa tidak puas akan putusan Raja Surawisesa sebab tidak dapat diangkat menjadi patih kerajaan Galuh.

yang diangkat menjadi patih Kerajaan Galuh, Jatisura adiknja.

Padahal dialah menurut pendapatnya yang lebih berhak.

Karena tidak puas dengan ketetapan tersebut ia memberontak, dan ia ingin memerintah kerajaan Galuh.

Ia mendirikan negara dalam negara.

Jajagiri mendapat pengikut yang luas dari kalangan orang yang tidak puas.

Pekerjaan Jajagiri beserta pengikutnya, menjadi berandal.

Menjarah rajah para kawula dan membuat kacau ketenteraman kerajaan Galuh.

Walaupun alat-alat negara sudah mengejar-ngejarnya tetapi ia tidak mau juga menyerah.

33 Dengan adanya gerombolan keraman itu, maka ketenteraman kerajaan Galuh tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Sebab negara setalu diganggu oleh gerombolan keraman itu, yang makin lama makin berseri merajalela.

Jajagiri yang makin hari makin banyak mendapatkan pengikut, makin sombonglah ia.

Perbuatan nasarnya makin hari makin bertambah.


Lima Sekawan Melacak Topeng Hitam Wiro Sableng 041 Malaikat Maut Berambut Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara

Cari Blog Ini