Ceritasilat Novel Online

Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan 5

Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua Bagian 5



"Untung saja, aku cepat-cepat membalut lukamu....."

"Tunggu dulu!", Jiang Xiaoxuan memotong perkataannya.

"Kau membalut lukaku?"

Dengan polos Gu Zhangfeng mengangguk.

"Benar".

"Kau menganti bajuku?"

Gu Zhangfeng sama sekali tak merasa bahwa ada sesuatu yang aneh, ia dengan terus terang mengangguk.

"Benar. Aiyo, nona, kau tak tahu, saat itu lukamu -----"

"Plak!", sebuah tamparan mendarat di wajahnya.

"Binatang!", Jiang Xiaoxuan marah sekaligus jengah. Ia menggerahkan seluruh tenaganya untuk menamparnya, di wajah Gu Zhangfeng langsung muncul bekas tapak tangan berwarna merah terang, ia menutup wajahnya sambil melolong kesakitan, setelah itu dengan amat kesal ia berkata.

"Nona, saat ini kau benar-benar tak berdaya, namun aku bersumpah, bahwa sebelum melakukan sesuatu aku akan memberitahumu dulu, sekarang keadaan memaksaku untuk......"

"Binatang! Binatang!", Jiang Xiaoxuan mengangkat cawan teh di samping ranjang, lalu melemparkannya keras-keras ke arah Gu Zhangfeng, wajahnya penuh bekas air mata. Obat menciprat di sekujur tubuh Gu Zhangfeng yang malang, akan tetapi ia masih menuruti jiwa tabibnya dan memandang Jiang Xiaoxuan dengan sedih. Melihatnya tak pergi juga, Jiang Xiaoxuan makin gusar, ia segera berusaha turun dari ranjang untuk memukulnya. Gu Zhangfeng cepat-cepat menghindar sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Lukamu sudah menjadi seperti ini, tak perduli apakah nona menyalahkanku, aku Gu Zhangfeng adalah seorang tabib, aku tak bisa membiarkanmu mati tanpa menyelamatkanmu! Lagipula, aku juga menutup mataku!"

Begitu selesai berbicara, ia membusungkan dadanya dan dengan penuh semangat kepahlawanan menunggu pukulannya tiba.

Mendengar perkataannya itu, Jiang Xiaoxuan tertegun, ia berpikir, lalu menghentikan gerakan tangannya, setelah itu dengan curiga bertanya.

"Kau seorang tabib?"

Gu Zhangfeng mengangkat kepalanya, lalu dengan geram berkata.

"Aku adalah tabib yang berkedudukan tetap di wisma ini!" "Maksudmu, kau hanya mengobati lukaku?"

"Tentu saja! Bagaimana aku bisa membiarkanmu mati tanpa menyelamatkanmu?"

Mendengar perkataan itu, Jiang Xiaoxuan jauh merasa lebih lega, akan tetapi, karena sudah membuat keributan selama beberapa saat, kepalanya mulai sakit, sambil memegang dahinya, ia bertanya.

"Bagaimana aku bisa sampai di sini?"

Dengan polos, Gu Zhangfeng segera mengingatkannya.

"Hari itu aku pergi keluar kota untuk mengumpulkan tanaman obat, setelah berhasil mendapatkan hasil yang cukup banyak, hari sudah menjelang senja, maka aku hendak cepat-cepat pulang. Di sepanjang perjalanan pulang aku melewati sebuah paviliun, lalu mendengar suara jeritan nona, maka aku cepat-cepat datang melihat, kulihat seorang lelaki kekar yang bengis....."

Adegan yang mengguncangkan sukma itu sekali lagi muncul dalam benak Jiang Xiaoxuan, dengan wajah pucat pasi ia memotong perkataannya.

"Jangan bicara lagi!"

"Aku memukul lelaki kekar itu sampai pingsan, lalu mengendongmu pulang....."

Gu Zhangfeng tahu bahwa ia ketakutan, maka ia tak membicarakan peristiwa itu lagi dan langsung berbicara mengenai apa yang terjadi sesudahnya.

Sambil tertegun, Jiang Xiaoxuan mengingat-ingat apa yang terjadi, ia hanya ingat bahwa setelah lelaki kekar itu menindihnya, ia meronta-ronta, lalu jatuh pingsan.....

Gu Zhangfeng meliriknya dengan sembunyi-sembunyi, dilihatnya bahwa wajahnya nampak jauh lebih tenang, dengan ragu-ragu ia mengangsurkan tangannya untuk memayangnya, lalu berkata untuk menghiburnya.

"Nona, semuanya sudah berlalu, sekarang kau merasa tubuhmu sakit, ini adalah akibat lebam dan bekasbekas cakaran hari itu....."

Ternyata, semuanya baik-baik saja.....Jiang Xiaoxuan kontan merasa lemas, air matanya pun lalu jatuh bercucuran, ia kegirangan dan juga masih merasakan sisa ketakutannya.

Gu Zhangfeng tak menyangka bahwa ia akan tiba-tiba menangis, dengan kaget ia cepat-cepat memayangnya erat-erat, lalu menghiburnya.

"Jangan menangis, jangan menangis, bukankah sekarang semuanya baik-baik saja? Apakah luka di kepalamu sakit lagi? Atau apakah ada tempat lain yang nyeri? Tak apa-apa, tak apa-apa, aku akan segera memberimu dua liang obat penahan sakit.....oh, apakah kau khawatir lukamu akan meninggalkan parut? Jangan khawatir, jangan khawatir, aku akan berusaha sekuat tenaga membuatkan obat penghilang parut. Kau jangan menangis, ya?"

Perkataan Gu Zhangfeng yang panjang lebar, namun tulus dan penuh perhatian itu bagaikan air hangat dari mata air yang tercurah ke dalam hati Jiang Xiaoxuan. Ia cepat-cepat menahan air matanya, lalu menghormat pada Gu Zhangfeng.

"Terima kasih atas budi tabib sakti yang hari itu telah menolongku, karena tindakan ksatria anda kesucian dan nyawaku dapat dipertahankan". Ia berhenti sejenak, lalu membungkuk makin dalam.

"Barusan ini pikiranku bingung, tak tahu mana yang benar atau salah, dan menyinggung tabib sakti, mohon agar tabib sakti tak memasukannya di dalam hati". Mendengarnya memanggilnya tabib sakti, wajahnya menjadi berseri-seri, ia merasa tersentuh, hatinya perlahan-lahan dipenuhi rasa bangga, mau tak mau ia menjadi ingin melindunginya, sambil tersenyum ketolol-tololan, ia berkata.

"Nona, kau sama sekali tak boleh sungkan sedikit pun! Dapat bertemu dengan dirimu adalah nasib baikku!"

Hah? Dapat bertemu dengan diriku adalah nasib baik? Dengan heran Jiang Xiaoxuan memandangnya, apa maksudnya? Apakah ia menyindir dirinya? Melihat reaksinya, Gu Zhangfeng cepat-cepat menjelaskan.

"Maksudku, dapat bertemu seorang pasien yang cocok denganku seperti ini adalah keberuntungan terbesarku sebagai seorang tabib....."

"Hah?", Jiang Xiaoxuan semakin tak mengerti.

"Aiyo.....", Gu Zhangfeng menyesali dirinya sendiri yang tak pandai bicara.

"Pokoknya, tinggallah di sini dengan tenang untuk menyembuhkan lukamu, jangan khawatir, semua akan kuurus!"

Melihat wajahnya yang lugu namun penuh semangat kepahlawanan, mau tak mau Jiang Xiaoxuan tersenyum.

"Terima kasih tabib sakti!" Mendengar perkataan itu, Gu Zhangfeng mengaruk-garuk kepalanya dan dengan lugu berkata.

"Jangan memanggilku begitu......membuatku malu saja......sekarang aku bukan tabib sakti......panggil aku Zhangfeng saja".

"Oh?", Jiang Xiaoxuan mengangkat kepalanya. Oh, ternyata begitu.....Jiang Xiaoxuan tersenyum dan berkata.

"Tanpa memperdulikan bahaya anda menolongku, seorang asing, dan juga bersusah payah menyembuhkan lukaku, baik karena kepandaian ilmu pengobatanmu dan kesopananmu, kau adalah seorang tabib yang baik". Mendengar perkataan ini, Gu Zhangfeng begitu senang sehingga ia tak kuasa berbicara. Untuk sesaat ia tak tahu harus berbuat apa, setelah beberapa saat, ia tiba-tiba mengambil cawan obat dan buru-buru keluar kamar.

"Nona, kau beristirahatlah dengan baik, aku akan membuatkan obat untukmu!"

Melihatnya, Jiang Xiaoxuan tak tahu harus tertawa atau menangis, ia menggeleng-geleng, lalu berbaring di ranjang dan memandang kelambu tipis di atasnya..... Di kelambu itu, perlahan-lahan seakan muncul sebuah wajah tampan yang tersenyum.

"Li lang......dimana kau berada......"

Setetes air mata yang sebening kristal menetes dari sudut matanya.....

** Sejam kemudian, Gu Zhangfeng masuk ke kamar sambil membawa semangkuk besar obat.

Melihat bahwa ialah yang datang, Jiang Xiaoxuan buru-buru duduk.

Dengan cepat Gu Zhangfeng melangkah ke sisi ranjang, mengambil sebuah bantal empuk, menaruhnya di belakang punggung Jiang Xiaoxuan, membantunya duduk, mengangkat mangkuk obat, menyendok sesendok obat, meniupnya, lalu menyuapkannya ke dalam mulut Jiang Xiaoxuan.

Namun melihat Jiang Xiaoxuan memandangnya dengan jengah, ia pun segera paham, dengan kikuk ia memberikan mangkuk obat itu kepadanya sambil mengeluh pelan.

Sambil tersenyum Jiang Xiaoxuan menerima mangkuk obat itu, meniupnya, lalu minum beberapa teguk obat.

Melihatnya minum obat, hati Gu Zhangfeng penuh rasa puas, sambil tersenyum ramah ia menasehatinya.

"Jangan cepatcepat.....perlahan sedikit......"

Dengan sekali teguk, Jiang Xiaoxuan meminum semangkuk obat itu hingga habis, lalu menghembuskan napas panjang.

Gu Zhangfeng menyambut mangkuk itu, dilihatnya bahwa isi mangkuk itu sudah habis tandas, sama sekali tak tersisa setetes pun obat di dalamnya, dengan girang ia berkata sambil memandangnya.

"Bagus sekali, kau telah meminumnya sampai habis". Jiang Xiaoxuan mengangguk sambil tersenyum.

"Ya, obat itu sudah habis".

"Kau merasa sangat nyaman tidak?", dengan girang bercampur terkejut, Gu Zhangfeng menanyainya lebih lanjut sambil memandangnya.

"Ya", Jiang Xiaoxuan mengangguk-angguk.

"Apakah kau merasa rasa hangat dari tenggorokanmu perlahanlahan menyebar ke seluruh tubuhmu?"

"Apakah kau merasa organ-organ dalam tubuhmu luar biasa hangat dan nyaman?"

Walaupun ia merasa agak heran, dengan patuh Jiang Xiaoxuan terus mengangguk dan menjawab.

"Ya".

"Wow! Bagus sekali!", Gu Zhangfeng bersorak gembira dan melompat, namun karena tak hati-hati, kepalanya terbentur rangka ranjang, ia pun berteriak kesakitan.

"Kau tak apa-apa?", dengan terkejut Jiang Xiaoxuan bertanya. Sambil tertawa dengan ketolol-tololan, Gu Zhangfeng mengeluselus kepalanya.

"Tak apa-apa, aku pergi dulu dan akan segera kembali". Seraya berbicara ia berlari sambil melompat-lompat ke pintu dan hampir saja menubruk gadis pelayan yang hendak masuk ke kamar. Dengan putus asa gadis pelayan itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar, ia memandang Jiang Xiaoxuan seraya berkata.

"Aku telah mencuci dan memperbaiki pakaianmu, hari ini sinar matahari cukup panas, kurasa nanti malam sudah bisa kering".

"Terima kasih, nona", Jiang Xiaoxuan sedikit bangkit dari ranjang, lalu dengan heran menunjuk ke pintu seraya berbisik.

"Dia.....dia itu kenapa?"

Gadis pelayan itu melirik Gu Zhangfeng yang sedang melompatlompat kegirangan seperti orang gila di halaman, lalu tertawa dan berkata.

"Tabib Sakti Gu sedang bergembira".

"Aku cuma minum obatnya, tapi dia jadi kegirangan seperti itu....."

Gadis pelayan itu mendengus dan tertawa, lalu berkata.

"Nona, kau tak tahu, kau adalah satu-satunya orang yang bisa minum obat yang diraciknya dengan sekali teguk".

"Hah?", Jiang Xiaoxuan amat terkejut. Di luar sinar mentari indah mempesona, suhu udara nyaman, angin sepoi-sepoi bertiup, benar-benar membuat hati gembira, sehingga bahkan para pelayan kecil yang sedang menyapu halaman bersenandung sambil menyapu. Namun Jin Yuanbao yang sedang duduk di kamar belajar merasa galau. Permukaan meja tulisnya dipenuhi bola-bola kertas, bahkan huruf-huruf yang sedang ditulisnya pun juga berantakan dan kacau balau. Dalam kemarahannya, Jin Yuanbao bahkan meremas-remas kertas Xuanzhi bertaburkan emas di depannya menjadi sebuah bola kertas dan dengan asal membuangnya.

"Brak!", Jin Yuanbao mengebrak meja tulis keras-keras, Jiang Xiaoxuan perempuan bau itu! Mula-mula ia memberi dirinya obat dan memaksanya bermalam pengantin, lalu pura-pura menangis dan menipu ibu sehingga dirinya terpaksa menemaninya pulang! Ia memang benar-benar licik, benar-benar rendah dan tak tahu malu! "Aiyo ---- aiya ----". Di luar, dengan wajah gembira dan sambil meliuk-liukkan pinggangnya, Gu Zhangfeng berlari sambil melompat-lompat dari halamannya sendiri ke jalan, lalu berlari ke halaman Nyonya Jin. Jin Yuanbao merasa kulit kepalanya mati rasa, dengan sembarangan ia melempar kuas tulisnya, bangkit, lalu berteriak ke luar.

"A Fu, cepat masuk!"

Sambil berjingkat-jingkat, A Fu cepat-cepat menghampirinya.

"Shaoye,......"

"Zhangfeng terkena penyakit apa?" A Fu melirik sosok di kejauhan itu, lalu menggeleng-geleng seraya berkata.

"Tak tahu jelas, mungkin ia baru berhasil meracik sebuah obat". Sudut-sudut mata Jin Yuanbao berkedut, lalu ia berkata dengan pelan.

"Obatnya itu, siapa yang berani meminumnya....."

"Benar, shaoye......"

"Ada apa?"

"Wang Qiang dari yamen mohon bertemu". Jin Yuanbao mengangguk-angguk, lalu berkata.

"Suruh dia masuk".
Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Baik". A Fu segera berbalik dan keluar. Setelah beberapa saat, Wang Qiang masuk ke dalam ruangan itu dengan langkah-langkah lebar. Sambil berjalan ia menyoja pada Yuanbao, lalu tersenyum dan berkata.

"Sebelumnya aku hendak mengucapkan selamat pada laoda, semoga laoda hidup bersama dengan bahagia sampai rambut memutih, selamanya....."

"Kalau ada masalah cepat beritahukan". Dengan wajah kaku Jin Yuanbao memotong perkataannya. Hah? Rupanya si pengantin baru tak terlalu bahagia.....Wang Qiang tentu saja tahu bahwa ia tak ingin menikah, maka dirinya cepat-cepat menghapus senyum di wajahnya, lalu berkata dengan serius.

"Siap! Beberapa hari ini kami telah memakai segala macam cara, tapi si Macan Tutul Terbang Di Langit masih terus berkeras bahwa ia hanya pencuri kelas teri saja dan tak mau mengaku bahwa dia ada hubungannya dengan kasus orang hilang yang terjadi baru-baru ini".

"Hehehe...."

Sambil memaksa dirinya tertawa, Jin Yuanbao menatapnya.

"Tak nyana, ternyata ia sangat tabah, akan tetapi, mulut si Macan Tutul Terbang Di Langit ini keras, tapi sebenarnya ia sangat ketakutan".

"Kalau begitu sekarang kita harus berbuat apa?"

Jin Yuanbao merapikan pakaiannya, lalu melangkah ke pintu.

"Ayo pergi! Aku akan menanyai dia". Akan tetapi tak nyana, begitu keluar dari pintu, ia berpapasan dengan Yu Qilin yang sedang membawa makanan, dengan kesal Jin Yuanbao bertanya.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Ketika dipanggil makan siang kau tak datang, maka ibu menyuruhku mengantarkan makanan untukmu", Yu Qilin memberikan benda di tangannya kepadanya.

"Aku tak mau makan!", Jin Yuanbao mundur untuk menghindarinya, ia menduga bahwa semua makanan di baki itu penuh obat kuat yang ampuh.

"Mana bisa begitu, orang mana bisa tak makan?", dengan pantang menyerah Yu Qilin terus mengangsurkan baki makanan itu ke arahnya. "Aku sudah bilang bahwa aku tak mau makan!", Jin Yuanbao mendorong baki makanan itu. Namun tak nyana, Yu Qilin tak berjaga-jaga, pegangan tangannya terlepas dan.

"Prang!", makanan-makanan di baki itu pun jatuh ke lantai.

"Aiyo, apa yang lau lakukan!", dengan sedih Yu Qilin memandang makanan yang berserakan di tanah itu, lalu dengan geram ia berkata.

"Sayang sekali!"

Sambil berbicara ia berjongkok dan memungut pecahan-pecahan mangkuk dan piring.

Melihat raut wajahnya, mau tak mau hati Jin Yuanbao sedikit melembut, ia juga sadar bahwa dirinya agak keterlaluan, maka ia segera menariknya berdiri, lalu berkata pada A Fu di sisinya.

"Bereskanlah". Setelah itu ia berkata kepada Yu Qilin.

"Coba lihat dirimu, kau sama sekali tak seperti gadis dari keluarga terpandang, mana ada nyonya muda sebuah keluarga terpandang yang melakukan hal seperti ini sendiri". Yu Qilin tak ingin menjawab, ia hanya membelalakkan matanya ke arahnya. Dalam sekejap kelembutan di dalam hatinya menghilang, Jin Yuanbao mengibaskan tangan Yu Qilin keras-keras, lalu melangkah pergi dengan cepat. Yu Qilin memandangnya, lalu memandang Wang Qiang yang mengikuti di belakangnya, ia berpikir sejenak, lalu teringat bahwa lelaki bertubuh tinggi itu sangat mirip dengan orang yang berdiri di sisi Jin Yuanbao ketika mereka menangkap pencuri itu..... Apakah mereka hendak menangkap pencuri? Dengan bergairah Yu Qilin segera mengikuti mereka. * Di taman Wisma Jin yang permai, Jin Yuanbao sedang berjalan sambil berunding dengan Wang Qiang, di belakang mereka, seorang wanita berbaju merah dengan sembunyi-sembunyi membuntuti mereka, dia adalah Yu Qilin. Selagi mereka berjalan dengan perlahan, Yu Qilin menjaga jaraknya dengan mereka; sedangkan ketika mereka berjalan dengan lebih cepat, ia pun ikut mempercepat langkahnya. Sambil berbicara, mereka berdua berbelok ke sebuah lorong kecil. Yu Qilin cepat-cepat mengikuti mereka, namun tak nyana, begitu masuk ke mulut lorong, ia melihat Jin Yuanbao berdiri seorang diri di sebuah sudut sambil memandangnya dengan dingin. Yu Qilin terkejut, ia cepat-cepat mengelus dadanya sambil mengomel.

"Apa yang kau lakukan? Kau membuatku terkejut!"

Setelah berbicara ia melihat ke kiri dan ke kanan, lalu bertanya.

"Eh, mana orang itu?"

"Sudah pergi mengambil kuda", tanpa banyak pikir Jin Yuanbao menjawab. "Mengambil kuda? Kau mau pergi? Pergi ke mana?"

Dengan wajah bersemangat Yu Qilin memandangnya.

"Apa hubungannya denganmu?", dengan kesal Jin Yuanbao berkata.

"Kenapa kau terus mengikutiku?"

"Karena.....", untuk sesaat Yu Qilin tak bisa memberi alasan, namun ia segera membusungkan dadanya, lalu dengan percaya diri berkata.

"Kau adalah suamiku, kalau aku tak mengikutimu lantas harus mengikuti siapa?"

Mendengar perkataannya itu, Jin Yuanbao tak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis.

"Aku hendak pergi ke yamen untuk bekerja".

"Oh", Yu Qilin mengangguk-angguk, lalu berkata sambil memandangnya dengan wajah tanpa dosa.

"Aku tak akan merepotkanmu, kemana pun kau pergi aku akan ikut". Jin Yuanbao memicingkan kewaspadaannya.

"Tak bisa!"

Matanya dan meningkatkan "Aku ingin pergi", Yu Qilin mengedipkan matanya dan memandangnya dengan penuh rasa kagum.

"Aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana suamiku dengan cemerlang memecahkan kasus-kasus kejahatan....."

Suara Yu Qilin yang lemah lembut membuat orang jatuh hati, saat ini ia sengaja bertingkah seperti seorang anak manja yang sedang merajuk, dan makin membuat orang yang mendengarnya menjadi lemah hati. Jin Yuanbao mendehem, lalu meliriknya.

"Pengaruh jahat masih belum buyar! Hanya setan yang tahu kau hendak melancarkan tipuan macam apa lagi!"

Setelah berbicara ia langsung berbalik dan pergi.

"Tentu saja aku tak hendak menipumu", dengan bermanis-manis Yu Qilin berkata, lalu mengikutinya dengan cepat. Jin Yuanbao berusaha menghindarinya, ia berjalan secepatcepatnya. Dalam keadaan biasa, Yu Qilin tentu dapat menyusulnya, namun saat ini ia sedang mengenakan sebuah gaun panjang yang menyapu lantai dan sangat tak nyaman dipakai, walaupun ia telah mengangkat gaunnya, ia tetap tak bisa lari dengan cepat, tak lama kemudian ia telah tertinggal jauh di belakang Jin Yuanbao. Begitu Jin Yuanbao dengan cepat keluar dari gerbang, Wang Qiang yang menuntun kuda sudah menunggu di pintu gerbang Wisma Jin. Ia menarik tali kekang kuda, lalu melompat menaikinya.

"Ayo berangkat! Ke Liushan Men!"

"Laoda, untuk apa harus terburu-buru seperti ini?"

Dengan kebingungan Wang Qiang ikut menaiki kudanya.

"Si Macan Tutul Terbang Di Langit toh tak bisa kabur". Begitu mereka berdua pergi, Yu Qilin baru tiba di pintu gerbang, dengan tak berdaya ia melihat sosok Jin Yuanbao yang melarikan diri bagai asap yang tertiup angin, dengan geram ia melambaikan gaunnya, ia menyalahkan gaun sialan itu.

"Kau tunggu saja. Cepat atau lambat aku akan berhasil mengejarmu!", dengan gusar Yu Qilin mengangkat gaunnya, lalu kembali masuk ke Wisma Jin. Aula pertemuan Liushan Men tidak jauh dari Wisma Jin, selain itu Jin Yuanbao juga melarikan kudanya dengan cepat, tak lama kemudian mereka pun telah tiba. Liushan Men adalah sebuah badan kekaisaran yang beranggotakan para jago silat, mata-mata dan bukuai. Karena aula utama markas besarnya terletak di utara dan menghadap ke selatan, dan pintu-pintunya membuka ke arah timur, selatan dan barat, dan setiap sisinya masing-masing mempunyai dua pintu, mereka disebut 'Liushan Men', atau Biro Enam Pintu. Dan setiap cabang Liushan Men ini memiliki jurisdiksinya sendiri, kalau tidak perlu, mereka hampir sama sekali tak berhubungan. Setiap cabang juga memiliki gedung bertingkat sendiri, di dalam gedung itu terdapat kantor, kamar tidur, ruang interograsi dan penjara. Jin Yuanbao turun dari kuda dan melemparkan tali kekangnya kepada Wang Qiang, lalu dengan sendirian mendahului masuk ke gedungnya sendiri ---- Gedung Utara Liushan Men. Setelah ia masuk ke gedung, beberapa orang bukuai menghampirinya, begitu melihatnya, mereka segera melangkah ke depan dan menyoja seraya memberinya selamat.

"Selamat pada laoda....."

"Tak usah beromong kosong!", Jin Yuanbao melambaikan tangannya dan memotong perkataan mereka.

"Segera hadapkan tahanan si Macan Tutul Terbang Di Langit!"

Semua orang saling memandang dengan putus asa, namun mereka tak berani banyak bertanya, mereka segera berpencar ke segala penjuru, masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.

Setelah mereka selesai mengatur semuanya, Wang Qiang berjalan di depan, sambil menggendong tangan di balik punggungnya, Jin Yuanbao mengikutinya ke ruang interograsi.

Si Macan Tutul Terbang Di Langit diikat di palang penyiksaan, tubuhnya penuh lebam, rupanya ia telah banyak menerima hukuman.

Sambil tersenyum ramah Jin Yuanbao mendekatinya, lalu bertanya.

"Ada apa, kau belum mau mengaku juga?"

Si Macan Tutul Terbang Di Langit memandangnya dengan lemas, ia menghela napas dan berkata.

"Gongzi, aku si Macan Tutul Terbang Di Langit selalu bekerja sendirian, tanya saja orang-orang di dunia persilatan. Hari itu ketika aku mencuri dompet nona itu, aku melakukannya dengan spontan". "Oh?", senyum masih terkembang di wajah Jin Yuanbao.

"Mencuri dompet dengan spontan? Menculik orang dengan memasukannya ke dalam karung juga dengan spontan?"

Diam-diam si Macan Tutul Terbang Di Langit merasa jeri, namun dengan wajah tenang ia berkata.

"Menculik orang? Aku mana punya keberanian untuk melakukannya? Setelah menculik lalu kujual pada siapa?"

"Masih keras kepala saja!", raut wajah Jin Yuanbao berubah, telapaknya memukul sebuah tumpukan berkas perkara.

"Pada tanggal sepuluh bulan tiga, nona Keluarga Sun menghilang dan sampai sekarang belum kembali, pada tanggal sebelas bulan empat, anak gadis keluarga Chen ditipu orang untuk meninggalkan rumah, pada tanggal dua puluh bulan empat, menantu perempuan keluarga Qin yang baru menikah diculik orang di tengah jalan ------ apakah kau berani berkata bahwa kau tak tahu apa-apa tentang semua ini?"

Si Macan Tutul Terbang Di Langit menggeleng dan berkata.

"Aku cuma seorang maling kecil, aku mana tahu tentang bisnis besar seperti itu?"

Jin Yuanbao melemparkan sebuah buntalan ke tubuh si Macan Tutul Terbang Di Langit, dari dalam buntalan itu terdengar bunyi bergemerincing.

"Apa kau tahu apa ini? Ini adalah perhiasan yang diambil dari rumahmu saat digeledah, apakah kau membelinya untuk kau pakai sendiri?!" Si Macan Tutul Terbang Di Langit tak bisa berkata apa-apa, ia tak tahu bagaimana sebaiknya menjawab.

"Dan masih ada.....", Jin Yuanbao mendekatinya, sikapnya berwibawa, sehingga mau tak mau si Macan Tutul Terbang Di Langit agak gemetar.

"Qianjiao Ge bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh seorang pencuri kelas teri sepertimu, kalau kau mau mengaku, hal ini tak akan menjadi masalah besar, akan tetapi kalau mulutmu terkunci begitu rapat, kau akan membuat dirimu mati lebih cepat". Si Macan Tutul Terbang Di Langit memandangnya dan mengerutkan keningnya, namun masih mencibir, tak sudi bicara.

"Kau kuberitahu, kalau kau tak mengaku sekarang, kau akan mati dengan amat cepat. Akhir-akhir ini banyak sekali kasus, saudara-saudara di yamen ini ingin sedikit lebih cepat menyelesaikan kasus-kasus itu. Lebih dari seratus kasus penculikan wanita yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini dapat seluruhnya kutimpakan ke kepalamu. Saat itu, mudah sekali untuk memenggal kepalamu....."

Jin Yuanbao berbisik di telinganya.

"Apakah kau tahu rasanya dicincang dengan hukuman lingchi? Ckckck, terlalu mengerikan untuk dibayangkan....."

Dengan ketakutan si Macan Tutul Terbang Di Langit merontaronta hingga rantai besi di tubuhnya bergemerincing, tapi sama sekali tak ada gunanya.

"Kau.....kau seorang manusia rendah!" "Seorang manusia rendah?", Jin Yuanbao tertawa dingin.

"Lebih rendah dibandingkan kalian yang memperjual belikan perempuan dari keluarga baik-baik? Lagipula......menurutku bukankah atasan kalian sangat mengharapkan ada orang yang dapat dijadikan kambing hitam?"

Setelah selesai berbicara, Jin Yuanbao tak memandang matanya lagi, melainkan langsung berbalik dan melangkah pergi.

Seberkas hawa dingin menyeruak ke atas dari telapak kakinya, si Macan Tutul Terbang Di Langit mulai menggigil tak ada hentihentinya.

Melihat Jin Yuanbao keluar, Wang Qiang segera bertanya.

"Laoda, apakah si Macan Tutul Terbang Di Langit sudah mengaku?"

Jin Yuanbao menggeleng-geleng.

"Belum".

"Kalau begitu bagaimana?"

Dengan penuh percaya diri, Jin Yuanbao tersenyum.

"Jangan khawatir, dia akan segera bicara". Karena tak bisa mengejar Jin Yuanbao, dengan kecewa Yu Qilin pulang sambil menyeret kakinya.

"Kau adalah....."

Yu Qilin sama sekali belum pernah bertemu dengan Gu Zhangfeng, namun menilik raut wajahnya, ia pasti bukan seorang jahat.

Mana ada orang jahat yang begitu tolol? "Xiaosheng adalah tabib berkedudukan tetap di wisma ini!", Gu Zhangfeng cepat-cepat menghormat padanya seraya berkata.

"Aku sudah pernah melihat shao furen".

"Oh.....", Yu Qilin mengangguk-angguk, setelah itu pandangan matanya jatuh ke mangkuk porselen yang dibawa oleh Gu Zhangfeng, di dalamnya ada sebuah benda hitam legam yang lengket, dengan terkejut Yu Qilin mengangkat kepalanya.

"Apa ini?"

Gu Zhangfeng segera menjawab dengan penuh semangat.

"Ini adalah obat yang nyonya perintahkan padaku untuk dibuat, ini adalah obat penambah qi dan darah".
Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ah? Untuk kuminum?", mau tak mau Yu Qilin mundur selangkah, ia pun kembali memandang benda dalam mangkuk itu, dengan jeri ia menelan ludah.

"Ini......obat?"

"Ya, ya!", dengan bersemangat Gu Zhangfeng manganggukangguk.

"Tepatnya, ini adalah sup penambah tenaga yang sempurna, sup ini mengandung dua liang dangshen, dua liang baizhu, fuling dua liang, dua liang danggui, dua liang kayu manis, dua liang akar licorice....."

"Tunggu dulu!", makin lama mendengar perkataannya, Yu Qilin makin ketakutan.

"Katamu di dalam sup ini ada sepuluh macam obat pemulih tenaga?"

"Benar, boleh dibilang obat di lemari obatku sampai habis untuk membuatnya". Wajah Gu Zhangfeng penuh rasa puas diri. "Setiap macam obat dua liang beratnya?"

"Sama sekali tak dikurangi takarannya".

"Eh.....", Yu Qilin memandangnya dengan heran.

"Sepuluh macam obat yang masing-masing beratnya dua liang bukankah semuanya dua jin beratnya? Kau memakai dua jin bahan obat untuk membuat sup penambah tenaga, apakah kau bermaksud mencabut nyawaku?"

"Shao furen memang pandai bercanda". Gu Zhangfeng tersenyum, lalu berkata dengan sungguh-sungguh kepadanya.

"Obat ini harus diminum ketika masih hangat, setiap hari tiga kali, dan dalam sepuluh hari khasiatnya akan terlihat!"

Melihat benda yang disebut obat itu, Yu Qilin dapat merasakan keringat dinginnya bercucuran. Ia terpaksa dengan asal berkata.

"Baiklah, taruhlah di sini dulu, nanti kuminum".

"Mana bisa diminum nanti? Khasiat obat akan berkurang separuh, harus diminum sekarang!"

"Sekarang?", Yu Qilin memandangnya dengan heran. Gu Zhangfeng menegaskan.

"Sekarang!"

"Aku tak mau minum!", tentu saja Yu Qilin tak mau meminum benda itu! "Tidak bisa!", sikap Gu Zhangfeng lebih keras dibandingkan dengannya, sambil berbicara, ia menyodorkan obat itu ke depan mukanya.

"Aku sudah bilang, aku tak mau minum!", Yu Qilin mengangsurkan tangannya dan menghadang cawan itu, ketika mendorongnya, karena tak berhati-hati, cairan obat membasahi pakaian Gu Zhangfeng. Sambil melongo, Gu Zhangfeng memandangi bercak-bercak cairan obat di bajunya, setelah itu dengan geram ia memelototi Yu Qilin.

"Obat yang begitu berharga ternyata dihamburhamburkan seperti ini! Benar-benar mensia-siakan anugerah alam!"

Sambil berbicara ia hendak membuka pakaian luarnya. Melihatnya, Yu Qilin menjadi bingung, ia cepat-cepat menerima mangkuk obat yang disodorkannya itu, lalu dengan sekuat tenaga mendorongnya keluar pintu. Sambil mendorongnya ia berkata.

"Tabib Gu, kau ganti baju dahulu, setelah aku minum obat ini sampai habis, aku akan memanggilmu!"

Mendengar perkataannya itu, dengan sangsi, Gu Zhangfeng memandangnya.

"Apakah kau mau meminumnya?"

"Pasti, pasti".

"Harus diminum sampai habis".

"Sudah tahu, sudah tahu!" "Baiklah.....", dengan sangat enggan, Gu Zhangfeng memilinmilin bajunya dan berlalu.

"Sampai jumpa, aku tak mengantarkanmu keluar, ya", Yu Qilin melambai dengan sekuat tenaga, setelah punggung Gu Zhangfeng tak nampak lagi, ia baru menarik napas panjang. Ia melangkah mendekati mangkuk obat itu dan hendak membuangnya, akan tetapi, tiba-tiba ia teringat akan sesuatu, ia tersenyum, lalu berseru.

"

Xi er, Xi er!"

Sambil mengerutkan dahinya, Xi er muncul di hadapannya.

"Ada apa?"

"Apakah kau punya semacam kotak makanan kecil?"

"Untuk apa kau ingin menginginkan benda itu?"

Sekarang Xi er sangat tak mempercayainya.

"Pokoknya ada gunanya. Ambilkan untukku!"

"Oh......", Xi er memandangnya dengan curiga, tapi tetap dengan patuh mencari kotak makanan. * Di dalam kantor kepala bukuai di Gedung Utara Liushan Men, meja tulis penuh dengan tumpukan berkas perkara. Jin Yuanbao duduk di belakang tumpukan berkas itu yang bagai gunung itu, dan dengan hati-hati memeriksanya satu persatu. Akan tetapi, tanpa terasa, pikirannya melayang-layang tak tentu arah.... Di berkas-berkas itu seakan muncul sebuah wajah yang tersenyum menawan, wajah yang begitu manis, begitu jelita.... Tanpa disadarinya, senyum pun muncul di bibirnya sendiri.

"Kenapa kau tersenyum-senyum sendiri?"

Suara yang tiba-tiba terdengar itu membuatnya terkejut setengah mati! Jin Yuanbao cepat-cepat mengangkat kepalanya, dan melihat wajah tersenyum Yu Qilin yang manis dan jelita.

Ketika ia sedang memikirkannya, bagaimana ia tiba-tiba muncul? Untuk sesaat, ia merasakan semacam perasaan bersalah, seakan ia seorang pencuri, dengan jengah ia mendesah pelan.

"Xianggong, kau kenapa?", dengan wajah heran Yu Qilin memandangnya.

"Eh.....tak, tak apa-apa", dengan asal Jin Yuanbao membolakbalik berkas itu untuk menutupi keterkejutannya. Setelah itu, ia mendadak tersadar, ia memandang Yu Qilin sambil bertanya.

"Kenapa kau datang kemari?"

"Aku rindu pada xianggong, maka aku datang ke sini untuk menenggokmu!", ia tersenyum dengan polos. Dengan curiga Jin Yuanbao memandangnya sambil memicingkan mata, setelah itu ia bertanya.

"Ini Liushan Men, bagaimana kau bisa masuk?"

"Oh.....", Yu Qilin tertawa dan berkata.

"Kebetulan aku bertemu dengan orang yang mencarimu siang tadi di rumah, begitu ia melihat bahwa yang datang itu aku, ia segera membawaku ke dalam, dan bahkan mengantarku sendiri sampai ke pintu! Dia baik sekali!"

"Wang Qiang.....", Jin Yuanbao menggertakkan giginya. Melihat bahwa wajahnya kesal, Yu Qilin berusaha menyenangkan hatinya dengan membereskan berkas-berkas di depannya.

"Xianggong, kau sudah lama membaca surat-surat ini, kau pasti lelah, beristirahatlah sebentar".

"Aku tak lelah", Jin Yuanbao menghadangnya.

"Kau keluarlah". Setelah berbicara, ia menundukkan kepalanya dan berpura-pura meneruskan membaca berkas, jelas bahwa lidahnya tajam tapi hatinya lembut, ia sama sekali tak bermaksud mengusirnya keluar. Yu Qilin yang sangat cerdas tentu saja telah mengetahui hal itu, dengan sembunyi-sembunyi ia tersenyum, lalu dengan hati-hati membuka kotak makanan, mengeluarkan sepotong kue, dan mengeluarkan sebuah manisan.

"Xianggong, beristirahatlah sejenak, jangan sampai kecapaian". Mendengar suaranya yang penuh perhatian, hati Jin Yuanbao pun melunak. Setelah itu, Yu Qilin mengeluarkan mangkuk obat dari kotak makanan, lalu dengan lembut berkata.

"Ini adalah sup penambah tenaga sempurna yang baru dibuat oleh Tabib Gu, sangat cocok untukmu, harus diminum hangat-hangat". Jin Yuanbao masih membolak-balik berkas, tak memandang Yu Qilin, namun nada bicaranya makin santai.

"Tubuhku sehat walafiat, tak perlu penambah tenaga". Bagaimana ia bisa sampai tak meminumnya? Yu Qilin segera menyorongkan mangkuk itu ke hadapannya. Dengan penuh perhatian ia juga mengambil berkas perkara di depannya, lalu berkata.

"Tak perlu penambah tenaga bagaimana? Ini adalah obat yang secara khusus diminta ibu untuk dibuat oleh Tabib Gu, katanya sangat baik untuk menambah darah. Kata ibu aku harus meminumnya, tapi aku enggan". Mendengarnya berkata demikian, Jin Yuanbao merasa tersentuh. Mau tak mau ia menengadah dan memandangnya, mata besar yang indah itu berkilauan, persis sama dengan wajah tersenyum yang barusan ini dibayangkannya, seketika itu juga jantungnya berdebar-debar dan wajahnya memerah. Dengan jengah Jin Yuanbao mendesah pelan untuk menutupi isi hatinya. Ia berpura-pura galak dan berkata.

"Kalau ibu berkata kau harus meminumnya, minumlah! Coba lihat tubuhmu yang kurus, jangan sampai orang luar mengejek kami Wisma Jin karena menelantarkanmu". Yu Qilin kembali menyorongkan mangkuk obat itu ke hadapannya, dengan penuh perhatian ia berkata.

"Aku tak mengeluarkan darah, untuk apa menambah darah? Kau tadi malam mengeluarkan banyak darah dari hidungmu, benar-benar harus minum obat penambah darah....."

"Darah dari hidung?", hati Jin Yuanbao mendadak terkesiap, untuk sesaat ia tertegun, lalu ia menyentuh dahi Yu Qilin dengan telunjuknya dan mendorong Yu Qilin yang sedang berada di dekatnya sehingga agak menjauh dari dirinya.

"Tadi malam aku mimisan?"

"Hah!", dengan suara yang jernih dan tajam Yu Qilin menjawab.

"Pagi hari ini kau telah melihat sapu tangan itu, kukira kau sudah tahu".

"Sapu tangan?", Jin Yuanbao mengerutkan dahinya.

"Tunggu dulu, jelaskan semuanya padaku".

"Eh.....", dengan gelisah Yu Qilin memandangnya, lalu kembali berkata.

"Tadi malam aku menonjokmu, setelah itu kau tak hentihentinya mimisan, aku hanya bisa mengambil sapu tangan di sisiku untuk menyekanya. Aku tahu aku bersalah, xianggong, kau jangan marah, ya?"

"Bercak darah di sapu tangan itu adalah darah dari hidungku?"

"Benar". Mendengar jawabannya yang sangat tegas itu, Jin Yuanbao merasa terlepas dari beban berat yang ditanggungnya.

"Ternyata begitu.....itu cuma darah mimisan......"

Dengan wajah kebingungan Yu Qilin berkata.

"Benar, memang begitu, jangan salahkan aku karena memukulmu, waktu itu kau sangat aneh sehingga untuk sesaat aku merasa cemas". Jin Yuanbao menundukkan kepalanya, lalu mengingat-ingat apa yang terjadi dengan seksama, tiba-tiba ia teringat bahwa sebelum masuk ke kamar pengantin, Gu Daniang memberinya obat penghilang mabuk itu.....

"Ternyata obat itu bukan diberikan olehmu, melainkan adalah akal bulus ibu....."

Melihat Jin Yuanbao yang menunduk sambil mengumam pada dirinya sendiri dengan muram, Yu Qilin cepat-cepat berkata dengan tulus dan penuh perhatian.

"Karena aku tak berhati-hati dan membuatmu mengeluarkan begitu banyak darah, semangkuk obat penambah darah dan qi ini tentu saja harus kuberikan padamu untuk diminum!"

Dengan ekspresi wajah yang aneh, Jin Yuanbao memandang Yu Qilin, walaupun kesalahpahaman mengenai siapa yang memberinya obat itu telah terurai, namun perasaan tersentuh dalam hatinya telah buyar bagai abu dan asap yang terbang tertiup angin.

Oleh karena itu, semangkuk sup penambah darah ini.....", sambil tersenyum manis, Yu Qilin menyorongkan mangkuk obat itu.

Akan tetapi, saat itu suasana hati Jin Yuanbao sedang rumit, ia sama sekali tak ingin minum obat, tiba-tiba ia berdiri dan mendorong Yu Qilin sehingga cairan obat menumpahinya.

"Aiyo.....apa yang kau lakukan?", Yu Qilin sama sekali tak menyangka bahwa rencananya akan hancur berantakan, ia sangat kecewa. Melihat wajahnya yang nampak susah, perasaan menyesal muncul dalam hati Jin Yuanbao, akan tetapi, entah kenapa, ia merasakan suatu kemarahan yang sulit dilukiskan. Ia segera mendorong Yu Qilin keluar dari ruangan itu, mengunci pintu, lalu kembali memeriksa berkas-berkas perkara.

"Jin Yuanbao, apa maksudmu!", Yu Qilin memukul pintu, tapi untuk beberapa lama dari dalam kamar sama sekali tak terdengar jawaban, dengan geram ia menghentakkan kakinya, tapi apa daya, ia terpaksa pulang ke Wisma Jin sendirian terlebih dahulu. * Dengan susah payah, Yu Qilin pulang ke Wisma Jin. Melihat sekujur tubuhnya berlepotan cairan obat, tanpa disuruh, para gadis pelayan cepat-cepat mempersiapkan air hangat untuk mandi baginya. Tak lama kemudian, sebuah bak mandi yang penuh berisi air telah diletakkan di tengah kamar pengantin. Ketika Yu Qilin sedang berdiri di dalam kamar untuk menanggalkan bajunya, Xi er mendorong pintu hingga terbuka dan masuk. Melihatnya, Yu Qilin tertegun, lalu bertanya.

"Untuk apa kau datang kemari?"

Dengan ragu-ragu Xi er menjawab.

"Untuk membantumu mandi, memangnya kenapa?"

"Tak usah, tak usah!", Yu Qilin berkali-kali melambaikan tangannya.

"Aku tak butuh kau menemaniku mandi!"

"Mana ada majikan yang mandi sendirian?"

Yu Qilin menggeleng.

"Langit tahu, bumi tahu, kau tahu, aku tahu, kalau kita tak berkata apa-apa, siapa yang tahu? Kalau kau memandikanku bukankah kau akan melihat sekujur tubuhku yang telanjang? Aku jelas tak mau!"

Wanita melihat wanita lain memangnya kenapa? Dengan cemas Xi er berkata.

"Kalau seorang majikan mandi, di sisinya selalu ada pembantu yang melayaninya, kau ingin menyuruhku keluar, bagaimana kalau ada orang yang melihat dan kita ketahuan? Lagipula....."

"Tunggu dulu!"

Yu Qilin memotong perkataannya.

"Setiap kali mandi harus ada orang yang menemaninya?" "Tentu saja, ini sudah menjadi kebiasaan".
Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau begitu Jin Yuanbao.....", sebuah ide muncul di benak Yu Qilin.

"Aku tak mau mandi dulu, panggillah semua pembantu yang melayani Jin Yuanbao mandi!"

Paviliun Songzhu saat ini amat ramai.

Halaman Paviliun Songzhu penuh sesak dengan gadis-gadis pelayan dan para pembantu lain.

Mereka semua menundukkan kepala, sambil terkadang dengan sembunyi-sembunyi memandang Yu Qilin yang duduk di depan mereka semua.

Yu Qilin duduk sambil bersandar di kursi, otaknya membayangkan gaya Nyonya Jin, raut wajahnya nampak angkuh, ia pun sama sekali tak berbicara, dengan demikian ia memandang mereka semua.

Setelah beberapa lama, ia barulah dengan sikap yang dibuatbuat minum seteguk teh, melihat sikapnya itu, para hadirin makin bersikap khidmat.

"Uhuk.....", Yu Qilin terbatuk. Semua orang terkejut, mereka mendengarkannya dengan sikap hormat.

"Aku memanggil kalian semua ke sini untuk bertanya-tanya, diantara kalian, siapa yang pernah melihat tubuh tuan muda?"

Yu Qilin bertanya dengan seksama. Para gadis pelayan semua merasa terkejut, mereka saling berpandangan dengan wajah ketakutan. Kenapa tak ada yang menjawab? Dengan sabar Yu Qilin kembali bertanya.

"Aku baru datang dan tak tahu keadaan di sini dengan jelas, maka aku ingin tahu, siapa yang selalu berada di sisi tuan muda untuk melayaninya mencuci muka, bertukar pakaian, dan terutama mandi.....hal-hal sepele seperti itu? Sepertinya, ia datang untuk membuat perhitungan.....tak nyana, nyonya muda baru ini adalah sebuah gentong cuka. Para gadis pelayan gemetaran, tak ada yang berani menjawab. Yu Qilin menunggu untuk beberapa lama, akan tetapi masih tak ada yang bersuara, maka ia menjadi agak tak sabar.

"Aku tahu bahwa setiap kali tuan muda sebuah keluarga terpandang mandi, ia selalu dilayani seseorang, kalian mengakulah, siapa yang pernah melihat tubuh tuan muda?"

Pertanyaannya masih dijawab oleh kesunyian. Yu Qilin tak bisa berbuat apa-apa, ia terpaksa meletakkan cawan tehnya dan mengelilingi orang-orang itu untuk memeriksa mereka, ketika sampai di sisi seorang gadis pelayan yang cantik, ia berkata.

"Kau begitu cantik dan lincah, tuan muda tentunya menyukaimu bukan?"

Mendengar perkataannya itu, si gadis pelayan begitu takut hingga ia menangis.

"Shao furen, tuan muda tak pernah menyukaiku". Yu Qilin mengerutkan dahinya, lalu bertanya.

"Sekarang kita tak akan membicarakan apakah tuan muda menyukaimu atau tidak, hanya apakah kau pernah melayani tuan muda......mandi?"

"Tidak, tidak! Sama sekali pernah!"

Para gadis pelayan terus menerus mengoyang-goyangkan tangan mereka.

"Tidak pernah?", dengan penuh rasa ingin tahu, Yu Qilin terus bertanya.

"Kau benar-benar belum pernah melihat tubuh tuan muda? Misalnya paha atau pinggang tuan muda....."

"Shao furen!", para gadis pelayan serentak berlutut di tanah, sambil menggigil mereka berkata.

"Sejak kecil watak tuan muda aneh, ia tak suka orang dekat-dekat dengannya untuk melayaninya, walaupun kami berada di dalam kamar untuk melayaninya, tapi untuk berganti pakaian dan mandi......"

Gadis itu menelan ludahnya dan berkata.

"Untuk beberapa hal ini, tuan muda tak pernah membiarkan kami menyentuhnya, semua ini dilakukan oleh pelayan lelaki pribadi tuan muda".

"Pelayan pribadi?"

"Benar, benar!", para gadis pelayan lain ikut menimpali.

"Siapa?"

"Tentu saja A Fu, ia paling tahu tentang urusan tuan muda!"

Para gadis pelayan itu berebutan berbicara dan dengan cepat mengkhianati A Fu. Begitu mendengar tentang hal itu, Yu Qilin langsung kegirangan, dengan lantang ia berkata.

"Siapa yang namanya A Fu? Ayo keluar!"

A Fu yang bersembunyi di barisan paling belakang, begitu mendengar perkataan itu langsung begitu ketakutan hingga wajahnya pucat pasi, sebelum ia sempat bereaksi, semua orang di sekitarnya segera beramai-ramai mendorongnya ke depan.

Yu Qilin memandangnya sejenak, lalu tersenyum dengan ramah.

"A Fu, sekarang beritahu aku, karena kau adalah pelayan pribadi tuan muda, apakah kau pernah melayani tuan muda mandi?"

Mandi?! A Fu terkejut, dalam hati ia diam-diam mengeluh, masa nyonya muda mencurigai dirinya......walaupun saat itu ada beberapa putra keluarga terpandang yang punya kebiasaan memelihara lelaki simpanan, tapi A Fu berkulit kasar dan berwajah hitam, bagaimana bisa mirip seorang lelaki simpanan......tapi, jangan-jangan nyonya muda baru ini salah paham! Ketika orang-orang di sekelilingnya melihat bahwa ia kebingungan, beberapa orang yang sehari-hari jarang bertemu dengannya mengkedip-kedipkan mata mereka dengan penuh arti ke arahnya, mereka ingin tertawa tapi tak berani, dan terpaksa menahannya sampai perut mereka mulas, ekspresi wajah mereka pun sangat aneh.

A Fu berlutut di hadapan Yu Qilin, lalu berkeluh-kesah.

"Shao furen, anda sama sekali tak boleh mendengarkan omong kosong orang lain! Aku memang setiap hari melayani tuan muda, tapi sejak kecil tuan muda mempunyai kebiasaan yang aneh, ia tak suka kotoran, maka ia tak pernah membiarkan orang lain menyentuhnya, sedangkan melayani tuan muda mandi adalah sesuatu yang tak pernah terjadi!"

Terobsesi pada kebersihan? Yu Qilin mengangkat alisnya, ia mengingat tingkah laku Jin Yuanbao, lalu mengangguk-angguk.

"Hmm......sifat jelek tuan muda kalian memang tak sedikit". A Fu dengan sembunyi-sembunyi meliriknya, ketika melihat bahwa wajahnya tenang, seakan tak merasa curiga, ia segera menghembuskan napas dengan lega. Jin Yuanbao ini memang tak sedikit kekurangannya, kalau tak pernah ada orang yang melayaninya mandi, bukankah tak ada yang pernah melihat tanda lahirnya itu? Dengan putus asa, Yu Qilin mengelus-elus dagunya, namun tiba-tiba, ia seakan teringat akan sesuatu, lalu berkata pada semua orang.

"Baiklah, karena kalian semua belum pernah melayaninya, apakah ada yang pernah mengintip tuan muda mandi?"

Semua pelayan segera serentak berlutut.

"Shao furen sungguh bijaksana, kami tak berani melakukan hal itu".

"Ai, ai, ai, kenapa kalian semua berlutut?", Yu Qilin segera menasehati mereka.

"Kalian tak usah tegang begini, kalau kalian tahu siapa yang pernah melihatnya, kalian boleh dengan sembunyi-sembunyi memberitahuku, aku akan memberimu hadiah besar".

"Kami benar-benar belum pernah melihatnya!"

Mereka semua serentak berkata.

"Benarkah?", Yu Qilin mengangkat alisnya.

"Benar, benar!", semua orang menjawab dengan serentak seolah-olah telah diatur.

"Hmm.....benar-benar tak berguna", Yu Qilin tak bisa berbuat apa-apa, hanya dapat berbisik dengan pelan. Para pelayan itu serentak memandangnya dengan wajah minta dikasihani. Yu Qilin kembali menyapu mereka dengan pandangan matanya, lalu dengan putus asa mengayunkan tangannya.

"Kalian bubarlah". Mendengar perintah itu, mereka pun langsung kabur ke segala penjuru. Peristiwa Yu Qilin unjuk gigi sebagai seorang wanita perkasa dengan memarahi para pelayan itu oleh para pelayan diceritakan dalam berbagai versi, dan dengan cepat menyebar, tak lama kemudian cerita itu pun masuk ke dalam telinga Liu Qianqian. Ia segera menerjang ke dalam kamar Nyonya Jin, begitu masuk ia langsung mengadu dengan cemberut.

"Gumu, kudengar biaosao menyelidiki para gadis pelayan dan pelayan pria yang bertugas di kamar Yuanbao Gege satu persatu, menanyai mereka siapa yang melayani biaoge berganti pakaian dan mandi, setelah tak berhasil menanyai para gadis pelayan, ia lalu menanyai pelayan-pelayan pria, A Fu sampai begitu ketakutan sehingga ia tak berani masuk ke halaman dalam lagi!"

Nyonya Jin sedang berbaring di atas bangku panjang yang empuk, sedang menikmati pijatan Gu Daniang di kakinya, mendengar perkataanya itu, ia bahkan tak memandangnya, dan malahan tersenyum sambil mengangguk-angguk.

"Bukankah begini malah bagus? Yuanbao Gege mu selamanya tak suka mengurusi hal remeh temeh yang menyangkut pembantu, namun sekarang ada biaosao mu yang dengan tegas mengatur rumah tangganya dengan baik, aku merasa jauh lebih lega!"

Liu Qianqian tak menyangka bahwa Nyonya Jin akan berkata demikian, maka ia segera berkata dengan tak puas.

"Tapi biaosao begitu cemburuan, jangan-jangan setelah ini hari-hari Yuanbao Gege akan menjadi sulit". Mendengar perkataannya itu, Nyonya Jin perlahan-lahan membuka matanya, lalu memandangnya dengan bersungguhsungguh dan berkata.

"Qianqian, semua orang di dunia ini berkata bahwa wanita yang cemburuan itu tidak baik, akan tetapi sekarang guma memberitahumu, semua wanita tidak ada yang suka suaminya main perempuan. Tindakan Xiaoxuan itu adalah untuk mencegah gadis-gadis pelayan mempunyai pikiran yang tidak-tidak, bagus sekali, ini adalah ketegasan yang harus ditunjukkan oleh nyonya rumah dalam mengatur rumah tangga. Sedangkan mengenai apakah para pelayan merasa nyonya muda terlalu keras....."

Ia berhenti sejenak, lalu berkata.

"Nyonya muda keluarga Jin kita, sejak kapan harus mempertimbangkan pandangan para pelayan dalam bertindak?"

Ketika Liu Qianqian melihat Nyonya Jin bertekad membela Yu Qilin dengan sepenuh hati, kekesalan dalam hatinya makin sulit ditahan, ia cepat-cepat membungkuk menghormat pada Nyonya Jin seraya berkata.

"Benar.....pandangan guma luas, akulah yang bersikap picik. Aku akan kembali ke kamarku dulu". Setelah berbicara ia berbalik dan melangkah pergi. Sambil memandang punggung Liu Qianqian, Nyonya Jin tertawa dan berkata.

"Dasar gadis kecil, kalau sudah menikah barulah dia mengerti". Setelah berpikir sejenak, ia memandang Gu Daniang dan menjelaskan.

"Sampaikan perintahku, semua orang yang bertugas di kamar Yuanbao harus menuruti perkataan nyonya muda, dan dengan bersungguh-sungguh melayaninya, setelah masuk ke Wisma Jin, nyonya muda adalah seorang majikan, kalau ada yang berani menganiaya nyonya muda karena ia baru datang....."

Ia mengambil cawan teh di sisinya, lalu minum seteguk teh dengan santai, di wajahnya perlahan-lahan muncul ekspresi bengis.

"Ayo, silahkan menguji peraturan rumah tangga keluarga Jin kami!"

"Baik", sambil tersenyum Gu Daniang menjawab. Nyonya Jin tersenyum, seketika itu juga, ia berubah dari seorang nyonya rumah yang keras menjadi seorang ibu yang baik hati. Setelah makan malam, sambil mengelus perutnya yang gendut, Yu Qilin berjalan-jalan di taman bunga Wisma Jin. Dengan wajah kesal Xi er membuntutinya, setelah berjalan untuk beberapa lama, ia benar-benar tak tahan lagi melihat sikap Yu Qilin yang acuh tak acuh, ia tak dapat menahan diri untuk tak bertanya dengan lirih.

"Hei! Kapan kita kabur?"

Yu Qilin meliriknya seraya berkata.

"Kan aku sudah bilang, setelah urusanku selesai kita baru kabur".

"Urusan apa! Hari ini kau bilang besok, besok kau bilang lusa, sebenarnya kapan kita akan kabur?"

"Baiklah, baiklah, aku tahu, aku bukannya sedang mencari akal....."

Ketika sedang berbicara, Yu Qilin melihat sekawanan gadis pelayan membawa air hangat ke kamar Liu Qianqian.

"Mandi?"

Yu Qilin berpikir sejenak, matanya berkilat-kilat, bagus sekali kalau ia dapat memanfaatkan acara mandi ini! Dengan girang ia segera berkata pada Xi er.

"Xi er kau cepat siapkan air untuk mandi!"

Xi er memandangnya dengan tertegun.

"Kau minta aku menyiapkan air mandi untukmu?" "Benar!", Yu Qilin mengangguk-angguk.

"Cepat beritahu aku, kalau nona kalian sedang mandi, ia memakai apa? Aku ingat di penginapan itu aku melihat bak mandinya penuh bunga". Memangnya kapan ia ingin mandi? Xi er agak kesal, akan tetapi melihat wajah mungil Yu Qilin yang penuh semangat, mau tak mau ia menjadi ingin tahu, maka dengan patuh ia berkata.

"Itu kelopak mawar terbaik.....apakah kau benar-benar ingin meniru nona kami?"

"Aku tak sabar untuk cepat-cepat menyelesaikan masalah ini, aku akan menyiapkannya untuk Jin Yuanbao. Kelopak bunga apa? Perlu berapa banyak?"

Menyiapkan air mandi untuk Tuan Muda Jin? Xi er kembali tertegun, setelah memandang Yu Qilin dengan mata terpicing untuk beberapa saat, ia berkata dengan sungguh-sungguh.

"Yu Qilin, walaupun kau cantik, tapi kau tak bisa mengantikan nona kami". Yu Qilin tercengang, menggantikannya?"

"Kata siapa aku hendak Dengan makin geram karena merasa berada di pihak yang benar, Xi er berkata.

"Kalau kau hendak merebut hati Tuan Muda Jin, tak akan sebegitu gampang! Nyonya keluarga terpandang semua sama seperti nona kami, pembawaannya tenang dan bermartabat, tutur katanya bijak, walaupun aku seorang gadis pelayan, aku tahu bahwa penampilanmu ini sama sekali tak pantas. Oleh karena itu, kalau nona kami pulang, kau jangan pikir bahwa dengan mengandalkan beberapa akal-akalan untuk mengambil hati ini kau dapat....dapat merebut kedudukan nona kami!"

"Kau pikir aku ingin mengambil hati Jin Yuanbao ini? Kau pikir aku ingin lama-lama tinggal di sini?"

Yu Qilin tak tahu harus menangis atau tertawa.

"Omong kosong!", Xi er memelototinya.

"Kalau begitu untuk apa kau bermanis-manis dengannya? Kau mau apa? Kau bukannya ingin tinggal di sini dan menjadi nyonya muda?"

"Sudahlah!"

Yu Qilin menggeleng.

"Di Wisma Jin ini, kalau makan tak boleh bicara, rumah ini seperti sangkar besi besar. Kalau bukan untuk melihat tubuh Jin Yuanbao, aku tak akan tinggal di sini".
Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi kulihat kau makan dengan sangat gembira.....", dengan curiga Xi er memandangnya.

"Ai, ai", mau tak mau Yu Qilin mengelus-elus perutnya, lalu berkata.

"Itu gara-gara......gara-gara koki mereka memasak makanan yang terlalu enak!"

"Hah!", Xi er memalingkan muka dengan sikap merendahkan.

"Xi er.....", Yu Qilin menarik-narik lengan bajunya.

"Aku terpaksa melakukan hal ini karena suatu masalah yang tak dapat kuberitahukan padamu.....setelah melihatnya kita akan langsung kabur, aku bersumpah. Sehari pun aku tak ingin lebih lama tinggal di sini....."

Ia berhenti sejenak, ia benar-benar tak tahan melihat pandangan mata Xi er yang penuh rasa curiga, maka ia pun berusaha membela dirinya.

"Kalau tidak, untuk apa aku membantumu dengan berpura-pura menjadi nonamu? Di penginapan aku sudah berkata bahwa nonamu sudah kabur, setelah itu apakah kau menghentikanku?"

Xi er terus memandangnya dengan waspada, setelah beberapa saat ia baru menghembuskan napas, lalu berkata.

"Baik, aku percaya padamu......aku akan mengambil air mandi". Melihatnya dengan seketika berubah menjadi seorang gadis pelayan yang cakap, Yu Qilin merasa senang, dengan amat tulus ia berkata.

"Terima kasih".

"Ya sudah, jangan membuatku muak", Xi melambai-lambaikan tangannya, setelah berpikir sejenak, ia kembali berkata.

"Tapi menyiapkan air panas itu cukup merepotkan, dan kelopak bunga yang nona inginkan juga belum tentu ada di sini". Kelopak bunga? Yu Qilin berpikir sejenak, lalu berkata dengan santai.

"Kau jangan khawatir, aku akan pergi mencari kelopak bunga". Setelah berbicara, tanpa menunggu jawaban Xi er, ia buru-buru melangkah pergi dengan bersemangat. * Awal musim panas adalah saat bunga sedang mekar-mekarnya. Setelah mencari-cari di Wisma Jin selama beberapa lama, Yu Qilin akhirnya berhasil menemukan sebuah taman bunga yang tak ada orangnya. Ia memandang bunga-bunga segar yang bermekaran di taman itu dengan begitu semarak dan hatinya sekonyong-konyong ikut berbunga-bunga, ia sangat bersemangat.

"Xi er bukannya berkata bahwa kalau bukan bunga mawar tak bisa dipakai....."

Dengan wajah kesal Xi er membuntutinya, setelah berjalan untuk beberapa lama, ia benar-benar tak tahan lagi melihat sikap Yu Qilin yang acuh tak acuh, ia tak dapat menahan diri untuk tak bertanya dengan lirih.

"Hei! Kapan kita kabur?"

Yu Qilin meliriknya seraya berkata.

"Kan aku sudah bilang, setelah urusanku selesai kita baru kabur".

"Urusan apa! Hari ini kau bilang besok, besok kau bilang lusa, sebenarnya kapan kita akan kabur?"

"Baiklah, baiklah, aku tahu, aku bukannya sedang mencari akal....."

Ketika sedang berbicara, Yu Qilin melihat sekawanan gadis pelayan membawa air hangat ke kamar Liu Qianqian.

"Mandi?"

Yu Qilin berpikir sejenak, matanya berkilat-kilat, bagus sekali kalau ia dapat memanfaatkan acara mandi ini! Dengan girang ia segera berkata pada Xi er.

"Xi er kau cepat siapkan air untuk mandi!"

Xi er memandangnya dengan tertegun.

"Kau minta aku menyiapkan air mandi untukmu?"

"Benar!", Yu Qilin mengangguk-angguk.

"Cepat beritahu aku, kalau nona kalian sedang mandi, ia memakai apa? Aku ingat di penginapan itu aku melihat bak mandinya penuh bunga". Memangnya kapan ia ingin mandi? Xi er agak kesal, akan tetapi melihat wajah mungil Yu Qilin yang penuh semangat, mau tak mau ia menjadi ingin tahu, maka dengan patuh ia berkata.

"Itu kelopak mawar terbaik.....apakah kau benar-benar ingin meniru nona kami?"

"Aku tak sabar untuk cepat-cepat menyelesaikan masalah ini, aku akan menyiapkannya untuk Jin Yuanbao. Kelopak bunga apa? Perlu berapa banyak?"

Menyiapkan air mandi untuk Tuan Muda Jin? Xi er kembali tertegun, setelah memandang Yu Qilin dengan mata terpicing untuk beberapa saat, ia berkata dengan sungguh-sungguh.

"Yu Qilin, walaupun kau cantik, tapi kau tak bisa mengantikan nona kami". Yu Qilin tercengang, menggantikannya?"

"Kata siapa aku hendak Dengan makin geram karena merasa berada di pihak yang benar, Xi er berkata.

"Kalau kau hendak merebut hati Tuan Muda Jin, tak akan sebegitu gampang! Nyonya keluarga terpandang semua sama seperti nona kami, pembawaannya tenang dan bermartabat, tutur katanya bijak, walaupun aku seorang gadis pelayan, aku tahu bahwa penampilanmu ini sama sekali tak pantas. Oleh karena itu, kalau nona kami pulang, kau jangan pikir bahwa dengan mengandalkan beberapa akal-akalan untuk mengambil hati ini kau dapat....dapat merebut kedudukan nona kami!" "Kau pikir aku ingin mengambil hati Jin Yuanbao ini? Kau pikir aku ingin lama-lama tinggal di sini?"

Yu Qilin tak tahu harus menangis atau tertawa.

"Omong kosong!", Xi er memelototinya.

"Kalau begitu untuk apa kau bermanis-manis dengannya? Kau mau apa? Kau bukannya ingin tinggal di sini dan menjadi nyonya muda?"

"Sudahlah!"

Yu Qilin menggeleng.

"Di Wisma Jin ini, kalau makan tak boleh bicara, rumah ini seperti sangkar besi besar. Kalau bukan untuk melihat tubuh Jin Yuanbao, aku tak akan tinggal di sini".

"Tapi kulihat kau makan dengan sangat gembira.....", dengan curiga Xi er memandangnya.

"Ai, ai", mau tak mau Yu Qilin mengelus-elus perutnya, lalu berkata.

"Itu gara-gara......gara-gara koki mereka memasak makanan yang terlalu enak!"

"Hah!", Xi er memalingkan muka dengan sikap merendahkan.

"Xi er.....", Yu Qilin menarik-narik lengan bajunya.

"Aku terpaksa melakukan hal ini karena suatu masalah yang tak dapat kuberitahukan padamu.....setelah melihatnya kita akan langsung kabur, aku bersumpah. Sehari pun aku tak ingin lebih lama tinggal di sini....."

Ia berhenti sejenak, ia benar-benar tak tahan melihat pandangan mata Xi er yang penuh rasa curiga, maka ia pun berusaha membela dirinya.

"Kalau tidak, untuk apa aku membantumu dengan berpura-pura menjadi nonamu? Di penginapan aku sudah berkata bahwa nonamu sudah kabur, setelah itu apakah kau menghentikanku?"

Xi er terus memandangnya dengan waspada, setelah beberapa saat ia baru menghembuskan napas, lalu berkata.

"Baik, aku percaya padamu......aku akan mengambil air mandi". Melihatnya dengan seketika berubah menjadi seorang gadis pelayan yang cakap, Yu Qilin merasa senang, dengan amat tulus ia berkata.

"Terima kasih".

"Ya sudah, jangan membuatku muak", Xi melambai-lambaikan tangannya, setelah berpikir sejenak, ia kembali berkata.

"Tapi menyiapkan air panas itu cukup merepotkan, dan kelopak bunga yang nona inginkan juga belum tentu ada di sini". Kelopak bunga? Yu Qilin berpikir sejenak, lalu berkata dengan santai.

"Kau jangan khawatir, aku akan pergi mencari kelopak bunga". Setelah berbicara, tanpa menunggu jawaban Xi er, ia buru-buru melangkah pergi dengan bersemangat. * Awal musim panas adalah saat bunga sedang mekar-mekarnya. Setelah mencari-cari di Wisma Jin selama beberapa lama, Yu Qilin akhirnya berhasil menemukan sebuah taman bunga yang tak ada orangnya. Ia memandang bunga-bunga segar yang bermekaran di taman itu dengan begitu semarak dan hatinya sekonyong-konyong ikut berbunga-bunga, ia sangat bersemangat.

"Xi er bukannya berkata bahwa kalau bukan bunga mawar tak bisa dipakai....."

Seketika itu juga, tanpa ragu-ragu sedikit pun, ia berlari ke tempat pembibitan bunga, lalu dengan seksama memilih bungabunga yang indah.

"Kupetik bunga di kiri, kupetik bunga di kanan, kupetik bunga di depan, lalu di belakang, si nona pemetik bunga amat gembira", sambil menyenandungkan sebuah lagu karangannya sendiri, Yu Qilin memetik bunga dengan puas diri, ia benar-benar merasa bebas dan gembira, tak lama kemudian, sebagian besar bunga di tempat pembibitan itu telah dipetik olehnya.

"Eh -----"

Sebuah teriakan melengking terdengar. Yu Qilin sama sekali tak berjaga-jaga, lagipula suara itu terlalu melengking, seperti suara setan yang masuk ke dalam telinga. Karena terkejut, bunga-bunga segar di tangannya terjatuh ke tanah.

"Apa yang kau lakukan?", Yu Qilin menoleh ke belakang, ternyata ia adalah Liu Qianqian. Liu Qianqian menyingsingkan roknya, lalu sambil berlari-lari kecil, masuk ke tempat pembibitan bunga, dengan sedih ia memeriksa tunas-tunas bunga yang telah hilang, dilihatnya pula bahwa bunga berserakan di mana-mana dan menjadi layu, tiba372 tiba ia naik pitam dan menghentakkan kakinya, lalu berkata pada Yu Qilin dengan gusar.

"Kau, kau ini maling pemetik bunga!"

Maling pemetik bunga?! Sudut-sudut mata Yu Qilin berkedut.

"Maling pemetik bunga bukan seperti ini maksudnya!"

"Kau!", Liu Qianqian begitu marah hingga wajahnya merah padam.

"Kenapa kau ingin memetik bunga di tamanku?"

"Aku cuma ingin mengambil sedikit kelopak bunga untuk kubawa pulang....."

"Apa yang kau lakukan menyangkut diriku!"

Dengan gusar Liu Qianqian memotong perkataannya, lalu menuduhnya.

"Di tamantaman wisma ini yang begitu besar dimana-mana ada bunga, di tamanmu sendiri juga bukannya tidak ada, untuk apa kau berkeras datang ke sini dan menghancurkan tamanku?"

Tamanmu? Untuk sesaat Yu Qilin tercengang, setelah itu, dengan perlahan ia berkata dengan kesal.

"Di sini bunga yang mekar paling bagus, aku tak tahu ini tamanmu". Liu Qianqian mengangkat dagunya dan menatapnya dari ujung kaki sampai ke ubun-ubunnya, sambil bersedekap, ia mundur beberapa langkah, lalu dengan angkuh berkata.

"Bunga yang mekarnya paling indah adalah hasil jerih payahku, menurutmu kau bisa langsung memetiknya begitu saja? Besok kau bisa berpikir bahwa tamanku bagus, kamarku bagus, perabotan dalam kamarku bagus, bahkan gadis pelayan yang melayaniku juga bagus, lantas apakah aku harus memberikan mereka semua padamu?"

Yu Qilin tak menyangka bahwa ia akan membesar-besarkan urusan yang remeh-temeh ini, maka ia pun tercengang, setelah tertegun beberapa saat, ia baru berkata.

"Hanya beberapa tangkai bunga ini, masa kau anggap begitu penting?"

"Hah ----", Liu Qianqian mengangkat alisnya.

"Sebenarnya aku tak terlalu memperdulikannya, namun sayang sekali, ini baru hari kedua pernikahan, tapi kau si nyonya baru ini langsung merusak tamanku, oleh karenanya aku jadi berpikir ---- apakah saosao sedang menghukum aku si nona kecil ini? Atau karena aku adalah orang yang tumbuh besar bersama Yuanbao Gege, kau merasa tak nyaman?"

"Kenapa tak nyaman?"

Yu Qilin tertawa dan berkata.

"Masa bodoh. Karena yang menikah dengannya adalah aku". Mendengar perkataannya itu, Liu Qianqian langsung naik pitam, perempuan ini sebenarnya punya otak tidak? Atau apakah ia sengaja berbuat seperti ini? Melihat wajahnya yang penuh kemarahan, Yu Qilin tertawa.

"Aku cuma ingin memetik beberapa tangkai bunga! Aku sama sekali tak tahu kalau ini adalah tamanmu, kenapa kau begitu marah padaku?"

"Hah", Liu Qianqian tertawa sinis.

"Kau mau menipu siapa? Semua orang di wisma ini tahu bahwa bungaku tak boleh disentuh orang lain, apakah kau bahkan tak tahu aku tinggal di sini? Apakah di sisimu tak ada gadis pelayan yang memberitahumu tentang kedudukan orang-orang di wisma ini? Menurutku kau sengaja melakukannya!"

Kepala Yu Qilin sakit, sekarang ia hanya ingin berdamai.

"Baiklah, baiklah, aku yang bersalah, aku yang bersalah, aku tak tahu bahwa bungamu si nona besar ini seperti emas saja. Aku minta maaf saja, bagaimana? ----- Suatu hari aku akan membawamu ke gunung untuk melihat-lihat....."

Ketika berpikir sampai di sini, mau tak mau ia membayangkan lautan bunga di Emeishan, dengan wajah penuh kerinduan ia kembali berkata.

"Bunga-bunga liar di gunung memang benar-benar elok, harum dan indah!"

"Jangan memotong pembicaraanku. Sekarang kita akan menemui guma, supaya ia bisa melihat bagaimana pengantin baru ini menekan para pembantu, dan juga menganiaya aku!"

Setelah selesai berbicara, Liu Qianqian mengangsurkan tangannya untuk merampas bunga-bunga itu.

Yu Qilin mengegos menghindar, Liu Qianqian kecewa karena ia tak dapat merampasnya, namun ia mana bisa menandingi Yu Qilin? Di taman itu mereka berdua saling mengejar dengan ribut.

Sekonyong-konyong, terdengar suara seorang lelaki.
Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Qianqian!"

Mereka berdua berhenti dan memandang ke ambang pintu taman. Dengan perlahan Liu Wenchao masuk dari luar, ia memandang Liu Qianqian dengan kesal dan berkata.

"Qianqian, kenapa kau dan nyonya muda bisa ribut begini!"

Liu Qianqian menghentakkan kakinya, lalu berkata dengan gusar.

"Dia yang terlebih dahulu memetik bungaku, tahu!"

Liu Wenchao memandang tangan Yu Qilin yang penuh bunga segar, ia mengerutkan dahinya, namun tak berkata apa-apa, ia malahan memandang Liu Qianqian dan berkata.

"Tak tahu aturan, saosaomu hanya kebetulan memetik beberapa kuntum bunga, tapi kau begitu marah seperti ini?"

Beberapa kuntum bunga? Liu Qianqian merasa kesal, ia menoleh dan menunjuk tempat pembibitan bunga yang berantakan itu, lalu berkata.

"Begini namanya kebetulan memetik beberapa kuntum bunga? Bunga shaoyao dan peoni yang sudah begitu lama dengan susah payah kutanam!"

Liu Wenchao memandang dengan sekilas tempat pembibitan bunga itu, namun ia tak berkata apa-apa, ia berpikir sejenak, lalu berkata.

"Bagaimanapun juga.....kau tak menanamnya dengan tanganmu sendiri, ini hasil kerja para pembantu. Sudahlah, sudahlah, jangan ribut, turutilah perkataan kakak, pergilah, suruh gadis pelayan membawa baki kristal, untuk dipakai saosaomu membawa pulang bunga-bunga itu". Mendengarnya berkata demikian, Yu Qilin langsung tersenyum lebar, ia merasa bahwa Liu Wenchao adalah orang yang cukup baik, maka ia berkata.

"Terima kasih, biaoge! Tapi tak usah mengambil baki kristal, cukup aku saja yang membawanya pulang sendiri".

"Apa?!", dengan tak percaya Liu Qianqian memandangnya.

"Kau kakakku bukan? Bunga yang kutanam dirusak orang lain tapi kau tak berbicara membelaku, malahan menyuruhku mengambilkan baki untuknya?"

"Qianqian", Liu Wenchao membujuknya.

"Semua orang juga tahu kalau saosaomu adalah pendatang baru, sebagai adik bukankah kau harus sedikit mengalah?"

"Adik?", Liu Qianqian menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku jelas-jelas bukan adiknya!"

Setelah itu dengan marah ia berbalik dan pergi, lalu melontarkan sebuah pertanyaan.

"Bukankah sesuatu yang paling kucintai telah direbut orang?!"

Melihatnya, Liu Wenchao menggeleng-geleng tak berdaya sambil menghela napas.

"Apakah dia tak apa-apa?", tanya Yu Qilin.

"Oh.....tak apa-apa", Liu Wenchao berpaling dan memandangnya, lalu tersenyum dan berkata.

"Sejak kecil Qianqian sangat suka pada bunga dan tanaman, tentang hal ini ia sangat keras kepala, sehingga membuatmu tertawa melihatnya". Benar-benar seseorang yang baik hati..... Berpikir demikian, Yu Qilin memberi hormat padanya, lalu dengan tulus meminta maaf.

"Ini salahku karena sebelumnya aku tak bertanya dulu, aku sama sekali tak tahu bahwa ini bunga Qianqian, lain kali aku pasti tak akan mengulangi kesalahanku!"

Liu Wenchao tak menyangka bahwa ia yang merupakan putri keluarga Jiang yang berpengaruh ternyata mau meminta maaf dan menghormat padanya yang hanya seorang pengurus rumah tangga yang rendah kedudukannya, seketika itu juga, berbagai perasaan yang rumit muncul dalam hatinya, setelah terdiam untuk beberapa saat, ia tersenyum dan berkata.

"Kau adalah nyonya muda keluarga Jin, tak usah begitu sungkan untuk memetik beberapa kuntum bunga di rumah sendiri".

"Ini juga rumah Qianqian!", Yu Qilin menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berkata dengan sungguh-sungguh.

"Sebenarnya.....dibandingkan dengan kalian, aku adalah orang luar! Bunga-bunga ini adalah bunga kesayangan Qianqian, tapi aku tiba-tiba memetiknya! Aku bisa dibujuk tapi tak bisa dipaksa, sebenarnya dalam hati aku tahu aku bersalah, tapi karena ada orang lain yang tiba-tiba memarahiku, aku malah bersikap keras....."

Setelah berbicara, dengan jengah ia meleletkan lidahnya.

Melihat wajah tulus Yu Qilin yang mengemaskan, hati Liu Wenchao terasa hangat.

Yu Qilin berbeda dengan Jin Yuanbao yang angkuh dan kasar, akan tetapi kedua orang yang sama sekali berbeda itu malahan dipersatukan, nasib memang mempermainkan manusia.

"Kuharap biaoge tak menganggapku sulit bergaul dengan orang lain, suatu hari aku pasti akan mencari bibit bunga langka untuk menganti kerugian Qianqian!"

Liu Wenchao tertawa, sepertinya sudah begitu lama ia tak tertawa dari lubuk hatinya yang terdalam seperti ini.

"Kebanyakan orang bermulut manis tapi berhati jahat, orang yang bermulut tajam tapi berhati lembut seperti kau ini adalah orang yang paling dapat bergaul dengan orang lain". Yu Qilin makin merasa malu.

"Ini jelas-jelas suatu kelemahan, tapi oleh biaoge dibesar-besarkan sehingga menjadi suatu kelebihan! Biaoge benar-benar baik hati! Tak seperti perangai Yuanbao yang....."

Mendadak ia tertegun, ia merasa sudah terlalu banyak bicara, maka ia segera menutup mulutnya.

"Tidak seperti Yuanbao bagaimana?"

Liu Wenchao ingin tahu. Yu Qilin tersenyum sinis.

"Sebenarnya bukan apa-apa, hanya saja Yuanbao selalu menyombongkan dirinya sendiri, perangainya agak buruk, perkataannya membuat orang marah! Tak seperti kau biaoge yang lemah lembut dan dapat bergaul dengan orang". Yu Qilin tak sengaja mengatakannya, namun Liu Wenchao untuk pertama kalinya mendengar di Wisma Jin ada orang yang merendahkan Jin Yuanbao dan memuji dirinya, secara alamiah ia merasa tersentuh sekaligus terguncang, setelah itu ia teringat pada perbuatan Yu Qilin pagi itu, ia ingin membantunya, maka ia bertanya.

"Kabarnya kau menanyai para gadis pelayan dan pelayan lelaki satu persatu dengan seksama, tentang siapa yang paling banyak melayani Jin Yuanbao?"

"Kau juga tahu mengenai hal ini?", dengan jengah Yu Qilin bertanya.

"Jangan-jangan seluruh wisma sudah tahu". Liu Wenchao berkata dengan lembut.

"Shao furen baru datang, tentunya merasa bahwa ada banyak hal yang kurang nyaman bagimu, aku sudah bertahun-tahun menjadi pengurus rumah tangga di Wisma Jin, apakah ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membantumu?"

Mendengar perkataannya itu, Yu Qilin merasa agak malu, namun masalah semacam itu mana bisa langsung dibicarakannya dengan Liu Wenchao? Masa ia dapat berkata, mohon tanya apakah kau tahu siapa yang pernah melihat pantat telanjang Jin Yuanbao? Ketika berpikir tentang hal ini, ia tertawa dengan jengah.

"Sebenarnya kau sudah.....sudah banyak membantuku". Liu Wenchao tak tahu maksudnya dan memandangnya dengan heran. Yu Qilin mengangkat kedua tangannya yang penuh bunga segar.

"Bunga-bunga segar ini akan membantuku mencapai citacitaku! Aku pergi dulu, terima kasih biaoge!" Bunga segar di depan mata saling berlomba-lomba memerah, manisnya bercakap-cakap dan tertawa dengan riang membuat orang mabuk kepayang. Tak nyana Liu Wenchao terpana. Namun saat ia terpana, Yu Qilin telah berbalik dan melangkah pergi. Sambil memandang punggungnya yang makin menjauh, tanpa sadar seulas senyum yang belum pernah ditunjukkan olehnya muncul di wajah Liu Wenchao. Saat bintang-bintang baru saja terbit, Jin Yuanbao baru pulang dari Liushan Men. Ketika ia sedang berjalan ke halaman dalam, di sepanjang jalan ia melihat para gadis pelayan dan para pelayan lain, mereka semua amat terkejut. Begitu melihat dirinya, wajah mereka langsung ketakutan, para gadis pelayan pun bahkan tak berani mengangkat kepala mereka. Jin Yuanbao tercengang, ketika ia sedang kebingungan, ia melihat A Fu, maka ia pun segera menariknya dan menanyainya.

"Ada apa? Kenapa setelah aku pergi setengah hari dan pulang kalian menganggapku setan pembawa penyakit?"

A Fu mundur beberapa langkah, lalu dengan wajah ketakutan menjawab.

"Paling baik tunggu sampai anda bertemu dengan nyonya muda, baru bicara, A Fu adalah pelayan lelaki yang paling tak boleh kau temui di seluruh wisma ini". "Apa?", dengan terkejut Jin Yuanbao membelalakkan matanya.

"Kenapa? Lagipula si tuan muda ini memang paling tak ingin melihatmu, kok". A Fu berpikir sejenak, lalu berulangkali menggoyangkan tangannya, dengan kalang kabut ia berkata.

"Tidak, tidak, shaoye, lebih baik kau jangan menyebut-nyebut nama A Fu!"

Jin Yuanbao memicingkan matanya, lalu menjambak kerah A Fu dan menariknya mendekat.

Saat ini, beberapa gadis pelayan dan pelayan lelaki yang sedang berjalan berpapasan dengan mereka, para pelayan itu pun serentak menarik napas dalam-dalam.

Mendengar suara langkah kaki mereka, Jin Yuanbao berpaling, dan para pelayan itu pun kontan lari tunggang-langgang sambil memegang kepala mereka.

Hal ini......benar-benar sangat aneh.

Dengan semakin bingung, Jin Yuanbao menatap A Fu.

"Sebenarnya ada apa? Si Jiang Xiaoxuan itu berbuat apa selama aku tak ada di rumah?"

A Fu berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan diri dari cengkeramannya, ia mundur tiga chi lagi, lalu baru berkata.

"Tidak, tidak, tidak ada apa-apa! Nyonya muda hanya terlalu sayang pada shaoye, oleh karenanya ia menginterograsi kami para pelayan. Anda cepatlah temui nyonya muda, supaya hatinya lega!" Supaya hatinya lega? Jin Yuanbao kontan paham. Tentunya Jiang Xiaoxuan telah melakukan suatu 'perbuatan baik' lagi! Ia langsung mendengus dengan marah, melepaskan A Fu dan melangkah ke Paviliun Songzhu. Dengan masih ketakutan, A Fu merapikan kerahnya, lalu menatap para gadis pelayan yang memandangnya dengan pandangan mata penuh simpati. Ia cepat-cepat memperingatkan mereka.

"Kalian sama sekali tak boleh memberitahu nyonya muda bahwa tuan muda mencariku!"

"Kami tahu, kami tahu", jawab para gadis pelayan itu. Setelah tiba di Paviliun Songzhu, dengan gusar Jin Yuanbao langsung melangkah ke kamar pengantin, namun sebelum masuk ke pintu, uap air yang tebal telah menyambutnya, di tengahnya sayup-sayup terdengar suara nyanyian. Jin Yuanbao berhenti melangkah.....segera terpikir olehnya, apakah dia sedang mandi? Ia berdiri di pintu dengan bimbang, tak tahu apakah ia akan masuk atau tidak. Tepat pada saat ini, Yu Qilin mendorong pintu hingga terbuka dan keluar, begitu melihat dirinya, ia melompat terkejut.

"Kau sudah pulang?"

"Ya". Melihat pakaiannya masih rapi, Jin Yuanbao mendengus dengan dingin dan masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar telah diletakkan sebuah bak mandi yang sangat besar, uap air panas perlahan-lahan mengepul dari bak mandi itu. Saat ini, sepasang tangan Yu Qilin mengusung sebuah ember kayu, di dalam ember kayu itu air panas masih mengepulkan uap air, sambil bekerja ia menyenandungkan sebuah lagu dengan terputus-putus.

"Si gadis cantik dari keluarga mana yang lebih jelita dari Chan Juan, malas berdandan, mengeluh kenapa waktu bunga mekar begitu pendek. Pemuda keluarga manakah yang lebih tampan dari Pan An, malam-malam yang tiada akhirnya, sinar rembulan bagai air membuat orang kesal kenapa waktu berlalu begitu cepat....."

Sambil bernyanyi, ia menuangkan air dari ember ke bak mandi, mendengar suara riak air, Yu Qilin pun dengan serasi menyesuaikan senandungnya dengan suara air itu.

"Rumput tumbuh tinggi, burung kepodang terbang di tengah musim semi, lautan bunga di segala penjuru....."

Sambil memicingkan matanya, Jin Yuanbao menatapnya tanpa berkedip.

Dari bak mandi itu uap air hangat mengepul ke atas, ketika ia sedang memasukkan tangannya ke air untuk mengetes suhunya, uap air pun mengembun menjadi tetesan-tetesan air sebening kristal dan perlahan-lahan meleleh di lengannya yang seputih lilin, meninggalkan jejak-jejak basah yang seakan ada dan tiada.

Dengan santai Yu Qilin menyisipkan rambutnya yang mengantung ke belakang telinganya dan memperlihatkan telinga mungilnya yang merah jambu dan seakan tembus pandang, sehingga rambutnya yang hitam legam dan kulitnya yang seputih kumala makin menonjol, kalau diperhatikan dengan seksama, kulitnya seakan dilapisi oleh sebuah lapisan tipis yang lembab dan berkilauan.

Karena terkena uap air, bajunya menjadi lembab, setiap gerakannya membuat pakaiannya itu seakan makin ketat, pinggangnya yang ramping seakan dapat direngkuh dengan sebuah tangan saja.

Perempuan ini, sedang merencanakan tipu muslihat apa? Jin Yuanbao berusaha keras mengabaikan kemolekannya, ia mendongak dan tertawa mengejek, lalu memandangnya dengan dingin sambil bersedekap.

Ditatap olehnya seperti itu, dengan raut wajah yang seakan tersenyum namun tak tersenyum, Yu Qilin sedikit demi sedikit merasa agak jengah.

"Aku berkata hendak mandi, ternyata dapur mengirim bak mandi yang begini besar kemari...."

Jin Yuanbao tertawa pelan dan berkata.

"Itu karena kau si pendatang baru ini unjuk kekuatan, sehingga para pelayan ketakutan dan berusaha menyenangkan hatimu". Mendengar perkataannya itu, wajah Yu Qilin memerah, sambil mengumam pada dirinya sendiri ia berkata.

"Bukankah aku cuma bertanya tentang pelayan pribadi yang melayanimu?" "Oh, ya?, Jin Yuanbao berkata dengan nada mengejek.

"Kau menginterogasi dan menyiksa para pelayan untuk itu? Untuk mengetahui siapa yang melayaniku?"

"Benar, benar!", Yu Qilin mengangguk-angguk, dengan bersemangat ia berusaha bermanis-manis.

"Tepatnya untuk mempelajari bagaimana melayanimu mandi! Kau sudah sibuk dan kelelahan seharian, tapi aku sama sekali tak membantumu, aku hanya dapat melakukan hal kecil ini, yaitu melayanimu mandi dengan nyaman, sehingga kau dapat bersantai". Yu Qilin tersenyum untuk mengambil hatinya, namun Jin Yuanbao tak tergerak, malahan dengan curiga bertanya.

"Kau sedang menjalankan tipu muslihat apa?"

"Apa lagi yang dapat kulakukan?", melihat ekspresi wajahnya yang tak enak dilihat, Yu Qilin mengira bahwa ia marah karena masalah pulang ke rumah mertua dan hidungnya yang ditonjok olehnya hingga berdarah, maka ia segera memandangnya dengan raut wajah sedih seraya berkata.

"Aku tahu fujun masih marah padaku, aku melakukan ini untuk menyenangkan hatimu, mohon maafkan aku".

"Oh, ya?", sambil mengangkat alisnya, Jin Yuanbao memandangnya, nada bicaranya penuh keangkuhan.

"Karena kau begitu ingin menyenangkan hatiku, maka sekali ini aku akan melanggar aturan!"

Setelah berbicara.

"Sret!", ia membuka jubah panjangnya dan mengayunkan tangannya untuk melemparkannya ke rak pakaian di sampingnya. Yu Qilin langsung merasa bersemangat. Akan tetapi, Jin Yuanbao ternyata berbalik dan duduk di kursi.

"Ayo cepat buka baju!", Yu Qilin mendesaknya. Jin Yuanbao tertawa dingin, ia memandang air dalam bak mandi yang penuh kelopak bunga yang timbul tenggelam, lalu bertanya.

"Ini bunga apa?"

"Ini adalah bunga yang berasal dari luar taman adikmu, bunga yang terbaik di seluruh wisma ini, demi bunga ini aku bertengkar dengannya....."
Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Buang". Yu Qilin tertegun.

"Bukankah katanya kau kalau mandi harus dengan kelopak bunga?"

"Hari ini aku tak ingin". Sikap Jin Yuanbao sangat acuh tak acuh. Mendengar perkataannya itu, Yu Qilin mengerutkan dahinya dan berkata.

"Apakah kau sengaja menyiksaku?"

"Memangnya kenapa?", dengan raut wajah yang seakan tersenyum namun tak tersenyum, Jin Yuanbao menatapnya.

"Karena kau sudah berniat menyenangkan hatiku, disiksa sedikit juga tak apa".

"Kau......", Yu Qilin mengertakkan giginya, lalu dengan perlahanlahan berpura-pura tersenyum.

"Baiklah, baiklah, apapun yang fujun katakan, akan kulakukan". Setelah berbicara, dengan susah payah ia mulai meraup kelopak-kelopak bunga itu. Jin Yuanbao duduk dan memandang Yu Qilin sambil tersenyum, sampai kelopak bunga terakhir telah dibuang.

"Beres sudah", Yu Qilin bangkit sambil menyeka keringatnya.

"Eh?", Jin Yuanbao menggeleng dan menunjuk ke selembar kelopak bunga yang masih menempel di pinggir bak mandi.

"Dasar maling ayam!", Yu Qilin mengumam pada dirinya sendiri, sambil menahan marah, ia memungutnya dan melemparkannya. Jin Yuanbao memandang air itu, membuka mulutnya, lalu dengan tenang melontarkan dua kata.

"Minyak wangi".

"Minyak wangi apa?", Yu Qilin membelalakkan matanya.

"Semua kelopak bunga sudah dibuang, masih belum cukup juga?"

"Kalau kau tak mengambilkannya", Jin Yuanbao mengangkat alisnya.

"Aku juga tak mau mandi!"

Yu Qilin merasa gusar.

"Baik, baik, akan kuambilkan!"

Setelah berbicara ia mencarinya di rak.

Dengan santai Jin Yuanbao menontonnya meraba-raba rak itu satu demi satu, lalu membuka tutup botol satu demi satu dan mencium isinya, dalam hatinya, tanpa terasa muncullah sebuah perasaan hangat.

Setelah mencari dengan susah payah, Yu Qilin mengangkat sebuah botol dan bertanya.

"Ini, ya?"

Dengan kemalas-malasan, Jin Yuanbao mengangguk-angguk. Yu Qilin mengangkat tangannya, dan menuangkan hampir seluruh isi botol minyak wangi itu ke dalam bak mandi, dalam sekejap, keharuman memenuhi segala penjuru.

"Bagaimana?", Yu Qilin bertanya. Dengan kemalas-malasan Jin Yuanbao bangkit dan berdiri di depan bak mandi, berhenti sejenak, lalu dengan santai berkata.

"Airnya kurang panas".

"Apa? Kau belum mencobanya, tapi kau langsung tahu airnya kurang panas?"

"Hah!", Jin Yuanbao mendengus dengan dingin.

"Setelah diaduk-aduk kesana kemari, air mendidih pun berubah menjadi air hangat". Yu Qilin amat kesal, namun sambil sekali lagi menahan kemarahannya, ia keluar, dan masuk kembali sambil membawa ember berisi air panas, lalu menambahkan air itu ke dalam bak mandi.

"Apa kali ini kau sudah puas?!"

Jin Yuanbao mengangkat alisnya, lalu dengan amat perlahan, membuka satu persatu kancing pakaiannya.

Seketika itu juga, Yu Qilin menjadi amat bersemangat, pandangan matanya mengikuti gerakan tangan Jin Yuanbao, namun tak nyana, begitu menyentuh kancing terakhir di pinggangnya, jari jemari yang langsing itu berhenti bergerak.

Dengan enggan, Jin Yuanbao mengangkat kepalanya dan berkata.

"Airnya terlalu panas".

"Hei!", akhirnya Yu Qilin tak tahan lagi.

"Kau mau mandi atau tidak? Kau belum mencobanya tapi kok sudah tahu?"

"Kalau tak percaya kau cobalah sendiri". Yu Qilin setengah percaya dan setengah sangsi, ia bangkit dan menjulurkan tangannya ke dasar bak untuk merasakan suhunya.

"Menurutku kau sengaja....."

Tiba-tiba, Jin Yuanbao mengangsurkan tangannya dan mendorong punggung Yu Qilin dengan pelan, ia pun tercebur ke dalam bak mandi. Yang lebih menyebalkan lagi, Jin Yuabao masih juga mengejeknya.

"Air mandi ini, begitu mencoba suhunya kau pasti ingin mencobanya dengan seluruh tubuhmu!"

"Jin Yuanbao!!!"

Yu Qilin muncul di permukaan air, dengan sangat kesal ia hendak memaki-maki tak keruan, akan tetapi Jin Yuanbao menekan bahunya, sehingga ia terpaksa tetap berendam di dalam air. "Mengerti?"

Ckckck, Jiang Xiaoxuan, sekarang kau sama saja seperti sedang bugil, kalau kau tak takut dilihat orang, silahkan keluar".

Jin Yuanbao mengangkat alisnya sambil memandangnya dengan nakal.

Yu Qilin cepat-cepat menunduk melihat dirinya sendiri, pakaian musim panas ini memang tipis, sedangkan pakaian di Wisma Jin dibuat dari sutra kelas satu, begitu terkena air, langsung menempel di badan, sehingga hampir tembus pandang, ia cepat-cepat menutup dadanya dan berjongkok sehingga kembali terendam air, sepasang pipinya merah padam, dengan geram ia memandang Jin Yuanbao.

"Ini baru benar, lebih baik kau sedikit memahami dirimu sendiri", Jin Yuanbao mengangguk-angguk, lalu berkata.

"Bahumu terlalu lebar, dadamu terlalu besar, kakimu terlalu.....panjang. Tanganmu kasar dan kakimu besar, berotot lagi, gadis berperawakan seperti gadis desa sepertimu, hendak mandi denganku seperti sepasang bebek mandarin?"

Melihat ekspresinya yang sinis, angkuh dan lancang, Yu Qilin amat geram, kepalanya panas, tanpa memperdulikan apa-apa lagi, ia langsung bangkit dari tengah air, sambil membusungkan dada ia berdiri dengan angkuh.

"Kalau aku gadis desa memangnya kenapa?"

Pakaian Yu Qilin yang tipis menempel ketat di tubuhnya sehingga seakan tembus pandang, di bawah lehernya yang putih bersih samar-samar dapat dilihat sebuah liontin kumala yang diikat dengan pita merah tergantung di depan tulang selangkanya.

Jin Yuanbao memandangnya dari ujung kaki sampai ke ubunubunnya sambil mencari-cari kejelekannya, ia merasa jantungnya berdebar makin cepat dan wajahnya memerah.

Sinar mentari menerobos masuk dari jendela di belakang Yu Qilin dan menyelimutinya dengan sehelai jubah kuning emas yang tembus pandang, lekak-lekuk tubuhnya yang indah dan halus membuat orang tak bisa mengecamnya, sosoknya yang jelita, seakan sengaja dipersiapkan untuk dicintai oleh dirinya, begitu memikirkan kemungkinan itu, Jin Yuanbao tiba-tiba merasa tenggorokannya tercekat, darah panas seakan tiba-tiba menyembur ke dadanya, sekujur tubuhnya terasa panas membara.

"Jelek sekali!", Jin Yuanbao memaksa dirinya berseru.

"Di mana jeleknya!", Yu Qilin jelas cukup percaya diri, ia pun berdiri tegak, sehingga lekak-lekuk tubuhnya yang montok bergoyang-goyang. Samar-samar, sepertinya ada dua butiran merah jambu yang dapat terlihat, mulut dan lidah Jin Yuanbao makin terasa kering, perasaan seperti yang dirasakannya di malam pengantin tibatiba muncul dalam hatinya, dengan gugup ia menarik pakaian yang tergantung di atas rak, memakainya dengan asal, lalu cepat-cepat berlari keluar, namun saat keluar pintu ia masih tak lupa melontarkan sebuah ejekan kepada Yu Qilin.

"Dimana jeleknya! Jelek sekali, benar-benar jelek! Perempuan jelek!"

"Jin Yuanbao, keparat kau!"

Yu Qilin kehabisan napas, namun tak bisa berbuat apa-apa padanya.

Ia hanya bisa melampiaskan kekesalannya di dalam bak mandi, air pun menciprat ke segala penjuru.

Malam awal musim panas itu hangat dan tenang.

Di langit tergantung bulan sabit, sinarnya yang keperakan menyebar ke bawah, menyelimuti bumi yang tenang, membuat orang merasa santai dan gembira.

Akan tetapi Jin Yuanbao yang sedang duduk di kamar belajar sambil membaca berkas-berkas perkara merasa tak tenang.

Di dalam benaknya, selalu muncul sebuah sosok jelita yang basah, sehingga ia tak bisa berkonsentrasi.

Dengan kesal Jin Yuanbao memukul dirinya sendiri dengan berkas yang ada dalam genggamannya, dalam hati ia menyalahkan dirinya sendiri.

"Jin Yuanbao, ah, Jin Yuanbao, kau bukannya belum pernah melihat perempuan, kenapa kau bisa seperti bocah yang masih hijau saja? Perempuan itu, kalau bicara tentang kecantikan, tak lebih cantik dari primadona Qianjiao Ge, sedangkan kalau bicara tentang perilaku, kalah jauh dari gadis-gadis pelayan di istana, kenapa kau bisa begitu tergila-gila padanya? Tolol, ah, tolol!" Akan tetapi, semakin lama ia berpikir seperti ini, ia makin sulit berkonsentrasi, hatinya pun makin gelisah. Tepat pada saat itu, pintu didorong hingga terbuka dengan suara berderit, sebuah sepatu bersulam yang penuh bersulamkan kupu-kupu ungu menjulur masuk, setelah itu, wajah tersenyum yang terus menerus muncul dalam benaknya itu, muncul di mulut pintu. Jin Yuanbao terkejut sekaligus girang, namun ia berpura-pura bersikap acuh tak acuh, memandangnya tapi seakan tak memandangnya, ia terus menunduk membaca berkas, akan tetapi sebenarnya sedang dengan sembunyi-sembunyi mengawasinya. Ia sudah berganti pakaian baru yang rapi, mantel pendek berwarna kuning muda melapisi bajunya yang berwarna ungu muda, sedangkan di bawahnya, ia mengenakan rok berwarna hijau daun, warna-warni yang cerah itu membuatnya makin segar. Sambil tersenyum lebar, ia masuk ke dalam, seakan membawa angin sepoi-sepoi yang sejuk, sehingga hatinya yang gelisah perlahan-lahan menjadi tenang. Ketika Yu Qilin melihatnya tak memperdulikan dirinya, ia menarik sebuah bangku, lalu duduk di sampingnya, sepertinya peristiwa barusan ini ketika ia mempermainkan dirinya sudah terlupakan seluruhnya. Dengan acuh tak acuh, Jin Yuanbao bergeser ke samping, membuat jarak diantara mereka. Melihatnya, Yu Qilin tersenyum, lalu kembali mendekat, Jin Yuanbao pun kembali menjauh. Ia kembali mendekat, dan Jin Yuanbao kembali menjauh. Kali ini, Jin Yuanbao telah mundur sampai ke sudut meja dan tak bisa mundur lagi. Dengan penuh gairah, Yu Qilin menatapnya sambil bertopang dagu, matanya berkedip tapi seakan tak berkedip. Keharuman tubuhnya yang samar-samar, seakan ada dan tiada.....dan masih ada sinar matanya itu, yang apinya bagai membakar orang dan memaksa Jin Yuanbao meletakkan berkasnya. Ia bertanya.

"Kau mau apa lagi?"

Melihatnya menanggapi dirinya, Yu Qilin cepat-cepat tersenyum manis, lalu berkata.

"Aku hendak berbicara tentang suatu hal denganmu ----- kau percaya takdir atau tidak?"

Hah? Kenapa justru tentang masalah ini? Jin Yuanbao menjawab dengan tegas.

"Tak percaya".

"Kenapa?", Yu Qilin membuka matanya lebar-lebar. Jin Yuanbao menghindari pandangan matanya, lalu dengan lugas mengucapkan empat kata.

"Gadis desa yang bodoh". "Kau!", Yu Qilin merasa sebal, ia mencibir, akan tetapi setelah berpikir sejenak, ia menahan amarahnya, lalu kembali tersenyum ramah dan bertanya.

"Kalau begitu aku akan berbicara dengan lebih jelas. Apakah kau percaya dengan ramalan wajah?"

Jin Yuanbao tak menghiraukannya dan terus membaca berkas.

"Misalnya, waktu kecil ada seorang pendeta Tao yang melihatku, lalu ia berkata pada ibuku bahwa kelak aku akan menikah dengan seorang yang kaya dan terpandang, walaupun pada awalnya ia tak ingin menikah, namun setelah itu qin se he xie......."

Yu Qilin juga tak menghiraukannya dan terus berbicara.

"Hah!", Jin Yuanbao mendengus meremehkan.

"Pendeta Tao itu berkata bahwa ia dapat melihat hal ini dari tahi lalat merah di belakang telingaku. Ia juga berkata bahwa......"

Jin Yuanbao berpura-pura tak perduli, namun masih dengan sembunyi-sembunyi memandangnya dengan penuh rasa ingin tahu. Di belakang telinga kanannya yang putih memang ada sebuah tahi lalat merah.

"Pendeta Tao itu juga berkata.....", dengan sembunyi-sembunyi Yu Qilin memandangnya, lalu dengan tenang meneruskan.

"bahwa ada orang yang sejak lahir mempunyai tanda lahir, kalau bentuknya teratur, tanda lahir itu sangat bermakna, misalnya....."

"Misalnya apa?", melihatnya amat bersemangat, Jin Yuanbao juga ikut berbicara. Yu Qilin terus berbicara.

"Misalnya, kalau di telapak kaki ada tanda lahir, ia sejak lahir 'menyimpan kunci emas' dan ditakdirkan menjadi seorang hartawan, seumur hidupnya ia akan selalu berkecukupan....."

"Lalu apa lagi?"

"Kalau di punggung atau di belakang pinggang ada tanda lahir, artinya seumur hidupnya ia akan dibantu orang berpangkat, kalau bertemu kemalangan ia akan dapat mengubahnya menjadi keberuntungan, setelah tua anak cucunya akan memenuhi rumah, dan ditakdirkan untuk hidup dengan damai dan nyaman....."

Ia berhenti sejenak, lalu memandangnya dengan tajam.

"Kalau bentuknya aneh, misalnya kalau tanda lahirnya berbentuk seperti bulan, justru lebih jelas bahwa orang ini ditakdirkan menjadi orang yang kaya raya!"

"Hah?"

Jin Yuanbao benar-benar sudah tak tahan mendengarkannya.

"Tanda lahir berbentuk bulan? Bulan apa? Bulan tanggal satu atau tanggal lima belas? Bulan di triwulan pertama atau di triwulan terakhir?"

"Kalau begitu kau punya tanda lahir atau tidak?",Yu Qilin menggunakan kesempatan itu untuk bertanya.

"Coba tebak", Jin Yuanbao tersenyum. Tak nyana ia dapat memberikan jawaban seperti itu, Yu Qilin memang sudah sangat ingin tahu, mendengar perkataannya itu, ia menjadi tertegun hingga untuk beberapa saat tak kuasa berkata apa-apa. Saat ini, pintu didorong hingga terbuka, A Fu menjulurkan kepalanya untuk melihat ke dalam, akan tetapi begitu melihat Yu Qilin, ia cepat-cepat menarik kembali kepalanya, dengan ketakutan ia berteriak dari balik pintu.

"Shaoye?"
Pasangan Sempurna yang Ditakdirkan Karya Tong Hua di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jin Yuanbao menjawab.

"Masuklah!"

"A Fu tak berani, A Fu berbicara dari luar pintu saja....."

"Enyah sana!", Jin Yuanbao berkata dengan kesal. A Fu tak bisa berbuat apa-apa, ia terpaksa dengan takut-takut menjulurkan kepalanya dari mulut pintu, mengarahkan pandangan matanya ke lantai, lalu berkata.

"Shaoye, yamen mengirim pesan mohon anda datang, mohon cepat sedikit....."

Mendengar perkataannya itu, Jin Yuanbao segera bangkit dan berseru.

"Kenapa tak bilang dari tadi!"

Dengan wajah khawatir, A Fu berkata.

"Aku tak berani menganggu anda dan nyonya muda, sepasang pengantin baru". Jin Yuanbao tahu bahwa pasti ada masalah penting, kalau tidak mereka tak mungkin mencarinya malam-malam begini, ia tak lagi menghiraukan A Fu dan tanpa berkata apa-apa segera melangkah pergi dengan cepat. Di ruangan itu, hanya tinggal Yu Qilin dan A Fu yang saling menatap. A Fu cepat-cepat menjura menghormat dan berkata.

"Mohon maaf! Shao furen, A Fu benar-benar tak bermaksud menganggu kalian". Setelah berhenti sejenak, dengan takut-takut ia berkata dengan gemetar.

"Perkataan itu, shao furen, tak ada artinya, xiaode mohon diri dulu". Dengan wajah heran, Yu Qilin melambai-lambaikan tangannya memberi isyarat pada A Fu supaya pergi, melihat punggungnya menjauh dengan ketakutan, ia semakin bingung.

"Apakah aku begitu menakutkan?" * Jin Yuanbao melarikan kudanya bagai terbang, tak lama kemudian ia telah tiba di Liushan Men, tanpa berayal, ia segera menuju ke ruang interograsi. Saat ini ruang interograsi sudah diterangi oleh beberapa lampu minyak, si Macan Tutul Terbang Di Langit telah diikat di palang penyiksaan, namun ia berlutut di lantai, sepertinya ia hendak mengatakan sesuatu. Jin Yuanbao tersenyum kecil, setelah itu dengan wajah serius ia duduk di belakang meja tulis di hadapan si Macan Tutul Terbang Di Langit, raut wajahnya tersembunyi di bawah bayangan sinar lentera. Wang Qiang dan Ma Zhong berdiri di belakangnya. Dengan santai ia membolak-balik berkas laporan, dan beberapa kali berbicara dan tertawa dengan suara pelan bersama Wang Qiang dan Ma Zhong, namun sama sekali tak memperdulikan si Macan Tutul Terbang Di Langit. Si Macan Tutul Terbang Di Langit dengan sembunyi-sembunyi mengawasi wajah Jin Yuanbao untuk beberapa saat, lalu ia tak lagi dapat menahan dirinya dan bersuara.

"Daren, aku mengaku!"

Jin Yuanbao mengangkat kepalanya dan memandangnya, namun dengan wajah tak tertarik, setelah beberapa lama, ia baru berkata.

"Bicaralah. Cepat katakan supaya saudarasaudara ini bisa cepat pulang. Bukankah ini hanya mengenai seorang perampok yang bermuslihat untuk memperkosa seorang gadis dari keluarga baik-baik setelah melihat kecantikannya?"

Setelah itu dengan wajah kesal ia berkata.

"Seharian penuh kasus-kasus kejahatan yang membosankan, tak dapat pujian dan tak dapat duit, menurutku kita tak usah menginterograsinya, langsung kita tato saja wajahnya dan kita asingkan dia". Wang Qiang dan Ma Zhong mengangguk-angguk membenarkan, mereka sangat setuju.

"Daren, kasusku tak sama", Si Macan Tutul Terbang Ke Langit masih belum menyerah.

"Bicaralah", dengan kemalas-malasan Jin Yuanbao berkata. Si Macan Tutul Terbang ke Langit memandangnya, lalu berkata dengan ragu-ragu.

"Setelah aku mengaku, keuntungan apa yang akan daren berikan padaku?"

"Hehehe", Jin Yuanbao tertawa dan berkata.

"Aneh sekali, kau si sampah masyarakat kecil ini sekarang seperti sepotong daging di atas talenan, tapi masih bisa bicara tentang keuntungan denganku?"

Mendengar perkataannya itu, semua orang tertawa bersamanya. Mendengar suara tawa yang memenuhi ruangan itu, si Macan Tutul Terbang Di Langit pun menjadi agak berkecil hati. Setelah berpikir sejenak, ia mengambil keputusan, lalu mulai berbicara.

"Asalkan daren berjanji membatalkan kasusku, dan membebaskanku sehingga aku dapat pulang ke rumah dan berkumpul dengan anak istriku, aku akan segera memberitahukan semua yang kuketahui kepada anda! Kasusku bukan kasus kecil!"

"Oh, ya?", Jin Yuanbao memandangnya dengan raut wajah tersenyum namun tak tersenyum.

"Menurutmu kau bukan seorang Pencuri Besar Terbang Di Langit? Entah sudah berapa banyak hasil curianmu? Menurut perkiraanku.....lebih dari seratus dompet? Kantung wewangian?"

Seketika itu juga, suara tawa di ruangan itu makin keras.

"Hah!", si Macan Tutul Terbang Di Langit mendongak, wajahnya nampak puas diri.

"Mencuri dompet itu palsu, menculik dan menjual gadis-gadis itu asli, ada seorang atasan yang misterius. Ada sebuah tangan besar yang mengatur semuanya dengan seksama, setiap beberapa waktu ia selalu minta barang, selain itu kalau bukan barang kelas satu ia tak menginginkannya, sedangkan mengenai tempatnya....."

Setelah si Macan Tutul Terbang Di Langit berbicara sampai di sini, ia berhenti agar semua orang makin ingin tahu. Dengan tenang Jin Yuanbao tersenyum dan berkata.

"Oh, ya? Entah siapakah atasanmu itu?"

Si Macan Tutul Terbang di Langit tersenyum licik, lalu berkata.

"Daren belum menyetujui persyaratanku".

"Persyaratanmu?", sinar mata Jin Yuanbao perlahan-lahan menjadi dingin, dengan lirih ia berkata.

"Aku akan bicara tentang persyaratan denganmu. Beritahu aku apa sebenarnya yang terjadi dalam perdagangan manusia ini, dan aku akan mengabaikan berbagai tuduhan mencuri dan melukai orang yang dikenakan padamu, dan menahanmu di penjara kota, keluargamu akan dapat menjengukmu sebulan sekali; tapi kalau kau keras kepala dan tak mau berkata apa-apa, kami akan terpaksa menulis surat, dan mengirimmu ke......coba kulihat, Qiongzhou atau Ninguta? Qiongzhou panas dan lembab, banyak serangga beracunnya, kabarnya kita orang Zhongyuan hanya bisa bertahan di sana beberapa hari saja. Di Ninguta tak ada hawa jahat yang keluar dari rawa-rawa dan serangga beracun.....hanya saja katanya di musim dingin kalau kau kencing, kencingmu akan berubah menjadi es......ah, tentu saja aku sendiri juga belum pernah menyaksikannya, jadi aku juga tak tahu dengan jelas, kau pilihlah!"

Setelah selesai berbicara, Jin Yuanbao dengan santai bersandar di kursinya, lalu duduk sambil ongkang-ongkang kaki.

Si Macan Tutul Terbang Di Langit sudah tahu bahwa Jin Yuanbao tak akan dengan semudah itu menerima persyaratannya, namun dapat ditahan di penjara kota, dan dapat bertemu dengan keluarga, adalah keadaan yang cukup baik, diam-diam ia merasa senang, akan tetapi ia masih dengan keras kepala berkata.

"Daren, aku akan bicara, tapi izinkanlah aku pulang untuk berkumpul kembali dengan istri dan anak perempuanku".

"Berkumpul kembali dengan anak istrimu?", Jin Yuanbao bangkit dan melangkah keluar dari balik meja, ia berdiri di hadapan si Macan Tutul Terbang Di Langit, sosoknya yang tinggi bagai gunung besar yang menekannya, matanya memancarkan sinar dingin yang menyeramkan.

"Kau menculik dan menjual wanita, membunuh orang tak berdosa, membuat istri dan anak gadis orang tercerai-berai, tapi kau masih ingin pulang ke rumah? Kau kuberitahu, kesempatan terbaikmu adalah dengan bekerjasama denganku, dan memberitahukan semua yang kau tahu padaku, aku bisa mengatur supaya kau ditahan di penjara yang cukup baik, supaya kau dapat mempunyai banyak waktu untuk merenung......kalau tidak, percayalah, di ujung dunia pasti akan ada tempat dimana kau si Macan Tutul Terbang Di Langit akan melewatkan sisa hidupmu". Setelah memikirkan tempat-tempat pengasingan itu, si Macan Tutul Terbang Di Langit mau tak mau menjadi gemetar, setelah berpikir beberapa saat, ia mencoba perkataan daren dapat dipercaya?"

Bertanya.

"Apakah Jin Yuanbao tak menjawab, namun sikapnya yang berwibawa menekannya. Sedikit demi sedikit, sikap angkuh si Macan Tutul Terbang Di Langit menghilang, seakan lumpuh, ia duduk di lantai, lalu menjelaskan.

"Xiaoren tak tahu siapa pembeli itu, xiaoren selalu berhubungan dengannya melalui Chuchu, Chuchu memberitahu xiaoren berapa orang yang harus diculik, lalu xiaoren menangkap mereka".

"Petunjuk tentang Chuchu ini tak usah kau sebutkan, aku sudah lama mengetahuinya. Kalau kau ingin masuk ke penjara kelas satu, menurutku kau harus berusaha lebih keras lagi". Si Macan Tutul Terbang Di Langit mengerutkan keningnya, lalu kembali berkata.

"Walaupun xiaoren hanya menangkap orang, aku sudah setahun lebih berhubungan dengan Chuchu ini, perdagangan manusia ini sama sekali bukan cuma untuk mencari uang saja. Xiaoren sudah setahun bekerja untuknya, tapi masih tak tahu siapa dia, xiaoren tahu bahwa dia bukan seorang biasa, akan tetapi xiaoren juga tahu bahwa sebagian kecil wanita-wanita yang diculik ini dimasukkan ke bordil, sedangkan sisanya, jangan-jangan ada hubungannya dengan para bangsawan dan pejabat tinggi....."

Ketika mendengarkan sampai di sini, Wang Qiang yang berdiri di sampingnya tak bisa menahan diri untuk tak memotong perkataannya.

"Apakah kau cuma beromong kosong? Para bangsawan dan pejabat tinggi? Organisasi rahasia? Chuchu hanya sebuah pion? Setelah Chuchu melarikan diri, kau menimpakan semua kesalahan ke kepalanya?"

Ma Zhong ikut menimpali.

"Tepat sekali! Ia terus berkata bahwa ia tak tahu apa-apa, menurutku kita tutup saja kasus ini, menyegel Qianjiao Ge, dan mengakuinya sebagai prestasi kita". Si Macan Tutul Terbang Di Langit segera memandang mereka berdua, lalu cepat-cepat membela diri.

"Para bukuai yang terhormat, aku bukan asal bicara! Coba tuan-tuan sekalian berpikir, Chuchu adalah seorang pelacur, ia sendiri dijual orang, kalau tak ada seseorang di belakangnya, bagaimana ia bisa menjual orang lain?"

Begitu mendengarkan sampai di sini, Jin Yuanbao melambailambaikan tangannya, lalu berkata.

"Kau sudah bicara panjang lebar, tapi baru sekarang menyentuh pokok persoalannya. Sayang sekali menurutku apa yang kau ketahui terbatas, janganjangan siapa atasanmu, kau si maling kecil ini selamanya tak akan bisa menduganya!"

Setelah berbicara, ia berpaling ke arah Wang Qiang dan Ma Zhong.

"Seorang primadona dunia malam secara pribadi juga merangkap menjadi pedagang manusia, apakah menurut kalian hal ini tidak mencurigakan?"

Mereka berdua saling memandang, mereka sama sekali tak tahu harus menjawab apa. "Menjual diri, memperdagangkan manusia, mengumpulkan informasi......"

Jin Yuanbao dengan teliti memperincinya, lalu sambil tersenyum ia berkata.

"Kau tak tahu siapa majikan Nona Chuchu, dan juga tak tahu apakah bangsawan itu berada di balik Nona Chuchu? Hmm....hal ini sangat bermakna. Baiklah, hari ini sampai di sini dulu. Kalian awasi si Macan Tutul Terbang Di Langit ini baik-baik, jangan sampai terjadi apa-apa".

"Siap!", mereka berdua menjawab. Namun saat Jin Yuanbao berbalik untuk pergi, terdengar Wang Qiang berkata dengan lirih di belakangnya.

"Ckckck, sejak kawin ia benar-benar berbeda, pulangnya pagi-pagi". Ia langsung berpaling dan menatap mereka dengan tajam, golok seakan keluar dari sepasang matanya. Mereka berdua langsung diam seribu bahasa. Karena ada kemajuan dalam kasus yang ditanganinya, suasana hati Jin Yuanbao sangat baik, dengan riang gembira dan puas, ia melangkah dengan santai ke Paviliun Songzhu. A Fu sudah lama menunggu di mulut pintu, seakan telah selamanya menunggunya. Begitu melihat sang tuan muda datang, rasa girang di wajahnya sulit ditutupi, A Fu segera mendekatinya, sambil tersenyum ia bertanya.


Pendekar Bodoh Karya Kho Ping Hoo Interpretation Of Murder Karya Jed Bergelut Dalam Kemelut Takhta Dan

Cari Blog Ini