Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat Bagian 2
Apabila Keq Lesap sampai berhasil menduduki singgasana kerajaan Madura sebagai seorang raja yang memerintah penuh.
Tentu rakyat tak kan diam dengan tindakan Keq Lesap ini.
Rakyatpun tentu tak kan begitu saja menyerah dibawah Keq Lesap.
Apa arti prajurit2 kerajaan bila tak dapat menumpaskan Keq Lesap seorang.
Dan betapa akan marah bila raja yang mereka cintai begitu saja diturunkan oleh Keq Lesap.
Berbagai macam persoalan telah cukup menjawab pertanyaan yang tadinya terasa membinggungkan bagi Prabu Adipati.
Dalam hati kecilnya beliau tetap yakin bahwa akhirnyayaKeq Lesap akan tumpas oleh ketamakannya sendiri.
Sebab itu, apa saja dan bagaimanapun juga kehendak Keq Lesap terhadap kadipaten Sabrangwetan dan wilayah beliau tak mau ambil pusing.
Semuanya akan beliau lakukan sekalipun hal itu mengenai penggantian kedudukan beliau sendiri.
"Prabu!", tiba2 Keq Lesap memanggilnya lagi.
"Bagaimana, Keq Lesap?"
"Ada yang hendak aku pesankan sebelum aku meninggalkan kadipaten ini!"37
"Pesan apa, Keq Lesap?"
Lesap berpikir sejenak. Ia sedang mencari sesuatu yang susah didapatkan nampaknya. Lama ia terdiam. Sehingga Prabu Adipatt tak betah menunggui nampaknya. Ditegurnya Keq Lesap kembali.
"Pesan apa, Keq Lesap?"
"Aku ingin memberi kenang2an kepada daerah kadipaten ini. Ya, terus terang, aku berterima kasih kepada kadipaten ini. Aku benar2 merasa berhutang budi atas pertolongan dan perhatian kalian, Benar, Prabu!"
"Kenang2an?"
"Ya!"
"Kenang2an apa maksud Keq Lesap?"
"Kenang2an. Ya, sebuah nama, maksudku! Kota jni harus diberi nama yang diambilkan dari kejadian2 yang aku alami"
"Jadi, harus diberi nama oleh Keq Lesap sendiri?"
"Ya".
"Nama apakah yang pantas Keq Lesap?"
Keq Lesap tidak segera menjawab pertanyaan itu. Ia berpikir apa yang harus ditinggalkan dikota itu.38
"Berilah satu nama. Nanti nama itu akan kami pakai untuk seterusnya, Keq Lesap!", terdengar suara Prabu Adipati lagi. Keq Lesap menyatakan kegembiraan hatinya karena Prabu Adipati benar2 telah mengadakan penyambutan yang sangat memuaskan baginya. Tak lama kemudian Keq Lesap membuka suaranya.
"Baiklah. Kota ini akan kuberi nama! Tapi berjanjilah bahwa nama itu akan kalian pakai sampai seterusnya!"
"Benar, Keq Lesap! Katakanlah apa nama yang tepat untuk kota ini!"
"Ya. Seperti telah aku katakan tadi, aku banyak berhutang budi bagi kota ini. Kalian telah mengadakan penyambutan yang baik bagi kedatanganku. Aku telah bermalam di tempat ini. Dan untuk mengenangkan peristiwa yang baik telah kupilihkan nama INGSUN NGINEP!"
"Ingsun Nginep?"
"Ya Maksudnya kareva aku telah bermalam dikota ini. Dan kata39 itulah satu2nya yang tepat untuk mengingatkan kelak bahwa aku pernah bermalam ditempat ini!"
"Baiklah Keq Lesap. Dengan segala senang hati nama itu dapat kami terima dan berjanji untuk dipakai sampai kelak!"
Menurut cerita orang2, korton, nama inilah yang kemudian berubah menjadi nama kota.
SUMENEP, yaitu nama sebuah kota didaerah Madura yang terletak di bagian Madura daerah timur.
Disanalah kurang lebih kadipaten Sabrangwetan yang diceriterakan pada zaman dahulu kala.
Demikianlah maka nama kota SUMENEP yang sekarang itu konon diambil dari nama peninggalan Keq Lesap.
Setelah pemberian nama itu diterima oleh Prabu Adipati, maka Keq Lesap-pun minta kepada Prabu untuk diberi pengawal sebanyak lima orang prajurit keraton yang akan mengawal perjalanan Keq Lesap menuju istana Panembahan Rama.
Permintaan inipun dikabul oleh Adipati.
Lima orang prajurit yang bertugas menjaga kadipaten fisertakan kepada perjalanan Keq Lesap.
Kemudian setelah menyampaikan rasa terima kasihnya Keq Lesappun berangkat meninggalkan kadipaten Sabrangwetan bersama lima orang prajurit Sabrangwetan yang lainnya.
Mereka kini akan menuju ke kadipaten Brangkulon.
* ** DELAPAN MATAHARI TEGAK LURUS DIATAS KEPALA! TERIKnya bagai meng-gelepar2 disiang bolong ini seakan hendak membakar permukaan bukit dimana Keq Lesap beserta lima orang pengiringnya sedang mendaki dalam kelelahan.
Sebenarnya kelima pengiringnya sudah merasa lelah.
Ingin mereka minta kepada Keq Lesap agar perjalanan dihentikan sejenak disana untuk beristirahat.
Tapi keinginan ini tidak dikeluarkan.
Mereka takut kalau2 permintaan itu akan menimbulkan kemarahan bagi Keq Lesap.
Dan kalau ini sampai terjadi maka celakalah mereka.
Niscaya ke-lima2nya akan terbantai diatass golok Keq Kelsap.
Kekuatan Keq Lesap yang luar biasa itu sudah mereka ketahui.
Kekuatan yang sungguh menakjubkan penduduk Madura disaat ku.
Dan mereka tahu bahwa kekuatan yang semacam tak mungkin bisa-diatasi dengan hanya lima tenaga manusia yang sudah kelelahan pula.
Sebab itu mereka diam saja.
Tidak mengeluarkam ke inginannya kepada Keq Lesap.
.Sekalipun dilihatnya bahwa.
Keq Lesap-pun mulai ter- engah2 menggapai tanah2 yang lebih tinggii.
Dikeningnya mulai.
mnengalir keringatnya.
Tak tahan panas matahari.
Keq Lesap masih berjalan paling depan diantara mereka.
Sedang40 kelima orang yang lain terpencar dibelakangnya.
Dalam barisan kelelahan itu.
Req Lesaplah yang memerintahkan agar mereka menghentikan perjalanan disana sebentar untuk beristirahat.
"Kita beristirahat sebentar disini"
"Benar, Keq Lesap! Panasnya bukan mijn. Kiranya kami benar2 akan menyerah akan panas sekarang ini!"
Dibawah sebuah pohon yang agak rindang, rombongan itu duduk melepaskan lelah.
Ditempat, itu mereka bermaksud untuk melepaskan lelah sebentar saja.
Bila kelelahan itu sudah hilang, mereka akan melanjutkan perjalanannya lagi menuju kadipaten Brangkulon.
Sementara mereka beristirahat itu, tiba2 mereka terkejut didatangi oleh seseorang yang datang dari arah selatan membawa sepucuk surat.
Dengan rasa terkejut Keq Lesap berdiri menyambut ke datangan lelaki itu.
Ia menerima surat kemudian membacanya.
Dan.
"Kurang ajar! Siapa yang kasi surat ini?", tanyanya dengan kasar kepada pembawa surat.
"Saya tidak tahu, Keq Lesap! Banyak orang sudah berkumpul. Lalu disuruhnya saya mengantar surat ini kemari. Seandainya saya tak mau, maka saya akan menjadi mangsa penganiayaan mereka!", jawab lelaki itu sambil ketakutan.
"Dimana mereka'.'!". tanya Keq Lesan.
"Disana,"
Jawab pembawa surat sambil menunjuk kearah selatan dari mana dia datang tadi.
Keq Lesap menganggukkan kepalanya.
Matanya dengan geram memandang kekejauhan menuju satu titik yang tidak dapat terjangkau dengan pandangan manusia biasa.
Kemudian diibukanya surat sekali lagi.
Dan dengan kemarahan dibacanya pula.
"Keq Lesap! "Aku minta perjalananmu ini kau batalkan saja. Itu lebih baik daripada kau meneruskannya. Sebab tidak lebih dari tiga kilometer dari tempatmu berdiri telah menunggu dua puluh laki2 yang mengembalikan kepada asal mula kejadian dari setiap manusia. Mereka akan mengembalikanmu kealam baqa. Pulanglah Keq Lesap. Jangan memaksa Sebab memaksa berarti kematian untukmu. Penduduk Tanjung.
"Hm. Mereka begitu berani mempermainkan aku?! "Belum mengetahui siapa Keq Lesap sekarangl!"
Lelaki yang membawa surat itupun ikut ketakutan. Takut kalau2 Keq Lesap marah kepadanya. Dan ini berarti bahwa tulang2 punggungnya41 akan menjadi patah2.
"Hei, dengar! Kau kenal siapa yang ngasi surat ini?", tanya Keq Lesap lagi dengan kasar.
"Tidak, Keq Lesap!"
"Jangan membohong!"
"Benar. Keq Lesap! Saya disuruh oleh mereka secara ber ramai2. Katanya, kalau saya manolak saja akan dihabiskan ditempat itu juga. Saja tidak berani melawan mereka. Ya, saya benar2 takut, Keq Lesap! Sebab itu saya berangkat juga kemari!"
"Kenapa mereka menyuruhku kembali??! Ada kau dengar? Kenapa begitu kurangajar menyuruh dengan ancaman bahwa aku akan dimatikan bila tak menurut perintahnya?!"
"Saya tidak begitu mengetahui apa sebabnya. Tapi ketika saya menolak, mereka mengeluarkan penjelasan kepada saya, katanya bahwa kalau kita membiarkan Keq Lesap terus mencapai kadipaten Brangkulon maka berarti keselamatan kita ? keselamatan penduduk Madura ? akan terancam!"
Mendengar penjelasan ini seketika itu juga mata Keq Lesap terbelalak se-lebar2nya. Ditentangnya muka lelaki pembawa surat dengan kuat. SehIngga yang ditatap menundukkan kepalanya untuk melepaskan diri dari tatapan Keq Lesap.
"Benar mereka berkata demikian?!", bentak Keq Lesap sambil menolakkan tangannya kepinggang.
"Benar, Keq Lesap!"
Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dimana mereka menungguku?"
"Disana. Jauh!", lelaki itu lagi sambil seperti tadi menunjuk arah keselatan dari tempatnya berdiri.
"Berapa jauh dari sini?!".
"Kira2 tiga kilometer lagi, Keq Lesap!"
Keq Lesap memalingkan mukanya kearah lima laki2 yang menyertainya yang sejak tadi tidak menyambung pembicaraan kedua orang itu.
"Orang2 itu akan kutaklukkan!", katanya kepada lima pengiringnya.
"Baik, Keq Lesap!"
"Mereka akan kudatangi. Dan sekallan kita nanti melanjutkan perjalanan lagi menuju ke kadipaten Brangkulon sesudah mengalahkan mereka!"
"Baik, Keq Lesap!"
"Kalian ikut semua. Tapi untuk menumpas mereka kalian tak usah ikut campur. Aku sendiri yang akan melayani. Aku sendiri yang akan menghabiskan mereka!"
Mereka ? kelima pengiring ? semuanya menganggukkan kepalanya.
Mereka semua telah mengetahui bagaimana yang telah menjadi watak Keq Lesap.
Mereka tahu bahwa Keq Lesap adalah42 seseorang yang paling keras kepala.
Seseorang yang paling tidak bisa dibantah.
"Mari. Semuanya ikut aku!", tapi sebelum melangkah Keq Lesap masih bertanya kepada pembawa surat tadi.
"Hei. Kemana pula arahnya?!"
"Ya. Benar, Keq Lesap! Kesana. Tapi ..apakah Keq Lesap akan menemui mereka?", tanya lelaki itu lagi dengan ketakutan.
"Ya!"
"Oh, mereka terlalu banyak, Keq Lesap?!"
"Banyak?! Seberapa banyaknya?! Hah?! Seberapa kekuatannya?! Tidak tahukah kalian bahwa kadipaten Sabrangwetan yang begitu besar den kuat penjagaannya cuma aku taklukkan dengan tenagaku sendiri?!"
Lelaki itu jadi semakin takut. Ia kembali terdiam. Menundukkan kepalanya dan tidak menjawab barang sepatah katapun. Dengan kata2 yang geram. Keq Lesap mengajak mereka berangkat.
"Barangkali semua itu ingin kalian lihat buktinya sendiri. Baiklah. Aku tak kan banyak bicara lagi, Mari. Lihatlah bagaimana nanti mereka aku habiskan!"
Kelima pengikut yang dibawanya dari kadipaten Sabrangwetan mengikuti dengan penuh ketakutan.
Begitu pula lelaki yang datang sebagai utusan penduduk desa Tanjung.
Mereka semua heran melihat keberanian Keq Lesap begitu me-nyala2.
Tak seorangpun yang dapat mencegahnya dari kekerasan kehendaknya.
Dalam hati mereka terus bertanya bagaimana nanti Keq Lesap menghadapi penduduk yang mencegatnya demikian banyak.
Akan tetapi dalam bayangan mereka tergambar betapa Keq Lesap telah berulang kali menghadapi perkelahian penduduk desa yang selalu berhasil dimenangkannya sebelum menduduki singgasana kadipaten.
Begitu pula bagaimana Keq Lesap dengan mudahnya menurunkan dari singgasana dan meletakkannya sebagai bawahannya.
Keheranan inilah yang membuat mereka jadi terdiam sedemikian lamanya.
Mereka cuma berjalan mengiringkan dibelakang Keq Lesap menuju perbataan desa Tanjung dimana sejumlah kurang lebih duapuluh lelaki telah lama menunggunya.
Tidak lama kemudian rombongan yang sarat dengan kecemasan ,karena keberanian Keq Lesap itu, sampailah dikaki bukit diperbatasan desa Tanjung.
"Mana mereka?!", tanya Keq Lesap kepada lelaki yang membawa surat tadi. Yang ditanya tidak segera memberikan jawaban. Matanya memandangi tempat2 disekitar turunan itu. Tapi tidak seorangpun yang nampak disepanjang jalanan yang membentang didepan mereka.
"Mana?!", teriak Keq Lesap lagi.
"Tadi mereka menunggu disini!"
Kata lelaki itu dengan gugup43 karena ketakutan.
"Kau tipu aku?". bentak Keq Lesap mulai marah.
"Benar. Keq Lesap! Mereka tadi menunggu disini.
"Disinilah mereka memberikan surat itu kepadaku!"
"Kemana sekarang?! Lari?", Keq Lesap tertawa dengan sinis karena lawan yang menunggnya tak nampak baranng seorangpun. Sementara itu lelaki tadi terus melayangkan pandangannya mengitari tempat2 disana. Pohon2 demi pohon, diperhatikannya satu2. Barangkali ada mereka bersembunyi disana. Tiba2 dengan tanpa diduga sebelumnya oleh Keq Lesap, terdengar suara seorang lelaki dari kejauhan yang tak nampak.
"Hei, Key Lesap! Kembalilah. Seperti telah kutuliskan da lam surat kembalilah. Keq Lesap men-cari2 arah datangany suara ini. Tapi masih belum44 nampak2 juga orang itu. Kekesalan Keq Lesap mulai menyala2 lagi.
"Siapa, kau? Turunlah kalau kau benar2 laki2! Turunlah dan berhadapan denganku. He, turunlah!"
Sejenak lamanya belum terdengar jawaban. Suasana hening. Dari masing2 pihak menanti. Lalu dengan tiba2 seperti tadi terdengar pula suara dari arah yang lain.
"Kami mengerti apa maksud kedatanganmu kedaerah kami.
"Kau sama sekali tidak berhak menggantikan Panembahan Rama yang kami cintai!"
Kali inipun belum muncul pula orang2 yang bicara itu. Keheranan dan kejengkelan Keq Lesap semakin menyala2.Terutama karena mereka telah mengetanui maksud2 Keq Le sap untuk menjatuhkan Panembahan Rama dari singgasana kerajaan Madura.
"Kembalilah Keq Lesap! Kalau tidak nyawamu akan merayap diatas tanah bukit ini!"
Terdengar pula suara itu ber-ramai2 bagai mengerubungi keq Lesap datang dari berbagai arah.
"Bangsat!! Berani pula kalian bicara sembunyi2!"
"Turunlah. Kita berhadapan disini. Aku tahu bahwa kalian akan membunuhku. Turunlah!"
"Benar2kah kau bersedia mati?", terdengar pertanyaan yang tak nampak manusianya.
"Turun kalian, bangsat! Tak usah bertanya lagi. Kita bertemu. Turunlah. Biar segera menjadi kenyataan. Kalian atau aku yang mesti mengorbankan nyawa. Hajo! Turunlah!". Tepat disaat Keq Lesap menghabiskan kata2nya, sebuah arit melayang dari atas. Keq Lesap terkejut. Ia melangkah dua kali kebelakang. Dan dengan tiba2 telah berdiri seorang lelaki bertubuh tegap didepannya. Keq Lesap tidak membiarkan lama2 kepada lelaki itu untuk mengadakan persiapan lebih baik. Segera saja lelaki itu diserangnya tanpa senjata. Sekali loncat Keq Lesap telah berhasil merenggut leher baju lelaki itu. Sekaligus dikibaskannya lawannya sehingga arit yang dipegang terpelanting jauh dari tempat pertarungan. Keq Lesap segera mengirimkan lagi sebuah tinju kanannya yang dengan jitu hinggap didada lawannya. Lelaki terpelanting. Tetapi sebelum terpelanting ia sempat pula menerjang perut Keq Lesap. Keq Lesap yang tidak menyangka sebelumnya bahwa lawannya akan mengadakan reaksi demikian, tak bisa melepaskan diri dari serangan itu. Iapun terpelanting, seperti juga lawannya. Keduanya tak hendak menyerah. Mereka bangun. Dan lelaki itulah yang dengan tangkas dan cepat melompat ke arah Keq Lesap. Sasarannya tepat sekali. Dibawanya Keq Lesap berguling ditanah. Dan pertarunganpun berubah dari hantam menghantam menjadi tindih menindih silih berganti diatas tanah berdebu.45 Pada akhirnya Keq Lesaplah yang berhasil mengatasi lawannya. Dengan kedua kakinya yang kuat, Keq Lesap menjepit lawannya yang terlentang diatas tanah. Dan dalam jarak waktu yang pendek sekali Keq Lesap telah menghujani lawannya dengan tinju ber-tubi2. Sampai sama sekali lawannya tidak berdaya. Dari mulutnya mengucur darah. Bagi Keq Lesap, dengan kekalahan lawannya tidak berarti bahwa tugasnya untuk menumpas orang2 itu telah selesi. Tidak! Ketika Keq Lesap sedang menghantam lawannya, seorang laki2 telah menyerang Keq Lesap dari belakang. Sekali lagi serangan ini mengejutkan Keq Lesap. Lelaki itu tak diketahui pula dari mana datangnya. Sekalipun demikian adalah pantangan bagi diri Keq Lesap untuk menyerah begitu saja. Keq Lesap dengan tangkas menggulingkan tubuhnya diatas tanah untuk melepaskan diri dari lawannya. dilihatnya sebuah arit meng-kilap2 ditangan lelaki itu. Lelaki itupun sudah siap dengan posisi yang susah dikalahkan. Melihat ini Keq Lesap segera berdiri menentang lawannya. Perhatiannya kini tertuju benar2 kearah tangan lawanya yang terus mempermainkan aritnya. Keq Lesap tetap menanti hingga lawannya menyerangnya lebih dulu. Benar! Tidak berapa lama kemudian lelaki itu telah melayangkan aritnya diatas kepala Keq Lesap. Keq Lesap dengan tangkas menundukkan kepalanya. Lalu menyuruk kedepan menghabiskan tenaganya. Kepalanya tepat menumbuk perut lawannya, Sehingga ia dengan mudah membuat lawannya terlentang tidak berdaya ditanah. Pada gerakan selanjutnya Keq Lesap menyergap tangan lawaanya yang menggenggam arit. Dibantingnya tangan itu dan diputarnya kekiri, sehingga kekuatannya hilang sama sekali. Seketika itu juga arit direnggut oleh Keq Lesap dan jatuhlah benda berkilat itu menggelepar ditangan. Dengan kakinya Keq Lesap menendang arit itu jauh2 dari medan pertarungan. Perkelahianpun segera berubah pula tanpa senjata. Serangan Keq Lesap dilanjutkan lagi dengan hantaman yang ber-tubi2 kearah muka lawannya. Tapi nampaknya laki2 itupun tak kalah siasat dengan Keq Lesap. Dengan hanya memindahkan letak kepalanya ke samping, maka pukulan Keq Lesap-pun segera meleset tidak mengenai sasarannya. Tangan Keq Lesap menghantam dengan keras menghantam tanah gembur dibawahnya. Kesalahan Keq Lesap yang pertama tidak di-sia2kan oleh lawannya. Ia menggerakkan pinggangnya sedikit lalu mengangkatnya. Sehingga Keq46 Lesap yang menindih dengan posisi yang kurang kuat diatasnya dengan mudah saja dibalikkan oleh lawannya. DaLam terpelanting itu Keq Lesap melemparkan tubUHNYA agaK jauh dari Lawannya untuk mengambil persiapan yang lebih baik. Keq Lesap kembali berdiri. Yang segera diikuti pula oleh lawannya dalam tempo yang tidak berbeda. Kini keduanya saling berdiri berhadapan. Kiranya tubuh lelaki ini yang tidak begitu jauh bedanya dengan tubuh Keq Lesap, telah menjamin keberaniannya untuk bertarung tanpa senjata dengan Keq Lesap. Pada air muka lelaki itu itidak sedikitpun nampak kecemasan.
"Mari!", seru Keq Lesap dengan napas yang ter-engah2. Lelaki itupun melangkah dengan pelan mendekati Keq Lesap dengan napas yang ter-engah, pula. Segera saja pertarungan kembali bertemu. Keduanya saling bergelut lagi. Dan tidak lama kemudian keduanya jatuh pula dalam pergulatan tindih menindih seperti pertarungan antara Keq Lesap dengan lawannya yang pertama tadi. Posisi ini menguntungkan bagi Keq Lesap. Karena ia mempunyai bentuk tubuh yang lebih besar dari tiap lawannya. Dengan lelaki inipun Keq Lesap tidak menemui banyak kesukaran untuk mengalahkannya. Dalam tempo sebentar saja lelaki itu telah kehabisan tenaga, dihujani tinju oleh Keq Lesap . Seperti lelaki yang tadi, lelaki inipun mengalami nasib tidak berbeda dengan temannya. Dari mulutnya mengucur darah ber-gumpal2.
"Bagaimana, puas?', tanya Keq Lesap. Tetapi lelaki itu tidak memberikan jawaban. Begitu pula Keq Lesap tak sempat melanjutkan bicaranya lagi. Dalam tarikan napas yang belum tenang, Keq Lesap telah melihat tiga sekaligus berdiri menentang Keq Lesap dikejauhan. Ke-tiga2nya memegang arit ditanganya.
"Hmh! Dengan senjata?! Baik!", kata Keq Lesap seperti berkata pada diri sendiri. Dicabutnya parang dari perutnya. Dan iapun berdiri menentang ketiga lawannya dengan parang ditangan. Di dekatinya ketiga orang itu dengan langkah per-lahan2 tapi siap. Tak berapa lama antaranya pertarungan dengan senjata telah dimulai. Ketiga laki2 itu dengan sekaligus menyerang Keq Lesap. Arit dan parang desing berdesing saling menyabit mencari sasaran. Tapi beberapa lama belum terjatuh korban dari pertarungan itu. Sekali sabitan pasang Keq Lesap adalah ditujukan kepada ketiga lawannya sekaligus. Begitu pula arit2 lawannya ganti berganti menyambar Keq Lesap. Dalam mengelakkan dari serangan2 ketiga laki2 itu harus pula mengakui keungguLan dan kelihaian Keq Lesap. Semua serangan itu dapat dielakkan denan baik oleh Keq Lesap. Melihat keadaan2 itu masing3 lawannya mulai cemas akan dirinya.47 Niscaya akan menerima nasib yang sama dengan rekan2nya yang terdahulu. Ternyata perkiraan mereka itu tidak meleset sama sekali. Karena tak lama sesudah itu Keq Lesap telah berhasil menghabiskan ketiga2nya sekaligus. Mereka terbunuh tanpa daya! "Mana lagi?!", teriak Keq Lesap. Tak seorangpun datang lagi untuk membela teman2nya. Keq Lesap mendekati kelima pengiringnya dan seorang yang membawanya surat tantangan tadi.
"Percayakah kalian?", tanyanya kepada mereka.
"Benar. Keq Lesap! Mereka tak berdaya apa2 menghadapi kekuatanmu!"
"Masih ada lagi yang lan?", tanya Keq Lesap lagi kepada lelaki yang membawa surat "Tak ada. Keq Lesap! Saya taksir mereka tak berani lagi menghadapi Keq Lesap!"
"Hmh. Adakah kalian juga menganggap aku tak berhak menggantikan Panembahan Rama?"
"Oh, tidak. Keq Lesap! Sama sekali kami mempunyai anggapan demikian. Keq Lesap memang berhak menggantikan kedudukan Panembahan Rama yang sekarang. Berhak menduduki singgasana kerajaan Madura dan berhak menjadi dukungan rakyat seluruh pulau Madura ini!"
"Hahaha!"
Saat itu pula dilihatnya beberapa orang lelaki turun dari persembunyiannya kemudian lari menuju keselatan.
Tawa Keq Lesap semakin meluap melihat kejadian ini.
Nampak mereka semua telah hilang keberanian untuk menghadapi Keq Lesap.
Dan ini merupakan suatu hal yang sungguh2 membanggakan buat diri Keq Lesap.
"Baik. Mari kita lanjutkan perjalanan ini. Mari!"
"Kemana kita sekarang. Keq Lesap?"
"Memasuki desa Tanjung. Aku kepingin tahu. apakah penduduk desa ini masih menantang kedatanganku. Dan dari sana kita nanti menuju kekadipaten Brangkulon!"
Dengan patuh sekalian pengiringnya yang sekarang telah menjadi enam orang ttu mengikuti Keq Lesap dari belakang.
Perjalanan menuju keselatan untuk kemudian memasuki desa Tanjung.
* ** SEMBILAN48 KONON Keq Lesap beserta rombongannya dapat memasuki desa Tanjung tanpa sesuatu gangguanpun.
Rakyat Tanjung semuanya sudah mengetahui akan kekuatan dan kekebalan Keq Lesap.
Mereka semua sudah mendengar bagaimana Keq Lesap seorang sangat susah untuk dikalahkan.
Dan mereka juga sudah mendengar bagaimana pendekar2 kampungnya begitu saja dipukul mundur oleh Keq Lesap tatkala mereka mengadakan pencegatan terhadap rombongan Keq Lesap diperbatasan desanya.
Sebab itu tak seorangpun yang berani mengganggunya lagi.
Bahkan rombongan itu mendapat sambutan yang sangat baik.
Mereka be-ramai2 menawarkan tempat bermalam untuk Keq Lesap.
Dan tidak sedikit pula makanan yang disediakan untuk rombongan itu.
Keq Lesap beserta rombongannya sama sekali tidak mengalami kekuramgan makanan.
Lelah? Hampir setiap penduduk telah menyediakan tempat untuk mereka.
Sekalipun demikian Kea Lesap tak hendak begitu saja menerima tawaran itu.
Hanya makanan2 yang telah disediakan itu diterima dan dibawa sebagai bekal untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju kadipaten Barangkulon.
"Apakah kita akan melanjutkan perjalanan sekarang juga Keq Lesap?"
Keq Lesap berpikir sejenak.
Tidak segera memberi jawaban.
Dalam pikirnya, kalau bermalam didesa itu maka perjalanan akan memakan waktu yang lebih lama lagi.
Ini berarti bahwa segala rencananya itu hanya akan ber-larut2 panjang yang tidak mempunjai kegunaan.
"Bagaimana, Keq Lesap?", tanya salah seorang pengiriringnya lagi. Ya. Begitu lebih baik. Sebab kita tak ada gunanya lagi bermalam didesa ini. Semuanya sudah mengetahui bagaimana kemungkinanku untuk menjadi raja!"
"Baiklah!"
"Bermalam didesa ini cuma membuat waktu ber-larut2 panjang saja. Sedang gunanya sudah tak ada lagi. Sudah tak mungkin ada seoranpun yang menentang maksud perjalanan kita!"
Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Benar. Keq Lesap!"
Maka rombonganpun segera bergerak lagi menuju arah keselatan.
Mereka berjalan dengan langkah yang tegap dan cepat.
Mereka telah memperkirakan bahwa dengan kecepatan yang demikian jarak ke kadipaten Brangkulon akan memakan waktu-cuma sehari kurang lebih.
Untuk memudahkan arah tujuan mereka mengambil jalan menyusur pantai selatan Madura.
Disetiap tempat yang dilalui mereka meletakkan tanda2 bahwa tempat itu sudah dilalui oleh rombongan mereka.
Dibawah terik matahari yang membakar mereka terus ber jalan.
Keringat mulai menganak sungai dikening mereka.
Sedang matahari siang bagai berpendar diatas kepala masing2.49 Kiranya selama perjalanan rtu Keq Lesap terus berpikir ia menghentikan langkahnya ditengah jalan yang menyusur pantai itu.
Dan.
"Coba berhenti sebentar disini!"
Sebenarnya para pengiringmya tidak mengerti apa maksud Keq Lesap.
Tapi mereka sama sekali tak hendak menanyakan hal ini kepada Keq Lesap.
Mereka takut kalau mereka tak mau mengerti Keq Lesap akan menjadi marah pula.
Sebab itu mereka cuma menurut saja meskipun tidak mengerti apa maksudnya mereka istirahat ditempat.
"Dengarlah. Siapa diantara yang pernah sampai ke kadipaten Brangkulon?!"
Semua pengiringnya saling berpandangan tidak mengerti. Mereka sungguh heran kenapa Keq Lesap bertanya demikian.
"Siapa?"
Tanya Keq Lesap lagi.
"Hampir semuanya, Keq Lesap! Ya, hampir semuanya di antara kami sudah pernah ke kadipaten Brangkulon!"
"Seingatku kadipaten Brangkulon terletak diujung barat pulau Madura ini!"
"Ya. Bagaimana Keq Lesap?"
"Bukankah kita sekarang berjalan menuju keselatan? Ha? Kita salah jalan. Lihatlah. Kalau kita berjalan arah keselatan tentu kita akan bertumbuk dengan lautan. Kita salah jalan!".
"Benar. Keq Lesap!"
"Ya. Dan untuk menuju kadipaten Branglkulon tentu kita masih harus berputar dulu kearah barat. Yaitu memasuki daerah pedalaman!"
"Memang. Karena kita telah mengambil jalan salah! Keq Lesap berpikir sejenak. Dalam pikirannya ia mencari jalan yang terpendek guna menembus ke kadipaten Brangkulon.
"Bagaimana kalau kita menembus sekarang saja. Kita menyebrang pedalaman mengambil jalan terpendek. Maksdku untuk memperpendek jarak!"
"Baik. Keq Lesap! Jalan itu baik sekali. Sebab kita akan lebih cepat sampai ke kadipaten Brangkulon!"
"Kemana kita harus menembus!"
"Kearah barat tentunya Keq Lesap! Kepedalaman!"
"Ya! Mari!"
Maka dibawalah rombongan itu oleh Keq Lesap meninggalkan tempatnya semula untuk menembus kepedalaman yang berarti membelokkan arah perjalanan yang semula.
Semua pengiringnya hanya menyertainya dari belakang.
Mereka tidak memberikan bantuan apa2.
Cuma sesekali bila Keq Lesap akan menunjukkan jalan salah, mereka ada pula memberi tahu agar perjalanan tidak mengalami kesalahan lagi.
Usul2 itu selalu diterima dengan baik oleh Keq Lesap.
Sekalipun50 kadang2 juga Keq Lesap masih bertanya pula benarkah jalan yang mereka ambil itu.
"Kita harus sampai sebelum matahari terbenam kekadipaten Brangkulon!"
Semua pengiringnya tak ada yang menjawah. Mereka terus berjalan dan menyetujui akan kata2 Keq Lesap. Tetapi tidak berapa jauh mereka meninggalkan tempat itu Keq Lesap sendiri yang menyuruh berhenti tiba2.
"Ada apa, Keq Lesap?"
Tanya salah seorang pengiringnya.
"Pencluduk desa Tanjung tadi telah berjasa bagi kita. Ya, sekalipun mereka tahu bahwa pendekar2 yang mereka agung2kan telah aku bunuh. Lihatlah bagaimana kebaikan hati mereka dalam menyediakan makanan dan tempat buat kita!"
"Benar, Keq Lesap!"
"Untuk mereka harus kita berikan kenangzan!"
"Kenang2an?"
"Ya!"
"Kenang2an bagaimana maksud Keq Lesap?"
"Tempat ini harus kita beri nama!"
"Oh, ya! Itu baik, Keq Lesap! Berilah nama sebagai pertanda bahwa kita telah pernah melewati tempat ini!"
"Benar. Itulah maksudku!"
"Nama apa yang baik buat tempat ini, Keq Lesap?"
Keq Lesap berpikir sebentar. Keningnya berkerut seakan sedang mencari sebuah kata yang tepat untuk nama tempat itu. Tiba2 Keq Lesap mengangkat kepalanya dan menarik napas panjang.
"Ya. Sudah kutemukan nama itu!"
"Nama apa yang baik, Keq Lesap!"
"SIMPANG!! Berilah tempat ini bernama. SIMPANG! "Bagaimana? "Oh baik sekali, Keq Lesap! Kami dapat mengerti apa yang dimaksudnya!"
"Ya. Sebagai tanda bahwa disinilah kita menyimpang! Mengambil jalan terpendek untuk menuju ke kadipaten Brangkulon!"
Usul Keq Lesap itu dietujui dengan suara bulat oleh sekalian pengikutnya. ,,SIMPANG"
Demikianlah mereka menuliskan nama pada sebuah papan yang kemudian mereka tancapkan diatas tanah dimana mereka tadi secara ber-sama2 telah mengambil keputusan untuk menembus jarak terpendek.
Konon nama ini kemudian dipakai sebagai nama sebuah kota yaitu kota yang dibangun disektar tempat tadi yang sekarang kita kenal dengan nama kota "SAMPANG".
Setelah memberi nama demikian maka rombongan itu pun51 melanjutkan perjalanannya lagi melintasi daerah pedalaman.
Sementara itu matahari terus bersinar dengan teriknya.
Namun mereka tidak lagi berhenti melepaskan lelah.
Mereka mengejar waktu agar waktu yang se-cepat2nya dapat dicapai untuk menuju ke kadipaten Brangkulon.
Ketika matahari mulai condong kebarat dan panasnya mulai berkurangn mereka telah jauh dari tepi pantai.
Jauh dari tempat dimana mereka mengambil sepakat untuk mengambil jarak terpendek tadi.
Kelelahan mulai menggerayangi seluruh anak rombongan.
Tak mungkin lagi mereka akan mencapai kadipaten Brang kulon sebelum matahari terbenam.
Tak lama lagi malam akan turun.
Jalan yang akan mereka lalui tentu akan gelap pekat.
Karena pada waktu itu belum diusahakan orang lampau2 sebagai penerang jalanan.
Kalaupun ada itupun cuma ditempat2 yang ramai penduduknya dengan satu dua buah lampu pelita minyak tanah.
Sekadar penerangan bagi penduduk2 yang mempunyai keperluan untuk pergi ke te tangga didekat rumahnya.
Justru itulah satu2nya halangan buat Keq Lesap melanjutkan perjalanannya terus kekadipaten Brangkulon.
Sebab dalam keadaan demikian tentu banyak orang2 yang sedang menunggu saat2 Keq Lesap lengah.
Dan satu2nya jalan yang termudah untuk itu hanyalah dengan jalan mencegat Keq Lesap dimalam hari dan mengadakan serangan tiba2 dalam kegelapan itu.
Hal ini telah terpikir pula oleh Keq Lesap.
Dia tahu bahwa dengan keadaan ini dirinya bisa tertumbuk pada kecelakaan.
Yaitu terbunuh tanpa sempat memberikan perlawanan apa2.
Justru itu, demi menjaga keselamatan dan tercapainya tujuan mereka, Keq Lesap mengambil keputusan untuk bermalam ditempat itu.
Maka merekapun tanpa banyak membantah beristirahatlah ditempat itu.
Pada malam harinya mereka tidur secara berganti2 untuk mengadakan penjagaan kalau2 ada seketika serangan secara mendadak.
Sedang Keq Lesap sendiri tidak tidur sama sekali untuk mengawasi para pengiringnya sendiri, takut kalau2 diantara pengiring itu sendiri mengadakan penjylewengan.
Tapi hal ini ia jalankan tanpa setahu anak buahnya.
Besoknya Keq Lesap segera memanggil anak buahnya lagi.
Dikumpulkannya mereka.
Dan bicaralah dia.52
"Kita sekalian telah menempuh perjalanan. Dan hari ini kita harus sudah menyampaikan berita tentang kedatanganku ke kadipaten Brangkulon!"
Ya Keq Lesap!"
"Akan tetapi sayang sekali aku sendiri sudah berada kondisi badan yang kurang baik. Ini membahayakan. Kalau2 seketika kita mendapat tantangan ditengah perjalanan nanti. Tentu mereka akan dengan mudah saja mengalahkan aku. Dan kalau sudah begitu niscaya bahwa semua yang kita rencanakan itu tak akan tercapai. Mengerti?"
"Ya, Kami dapat mengerti, Keq Lesap!"
"Sebab itu aku telah mengambil suatu cara yang terbaik agar semua rencana kita tercapai. Jalankan rencana itu dengan sungguh2. Sebab untuk kalian barang siapa yang dengan setia menjalankan perintahku telah kusediakan jabatan2 penting dalam kerajaan nanti bila rencanaku telah berhasil. Mengerti?"
Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ya. Apakah yang harus kami kerjakan Keq Lesap?"
"Semuanya bersedia?"
Tanya Keq Lesap lagi.
"Ya. Kami semua bersedia tunduk dan patuh atas segala perintahmu Keq Lesap!"
"Dengar! Kalian akan aku pecah dua!"53
"Pecah dua bagaimana maksudmu?"
"Begini. Tiga orang akan kuurus menghadap Adipati Brangkulon. Sampaikan kepadanya bahwa aku akan datang kesana."
"Baik. Keq Lesap! Siapa2 mereka?"
Keq Lesap menunjuk tiga pengiringnya.
"Kalian. Kalian yang pergi kesana harus tiba hari ini juga. Tidak boleh terlambat sampai besok pagi! Mengerti?!"
"Baik, Keq Lesap!"
"Sedang yang tiga orang lagi tinggal disini bersama aku. Akupun akan menanya kalian disini. Bagaimana kabar yang disampaikan oleh Adipati kirimkan utusan prajurit kerajaan kemari!"
"Baiklah, Keq Lesap!"
"Dan sebelum kalian berangkat aku ingin pula memberikan pertanda bagi tempat ini!"
"Ya. Berilah nama, Keq Lesap! Agar mudah diingat!"
"Untuk tempat telah aku pilihkan nama. WEKASAN. Ya. WEKASAN. Artinya adalah tempat dimana aku mengirimkan pesan kepada Adipati Brangkulon lewat ketiga pengiringku yang setia. Bagaimana? Setujju?"
"Benar, Kami setuju sekali dengan pemberian nama itu Keq Lesap!"
"Baiklah. Kalau begitu tancapkan dahulu sebuah nama ditempat ini. Kemudian jika semuanya selesai berangkatlah kalian yang telah aku tunjuk tadi menuju kadipaten Brangkulon!"
"Baik. Keq Lesap!"
"Tapi ingat! Selambatnya besok, kabar utusan dari Adpati harus sudah aku terima! Mengerti!"
"Baik. Keq Lesap!"
Kemudian mereka tidak banyak membuang waktu.
Dicarinya papan.
Lalu dibuatnya nama kota itu.
Dan dengan tidak memakan waktu lama ditancapkanlah nama itu ditengah2 tempat yang mereka injak.
Setelah pekerjaan itu selesai mereka kerjakan, merekapun terpecah menjadi dua.
Tiga orang berangkat menuju kadipaten Brangkulon.
Sedang yang tiga kembali menghadap Keq Lesap.
Disana mereka bersama Keq Lesap akan menanti hingga utusan yang dikirimkan Keq Lesap kembali membawa berita dari Adipati Brangkulon.
Ya.
hingga besok pagi, hingga batas waktu yang telah ditetapkan oleh Keq Lesap.
Nama tempat yang diberikan oleh Keq Lesap ini, kata orang kemudian dipakai untuk nama kota yang dibangun diatas tanah itu.
Sebuah kota yang kita kenal sebagai ibu kota dari pulau Madura yang sekarang yang bernama.
PAMEKASAN ! SEPULUH54 SEMENTARA ITU, ketika ketiga pengiring yang diutus Keq Lesap tadi meninggalkan Keq Lesap, merekapun sambil berrembuk.
Ketidak senangan yang sudah lama mereka pendam selama ber-sama2 dengan Keq Lesap, kini meletus jadi satu perembukan yang menentang maksud2 Keq Le.
Mereka sebenarnya tidak setuju dengan maksud2 Keq Lesap untuk menggantikan Panembahan Rama.
Tetapi karena mereka taksir kekuatan yang tegabung disaat itu tidak akan mempan menghadapi Keq Lesap, maka maksud2 untuk menggagalkan Keq Lesap itu mereka pendam saja dalam hati.
Kinilah kesempatan mereka untuk menyusun satu kekuatan baru yang menjegal kelanjutan perjalanan Keq Lesap.
"Pikirlah, Abang Soma! Pantaskah leiaki serakah macam Keq Lesap menggantikan Panembahan Rama? Dan dia pulakah yang akan memerintahkan kita nanti? Hah, itu cuma satu keserakahan. Cuma satu sifat ketamakan dari Keq Lesap saja!"
"Memang benar, dinda! Akupun sudah lama tidak bisa menyetujui maksud2 tamak itu! "Ini tak bisa dibiarkan berjalan terus tentunya! Harus dijegal!"
Demikianlah dalam perjalanan itu, ketiga utusan Keq Lesap yang terdiri dari Bireh, Soma dan Atma terus berembuk, mencari jalan untuk menjegal perintah Keq Le sap sendiri.
"Jalan apa yang sebaiknya untuk menggagalkan maksud2 Keq Lesap. akang Soma?", tanya Bireh kepada Soma lagi.
"Satu2nya jalan harus kita tipu Keq Lesap!"
"Memang kita harus menipu dia. Tapi kita harus pula memikirkan Ia memikirkan jalan apa pula yang akan kila laksanakan supaya krta berhasil dalam menipu maksud2 Keq Lesap! Ingat. Ini harus kita pikirkan benar2, harus berpikir dengan waspada dan luas. Sebab salah2 kita sendiri akan habis dimusnahkan oleh Keq Lesap bila semuanya salah perhitungan!", tiba2 Atma yang sejak tadi tidak membuka suara, kiranya telah ikut berpikir untuk menggagalkan Keq Lesap. Gagasan ini ternyata disambut baik oleh kedua temannya yang lain. Kedua temannya sangat setuju dengan jalan yang diusulkan oleh Atma.
"Benar, Atma! Hanya tipuanlah yang dapat menjegal maksud2 Keq Lesap! Dan memang, kalau kita tidak hati2 dalam bertindak, niscaya kita sendiri akan menjadi. mangsa Keq Lesap!", sahut Soma yang kemudian dengan sungguh2 menyambungnya lagi.
"Kita harus menipu Keq Lesap, tapi harus diusahakan agar Keq Lesap tidak mengetahui bahwa usaha itu datang dari kita bertiga!"
"Ya. Begitulah seharusnya!". sambung Bireh.
"Carilah jalan yang baik!"
Kemudian ketiganya saling berdiam diri.
Tida membuka percakapan barang sepatah katapun.
Semuanya berpikir dengan keras untuk55 menemukan jalan yang mereka cari.
Sementara itu mereka terus bergerak mencapai jarak yang semakin dekat kekadipaten Brangkulon.
Tiba2 dalam kediaman itu, Atma membuka percakapan yang per- tama2.
"Nah begini! Kita tipu Keq Lesap dengan jalan mengirimkan seorang perempuan!"
"Dengan mengiimkan seorang perempuan. Bagaimana pula yang kau maksudkan?"
"Yah. perempuanlah yang bisa menipunya!"
"Coba kau ceritakan bagaimana rencana yang kau maksudkan, Atma!"
"Begini. Kita berhenti disebuah desa dekat2 disini. Kita minta bantuan seorang perempuan. Minta agar dia mau mendatangi Keq Lesap di Wekasan"
"Yakinkah kau bahwa akan ada seorang perempuan yang berani menjalankan siasat itu?"
"Ya. Aku yakin! Yakin benar bahwa perempuan itu akan kita temui kalau kita menceritakan dengan se-benar2nya kepada masyarakat dikampung itu. Menceritakan segala akibat dan bahayanya bilamana nanti Keq Lesap berhasil meuggulingkan Panembahan Rama!"
"Dan bagaimana dengan kita sendiri?"
"Kita sendiri jangan menuju ke kadipaten Brangkulon!"
"Menginap didesa itu?"
"Tidak Kita terus saja menuju kepada Panembahan Rama. Dan melaporkan kepada beliau bahwa kita sedang terancam oleh maksud2 Keq Lesap!"
"Baik. Baik rencana itu. Kita tak usah lagi melaksanakan perintah2 Keq Lesap. Memang kita lebih baik menuju Panembahan Rama dan meminta bantuannya untuk menumpas Keq Lesap!"
Maka setelah rencana itu disetujui oleh ke-tiga2nya dan setelah ditambah usul2 yang baik, merekapun mulai men-cari2 tujuan desa yang diperkirakan akan bisa memberikan bantuan seperti yang telah mereka inginkan.
Benarlah! Tidak lama kemudian sampailah mereka kesebuah desa yang mempunyai penduduk agak padat.
Disingah mereka berhenti meminta bantuan dari penduduk desa itu.
Untuk mencari seorang perempuan yang sanggup membujuk Keq Lesap.
Tentunya segala tindakan yang telah dilakukan oleh Keq Lesap akan mereka sampaikan pula.
Setiba didesa itu mereka terus menemui Kepala Desa.
Diceritakannya terlebih dahulu segala kejadian yang telah dilakukan oleh Keq Lesap.
Diceriterakannya bagaimana ia dengan kejam memaksa Adipati Sabrangwetan untuk turun tahta dan mendudukkan dirinya diatas kursi singgasana kadipaten.
Dan terutama bagaimana pula mereka merasakan sebagai akibat dari banyaknya korban yang begitu saja56 dibunuh oleh keganasan Keq Lesap.
Disampaikan pula bagaimana hingga saat itu Keq Lesap masih tetap bersikeras kepala hendak menjatuhkan Panembahan Rama dari singgasana kerajaan Madura.
"Bagaimana pula nasib kita nanti seandainya rencana jahat ini berhasil?! Niscaya kita semua akan menjadi mangsa yang tak bisa berdaya apa2 dan hanya akan menjadi permainan belaka dan satu penjelmaan sipat2 tamak dan loba! Sebab itu sudah menjadi tugas kita, paman, untuk menghabiskan Keq Lesap sebelum sempat menginjak tangga istana kerajaan!", Soma memberikan penjelasan kepada Kepala Desa itu. Kalau demikian memang Keq Lesap membahayakan sekali. Membahayakan rakyat dan terutama membahayakan sekali buat kemakmuran Madura pada umumnya!"
Itulah sebabnya kami datang kemari untuk meminta bantuan paman beserta penduduk desa ini yang benar2 berhasrat membela kerajaan kita!"
"Dimana Keq Lesap sekarang!"
"Sekarang ia berada beberapa kilometer disebelah utara desa Tanjung. Disuatu tempat yang diberinya nama Wekasan. Disanalah ia menunggu sampai kami kembaii dari Kadipaten Brangkulon nanti!"
"Oh, kalian sekarang hendak pergi ke Brangkulon?"
"Demikianlah diperintahkan oleh Keq Lesap. Tapi kami telah mengambil jalan sendiri. Perintah itu tidak akan kami. laksanakan. Kami sekarang akan menuju langsung ke istana Panembahan Rama. Disana akan kami laporkan langsung kepada beliau segala sesuatu tentang Keq Lesap agar beliau dapat mengadakan pesiapan sebelumnya!"
"Oh, baik! Rencana kalian itu baik. Tapi apakah yang kau maksudkan dengan bantuan dari kami?"
"Maaf, paman! Kami datang kemari ingin menanyakan adakah seorang perempuan yang berani merajuk kepada keq Lesap?!"
"Bagaimana maksudmu dengan merajuk Keq Lesap?!."
"Ya. Ingin kami minta agar perempuan itu mengajak Keq Lesap untuk bermalam disuatu tempat dimana sejumlah laki2 telah menanti untuk membunuhnya!"
"Oh begitu! Baiklah! Aku bisa menyanggupi permintaan kalian itu. Tapi sebelumnya aku minta salah seorang dari kalian ikut serta dengan rombongan kami itu. Maksudku agar rombongan itu tidak menempuh jalan salah! Bersediakah?'' Soma sebagai yang tertua diantara ketiga utusan itu berpikir sejenak. Setelah berapa detik kemudian dia menanyakan sesuatu kepada Bireh. Nampaknya pertanyaan disetujui oleh rekannya itu.
"Baiklah. paman!"
Teman saya yang seorang akan mengantar rombongan itu. Kami berdua akan melanjutkan perjalanan untuk menghadap Panembahan Rama. Kalau rencana ini gagal, maka kami telah57 mempersiapkan bantuan yang akan datang dari kadipaten Brangkulon!"
"Baiklah. Semua rencana itu akan aku selesaikan sendiri. Cuma sekalipun demikian ada permintaanku yaitu agar bantuan yang kau minta dari kadipaten Brangkulon benar2 dipersiapkan untuk menjaga bila jalan ini menemui kegagalan!"
"Oh,tentu! Tentu paman! Kami akan persiapkan bantuan ataupun rencana yang lebih baik terserah bagaimana nanti kehendak Panembahan Rama!"
Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setelah membicarakan rencana itu dengan se-lengkap2nya maka berangkatlah Soma dan Atma menuju langsung ke istana Panembahan Rama.
Sedang Bireh tetap tinggal bersama paman Kepala Desa untuk ber-sama2 dengan beberapa orang lainnya nanti mencegat Keq Lesap di Wekasan.
Kemudian diaturlah bagaimana rencana itu nanti akan dijalankan.
Bagaimana nanti Keq Lesap akan ditipu untuk dibunuh secara ber-ramai2.
SEBELAS SORE ITU JUGA rombongan yang dipimpin sendiri oleh Kepala Desa mulai bergerak menuju tempat yang disebut Wekasan.
Sedang Bireh yang tadinya diutus oleh Keq Lesap untuk menghadap Adipati Brangkulon ikut serta pula sebagai penunjuk jalan.
Ikut serta pula dalam rombongan itu seorang wanita, seorang lelaki yang telah dikenal mereka sebagai pendekar desa itu dan lima orang penduduk lainnya yang juga akan memberikan bantuan bila terjadi perkelahian dengan Keq Lesap.
Namun sebelum mereka berangkat rencana telah disusun sedemikian masak.
Apa2 yang harus mereka lakukan sejak dari pertama kali hingga bagaimana pula penyelesaiannya nanti bila tenyata kekuatan Keq Lesap dapat diselesaikan dengan jumlah tenaga yang tak lebih dari orang2 itu.
Dan telah menjadi perhitungan mereka pula tentunya agar tindakan yang telah direncanakan itu tidak akan memakan korban se- dapat2nya.
Telah disusun oleh mereka, bahea pertama kali perempuan itu akan melintas didepan Keq Lesap.
Kemudian akan mengajaknya bermalam disebuah tempat dimana telah menunggu si pendekar.
Disitulah pendekar akan menyerangnya dengan mendadak sambil memperhatikan sampai dimana kekuataan Keq Lesap sebenarnya.
Bila sekiranya diperhitungkan kekuatan Keq Lesap bisa di kalahkan dengan lima tenaga lagi, maka ia akan memberi kode agar kelima orang itu datang memberikan bantuan serempak.
Atau kalau tidak maka pendekar itu akan tunduk menyerah dan ber sedia menyertai Keq Lesap hingga memasuki kadipaten Brangkulon nanti.
Tindakan dimaksudkan tidak terdapat banyak korban untuk pencegahan itu.
Itulah rencana yang telah mereka susun dengan kompak agar bisa menumpas Keq Lesap dengan korban yang sedikit2nya, Demikianlah58 rombongan itu terus bergerak mendekati Wekasan.
SINGKATNYA, perempuan itu berhasil menemui Keq Lesap yang sedang menunggu bersama kedua orang pengiringnya.
Tanpa rasa ragu2 ia dan menegurnya.
"Benarkah, tuan bernama. Keq Lesap?'' tanyanya kemudian kepada Keq Lesap. Semula Keq Lesap begitu terkejut ketika perempuan itu begitu mengenal namanya. Heran. Tapi disamping itu tersirat pula rasa bangga dalam dadanya. Bangga, karena namanya sudah begitu meluas dikenal oleh rakyat Madura. Sebab itu ia memandangi wajah perempuan itu dengan angkuh dan hanya melemparkan selintas senyum yang ter- tahan2.
"Benarkah?", tanya perempuan itu lagi.
"Ya. Dari mana kau tahu namaku. manis?"
"Ampun. Keq Lesap! Namamu sudah kami kenal jauh2 disebelah selatan dari tempat ini. Namamu sudah demikian harum dikalangan rakyat Madura!"
Mendengar pujaan ini Keq Lesap ter-senyum2 bangga.
Ia melemparkan liriknya kewajah perempuan itu.
Dan seperti yang telah direncanakannya semula perempuan itu mu59 Lai memantas didepan Keq Lesap.
Ia berusaha agar Keq Lesap menjadi tertarik dan mudah dikendalikan.
Nampaknya usaha2 mereka berhasil baik.
Keq Lesap agaknya bernapsu untuk bicara dengan perempuan itu.
"Kenapa kau datang kemari sendirian, manis?"
"Aku mendengar bahwa Keq Lesap sedang menunggu utusan yang dikirimkan ke kadipaten Brangkulon. Tentunya utusan ini tak dapat ditunggu dalam sehari. bukan?"
"Ya"
"Justru itu aku menawarkan tempat bermalam untukmu!"
"Oh kau sungguh baik budi, manis!"
"Tapi semuanya ini sekiranya Keq Lesap bersedia menerimanya!"
"Tentu. Untuk segala kebaikan hatimu aku bersedia menerima tawaranmu. Eh, ya, siapa namamu, manis?"
"Rantina!"
"Rantina? He, manis!"60
"Dan bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja Keq Lesap? Nanti kutunjukkan kepadamu pondokku!"
"Baiklah!"
Dengan didahului oleh Keq Lesap mereka mulai melangkah, Perempuan itu melangkah disamping Keq Lesap. Sedang kedua pengiring Keq Lesarp berjalan dibelakangnya.
"Pondokku buruk. Bagian belakang dari sebuah warung kampung. Tapi aku yakin bahwa kau tak akan berkecil hati dengan keadaan pondok kami yang demikian. Aku ber harap kau akan bersenang hati sekalipun keadaan pondok kami tidak memuaskan!"
"Tentu, Aku senang dengan kebaikanmu!"
"Sekali lagi aku mengharapkan agar kejelekan pondok kami tidaklah menjadi halangan untuk bersenang hati!"
"Oh, jangan kuwatir, manis! Aku senang dengan kebaikan yang terus terang seperti itu!" .
"Terima kasih!"
"Tapi ", tiba2 Keq Lesap menghentikan langkahnya. Pada wajahnya tergaris satu kebimbangan seakan mengandung sesuatu keberatan. Matanya yang tajam menatap kearah wajah perempuan disampingnya.
"Ada apa, Keq Lesap?"
"Bagaimana seandainya nanti mereka datang?"
"Siapa maksudmu?"
"Mereka yang kuutus ke Brangkulon. Siapa pula yang akan memberitahu tempatku?"
"Oh, jangan kuawatir, Keq Lesap! Mereka akan mudah dikenal oleh penduduk desa ini. Pendeknya siapa saja yang membawa nama Keq Lesap pastilah mudah dikenal!"
"Dan siapa pula yang akan memberitahu tempatku ber malam!"
"Banyk. Semua orang tentu akan menunjukkan tempatmu. Apakah katt masih sangsi bahwa namamu sudah cukup dikenal didaerah ini?"
"Tidak. Aku rasa kedua pengiringku ini lebih baik mereka menunggu mereka disana untuk menjaga agar mereka tidak tersesat kebingungan!"
"Ya. itupun lebih baik!"
Tanpa banyak bicara Keq Lesap segera menyuruh kedua pengiringnya untuk tidak menyertainya dan tetap tinggal ditempat itu menunggu hingga kedua temannya yang lain datang dari kadipaten Brangkulon.
Sementara itu Keq Lesap dan perempuan tadi meneruskan perjalanannya menuju tempat yang dijanjikan oleh perempuan itu.
Tidak berapa lama antaranya sampailah keduanya pada sebuah warung kampung.
Dibagian belakang dari warung itu merupakan sebuah tempat tinggal dari pemilik warung.
Nampaknya si pemilik warung sudah siap menunggu kedatangan61 Keq Lesap.
Sebuah kamar pada bagian rumahnya telah rapi pula untuk tempat bermalam Keq Lesap.
Disinilah Keq Lesap akan bermalam untuk semalam itu.
Kemudian tanpa rasa curiga apa2 Keq Lesap memasuki kamar itu untuk beristirahat.
MALAMNYA! Keq Lesap sedang tidur.
Dari balik dinding kamar si pendekar sedang mengamat-amati musuh yang sudah di-tunggu2nya.
Lama ditelitinya satu2 bagian tubult Keq Lesap.
Memang benar kata orang.
Semuanya serba aneh dan menakdjubkan.
Sebentar2 terlintas pula kengerian dalam hati si pendekar.
Sanggupkah dia melawan musuh yang besar itu?.
Berapa pula kekuatan dirinya dibanding dengan kekuatan Keq Lesap yang begitu besar.
la sendiri tak putus terumbangambing dalam ke cemasan.
Akhirnya setelah dilihatnya Keq Lesap begitu nyenyak tidurnya, segala kecemasan yang bergaung didada sang pendekar itupun hilanglah.
Dengan hati2 ia melangkah memasuki rumah itu.
Didepan pintu masuk kekamar Keq Lesap ia berhenti sejenak.
Sekali lagi diamat-amatinya Keq Lesap melalui celah2 dinding.
Dengan se-konyong2 didobraknya kemudian pintu kamar itu.
Dan seketika itu juga ia menyerang Keq Lesap yang sedang berbaring.
Nampaknya nasib sial buat sang pendekar.
Begitu ia hendak menyerang.
begitu Keq Lesap bangun dan menyiapkan diri.
Dan seketika itu diserangnya tubuh sang pendekar dengan sekali pukulan yang menyebabkan pendekar mendadak tersungkur ditanah.
Pukulan ini kemudian disusul lagi dengan sekali serangan yang mematikan bagi sang pendekar.
Dengan memelintir lengan kanannya Keq Lesap menginjak tubuh Keq Lesap dari atas.
"Katakanlah apa maksud kedatanganmu kemari!"
"Ampun Keq Lesap!"
"Apa maksudmu memasuki kamar ini?!", tanya Keq Lesap semakin galak. Pendekar belum mengeluarkan jawaban. Tapi seketika itu juga perempuan yang membawa Keq Lesap tadi segera masuk dan langsung mendekati Keq Lesap.
"Lepaskan dia, Keq Lesap!"
"Siapa dia?!"
"Oh. dia penghuni rumah ini. Lepaskan. Dia tak tahu apa2. Dia belum tahu siapa Keq Lesap!"
Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Keq Lesap masih menatap sang pendekar yang tidak berdaya ditanah. Kemudian melepaskan tangannya dengan kasar Keq Lesap mundur dua langkah dan.
"Jangan mencoba untuk menipuku. Katakan apakah kalian kurang senang aku bermalam disini! Katakanlah. Seluruh desa ini nanti62 kuhabiskan njawanya!"
"Oh, tidak Keq Lesap! Kami ibenar2 sangat senang tuan bermalam dirumah. ini. Maapkan dia!"
"Mana Kepala Kampung? Suruh dia kemari. Aku ingin bicara!", kata Keq Lesap lagi dengan suaranya yang berat dan menekan.
"Baik. Tunggulah!", kemudan perempuan itu keluar meninggalkan Keq Lesap. Dan tidak berapa lama kemudian ia sudah kembali lagi bersama Kepala Kampung yang memang sudah sejak tadi bersiap diwarung itu beserta seluruh anak buahnya. Disampaikannya pula kepada Kepala Kampung itu bahwa pendekar telah gagal menyerang Keq Lesap. Justru itu satu2nya jalan yang paling baik adalah tidak lain dari pada ucapan maap dan menyampaikan rasa senangnya atas kedatangan Keq Lesap yang harus diutarakan langsung oleh Kepala kampung kepada Keq Lesap. Demikianlah demi keamanan dan ketentraman penduduknya Kepala Kampung segera menemui Keq Lesap untuk menyampaikan perasaan itu dan atas nama seluruh kampung itu. Akibat dari kegagalan itu dalam hati Keq Lesap mulai timbul kebimbangan. Ia meragukan apakah tawaran bermalam itu benar2 merupakan suatu ucapan dari kebaikan hati, ataukah. merupakan suatu penipuan belaka yang selalu menanti kelengahannya dimana ia tak kan bisa memberikan perlawanan. Malam itu Keq Lesap tidak tidur lagi. Ia segera menemui kedua pengiringnya yang menunggu diperbatasan untuk mengajaknya meneruskan perjalanan itu juga menuju kadipaten Brangkalon. Sedang dari pihak Kepala Kampung setelah mengetahui bahwa Keq Lesap akan melanjutkan perjalanannya seketika itu juga, segera mengambil tindakan. Kedua pengiring Keq Lesap yang lain yang telah datang meminta bantuan kepadanya segera disuruhnya pula berangkat menuju kadipaten Brangkulon dengan di-ikuti oleh lima orang penduduk kampung laki2 yang telah mengikutinya. Maksud ini adalah untuk memberitahukan tentang Keq Lesap terlebih dahulu kepada Adipati Brangkulon dan kepada Panembahan Rama yaitu agar beliau bisa mengadakan persiapan sebelum Keq Lesap datang menyerangnya. Begitulah, malam itu juga dari kampung itu berangkat dua rombongan menuju ke kadipaten Brangkulon. Satu pihak rombonglan dipimpin oleh Keq Lesap dengan oleh dua pengiring. Sedang dipihak lainnya rombongan di pimpin oleh dua prajurit kerajaan dari kadjpaten Sabrangwetan yang sesungguhnya adalah pengiring Keq Lesap juga, diikuti oleh lima laki2 penduduk kampung itu. Rombongan yang terdiri dari tujuh orang itu berusaha mengambil jalan pendek dan berusaha pula untuk dapat mencapai kadipaten Brangkulon sebelum Keq Lesap sampai kesana. Mereka tejah siap untuk mengadakan persiapan disana nanti dan63 menyergap Keq Lesap dengan meminta bantuan kepada prajurit2 Panembahan Rama. * ** DUABELAS. KONON kedua pengiring Keq Lesap yang memimpin lima orang laki2 penduduk kampung itu, berhasil mendahului Keq Lesap sampai ke kadipaten Brangkulon. Pertama kali ia menghadap kepada Adipati Brangkulon Diceritakannya segala sesuatu tentang Keq Lesap. Tentang pengacauannya di-daerah2. Dan tentang maksud2 jahatnya untuk menjatuhkan Panembahan Rama dari singgasananya. Semula Adipati sangat terkejut mendengar kejadian ini. Beliau marah. Dan hendak menyiapkan tentaranya untuk mencegat Keq Lesap ditengah perjalanan. Tapi ketika kedua utusan itu menyampaikan maksudnya pula untuk menemui Panembahan Rama serta memohon petunjuk2nya. maka Adipati-pun mengurungkan niatnya untuk mencegat Keq Lesap. Beliau menyetujui maksud2 utusan menunggu bagaimana perintah Panembahan Rama nanti. Tanpa banyak membuang waktu kedua utusan itupun segera meneruskan perjalanannya menghadap Panembalian Rama. Sedang sementara itu dikadipaten Brangkulon Prabu Adipati mengadakan persiapan untuk menunggu kedatangan Keq Lesap. Sebab diduga bahwa Keq Lesap akan datang ke kadipaten dan akan memaksanya untuk turun tahta sebelum menghadap Panembahan Rama. Ber-puluh2 tentara kerajaan telah dipagar didepan tembok kadipatenan. Dan ber-puluh2 telah disebar disetiap sudut ruangan didalam istana. Mereka menunggu perintah untuk menumpas Keq Lesap bilamana se-waktu2 Keq Lesap mempergunakan kekerasan. Demikianlah kedua utusan yang menghadap Panembahan Rama tanpa banyak menemui alasan segera dapat memasuki istana setelah mengatakan bahwa ia adalah utusan dari Adipati Sabrangwetan dan bermaksud untuk menyampaikan hal yang penting dan segera kepada Panembahan Rama.
"Apa pula yang ditakutkan kepada Keq Lesap seorang?! Sampai dimana pula kekuatannya dibanding dengan rakyat yang demikian banyaknya?!"
"Ampun. baginda! Kekuatan Keq Lesap sungguh tak dapat diatasi dengan kekuatan lima orang sekaligus. Tubuhnya besar sangat susah64 untuk dikalahkan. Apalagi dengan kekuatannya yang sungguh menakjubkan!"
"Ya. Semuanya itu tak kan dapat kalian atasi bilamana kalian sendiri tidak bersatu. Jangan menyerang satu2. Seranglah dia sekaligus!"
"Sembah, Tuanku! Semua jalan sudah kami pergunakan. Tapi tak satupun yang berhasil!"
"Apa sebenarnya yang menyebabkan kalian tak berhasil? Apa yang dapat kalian lihat dalam diri Keq Lesap?"
"Ampun, Baginda! Keq Lesap terlampau pemarah. Kalau ada seseorang yang menyinggung perasaannya maka cepat menanjak kemarahannya. Dan pasti orang2 itu akan dihabiskannya dalam sekejap saja!"
"Gampang. Orang pemarah tak dapat dihadapi dengan kekerasan se-mata2. Layanilah ia dengan kata2 yang lembut. Hadapilah ia dengan suatu tipuan yang sangat samar hingga ia tidak mengerti akan maksud2 kita!"
"Sembah Baginda! Sebentar lagi Keq Lesap akan sampai kemari! Dan inilah yang sangat tidak kami inginkan!"
"Apa maksudmu?"
"Ampun, Tuanku! Yang sangat kami ingini adalah maksudnya!"
"Maksudnya?"
"Demikianlah Tuanku! Maksudnya yang jahat untuk menurunkan Tuanku dari singgasana kerajaan Madura dengan paksa!"
Mendengar kata2 utusan itu Panembahan Rama cuma tersenyum kecil.
Tapi beliau tetap berplkir dengan Tenang.
Terbayang betapa nanti Keq Lesap akan menyuruhnya turun begitu saja.
Dan terbayang segala korban yang telah diakibatkan oleh tindakan Keq Lesap itu.
"Bagaimana kira2 menurut pendarpat Tuanku? Adakah Keq Lesap perlu dicegat ditengah perjalanan dan ditumpas sebelum sempat menginjak halaman istana ini?"
"Tidak. Seperti telah aku katakan tadi. jangan hadapi dia dengan kekerasan!"
"Apakah Tuartku sudah mempunyai rencana untuk itu?"
"Tenanglah, Usaha2 semacam ini harus disertai dengan ketenangan dalam berpikir!"
"Ampun, Tuanku! Semuanya telah terjadi dengan serba mendadak. Dan sebab itu kita harus mengambil jalan keluarnya dengan segera!"
Panembahan Rama terdiam lagi untuk sejenak lamanya beliau berpikir keras untuk menghentikan maksud2 Keg Lesap yang jahat itu.
Dibiarkannya kedua pengiring itu menunggg didepannya.
Beliau mengerti bahwa untuk menghentikan Keq Lesap hanya dengan jalan tipuan yang halus.
Sebab dicarinya jalan dengan cara menipu Keq Lesap.
Sebenarnya apa yang telah direncanakan Keq Lesap ini sudah didengarnya jauh2 sebelumnya.
Tapi beliau selalu tak mengambil65 tindakan dengan gegabah.
Setiap ti dakan yang akan dijalankannya mestilah dipikirkannya begitu masak.
"Sembah tuanku!", ujar utusan itu lagi.
"Bagaimana kalau rencana Tuanku segera saja dijalankan agar tak banyak memakan waktu dan siap sebelum Keq Lesap datang!"
"Baiklah!"
Kemudian Bagindapun segera memanggil hulubalang kerajaan dan memerintahkan agar mengadakan persiapan untuk menunggu kedatangan Keq Lesap.
"Siapkan beberapa orang agar menjaga disebelah memasuki istana ini!"
"Sembah, Tuanku.!"
Jawab Hulubalang "Kalau Keq Lesap datang, terimalah dia dengan ramah. DLan panggillah aku. Ia akan kujemput dipintu masuk nanti!'' "Sembah, Tuanku!"
"Dan jangan lupa siapkan pula beberapa orang tentara untuk menjaga disetiap pojok ruangan didalam istana ini. Gunanya untuk menjaga bilamana nanti Keq Lesap mengamuk didalam. Segera mengambil tindakan dengan cepat. Menangkap Keq Lesap dengan kekerasan. Itulah jalan yang paling baik. Kita usahakan dulu dengan jalan halus bilamana melawan hancurkan dengan kekerasan. Mengerti?"
"Sembah, Tuanku!"
"Sehuah kamar siapkan untuknya. Kamar yang tertutup cukup membuat dia tak sempat mengadakan perlawanan!"
"Sembah, Tuanku!"
Sesudah memberikan penjelasan2 Panembahan Ramapun menjelaskan pula tentang rencana2 yang akan dijalankannya.
Dijelaskan bahwa dengan perlawanan kekerasan yang Keq Lesap sangat susah untuk dikalahkan.
Dan satu2nya jalan yang tepat menghabiskannya hanyalah dengan jalan menyerangnya melalui jalan tipuan.
Demikianlah setelah semua prajurit disiapkan Hulubalang kembali menghadap Panembahan Rama melaporkan tentang persiapan yang telah dijalankannya.
Sedang kedua utusan dari kadipaten Sabrangwetan kelima pengikut yang lainnya segera bersembunyi untuk ikut membantu tentara kerajaan menumpas Keq Lesap nanti.
Dan mulai detik itu Panembahan Ramapun ber-siap2 menunggu kedatangan Keq Lesap dan memimpin siasat penipuan itu sendiri.
TIGA BELAS SEMENTARA ITU Keq Lesap dalam perjalanan bersama kedua pengikutnya belum terus bergerak mendekati perbatasan kadipaten Brangkulon.66 Semula direncanakan bahwa perjalanan itu akan menuju ke kadipaten Brangkulon menemui Adipati Brangkulon.
Tetapi Keq Lesap ingat bahwa kedua utusan yang dikirimkan dari Wekasan belum lagi nampak.
Ini pertanda bahwa kedua utusan itu belum kembali dari kadipaten Brangkulon.
Sebab itu diperintahkannya kepada kedua pengikutnya agar bertstirahat sebentar diperbatasan sampai kedua utusannya datang membawa berita dari Adipati Brangkulon.
"Tubuhku mulai terasa lelah!"
Kata Keq Lesap kepada kedua pengiringnya sambil membenarkan letak parangnya yang tak pernah terlepas dari sela2 perutnya.
"Apakah kalian juga cape?", tanyanya lagi.
"Memang, Keq Lesap! Tapi kami kira Adipati Brangkulon sedang me-nunggu2 kedatangan Keq Lesap saat ini. Bukankah demikian?"
"Barangkali juga. Tapi kedua orang yang aku kirimkan dari Wekasan belum kembali juga. Itulah maka aku pikir lebih baik menunggu disini saja sampai mereka nampak kembali!"
"Kalau boleh kami menyarankan, itu kurang baik, Keq Lesap!"
"Hah?! Ini justru suatu sikap yang baik! Tak ingatkah kalian bahwa saat ini akupun mempunyai derajat yang sama dengan Adipati Brangkulon ini?"
"Ya,kami, mengerti Keq Lesap!"
"Saat ini akupun seorang Adtpati. Adipati Sabrangwetan. Ingatlah!'.
"Ya. Keq Lesap!"
"Dan adalah suatu penurunan derajatku se-mata2 bila aku datang menghadap kepada Adipati Brangkulon ini!"
"Jadi bagaimana maksud Keq Lesap?"
"Merekalah yang harus mengirimkan utusannya untuk menjemputku kemari! Adipati Brangkulonlah yang harus menjemputku kemari. Mereka harus menghormati kedatanganku. Apalagi kalau mereka tahu bahwa sebentar lagi mereka akan jatuh dibawah pemerintahanku. Kita tidak sewajarnya harus menghadap lebih dulu!"
Kedua pengiringnya tak berani membantah lagi kepada Keq Lesap.
Dilihatnya Keq Lesap mulai menanjak marahnya.
Sebab itu mereka berusaha menunggu sampai Keq Lesap mulai hilang marahnya.
! Kedua pengiring itu duduk disisi agak jauh dari Keq Lesap.
Sementara itu mataharu sudah semakin condong kebarat.
Bayang2 semakin memanjang kearah timur.
Tapi apa yang mereka tunggu, yaitu bahwa kedua utusan itu akan datang dari kadipaten Brangkulon membawa berita2 yang menggembirakan tak juga kunjung nampak.
Keq Lesap mulai kesal.
Ia menarik napas panjang.
Lalu ditatapnya kedua pengiringnya.
Dan.
"Hmh! Apakah mereka juga bermaksud untuk menipu ku?".67
"Tak mungkin, Keq Lesap! Tak mungkin mereka akan menipu Keq Lesap!"
"Kemana mereka belum kembali?!"
"O, mungkin. masih dalam perjalanan!"
"Perlukah aku pergunakan kekerasan?"
"Tidak. Tapi menurut hemat kami lebih baik Keq Lesap langsung datang menemui Panembahan Rama sekarang juga. Bukankah istana Panembahan sudah tak jauh lagi dari sini?'"
Keq Lesap baru memikirkan hal ini.
Dan setelah dipertimbangkannya ternyata memang hal ini lebih baik.
langsung menurunkan dengan paksa Panembahan Rama dari singgasananya.
Oleh sebab itu, segera Keq Lesap mengajak mereka melanjutkan perjalanan lagi.
Apalagi ketika dia ingat bahwa sebentar lagi matahari akan terbenam dan sekitar tempat akan gelap gulita.
Kemudian ketiga orang itupun mulai bergerak menuju ke istana Panembahan Rama.
Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
* ** EMPAT BELAS SEMENTARA itu didaLam keraton Panembahan Rama prajurit2 kerAjaan sedang mengadakan persiapan Menurut Yang diperintahkan oleh Panembahan sendiri untuk menyambut kedatangan Keq Lesap.
Panembahan Rama menanti diatas kursi singasananya sedang disetiap pojok ruangan sudah siap para prajurit kerajaan yang menjaga keamanan dan terlaksananya segala rencana dengan baik.
Konon tak lama kemudian rombongan Keq Lesap-pun sampailah kehadapan Panembahan Rama.
Prajurit2 yang menjaga dipintu gerbang kraton memberikan penghormatan selamat datang kepada rombongan Keq Lesap yang cuma terdiri dari tiga orang itu.
Seorang prajurit telah masuk dengan ter-gesa2 untuk menemui Panembahan Rama dan menyampaikan berita tentang kedatangan Keq Lesap.
Dengan senyuman kecil Panembahan Rama menyambut berita yang dibawa oleh prajurit itu.
"Dimana sekarang mereka? "Ampun, Tuanku! Mereka sedang menunggu diluar!"
"Biarlah. .Aku datang sendiri kesana. Aku akan menjemput kedatangan mereka!"68
"Sembah, Tuanku!"
"Tapi ingat! Jangan ada yang mempergunakan kekerasan dalam menghadapi Keq Lesap ini. Mengerti?"
"Sembah, Tuanku!"
"Sampaikan kepada semua prajurit yang menjaga dalam ruangan. Jangan ada yang bertindak sendiri. Semua harus menunggu perintahku! Ingatlah. Orang semacam Keq Lesap ini tak dapat ditundukkan dengan kekerasan. Tapi kita harus mempergunakan otak untuk dapat mengalahkannya!"
"Sembah, Tuanku!"
Setelah memberikan petunjuk2 yang perlu, kemudian Panembahan Rama melangkah keluar menemui Keq Lesap yang sedang menunggu diluar pintu gerbang keraton bersama kedua pengiringnya.69 Bersama kedua pengiringnya keq Lesap berdiri diluar pintu dengan pongahnya.
Tetapi Panembahan Rama dengan senyum yang ramah mendekati dan menyambutnya dengan jabat tangan dipintu gerbang.
"Apa kabar, Keq Lesap?", tanya Panembahan. Keq Lesap cuma tersenyum kecil.
"Mari silahkan masuk!", sambung Panembahan lagi mengajak Keq Lesap memasuki ruangan dalam istana. Sambil melangkah dengan pelan dan memandang kesana kemari Keq Lesap bersama Panembahan Rama terus memasuki kamar yang telah dipersiapkan oleh Panembahan Rama.
"Apakah Keq Lesap telah menemui Adipati Brangkulon?"
"Barangkali dia menunggu kedatangan Keq Lesap!"
Keq Lesap tidak segera menyambung kata2 Panembahan Rama. Ia menghela napas panjang. Dan sambil duduk di kursi ia mulai membuka percakapannya.
"Aku telah mengirim utusan untuk menemuinya dan membawa pesan2ku!"
"Pesan2 apa, Keq Lesap?"
"Bahwa aku akan datang kemari!"
"Oh. ya. Berita2 itu sudah saya dengar juga!"
"Mereka tidak kembali!"
"Tidak kembali?.
"Ya! Dan inilah yang menyebabkan aku mengambil keputusan untuk langsung datang kemari!"
Panembahan Rama berpikir sejenak. Apa yang harus di-katakan saat itu kepada Keq Lesap. Ingin ia utarakan hal2 yang akan menggembirakan hati Keq Lesap. Sambil memperhatikan Keq Lesap, Panembahan Rama-pun .berusaha untuk menutup rencana penipuannya.
"Barangkali mereka masih menunggu di kadipaten Brangkulon!"
"Tak mungkin. Tak mungkin aku datang lebih dulu kepada Adtpati Brangkulon. Tak tahukah kau apa derajatku sekarang?"
"Hal itu memang sudah saya dengar, Keq Lesap!"
Keq Lesap tersenyum cuma menyambut kata2 Panembahan Rama. Dan sebelum kemarahan Keq Lesap datang, cepat2 Panembahan menyambungnya lagi.
"Dan segala yang direncanakan Keq Lesap telah saya pahami pula!"
"Dan bagamana kira2 kalau kedudukanmu yang sekarang ini aku ganti?"
"Oh! Tentang rencana itupun telah aku dengar. Bahwa Keq Lesap akan menduduki tahta kerajaan Madura yang sekarang berada ditangan saya! "Ya. Dan bagaimana kira2 menurut pendapatmu?"
"Kebetulan sekali saya sangat setuju dengan rencana itu. Karena70 sayapun sudah semakin tua. Kecekatan dalam berpikir dan bertindak sudah boleh dikata tak ada lagi. Ini sangat baik bila kedudukan saya segera diganti dengan tenaga yang masih cukup cekatan untuk memimpin dan membawa kerajaan Madura kearah kejayaan!"
"Memang itulah pokok dari pada pikiran saya. Semua demi kejayaan tanah Madura!", sambung Keq Lesap lagi hampir tumbang oleh sanjung puji Panembahan Rama. Disinilah nampak kelobaan dan ketinggi-dirian Keq Lesap yang sebenarnya. Karena apa yang direncanakan bersama Panembahan Rama sama sekali tidak terpikirkan akan akibat2nya. Inilah salah satu tanda dari pada sipat2 tamak dan loba. Demikianlah perundingan ttu berlangsung terus sampai jauh malam. Pada prinsipnya Panemabahan sangat setuju dengan rencana Keq Lasap untuk menggantikan kedudukannya. Hal ini telah diucapkan oleh Panembahan secara langsung kepada Keq Lesap. Yang sesungguhnya merupakan kata2 pembungkuns rencana2 yang telah matang untuk menghabiskan riwayat Keq Lesap bersama dengan rakyat dan prajurit kerajaan.
"Tapi bagaimana dengan Adipati Brangkulon?"
Tanya Panembahan Rama kepada Keq Lesap.
"Gampang. Kalau dia masih sanggup untuk memegang tampuk pemerintahan Kadipatenan, baiklah dia aku dudukkan sebagai AdiPati Brangkulon. Bila tidak, .banyak diantara prajurit2 yang cakap yang bisa aku pilih untuk menggantikannya!"
"Baik. Apakah Keq Lesap sudah mempersiapkan semua untuk itu?"
"Bisa aku siapkan dalam sedetik!"
"Bajklah!"
Maka percakapan itupun berakhirlah tepa disaat udara diluar semakin terasa menggigil.
Keq Lesap minta tempat untuk beristirahat kepada Panembahan, setelah dicapai persetujuan bahwa besok Keq Lesap akan diperkenalkan kepada rakyat Madura sebagai Panembahan yang baru dengan suatu upacara besar2an.
Dengan segala kemarahan Panembahan mengajak Keq Lesap memasuki sebuah kamar yang menmang sudah dipersiapkan untuknya.
Keq Lesap sangat senang melihat Paaembahan Rama begitu hormat kepadanya.
"Maap. Keq Lesap!", tiba2 Panembahan mencegahnya sebelum Keq Lesap memasuki kamarnya. Keq Lesap menghentikan langkahnya seraya membalikkan mukanya dengan pongah kearah Panembahan Rama.
"Ada yang belum selesai pembicaraan?", tanyanya kemudian dengan angkuh.
"Ada yang lupa saya sampaikan kepadamu!"
Jawab Panembahan71 dengan pelan.
"Apa?!"
"Itu Kudi itu!", sahut Panembahan sambii menunjuk kepada kudi yang terselip di-celah2 perut Keq Lesap.
"Kenapa?!"
"Seorang Panembahan, atau setidaknya seorang calon Panembahan, kurang besar wibawanya bila masih mempergunakan sebilah senjata!"
"Maksudmu?"
"Cobalah tinggalkan kudi itu kepada prajurit2 pengawalmu. Sebab barangkali rakyat akan takut melihatmu mempergunakan kudi!"
"Oh,ya. ya! Benar. Aku sendiri, lupa!"
Tanpa perasaan syak wasangka Keq Lesap kemudian menyerahkan kudinya untuk disimpan oleh pengawalnya.
Dengan perasaan lega iapun memasuki kamar untuk beristirahat.
Kamar dikunci.
Udara semakin menggigil.
Dan malampun semakin larut.
Kira2 menjelang paraksian.
Hulubalang kerajaan segera datang menemui prajurit2 yang sudah siap untuk menyerang Keq Lesap dari segala sudut.
Hulubalang itu membuka ikat kepalanya yang berwarna merah darah dan melemparkannya ke-tengah2 prajurit itu.
Dan hulubalang itu sendiri kemudian mendekati pintukamar dan berdiri tepat diseblah luarnya.
"Keq Lesap! Tinggalkan ketamakanmu. Dan kembalilah kedesamu. Kalau tidak ketamakan itu akan kami habiskan bersama tubuhmu sendiri!"
Mendengar teriakan tantangan itu Keq Lesap terkejut dan terbangun dari tidurnya. Seketika itu juga menanjaklah kemarahan dalam hatinya yang tetah menjadi sipatnya yang utama.
"Siapa yang berteriak itu?"
Teriak Keq Lesap dari dalam.
"Tak usah tanyakan siapa kami. Untukmu hanya ada dua pilihan. Kembali kedesa dan tinggalkan sipat tamak, atau mati terbunuh dikamar ini!"
"Kurang ajar! Siapa kalian?"
"Menyerahlah. Dan tinggalkan istana ini! Kalau tidak segera kami habiskan nyawamu!"
"Kau tipu aku? Akan kau bunuh aku?"
"Ya. Seperti apa yang telah kau katakan. demi keamanan72 dan kejayaan tanah Madura. Menyerahlah Atau kubunuh kau dalam kamar ini!"
"Bunuhlah. Aku tak kan menyerah! Bunuhlah! Aku tahu aku telah tertipu!"
"Sekali lagi kami beri kesempatan kepadamu untuk menyerah dan sadar akan ketamakanmu. Kalau tetap berkeras kepala tombak2 kami akan menancap didadamu, sebab itulah satu2nya jalan untuk melenyapkan kelobaan yang sangat besar dan sangat membahayakan bagi Madura yang kami cintai!"73
"Bunuhlah! Aku tak kan menyerah! Aku tak kan menyerah!"
Konon seketika itu juga prajurit2 kerajaan masuk menyerbu kedalam kamar dan menancapkan tombaknya ketubuh Keq Lesap.
Pada detik yang bersamaan terbanglah napas Keq Lesap yang penghabisan, bersama lenyapnya kejahatan dan ketamakan yang terbesar yang pernah terjadi di pulau Madura.
Segala yang ada diatas dunia ini pastilah mempunyai akhir.
Begitu pula halnya dengan Keq Lesap serta cita2nya yang muluk namun sangat membahayakan bagi seluruh rakyat Madura.
Akhirnya segala yang perkasa dalam tubuh Keq Lesap tak lagi punya arti barang secuilpun seperti akhirnya dari setiap kehidupan ini.
Tak ada yang mutlak dan tak ada yang kekal.
Itulah sipat dari segala yang bermukim diatas permukaan bumi ini.
Dan begitu pula segala yang direncanakan dan segala yang telah oleh Keq Lesap akhirnya runtuh dan binasa setahap sebelum puncak cita2nya tercapai.
Menurut kata orang tua2 tempat dimana Keq Lesap meninggal itu, oleh rakyat kadipaten Brangkulon diberi sebuah nama yang merupakan peringatan bagi Keq Lesap, yaitu "EBANGKAKALAN"
Yang artinya diharap tertipu". Akhirnya nama ini kemudian dikenal orang sebagai nama sebuah kota.
"BANGKALAN" ???Tamat??? KISAH DAN NASIB HAJI DR SUBANDRIO Subandrio banyak menerima petunjuk dan restu dari Peking. Dia pegang peranan hebat pula dalam mematangkan coup Gestapu PKI. walaupun resminya bukan anggauta PKI. Ia kasak kusuk tentang seratus ribu pucuk senjata yang dimaksud untuk diberikan kepada Angkatan ke V sebagai alat untuk menciptakan Rakyat (bacaa komunis) Indonesia. Dan setelah coup menanggap pembunuhan atas sekian banyak Jenderal hanya sebagai suatu permainan kanak-kanak. Setelah angkatan 66 bangkit, ia pula yang menghasut supaya terjadi lagi pertumpahan darah, semata2 untuk mempertahankan kedudukan dan ambisiinya. Ia naik Haja untuk kepentingan politik tugasnya memperalat agama. la sudi berbuat apa saja asal kedudukannya tetap terjamin. Ia TELAH BERBUAT BANYAK untuk menolak rakyat dan negara Indonesia kepinggir jurang. la juara dalam memfitnah, berdusta dan memalsu sehingga banyak pejoang/pemimpin jadi korban.74 Dihiasi dengan banyak gambar Tebal 208 halaman. Harga .Rp. 70 -ub PP "ANALISA"
C.v Kebon Kacang IX/22 JAKARTA75
Pemberontakan Dari Tanah Merah Karya Vazza Hidajat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dewa Arak 59 Titipan Berdarah Pendekar Mabuk 128 Mustika Gerbang Dewa Joko Sableng 42 Rahasia Darah Kutukan
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama