Pembunuh Misterius Karya Tjan ID Bagian 3
"Hanya dikarenakan aku adalah kaum wanita, tak bebas untuk sembarangan tampil kedepan, aku harap Suheng mau membantu aku dalam hal ini". Sahut Ban Cong dengan segera .
"Urusan yang diputuskan oleh Sumoay, Siauw heng pasti akan membantunya dengan sekuat tenaga ". Yap Siang Ie menghela napas, ujarnya lagi "Pada saat ini masih belum dapat menemukan sedikit jejakpun, Siauw moay merasa tak berdaya apa2 lagi, Tootiang itu serta beberapa Supek, serta kawan2 karib dari ayah, lebih baik kau untuk sementara mendengar semua perkataan mereka, apabila aku mempunyai urusan,86 pastilah akan memanggil kau lagi ". Ban Cong merangkapkan tangannya, ujarnya .
"Kalau memangnya demikian, Siauw-heng akan pergi kesana untuk bertanya kepadanya ". Sehabis berkata dia balikkan tubuhnya dan berjalan pergi. Pada saat cuaca hampir gelap, seluruh layon dari Tionggoan Shu Cincoe telah diturunkan dari puncak gunung itu dan dimasukkan kedalam kereta kuda. Sedang Liauw In Hwie yang pergi mengejar gadis penunggang kerbau itu sampai saat ini masih tetap tak nampak kembali Sian Gwat Tootiang menunjuk Pek Thiat Seng dengan dirinya yang menunggang kereta itu, sedang para jago lainnya dengan menunggang kuda mengikuti dari belakang, dan melanjutkan perjalanannya menuju kekota Lam Yang. Ditengah perjalanannya dengan sangat cepat, pada saat sampai dikota Lam Yang waktu telah menunjukkan bulan kesembilan dan bertepatan dengan musim gugur. Yang dihormati serta dijungjung oleh seluruh partai besar dari dunia kangouw serta penjahat dari seluruh peioksok dunia, yaitu perkampungan Keluarga Lam Kong atau "Bu lim Tit It Chia"
Letaknya diluar kota Lam Yang disuatu bukit yang terpencil.
Pada saat itu, hari telah mendekati senja, Sian Gwat Tootiang sambil membawa kereta layon, ber sama2 dengan para jago berjalan menuju kebawah gunung yang terletak terpencil itu.
Sinar matahari yang hampir tenggelam itu memantulkan sinarnya keangkasa dan mengakibatkan udara memancarkan berbagai warna yang sangat indahnya, be ribu2 pohon Yang Liu melambai dengan lemas dan indahnya, dan mengelilingi sebuab dusun dimana terletak sebuah bangunan yang sangat megah sekali.
Angin musim gugur bertiup sepoi2, Samar2 membawa hawa udara yang agak dingin, angin yang bertiup sepoi2 itu mengakibatkan daun2 berterbangan diangkasa, pemandangan seperti itu sungguh sangat mengesankan.
Si pukulan sakti, Lu Ping mendadak menarik tali les kudanya, dengan nada yang keras ujarnya.
"Jika menurut peraturan dunia kangouw yang aku dengar, dalam jarak lima li sebelum memasuki perkampungan "Bu-lim Tit tt Chia", harus turun dari kuda dan melanjutkan perjalanan dengan ber jalan kaki, tiga li sebelumnya, semua tamu diharuskan melepaskan seluruh senjata yang dibawa, tetapi selamanya belum pernah mendengar bagaimana aturannya jika membawa kereta memasuki tempat ini". Pada saat dia berbicara, rombongan para jago itu telah berada ditepi suatu rimba. Ujar Sian Gwat Tootiang.87
"Aku kira Sang Thay hiap tentunya telah tiba ditempat ini sejak lama, tetapi mengapa mereka tidak datang menyambut kedatangan kita ?"
Terdengar suara genta berbunyi dengan suatu yang dalam, dari belakang sebuah pohon yang besar berkelebat keluar seorang anak lelaki tampan dengan cepatnya, sepasang tangannya diangkat keatas sambil membawa sebuah papan nama, pada papan itu tertulis.
"Harap turun dari kuda"
Kata dengan jelasnya. Peraturan lima li turun dari kuda tiga li melepaskan pedang adalah untuk menghormati kepandaian dari Lam Kong Beng, selain itu para jago juga memberikan sebuah papan nama "Bu lim Tit It Chia"
Serta empat buah peraturan yang harus ditaati oleh semua orang, oleh sebab itu asalkan seluruh kawan dunia kargouw haruslah metaati hal itu.
Disebabkan orang yang memberikan semuanya itu termasuk orang2 dari Sembilan partai besar termasuk ciangbunjinnya, serta raja penjahat dari daerah Utara dan Selatan, karena itulah turun temurun sampai sepuluh tahun lamanya, belum pernah ada orang yang berani melanggar empat buah peraturan itu, sedang mengenai peraturan lima li turun dari kuda serta tiga li melepaskan pedang, termasuk juga sala satu dari emat peraturan itu.
Si pukulan sakti Lu Ping yang berjalan paling depan setelah melihat sekejap kearah papan nama itu, segera dia meloncat turun dari kuda, diikuti dengan To Lam Kiang serta putranya, Song Boen Koang, Ban Cong, Yap Siang Ie semuanyapun turun dari punggung kuda.
Lu Ping merangkap tangannya memberi hormat, kepada anak lelaki itu ujarnya .
"Siauw heng harap membawa jalan". Anak lelaki itu menggoyangkan kepalanya, sambil menunjuk pada bibirnya dengan perlahan dia membalikkan tubuhnya dan berjalan kebelakang pohon yang besar itu. Lu Ping menjadi tertegun, sambil balikkan kepalanya kebelakang kepada To Lana Kiang ujarnya .
"To heng, anak lelaki ini sangat tampan sekali, aku tidak akan percaya kalau dia adalah seorang yang bisu."
Sahut To Lam Kiang .
"Mungkin dia tidak ingin membuka mulut berbicara, peraturan lima ji turun kuda kita telah mengetahuinya, sambil menuntun kuda kita berjalan meneruskan perjalanannya, mungkin masih boleh juga, lebih baik kita berjalan kedalam baru berbicara lagi"
Lu Ping dengan berat berbatuk batuk ujarnya.
"Perkataan dari To heng tidak salah juga"
Tangannya menuntun les kudanya, dengan perlahan dia berjalan masuk kedalam per kampungan itu.
Anak lelaki itu menoleh memandang sekejap kearah beberapa88 orang itu, tetapi diapun tidak turun tangan mencegah.
Tempat itu adalah suatu taman yang sangat luas sekali, selain pohon Yang Liu serta pohon Pak Yang, tak tampak pepohonan lainnya, suatu jalan yang terdiri dari batu putih ber susun2 melintang2 ditengah kebun itu, selain angin musim gugur yang bertiup mengakibatkan daun2 kering berterbangan sehingga mengeluarkan suara yang gemerisik, tak terdengar lagi suara lain yang mencurigakan.
Kebun yang mempunyai luas sepuluh itu sunyi senyap sekali, saking sepinya hingga menimbulkan suasana yang menakutkan.
Tiba2---berdetaknya roda kereta memecahkan suasana sunyi senyap dari kebun yang sangat luas itu.
Pek Thiat Seng sambil melayangkan pecutnya mengemudikan kereta itu berjalan terus kedepan, sedang beberapa orang lainnya mengikuti dari belakang berjalan memasuki kebun itu.
Kemungkinan sekali didalam empat peraturan yang menyangkut mengenai kereta kuda, anak lelaki yang memegang papan nama itu memandang sekejap kearah Pek Thiat Seng serta kereta kuda yang diselubungi oleh kain hitam itu, tangannya ditepuk tepukan keatas kepalanya, tetapi tetap tidak membentak mencegah, jika dilihat dari keadaan serta sikapnya itu, dapat dilihat dia sedang risau karena urusan kereta berkuda itu.
Selain anak lelaki yang tangannya memegang papan nama dimana dia yang tangan satu kali munculkan dirinya, didalam kebun yang demikian luas serta lebatnya itu agaknya tidak lagi terdapat penjaga lainnya, sekalipun para jago telah memasuki kebun itu sedalam beberapa puluh kaki jauhnya, tetap tak nampak ada orang yang keluar menegur mereka.
Pohon Pak Yang serta pohon Yang Liu saking banyak serta lebatnya itu hingga menutupi seluruh tempat, Pek Thiat Seng yang mengemudikan kereta kuda itu berjalan ditengah kebun diantara pohon2 yang lebat itu, membutuhkan tenaga yang sangat besar sekali baru berhasil, jalannya berliku-liku tak henti2nya, memaksa jalannya kereta itupun sangat lambat sekali.
Terdengar suara tindakan yang sangat cepat sekali bergema datang dari dalam deretan pohon2an.
Si pukulan sakti Lu Ping segera berhenti bertindak.
Lam Kong Beng yang diangkat dan diakui oleh Bu lim sebagai manusia yang memiliki kepandaian tinggi didalam dunia pada saat itu, bukan saja mendapatkan nama harum serta tiga buah benda pusaka pun membuat perkampungan keluarga Lam Kong diujung suatu gunung terpencil diluar kota Lam Yang itu, diliputi oleh suasana yang sangat misterius, tak seorangpun yang mengetahui dengan jelas bagaimana keadaan dari perkampungan itu, mereka hanya mengetahui bahwa mereka merasakan penghormatan serta nama yang dapat menggetarkan89 seluruh dunia kangouw tetapi untuk hal itu mereka pun telah mengorbankan suatu korban yang sangat pahit sekali.
Seluruh jago dari dunia kangouw, terhadap kemisteriusan dari perkampungan keluarga Lam Kong inipun mempunyai dua buah pikiran, yaitu iri serta kagum.
Suara tindakan kaki itu dari jauh makin lama makin dekat, dari dalam deretan pepohonan itu berjalan keluar tiga orang.
ternyata adalah Sang Sam Tong, Yen Hong Kang serta Than Siauw Tian yang datang terlebih dahulu kedalam perkampungan keluarga Lam Kong ini.
Pada tangan kanan Sang Sam Tong memegang tongkat bambunya, sambil merangkap tangannya memberi bormat tanyanya .
"Kalian apakah baru saja sampai ? ?". Sinar matanya memandang sekejap kearah kereta kuda berselubung kain hitam itu, tanpa terasa dia mengerutkan alisnya, ujarnya .
"Sian Gwat Tootiang -----" * BAGIAN KEENAM * Kain yang menyelubungi kereta itu membuka, dari dalam terdengar suara menyahut dari Sian Gwat, jago kenamaan dari Bu tong Pay ini selama perjalanan dua puluh hari lebih ini, selalu bersembunyi didalam kereta kuda yang diselubungi kain hitam itu, dan selalu berkumpul dengan keempat buah mayat dari Tionggoan Shu Cincoe. Dia telah timbul rasa kagum serta tertarik siang malam selalu bersama tampaknya sedikitpun tidak menampilkan rasa letihnya, tetapi tak seorang pula yang mengetalui dia telah menemukan apa saja? Dengan nada yang rendah tanya Sang Sam Tong.
"Mayat dari Tionggoan Shu Cincoe apakah telah terjadi perubahan?"
Sian Gwat Tootiang menggelengkan kepalanya, sahutnya.
"Pinto pun karena urusan ini merasa sangat heran sekali"
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.
"Sang Thayhiap apakah telah berhasil meminjam Giok Uh Kong serta cermin Swie Cing,"
Sahut Sang Sam Tong.
"Pengurus dari perkampungan keluarga Lam Kong itu pada saat ini sedang menderita sakit yang sangat berat, mengenai urusan peminjaman benda2 pusaka, masih belum meadapat keputusan yang pasti"
Tanya Sian Gwat Tootiang lagi.
"Entah siapakah pengurus dari perkampungan Lam Kong itu?"
Sahut Sang Sam Tong dengan perlahan.90
"Tentang hal ini, Loohu sendiri juga tidak mengetahui dengan jelas"
Dia agaknya merasa bahwa jawaban yang baru saja diucapkaanya itu, telah terasa didalam hatinya, setelah selesai berbicara, wajahnya telah berubah merah padam. Sian Gwat dengan perlahan menghela napas, ujarnya.
"Kabar berita mengenai Perkampungan keluarga Lam Kong yang diliputi oleh kemisteriusan, kelihatannya juga tidak salah"
Sahut Sang Sam Tong kemudian .
"Perkataan dari Tootiang memang benar, perkampungan ini memang sangat misterius sekali, Loohu serta Yen heng dan Than heng telah menanti tiga hari lamanya ditempat ini ". Ujar Sian Gwat lagi .
"Harap Sang Thay hiap mau membawa pinto untuk melihat lihat terlebih dahulu". Sang Sam Tong tidak ber kata2 lagi, dengan perlahan dia membalikkan tubuhnya dengan langkah yang lebar dia berjalan kedepan. Sian Gwat Tootiang dengan kencang mengikuti dibelakang tubuh Sang Sam Tong, Lu Ping, To Lam Kiang serta putranya, Song Boen Koang dan Tang Thong pun ber sama2 berjalan mengikuti juga sedang Yap Siang Ie berjalan mengikuti kereta kuda dibelakang para jago itu. Didalam taman itu terlihat batang2 pohon tumbuh tak karuan, sehingga menyebabkan kereta kuda itu sulit sekali untuk maju kedepan, saking tak tahannya, Pek Thiat Seng meloncat turun dari kereta, sambil menarik kereta kuda melanjutkan perjalanannya kedepan. Berjalan selama seperminum teh kemudian, jalan dari kebun itu makin lama makin lebar, dan akhirnya muncullah suatu tanah lapang yang luasnya kurang lebih beberapa puluh kaki. Didua belah dari tanab kosong itu, masing2 terdapat dua buah rak yang dibuat dari kayu, disampingnya terpancang sebuah papan nama, dan tertulis "Lepaskan segala macam senjata"
Empat buah huruf yang besar.
Sinar mata dari Sian Gwat Togtiang berputar, nampak pada rak kayu disisinya itu telah terdapat banyak sekali senjata2 diantara senjata2 itu ada beberapa telah berkarat, sedang gagang pedangnyapun telah menjadi lapuk tak karuan, dapat lihat senjata itu telah sangat lama sekali diletakkan ditempat tersebut.
Yen Hong Kang tertawa serak, ujarnya.
"Salah satu dari empat peraturan yang harus ditaati ialah tidak diperkenankan mem bawa segala macam senjata tajam kedalam perkampungan keluarga Lam Kong, Saudara2 harap melepaskan seluruh senjata tajam yang dibawa"
Pertama kali Sian Gwat Tootiang melepaskan pedangnya yang dibawa yang kemudian diletakkan pada salah satu rak kayu disebelah kanan.91 Lu Ping, To Lam Kiang serta putranya dan Tang Thong masing2 pun melepaskan senjata yang dibawa.
Dengan perlahan Sang Sam Tong mengetukkan tongkat bambu ditangannya ke atas tanah, kemudian diletakkan pula pada rak kayu itu, ujarnya.
"Didalam tubuh saudara2 sekalian apabila membawa senjata rahasia, aku harap di keluarkan sekalian dan diletakkan ditempat ini"
Pada mulutnya dia berbicara, dua buah sinar matanya yang tajam beralih memandang tubuh Tang Thong.
Senjata rahasia dari keluarga Tang di daerah Shu Cho sangat terkenal sekali di dalam dunia kangouw, disamping itu macamnya pun sangat banyak sekali, Tang Thong yang menduduki keturunan ke Empat belas dari Keluarga Tang, sudah tentu telah mendapatkan ilmu melemparkan senjata rahasia dari Keluarganya.
Terdengar Tang Thong tertawa ringan, dengan perlahan dari pinggangnya mengeluarkan sebuah kantongan dari kulit, dan di gantungkan diatas rak kayu itu, ujarnya.
"Senjata rahasia yang aku bawa seluruhnya berada didalam kantong kulit itu"
Ujar Sang Sam Tong kemudian.
"Empat peraturan besar itu, haruslah di taati oleh seluruh Enghiong dari dunia kang ouw, Loohu mengharapkan saudara2 semua dengan sendirinya mentaati peraturan tersebut"
Kemudian dia berjalan terlebih dahulu memimpin yang lain masuk kedalam. Tiba2 Pek Thiat Seng berteriak.
"Sang Loocianpwee, kereta kuda itu apakah boleh dibawa masuk juga?"
Sang Sam Tong menoleh kebelakang, ujarnya.
"Lebih baik kereta kuda itu dihentikan ditempat ini saja, setelah mendapatkan ijin dari majikan perkampungan Keluarga Lam Kong ini barulah mengambil keputusan lagi"
Yap Siang Ie yang menutup separuh dari mukanya dengan kain hitam itu, mendadak ikut angkat bicara, ujarnya.
"Aku dengan Pek Suheng akan tinggat disini menjaga kereta kuda ini"
Tang Thong tertawa dingin, ujarnya pula "Cayhe juga akan tinggal ditempat ini !".
Tangan kanannya diulurkan kedepan dan mengambil kembali kantongan kulit yang di gantungkan pada rak kayu itu.
Sian Gwat Tootiang mengerutkan alisnya, dengan nada yang rendab ujarnya kepada Sang Sam Tong .
"Majikan dari Bu lim Tit It Chia ini adalah orang yang macam bagaimana, sungguh besar sekali omongannya".92 Ujar Sang Sam .
"Tentang hal ini Loohu sendiri juga tidak begitu jelas, Yen Ciangbunjin dengan Loohu sekalipun telah berdiam beberapa hari ditempat ini, selain dua orang pelayan berbaju hijau yang sering mengantarkan teh serta santapan, sama sekali belum pernah bertemu dengan lain orang". Ujar Sian Gwat kemudian .
"Kalaupun demikian adanya, kita lebih baik membawa serta kereta kuda ini kedalam, untung saja didalam empat peraturan besar sama sekali tidak melarang kereta kuda untuk memasuki perkampungan ini, bagaimana dengan pendapat dari Sang Thayhiap?". Sahut Sang Sam Tong setelah berpikir sejenak .
"Urusan kini telah bagaikan anak panah yang telah dipasang dibusur, bagaimanapun juga barus dilepaskan, ucapan dari Tootiang memang ada alasannya". Sian Gwat Tootiang menganggukan kepalanya, sambil menoleh kebelakang kepada Pek Thiat Seng ujarnya.
"Pek hiantit, waktu menjalankan kereta harap lebih ber hati2 lagi, janganlah sampai merusak bunga serta rumput didalam perkampungan ini"
Pek Thiat Seng menjadi tertegun, setelah berpikir sejenak dia baru mengerti maksud dari perkataan Sian Gwat Tootiang, segera dia meloncat turun dari kereta, sambil menuntun kudanya dia melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Para jago melihat Sian Kwat Tootiang memerintahkan menuntun kereta itu masuk kedalam perkampungan, tanpa terasa dalam hatinya menjadi bergetar, diam2 pikirnya, hal ini apabila mengakibatkan kegusaran dari majikan Lam Kong, bukankah hanya bertambah merepotkan saja, tetapi tak seorangpun yang membuka mulut untuk mencegah akan hal ini.
Tangan kanan Tang Thong sekali lagi diulurkan dan meletakkan kembali kantongan kulit ditangannya keatas rak kayu, kemudian mengikuti dibelakang tubuh Yap Siang Ie berjalan kedepan.
Setelah melewati pepohonan seluas tiga li, pemandangan mendadak berubah, tampak aneka bunga yang aneh2 mengelilingi sebuah rumah yang beracapkan warna hijau dan pintu yang berwarna merah, diatas pintu masuk nampak bergantung sebuah papan besar berwarna yang tertuliskan "Bu lim Tit It Chia"
Dari tulisan emas.
Sedang pada ujung bawahnya tertulis tulisan kecil yang sangat banyak sekali, ada yang menulis dengan sangat terang ada pula yang tulisannya tak keruan, ternyata adalah nama2 dari Ciangbunjin dari partai besar serta para Enghiong yang menulis namanya sendiri diatas papan itu.
Wajah Sang Sam Tong berubah menjadi serius, dialah pertama-93 tama yang berjalan terlebih dahulu, setelah melewati kumpulan bunga2 aneh yang mengelilingi bangunan itu, dengan langkah yang perlahan dia mulai menaiki tangga batu.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiba2 Sian Gwat Tootiang membalikan tubuhnya, dengan nada yang rendah ujarnya kepada Pek Thiat Seng.
"Tidak perduli telah terjadi urusan yang bagaimanapun, hiantit janganlah se kali2 mengangkat bicara, seluruhnya lebih baik Pinto seorang yang akan membereskan"
Sahut Pek Thiat Seng dengan hormat.
"Boanpwee akan selalu mengingatnya"
Mendadak Sian Gwat Tootiang mempercepat langkah kakinya, dan mengejar sampai disini Sang Sam Tong yang kemudian berjalan bersama menaiki tangga batu yang bersusun tujuh itu Dua buah pintu berwarna merah darah itu dengan perlahan membuka kesamping, didalamnya terlihat penuh dengan bunga2, lapangan didepan ruang itu sangat luas sekali, sekali lihat saja telah dapat melihat sampai pintu yang kedua.
tetapi suasana tetap sunyi senyap tak nampak seorangpun juga.
Bangunan yang demikian indah serta megahnya itu, samar2 dapat mencium harumnya bunga yang sedang mekar, tetapi suasana tetap sunyi senyap tak nampak seorangpun juga, membuat dalam hati orang merasa diliputi oleh suasana misterius dan mendirikan bulu roma.
Sian Gwat Tootiang menghentikan langkahnya didepan pintu besar itu, dalam hati dia sedikit merasa ragu2, untuk sesaat membuat dia tidak mengetahui harus maju kedalam atau berhenti didepan pintu itu.
Dengan nada yang rendah ujar Sang Sam Tong.
"Tangga batu ini menghalangi perjalanan, terpaksa kereta kuda itu haruslah berhenti diluar pintu besar ini"
Ujar Sian Gwat dengan nada yang keheranan.
"Bagaimanakah dengan perkampungan keluarga Lam Kong ini, sampaipun seorang penjaga yang memberi laporanpun juga tak ada ?"
Perkataannya baru saja selesai diucapkan, mendadak tampak dari belakang tumpukan bunga2 dengan perlahan bertindak mendatang seorang pelayan perempuan berusia empat lima belas tahun yang seluruh tubuhnya memakai baju berwarna hijau.
wajahnya sangat menarik sekali, dua buah kuncirnya bergantung diatas pundaknya, langkah kakinya mendadak bertambah cepat, tak sampai beberapa saat telah tiba dihadapan beberapa orang itu.
Sinar mata Sian Gwat melirik sekejap kearah Sang Sam Tong nampak wajahnya sangat serius sekali, dan berdiri tegak tak bergerak, hal ini membuktikan kalau dia tidak mengenal orang ini, segera dia merangkap tangannya didepan dada, sambil memberi hormat ujarnya.
"Nona silahkan !"
Pelayan perempuan berbaju hijau itu mementangkan sepasang94 matanya yang lebat itu, dengan perlahan menyapu sekejap ke arah para jago, sambil membalas memberi hormat tanyanya.
"Bagaimana sebutan dari Tootiang, dan mempunyai keperluan apa ?"
Perkataannya sekalipun sangat singkat sekali, tetapi suaranya sangat merdu enak didengar. Sian Gwat tersenyum, ujarnya.
"Sebutan Pinto, Sian Gwat. Ada urusan hendak menemui majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong ini"
Sepasang sinar mata dari pelayan berbaju hijau yang sangat indah itu beralih memandang sekejap kearah kereta kuda yang berhenti didepan pintu itu, sambil menggelengkan kepalanya ia menghela napas, tanyanya.
"Pianto apakah mengetahui empat peraturan besar dari tempat ini ?"
Sahut Sian Gwat dengan tenang.
"Lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan senjata, pinto sekalian telah mematuhi seluruhnya"
Ujar gadis berbaju hijau itu.
"Membawa kereta kuda masuk hingga didalam pintu besar ini, Perkampungan keluarga Lam Kong belum pernah terjadi urusan yang demikian ini"
Sambil tertawa sahut Sian Gwat.
"Pinto dari ribuan li datang kemari untuk menemui majikan keluarga Lam Kong adalah karena urusan dari kereta inilah"
Sang Sam Tong tiba2 merangkap tangannya, lanjutnya.
"Loohu telah datang kemari selama tiga hari, setelah mendapatkan penghormatan dari majikan sehingga berdiam didalam perkampungan ini -----"
Pelayan berbaju hijau itu tidak menanti Sang Sam Tong selesai mengucapkan perkataannia, telah melanjutkan.
"Kalian seluruhnya berjumlah tiga orang selain Sang Loo Enghiong, masih ada Cianbunjin dari perguruan Yen Chia Bun didaerah Chie Cho, Yen Hong Kang ---"
Yen Hong Kang tersenyum, sahutnya.
"Tidak berani, tidak berani. Aku adalah Yen Hong Kang"
Ujar pelayan berbaju hijau itu lagi .
"Masih ada seorang jago dari daerah I Kioe Kiang, Than Siauw Thian, Than Thayhiap, entah siapakah ?"
Than Siauw Thian tersenyum, sambil merangkap tangannya memberi hormat sahutnya.
"Terima kasih atas perhatiannya, Cayhe lah orangnya !"
Pelayan berbaju hijau itu tertawa tawar, ujarnya kemudian.
"Perkampungan keluarga Lam Kong ter hadap tamu2 yang dapat95 mengunjungi ke dalam perkampungan, selalu menganggapnya sebagai tamu terhormat, tetapi selamanya tidak mengijinkan orang memandang rendah empat peraturan yang berlaku"
Sian Gwat Tootiang tertawa ujarnya.
"Teguran nona itu apakah mengartikan Pinto sekalian mungkin telah melanggar peraturan yang berlaku ditempat perkampungan ini, tetapi kami sekalian dari ribuan li datang kemari mengharapkan dapat bertemu sekali dengan majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong"
Pelayan berbaju hijau itu termenung sesaat, kemudian ujarnya.
"Kalian membawa kereta kuda memasuki perkampungan, tidak perduli apakah telah melanggar empat peraturan besar yang telah ditetapkan oleh para Enghiong dari seluruh dunia kanhouw, tetapi menurut peraturan perkampungan keluarga Lam Kong masih tetap mempunyai kesalahan"
Sahut Sian Gwat dengan tenang.
"Pinto sekalian setelah menemui majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong, akan meminta maaf dihadapannya. Ujar pelayan berbaju hijau itu kemu dian.
"Kalau memangnya demikian, kalian untuk sementara beristirahatlah didalam ruang tamu itu, menunggu setelah aku memberi laporan pada majikan untuk menanti perintah selanjutnya"
Tubuhnya ditegakkan, dan lanjutnya. Sian Gwat Tootiang menoleh mema dang kearah Pek Thiat Seng sambil ujarnya.
"Pek hiantit harap menungggu kereta kuda ini ditempat ini"
Tiba2 pelayan berbaju hijau itu memotong, ujarnya.
"Apabila Loo Tootiang percaya pada keluarga Lam Kong, tak usahlah meninggalkan orang untuk menjaga kereta itu"
Sian Gwat Tootiang berpikir keras, sejenak kemudian dengan nada yang keberatan ujarnya.
"Bukannya Pinto tidak percaya pada keluarga Lam Kong, sebenarnya adalah karena barang yang diangkut didalam kereta itu mengharuskan ada orang yang menjaganya---"
Ujar pelayan berbaju hijau itu kemudian.
"Kalau begitu silahkan"
Dengan per lahan2 dia membalikkan tubuhnya, ujarnya "Maafkan aku berjalan terlebih dahulu, memimpin saudara sekalian"
Sehabis berkata dia mulai menggerakkan kakinya berjalan kedepan.
Para jago dari belakang mengikuti terus, setelah melewati berpuluh2 baris bunga2 yang sangat aneh sampailah didepan pintu besar yang kedua, tangannya menunjuk kesebuah rumah disebelah kiri ujar nya kemudian.
"Saudara2 untuk sementara silahkan beristirahat sejenak didalam rumah tersebut menanti setelah aku melaporkan pada majikan, dapat96 kembali memberi kabar kepada saudara2 sekalian"
Gadis ini sekalipun usianya sangat muda, tetapi ternyata sangat pandai berbicara, perkataannya seluruhnya sangat beralasan, sedang sikap serta tindak tanduknyapun tidak kacau, agaknya telah mendapatkan latihan yang cukup lama.
Orang2 yang hadir diperkampungan Keluarga Lam Kong itu sekalipun merupakan jago2 Bu lim yang mempunyai nama termasyur, tetapi terhadap perkampungan keluarga Lam Kong yang demikian misteriusnya itu didalam hati sedikit juga mempupunyai perasaan jerinya, segera tanpa mengucapkan kata2 lagi berjalan kesana.
Pelayan berbaju hijau itu setelah memandang beberapa orang itu memasuki ruang tamu, barulah dengan perlahan bertindak naik keatas tangga batu dan masuk ke dalam melalui pintu kedua itu.
Ruang tamu itu disusun sangat rapi sekali, jendelanya menghadap keluar dimana terdapat taman bunga yang indah, sedikit debupun tak tampak didalam ruangan ini, diatas meja yang terbuat dari kayu yang sangat kuat sejak tadi telah disediakan teh terkenal, tidak banyak dan tak sedikit tepat seorang secangkir, teh didalam cawan itu terlihat masih panas, hal ini membuktikan bahwa baru saja diletakkan tak lama.
Tetapi didalam ruang itu tak nampak seorangpun yang menyambut kedatangan tamu, agaknya orang yang menyuguhkan teh itu setelah meletakkan diatas meja dengan cepat menghilang kembali.
Perkampungan keluarga Lam Kong yang sangat misterius itu, semuanya terlihat kebalikan dari adat kebiasaan, hal ini menambah saja suasana yang misterius itu.
Para jago mengambil tempatnya masing masing dan beristirahat, tetapi tak seorangpun yang berani mengambil teh itu untuk diminum.
Kurang lebih setelah lewat beberapa saat, dari luar ruangan tamu mendadak terdengar suara langkah yang sangat ringan sekali, pelayan berbaju hijau tadi sekali lagi muncul didalam ruang tamu itu.
Terhadap nona kecil yang wajahnya tak nampak perobahan sedikitpun itu, para jago tak berani memandang rendah terhadapnya, bersama-sama segera berdiri menyambut.
Wajah dari pelayan berbaju hijau itu sekalipun sangat cantik sekali, tetapi sikapnya selalu sangat serius sekali, sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat ujarnya.
"Saudara2 dari ribuan li jauhnya datang berkunjung, majikan kami sangat berterimakasib sekali, sekalipun sakitnya belum sembuh tetapi tetap dengan tubuh yang sakit menyambut kedatangan tamu, harap saudara sekalian masuk kedalam ruangan untuk bertemu!"
Pada saat berbicara, sinar matanya dengan perlahan menyapu wajah para jago yang berada didalam ruangan itu, para jago yang berada didalam ruangan itu ternyata ada beberapa orang yang merasa tidak tenteram karena pandangannya.97 Sian Gwat Tootiang pertama bangkit berdiri, sambil merangkap tangannya, katanya .
"Harap nona membawa jalan !"
Pelayan berbaju hijau itu membungkukkan badannya, sahutnya "Menurut perintah!.
"
Tubuhnya diputar dan mengerakkan kakinya berjalan kedepan.
Setelah melewati pintu kedua yang sangat angker itu, sampailah disuatu jalanan kecil diantara pohon dan bunga, angin sejuk bertiup mendatang, bau harum bunga menusuk hidung, hanya sayang terlalu sunyi, sehingga membangkitkan perasaan yang ngeri.
Pelayan berbaju hijau itu membawa para jago berhenti didepan suatu rumah, dengan perlahan dia membunyikan kalung yang terdapat pada pintu yang tertutup rapat.
Terdengar suara perlahan dua buah pintu besar yang tertutup rapat itu mendadak ter buka lebar, para jago terasa didepan matanya menjadi terang benderang.
Terlihat sebuah ruangan yang sangat luas, dari mana memancarkan sinar keperak-perakan, tembok diempat penjurunya semuanya ditutupi oleh kain putih, sampaipun meja serta kursi yang terdapat didalam ruangan itupun ditutupi oleh secarik kain putih, sekali pandang saja terasa agak tidak beres keadaannya.
Pelayan berbaju hijau itu mengundurkan dirinya kesamping, sambil membungkukan tubuhnya, ujarnya .
"Saudara sekalian silahkan ! "
Sian Gwat pertama kali yang masuk kedalam, sinar matanya berputar memandang sekejap kearah keadaan sekelilingnya,selain warna putih yang meliputi seluruh ruangan agaknya tak nampak lagi warna yang lainnya.
Para jago lainnyapun berturut turut masuk kedalam, wajah dari setiap orang berubah menjadi sangat serius sekali, keadaan dari ruangan itu sekalipun sangat sederhana tetapi samar2 terlihat suasana yang lain daripada yang lain, asalkan setiap orang yang menginjak masuk kedalam ruangan yang besar itu, tanpa terasa wajahnya berubah menjadi sangat serius.
Terdengar pelayan berbaju hijau itu dengan keras teriaknya kedalam .
"Tamu terhormat telah sampai didalam ruangan". Suara helaan napas yang sangat panjang berkumandang datang, sebuah kain gordin berwarna putih dengan perlahan dibuka ke samping, tampak seorang nenek tua yang rambutnya telah memutih seluruhnya dengan langkah yang sangat perlahan berjalan keluar. Nenek yang tua itu, wajahnya sangat kurus dan pucat, agaknya sedang menderita sakit yang berat, pada tangan kanannya memegang sebuah tongkat bambu, dengan langkah yang sangat perlahan sekali98 berjalan keluar. Seluruh tubuhnya memakai pakaian ber-warna putih, sebuah sabuk berwarna putih mengikat rambutnya yang telah putih semuanya itu, warna pakaian jika dibandingkan dengan usianya yang telah tua itu kelihatannya sangat tidak sesuai sekali. Dibelakang tubuhnya dengan perlahan keluar pula empat orang wanita yang memakai pakaian berkabung, sikap serta gerak gerik dari setiap orang itu mendatangkan perasaan yang berat didalam nanti masing2, itulah suatu perasaan duka yang bercampur dengan keseriusan. Sian Gwat Tootiang memandang sekejap kearah nenek tua itu, dalam hati diam2 batinnya . Apakah nenek tua yang berpenyakitan ini adalah majikan dari Perkampungan keluarga Lam Kong yang sangat ditakuti oleh orang ? ? ? ?. Hatinya menjadi tergerak, sambil merangkap tangannya didepan dada memberi hormat, ujarnya .
"Pinto Sian Gwat, memberi hormat kepada Loocianpwee"
Si Nenek tua berambut putih itu dengan perlahan mengangkat tongkat bambu ditangannya, sambil tertawa ujarnya.
"Jago kenamaan dari Bu tong Pay, aku disini memberi hormat"
Dalam hati Sian Gwat diam2 terasa tergetar, batinnya. Nenek tua ini agaknya pernah berkelana didalam dunia kangouw, sangat lama sekali, sambil merangkap tangannya, sahutnya.
"Loocianpwee bergurau ! ". Si Nenak tua berambutputih itu tertawa tawar, ujarnya .
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saudara sekalian silahkan duduk, aku baru2 ini sedang menderita sakit, sehingga tak dapat menemui tamu terhormat, harap saudara sekalian tidak menjadi berkecil hati". Pada saat berbicara, dia telah terlebih dahulu duduk diatas kursi. Empat orang wanita berbaju berkabung yang tidak sama usianya itu, terlihat berdiri berbanjar dibelakang nenek tua berambut putih itu. Para jago nampak majikan perkampungan itu telah duduk terlebih dahulu, masing2pun segera mengambil tempatnya masing2. Dengan nada yang rendah ujar Jen Hong Kang "Sang-heng, nenek tua ini apakah majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong ini ? ?". Dengan nada yang rendah pula sahut Seng Sam Tong .
"Aku hanya mempunyai jodoh bertemu sekali dengan majikan turunan ketiga dari perkampungan keluarga Lam Kong ini, wanita berusia pertengahan yang berdiri dinomor dua dibelakang nenek tua itu adalah istri dari majikan turunan ketiga keluarga Lam Kong tersebut". Dua orang itu berbicara sekalipun sangat perlahan sekali, tetapi ternyata dapat oleh nenek tua itu juga, terdengar di tertawa ringan, ujarnya.
"Peraturan yang berlaku didalam keluarga Lam Kong telah tidak99 mengikuti adat istiadat yang berlaku diluar--"
Dia menoleh memandang kearah wanita berbaju kabung yang berdiri dinomor dua itu, ujarnya "Setelah bertemu dengan teman lama dari suamimu almarhum, masih tidak memberi hormat"
Wanita berbaju berkabung itu menyahut dengan nada yang rendah, ujarnya.
"Cucu menantu mengikuti perintah"
Dengan goyangkan tubuh yang menggiurkan dia berjalan mendatang, kepada Sang Sam Tong dia membungkukkan tubuhnya memberi hormat, ujarnya.
"Istri yang ditinggalkan Chang Shu Giok menemui Sang Toako"
Sang Sam Tong dengan cepat bangkit berdiri, sambil merangkap tangannya membalas memberi hormat, sahutnya.
"Daya pikir Hujien sungguh sangat bagus sekali, Cayhe tak dapat menyumbangkan selurub tenaganya kepada Lam Kong heng. kalau dipikir sungguh sangat menyesal sekali"
"Sang heng dari ribuan li jauhnya datang keperkampungan Keluarga Lam Kong untuk ikut menyatakan dukanya atas meninggalnya suamiku almarhum, aku sudah merasa sangat berterima kasih sekali"
Sehabis berkata, dia membungkukkan tubuhnya memberi hormat lagi, dan dengan langkah yang perlahan mengundurkan diri ketempat semula. Sian Gwat Tootiang bangkit berdiri sambil merangkap tangannya, ujarnya.
"Pinto telah lama mendengar nama besar dari keluarga Lam Kong, ini hari mempunyai kesempatan kini memberi hormat kepada para hujien sekalian"
Si Nenek tua berambut putih yang wajahnya penuh keriput itu tertawa ringan ujarnya.
"Suamiku almarhum Lam Kong Beng karena tidak mau mendengar nasehat dariku hanya sesaat semangat kejantanannya berkobar telah naik ke puncak Siauw lim untuk mencari nama? --"
Ujar Sang Sam Tong.
"Lam Kong Beng Loocianpwee merupakan seorang pendekar sejati, diatas puncak Siauw lim mengalahkan para enghiong dari seluruh dunia kangouw membuat para jago sangat mengaguminya, bahkan memberikan sebuah kehormatan berupa "Bu lim Tit It Chia- selama ribuan tahun ini yang dapat mendapatkan penghormatan yang demikian besarnya itu hanyalah keluarga Lam Kong saja---"
Si Nenek tua berambut purih itu memotong, ujarnya.
"Penghormatan "Bu lim Tit It Chia"
Itu sebaliknya membuat lima keturunanku menjadi janda seluruhnya, harga dari penghormatan itupun sangat mahal sekali----"100 Dia menoleh kebelakang tubuhnya memandang keempat wanita itu sekejap, kemudian lanjutnya.
"Kedukaan yang kuderita ini telah lama kupendam selama ber puluh2 tahun lamanya, sekalipun belum pernah kukatakan kepada orang lain. Sungguh sangat kasihan para menantuku turun menurun, ternyata harus menanggung derita seperti aku -----"
Suaranya mendadak berubah menjadi sangat rendah sekali, dua titik air mata menetes keluar membasahi pipinya.
Jilid 4 Sinar mata Sian Gwat berputar dan memandang sekejab kearah empat wanita yang berdiri berbanjar dibelakang nenek tua itu, tampak yang berdiri dipaling kanan seorang yang berusia kurang lebih empat puluh tahun, yang kedua tidak lebih hanya berusia tiga puluhan, yang ketiga berusia dua puluh lima enam tahun saja, sedang yang terachir baru berusia dua puluh tahun saja, kain pengikat berwarna putih yang mengikat rambutnya, baju berwarna putih serta wajahnya yang tak memakai barang kecantikan sedikitpun, tetap tidak mengurangi kecantikan dari wajah mereka semua.
Terdengar nenek tua berambut putih itu dengan nada yang berduka melanjutkan ucapannya .
"Kami keluarga Lam Kong jarang sekali berhubungan dengan orang2 dari Bu-lim, tak dapat dikatakan lagi kata2 dendam atau budi, hanya saja Suamiku almarhum pernah merebut kehormatan sebagai "Bu- lim Tit It Chia"
Saja, tetapi kehormatan inipun membawakan bencana yang sangat mendukakan kedalam keluarga Lam Kong kami, anak putus cucu musnah, semua istrinya menjadi janda, coba bandingkan dengan rumah2 dari kalangan Bu-lim lainnya, rumah dan keluarga mana yang dapat menjadi berantakan seperti kami ini".
Sian Gwat Tootiang menghela napas panjang, ujarnya .
"Nama kebesaran dari keluarga Lam Kong telah menggetarkan seluruh dunia kangouw dimanapun juga, lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan pedang, empat buah peraturan telah mendatangkan rasa kagum serta hormat dari orang2 seluruh dunia kangouw, tetapi didalam Bu lim ada beberapa orang yang dapat mengetahui kedukaan yang diderita oleh beberapa hujien, Hey-- ! Nama yang terkenal ternyata demikian besar akibatnya, dan ternyata demikian mendalamnya". Sepasang mata dari nenek tua berambut putih itu dengan perlahan lahan memandang sekejab kearah wajah para jago, ujarnya "Berpuluh tahun kemudian, lima keturunan janda yang berdiam disini akan menjadi tua dan binasa, pada saat itu nama besar dari keluarga Lam Kong pun akan ikut lenyap pula didalam dunia kangouw"101 Ujar Sian Gwat Tootiang .
"Pinto jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, tidak tahu kalau kejadian yang menimpa keluarga Lam Kong ternyata adalah demikian menyedihkan----"
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi .
"Kali ini datang mengganggu, dalam hati sungguh merasa tak enak, tetapi harap Loocianpwee mau menerimanya ". Si Nenek tua berambut putih itu menghela napas dengan perlahan, ujarnya .
"Tootiang mempunyai pendapat apa, tidak usah sungkan2 untuk diucapkan keluar ! ". Sian Gwat menoleh memandang sekejab kearah Song Boen Koang kemudian ujarnya.
"Nama dari Tionggoan Shu Cincoe, entah loocianpwee pernah mendengar atau tidak ??? ". Sahut si nenek tua berambut putih itu.
"Aku sekalipun tidak pernah keluar dari rumah ini, tetapi masih mempunyai kawan lama dari suamiku almarhum yang datang berkunjung dan membicarakan urusan yang menyangkut dunia kangouw, nama dari Tionggoan Shu Cincoe aku pernah mendengar dari orang lain". Ujar Sian Gwat Tootiang lagi.
"Tionggoan Shu Cincoe bersama sama menemui kematiannya diatas puncak gunung ratusan kaki didaerah Chie Pak, pada saat sebelum keempat orang itu menemui kematiannya, masih ada orang yang memalsukan nama keempat orang itu untuk menyebarkan surat undangan dan mengumpulkan banyak sekali jago2 berkepandaian tinggi dari Bu-lim untuk berkumpul diatas puncak gunung itu, Pinto datang terlambat satu tindak. Pada saat tiba dilempar tersebut, Shu Cincoe telah binasa, seluruh tubuhnya tak nampak sedikit bekas lukapun, hanya pada telapak tangan kananaja nampak sebuah bekas persegi yang berwarna merah darah, karena bekas itu terlalu kecil dan halus sekali, dengan pandangan mata sukar sekali untuk membedakan apakah sebenarnya bekas tersebut, dan atas cerita dari Sang Thayhiap yang mengatakan bahwa didalam keluarga Lam Kong memiliki tiga buah benda pusaka, maka Pinto dengan menempuh ribuan li jauhnya datang kemari untuk meminjam sebentar Cermin Swie Cing serta Giok Uh Kong dua buah benda pusaka, mungkin juga dari bekas persegi berwarna merah darah itu dapat sedikit berhasil mendapatkan siapakah sebenarnya pembunuh dari Shu Cincoe itu . Si nenek tua berambut putih itu menghela napas ujarnya.
"Tionggoan Shu Cincoe dialam baka tentunya akan mengetahui dan merasa ber terima kasih kepada kalian teman2nya yang demikian setianya itu, Hey----! keluarga Lam Kong kita ini, lima keturunannya dibunuh mati oleh orang, orang2 didalam Bu- lim ternyata tak ada102 seorangpun yang turun tangan membantu menyelidikinya ". Sahut Sian Gwat dengan ragu2.
"Tentang hal ini, tentang hal ini--". Dia berbicara setengah harian tetapi tetap tak dapat berpikir seharusnya bagaimana baiknya. Mendadak Sang Sam Tong melanjutkan perkataannya .
"Pada waktu itu sembilan partai besar para jago dari seluruh dunia kangouw ber sama sama membiarkan nama "Bu lim Tit It Chia ", disamping itu juga menetapkan empat peraturan yang harus ditaati oleh seluruh orang didalam dunia kangouw, sungguh tak disangka hal ini malah mendatangkan bencana yang demikian hebatnya kepada keluarga Lam Kong. lima keturunannya binasa seluruhnya, Hujien apabila mau membagi undangan untuk mengundang Ciangbunjin dari sembilan partai besar, meminta mereka menyelidiki pembunuhnya, aku kira mereka tak akan menolaknya "
Mendadak sepasang mata dari nenek tua berambut putih itu memancarkan sinar yang sangat tajam, tetapi hanya dalam sekejab mata saja telah berubah kembali menjadi sediakala, ujarnya "Aku kira sukar bagiku untuk mempunya muka berbuat hal ini ----"
Dengan perlahan dia menghela napas, kemudian menoleh memandang pada wanita berbaju kabung yang berdiri dipaling kanan ujarnya.
"Kau pergi keruang belakang mengambil keluar Cermin Swie Cing"
Wanita berbaju kabung itu menyahut, ujarnya.
"Menantu turut perintah"
Sambil membalikkan tubuhnya dia ber jalan kedalam ruangan belakang. Sinar mata dari Nenek tua berambut putih itu beralih keatas tubuh Chang Shu Giok, ujarnya.
"Kau pergi mengambil Giok Uh Kong"
Chang Shu Giok membungkukkan tubuhnya menerima perintah, ujarnya.
"Cucu menantu menerima perintah"
Dengan langkah yang perlahan pula dia masuk kedalam ruang belakang. Si nenek tua berambut putih itu dengan perlahan mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, dan bangkit berdiri, ujarnya.
"Mayat dari Tionggoan Shu Cincoe kini berada dimana ?"
Sang Sam Tong merangkap tangannya, sahutnya.
"Hujien harap suka memaafkan dosa kami, keempat mayat itu kini berhenti di ruang depan"
"Ooh !"
Sahut Sinenek tua berambut tua itu, kemudian lanjutnya la- gi.
"Perkampungan keluarga Lam Kong hanya tinggal beberapa orang103 janda saja, sudah tentu tidak kalian pandang sebelah matapun?"
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.
"Karena penyakitku belum sembuh benar, maafkan tidak dapat lama. menemani kalian, aku akan mengundurkan diri terlebih dahulu"
Tidak menanti Sang Sam Tong memberikan jawabannya, sambil memutarkan tubuhnya, dengan langkah perlahan ia berjalan kedalam.
Dua orang wanita lainnyapun dengan, segera mengikuti dari belakang tubuh nenek tua berambut putih itu, dan dalam sekejap saja lenyap dibalik tirai yang terdapat didalam ruang itu.
Ditengah ruangan yang demikian luasnya itu, kini tak terdapat seorangpun orang2 dari keluarga Lam Kong, sampaipun pelayan berbaju hijau yang menjaga diluar pintupun kini entah telah pergi kemana.
Pada saat itu mendesirlah angin kencang yang bertiup memasuki ruangan itu, membuat tirai bergoyang tak henti2nya, dan menyebabkan kain putih yang menghias ruangan itupun bergoyang, keadaan ini menam bah suasana didalam ruangan itu jauh lebih menakutkan.
Sang Sam Tong dengan perlahan menghela napas, dengan nada yang rendah ujarnya kepada Sian Gwat Tootiang.
"Tootiang, kelihatannya dengan masuknya kereta itu kedalam perkampungan ini telah menggusarkan majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong ini"
Sahut Sian Gwat Tootiang dengan tenang.
"Urusan telah menjadi begini, terpaksa hanya sambil duduk melihat perubahan yang akan terjadi, majikan dari keluarga Lam Kong telah menjanjikan untuk meminjamkan dua benda pusakanya, aku kira tak mungkin akan berubah lagi"
Ujar Sang Sam Tong.
"Loohu banya kuatir setelah menggusarkan majikan dari keluarga Lam Kong, urusan akan menjadi berubah sulit"
Yen Hong Kang tertawa dingin, ujarnya.
"Didalam beberapa hari ini aku telah berusaha sekuat tenaga untuk bersabar, sekalipun keluarga Lam Kong disebut sebagai "Bu lim Tit It Chia"
Didalam Bu-lim, bahkan harus mentaati empat peraturan, tetapi sejelek2nya aku juga seorang ciangbunjin dari suatu perguruan, selama hidupku belum pernah merasakan penghinaan seperti hari ini ----"
Dengan Sang Sam Tong mengangkat tangannya, ujarnya.
"Yen heng harap melihat wajahku, bersabarlah sejenak lagi ---"
Mendadak tirai terbuka, wanita pertengahan yang berusia kurang lebih empat puluh tahun itu berjalan keluar dengan perlahannya, pada tangannya nampak membawa sebuah kotak yang mempunjai ukiran yang sangat indah sekali, sambil meletakkan kotak itu ujarnya.
"Didalam kotak inilah, terdapat cermin Swie Cing yang saudara sekalian hendak pinjam ----"
Sinar matanya dengan perlahan menyapu wajah Sian Gwat serta104 Sang Sam Tong, tanyanya.
"Barang ini harus diserahkan kepada siapa ??? "
Sinar mata Sang Sam Tong melirik kearah Sian Gwat Tootiang, sabutnya kemudian .
"Serahkan kepada Tootiang itu saja !"
Wanita berusia pertengahan itu dengan dingin memandang sekejab kearah Sian Gwat Tootiang, ujarnya.
"Asal usul dari Tootiang harap disebutkan siapakah sebenarnya ?"
Sahut Sian Gwat kemudian.
"Pinco Sian Gwat dari Bu tong Pay"
Wanita berusia pertengahan yang memakai pakaian berwarna putih itu menunjuk kotak besar itu sambil ujarnya.
"Cermin Swie Cing didalam kotak itu aku serahkan kepadamu, sebelum matahari terbenam harap telah dikembalikan ketempat ini !"
Tidak menanti Sian Gwat Tootiang menjawab, dengan cepat dia membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk kedalam melalui tirai itu. Dengan nada yang rendah ujar Than Siauw Thian.
"Harap Tootiang membuka kotak itu untuk dilihat terlebih dahulu"
Sian Gwat tersenyum, sahutnya.
"Jika menurut pendapat dari pinto pastilah tidak akan salah"
Pada mulutnya sekalipun perkataannya demikian menatapnya, tetapi didalam hati dia tetap menaruh rasa curiga, tangannya segera diulurkan untuk membuka kotak itu.
Para jago sedemikian banyaknya itu sekalipun pernah mendengar nama tiga buah benda pusaka tetapi sama sekali belum pernah melihatnya.
Begitu Sian Gwat membuka kotak tersebut, segera semua jago mengulurkan kepalanya untuk meliha.
Namka didalam kotak kayu itu, diantara kain sutera yang ber tumpuk2 terdapat sebuah batuan kaca yang luasnya dua coen sedang tebalnya hanya setengah coen saja.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cermin Swie Cing dapat disebut sebagai salah satu dari benda pusaka ternyata hanya demikian saja, para jago tanpa terasa menjadi sangat kecewa, Yen Hong Kang tertawa dingin, ujarnya.
"Hm--tidak lebih hanya sebuah cermin biasa saja, ternyata benda seperti itu dapat disebut sebagai salah satu benda pusaka, dan merupakan suatu benda yang bernilai jutaan, para cianpwee waktu itu tidakkah terlalu membesar besarkan ? ? "
Sian Gwat memandang cermin Swie Cing yang terkenal itu dengan cermat, tetapi tetap tak dapat menemukan tempat keistimewaannya, dalam hati tanpa terasa timbul rasa curiganya, diam2 pikirnya .
"Sebuah batu cermin yang mengkilap, ada apanya yang berharga, ternyata dapat disebut sebagai salah satu benda pusaka dari tiga benda pusaka lainnya, sungguh membuat orang untuk sukar mengerti".105 Dengan perlahan dia mengulurkan tangannya mengambil Cermin Swie Cing itu dan diletakkan diatas tangan untuk kemudian dilihat sekali lagi dengan cermat. Begitu cermin itu mengenai sinar mata hari, seluruh benda yang terdapat didalam ruangan itu mendadak dapat dilihat dengan sangat jelas sekali bahkan sangat terang, dengan cepat dia menarik kembali cermin itu dan disimpan. Yen Hong Kang nampak Sian Gwat Tootiang menjadi termangu- mangu, dalam hatinya dia merasa sangat heran, tak tertahan , tanyanya .
"Tootiang, apakah telah dapat melihat kegunaan dari Cermin Swie Cing yang disebut salah satu benda pusaka dari tiga benda pusaka lainnya ? ?-"
Sian Gwat menghela napas, pujinya .
"Siang maupun malam dapat melihat keadaan sekitarnya dengan sangat jelas sekali, tidaklah salah kalau Cermin Swie Cing ini dapat dIsebut sebagai salah satu dari tiga benda pusaka". Yen Hong Kang yang mendengar perkataan itu menjadi bingung, tanyanya .
"Apakah benar2 demikian hebatnya ? ? dapatkah pinjamkan kepada Cayhe sebentar untuk mencoba melihat ? ? ". Sahut Gwat Tootiang .
"Lebih baik kita memeriksa bekas persegi berwarna merah yang terdapat pada tangan Tionggoan Shu Cincoe terlebih dahulu, setelah itu Yen ciangbunjin kalau mau mencoba masih tidak terlambat". Sehabis berkata terlebih dahulu dia bangkit berdiri dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Para jago baru saja akan menggerakkan kakinya untuk ikut keluar, mendadak terdengar suatu suara yang merdu tetapi sangat dingin sekali berkumandang datang .
"Saudara sekalian harap tunggu sejenak, Giok Uh Kong ini harus diserahkan kepada siapa ?? ". Para jago segera menoleh memandang, nampak Chang Shu Giok sambil membawa sebuah kotak yang terbuat dari besi dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan mendatangi. Sang Sam Tong baru saja akan menggerakkan kakinya untuk pergi menerima benda tersebut. Yen Hong Kang mendadak berjalan terlebih dahulu dan mendekati kearah Chang Shu Giok sambil ujarnya .
"Serahkan pada Caybe saja !". Ujar Chang Shu Giok "Harap menyebutkan nama serta sebutannya"
Sahut Yen Hong Kang dengan nyaring.
"Ciangbunjin angkatan kesepuluh dari Yen Chia Bun didaerah Chie Cho, Yen Hong Kang".106 Ujar Chang Shu Giok kemudian .
"Sebelum matahari terbenam,harap telah mengembalikan benda tersebut ditempat ini juga "
Sahut Yen Hong Kang "Hujien harap berlega hati BAGIAN KE TUJUH Chang Shu Giok dengan perlahan membungkukan tubuhnya dan meletakkan kotak besi itu keatas tanah, ujarnya.
"Antara lelaki dan wanita tak dapat ber dekatan, harap Yen Ciangbunjin memaafkan kesalahanku ini!"
Yen Hong Kang berbatuk serak, sahut nya.
"Hal ini merupakan suatu hal untuk berjaga tak dapat menyalahkan kepada Hujien!"
Chang Shu Giok dengan sangat dingin tersenyum sahutnya.
"Silahkan!"
Mendadak dia membalikkan tubuhnya dan dengan langkah yang cepat berjalan pergi.
Yen Hong Kang dengan cepat mengambil kotak besi yang terletak diatas tanah itu sambil membuka tutupnya, segera terasa suatu hawa yang sangat dingin sekali menerjang keluar dari dalam kotak besi tersebut, dalam hati diam2 memuji, ujarnya.
"Tak dapat disalahkan lagi kalau benda ini pun disebut sebagai salah satu benda pusaka, hanya hawa dingin yang menerjang keluar dari dalam satu kotak itu saja sudah cukup untuk membuat orang sayang melepaskan benda itu lagi"
Sinar matanya kemudian memandang ke dalam kotak, nampak didalamnya terletak sebuah benda Kelabang yang dibuat dari batu Giok putih, panjangnya hanya mencapai tiga coen saja, dan dibuat dengan sangat hidup sekali bagaikan benda hidup saja.
Pada mulut serta hidungnya terdapat bulu yang sangat terang sekali, seluruh tubuhnya berwarna putih salju dan sangat halus pada bagian punggungnya samar2 terlihat sebuah benda merah, cara membuatnya sungguh sangat cermat.
Dengan perlahan dia merapatkan kotak besi itu kembali, dengan langkah yang lebar dia berjalan kedepan.
Sian Gwat Totiang berjalan terlebih dahulu didepan, setelah melewati taman yang penuh dengan bunga2, berjalanlah keluar dari pintu besar, nampak Pek Thiat Seng duduk diatas kereta kuda itu, wajahnya diliputi oleh perasaan yang sangat tegang, begitu nampak Sian Gwat datang kemari dengan cepat dia datang menyambut sambil ujarnya.
"Loocianpwee apakah telah berhasil meminjam dua buah benda pusaka tersebut ??? ".107 Sian Gwat mengangkat kotak kayu itu sambil sahutnya .
"Dua benda pusaka telah berhasil aku dapatkan, cepatlah kau buka kain yang menyelubungi kereta kuda itu ". Pek Thiat Seng mengikuti perintahnya sambil membuka kain yang menyelubungi kuda tersebut. Sejak mayat dari Tionggoan Shu Cincoe dimasukkan kedalam kereta kuda itu, selain Sian Gwat Tootiang, para jago semuanya belum pernah melihat keadaan didalam kereta kuda itu, kini begitu kain yang menyelubungi kereta tersebut dibuka, tanpa terasa seluruh sinar mata dari pada jago ditujukan kedalam kereta kuda itu. Nampak Tionggoan Shu Cincoe tetap dalam keadaan duduk bersila seperti waktu berada diatas gunung ratusan kaki itu, dan kini duduk berhadapan didalam kereta kuda itu. Tangan kiri Sian Gwat memegang cermin, sedang tangan kanannya membuka telapak tangan kanan Lam Pak Tong, dengan meminjam sinar matahari yang masuk melalui celah kerera kuda itu, dengan cermat dia memandang, wajahnya mendadak berubah dengan hebatnya. Terlihat dengan perlahan lahan dia melepaskan tangan kanan Lam Pak Tong, dan mengambil telapak tangan kanan Chu Thian Sang kemudian dilihatnya dengan sangat cermat, wajahnya yang telah berubah hebat itu kini berubah menjadi hijau membesi, sepasang alisnya dikerutkan, agaknya dalam hatinya terasa sangat berat sekali. Tidak sampai beberapa waktu, dia telah selesai melihat empat telapak tangan kanan dari Shu Cincoe itu, setelah menghembuskan napas panjang, dengan perlahan dia turun dari atas kereta kuda itu. Pek Thiat Seng dengan cemas tanyanya.
"Loocianpwee apakah telah berhasil menyelidiki sebab2 dari kematian keempat rang suhu ??? ". Wajah Sian Gwat membesi, sinar matanya dengan perlahan menyapu keatas wajah para jago ujarnya.
"Diantara saudara sekalian, adakah yang mengetahui seorang yang bernama Cho Bu Lim?"
Dengan nada yang rendah Sang Sam Tong mengulangi nama tersebut.
"Cho Bu Lim, Cho Bu Lim--"
Setelah termenung sejenak, baru ujar nya.
"Loohu sekalipun telah berkelana keseluruh penjuru dunia kangouw, tetapi belum pernah mendengar nama orang tersebut. Ujar Yen Hong Kang pula.
"Cho Bu Lim, sungguh aneh sekali nama itu, hal ini membuktikan kalau orang itu sangat mendendam sekali dengan orang2 dari Bu lim, sehingga sengaja menganti dengan nama itu, aku kira didalam dunia ini tak ada orang yang mempunyai nama seperti nama itu"
Sang Sam Tong bertepuk tangan, teriaknya.108
"Tidak salah, perkataan Yen heng ini membuat pikiran buntu dari Loohu menjadi terbuka kembali"
Ujar Pek Thiat Seng dengan duka! "Apakah selain nama Cho Bu Lim tiga kata, tak terdapat hal2 lain yang dapat ditemui?"
Dengan lambat ujar Sian Gwat Too tiang.
"Hian tit lihatlah sendiri, nanti akan paham perkataan pinto"
Pek Thiat Seng menerima cermin Swie Cing itu dan melompat naik keatas kereta kuda dengan cermat diapun memandang keatas telapak tangan keempat orang itu, sedang sikapnyapun bertambah menjadi sangat tegang, dengan per lahan2 dia turun dari kereta kuda itu sambil menghela napas, dengan sangat hormat sekali mengembalikan cermin Swie Cing itu ketangan Sian Gwat Totiang.
Diam2 Sang Sam Thong merasa sangat heran, mengapa setelah melihat hal itu, wajahnya segera berubah menjadi sangat berduka serta tegang, dalam hatinya timbul rasa curiganya, tak tertahan dengan nada yang rendah ujarnya kepada Sian Gwat Tootiang.
"Tooniang, harap memberikan cermin Swie Cing itu kepada Loohu untuk melihatnya"
Dengan perlahan Sian Gwat Tootiang memberikan cermin Swie Cing itu kepada Sang Sam Tong, tetapi sepatah katapun tak diucapkan.
Sang Sam Tong menerima Cermin Swie Cing itu dan segera naik keatas kereta kuda kemudian membuka telapak tangan kanan Lam Pak Tong.
Bekas persegi berwarna merah yang sangat halus itu dibawah sorotan cermin Swie Cing itu segera terbentang sebuah gambar yang sangat jelas tiga buah huruf yang sukar dilihat dengan menggunakan mata biasa, kinipun dapat dilihat dengan sangat jelas sekali.
Mendadak Than Siauw Thian menggerakkan langkahnya berjalan mendekati kereta kuda itu, dengan nada yang rendah ujarnya "Loocianpwee apakah dapat menceritakan apa yang telah dapat dilihat, sehingga kita tak berebut untuk ikut melihat !"
Sang Sam Tong mendongakkan kepalanya memandang sekejab kearah Sian Gwat, melihat dia sedikitpun tidak mengucapkan kata2 yang tidak menyetujui akan hal ini, segera menganggukkan kepalanya, sahutnya .
"Baiklah-----"
Dia menundukkan kepalanya, sambil mengucapkan kata2 dengan nada yang berat.
"Daftar kematian--- ". Potong Yen Hong Kang dengan cepat .
"Sungguh besar sekali omongannya !". Terdengar Sang Sam Tong melanjutkan perkataannya.
"Manusia tak dapat hidup lama didalam dunia ini, kematian akan109 dialami sekarang atau nanti, Tionggoan Shu Cincoe hanyalah mendapatkan gilirannya untuk pertama kali--- ?"
Yen Hong Kang mengerutkan alisnya ujarnya .
"Aku lihat orang yang meninggalkan tulisan ini, pastilah seorang yang tidak beres ingatannya--- ?". Mendadak teringat olehnya kepandaian yang dimiliki oleh Tionggoan Shu Cincoe serta kedudukkannya tidak dibawah dirinya dengan kematian dari keempat orang itu membuktikan kalau orang itu tidaklah hanya membual saja. Terdengar Sang Sam Tong dengan nada yang berat melanjutkan perkataannya .
"Kematian tak dapat ditunda tunda lagi, oleh karena itu sebelumnya akan disiarkan terlebih dahulu, nama2 yang terdaftar didalam daftar kematian ini, sulitlah untuk menghindarkan diri dari penjagaan ---". Yen Hong Kang menoleh memandang sekejap kearah To Lam Kiang sekalian, kemudian ujarnya.
"Entah kamu sekalian mempunyai kehormatan yang demikian besarnya untuk dicatat juga didalam daftar kematian tersebut"
Sang Sam Tong dengan perlahan menghella napas, lanjutnya.
"Yen heng tak usah kuatir. didalam sepuluh nama yang terdaftar didalam daftar kematian ini, telah terdapat nama besar dari Yen heng"
Dalam hati Yen Hong Kang mendadak terasa bergetar, dengan perlahan dia berbatuk, kemudian sambil tertawa ujarnya.
"Kalau begitu sungguh2 merupakan suatu penghormatan yang sangat besar sekali untuk diriku!"
Pada mulutnya sekalipun mengucapkan kata2 dengan sangat ringan sekali, tetapi sebaliknya didalam hatinya terasa sangat terkejut sekali, teringat olehnya kematian yang dialami oleh Tionggoan Shu Cincoe urusan ini tidaklah merupakan berita angin saja, kemungkinan sekali urusan itu dapat terjadi.
Sang Sam Tong setelah memandang beberapa saat, mendadak wajahnya berubah dan dengan cepat turun dari atas kereta kuda sambil mengembalikan cermin Swie Cing itu ketangan Sian Gwat Totiang, sedang pada mulutnya berkata kepada Yen Hong Kang.
"Dibawah seluruhnya merupakan nama2 dari orang, tak usahlah dilihat lagi!. Si pukulan sakti, Lu Ping mendadak maju dua tindak kedepan sambil tanyanya.
"Sang heng, orang2 yang didaftar hendak dijagal itu apakah terdapat nama darikui juga?"
Sahut Sang Sam Tong dengan perlahan.
"Apabila ingatan dari Loohu tidak salah, kemungkinan nama dari Lu heng juga terdaftar didalam daftar kematian tersebut"
Sian Gwat Tootiang mendadak meneruskan.110
"Satu hal yang pinto masih tidak paham ialah didalam telapak tangan yang demikian sempitnya itu bagaimana dapat tertulis begitu banyak tulisan?"
Dengan perlahan Sang Sam Tong menghela napas, ujarnya .
"Hey---! Loohu juga merasa bahwa urusan ini tidaklah demikian mudahnya? !-. Ujar Yen Hong Kang kemudian .
"Telah lama terdengar diantara tiga buah benda pusaka yang paling berharga dapat terhitung sebagai Giok Uh Kong lah, entah berita yang tersebar itu benar tidak ??i? "
Sambil berkata dia menggerakkan kakinya berjalan menuju kearah kereta kuda itu. Ujar Sian Gwat Tootiang .
"Seluruh tubuh dari Tionggoan Shu Cincoe tidak terdapat sedikit lukapun, satu2-nya tanda atas kematian itu hanyalah tanda persegi berwarna merah darah yang terletak ditelapak tangan kanannya itu, Yen Ciangbunjin harap meletakkan Giok Uh Kong itu pada bekas berbentuk persegi yang berwarna merah darah itu, kemungkinan segera akan mengetahui kematian mereka itu apakah benar karena terkena racun yang berbisa ! ". Yen Hong Kang tersenyum, dan menarik tangan kanan Chu Thian Sang, tangannya segera membuka kotak besi itu dan mengambil keluar Giok Uh Kong tersebut. Sinar mata dari para jago segera ditujukan seluruhnya keatas Giok Uh Kong tersebut, ingin melihat benda yang disiarkan paling berharga diantara tiga buah benda pusaka itu mempunyai keistimewaan apa? Tampak Yen Hong Kang segera membuka telapak tangan kanan Chu Thian Sang, dengan perlahan lahan meletakkan Giok Uh Kong tersebut diatas bekas persegi berwarna merah darah yang terletak pada telapak tangan kanan tersebut. Giok Uh Kong yang putih bersih itu begitu bertemu dengan telapak tangan dimana terdapat bekas persegi berwarna merah itu segera berubah warna, terutama pada punggungnya, samar2 dapat terlihat satu jalur berwarna merah, dan memancarkan sinarnya, dalam sekejab mata saja, telah berubah menjadi hitam gelap. Sinar mata Yen Hong Kang begitu nampak tubuh Giok Ub Kong itu segera berubah warnanya menjadi gelap. dalam hatinya diam2 memuji batinnya.
"Benda itu disebut sebagai benda yang paling berharga diantara tiga buah benda lainnya kiranya bukanlah berita bohong saja, jikalau dalam tubuhnya dapat memiliki benda semacam ini, kiranya segala macam racun tak mungkin akan dapat menyerang kedalam tubuh -----"
Sang Sam Tong mendadak menoleh memandang sekejab kearah Sian Gwat Too tiang sambil ujarnya111
"Ternyata mengandung racun juga!"
Sian Gwat Tootiang menganggukkan kepalanya dengan perlahan, wajahnya berubah menjadi sangat serius sekali. sahutnya.
"Tidak salah; memang mengandung racun yang sangat lihay"
Yen Hong Kang nampak Giok Uh Kong tersebut telah berubah menjadi hitam pekat, dengan cepat ia menarik kembali dan meloncat turun dari kereta kuda itu, dengan ter mangu2 dia memandang kearah Giok Uh Kong itu entah harus berbuat bagaimana baiknya.
Kiranya dia tidak mengetahui harus berbuat bagaimana sehingga membuat Giok Uh Kong itu berubah kembali menjadi putih bersih seperti sediakala, hatinya tanpa terasa menjadi bingung.
Than Siauw Thian memandang Giok Uh Kong yang berada ditangan Yen Hong Kang pujinya.
"Kiranya benar2 merupakan suatu benda aneh yang jarang sekali ditemui --- "
Si pukulan Sakti, Lu ping mendadak berkata dengan dingin.
"Than heng apakah merasakan sayang sekali?"
Sahut Than Siauw Thian dengan tenang "Aku kira yang menginginkan benda tersebut tidak aku seorang!"
Yen Hong Kang nampak warna Giok Uh Kong itu makin lama makin bertambah hitam, tak henti2nya dia menggelengkan kepala sambil menghela napas, ujarnya.
"Sunguh sayang benda aneh yang jarang terdapat ini hanya dapat digunakan sekali saja, bukankah hal itu terlalu sayang?"
Maksud dari perkataan ini adalah terhadap Giok Uh Kong yang merupakan salah satu benda pusaka dari tiga benda pusaka merasa sangat sayang sekali.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wajah Sian Gwat Tootiang berubah menjadi sangat serius sekali, dengan nada yang rendah ujarnya kepada Pek Thiat Seng.
"Pek Hiantit, apabila merasakan perubahan didalam tubuh yang sangat aneh, cepat beritahukan kepada Pinto". Pertama perkataan yang baru saja diucapkan itu dikatakan dengan nada yang sangat rendah sekali, kedua perhatian dari para jago sedang dicurahkan seluruhnya pada Giok Uh Kong, selain Sang Sam Tong, yang lain tidak mendengar perkataan yang diucapkan oleh Sian Gwat Tootiang itu. Dengan perlahan Yen Hong Kang memasukkan kembali Giok Uh Kong itu kedalam kotak besi, wajahnya diliputi oleh perasaan yang bimbang, ujarnya .
"Benda yang sangat ajaib ini hanya dapat digunakan satu kali saja, sungguh sangat sayang sekali----"
Yap Siang Ie yang menutupi separuh bagian wajahnya dengan kain hitam dimana selalu berdiri disamping dengan dingin, mendadak menggerakkan kakinya maju kedepan dan berjalan mendekati Sian Gwat112 Tootiang, tanyanya .
"Loocianpwee apakah telah menyelidiki sebab2 kematian dari ayahku ? ". Sahut Sian Gwat dengan perlahan .
"Ayahmu kemungkinan terkena racun berbisa terlebih dahulu, belum sempat bergebrak dengan orang telah menemui ajalnya karena bekerjanya racun didalam tubuh?". Dia mengangkat wajahnya dan menghembus napas panjang2, ujarnya lagi .
"Sebab2 dari kematian sekalipun telah berhasil diketahui, tetapi siapakah sebenarnya pembunuh itu, sukar sekali untuk diputuskan? ? ? ". Mendadak dia merendahkan suaranya, dan lanjutnya .
"Aku telah memeriksa seluruh tubuh ayahmu dengan cermat, selain bekas persegi berwarna merah yang terdapat ditelapak tangan kanan tak terdapat lagi ekas2 lainnya-. Dengan perlahan Yap Siang Ie berkata lagi .
"Kalau begitu, kita melakukan perjalanan 'kekota Lam Yang kali ini hanyalah sia2 belaka dan membuang tenaga dengan percuma!"
Sahut Sian Gwat Tootiang kemudian.
"Itulah tidak, musuh dari Tionggoan Shu Cincoe didalam dunia kangouw tidaklah banyak, sekalipun terjadi perselisihan bukanlah harus diselesaikan dengan pembunuhan, Pinto terhadap kematian yang dialami oleh keempat orang itu selamanya belumlah membuat pemikiran tentang bunuh membunuh didalam dunia kangouw, dengan perjalanan kekota Lain Yang ini membuktikan kalau pemikiran dari Pinto tidaklah salah "
Yap Siang Ie diam tak berkata, dengan langkah yang perlahan mengundurkan diri menyandarkan tubuhnya keatas pobon Pak Yang, dan memandang dengan terpesona kelangit.
Dengan langkah yang lebar Tang Thong berjalan mendekat, ujarnya "Orang yang telah mati tak akan hidup dikembali, berduka apa gunanya, ibuku terhadap kematian yang dialami ayahmu tak mungkin hanya berpeluk tangan saja, seorang Kuncu tidaklah terlambat untuk membalas dendam sekalipun sepuluh tahun kemudian, mengapa harus tergesa gesa, asalkan ibuku turun tangan, pembunuh sesungguhnya tak mungkin akan dapat lolos ".
Dengan perlahart lahan Yap Siang Ie menarik kembali pandangannya yang ditujukan keangkasa, sambil memandang kearah Tang Thong ujarnya "Tidak perduli ibumu atau kau sendiri, asalkan dapat membunuh mati pembunuh ayahku, aku segera akan menyumbangkan tubuhku untuk melayani selama hidupku, apa yang telah aku ucapkan sudah tentu selalu berlaku, engkau tak perlu menasehatkan aku untuk menarik kembali sumpahku"113 Wajah Tang Tbong berubah hebat, tetapi dia tetap menahan rasa gusarnya yang meluap luap itu, ujarnya lagi .
"Ibuku sangat terkenal sekali dan menjagoi Bu lim, apabila urusan ini sampai di ketahui oleh dia orang tua, aku kira akan menjadi sulit "
Sahut Yap Siang Ie dengan ketus .
"Apa sulit tidak sulit ! ". Ujar Tang Thong lagi .
"Pada saat ayahmu masih hidup, merupakan seorang pendekar yang menjagoi seluruh dunia kangouw, kami sekeluarga Tang didaerah Shu Cho lebih2 menjagoi Bu lim beberapa turunan, namanya tidaklah rendah sekalipun ibuku sangat sayang kepadaku, tetapi pembatalan perkawinan ini bukanlah merupakan suatu urusan yang kecil, apabila ibuku sampai mengetahui urusan ini, aku kira----"
Tanya Yap Siang Ie dengan tenang.
"Aku kira dia akan berpeluk tangan tak akan bertanya lebih jauh lagi, benarkah?"
Dengan perlahan Tang Thong menghela napas, ujarnya.
"Kalau hanya berpeluk tak bertanya panjang2 lagi masih tidak mengapa, tetapi didalam kegusarannya, dia sampai melakukan---"
Yap Siang Ie mengerutkan alisnya, tanyanya.
"Apa kah dia akan membunuh mati aku---"
Dengan cemas ujar Tang Thong.
"Sifat ibuku sangat ramah sekali, hanya urusan ini saja dia tak tak akan sampai membalas dendam terhadapmu, yang aku ragu2kan adalah perundingan yang dilakukan oleh ayahmu serta ibuku sejak lama telah tersiar beritanya keseluruh penjuru dunia kangouw baik dalam kalangan Pek to, urusan ini demikian tersebar luasnya, bukankah wajah serta nama dari ibuku akan mengalami kerugian yang tak terhingga. aku kira dia tak mungkin akan turun tangan membantu kau didalam penyelidikan siapakah sebenarnya pembunuh dari ayahmu"
Yap Siang Ie termenung agak lama, ujarnya kemudian "Nama dari ibumu terkenal hingga seluruh pelosok dunia persilatan, orang2 didalam Bu lim asalkan menyebut nama dari keluarga Tang didaerah Shu Cho, selalu akan mengalah tiga bagian, apabila kau dapat meminta dia turun tangan sendiri dan menyelidiki pembunuhnya bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang sulit, pada saat itu aku akan menerima pinanganmu, bukankah suatu pekerjaan yang sangat sempuana sekali??"
Sejak separuh tubuhnya diselubungi kain hitam, sekalipun Tang Thong berdiri berhadap hadapan dengannya, juga sukar untuk melijat perubahan pada wajahnya, nampak pipinya berubah menjadi merah dadu, agaknya beberapa perkataannya itu diucapkan dengan sangat berat sekali.
Wajah Than Thong menjadi berubah, dengan dingin ujarnya.114
"Aku Tang Tong sejak dilahirkan belum pernah bertemu dengan orang seperti kau ini, terhadap kau dapat dilihat tak ada perkataan baik lagi kepadamu, tak kusangka kau ternyata demikian tak berbudinya."
Sepasang mata Yap Siang Ie menjadi berkedip, tanpa terasa dua titik air mata menetes keluar dari matanya, ujarnya dengan perlahan.
"Janganlah kau demikian mendesak kepadaku, baiklah?"
Tang Thong sebenarnya akan marah tetapi mendengar diantara suaranya yang demikian lembutnya itu, penuh dengan perasaan duka yang tak terhingga, untuk sesaat, membuatnya tidak tega untuk meneruskan amarahnya, dengan paksa dia menekan kegusarannya itu kedalam dada, dengan mengbela napas ujarnya .
"Urusan ini harap kau berpikirlah tiga kali terlebih dahulu barulah menjalankan, besok siang barulah memberikan jawaban kepada ku ". Sehabis berkata dengan cepat dia memutar tubuhnya, dengan langkah yang lebar berjalan kearah perhentian kereta kuda itu. To Lam Kiang tertawa dingin, ujarnya.
"Tang heng, berhasilkah kau membujuk nona Yap untuk berbaiik hati? "
Sepasang mata Tang Thong memancarkan sinar yang penub diliputi oleb kegusaran yang tak terkendalikan, dan memandang tajam kearah wajah To Lam Kiang sambil ujarnya.
"Bencana datangnya dari mulut, hati2 janganlah sampai terlepas bicara sehingga mengakibatkan mengalami kematian yang mengerikan, pada saat itu menyesalpun telah terlambat"
Dihadapan para jago, To Lam Kiang mana dapat menahan gusarnya atas sindiran pedas dari Tang Thong itu, wajahnya berubah hebat, ujarnya.
"Cayhe hanya pernah mendengar keluarga Tang didaerah Tang Cho dengan mengandalkan senjata rahasia beracun menggetarkan dunia kangouw, tetapi belum pernah mendengar bagaimana dengan kepandaian silat dari keluarga Tang, apakah mempunyai keistimewaan yang hebat---- ". Dengan gusar bentak Tang Thong.
"Engkau ingin mencoba. coba ?? ". Ucaparnya baru saja diucapkan orangnya telah mulai bergerak, tangannya melayang menerjang kearah dadanya. Dengan dingin To Lam Kiang balas membentak .
"Sungguh bagus sekali !"
Tangan kanannya dengan mendatar disapu keluar, dan memukul kearah tangan kanan Tang Thong yang sedang melancarkan serangan itu.
Mendadak terasa suatu angin pukulan yang sangat tajam, menerjang datang dengan dahsyatnya, dan menerjang tepat ditengah dari dua orang yang sedang bergebrak itu.
Ketajaman serta kehebatan dari angin pukulan ini, menmaksa dua115 orang masing2 terdesak mundur dua langkah kebalakang.
Telinganya mendadak terdengar suara Yen Hong Kang yang berbicara dengan nada yang dingin, ujarnya .
"Tempat ini tempat apa, dan saat ini saat yang bagaimana, apakah waktunya bagi kalian berdua untuk bergebrak ?? kalian berdua apabila benar mempunyai suatu dendam serta sakit hati yang tak boleh tidak harus bergebrak, tunggulah setelah meninggalkan perkampungan keluarga Lam Kong ini sekali lagi bertanding dan bergebrak mati2an, ditengah hutan yang luas atau gunung yang tinggi, apakah kalian takut tak ada tempat yang baik untuk digunakan sebagai tempat kubur tulang2 kalian ??? ". llmu pukulan dari Yen Chia Bun didaerah Chie Cho telah menggetarkan seluruh penjuru dunia kangouw, Yen Hong Kang dapat diangkat sebagai ciangbunnjin dari Yen Chia Bun sudah tentu kepandaian yang dimilikinya tidaklah rendah, cukup dengan angin pukulan yang baru saja dilancarkan keluar itu saja telah membuat hati para jago menjadi bergetar. Tang Thong serta To Lam Kiang bersama-sama memandang sekejab kearah Yen Hong Kang, kemudian menarik kembali gerakan serangannya dan mundur kebelakang, dalam hati dua orang itu mengerti, apabila tidak segera menghentikan gerakan serangannya, sehingga mengakibatkan kemarahannya memuncak, siapapun tak akan mendapatkan kebaikan. Yen Hong Kang nampak kedua orang itu telah menghentikan pertempurannya, dengan dingin dia tertawa terkekeh kekeh, ujarnya .
"Majikan dari keluarga Lam Kong terhadap kalian sejak tadi telah merasa tidak puas, kalian berdua apabila bergebrak ditempat ini, bukankah hanya akan menghilangkan wajah kita saja ! ". Sian Gwat Tootiang dengan perlahan menghela napas, ujarnya.
"Dengan bertahan sabar akan menenangkan ombak serta angin badai, dengan mundur selangkah, lautan akan seluas angkasa, hanya karena satu dua patah kata saja telah mengakibatkan bergebrak mati2an, bukankah terlalu sayang"
Yen Hong Kang menundukkan kepalanya memandang kotak besi yang dipegang ditangannya, kemudian ujarnya.
"Kita dari ribuan li jauhnya datang kekota Lam Yang hanya untuk membuktikan bahwa Tionggoan Shu Cincoe apakah benar2 mengalami kematiannya karena terkena racun yang panas, dan kini urusan telah selesai, Giok Uh Kong ini haruslah dikembalikan kepada keluarga Lam Kong!"
Sambil berkata dia membuka kotak besi itu, nampak Giok Uh Kong yang putih bersih bagaikan salju itu kini telah berubah menjadi hitam pekat seluruhnya. Dengan heran sahut Sian Gwat Tootiang.116
"Sudah tentu harus dikembalikan kepada pemiliknya"
Sehabis berkata dia menggerakkan kakinya berjalan kedepan. Yen Hong Kang menutup kembali kotak besi itu, dengan dingin lanjutnya.
"Giok Uh Kong kini telah berubah menjadi sebuah kelabang yang hitam. Orang She Yen sekalipun sangat suka sehingga sayang untuk melepaskannya kembali, tetapi juga tidak akan berani untuk mengangkangi benda pusaka tersebut"
Sehabis berkata diapun mengikuti berjalan dibelakang tubuh Sian Gwat Tootiang.
Para jago lainnya pun segera berjalan mengikuti dari belakang dua orang itu, hanya nampak Pek Thiat Seng serta Tang Thong yang tetap berdiri ditempat semula tak bergerak.
Yap Siang Ie mendadak bersandar pada tubuh pohon Pak Yang yang tinggi lebar itu dan mendongakkan kepalanya memandang keangkasa, entah didalam hatinya dia sedang memikirkan apa.
Tang Thong dengan perlahan menghela napas, panggilnya! "Pek heng !"
Pek Thiat Seng menoleh sambil tersenyum, ujarnya.
"Tidak berani, tidak berani, entah Tang heng mempunyai petunjuk apa?". Tang Thong tersenyum, ujarnya.
"Aku ingin sekali meminta penjelasan dari Pek heng mengenai satu urusan, entabh Pek heng mau apa tidak memberitahukan kepada cayhe ?". Sahut Pek Thiat Seng dengan perlahan. Asalkan cayhe mengetahuinya, sudah tentu akan memberitahukannya ". Mendadak Tang Thong merendahkan suaranya, ujarnya.
"Pek heng setelah melihat tanda persegi berwarna merah darah pada telapak tangan suhumu aku kira pastilah telah menemukan suatu urusan yang sangat mengejutkan sekali !". Wajah Pek Thiat Seng menjadi berubah hebat, tetapi dalam sekejab mata saja telah berubah kembali menjadi sediakaia, sahutnya "Urusan ini telah dimukakan oleh Sian Gwat loocianpwee serta Sang locianpwee, apa yang aku ketahui, sama seperti apa yang diucapkan oleh kedua orang loocianpwee itu". Dengan perlahan Tang Thong menghela napas, ujarnya lagi .
"Pek heng tak usahlah menipu cayhe, aku tidak akan percaya kalau Pek heng tidak menemukan suatu peristiwa yang sangat mengejutkan sekali--- ". Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi .
"Urusan ini bukan saja Pek heng telah mengetahuinya, sekalipun Sian Gwat Tootiang serta Sang Sam Tong juga telah mengetahuinya,117 hanya yang membuat orang sukar untuk menduga adalah setelah kalian menemukan peristiwa yang sangat luar biasa itu, tetapi telah merahasiakan dan tidak diumumkan, entah apa sebabnya ??"
Sahut Pek Thiat Seng .
"Tentang hal ini, tentang hal ini----. Wajah Tang Thong menjadi kaku, dengan serius ujarnya lagi .
"Keluarga Tang didalam Shu Cho kami dengan mengandalkan senjata rahasia yang berbisa menggetarkan dunia kangouw, mengenai hal racun bukanlah merupakan hal yang luar biasa bagi kami, bukannya aku menyombongkan diri asalkan satu kantong ,senjata rahasia didalam tubuhku, orang2 didalam dunia kangouw pada saat ini, akan mengalah tiga bagian kepadaku, pada saat ilmu melancarkan senjata rahasia beracun dari keluarga Tang diwariskan pada ibuku yaitu keturunan kesembilan, kepandaininya makin bertambah hebat, dan cara ibuku melancarkan senjata rahasia telah mencapai kesempurnaan, hanya perlu angkat tangan menyentil, sudah cukup untuk mencabut nyawa seseorang. aku sekalipun sangat bodoh, tetapi juga mendapatkan beberapa bagian dari kepandaian ibuku, asalkan Pek heng mau memberitahukan rahasia apa yang baru saja dilihatnya itu, aku akan dengan sekuat tenaga memberikan bantuannya ---"
Mendengar suara tindakan kaki yang berjalan mendekat, dengan cepat dia menutup mulutnya tak berkata lagi.
Ketika dia menoleh memandang, nampak seorang pelayan berbaju hijau dengan langkah yang perlahan berjalan mendatang.
Tang Thong dengan perlahan berbatuk dan membalikkan tubuhnya.
Pelayan berbaju hijau itu mementangkan sepasang matanya yang lebar dan berputar memandang dua orang itu, dengan nada yang halus ujarnya.
"Diantara kalian berdua, entah siapakah yang mengurus urusan dalam hal kereta kuda ini?"
Pek Thiat Seng memandang sekejab ke arah Tang Thong, tanyanya.
"Ada urusan apa?"
Dua buah sinar mata yang tajam dari pelayan berbaju hijau itu beralih keatas kereta kuia itu, ujarnya.
"Didalam kereta kuda itu apakah berisikan mayat2?"
Pek Thiat Seng menganggukkan kepalanya sahutnya.
"Tidak salah"
Wajah dari pelayan berbaju hijau itu mendadak berubah, dengan dingin ujarnya.
"Perintah dari majikanku, harap kereta kuda yang berisikan mayat2 ini dibawa keluar dari pepohonan Yang Liu itu!"
Pek Thiat Seng mengerutkan alisnya, ujarnya, .
"Setelah Cayhe mendapatkan perintah dari beberapa orang cianpwee barulah dapat memutuskan!"118 Sepasang mata dari pelayan berbaju hijau itu ber kedip2, dan memancarkan sinar yang tajam, dengan langkah yang perlahan dia berjalan kearah kereta kuda itu, sambil berjalan kedepan, ujarnya.
"Engkau ternyata tidak mau menggerakkan tangannya, terpaksa aku menggantikan kalian berdua untuk mengerjakannya!"
Suaranya belum selesai diucapkan, tubuhnya telah berada dihadapan kereta kuda itu dan mengulurkan tangannya menarik les kuda.
Pek Thiat Seng menjadi sangat terkejut, dengan gerakan yang cepat dia melintang maju setindak kedepan, dan berdiri dihadapan pelayan berbaju hijau itu, dengan nada yang keras bentaknya.
"Tahan"
Wajah dari pelayan berbaju hijau itu tetap tak berubah, bagaikan tak pernah mendengar suara bentakan dari Pek Thiat Seng itu, sepuluh jarinya yang berwarna putih bersih itu tetap mencengkeram ke arah tali les dari kereta kuda itu.
Pek Thiat Seng nampak suara bentakannya sukar sekali untuk menghalangi gerakan dari pelayan berbaju hijau itu, hatinya menjadi cemas sekali, tangannya menyambar dan mencengkeram pergelangan tangan kanan pelayan berbaju hijau itu.
Tetapi terasa tangannya menjadi sangat halus, telapak tangan dari pelayan berbaju hijau yang sangat putih dan halus itu telah berada didalam telapak tangannya.
Pek Thiat Seng agaknya tidak pernah menyangka kalau sambarannya yang tidak di lakukan dengan seenaknya ternyata telah berhasil membuat tangan halus dari pelayan berbaju hijau itu tergenggam didalam telapak tangannya, tanpa terasa dia menjadi tertegun.
Pelayan berbaju hijau itupun agaknya tidak menyangka kalau Pek Thiat Seng dapat sungguh2 berani menyekal tangan kanannya tanpa terasa diapun menjadi tertegun.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Empat mata bertemu, sikap serta perasaannya dalam sekejab mata saja berubah menjadi kaget dan bimbang.
Pek Thiat Seng setelah berdiri tertegun dengan cepat dia melepaskan tangannya dan bertindak mundur dua langkah kebelakang, ujarnya dengan nada yang menyesal.
"Nona harap suka memaafkan atas kelancangan Cayhe"
Tangannya segera ditangkap didepan dada dan memberi hormat.
Pelayan berbaju hijau itu dengan dingin mendengus, mendadak tangan kanannya diulurkan kedepan mencekal tali les kereta kuda dengan sekuat tenaga ditariknya kereta kuda itu mendadak menerjang ke depan.
Sepasang kaki Tang Thong segera ditutulkan keatas tanah tubuhnya melayang ke angkasa dan menghalang didepan kereta kuda itu, tangannya menyambar tali les kereta sedang tangan lainnya mendorong kereta itu kebelakang, dengan paksa dia menahan perjalannya kereta119 kuda itu kedepan.
Pelayan berbaju hijau itu mengerutkan alisnya, dengan dingin ujarnya.
"Kalian berdua apabila sekali lagi menahan majunya kereta kuda ini, janganlah menyalahkan aku kalau kurang hormat"
Sambil berkata dia berjalan kedepan kereta kuda itu. Pek Thiat Seng segera cepat berjalan maju dua langkah kedepan dan menghalangi jalan majunya ujarnya.
"Nona harap memberikan sedikit waktu kepada kami, cayhe segera pergi meminta perintah, dalam sekejab mata saja pasti akan membawa keluar kereta kuda ini keluar pepohonan Liang Liu itu"
Pelayan berbaju hijau itu berpikir sejenak, kemudian sahutnya.
"Baiklah, apabila didalam waktu yang singkat kau tetap tidak membawa keluar kereta kuda ini keluar pepohonan Yang Liu, aku akan membakar kereta kudamu ini"
Tidak menanti Pek Thiat Seng memberi jawabannya, dia dengan cepat memutar tubuhnya dan berjalan pergi.
Pek Tbiat Seng memandang bayangan punggung pelayan berbaju hijau itu, menghilang dibalik pepohonan yang lebat, dengan nada yang rendah ujarnya kepada Tang Thong.
"Tang heng harap menggantikan aku menjaga kereta kuda ini sejenak, aku akan masuk kedalam ruangan untuk melihat lihat!"
Tang Thong tersenyum, ujarnya.
"Apa kau telah takut pada budak iru, dimana dia sungguh2 akan membakar kereta kuda ini ?"
Ujar Pek Thiat Seng.
"Aku tidak ingin dengan orang2 dari keluarga Lam Kong ini terjadi hal2 yang tidak menggembirakan, Hey ----! jika diucapkan, kitalah yang tidak benar dimana telah melanggar empat peraturan, lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan senjata, kita ternyata telah membawa kereta kuda ini masuk sampai diluar perkampungan Sepasang alis Tang Thong dikerutkan, setelah menghela napas panjang, ujarnya.
"Aku merasa bahwa didalam perkampungan keluarga Lam Kong ini, penuh diliputi oleh kemisteriusan serta keseraman yang mendirikan bulu roma, membuat orang merasakan suatu perasaan yang tidak tenteram"
Pek Thiat Seng tertawa riang, sambil merangkap tangannya, ujarnya.
"Melelahkan Tang beng saja"
Dengan langkah yang lebar dia berjalan memasuki perkampungan itu.
Berjalan belum sampai mencapai beberapa kaki jauhnya, nampak Sian Gwat Tootiang serta Sang Sam Tong sekalian telah berjalan keluar dari pintu besar segera dia menghentikan langkahnya.120 Beberapa orang itu mendatangi dengan sangat cepat sekali, dalam sekejab mata saja telah berada dihadapan kereta kuda itu.
Wajah Sian Gwat Tootiang sangat serius sekali dengan nada yang rendah ujarnya kepada Pek Thiat Seng.
"
Mari jalan !"
Diam2 Pek Thiat Seng membatin.
"Hal ini kebetulan sekali, aku tak perlu melelahkan mulutku"
Dia meloncat naik keatas kereta kuda itu dan menjalankan kereta itu masuk ke dalam antara pepohonan yang lebat itu.
Kereta kuda itu berjalan diantara pepohonan serta lapang yang luas, suara berputarnya roda2 kereta memecahkan kesunyian yang mencekam lapangan luas itu.
Para jago berjalan mengikuti dari belakang kereta kuda itu, setiap orang diam tak mengucapkan sepatah katapun, agaknya setiap orang diliputi oleh suatu perasaan yang sangat berat sekall.
Tidak sampai beberapa wakru.
sampailah ditempat rak penyimpanan senjata, para jago masing2 mengambil kembali senjatanya, Yen Hong Kang baru dapat menghembus napas lega, ujarnya.
"Kebun yang demikian luasnya ini, hanya untuk menyapunya saja harus menggunakan ratusan orang baru dapat dikerjakan. Cay he sukar untuk mempercayai kalau didalam perkampungan keluarga Lam Kong ini hanya terdiri dari sembilan orang janda2 itu saja ". Ujar Than Siauw Thian .
"Aku sejak dilahirkan diatas dunia ini, telah berkelana tujuh daerah lebih, dan mengalami hujan badai yang bagaimanapun hebatnya, sehingga sukar untuk dihitung dan apa yang aku lihat dan aku dengar merupakan urusan yang aneh2 dan tempat2 yang bersahaja, tetapi selamanya belum pernah bertemu dengan tempat seperti perkampungan keluarga Lam Kong ini dimana terdapat kebun yang demikian luasnya, tenang bersih dan diliputi oleh keseraman dan kengerian----". Sang Sam Tong menghela napas panjang2 dan memutus perkataan dari Than Siauw Thian yang belum diucapkan selesai itu, lanjutnya .
"Tidak perduli bagaimana pemandangan dari perkampungan keluarga Lam Kong ini ! tetapi terhadap kita tidaklah jelek, Loohu ingin bertanya kepada saudara sekalian, apabila Cermin Swie Cing serta Giok Uh Kong itu adalah milik salah satu diantara saudara sekalian, aku kira tak akan demikian mudahnya akan dipinjamkan kepada orang lain ". Para jago saling bertukar pandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun, masing2 membatin . Tidak salah, apabila benda2 pusaka itu adalah milikku, sekalipun teman karib bagaimanapun juga tak akan di pinjamkan kepadanya ! Yen Hong Kang tertawa kering, dan memecahkan kesunyian yang mencekam hati tiap orang, ujarnya.
"Sungguh sayang Giok Uh Kong itu! Didalam dasar hatinya tetap tak dapat melupakan Giok Uh Kong itu.121 Sian Gwat Tootiang yang termenung tak mengucapan sepatah katapun, kita mendadak ikut mengangkat bicara.
"Mana yang sayang, apa----"
Terhadap sikap Yen Hong Kang yang demikian kesemsem pada benda pusaka itu dia merasa tidak puas, sebenarnya dia akan berkata apakah majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong itu tidak memberikan Giok Uh Kong itu kepadamu, tetapi pada saat perkatannya sampai dimulut mendadak merasa ucapan ini mungkin mengakibatkan Yen Hong Kang menjadi gusar dan turun tangan oleh sebab itu ucapannya barusaja diucapkan setengah jalan segera dia menarik kembali sisa ucapan yang belum diucapkan itu.
Yen Hong Kang tersenyum, ujarnya.
"Sungguh sayang Giok Uh Kong itu hanya dapat digunakan satu kali saja, dan segera berubah menjadi hitam pekat seperti itu"
Sahut Sian Gwat Tootiang.
"Yen heng apa belum pernah mendengar keistimewaan dari Giok Uh Kong ini?"
Ujar Yen Hong Kang singkat.
"Aku memang belum pernah mendengar"
Ujar Sian Gwat Tootiang.
"Pinto pernah mendengar sedikit mengenai hal itu! Sahut Yen Hong Kang kemudian.
"Harap Tootiang mau memberi penjelasan"
Sahut Sian Gwat.
"Apabila Giok Uh Kong itu hanya dapat digunakan satu kali saja, sejak tadi tidak akan dipinjamkan kepada Yen Cianbunjin"
Yen Hong Kang termenung berpikir, beberapa saat kemudian baru sahutnya.
"Ucapan ini tidaklah salah---"
Ujar Sian Gwat Tootiang lagi.
"Giok Uh Kong itu entah telah pernah digunakan beberapa kali, apabila tak mempunyai daya untuk dikembalikan seperti semula, sejak dulu aku kira telah dibuang oleh orang, mana dapat disimpan terus sebagai barang pusaka dan ditaruh dalam keluarga Lam Kong Sahut Yen Hong Kang.
"Hey, sayang diantara kita ini, tak ada orang yang mengetahui dengan cara bagaimana baru dapat mengembalikan Giok Uh Kong itu seperti sediakala!"
Ujar Sian Gwat Tootiang.
"Apabila dapat mengetahui rahasianya sudah tentu sangat mudah sekali, tak usah dibicarakan lagi!"
Sinar mata Yen Hong Kang berputar, sambil tertawa ujarnya.
"Jika didengar dari ucapan ini, agaknya Tootiang sejak tadi telah mengetahuinya."122 Ujar Sian Gwat Tootiang tenang.
"Rahasia semacam ini, hanyalah pinto seorang yang mengetahui!"
Yen Hong Kang mendengar dia bicara pulang pergi tetap tak mau mengatakan cara untuk mengembalikan Giok Uh Kong itu seperti sedia kala, dalam hati diam2 memakinya.
Toosu hidung kerbau ini kelihatannya sangat jujur, kiranya sebenarnya demikian licinnya, kelihatannya aku harus dengan terus terang meminta dia memberitahukan kepadaku, segera dia ber batuk2, sambil tertawa ujarnya.
"Tootiang apabila mengetahui rahasia itu, dapatkah dibicarakan kepadaku sehingga terbuka pikiranku" , Sinar mata dari Sian Gwat melirik ke arah Sang Sam Tong, ujarnya.
"Sang Thayhiap tahukah cara untuk menghilangkan racun pada Giok Uh Kong itu sehingga kembali seperti sedia kala?"
Sang Sam Tong sebagai seorang kawakan didalam didunia kangouw, segala urusan yang terjadi didalam dunia kangouw tak ada satupun yang dia tidak ketahui begitu Sian Gwat Tootiang bertanya kepadanya, tanpa terasa wajahnya berubah menjadi merah dengan senyuman yang dipaksa sahutnya.
"Tentang hal ini, Loohu sendiri juga belum pernah mendengar"
Sian Gwat Tootiang tersenyum ujarnya.
"Kalau dibicarakan juga sangat mudah sekali, asalkan memasukkan Giok Uh Kong itu kedalam susu kambing yang masih segar, tak sampai sepeninum teh racun yang dihisap oleh Giok Uh Kong itu segera akan dihisap keluar oleh susu kambing yang masih segar itu, dan akan balik berubah menjadi putih bersih seperti sedia kala"
Sambil tertawa sahut Yen Hong Kang.
"Kiranya demikian adanya"
Pada saat berbicara itu, para jago telah berada didalam pepohonan Yang, serta Liu yang lebat itu. Mendadak Yap Siang Ie mempercepat langkah kakinya, dan berjalan sampai dihadapan Sian Gwat, teriaknya.
"Loocianpwee !"
Sian Gwat menoleh tanyanya.
"Ada urusan apa ?"
Sahut Jap Siang Ie.
"Loocianpwee terhadap kematian yang dialami oleh ayahku demikian menaruh perhatiannya, membuat boanpwee merasa sangat berterima kasih sekali". Wajah Sian Gwat Tootiang berubah menjadi berat, sambil mengangkat wajahnya memandang awan putih yang melayang diangkasa, dengan nada yang rendah ujar nya.
"Hiantit li mempunyai ucapan apa yang hendak dikatakan, katakanlah seluruhnya tak usah membedakan perbedaan usia segala"
Jap Siang Ie tertawa sedih, sahutnya.123
"Urusan yang membuat boanpwee berduka adalah mayat dari ayahku, apabila berlarut lebih lama lagi, kiranya sukar untuk di tahan untuk tetap tidak rusak "
Sahut Sian Gwat.
"Mengenai hal ini Pinto juga telah memikirkan, kematian dari ayahmu itu sekalipun tubuhnya terkena racun yang dahsyat tetapi pembunuh sesungguhnya tetap tak mendapatkan sedikit beritanya, rencana sekarang ini terpaksa harus mengebumikan terlebih dahulu jenasah dari ayahmu itu, kemudian baru berusaha mencari pembunuh sesungguhnya"
Ujar Yap Siang Ie.
"Entah loocianpwee bersiap hendak mengebumikan jenasah ajahku ditempat mana ?"
Sahut Sian Gwat Tootiang.
"Tentang hal ini ------ tentang hal ini haruslah mendengar pendapat dari biantit li"
Ujar Yap Sian Ie lagi.
"Menurut pendapat boanpwee, ingin mengirimkan jenasah dari ayahku itu pulang ketempat kelahirannya, tetapi ragu2 untuk memutuskan, karena takut ----"
Mendadak dari kelopak matanya menetes keluar dua titik air mata, dan berhenti berbicara. Ujar Sang Sam Tong mendadak.
"Nona Yap apakah takut jenasah dari ayahmu itu tak dapat bertahan hingga sampai ditempat kelahirannya untuk dikebumikan ?"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan sangat sedih sahut Jap Siang Ie.
"Boanpwee memang sedang merisaukan urusan ini"
Sian Gwat Tootiang dengan perlahan menghela napas, ujarnya.
"Tentang hal ini hiantit li harap berlega hati, jenasah dari ayahmu, sekalipun disimpan tiga lima bulan lagi juga tak akan menjadi rusak ----"
Dengan nada yang keheranan tanya Jap Siang Ie.
"Mengapa ? ?"
Sahut Sian Gwat Tootiang.
"Apabila jenasah ayahmu menjadi rusak jugalah tidak menanti hingga sampai saat ini ---" ********** BAGIAN KE DELAPAN124 Dia berhenti sejenak, dan ujarnya lagi.
"Hiantit li telah mengetahui bahwa dalam perjalanan yang memakan waktu hampir sebulan itu Pinto selalu berada didalam kereta kuda itu menemani keempat buah jenasah !"
Yap Siang Ie menganggukkan kepalanya, ujarnya .
"Boanpwee telah mengetahui bahwa loocianpwee telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyelidiki pembunuhnya, dan harus dengan per lahan2 mencari akal, boanpwee bukannya merasa tidak puas dengan kerja dari Ioocianpwee !"
Ujar Sian Gwat.
"Sekalipun kau tidak puas dengan Pinto juga tidaklah mengapa ----"
Wajahnya mendadak berubah menjadi sangat sedih sekali, dua titik air mata menetes keluar dari kelopak matanya, agaknya dalam waktu yang singkat dia telah teringat akan peristiwa yang paling sedih yang dialaminya selama hidupnya.
Terhadap sikap serta perasaan duka dari Sian Gwat ini, para jago merasa sangat heran dan tidak mengerti, seluruh sinar mata di tujukan semuanya keatas tubuh Sian Gwat Tootiang.
Dengan nada yang rendah ujar Sang Sam Tong.
"Menurut pendapat Loohu, lehih baik katakanlah kepadanya dengan jelas, sehingga dapat menghilangkan rasa curiga didalam hati mereka, pula dapat mengurangi beberapa bagian rasa mangkel didalam hati kita sekalian". Sian Gwat Tootiang termenung agak lama, mendadak dia menghela napas panjang, ujarnya .
"Baiklah ! tetapi tempat ini bukanlah merupakan suatu tempat yang baik untuk berbicara, mari kita cari suatu tempat yang sepi dan aman baru berbicara lagi". Sehabis berkata dengan langkah yang lebar dia berjalan kedepan. Para jago segera mengikuti dari belakang mempercepat langkahnya berjalan kedepan. Ditengah perjalanan yang jauh ini, ditempat ini hanya terlihat hutan liar yang lebat, dan tak pernah nampak desa dan rumah sebuahpun. Mendadak terdengar suara petir yang menyambar dengan hebatnya, memecahkan kesunyian yang mencekam sekeliling tempat itu ,segumpulan awan tebal dari sebelah gUara dengan sangat cepat bergerak mendatang, tak sampai beberapa saat, awan gelap telah menutupi seluruh angkasa, sinar halilintar menyambar dan tak henti2nya terdengar suara petir yang menyambar memekikkan telinga. Sang Sam Tong mendongakkan kepalanya memandang keadaan cuaca, ujarnya kemudian "Hujan yang akan turun ini mungkin tidaklah kecil-----"
Suaranya belum habis diucapkan. air hujan sebesar biji dengan derasnya menyambar datang.125 Sian Gwat Tootiang memandang kesekeliling tempat itu sambil menunjuk kearah depan dimana terdapat hutan, ujarnya.
"Ditengah hutan yang lebat itu, agaknya terdapat sebuah rumah, mari kita pergi kesana untuk berteduh dari hujan angin yang demikian derasnya ini ". Pek Thiat Seng yang telah melewati perjalanan jauh selama beberapa hari lamanya ini, sejak semula telah sangat hafal didalam mengemudikan kereta kuda itu, pecutnya disambar kedepan, kereta kuda itu mendadak bagaikan terbang cepatnya berlari kearah depan. Para jago lainnyapun mempercepat langkah kakinya berlari kearah depan, tidak sampai beberapa waktu, rombongan itu telah berada didalam hutan yang lebat itu. Tempat itu adalah suatu tanah kuburan yang penuh dengan pohon cemara yang lebat, dipinggir dari hutan yang lebat itu terdapat tiga buah rumah yang sangat kukuh. Yen Hong Kang mengerutkan alisnya, ujarnya .
"Rumah gubuk sekecil ini sekalipun mengusir majikan dari rumah itu keluar dari rumah juga tidak cukup untuk menampung kita !"
Sang Sam Tong dengan perlahan menghela napas, ujarnya "Dirumah sekalipun seribu hari tetap akan selalu aman, waktu keluar rumah sesaatpun akan menemui kesukaran, Yen ciangbunjin tak usahlah memilih lagi ".
Sambil berkata dia bertindak maju kearah rumah gubuk itu, dan mengangkat tangannya untuk mengetuk dengan perlahan.
Terdengar suara terbukanya pintu yang terbuat dari kayu biasa itu, dan muncul seorang tua yang telah putih semua rambutnya, sedang seluruh wajahnya penuh dengan keriputan.
Sang Sam Tong merangkap tangannya, memberi hormat ujarnya.
"Lootiang silahkan!"
Orang tua itu membuka telinganya besar besar, tanyanya.
"Engkau bicara apa??"
Dengan nada yang keras ujar Sang Sam Tong.
"Kita sedang melakukan perjalanan melalui tempat ini, dan menevui hujan angin yang demikian derasnya, ingin sekali kami meminjam suatu sudut dari rumah Loo tiang ini untuk menghindar dari hujan angin ini, begitu hujan angin ini reda kami segera akan berangkat lagi melakukan perjalanan. Orang tua ita memandang sekejab ke arah para jago itu, sambil menggelengkan kepalanya ujarnya.
"Rumahku ini sangat sempit sekali, bagaimana dapat menampung orang yang sedemikian banyaknya--"
Dengan berat dia ber batuk batuk lanjutnya.
"Ditengah tanah perkuburan ini terdapat sebuah kuil rusak, tempat itu sangat luas sekali, kalian lebih baik pergi kekuil rusak itu untuk126 berteduh dari angin hujan ini!"
Tidak menanti Sang Sam Tong mengucapkan kata2 lagi, dengan keras sekali dia menutup kedua belah pintu kayu itu. Sang Sam Tong memandang terpesona kearah pintu yang baru saja ditutup itu sambil menoleh memandang kearah para jago ujarnya.
"Kita masuk kedalam lihat2, aku kira orang tua itu pastilah tidak akan menipu kita"
Yen Hong Kang tertawa dingin, ujarnya.
"Aku tidak percaya kalau dia benar2 seorang yang tuli telinganya"
Ujar Than Siauw Thian pula.
"Apabila dia berani menipu kita, setelah kembali dari sana kita melepas api untuk membakar rumab gubuk ini----"
Mendadak terdengar pintu kayu itu terbuka lagi, dan orang tua berambut putih itu mengeluarkan kepalanya sambil ujarnya.
"Kalian boleh memasuki kuil rusak itu, tetapi binatang2 yang dibawa jangan sekali dibawa masuk sekalian". Sehabis berkata sekali lagi dia menutup pintu rumah itu dengan keras. Than Siauw Thian masih mengira perkataannya yang baru saja diucapkan hendak membakar rumahnya itu telah terdengar olehnya, dan kemudian membuka pintu untuk bertanya, tetapi siapa juga dia hanya memberi wanti2 untuk jangan membawa binatang yang dibawa itu masuk kedalam kuil tersebut. Pada saat ini, awan gelap makin lama makin tebal, sedang air hujan yang turunpun makin lama makin hebat, kelihatannya didalam waktu tiga-lima jam baru dapat menjadi terang kembali. Sian Gwat Tootiang mendongakkan kepalanya memandang awan gelap yang menutupi seluruh jagat, ujarnya kemudian "Kita masuk terlebih dahulu baru bicara lagi ! Segera pertama-tama dia menggerakkan kakinya berjalan kedalam. Seluruh tubuh dari para jago itu telah basah kuyup tertimpa air hujan yang turun dengan derasnya dalam hati masing2 mengharapkan dapat berhasil mendapatkan suatu tempat untuk berteduh dari air hujan sehingga dapat beristirahat, segera mereka berjalan mengikuti dibelakang Sian Gwat Tootiang dengan cepatnya. Pohon2 cemara yang terdapat ditempat itu itu sebagian besar telah berusia ratusan tahun lebih, keliling dari tubuh pohon itu sebesar tong air dan berdaun sangat lebat sekali, hujan yang lebat sekali, hujan yang turun dengan deras itu, dibawah tahanan dari daun2 yang begitu lebat tersebut, agaknya telah jauh berkurang. Hanya bergeraknya kereta tersebut didalam tanah kuburan dan ditengah antara pohon cemara yang besar2 itu menjadi makin sukar. Pek Thiat Seng segera meloncat turun dari kereta kudanya dan menuntun kereta itu untuk melanjutkan perjalanannya, setelah menghilangkan127 banyak sekali tenaga barulah berhasil membawa kereta kuda itu masuk kedalam tanah perkuburan tersebut. Ternyata tidak salah, diantara pohon cemara serta ditengah kuburan yang mengelilingi sekitarnya terdapat sebuah bangunan yang bagus, tetapi jika dilihat tidaklah mirip sebagai suatu kuil, sebuah papan ber warna hitam pekat terpancang diatas bangunan itu, dan tertuliskan "Ong She Cong Cing"
Empat buah hurup besar. Sian Gwat Tootiang balikkan kepalanya memandang sekejab kearah Pek Thiat Seng, ujarnya.
"Pek hiantit, kereta kuda itu dihentikan diluar kuil ini saja, kain yang menyelubungi kereta itu diperkuat saja agar jangan sampai kemasukan air hujan, kemudian kaupun masuklah kedalam ruangan kuil ini"
Pada saat berbicara, tubuhnya telah berjalan masuk kedalam kuil tersebut.
Pintu kuil itu dengan per lahan2 dibuka, tetapi tetap sunyi tak nampak seorang pun.
Para jago dengan cepat memasuki ruangan kuil tersebut.
Ruangan itu disapu dengan sangat bersih batu ubin berwarna hijau menghiasi lantai yang bersih tersebut, dindingnya dikapur dengan sangat putihnya, sedang dibelakang tempat sembayang terlihat tempat2 abu dari beberapa turunan Ong She.
Yen Hong Kang sambil mengibaskan air hujan yang membasahi tubuhnya, ujarnya.
"Apabila hujan yang demikian derasnya tidak berhenti selama malam ini, kitapun akan berdiam ditempat kuil semacam ini selama satu malaman"
Sian Gwat Tootiang memandang sekejap kesekitar dinding itu kemudian ujarnya.
"Kalian lebih baik duduk bersemedi untuk beristirahat sejenak----"
Yen Hong Kang tersenyum, ujarnya.
"Tootiang tak usahlah terlalu menguatirkan, apakah dengan terkena hujan yang deras ini, membuat orang menjadi sakit tak dapat bangun lagi?"
Ujar Sian Gwat Tooriang lagi"
"Menurut pendapat pinto, adalah ingin saudara sekalian berisrirahar agar pikirannya menjadi sedikit tenang----"
Wajahnya mendadak berubah menjadi sangat serius sekali, lanjutnya lagi .
"Pinto akan memberitahukan kepada saudara sekalian suatu berita yang sangat penting sekali ". Tanya Yen Hong Kang .
"Apakah mempunyai hubungan yang erat dengan kematian yang dialami oleh Tionggoan Shu Cincoe ??? ".128 Sahut Sian Gwat Tootiang singkat .
"Tidak salah ! ". Yen Hong Kang mendadak mempercepat langkah kakinya dan berjalan kesisi tubuh Jap Siang Ie .
"Nona Yap, cayhe mempunyai beberapa kata yang ingin ditanyakan kepada nona ! "
Sahut Jap Siang Ie dengan perlahan .
"Looclanpwee harap berkata dengan terus terang saja !"
Tanya Yen Hong Kang kemudian "Nona apakah benar2 ingin menyelidiki pembunuh dari ayahmu itu ?"
Sahut Yap Siang Kami Kami ayah berhak selamanya hidup bersama sudah tentu harus menyelidikinya ". Dengan wajah Sang serius ujar Yen Hong Kang lagi .
"Nona apakah tahu orang2 yang mengikuti datang keperkampungan keluarga Lam Kong ini karena apa ?? "
Setelah termenung sejenak sahut Jap Siang le .
"Boanpwee tidak mengetahui ". Yen Hong Kang tertawa dengan ujarnya .
"Dengan kecerdasan yang dimiliki oleh nona, mana ada kata tidak mengetahuinya, aku kira kau bukankah karena tidak enak untuk diucapkan keluar "
Tang Thong yang telah bersabar harus bersabar lagi, mana dapat menahan dirinya lagi melihat hal itu, dengan tertawa dingin, dia ikut mengangkat bicara, ujarnya .
"Yen loocianpwee, kini kau sudah berusia enam puluh tahun kah ??"
"Akukah?? sekalipun belum mencapai usia seperti apa yang kau katakan tadi, terapi jaraknya pun tidak jauh lagi aku telah berusia Lima puluh delapan tahun!"
Dengan dingin ujar Tang Thong.
"Tahukah nona Yap kini sedang berusia berapa tahun?"
Yen Hong Kang tertawa ter bahak2, sahutnya.
"Mungkin belum cukup dua puluh tahun"
Tang Thong menepuk kantong kulit senjata rahasianya, sambil ujarnya dengan nada dingin.
"Ilmu pukulan dari Yen Chia Bun telah menggetarkan seluruh penjuru dunia kangouw, tetapi entah bagaimana jika dibandingkan dengan senjata rahasia berbisa dari Keluarga Tang kami?"
Wajah Yen Hong Kang berubah hebat, dari sepasang matanya memancarkan sinar mata yang mengandung hawa pembunuhan dengan dingin tanyanya.
"Kau ingin mencoba ilmu pukulan dari perguruan Loohu?"
Tangan kanan Tang Thong dimasukkan kedalam sakunya, diantara129 lima jarinya telah bertambah dengan sebuah sarung tangan yang terbuat dari kulit, dengan secepat kilat dia mundur sejauh lima enam tindak kebelakang ujarnya.
"Engkau boleh mencoba rahasia beracunnya cayhe"
Kisah Para Naga Di Pusaran Badai Karya Raja Petir 17 Setan Bukit Cemara Pedang Angin Berbisik Karya Han Meng
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama