Ceritasilat Novel Online

Pembunuh Misterius 5

Pembunuh Misterius Karya Tjan ID Bagian 5



"Kau lebih baik membunuh mati kita saja ! caramu itu terlalu kejam sekali ". Majikan dari keluarga Lam Kong itu tersenyum, ujarnya .

"Sekalipun kau adalah kawan karib dari keluarga Lam Kong kami, tetapi keadaan serta pemandangan seperti ini. juga sukar untuk melepaskan kau seorang diri meninggalkan tempat --". Dia tertawa kalap, kemudian, lanjutnya lagi . Hujan bagai menerjang keatas loteng yang tinggi, pembunuhan secara besar2an didunia kangouwpun akan mulai, anak2 sekalian beristirahatlah dengan tenang ! aku akan menggunakan nyawa dari ratusan sampai ribuan jago berkepandaian tinggi untuk menebus kematian yang kalian alami". Sang Sam Tong mendengar dia berkata seorang diri, setiap perkataan dan ucapannya itu penuh diliputi oleh suasana yang sangat171 berduka sekali, diam2 pikirnya .

"Wanita ini sekalipun turun tangan sangat kejam sekali, tetapi bila teringat akan kematian yang dialami oleh anak cucunya selama beberapa turunan, juga tak dapatlah menyalahkan dia untuk berbuat secara demikian ini------". Pada saat dia betrikir, nenek tua berambut putih itu mendadak menundukkan kepalanya, ujarnya .

"Sang Sam Tong, engkau dengan cucu keturunan keempat dari keluarga Lam Kong ku itu mempunyai hubungan yang sangat erat sekali, melihat diatas wajah cucuku itu, aku akan memberikan cara yang lain dari pada yang lain untukmu, tetapi kau haruslah terlebih dahulu menyanggupi dua buah syarat yang diajukan olehku !"

Tanya Sang Sam Tong.

"Syarat apakah ?? Sahut si nenek tua berambut putih itu.

"Pertama, kau haruslah mendapatkan perubahan wajah yang aku lakukan kepadamu, dan harus mencukur rambut putihmu yang memenuhi diatas kepalamu itu, kemuian jenggotmu yang setingggi dada itu pun juga harus dilenyapkan sekalian--". Sang Sam Tong yang mendengar akan hal itu menjadi tertegun, ujarnya .

"Mengapa ?? Loohu telah berusia sangat tinggi sekali, apabila harus mencukur habis jenggot serta rambutku ini, bukankah akan berubah menjadi tak karuan macam nya, bukankah itu sangat lucu sekali??". Majikan dari keluarga Lam Kong itu tertawa dingin, sahutnya.

"Aku bukan saja akan mencukur habis rambut serta jenggotmu itu, bahkan akan mengubah wajahmu itu sampai sedemikian rupa, sehingga semua orang yang masih hidup didunia ini tak akan ada yang mengenal dirimu lagi sebagai Sang Sam Tong". Sang Sam Tong menggelengkan kepalanya, ujarnya.

"Hal ini pastilah merupakan suatu berita yang mengerikan sekali, loohu telah hidup sampai sedemikian tuanya ini masih belum pernah mendengar urusan yang seperti hal ini ". Dengan nada yang dingin ujar sinenek tua berambut putih itu.

"Berita, yang mengerikan kah ?? masih di belakang----". Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

"Masih ada satu syarat lagi, kau harus membantu keluarga Lam Kong kami, untuk membuat suatu pembunuhan serta bercecernya darah segar diseluruh dunia kangow---. Sang Sam Tong menggelengkan kepala lanjutnya.

"Jago2 berkepandaian tinggi didalam dunia kangow sangat banyak sekali sukar untuk dihitung dengan menggunakan jari, dengan sifat seperti loohu ini, bagaimana dapat membuat suatu pembunuhan besar2an didalam dunia kangouw sehingga terjadi banjir darah ?".172 Si nenek tua berambut putih itu tertawa dingin, ujarnya.

"Tak perlu kau yang harus maju menggunakan golok atau pedang, dan bergebrak dengan orang lain, asalkan kau memberikan ketenangan mengenai asal usul dari orang2 itu sudah cukup, didalam dunia kangouw, pengalaman serta pergaulanmu sangat luas sekali, dan pernah mengelilingi sembilan partai besar, bahkan kaupun terkenal sebagai seorang baik yang sangat terkenal, kau dapat bersahabat demikian eratnya dengan keluarga Lam Kong kami, aku kira asal usulmu tentunya tidaklah jelek "' Ujar Sang Sam Tong.

"Loohu sekalipun mempunyai kenalan yang tidak sedikit didalam dunia kangow, tetapi tak dapat mengetahui seluruh asal usul dari mereka2 itu ". Ujar Si nenek tua berambut putih itu lagi .

"Apa yang kau kerahui sudahlah cukup, apabila kau mau menerima dua buah syarat yang aku ajukan ini, kau dapatlah terhindar dari totokan empat buah jalan darah rahasia seperti yang lainnya, dan dapat tetap mempertahankan ingatanmu serta terhindar dan penderitaan yang sangat hebat ini ". Sang Sam Tong termenung berpikir keras, ujarnya kemudian .

"Baiklah ! Loohu akan menerima perintah dari Hujien ". Si nenek tua berambut putih itu mendadak menggerakkan tangannya, terhadap dua orang gadis berbaju hijau yang datang bersama dia itu ujarnya "Kalian periksalah jumlah dari orang2 ini, lihat apakah telah besar ?". Dua orang gadis berbaju hijau itu ber sama-sama menghitung. kemudian baru ujarnya "Sepuluh orang yang masih hidup, ditambah dengan empat buah mayat ". Sahut Majikan dari kelurga Lam Kong itu.

"Sangat bagus, sedikitpun tidak berkurang, angkutlah mereka itu semua kedalam kereta kuda dan kirim pulang keperkampungan!"

Dua orang gadis berbaju hijau itu menyahut, dan segera turun tangan.

Dalam sekejap saja, Sian Gwat Tootiang sekalian sepuluh orang semuanya telah diangkut masuk kedalam kereta kuda itu dan menjalankannya dengan sangat cepat sekali.

Tempat didalam kereta kuda itu sekalipun sangat sempit sekali, tetapi dua orang gadis berbaju hijau itu tidak memperdulikan akan hal itu dan menumpuk beberapa orang itu menjadi satu kemudian mulai menjalankan kudanya menuju keperkampungan keluarga Lam Kong.

Tanah pekuburan yang sunyi serta kuil yang terdapat didalamnya, kembali berubah menjadi sunyi senyap seperti sediakala.173 Suara berputarnya roda kereta, makin lama makin jauh dan akhirnya lenyap.

Pada saat itu, udara penuh dengan mega hitam yang dengan perlahan lahan mulai buyar, sinar matahari diantara mega yang telah tersebar itu dengan perlahan lahan terbit dan menyinari seluruh jagat.

Waktu berjalan dengan cepatnya, tanpa terasa setengah tahun telah berlalu, seluruh jago didalam dunia kangow menjadi ribut dan terjadi kegaduhan dikarenakan lenyapnya Tionggoan Shu Cincoe serta Sian Gwat Tootiang sekalian.

Hari itu, pada saat siang hari.

diluar Sam Yuan Koang diatas gunung Bu-tong San mendadak muncul sebuah tandu kecil berwarna hijau, dan diangkat oleh dua orang lelaki yang mempunyai tubuh tinggi besar dan wajahnya sangat buas sekali, di belakang dari tandu kecil berwarna hijau itu mengikuti empat orang gadis berbaju singset warna hijau muda, pada bahu kiri setiap orang terselip sebuah senjata aneh yang menyerupai gerigi berbentuk sabit dan sebuah kantongan yang bersulamkan bunga merah yang indah.

Keempat gadis itu usianya kurang lebih dua puluh tahunan, setiap orang wajahnya sangat cantik sekali, sedang tindakannyapun sangat lincah dan gesit , berjalan dengan cepatnya dibelakang lelaki kasar yang mengangkat tandu itu, langkahnya sangat teratur sekali, bagaikan sedikitpun tidak merasakan beratnya perjalanan yang dilakukan dengan cepatnya itu.

Tandu kecil berwarna hijau itu terus berjalan sampai didepan pintu Sam Yuen Konng baru berhenti.

Dua buah pintu berwarna hitam dari kuil itu tertutup dengan rapatnya.

Dibawah tirai yang sangat halus dari tandu itu mendadak terdengar berkumandangnya suara yang sangat berat, ujarnya.

"Coe Lan, Cioe Siang, cepat pergi mengetuk pintu ". Empat gadis berbaju hijau yang mengikuti dibelakang tandu itu segera terlihat dua orang gadis maju kedepan, dan mengangkat tangannya mengetuk keatas gelanggang baja yang terdapat diatas pintu itu. Dua buah pintu besar berwarna hitam itu dengan per lahan2 membuka kesamping, seorang Toosu pertengahan yang membawa pedang dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan mendatang, setelah memandang sekejap kearah tandu berwarna hijau itu sekejap, sinar matanya dengan perlahan dialihkan keatas tubuh Coen Lan serta Coe Siang, sambil merangkap tangannya, ujarnya.

"Kalian berdua li-sicu, entah mempunyai keperluan apa ??". Gadis berbaju hijau yang berdiri di samping kanan itu mendadak mengundurkan dirinya kebelakang sebanyak dua tindak, sambil ujarnya dengan nada yang rendah.174

"Coen Lan Cici, kau saja yang berkata kepadanya!". Gadis berbaju hijau yang berdiri disebelah kiri tersenyum, ujarnya.

"Penyakit kemalu-maluanmu itu haruslah kau berubah sedikit, Hm-- -! apabila kau kemudian dipinang oleh orang lain, apakah harus aku yang mengatakan kepadanya---".. Dia membalikan tubuhnya kepada Toosu berpedang itu dia memberi hormat sambil ujarnya .

"Kami dari ribuan li jauhnya datang kemari. khusus untuk menyambangi cianghun-jin dari partai saudara !". Tootiang berusia pertengahan itu menjadi tertegun, ujarnya.

"Ciangbunjin dari partai kami sudah hampir mendekati satu tahun lamanya tidak menerima kunjungan dari tamu2 yang datang berkunjung, aku kira kalian hanyalah akan sia2 belaka melakukan perjalanan yang demikian jauhnya ini". Coen Lan mengerutkan alisnya, baru saja akan membuka mulut untuk menyindir, Toosu berusia pertengahan ini agaknya mendadak teringat akan suatu urusan yang sangat penting serta besar, dengan cepat ujarnya .

"Kalian datang dari tempat mana ???". Sambil bertanya, sinar matanya dengan perlahan dialihkan keatas tandu kecil berwarna hijau itu, dan mengharapkan dari sana dapat melihat sedikit asal usulnya. Coen Lan nampak dia setelah memandang setengah harian, wajahnia tetap bimbang dan ragu2, tak tertahan ujarnya kemudian.

"Benarkah kau jarang sekali meninggalkan gunung Bu tong San ini ?". Toosu berusia pertengahan itu menganggukkan kepalanya, ujarnya.

"Tidak salah, sejak berusia tujuh tabun pinto telah masuk kedalam kelenting, selama berpuluh-puluh tahun ini belum pernah meninggalkan pintu besar ini setindakpun". Coen Lan dari dalam kantong yang ber-sulamkan bunga merah itu mengambil keluar sebuah kartu besar yang berwarna merah, ujarnya .

"Tak usah dilihat lagi kau bawalah kartu merah itu kepada Ciangbunjin dari partaimu. katakanlah Ciangbunjin angkatan ke sembilan dari keluarga Tang didaerah Shu Cho, nyonya Tang sendiri yang datang ber-kunjung, mau menemui atau tidak, itu bukanlah urusanmu lagi". Sepasang mata dari Toosu berusia pertengahan itu mendadak menjadi terang, sambil memandang kearah tandu kecil berwarna hijau, tanyanya.

"Nyonya Tang apakah berada didalam tandu kecil berwarna hijau itu ?". Coen Lan mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Tootiang semacam kau ini, sungguh sangat cerewet sekali, diatas kartu merah itu bukankah telah teetulis dengan sangat jelas sekali?"175 Toosu berusia pertengahan itu menundukkan kepalanya membaca, nampak diatas sampul pada kartu berwarna merah itu nampak tertuliskan kata kata. Dipersembahkan kepada Ciangbunjin dari Bu-tong Pay, Sian Ceng Tootiang . dari . Keluarga Tang didaerah Shu Cho, Toosu berusia pertengahan itu setelah melihat akan hal ini, untuk sesaat dia menjadi termenung, mendadak dia mengembalikan kartu merah itu sambil ujarnya .

"Tidak dapat jadi. Ciangbunjin dari partai kami kini sedang menutup diri, untuk sementara tak dapat menemui tamu2 ter-hormat". Terdengar suara tertawa dingin yang sangat mengerikan berkumandang datang dari dalam tandu kecil berwarna hijau itu, ujarnya.

"Aku datang meminta bertemu telah menggunakan aturan didalam dunia kangouw, perbuatanmu seperti ini yang selalu menolak, sudah membuktikan kalau memangnya mempunyai maksud untuk menghalangi kehendakku, jika ditinjau dari kedudukan serta nama didalam dunia kangouw, kedudukanku ini tidaklah dibawah Cianbunjin dari partai Bu tong Pay kalian-----". Perkataannya baru saja diucapkan sampai Toosu berusia pertengahan itu agaknya telah merasa tidak sabar, dengan keras teriaknya.

"Pinto selama hidupnya belum pernah berbicara bohong. teguran yang dilemparkan oleh Loocianpwee itu bukankah sedikit memandang rendah kepada diri pinto". Dari dalam tandu kecil berwarna hijau itu berkumandang datang lagi suara tertawa dingin, ujarnya.

"Coen Lan, lemparkan surat persembahan itu". Coen Lan menyahut, tangannya digerakkan melemparkan kartu persembahan berwarna merah sambil ujarnya.

"Terimalah ". Toosu berusia pertengahan itu sejak memasuki kuil Sam Yuan Koang selama puluhan tahun ini selamanya belum pernah meninggalkan kuil Sam Yuan Koang ini, dan sama sekali belum pernah berbicara dengan anak gadis seorangpun, kini nampak Coen Lan melemparkan kartu persembahan ber warna merah itu lagi kearahnya, tanpa terasa dia mengulurkan tangannya untuk menyambut. Dari dalam tandu kecil kerwarna hijau itu berkumandang datang lagi suara tertawa dingin ujarnya.176

"Aku tidak ingin beribut lebih lama lagi dengan orang penjaga pintu seperti kau itu, ciangbunjinmu Sian Ceng Tootiang akan bertemu atau tidak itu bukanlah urusanmu, satu jam lagi aku akan balik kemari, pada saat itu tidak perduli mau menerimanya atau tidak, aku akan menerjang masuk dengan menggunakan kekerasan, dan kini aku peringatkan terlebih dahulu------". Suaranya mendadak terhenti, teriaknya kemudian.

"Mari kita pergi!". Lelaki kasar yang menggotong randu itu mendadak membalikkan tubuhnya dan menggerakkan kakinya berjalan pergi, dan berlari diatas jalanan sempit yang berliku liku itu dengan sangat cepatnya, didalam sekejap mata saja, mereka telah pergi tanpa bekas lagi. Toosu berusia pertengahan itu menanti setelah tandu kecil berwarna hijau itu lenyap dari pandangan, barulah dengan perlahan lahan menutup kembali sepasang pintu besar itu. Kira2 setelah lewat beberapa waktu, dua bulan pintu besar yang tertutup rapat itu sekali lagi terbuka, tujuh delapan orang toosu berusia pertengahan dengan memba wa sebilah pedang bersama sama berjalan keluar. Toosu yang berjalan paling depan dapat dilihat usianya paling tinggi, kira2 berusia lima puluh tahunan, jenggot didepan dadanya bergoyang bertiup angin, dari sepasang matanya memancarkan sinar mata yang sangat tajam sekali, sekali lihat telah dapat diketahui kalau dia adalah seorang yang memiliki tenaga dalam yang sangat sempurna. Agaknya dia merupakan pimpinan dari pada orang2 itu, begitu keluar dari pintu kuil segera dia memberi tanda kepada para toosu lainnya untuk menyebarkan diri, diluar pintu kuil itu segera terbentuklah suatu barisan pedang yang sangat kuat. Kuil Sam Yuan Kuan ini merupakan halaman dalam dari Bu toong Pay, dengan kuil depannya jaraknya hampir mendekati dua buah puncak gunung, orang2 yang biasanya bersembahyang tak seorangpun yang pernah sampai ditempat itu, hutan yang lebat mengelilingi sekitar tempat2 terpenting dari Bu tong Pay, misalnya tempat penyimpanan kitab ilmu pukulan serta ilmu pedang, sedang para cianpwee yang tingkatanya lebih tinggipun bertempat tinggal ditempat itu juga, tiga li diluar lingkaran itu merupakan tempat2 yang terlarang, tidak perduli siapapun juga apabila belum mendapat ijin dari orang2 Bu-tong Pay dilarang untuk memasuki tempat2 terlarang tersebut, selama sepuluh tahun ini belum pernah ada orang yang melanggar larangan tersebut. Para toosu yang mengikuti keluar dari kuil itu kurang lebih berjumlah delapan orang banyaknya,lima orang diantaranya membentuk suatu barisan yang dengan tepat menutupi pintu besar dari kuil Sam Yuan Koang tersebut, sedang toosu yang berusia lebih tinggi itu dengan seorang diri berdiri satu kaki lebih diluar dari barisan pedang itu, sambil177 menggendong tangannya berdiri tegak, wajahnya didongakkan keangkasa memandang awan putih yang bergerak dengan perlahan, wajahnya sangat serius sekali. Dua buah pintu kuil yang berwarna hitam pekat itu, dengan perlahan lahan mulai menutup kembali. Angin gunung bertiup datang membuat daun dan tumbuh2an bergoyang tak henti2 nya disertai suara gemersikan yang perlahan, hal ini lebih memperlihatkan kesunyian ditengah hutan serta puncak gunung yang sunyi senyap tersebut. Mendadak, dari samping kiri dari puncak gunung itu berkumandang datang suara suitan yang sangat nyaring sekali, sebuah bayangan manusia,bagaikan anak panah yang ter lepas dari busurnya dengan cepat meluncur mendatang, dalam waktu yang sangat singkat telah berada didepan kuil Sam Yuan Koang tersebut, setelah memandang sekejap kearah barisan pedang yang baru terbentuk itu, dengan perlahan dia menghentikan langkah kakinya. Toosu yang mempunyai jenggot sepanjang dada itu wajahnya masih tetap sangat serius sekali diantara keseriusan itu samar2 terlihat perasaan yang dingin dan kaku, wajahnya yang seperti keadaan itu membuat setiap orang yang kearah wajahnya segera merasakan bahwa dia adalah seorang yang telah lama mengasingkan diri dari pergaulan hidup dan hidup seorang diri ditempat yang sunyi. Dia mempunyai iman yang sangat teguh sekali, setelah menanti orang yang baru saja datang itu berdiri tegak, barulah dengan per lahan2 menarik sinar matanya yang tajam itu dan mengalihkan pandangannya keatas wajah orang itu, sambil mengerut kan alisnya, dia bersiap hendak membuka suara tetapi kemudian diam kembali. Tampak orang yang baru saja datang itu mempunyai bentuk tubuh yang sangat kurus kering, wajahnya pucat pasi bagaikan mayat, alisnya berdiri kaku, samar2 terlihat diliputi oleh suatu susunan hawa hitam yang sangat tipis, apablia bukannya dari sepasang matanya memandarkan sinar yang tajam, siapapun yang melihat sekejap kearahnya, semuanya mungkin akan salah menduga bahwa orang itu merupakan mayat hidup yang baru saja bangkit dari datam peti mati. Toosu tua itu setelah memandang sekejap kearah orang yang baru saja datang itu, mendadak mencabut keluar pedangnya dari punggungnya, sambil disabetkan ketengah udara dengan dingin ujarnya.

"Tahukah kau bahwa tiga li disekitar kuil Sam Yuan Koan ini merupakan tempat yang terlarang bagi orang luar ? ? tidak perduli siapapun, sebelum mendapatkan ijin dari orang2 Bu tong Pay kami, tak diijinkan untuk sembarangan masuk". Orang yang kurus kering itu membuka sedikit mulutnya, dari mana berkumandang suara tertawanya yang sangat dingin mengerikan, ujarnya.178

"Tentang inikah, cayhe memang pernah mendengar orang berkata demikian". Sehabis berkata, terdengar lagi suara tertawa dinginnya yang sangat menyeramkan. Suara tertawanya sangat istimewa sekali, bagaikan sedang berkata saja, satu persatu diperdengarkan dari mulutnya, cukup melihat wajahnya yang pucat pasi dimana samar2 diliputi oleh hawa hitam saja sudah cukup untuk mendirikan bulu roma. Toosu tua itu mendadak membentak dengan keras.

"Tutup mulut, ada apa yang patut kau tertawakan-----"

Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi.

"Kau sebagai apa didalam keluarga Tang didaerah Shu Cho ? ?". Orang yang kurus kering itu dengan nada yang sangat menakutkan ujarnya.

"Senjata rahasia beracun dari keluarga Tang didaerah Shu Cho sekalipun telah menggetarkan dunia kangouw, tetapi mereka masih belum mempunyai hak untuk mengurusi diri cayhe". Tootiang berusia pertengahan itu agaknya merasakan diluar dugaaan, dia menjadi tertegun, tanyanya.

"Kalau begitu siapakah kau ??". Sahut orang yang kurus keting itu dengan dingin.

"Sampai cayhe pun kau tidak mengenalnya, aku kira kau jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw ". Ujar Toosu tua itu .

"Pinto sekalipun belum pernah meninggalkan kuil Sam Yuan Koan ini, tetapi telah bertemu dengan tidak sedikit orang2 berkepandaian tinggi ". Orang yang kurus kering itu noembuka sedikit mulutnya, tertawa tidak tertawa ujarnya .

"Jika didengar dari perkataanmu ini, agaknya kau adalah Thiat Chia Tootiang yang disebut orang sebagai Kiam Cie atau Si jago pedang gila ". Toosu berusia pertengahan itu sambil mengelus janggutnya yang setinggi dada itu sahutnya.

"Tidak salah, Pinto adalah Sian Seng". Ujar orang yang kurus kering itu .

"Selamat bertemu, selamat bertemu--". Dengan dingin ujar Sian Seng Too-tiang .

"Kau kalau memangnya telah mengetahui nama dari pinto, cepatlah mundur dari sini dan pulang kembali ". Orang yang kurus kering itu menggelengkan kepalanya, sahutnya .

"Sekalipun nama besar dari Tootiang sangat terkenal sekali, tetapi masih tak dapat membuat cayhe menjadi ketakutan". Sian Seng Tootiang menjadi melongo"

Tanyanya .

"Siapakah kau sebenarnya ?? mengapa terus banyak berbicara179 ditempat ini ?". Orang yang kurus kering tertawa dingin, ujarnya.

"Tootiang sekalipun sangat jarang ber kelana didalam dunia kangouw, tetapi aku kira juga pernah mendengar dari orang2 Bu-tong Pay kalian tentang nama cayhe". Sian Seng Tootiang menggelengkan kepalanya, ujarnya.

"Orang2 Bu lim pada saat ini, selain beberapa orang suheng serta sute ku, pinto jarang sekali bergaul dan berhubungan dengan orang2 dari dunia kangouw, kecuali kalau seorang yang mempunyai nama yang sangat terkenal dan tak seorangpan yang tak mengetahui namanya -----"

Dengan gusar tanya orang yang kurus kering itu.

"Siapa yang baru dapat disebut sebagai orang yang berkepandaian tinggi ???"

Sahut Siang Seng Tootiang "Misalnya nyonya Tang dari keluarga Tang daerah Shu Cho----", Dengan dingin ujar otang yang kurus kering itu.

"Jika dilihat dari nama serta kedudukan loohu didalam dunia kaagouw, juga tidaklah lebih rendah dari nyonya Tang itu!"

Kali ini agaknya telah memancing keinginan tahu serta kegembiraan dari Sian Tootiang, dengan melongan tanyanya "Kalau begitu siapakah sebenarnya kau ini ????".

Orang yang kurus kering itu mendongakkan kepalanya keatas memandang keangkasa, sedang tangannya dengan perlahan2 di tunjukan keluar tiga buah jari tangannya sahutnya.

"Tootiang apakah mengenal akan hal ini ????". Didalam urutannya didalam Bu tong Pay tingkatan dari Sian Seng Tootiang ini sangat tinggi sekali, hanya sifat serta tindak tanduknya sangat aneh sekali, dingin, kaku suka menyendiri serta beberapa bagian membawa sifat yang ke tolol2an, selain berlatih ilmu pedang, tak pernah mengurusi urusan lainnya, sampai setelah Sian Ceng Too Tiang diangkat sebagai ciangbunjin dari Bu-tong Pay, terhadap sutenya yang bersama- sama berlatih ilmu silat ini tak mempunyai cara lagi untuk mengaturnya,sekalipun kepandaian silatnya sangat tinggi dan dapat disebut sebagai jago berkepandaian tinggi didalam dunia kangouw, tetapi dia tidak dapat berjaga dirinya dengan baik, pikirannya picik dan sukar sekali untuk membedakan hal yang sungguh2 atau berpura2, apabila menyuruh dia untuk berkelana didalam dunia kangouw, bahayanya terlalu besar, berpikir bolak balik, tetap tak berhasil untuk mengatur dirinya , terpaksa tugas untuk menjaga kuil Sam Yuan Koan ini diserahkan kepadanya. Didalam ilmu pedang dia telah mencapai pada taraf kesempurnaan, tenaga dalamnyapun sangat dalam sekali, sejak menerima tugas sebagai penjaga kuil ini, selama puluhan tahun ini entah telah berhasil memukul beberapa puluh jago berkepandai tinggi yang melanggar masuk kedalam180 daerah terlarang diatas gunung Bu-tong San ini, atas jasanya inilah dia disebut sebagai Kiam Cie Thiat Chia. Orang yang kurus kering itu setelah mengulurkan tiga jarinya beberapa waktu, tetap tak terdengar suara dari Sian Seng Tootiang berbicara, dalam hatinya sangat heran sekali, pikirnya. Apakab toosu tua hidung kerbau ini masih belum dapat mengetahui siapakah aku sebenarnya ????? * * * *** BAGIAN KESEBELAS *** Ketika dia mengalihkan pandangannya memandang, nampak Sian Seng Tootiang dengan termangu mangu sedang memandang tiga jarinya, sedang wajahnya diliputi oleh perasaan yang bingung dan bimbang, bal ini membuktikan kalau dia tetap tak berhasil mengetahui namanya, tanpa terasa dia menghela napas ujarnya.

"Entah pengetahuan dari Tootiang yang tidak cukup luas ataukah nama besar cayhe yang kurang terkenal, biarlah cayhe yang memberitahukan kepadamu saja ! aku mengajukan tiga jariku ini adalah menandakan dari sebutanku". Tanya Sian Seng Tootiang.

"Sebutan apakah ??". Sahut orang yang kurus kering itu.

"Sam Shu So Hun --- ?". Sian Seng Tootiang tertawa dengan dinginnya, ujarnya.

"Sam Shu So Hun atau Tiga tangan pencabut nyawa, sungguh aneh sekali nama itu -----"

Orang yang kurus kering itu dengan seenaknya menyahut.

"Tidak salah, aku adalah Sam Shu So Hun, Pauw Fang adanya". Sian Seng Tootiang menggelengkan kepalanya, sahutnya .

"Befum pernah mendengar orang berkata nama ini, kau datang kemari entah mempunyai tujuan apa ? ?". Wajah Pauw Fang berubab hebat, tetapi dia tetap dengan sekuat tenaga untuk tetap bertaban, dengan dingin ujarnya .

"Cayhe datang ketempat ini, bukanlah mempunyai niat untuk bertanding kepandaian dengan Tootiang, untuk menentukan siapa yang lebih kepandaiannya? --". Ujar Sian Seng Tootian .

"Hal ini akupun mengetahuinya, hanya asalkan orang2 yang belum mendapatkan ijin langsung dari Ciangbunjin partaiku, tidak perduli siapapun juga asalkan memasuki daerah terlarang dari partai Bu-tong Pay, segera harus dikejar untuk ditangkap atau bila mungkin dibunuh,181 dan kalau tidak sedikit nya harus dikejar hingga keluar dari daerah terlarang ini ". Pauw Fang dengan dingin ujarnya.

"Apakah boleh dikata terhadap aku orang she Pauw juga harus berbuat yang sama ?2?". Sahut Sian Seng Tootiang.

"Asalkan orang2 yang memasuki daerah terlarang dari partai Bu tong Pay ini kami memandang sama rata semuanya, kecuali---"

Wajah dari Pauw Fang sebenarnya sudah jelek sekali untuk dilihat, kini wajahnya makin bertambah jelek lagi, sedang hawa hitam yang mengelilingi wajahnya itu makin lama bertambah makin hebat dan ma - kin tebal, dengan nada yang dingin menyeramkan ujarnya.

"Kecuali bagaimana ???". Sahut Sian Seng Tootiang.

"Kecuali kau telah mendapatkan ijin dari Ciangbun suheng dari Partai Bu-tong Pay, atau berhasil memenangkan pedang panjang ditangan pinto ini dan berhasil pula menerobos dari barisan Chiet Seng Kiam Tin ini". Pauw Fang menghadap kelangit tertawa besar, ujarnya.

"Jika didengar dari perkataan yang diucapkan olehmu itu, apakah Tontiang harus bergebrak dengan aku juga ??"

Sahut Sian Seng Tootiang.

"Perkataan kita telah diucapkan dengan sangat jelas sekali, didalam seperminum teh lamanya, kau harus telah keluar dari daerah terlarang didepan kuil ini-----"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dilihat dari hawa hitam yang semakin lama semakin tebal meliputi seluruh wajahnya itu, telah dapat dilihat bahwa kegusaran didalam dadanya telah makin lama makin memuncak, tetapi dia dengan paksa menahan rasa gusar yang membakar hatinya itu, ujarnya "Tak ada urusan tak akan naik kekuil Sam Poo Tien, apabila aku tak mempunyai urusan yang sangat penting sekali untuk menemui Sian Ceng Tootiang, sudah cukup dengan beberapa perkataan itu saja kita juga harus bergebrak mati2an ".

Siang Seng Tootiang mendadak menyabetkan pedang panjang ditangannya, ujarnya .

"Ciangbun Suheng ku itu kini sedang bersemedi dan belum sampai saatnya, bagaimana dapat menemui orang luar, apabila kau benar2 mempunyai urusan untuk bertemu dengannya, silahkan menunggu tiga bulan lagi baru datang kembaii, aku kira tiga bulan kemudian tidaklah terlalu terlambat". Dengan gusar bentak Pauw Fang .

"Kau Toosu tua hidung kerbau sungguh sukar sekali untuk dilayani, aku orang she-Pauw adalah orang macam bagaimana dan kedudukanku ini bagaimana, apakah datang kemari ini perlunya hanya untuk bergurau182 dengan kau ?'? ". Sahut Sian Seng Tootiang dengan dingin .

"Apabila kau tidak percaya akan nama sebutanku sebagai Thiat Chia, Tidak usahlah sungkan2 untuk mencoba kelihaian pedang pinto ini ". Pauw Fang membentak dengan keras.

"Hidung kerbau yang tak tahu tingginya langit dan tebalnya bumi, kau kira aku orang she Pauw juga sungguh2 takut kepadamu ?? ". Telapak kanannya melindungi dadanya, sedang tangan kirinya bersiap-siap menanti datangnya serangaon, tubuhnya sedikit dimiringkan, dan menubruk maju kedepan. Sian Seng Tootiang segera menggerakkan pedangnya dengan menggunakan jurus "Hua Fen Im Yang"

Atau memisahkan hawa Im dan Yang, sinar pedangnya meliputi seluruh tubuh dan sekelilingnya dengan per lahan lahan didorongkan kearah depan.

Pauw Fang sebenarnya tidak mempunyai untuk turun tangan bergebrak, tetapi dibawa desakan pedang Sian Seng Tootiang yang demikian santarnya itu mana dia masih dapat tersabarkan dirinya, telapak kirinya yang menanti datangnya serangan dengan cepat kilat melancarkan suatu serangan hebat yang disertai dengan angin pukulan yang tajam dan mendesak mundur gerakan pedang yang menerjang kearahnya itu, tangan kanannya dengan melancarkan jurus "Kwie Ong Cau Hun"

Atau Raja iblis mencabut nyawa balik melancarkan serangan mencengkeram pergelangan tangan Sian Seng Tootiang yang mencekal pedang panjang itu.

Begitu dia turun tangan, segera ilmu So Hun Sam She yang telah membuat dia terkenal didalam dunia kangouw dilancarkan keluar dengan hebatnya, tak dapat dicegah lagi Sian Seng Tootiang segera terdesak mundur satu tindak kebelakang.

Tujuh orang Tootiang yang berdiri sejajar didepan kuil Sam Yuan Koan itu nampak Sian Seng telah bergebrak dengan orang yang baru datang itu, segera bersama-sama menggerakkan pedangnya untuk mulai melancarkan barisan pedangnya, dan berkelebat dengan cepatnya, bayangan manusia berganti-ganti berputar, sinar pedang berkelebat tak henti hentinya mengelilingi kuil Sam Yuan Koan yang angker itu, suasana segera diliputi oleh hawa pembunuhan.

Sekalipun wajah dari Pauw Fang itu sangat bengis dan kejam serta dilihat sifat2 liciknya, tetapi sebenarnya didalam hatinya agaknya mempunyai kesulitan serta kedukaan yang sangat hebat, sekalipun dia telah menduduki diatas angin, tetapi sama sekali tidak menurunkan tangan keji, dengan meminjam kesempatan inilah Sian Seng Tontiang melancarkar serangan gencar memaksa dia terdesak mundur tiga langkah kebelakang, baru saja dia merangkap tangannya hendak mengangkat bicara, mendadak terdengar dari belakang tubuhnya berkumandang183 datang suara tindakan kaki yang sangat cepat sekali.

Ketika dia menengok kebelakang memandang, nampak empat orang gadis cantik sambil melindungi sebuah tandu kecil berwarna hijau dengan langkah yang sangat cepat bergerak mendatang.

Kedatangan dari tandu kecil berwarna hijau itu sangat cepat sekali, didalam sekejap mata saja telah berada dihadapan dua orang yang baru saja bertempur itu.

Hati Pauw Fang menjadi tergerak mendadak dia menggeserkan tubuhnya dua langkah kesamping.

Tandu kecil berwarna hijau itu terus menerjang sampai dihadapan Sian Seng Tootiang dan tetap tak menghentikan langkahnya bahkan menerjang terus kearah dalam.

Sian Seng mengerutkan alisnya.

bentaknya "Cepat hentikan langkah kalian, apakah kalian menganggap pedang pusaka ditangan pinto ini tidak tajam ???".

Sekalipun pada mulutnya dia berkata dengan sangat ketus sekali, tetapi tubuhnya tanpa terasa telah mengundurkan dirinya tiga langkah kebelakang.

Kiranya didepan dari tandu kecil berwarna hijau itu terdapat dua orang gadis cantik yang melindunginya, didalam puluhan tahun lamanya Sian Seng tak pernah meninggalkan kuil Sana Yuan Koan ini setindakpun sehingga jarang sekali bertemu dengan orang wanita, kini nampak dihadapan dari tandu kecil berwarna hijau itu terdapat dua orang gadis cantik yang melindungi dimana wajahnya sangat manis menyenangkan, dan kulitnya putih bagai salju, saking takutnya untuk melancarkan serangan hingga melukai dua orang gadis itu, tanpa terasa dia mundur satu langkah lagi kebelakang.

Mendadak tandu ketiii berwarna hijau itu menghentikan langkahnya untuk meneruskan menerjang masuk kedalam, dari belakang tirai yang tertutup itu, dengan per-lahan2 berjalan keluar seorang nyonya berbaju perlente dan usianya kurang lebih lima puluh tahunan.

Dibelakang tandu kecil itu berdiri empat orang pelayan berbaju hijau yang ber sama-sama membungkukkan tubuhnya memberi hormat, agaknya terhadap nyonya itu menaruh rasa hormat yang ber lebih2an.

Sinar mata dari nyonya itu berputar menyapu sekejap kearah Sian Seng Tootiang serta barisan pedang yang penuh diliputi oleh hawa pembunuhan itu, kemudian terakhir sinar matanya dialihkan keatas wajah Pauw Fang, sambil tertawa tawar ujarnya "Sin Cho Jie Kwie, atau Dua setan dari daerah Sin Cho biasanya jarang sekali meninggalkan kawan satunya, bagaimana ini hari dapat berjalan seorang diri ".

Pauw Fang jadi orang sekalipun sangat sombong dan dingin kaku, selamanya tak mau tunduk kepada orang lain, tetapi terbadap Ciangbunjin dari keluarga Tang didaerah Shu Cno yang telah terkenal184 didunia kangouw dengan senjata rahasia beracunnya, juga tak berani terlalu memandang remeh, segera dengan perlahan dia berbatuk-batuk, sahutnya.

"Perpisahan didaerah Chuan Tiong dalam sekejap saja telah lewat sepuluh tahun lamanya, ini hari beruntung dapat bertemu lagi dengan Hujien". Nyonya yang perlente itu menganggukan kepalanya sambil tertawa, ujarnya pula.

"Sin Cho Jie Kwie pada masa dekat ini sangat terkenal sekali didalam dunia kangouw, sungguh tak kusangka terhadap aku juga dapat mempertahankan rasa hormatnya --". Dia dengan suara yang rendah dan berat tertawa ringan, lanjutnya lagi dengan perlahan.

"Chiau Loo-jie telah pergi kemana ??"

Sepasang mata dari Pauw Fang berputar tak henti2nya, sedang dari matanya itu memancar keluar sinar yang sangat tajam menyapu sekejab kearah Sian Seng Tootiang ujarnya.

"Urusan tak dapat dirahasiakan lagi, sebenarnya saudaraku itu telah diserang oleh orang lain dengan secara menggelap sehingga menderita luka dalam yang sangat parah dan kini sedang beristirahat didalam suatu lembah gunung yang sangat sunyi sepuluh li diluar tempat ini, Cayhe telah lama mendengar bahwa golongan Bu-tong Pay memiliki semacam pil Kioe Coan Siauw Huan Tan, dan kasiatnya sangat besar sekali, sehingga khusus datang kemari untuk memohon obat dari Sian Ceng Ciangbunjin, sungguh tak disangka telah bertemu dengan toosu tua hidung kerbau yang tak tahu aturan sama sekali ini, dan dengan kukuh tidak perkenankan aku memasuki kedalam kuil sehingga memaksa aku turun tangan, Hey----! jika menurut sifat serta tindak tandukku biasanya, sejak tadi aku telah bergebrak mati2an melawan toosu bau hidung kerbau ini !". Tang Hujien tertawa terbahak bahak, dan memutuskan perkataan dari Pauw Fang itu, ujarnya kemudian .

"Jika dilihat dari keadaan bari ini, Sin Cho Jie Kwie yanng biasanya tidak pernah mengalami akan hal ini, juga terpaksa harus menelan rasa mangkel didalam hatinya". Pauw Fang tertawa serak, sahutnya .

"Hujien terlalu memuji !". Wajah dari Tang Hujien mendadak berubah menijadi sangat serius, wajahnya yang bagaikan yang berwarna keperak-perakan itu timbul hawa pembunuhan yang sangat hebat, ujarnya .

"Pil Siauw Huan Tan dari Bu tong Pay apakah dengan demikian mudahnya dapat diberikan kepada orang lain ?? ". Sahut Pauw Fang .

"Sin Cho Jie Kwie waktu kapan pernah dengan sia2 memohon185 kepada orang lain, asalkan cayhe dapat bertemu muka dengan Sian Ceng Tootiang, sudah tentu dapat membuat dia untuk dengan sendirinya menghadiahkan pil Kioe Coan Siauw Hu an Tan kepada Cayhe ". Sepasang bola mata dari Tang Hujien berputar tak henti2nya, dengan nada yang sangat keheranan ujarnya .

"Sungguh2 ada urusan yang demikian?"

Pauw Fang tertawa terbahak bahak sahutnya .

"Hujien, Sin Cho Jie Kwie apakah dengan sembarangan akan berbicara dengan seenaknya ?? ". Tang Hujien termenung sejenak, kemudian ujarnya lagi "Kau tak perlu pergi menemui Sian Ceng Tootiang itu lagi-------". Sinar matanya berkelebat memandang sekejap kearah Sian Seng Tootiang, kemudian lanjutnya lagi .

"Mereka mengatur barisan seperti ini sebenarnya adalah untuk menghadapi diriku-------"

Dengan cemas ujar Pauw Fang .

"Tidak dapat berbuat demikian, saudaraku itu kini sedang menderita luka dalam yang sangat parah sekali, dan napasnyapun telah kempas kempis hampir putus, ini hari apabila tidak dapat mendapatkan obat yang mujarab, aku kira sukar untuk bertahan hingga besok pagi----- -". Tang Hujien tersenyum, sahutnya.

"Aku kalau memangnya menyuruh kau tidak usah meminta obat kepada Sian Ceng, sudah tentu mempunyai cara bagus lainnya". Tangannya dari dalam tandu kecil berwarna hijau itu mengambil keluar sebuah botol kecil yang dibuat dari batu giok dan mengeluarkan dua butir pil, kemudian ujarnya.

"Asalkan obat Kioe Coan Siauw Huao Tan dari pihak Bu tong Pay dapat menyembuhkan luka yang diderita oleh Chiau Loo-jie, dua butir pilku inipun akan menanggung dia akan hidup lagi sekalipun telah binasa, kau ambillah!"

Pauw Eang menerima dua butir pil itu sambil ujarnya.

"Sin Cho Jie Kwie selamanya tidak pernah menaruh budi kepada orang lain, kini menerima pemberian obar dari Hujien sudah tentu akan kubalas pula, dan benda yang akan kuserahkan kepada Sian Ceng Tootiang s-bagai balas budinya, kini akan kuberikan kepada Hujien sebagai pembalasan budi dari aku". Ujar Tang Hujien.

"Sebelum matabari terbenam, kita bertemu dibawah sebuab pobon Siong ribuan tahun usianya dibawah puncak Chiet Seng Hong sepuluh li dari tempat ini, luka yang diderita oleh saudaramu itu sangat parah sekali, cepatlah kau pergi kesana, dengan menggunakan air gunung minumkanlah obat itu, dua jam kemudian apabila tidak terjadi perubahan apapun, minumkan lagi sebutir obat itu ".186 Sahut Pauw Fang dengan perlahan.

"Hujien harap menjaga diri baik2". Sambil memutarkan tubuhnya dengan cepat dia berlari kearah depan. Ilmu meringankan tubuhnya sungguh sangat tinggi sekali, hanya dua-tiga kali lompatan saja bayangan tubuhnya telah lenyap dari pandangan mata. Tang Hujien memandang bayangan punggung dari Pauw Fang hingga lenyap dari pandangan mata baru dengan per-lahan2 membalikkan tubuhnya dan memandang dengan tajam kearah Sian Seng Tootiang, sambil tersenyum ujarnya.

"Barisan pedang yang diatur didepan kuil Sam Yuan Koan ini apakah untuk menyambut kedatanganku ???". Waktu dia berbicara suara serta sikapnya samar2 terlihat sangat angker dan serius sekali, membuat orang yang memandang ke arahnya sedikit banyak menaruh rasa jerinya. Dengan keren sahut Sian Seng Tootiang.

"Kartu nama yang Hujein berikan telah kami serahkan kepada ciangbunjin partai kami ". Sahut Tang Hujien.

"Itulah sangat bagus sekali, bagaimana dengan jawaban dari Ciangbunjin dari partai kalian ???". Ujar Sian Seng Tootiang kemudian.

"Cianglaunjin dari partai karni sedang bersemedi, hanyalah setiap hari waktu magrib barulah sadar satu kali, kartu nama dari Hujein sekalipun telah dihantar kepada Ciangbunjin, aku kira ciangbunjin dari partai kami belum sempat untuk membacanya, Hujien lebih baik besok pagi datang lagi untuk melihat, kemungkinan sekali ciangbunjin dari partai kami akan melakukan penyambutan sendiri". Tang Hujien mendongakkan kepalanya tertawa ter bahak2 ujarnya.

"Aku selama sepuluh tahun ini belum pernah meninggalkan daerah Chuan Tiong setindakpun, kali ini dari ribuan li jauhnya datang kemari bukankah hanya sia2 belaka --------"

Dia berhenti sejenak, kemudian dengan tajam mempermainkan barisan pedang itu, dan ujarnya.

"Tootiang didepan kuil Sam Yuan Koan mengatur barisan pedang ini, kelihatannya adalah bersiap hendak secara keras menghalangi aku menerjang naik keatas gunung ". Sahut San Seng Tootiang.

"Tiga li disekitar kuil Sam Yuan Koan ini sejak dulu telah merupakan daecah yang terlarang, yang melanggar-----". Mendadak Tang Hujien mengerutkan lanjutnya.

"Kalau melanggar bagaimana ????". Sahut Sian Seng Tootiang.187

"Yang melanggar akan hal ini akan diusir keluar dari daerah terlarang atau dibunuh tanpa pilih bulu". Tang Hujien tertawa dingin, sahutnya.

"Sungguh besar sekali omonganmu". Tangannya diulurkan masuk kedalam tandu kecil berwarna hijau itu, dan mengambil keluar sebuah tongkat berkepala naga yang mengaluarkan sinar keperak-perakkan yang menyilaukan mata, dan diketukkan keatas tanah hingga menembus kedalam sebuah batu besar sedalam beberapa coen, kemudian lanjutnya.

"Apabila aku berhasil menembus barisan pedang yang diatur diluar kuil ini, lalu akan bagainaana ? ?". Sian Seng Tootiang tertegun, ujarnya.

"Selama puluhan tahun lamanya ini belum pernah terjadi urusan yang seperti itu, Hujien sekalipun merupakan seorang yang mempunyai kedudukan serta nama yang terkenal didalam dunia kangouw, aku kira juga sukar untuk dengan seorang diri menembus barisan pedang yang pinto atur ini". Tang Hujien dengan keras membentak, ujarnya.

"Aku apabila tidah berhasil menembus barisan pedang yang kau atur ini, segera akan balik kembali ke Shu Cho, dan sejak hari ini keluarga Tang tidak akan lagi berkelana didalam dunia kangouw, tetapi apabila aku berhasil membobolkan pertahanan barisan pedang yang kau atur itu ----"- Sahut Sian Seng Tootiang.

"Pintu segera akan membunyikan lonceng bahaya, dan aku mengganggu Ciangbung Suheng iang sedang melatih tenaga dalam, untuk keluar menyambut sendiri". Ujar Tang Hujien.

"Pertaruhan ini sekalipun sangat merugikan diriku, tetapi aku kira kaupun hanya mempunyai hak sampai disitu saja, baiklah! kita putuskan begitu saja". Sian Seng Tootiang mengobat-abitkan pedang panjangnya, sambil ujarnya.

"Tahan, Sebelum kau menerobos kedalam barisan pedang tersebut, haruslah menangkan pedang pusaka ditangan pinto ini terlebih dahulu". Tang Hujien mendongakkan kepalanya tertawa besar, ujarnya .

"Aku ini hari akan mencoba bagaimana hebatnya Chiet Seng Kiam Tin yang telah menggetarkan dunia kangouw dan membikin harum nama dari Bu tong Pay beserta jurus pedang ditanganmu itu". Sian Seng Tootiang tertawa dingin, pedang panjangnia dengan perlahan lahan diangkat keatas dan membuka jurus ilmu pedang dari Bu tong Pay yang terkenal itu. Tang Hujien dengan mendatar mengangkat tongkat berkepala naga yang mengeluarkan sinar keperak perakan itu, dengan per lahan lahan188 dia bergerak maju kedepan, pada saat hampir mendekati Sian Seng Tootiang, mendadak dengan berat bentaknya.

"Hati2lah ! ". Tongkatnya dengan disertai angin yang santar dengan mendatar menyapu kearah depan. Pedang panjang ditangan Sian Seng Tootiang segera dibalik dengan hebatnya, dan membuat suatu rentetan sinar keperak perakan menyabet kepergelangan kanan lawannya. Tang Hujien dengan dingin membentak "Suatu permainan pedang yang sangat bagus sekali ". Tongkat peraknya diputar dihadapannya, segera terlihat bayangan tongkat yang memenuhi seluruh angkasa. Sian Seng Tootiang waktu melancarkan pedang panjangnya dilakukan dengan sangat cepat sekaii, tetapi waktu ditarik kembali kebelakang dilakukan jauh lebib cepat lagi, pergelangan tangannya ditekuk sedikit kedalam, pedang panjangnya segera ditarik kebelakang, terlihat ujung pedang bergetar tak henti2nya, dan terlihat melayangnya tiga buah bayangan pedang menerjang maju ketiga jalan darah terpenting didepan dada Tang Hujien. Tongkat perak ditangan Tang Hujien yang berputar dengan sangat hebat itu mendadak menjadi tenang kembali, dengan mendatar menyapu keatas tubuh pedang panjang yang menyerang dirinya itu. Sian Seng Tootiang segera menarik kembali pedang panjangnya sambil mundur tiga langkah kebelakang, tetapi mendadak maju menerjang kembali. Pada saat dia mundur dan kemudian maju kedepan lagi itu gerakan pedangnya telah dikerahkan seluruhnya, terlihat sinar dingin berkelebat berputar, hawa pedang memenuhi seluruh jagat, ber puluh2 sinar pedang berkelebat menyilaukan mata, tanah sekitar enam tujuh kaki semuanya dikelilingi oleh bayangan pedang yang berkelebat terus menerus. bagaikan ombak besar ber gulung ditengah samudra bebas dan menekan makin lama makin menghebat. Tetapi tongkat perak ditangan Tang Hujien itu mendadak berubah menjadi kedudukan bertahan dan tidak melancarkan serangan sedikitpun. Satu jurus demi satu jurus, satu gerakan demi satu gerakan dengan perlahan dikerahkan keluar, tetapi setiap dia melancarkan satu kali serangan dengan tongkatnya, tak satupun yang tidak merupakan tempat yang sangat tepat, seluruh tubuhnya dilindungi dengan sangat rapatnya dan kehebatannya tak terhingga, sekalipun jurus pedang yang dilancarkan oleh Sian Seng Tootiang sangat ganas dan hebat, tetapi tetap tak berhasil mendesak maju satu tindakpun kedepan. Dalam sekejab mata saja, kedua belah pihak telah saling serang menyerang dengan hebatnya sebanyak dua puluh jurus lebih. Terdengar Tang Hujien dengan dingin ujarnya.189

"Kepandaian ilmu pedang dari Bu tong Pay, tak lebih hanya demikian saja, hati2lah aku akan mulai melakukan serangan balasan". Pada saat dia berbicara, jurus serangan tongkat perak ditangannya mendadak berubah, dari gerakan yang sangat perlahan menjadi gerakan yang sangat cepat sekali, sedang dari kedudukan bertahan menjadi kedudukan menyerang. Terlihat tongkat perak itu berputar dengan cepatnya, dan diikuti dengan angin tajam yang sangat hebat, sebentar ditarik kebelakang sebentar ditusukkan kedepan, menyapu dan menyerang dengan mendatar, setiap serangan disertai dengan angin serangan yang sangat santar, didalam sekejab mata saja dia telah berhasil menduduki di atas angin. Beberapa kaki diluar kalangan itu masih terasa angin serangan tongkat yang sangat santar dan memekikkan telinga. Serangkaian ilmu pedang yang dilancarkan oleh Sian Seng Tootiang baru saja dilancarkan habis, tahu2 telah didahuiui oleh pihak lawan untuk menerjang ketempat kelemahannya, terlihat tongkat pihak lawan berputar dengan hebatnya, memaksa dia tak berdaya untuk balas melancarkan serangan. inilah suatu pertempuran sengit yang jarang sekali terlihat didalam dunia kongouw, ditengah kalangan hanya terlihat sinar pedang serta bayangan tongkat yang saling menyambar, sedang angin santar tak henti hentinya bertiup disekitar tempat tersebut. Tang Hujien itu agaknya mempunya tenaga dalam yang tak habis2nya dan sangat kuat sekali, serangan yang dilancarkan dengan menggunakan tongkat perak ditangannya itu, makin menyerang makin bertambah hebat dan makin bertambah lihai. Mendadak terdengar suara benda besi yang saling berbentur dengan hebatnya, terlihat percikan bunga api yang memenuhi sekitar tempat itu, sedang sinar pedang serta bayangan tongkatpun dalam sekejab mata semuanya telah hilang lenyap. Kiranya Sian Seng Tootiang yang didesak oleh bayangan tongkat yang memenuhi seluruh angkasa itu membuat dia tak berdaya, untuk balas melancarkan serangan, tanpa terasa dalam hatinya menjadi sangat gusar sekali, dengan diam2 dia mengerahkan tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam pedang dan dengan keras menerima satu kali serangan yang dilancarkan oleh pihak musuh. Pada saat pedang dan tongkat perak bertemu menjadi satu, masing2 merasakan pergelangan tangannya menjadi tergetar dan tak terkendalikan lagi masing2 mundur kebelakang satu langkah. Wajah serius dari Tang Hujien samar samar terlihat timbul napsu membunuhnya yang hebat, dengan dingin ujarnya.

"Aku sebenarnya tidak mempunyai hati untuk menaruh rasa dendam dengan pihak Bu-tong Pay, cukup membuat kau tahu dengan sendirinya dan mengundurkan diri sehingga urusan menjadi beres, tetapi190 dengan tindakanmu yang demikian kasarnya hingga dengan nekat berani menerima seranganku dengan kekerasan, janganlah kau menyalahkan kepadaku lagi kalau aku turun tangan dengan kejam, coba kau terimalah seranganku ini sekali lagi ". Dengan per-lahan2 dia mengangkat tongkat perak ditangannya keatas dan dipukulkan keatas kepala pihak lawan dengan hebatnya. Gerakan ini sekalipun kelihatannya sangat perlahan sekali, tetapi gerakan tongkat tersebut belum saja sampai mendekati telah terasa suatu angin yang maha hebat menerjang datang. Sian Seng Tootiang memangnya mempunyai sifat yang keras kepala dan tak mau mengalah kepada pihak lawan, apalagi untuk menahan sindiran serta kata2 yang menyinggung perasaannya, begitu Tang Hujien membuka mulut menyindir kepadanya untuk dengan kekerasan menerima serangan tongkat yang dilancarkan olehnya, dia mengira sungguh2 menantang dia untuk berbuat demikian, segera dia mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya yang disalurkan kedalam tubuh pedang panjangnya dan dengan keras menyambut datangnya tongkay perak yang menerjang kearahnya dengan hebatnya itu. Tang Hujien tertawa dingin, bentaknya.

"Kau mencari mati ???". Tongkat peraknya makin diperhebat serangannya dan dengan sangat cepat jatuh ke bawah. Pedang dan tongkat perak sekali lagi terbentur menjadi satu, terdengar suara nyaring yang jauh lebih hebat dari tadi dan percikan bunga api yang makin santar pula. Seluruh tubuh dari Sian Seng Tootang menjadi gemetar, tak tertahan lagi dia terdesak mundur dua langkah kebelakang. Haruslah diketahui pedang pusaka sekalipun merupakan senjata tajam yang sangat ringan dan gesit, adalah sangat hebat apabila untuk menusuk, menotok dan menyambar, gerakan serta perubahannyapun sangat banyak serta luas. kini Sian Seng dengan menggunakan pedang panjangnya dengan keras menerima serangan hebat dari pihak lawan, didalam hal senjata tajam saja dia telah mengalami kerugian yang sangat besar sekali. Tang Hujien dalam satu jurus mendatangkan hasil, tidak menanti Siang Seng Tootiang untuk bertukar napas lagi, serangan hebat kedua telah dilancarkan keluar. Sian Seng Tootiang sekalipun jadi orang sangat ketolol tololan, didalam hatinya dia merasa sangat tidak menerima, dengan lwee kang yang dilatihnya selama berpuluh puluh tahun lamanya ternyata tak dapat memenangkan seorang nenek yang telah demikian tua nya itu, pedang panjangnya dengan menggunakan jurus "Lie Ping Thian Lam", atau dengan sekuat tenaga terbang kelangit Selatan melancarkan srrangan191 hebat. jurus yang dilancarkan inipun merupakan satu jurus keras melawan keras. Kali ini Tang Hujien mengerahkan sepuluh bagian dari tenaga dalamnya, didalam hatinya dia mengetahui dengan jelas, ilmu pedang dari golongan Bu tong Pay telah menjagoi seluruh dunia kangouw, orang ini sekalipun mempunyai sifat yang ketolol tololan dan kasar, tetapi didalam melatih iimu pedang sebenarnya tidaklah sesuai, sukar untuk menyelami hingga sedalam dalamnya, hanyalah didalam melancarkan serangan dengan ilmu pedangnya itu sedikit jauh lebih gesit saja, sedang didalam tenaga serta kehebatan didalam mengerahkan tenaga dalamnya sungguh luar biasa sekali, apabila tidak menggunakan sedikit akal kiranya bertempur hingga mencapai empat ratus juruspun sukar sekali untuk menentukan menang kalahnya. Untuk ketiga kalinya pedang dan tongkat itu terbentur satu sama lainnya, sedang keadaan sekarangpun jauh berbeda dengan yang terdahulu, begitu pedang panjang di tangan Sian Seng Tootiang bertemu dengan tongkat perak itu, segera dia merasakan tenaga hebat yang menekan tubuhnya bagaikan telah diserang oleh dua buah tongkat sekaligus. Sian Seng Tootiang hanya merasakan tongkat perak itu bagaikan suatu gunung Thay san yang menindih keatas tubuhnya, dan terus menekan kebawah, dengan cepat dia mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya dan dengan seluruh tenaganya melawan datangnya serangan yang demikian hebatnya, dengan perlahan lahan dia berhasil menahan tekanan hebat dari tongkat tersebut, pedang dan tongkat segera bertemu di tengah udara sedang keadaan situasinyapun berubah menjadi seimbang. Barisan Chiet Seng Kiam Tin yang ber putar tak henti2nya itupun dengan perlahan lahan berhenti kembali, sinar mata dari tujuh orang toosu itupun bersama-sama di-curahkan keatas pedang serta tongkat yang menempel kaku ditengah udara itu. Tampak seluruh wajah dari Sian Seng Tootiang berubah menjadi merah padam, setetes demi setetes keringat mengucur keluar dan membasahi seluruh tubuhnya. Tetapi nenek tua yang sedang melancarkan serangan dengan tongkat itu tak nampak sebutir keringatpun yang keluar, hal ini membuktikan bahwa kedua orang itu didalam mengadu tenaga dalam ini, Sian Seng Tootiang sudah bukan merupakan lawannya. Pada saat pedang dan tongkat itu tetap saling bertahan itu, mendadak terdengar Tang Hujien tertawa dingin, bentaknya.

"Lepas-----!"

Tongkat perak itu terlihat bergetar tenaga tekanannyapun makin bertambah hebat, Sian Seng Tootiang hanya merasakan pergelangan tangan kanannya menjadi kaku, pedang panjangnya tahu2 telah terlepas192 dari tangannya dan terbang jatuh keatas tanah.

Tang Hujien menarik kembali tongkat peraknya, ujarnya.

"Perubahan jurus didalam ilmu pedang Tootiang sungguh tidak dibawah kepandaiku, hanya sayang karena mendengarkan suara sindiran yang sengaja aku ucapkan sehingga tanpa memikirkan akibatnya lagi dengan bodoh menerima bertanding tenaga dalam, didalam hal senjata tajam saja kau telah mengalami kerugian yang besar, apabila kini didalam hatimu masih mempunyai perasaan yang kurang puas, tidak usahlah sungkan2 untuk memungut kembali pedang panjangmu dan sekali lagi mengadakan pertempuran ". Beberapa perkataan yang diucapkan itu kalau didengar bagaikan sedang menghibur kepada Sian Seng Tootiang, padahal sebenarnya adalah memperingatkan dia untuk tidak melupakan janjinya waktu sebelum pertempuran itu terjadi. Sian Seng Tootiang jadi otang pertama sifatnya yang jujur, kedua dia berasal dari suatu partai besar yang mempunyai nama besar, segala perkataan yang telah diucapkon tentu akan dipenuhi sekalipun dia dikalahkan dengan hati yang kurang puas, tetapi juga tidak mempunyai wajah lagi untuk memungut pedangnya sekali lagi mengadakan pertempuran. Wajahnya segera menjadi keren, dengan serius ujarnya .

"Hujien silahkan memasuki kedalam barisan pedang". Tubuhnya berkelebat dan berdiri dua langkah disamping. Tang Hujien menganggukan kepalanya memuji, ujarnya.

"Orang2 dari partai besar yang mempunyai nama, sungguh sangat jujur dan berhati lapang, aku sangat memuji sekali". Tongkat peraknya diketokkan keatas tanah, dengan langkah yang lebar berjalan memasuki barisan pedang tersebut. Chiet Sang Kiam Tin yang diatur diluar kuil itu dengan perlahan- lahan mulai bergerak, tujuh bilah pedang panjang dibawah sorotan sinar matahari memantulkan sinar dingin yang menyilaukan mata. Sinar matahari memancar keatas wajah dari Tang Hujien yang penuh diliputi oleb perasaan serta suasana yang serius itu, hal ini membuktikan kalau didalam hatinya sedang merasakan suatu ketegangan yang tak terhingga, dan merasa sangat berat sekali. Haruslah diketahui bahwa barisan Chiet Seng Kiam Tin dari Bu tong Pay ini sangat terkenal sekali didalam dunia kangouw, tujuh bilah pedang panjang bergerak bersama sama menimbulkan perubahan yang sangat tak terbatas, entah telah berapa banyak jago berkepandaian tinggi didalam dunia kangouw telah kehilangan nama baiknya dipupuk dengan susah payah itu didalam barisan pedang ini. Dengan perlahan2 dia mengangkat tongkat peraknya, dengan nada yang keren dan mendalam ujarnya.

"Telah lama aku mendengar nama besar dari barisan Chiet Seng Kiam Tin dari Bu- tong Pay, ini hari beruntung dapat bertemu sungguh193 sangat bangga sekali ."

Tongkat peraknya didatarkan dengan sangat hebat menyapu kearah depan.

Tampak pedang panjang dari Toosu yang berdiri dipaling depan mendadak ber putar, dengan sangat cepat sekali dengan mendatar menyapu keatas tongkat perak itu kemudian didorongnya, bersamaan itu pula dua belah pedang panjang dengan mendatar menotok kesamping dan menerjang tongkat perak tersebut.

Tongkat perak ditangan Tang Hujien segera ditekan kebawah, setelah menghindarkan diri dari serangan ketiga bilah pedang panjang itu, mendadak tubuhnya mendesak kedepan memasuki ketengah barisan pedang tersebut.

Gerakan pedang yang menotok datang itu mengikuti gerakan tongkat perak dari Tang Hujien yang menekan kearah bawah, mendadak ditarik kembali, bentuk barisan yang tenang dan berhenti itu mendadak berputar dengan cepatnya, satu pedang menusuk dari arah depan sedang dua bilah pedang lainnya dengan disertai oleh sinar yang amat dingin berpencar masing2 menusuk kearah kiri dan kanan ingatnya.

Begitu memasuki kedalam barisan pedang itu, Tang Hujien segera merasakan kelihaian dari barisan pedang tersebut, apabila tidak sejak kini berusaha untuk menerjang bobol rentetan perubahan yang terjadi pada barisan pedang ini, sekalipun orang yang memiliki kepandaian yang bagaimana tingginyapun juga sukar untuk bertahan lebih lama lagi.

Kiranya, barisan Chier Seng Klam Tio ini, setiap perubahan yang terjadi didalam melancarkan serangan, semuanya terdiri dari satu sebagai kepala dan dua orang menjadi pengiringnya, satu pedang menyerang dari arah depan, sedang dua bilah pedang lainnya menerjang dari arah belakang, bahkan serangan yang dilancarkan ketiga bilah pedang itu datangnya dari tiga sudut yang berlainan, hal ini belum2 sudah mendatangkan perasaan yang tidak enak dihati dan ragu ragu didalam menerima setiap serangan tersebut.

Pengalaman didunia kangouw yang dimiliki Tang Hujien sangat luas sekali, sehingga membuat dia cukup hanya dua jurus saja didalam menerima serangan musuh telah dapat melihat dimana letaknya kelihaian dari barisan pedang ini, apabila menanti barisan pedang itu telah mulai bergerak dengan sungguh2, gerakan pedang yang tak henti2nya dilancarkan dan menerjang dengan hebatnya ketubuhnya itu, pada saat itu apabila baru mulai mencari kesempatan untuk meloloskan diri, kiranya jauh akan lebih sukar lagi.

Kesempatan untuk mengubrak abrik kedudukan musuh haruslah dilakukan dimuka, tongkat peraknya segera di putar dan ber-turut2 melancarkan tiga jurus serangan, terlihat sekumpulan bayangan tongkat dengan sangat hebat menerjang keluar memunahkan setiap serangan pedang yang dilancarkan kearahnya, sedang tubuhnya mendadak miring kebelakang mundur tiga langkah, dan194 meloloskan diri dari kepungan barisan pedang tersebut.

Para toosu itu baru saja akan mulai menggerakkan barisan pedang itu, mendadak dalam waktu yang singkat telah kehilangan sasarannya, barisan pedang itu segera menjadi kalut tak karuan.

Dalam sekejab mata itu pula, Tang Hujien yang berhasil meloloskan dirinya dari kepungan barisan pedang itu dengan cepat maju kedepan sambil melancarkan serangannya, gerakannya itu dilakukan sangat cepat sekali bagaikan kilatan petir, tubuhnya sedikit digerakkan dan dengan cepat berkelebat, tongkat perak ditangannya dengan menggunakan jurus "Lie Sauw Ngo Ie"

Atau sekuat tenaga menyapu gunung, menyapu keluar sedang tangan kanannya dengan perlahan2 mengerabkan tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam telapak tangannya dan menanti datangnya serangan dari plhak musuh.

Terdengar saara terbenturnya benda2 tajam, tiga bilah pedang panjang yang menyerang dari arah depan itu telah berhasil di sapu jatuh beberapa batang.

Barisan pedang yang sedang sangat kalut itu belum saja berhasil dipulihkan kembali, kini sekali lagi terkena sambaran tongkat dari Tang Hujien yang disertai tenaga yang besar sehingga menyebabkan pedang yang menahan majunya musuh didepan barisan menjadi tersapu pergi, barisan pedang itu segera diterjang runtuh satu.

lubang yang sangat besar, sedang orang2 yang berdiri di belakangnyapun tertahan oleh orang2nya sendiri, untuk sesaat pedang panjang itu tak dapat melancarkan serangannya dan berkerumun menjadi satu, keadaannya sangat kalut sekali.

Tang Hujien dengan meminjam kesempatan ini memasuki makin dalam lagi, sedang tenaga dalam yang telah dikeluarkan kedalam telapak tangan kanannyapun mendadak dilancarkan kearah depan.

Serangannya ini bukan saja diluar dugaan pibak musuh, bahkan gerakkannjapun sangat cepat sekali, dan dengan tepat mengenai bahu kanan dari seorang Toosu.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sejak semula dia telah mengincar tepat jaraknya, begitu serangannya dilancarkan secepat kilat dengan tepat pula mengenai sasarannya.

Terdengar suata yang nyaring, pedang panjang ditangan Toosu yang terkena serangan itu terjatuh keatas tanah, tubuhnya menjadi terhuyung huyung dan bergoyang tak henti2nya.

Seluruh dari barisan pedang itu segera berubah menjadi tenang dan tak ada yang bergerak lagi.

Tang Hujien yang sekali melancarkan serangan mengenai sasarannya, diam2 teriaknya.

"Maaf------!"

Tongkatnya disabetkan dengan disertai angin santar yang sangat tajam menerjang kedepan.195 Para Toosu iru tak sempat untuk berubah lagi, segera masing2 menghindarkan diri ke samping, ternyata dengan demikian mudahnya dia telah berhasil menerjang bobol barisan pedang Chiet Seng Kiam Tin yang sangat terkenal itu.

Sian Seng Tootiang nampak Tang Hujien dengan gerakan yang sangat mudah sekali telah berhasil membobolkan barisan Chiet Seng Kiam Tin yang sangat terkenal tanpa terasa dia menjadi menghela napas, ujarnya.

"Selama puluhan tahun ini, entah beberapa banyak jago betkepandaian tinggi dari dunia kangouw yang telah berhasil menerobos masuk kedalam daerah terlarang dari partai kami, tetapi yang dapat memenangkan pedang panjang ditangan pinto serta berbasil membobol barisan pedang Chiet Seng Kiam Tin hanyalah Hujien seorang saja, nama besar dari keluarga Tang didaerah Shu Cho sungguh bukanlah nama kosong belaka ". Tang Hujien dengan perlahan tersenyum, ujarnya.

"Tootiang terlalu memuji---". Senyuman dibibirnya mendadak menghilang, wajahnya berubah lagi menjadi sangat keren dan serius, lanjutnya.

"Aku dari ribuan li datang keatas gunung Bu tong san ini adalah dikarenakan urusan yang sangat penting sekali dan harus bertemu muka dengan Ciangbunjin dari partai kalian, tootiang ada perjanjian dengan aku sebelumnya, aku harap segera dapat membawa diriku menemui Sian Ceng Tootiang ". Sahut Sian Seng Tootiang "Pinto telah menyanggupi kepada Hujien sudah tentu akan kulaksanakan menurut apa yang telah Pinto ucapkan, hanya orang2 yang menggotong tandu serta pelayan yang Hujien bawa ini, haruslah tinggal diluar kuil Sam Yuan Koan ini". Tang Hujien menganggukkan kepalanya ujarnya.

"Kalau memangnya ini adalah peraturan dari kuil Sam Yuan Koan kalian, aku juga tidak ingin membikin sukar kepadamu". Sian Seng Tootiang menoleh memandang sekejab kearah tujuh orang Toosu yang wajahnya berubah menjadi murung serta berdiri dengan meluruskan tangannya kebawah, kemudian ujarnya.

"Kalian jaga dengan baik2 pintu kuil ini ----"

Sambil balikkan tubuhnya dan merangkap tangannya didepan dada ujarnya.

"Hujien harap mengikuti Pinto memasuki kedalam kuil". Dengan langkah yang lebar dia berjalan memasuki kedalam kuil tersebut. Tang Hujien dengan kencang mengikuti terus dari belakang tubuhnya, sambil berjalan dia memperhatikan keadaan disekelilingnya nampak kuil Sam Yuan Koan yang sangar terkenal sekali didalam dunia196 kangouw ini bangunannya tidaklah begitu megah, tetapi dibuat sangat kuat sekali dan sangat menarik, pepohonan serta bunga2 bertebaran disekitar tempat itu. Setelah melewati sebuah taman yang sangat luas sekali dimana terlihat penuh ditanami oleh berbagai macam bunga serta pepohonan, sesampainya didepan pintu kedua nampak empat orang Tootiang yang pada punggungnya terselip sebilah pedang berdiri sejajar menghalangi jalan pergi dari mereka itu. Keempat orang itu begitu nampak Sian Seng Tootiang, segera bersama2 merangkap kedua tangannya didepan dada sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat. Sian Seng Tootiang mengibaskan tangannya, dengan nada yang sangat serius ujar nya.

"Bunyikan lonceng untuk memberi tahukan kepada Ciangbunjin bahwa ada tamu terhormat yang datang berkunjung". Keempat orang Toosu itu sedikit menjadi tertegun, tetapi agaknya mereka tak berani melanggar melanggar perintah yang diberikan oleh Sian Seng Tootiang, orang yang berdiri diujung kiri segera merangkap tangannya memberi hormat kemudian dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan masuk kedalam pintu. Dalam sekejab saja, terdengar bunyi lonceng yang bergema tiga kdis, suara itu demikian kerasnya hingga menyakitkan telinga, suara lonceng itu belum berhenti ber bunyi, dari kejauhan berkumandang datang suara genta yang berbunyi dengan kerasnya pula. Sian Seng Tootiang menoleh memandang sekejab kearah Tang Hujien, ujarnya kemudian.

"Hujien harap menanti sejenak pinto telah memerintahkan untuk menggunakan lonceng tanpa urusan yang sangat penting serta gawat untuk memberitahukan kepada Ciangbunjin, segera akan ada orang yang datang kemari untuk menyambut kedatangan Hujien". Tang Hujien tertawa tawar, sahutnya.

"Merepotkan Tootiang saja ". Pada saat mereka berbicara itu, terlihat seorang toosu yang masih sangat muda sekali dengan langkah yang sangat cepat berlari mendatang, sinar matanya berputar, tak henti2nya memandang kearah Tang Hujien, sambil merangkap tangannya memberi hormat kepada Sian Seng Tootiang, ujarnya.

"Susiok dengan membunyikan lonceng bahaya, entah telah terjadi peristiwa apa ?". Sian Seng Tootiang dengan perlahan menghela napas, ujarnya .

"Nyonya ini adalah merupakan ciangbunjin dari keluarga Tang didaerah Shu Cho, ada urusan yang penting ingin menemui Ciangbunjin, kau bawalah dia pergi menemui Ciangbun suheng !". Toosu kecil itu wajahnya penuh dengan rasa keberatan, ujarnya.197

"Susiok, Ciangbunjin------". Dengan gusar ujar Siang Seng Tootiang .

"Tutup mulut, aku menyuruh kau bawa dia pergi, kau haruslah mengikuti apa yang aku perintahkan dan menjalankan tanpa menghiraukan yang lain lagi, apabila ciangbunjin menyalahkan, ada aku yang akan menerimanya". Toosu kecil itu menganggukkan kepalanya sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat, sahutnya "Tocu akan mengikuti segala perintah dari susiok". Wajahnya berubah menjadi sangat murung sekali, dengan perlahan lahan dia membalikan tubuhnya dan berjalan kearah depan. Tang Hujien mengerutkan alisnya, dengan kencang dia mengikuti dari belakang dan mengejar terus kearah depan. Gerakan langkah dari Toosu kecil itu sangat gesit sekali, dan waktu berjalan sangat cepat, Tang Hujien mau tak mau terpaksa harus mempercepat langkahnya dan dengan cepat mengikuti dari belakangnya, terasa bau bunga yang harum semerbak menusuk kedalam hidungnya, jalan kecil disisinyapun dilewati dengan cepatnya, langkahnya saking cepatnya itu memaksa dia untuk tak dapat melihat dengan jelas keadaan sekitarnya. Pada saat mereka berlari dengan cepatnya itu, mendadak toosu itu menghentikan langkah kakinya, sambil membalikkan tububnya ujarnya.

"Li sicu harap menanti sebentar didalam ruangan tersebut, aku akan masuk kedalam memberi laporan dan seteiah keluar menyambut lagi ". Tang Hujien menganggukkan kepalanya, ujarnya.

"Silahkan !!". Ketika menengok kesekelilingnya, tampak dia kini berdiri didepan sebuah kebun yang dikelilingi oleh tumbuhan bambu yang agak lebar. Beberapa waktu kemudian, tampak toosu kecil yang membawa jalan tadi dengan langkah yang lambat sekali berjalan keluar. sambil membungkukan tubuhnya memberi hormat ujarrnya.

"Suhuku mempersilahkan li-sicu untuk masuK kedalam bertemu ". Tang Hujien sambil membawa tongkat peraknya dengan langkah yang per lahan2 berjalan mengikuti dibelakang toosu kecil itu dan masuk kedalam ruangan. Toosu kecil itu se-konyong2 menunjukkan jarinya kesuatu ruangan yang sangat indah sekali dimana disekelilingnya penuh terdapat pot2 bunga yang sangat indah dan beraneka macam, ujarnya.

"Suhuku berada didalam ruangan yang di kelilingi oleh bunga itu menantikan kedatangan Li sicu, lebib baik li sicu maju seorang diri saja !". Tang Hujien tertawa tawar, dengan langkah yang sangat perlahan dia berjalan maju kedalam. Tampak ruangan yang sangat indah serta penuh dikelilingi oleh198 bunga itu dengan per-lahan2 terlihat suatu asap putih bertiup keluar, sedang didepan pintu terdapat sebuah tirai dari bambu yang menutupi, sehingga sukar untuk melihat benda2 yang terdapat didalam ruangan tersebut. * * * *** BAGIAN KEDUA BELAS *** Tang Hujien yang mempunyai pengalaman yang sangat luas didalam dunia kangouw mendadak merasakan suatu perasaan yang ragu2 dan sangat bimbang sekali, bagaikan asap putih yang mengepul keluar dari ruangan itu mempunyai pengaruh yang lebih hebat dari pada barisan pedang Chiet Seag Kiam Tin atau barisan tujuh bintang yang sangat terkenal itu, tanpa terasa lagi dia menghentikan langkab kakinya. Terdengar dari dalam ruangan yang sangat indah ia berkumandang datang suatu suara yang sangat serak serta parau, agaknya keluar dari seorang kakek tua, terdengar ujarnya.

"Li sicu, silahkan masuk kedalam ! ! !". Tang Hujien dengan sangat berat ber-batuk batuk, sahutnya.

"Sungguh mengganggu ketenangan dari Tootiang !". Tongkat peraknya dengan sangat perlahan sekali membuka tirai bambu yang terurai di depan pintu itu, dengan langkah yang sangat perlahan dan berhati hati masuk kedalam. Ketika dia mengalihkan pandangannya memandang, nampak diatas sebuah ranjang yang terbuat dari kayu pohon siong, duduk bersila seorang Tootiang yang mempunyai jenggot setinggi dada, tubuhnya memakai jubah berbaju hijau dengan kaus berwarna putih, wajahnya sangat ramah sekali, dan saat ini sedang memejamkan sepasang matanya, bentuk serta sikapnya yang demikan itu sungguh membuat orang yang memandang menaruh rasa hormat serta mengagumi dirinya. Tang Hujien tanpa terasa membungkukkan tubuhnya memberi hormat, kemudian ujarnya.

"Ciangbunjin dari keluarga Tang didaerah Shu Cho datang menghunjuk hormat kepada Tootiang". Toosu berjubah hijau itu tersenyum, mendadak dia mementang sepasang matanya, dua buah sinar mata yang sangat tajam bagaikan kilat memancar keluar dari matanya, dan ditujukan keatas wajah dari Tang Hujien, sambil tersenyum ujarnya.

"Nama li-sicu telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, pinto199 sungguh sangat mengagumi sekali". Sahut Tang Hujien dengan tenang .

"Mana, mana, aku tanpa diundang telah mengganggu ketenangan dalam kuil ini, aku disini meminta maaf yang sebesar sebesarnya". Tootiang yang memakai jubah berwarna hijau itu adalah ciangbunjin dari Bu tong Pay, Sian Ceng Tootiang, tampak dia mengeluarkan tangannya menarik jendela kayu dibelakang ranjang yang sedang didudukinya itu, sekumpul angin sejuk meniup masuk kedalam ruangan itu, asap putih yang mengepul memenuhi ruangan dengan sangat cepat sekali mengikuti bertiupnya angin menyebar hilang tanpa bekas, terlihat tangan kanannya diletakkan diatas dadanya, sambil dengan tersenyum tanyanya .

"Li sicu dari tempat yang sangat jauh datang berkunjung, entah mempunyai urusan penting apa ?? ". Sahut Tang Hujien kemudian .

"Tak ada urusan penting tak akan aku datang mengganggu ketenangan dari Tootiang, pada waktu dekat ini didalam dunia kangouw berturut turut terjadi beberapa kejadian yang sangat besar dan sangat hebat, aku kira Tootiangpun telah mengetahui akan hal ini bukan ?". Ujar Sian Ceug Tootiang.

"Pinto waktu dekat2 ini dikarenakan setiap hati harus bensemedi, urusan2 yang terjadi didalam dunia kangouw sangat jarang sekali yang aku dengar". Tang Hujien mengerutkan alisnya, ujarnya .

"Urusan yang demikian penting dan seriusnya, apakah mereka juga berani mengelabuhi diri Tootiang ". Sian Ceng Tootiang tersenyum, ujarnya.

"Apabila kau berkunjung sehari lebih pagi, aku kira sukar sekali untuk dapat menemui pintu----". Tanya Tang Hujien lagi.

"Bagaimana ?? ? Waktu semedi Tootiang apakah ini baru sampai waktunya ? ? ?". Sian Tieng Tootiang mendadak menghela napas panjang2, ujarnya.

"Beberapa waktu ini ketika aku sedang duduk bersemedi, samar2 aku mendapatkan dugaan bahwa terasa suatu hawa pembunuhan yang sangat hebat menjalar masuk kedalam Bu lim----". Mendadak dia menutup mulutnya dan tak meneruskan perkataan yang belum selesai di ucapkan itu, dengan dingin bentaknya.

"Siapa ? ? ? "

Terdengar suara tertawa yang sangat nyaring berkumandang datang, ujarnya.

"Kau mengajukan waktu semedimu tiga hari untuk menemui tamu, aku kira akan mensia siakan latihan tenaga dalam yang kau selama sepuluh tahun".200 Sian Ceng Tootiang tertawa tawar, sahutnya.

"Aku dapat dengan tenang menjalankan semediku selama satu tahun penuh, sudahlah sangat cukup sekali----". Terdengar suara tertawa besar yang nyaring berkumandang datang lagi dari luar ruangan yang indah itu, lanjutnya.

"Memang sangat cukup sekali---- . Tetapi suara tertawa panjang itu makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran. Ujar Tang Hujien lagi.

"Jika didengar dari perkataan yang diucapkan barusan ini, agaknya orang itu adalah kawan karib dari Tootiang, entah merupakan Ciangbunjin dari partai mana ". Sahut Sian Ceng Tootiang.

"Orang yang sangat aneh sekali dan mempunyai semangat yang me-nyala2, sekalipun dia berhubungan dengan pinto hampir beberapa tahun lamanya, tetapi sampai kini pinto masih tetap tak mengetahui siapakah namanya dan bagaimana asal usulnya".

Jilid 7 Tang Hujien mengerutkan alisnya, dengan enghela napas ujarnya.

"Aku telah mengganggu masa semedi Tootiang sehingga mengganggu kemajuan yang Tootiang capai didalam tenaga dalam, jika dipikir sungguh sangat menyesal sekali"

Sahut Sian Ceng Tootiang dengan tawar.

"Kehendak Thian telah begini, bagaimana pinto dapat menyalahkan kepada li-sicu"

Ujar Tang Hujien lagi.

"Tootiang tidak menghendaki memberi teguran kepadaku, membuat hatiku tambah merasa menyesal"

Sian Ceng Tootiang tertawa, sahutnya.

"Li sicu tak usahlah menyesali diri sendiri, pada waktu baru2 ini pinto telah merasakan darah yang berjalan didalam tubuh pinto. menjadi bertambah cepat mengalirnya, babkan jantungnya terasa ber debar2 dengan hebatnya, apabila dengan paksa melanggar kehendak Thian, mungkin malah akan mengakibatkan peristiwa yang diluar dugaan---"

Dia dengan perlahan menghela napas, dengan nada yang serius ujarnya lagi.

"Li sicu tadi mengatakan bahwa didalam dunia kangouw ber turut2 telah terjadi beberapa peristiwa yang sangat penting dan mengejutkan hati, pinto akan mendengarkan hal ini dengan cermat, sehingga kemungkinan akan dapat dengan cepat mendapat kesimpulan"

Ujar Tang Hujien.201

"Tionggoan Shu Cincoe, apakah tootiang mengenalnya?"

Sahut Sian Ceng Tootiang.

"Pinto telah lama sekali mendengar nama besar dari mereka itu, hanya sayang dak mempunyai kesempatan untuk bertemu muka, tetapi suteku Sian Gwat sebaliknya mempunyai hubungan persababatan yang sangat erat sekali dengan Tionggoan Shu Cincoe. Ujar Tang Hujie lagi .

"Shu Cincoe sangat gemar untuk hidup mengasingkan diri di- tempat2 yang sehingga jarang sekali mengadakan hubungan persahabatan dengan orang2 didalam dunia kangouw, selain didalam dunia kangouw mempunyai nama besar yang sangat terkenal sekali, dapatlah dihitung merekalah yang mempunyai musuh yang paling sedikit"

Sian Ceng menganggukkan kepalanya, ujarnya .

"Menurut apa yang pinto ketahui, mereka memang adalah merupakan orang2 budiman diluar partai2 besar yang sangat benci terhadap segala permusuhan serta perbuatan nama kosong didalam dunia kangouw"

Tang Hujien dengan sedih menghela napas, ujarnya lagi .

"Aku waktu dahulu tidak berhasil menekan hawa napsu untuk berebut nama kosong, sehingga telah ber puluh2 kali bentrok bahkan menaruh rasa dendam dengan jago2 berkepandaian tinggi didalam dunia kangouw, setiap hari hanya dengan membunuh orang sebagai hiburannya, selama sepuluh tahun lamanya, hampir2 tak mempunyai waktu sedikitpun untuk beristirahat, setiap hari mengadakan perjalanan jauh dan ber kelana keseluruh penjuru dunia, sekalipun kadang2 timbul rasa menyesal didalam hari, tetapi tetap telah membuat beberapa banyak pembunuhan, orang2 didalam dunia kangouw yang membenci diriku, sukar sekali untuk dihitung dengan menggunakan jari, tetapi sejak bertemu dengan Tionggoan Shu Cincoe, hatiku menjadi terpengaruh oleh hati tawar mereka terhadap segala macam perebutan nama kosong serta permusuhan didalam Bu-lim, sehingga membuat hatiku menjadi tergerak, dan kembali ke rumah untuk menutup pintu kunci tangan, ber turut2 telah lewat berpuluh tahun lagi, tetapi orang2 dunia kangouw tak ada seorangpun yang mengetahui bahwa aku pernah bergerek satu hari satu malam dengan Tiouggoan Shu Cincoe--Hey?! sungguh tak disangka keempat orang yang mempunyai hati yang sangat baik serta ramah, dan tawar terhadap nama2 kosong itu, ternyata didalam saja ber sama2 telah menemui kematiannya dibunuh oleh orang."

Wajah ramah serta selalu tersenyum dari Sian Ceng Tootiang itu, didalam sekejap mata mendadak berubah menjadi berkerut dan bimbang, setelah menghela napas dengan perlahan tanyanya .

"Perkataanmu ini apakah benar terjadi??? ". Sahut Tang Hujien .

"Urusan ini sejak dahulu telah tersebar luas keseluruh dunia202 kangouw,sehingga mengakibatkan terjadinya getaran yang sangat hebat didalam Bu-lim, apakah sungguh Tootiang sedikitpun tidak mengetahui akau hal ini ??? Sahut Sian Ceng Tootiang .

"

Pada saat pinto bersemadi selamanya tak pernah mendengar urusan yang terjadi diluar dari kuil ini". Ujar Tang Hujien lagi .

"Apabila didengar dari perkataan yang Tootiang ucapkan itu agaknya terhadap lenyapnya Sian Gwat Tootiang dari partai Butong Pay, Tootiang sendiri juga tidak mengetahuinya ". Sian Ceng Tootiang mengerutkan alisnya, ujarnya .

"Biar Pinto mencoba memeriksa jejak nya terlebih dabulu ". Tangannya diulurkan mengambil sebuah tongkat kayu dan bersiap hendak dipukulnya keatas lonceng tembaga yang terdapat di ruangan itu, se konyong2 terdengar berkumandangnya suara tertawa panjang yang sangat nyaring sekali, pada saat tirai bambu tersebut membuka terlihat seorang pemuda berbaju hijau yang mempunyai wajah sangat tampan sekali dengan langkah yang sangat perlahan bertindak masuk kedalam. Orang ini sekalipun memakai baju yang sangat sederhana sekali, tetapi sikap serta gerak geriknya dapat terlihat sangat agung sekali dan samar2 terlihat seperti putra orang hartawan. Tampak sepasang matanya berputar, setelah memandang sekejap kearab Tang Hujien, sambil merangkap tangannya memberi hormat. ujarnya . Hujien bukankah Ciangbunjin dari keluarga Tang didaerah Shu Cho, Tang Loo hay??? ". Dalam hati Tang Loo thay terasa agak tergetar, sambil membalas hormat dengan tertawa sahutnya . Memang aku adanya, entah saudara bagaimana dapat mengetahuinya ? ". Pemuda berbaju hijau itu dengan nyaring tertawa besar, sahutnya.

"Nama Hujien telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, orang2 yang hidup pada saat ini ada siapa yang tidak mengetahuinya."

Tampak Sian Ceng Tootiang yang duduk bersila diatas ranjang dari kayu pohon Siong itu dengan cepat meloncat turun, dengan langkah yang sangat lebar sekali berjalan menyambut, sambil tertawa ujarnya.

"Telah beberapa tahun lamanya tidak saling bertemu, entah apakah kau telah berhasil mencari lawan tangguh didalarmper-mainan catur "

Pemuda berbaju hijau itu tertawa, sahutnya.

"Kedatanganku kali ini adalah hendak menantang kau untuk bertanding catur secara mati2an"

Melihat akan hal ini Tang Hujien mengerutkan alisnya, diam2 hatinnya.

"Dengan kedudukan serta namaku didalam dunia kangouw, Sian203 Ceng bergerak sedikit dari ranjangnyapun tidak, tetapi terhadap pemuda berbaju hijau ini bahkan sebaliknya demikian hormatnya"

Dalam hatinya diam2 dia merasa tidak puas, tanpa terasa perasaan tersebut mengalir keluar pada wajahnya.

Perasaan dari pemuda berbaju hijau itu sangat tajam sekali, agaknya dia telah mengetahui bahwa dengan gerak gerik Sian Ceng Tootiang ini akan menimbulkan rasa yang tidak puas dari Tang Loo thay, sambil menoleh kearah Tang Hujien ujarnya.

"Loocianpwee kali ini mengadakan perjalanan yang sangat jauh datang ke gunung Butong san ini, apakah hendak menyelidiki jejak dari putramu?"

Wajah dari Tang Hujien menjadi berubah hebat, tanyanya.

"Saudara bagaimana dapat mengetahui akan hal ini?"

Pemuda berbaju hijau itu tersenyum, sahutnya "Tang Loo thay apabila hendak menyelidiki dan mengetahui jejak dari pada putramu, selain cayhe seorang kiranya orang orang pada saat ini, sukar sekali untuk mencari orang kedua yang mengetahui akan hal ini! Dengan cepat tanya Tang Hujien .

"Putraku kini berada dimana ????". Sahut Pemuda berbaju hijau itu sambil tertawa .

"Perkampungan kelurga Lam Kong !!!"

Tang Hujien menjadi tertegun. tegasnya "Perkampungan keluarga Lam Kong-- apakah yang disebut sebagai Bu lim Tit Ir Chia ?????". Sahut Pemuda berbaju hijau itu sambil tertawa .

"Sudah tentu hanya satu keluarga itu saja". Wajah dari Tang Hujien berubah hebat, tanyanya .

"Perkataan ini apakah sungguh2 ??". Senyuman yang terlihat pada wajah Sian Ceng Tootiangpun mendadak menjadi lenyap, hal ini membuktikan kalau Tootiang yang mempunyai latihan yang sangat mendalam didalam agama To serta mempunyai iman yang tebal ini juga digetarkan hatinya oleh berita yang mendadak itu. Pada bibir Pemuda berbaju hijau itu tetap tersungging senyuman, ujarnya kemudian.

"Hanya sekalipun kau pergi keperkampungan keluarga Lam Kong juga sukar untuk menemui putramu itu ". Dengan nada yang tinggi melengking tanya Tang Hujien.

"Mengapa ?? ? Apakah????telah menemui bencana ???".'"

Pemuda berbaju hijau itu menarik kembali Senyuman yang menghias bibirnya, sambil menggelengkan kepalanya, ujarnya.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Putramu apabila sungguh2 telah mendapatkan warisan ilmu silat darimu, mungkin untuk sementara masih dapat mempertahankan dirinya, tetapi apabila kepandaian yang dimilikinya itu hanyalah biasa2 saja, dan204 tak cukup disebut sebagai jago yang berkepandaian tinggi, hal itu sukarlah untuk dibicarakan lagi. Tang Hujien mengetukan tongkat peraknya keatas tanah, dengan nada yang keras bentaknya "Dari mana kau dapat mengetahui tentang urusan yang sedemikian banyaknya ini?. Sepasang mata dari pemuda berbaju hijau itu memancarkan sinar yang sangat di sangat dingin sekali, dengan perlahan-lahan berkelebat diatas wajah dari Tang Hujien sambil ujarnya "Hujien apabila tidak mau mempercayai perkataan yang diucapkan oleh cahye, hal itu juga tidaklah mengapa -----"

Tang Hujien agaknya juga merasakan bahwa perkataan yang diucapkannya itu terlalu cepat dan tajam, segera dengan ter mangu- mangu dia berdiri tegak dan mengatur pernapasanya membuat hati yang sedang bergolak menjadi tenang kembaii.

Tampak pemuda berbaju hijau itu dengan perlahan lahan mengalihkan sinar matanya keatas wajah Sian Ceng Tootiang, pada mulutnya sekali lagi tersungging senyuman, dengan nada yang berat ujarnya .

"Sutemu Sian Gwat Tootiang---". Dengan tawar lanjut Sian Ceng Totiang.

"Apakah juga terjatuh kedalam keluarga Lam Kong ???? Sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Agaknya kau telah mempunyai hati yang menatap ---- Ujar Sian Ceng Tootiang .

"Lima tahun yang lalu, pinro dengan Ci angbunjin dari Go bie. Cing Jen Pay ber sama sama menjadi tamu terhormat dari Pek Jien Thaysu dari Siauw-lim Pay, dan menuju kepuncak gunung Siauw lim untuk membicarakan keadaan yang terjadi didalam dunia kangouw, pada saat itu Pinto pernah membicarakan tentang keluarga Lam Kong, dan menduga bahwa pada hari2 yang mendatang pastilah akan menjadi bencana didalam dunia kangouw, pinto mengusulkan agar delapan partai besar bersama- sama mengabungkan diri untuk pergi keperkampungan keluarga Lam Kong untuk meminta kembali ketiga buah benda pusaka, kemudian dengan menggunakan jago2 berkepandaian tinggi sejumlah tiga puluh enam orang dari seluruh partai besar untuk secara berpencar menjaga lima disekitar keluarga Lam Kong itu, untuk menjaga dan mengawasi gerak gerik dari orang2 ke luarga Lam Kong, sayang usul yang pinto usulkan itu tidak mendapatkan sambutan dari yang lain". Pemuda berbaju hijau itu tertawa tawar ujarnya.

"Pada lima tabun yang lalu, sayap dari keluarga Lam Kong telah mulai menjadi tumbuh dengan kuatnya, sekalipun orang2 yang mengikuti pertemuan pada waktu itu, menyetujui usulmu dan menjalankanya, aku kira juga tidak mempunyai daya untuk menjaga kemungkinan dibokong205 secara menggelap oleh mereka--"

Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi.

"Hanyalah paling sedikit menyebabkan rencana busuk yang sedang dipersiapkan oleh orang2 keluarga Lam Kong menjadi terlihat sejak dahulu dan sukar bagi mereka untuk mencapai kemenangan"

"Wajah dari Sian Ceng Tootiang berubah menjadi sangat serius sekali, ujar nya lagi.

"Sute pinto, Sian Gwat Tootiang bukan saja didalam kecerdikan sekalipun didalam ilmu pedang telah mencapai pada taraf kesempurnaan. Meskipun belum dapat digunakan untuk memenenangkan orang lain. tetapi untuk menjaga diri dan meloloskan diri masihlah mempunyai kelebihannya, entah bagaimana ternyata juga terjatuh ketangan orang orang kel.rga Lam Kong?"

Sinar matanya ditujukan keatas wajah pemuda berbaju hijau itu, agaknya dia mempunyai maksud tidak percaya akan perkataan yang baru saja diucapkan itu. Tang Hujien yang lama tidak membuka mulut untuk berbicara, mendadak mermbuka mulut, ujarnya.

"Peristiwa putraku terjatuh ketangan orang2 keluarga Lam Kong, Saudara dengan mata kepala sendiri melihatnya ataukah hanya mendengar kabar berita yang ter siar"

Pemuda berbaju hijau itu tersenyum ujarnya.

"Sungguh tak kusangka beberapa perkataan yang aku ucapkan dengan secara tidak sengaja ini telah mendatangkan kesulitan kesulitan yang tidak sedikit kepadaku, kalian berdua dengan demikian terus menerus mendesak pada diriku. bagaikan sedang memeriksa seorang wartawan saja, maafkan kalau aku tidak akan memberikan jawaban lagi"

Sepasang mata Tang Hujien memancarkan sinar mata sangat tajam sekali sedang wajahnya terlihat agak gemetar, hal ini membuktikan kalau didalam hatinya kini sedang terjadi suatu getaran yang sangat hebat sekali, tetapi dia tetap dengan keras bersabarkan dirinya.

Iman dari Sian Cieng Tootiang jauh lebih tebal, didalam hatinya sekalipun sangat cemas sekali dan ingin cepat2 mengetahui jejak dari Sian Gwat Tootiang, tetapi dia masih dapat mempertahankan ketenangan serta keteguhan hatinya, sambil tertawa ujarnya.

"Setelah duduk bersemedi selama setahun lamanya tak bermain catur, pinto kini merasakan sedikit menjadi gatal tangannya"

Pemuda berbaju hijau itu tertawa, sahutnya.

"Inilah baru dapat disebut sebagai cara untuk menyambut kedatangan tamu"

Sian Ceng Tootiang mengulurkan tangannya mengambil tongkat kayu dan dengan perlahan dipukulkan keatas lonceng tembaga itu.

Diantara suara merdu yang terdengar ber gema, terlihat seorang toosu kecil sambil membawa papan catur serta caturnya berjalan masuk206 kedalam.

pemuda berbaju hijau itu menoleh memandang sekejap kearah Tang Hujien, sambil tertawa ujarnya.

Nama besar dari Loo than telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, didalam hal kepandaian silat, serta senjata rahasia telah sangat terkenal didalam Bu lim tetapi entah didalam hal permain catur bagaimana?"

Tang Hujien dengan paksa menahan rasa cemas yang mencekam hatinya, sahutnya.

"Hanya mengetahui sedikit sekali!"

Pemucla berbaju hijau itu tertawa, ujarnya.

"Itulah sangat bagus sekali, bagus sekali, setelah ini aku masih ingin meminta sedikit petunjuk dari Loo thay tentang permainan catur ini"

Sian Tieng Tootiang membuka dan mengatur papan catur kemudian duduk diatas ranjang, pemuda berbaju hijau itupun dengan sembarangan mengambil sebuah kursi dari kayu, sambil tertawa ujarnya.

"Kau telah duduk bersemedi selama setahun lamanya, didalam hal permainan catur ini kira tentulah mendapatkan kema juan yang sangat pesat sekali, permainan catur kali ini lebih baik kita sedikit bertaruh bagaimana ??? ". Ujar Sian Ceng Tootiang .

"Bagaikan belajar mendayung perabu untuk pertama kali, tidaknya maju bahkan sebaliknya menjadi mundur, pinto telah lama tidak bermain catur aku kira sejak lama telah mengalami kemunduran yang sangat hebat ------". Pemuda berbaju hijau itu tertawa, ujarnya .

"Aku tetap akan mengalah tiga biji catur kepadamu bagaimana ??? ". Sian Tieng Tootiang tidak sungkan2 lagi, berturut turut menurunkan tiga biji catur sambil ujarnya .

"Kita akan bertaruh apa ??? "

Pemuda berbaju hijau itu memandang tajam kearah Tiga biji catur yang diturunkan dari papan catur itu, setelah berfikir sejenak barulah ujarnya .

"Taruhannya tak boleh terlalu besar tetapi juga tidak dapat terlalu kecil, aku mempertaruhkan sebuah tangan kiriku ini ! ". Dengan sangat terkejut tanya Sian Ceng Tootiang .

"

Apa ??? sebuah tangan kirimu ??? Sambil tertawa sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Waktu makan menggunakan sumpit, menulis surat dengan menggunakan Pit seluruhnya hanya memakai sebuah tangan kanan saja, dan hal itu sulahlah cukup. lebih banyak sebuah tangan lagi lalu apa gunanya?".207 Pertaruhan yang sangat aneh dan belum pernah terjadi didalam dunia kangouw itu sampaipun Pang Loo thay yang telah lama berkelana didalam dunia kangouw juga menjadi tergerak hatinya. Sian Ceng Tootiang menggelengkan kepalanya, ujarnya .

"Pemberian dari ayah ibumu mana dapat dipotong dengan barang taruhanmu itu itu pinto tak berani untuk menerimanya------ ". Sikap serta gerak gerak dari pemuda berbaju hijau itu masih tetap tenang saja, dengan tawar ujarnya "Benda taruhan yang cayhe taruhkan bukanlah merupakan barang yang rendah harganya, Tootiang bolehlah mencarikan sebuah taruhan lain"

Ujar Sian Gwat Too tiang.

"Taruhan yang kau taruhan itu begitu beratnya membuat pinto untuk sesaat tak dapat mencarikan barang taruhan barang yang sesuai dengan taruhanmu itu"

Sambil tertawa sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Cayhe akan membantu pada Tootiang untuk meringankan pikiran dan mencarikan sebuah barang taruhan yang baik Ujar Sian Ceng Tootiang.

"Coba kau katakan benda apakah"

Sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Apabila cayhe mengalami kekalahan, maka dengan sendirinya akan kupotong tangan kiriku ini dan dipersembahkan kepada Tootiang, tetapi sebaliknya apabila Tootiang mengalami kekalahan. haruslah menceritakan semua rahasia, tetapi haruslah suatu cerita yang sungguh2 terjadi, dan cerita ini haruslah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan orang2 didalam dunia kangouw, entah bagaimana dengan pendapat dari Tootiang sendiri?"

Sian Ceng tertawa, sahutnya.

"Pinto telah berkecimpung didalam dunia kangouw selama enam puluh tahun lamanya, dan telah melihat ber puluh2 urusan yang sangat aneh, dan telah menjelajahi seluruh peloksok dunia persilatan, gunung ternama, telaga terkenal, tetapi jarang sekali mengetahui suatu rahasia bu-lim yang jarang sekali orang mengetahuinya--"

Pemuda berbaju hijau itu memotong pembicaraan yang belum selesai diucapkan itu, ujarnya.

"Masih ada satu hal yang cayhe kini harus ucapkan terlebih dahulu, cerita rahasia yang akan diceritakan itu haruslah sungguh2 terjadi dan yang baru saja terjadi, lebih baik selain Tootiang seorang yang mengetahui, dunia ini tak ada orang kedua lagi yang mengetahui akan hal ini"

Sian Ceng Tootiang tersenyum, ujarnya.

Tentang hal ini, pinto masih mempunyai beberapa bagian pegangan yang kuat, hanyalah terasa bahwa pertaruhan kali ini terlalu sedikit, apakah tidak perlu untuk diperbesar lagi ".208 Sambil tertawa sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Tidak ringan, tidak ringan ". Tangannya diulurkan dan meletakkan sebuah biji catur keatas papan catur yang telah tersedia Sian Ceng Tootiang mengerutkau alisnya, ujarnya .

"Satu biji caturmu ini menduduki tempat yang sangat bagus sekali bahkan telah menghalangi jalan ditengah, membuat tiga biji catur yang pinto atur menjadi berantakan ". Dalam sekejab saja, kedua orang itu telah memusatkan seluruh perhatian dan semangatnya diatas papan catur. Dalam hati Tang Loo thay memikirkan keselamatan dari putranya, mana dia mempunyai semangat untuk melihat permainan catur kedua orang itu, terasa didalam dadanya hawa gusar yang menerjang naik keatas, tak tertahan lagi dengan nada yang keras bentaknya .

"Menolong orang bagaikan menolong api, kini putraku dalam keadaan yang sangat bahaya sekali, dan kemungkinan ancaman keselamatannya, aku mana dapat dengan demikian terus menanti". Tampak dua orang itu tidak memperdulikan kepadanya, seluruh perhatiannya dicurahkan kearah papan caturnya, bagaikan tidak mendengar sama sekali suara bentakannya itu Tang Loo thay nampak kedua orang itu tidak memperdulikan kepadanya, rasa gusarnya makin menghebat lagi, dengan disertai angin yang sangat tajam tongkatnya dibantamkan keatas tanah, membuat papan catur itu menjadi terpental hingga jauh sekali. Pemuda berbaju hijau itu dengan cepat mengulurkan tangannya dan menerima kembali papan catur yang terlempar itu, sambil menolehkan kepalanya dengan tertawa tawar ujarnya .

"Tang Loo-thay apakah telah melihat cayhe telah salah menjalankan caturnya?"

Wajah Tang Loo-thay saking gusarnya, telah berubah menjadi hijau membesi, denga sangai gusar ujarnya.

"Aku tidak mempunyai waktu yang demikian banyaknya untuk mengurusi segala macam permainaan yang tetek bengek". Pemuda berbaju hijau itu sedikitpun tidak menampilkan rasa gusarnya, wajahnya masih tetap tersimpulkan senyuman, sahutnya . Kalau begitu Tang Loo thay tentunya sedang merisaukan keselamatan dari putramu. Sekonyong2 Tang Loo thay mengubah sikap serta gerak geriknya, dengan sedih dia mengela napas ujarnya.

"Kecintaan antara ibu dengan anaknya bagaimana tidak membuat hatiku menjadi bingung, kalian berdua harap mau memaafkan kekasaran yang aku perbuat baru2 ini". Pemuda berbaju hijau itu tersenyum, sambil memutarkan tubuhnya dia menjalankan lagi sebuah biji catur.209 Setiap dia menurunkan satu biji catur, wajah dari Sian Ceng Tootiang segera menampilkan perasaan tegasnya, segera pula ke dua orang itu terjerumus didalam permainan catur yang sengit itu. Tang Loo thay dengan berat berbatuk2 ujarnya "Kalian berdua apakah dapat berhenti sejenak untuk berbicara beberapa patah kata dengan aku ". Sian Ceng Tootiang baru saja akan membuka mulut berbicara. Pemuda berbaju hijau itu dengan sangat cepat sekali telah meletakan sebuah biji catur lagi. Sian Ceng Tootiang segera terhisap seluruh perhatiannya keatas papan catur tersebut lagi. Sikap dari pemuda berbaju hijau itu sebentar berubah menjadi sangat berat, hal ini memperlibatkan bahwa dia hanya menaruh sebagian dari perhatiannya saja diatas papan catur dimana sedang bertanding dengan sengitnya melawan Sian Ceng Too tiang. Tampak dengan suara nyaring ujarnya.

"Loo thay mempunyai pertanyaan apa? ucapkanlah dengan sesukanya". Tanya Tang Loo thay.

"Putraku kini tertangkap ditempat mana? Pemuda berbaju hijau itu sambil menurunkan sebuah biji catur sahutnya.

"Perkampungan keluarga Lam Kong di luar kota Lam Yang, Hutan Tiang Cing Lim disebuah sudut gunung yang terpencil"

Tanya Tang Loo thay lagi.

"Apakah saudara melihatnya dengan mata kepala sendiri?"

Sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Sudah tentu aku melihat dengan mata kepala sendiri"

Tang Loo-thay merangkap tangannya memberi hormat kepada Siau Ceng Too tiang sambil ujarnya.

"Telah mengganggu Tootiang lama sekali, aku kini berpamit untuk mohon diri"

Sambil memutar tubuhnya dia berjalan kearah depan. Terdengar pemuda berbaju hijau itu dengan nada yang keras ujarnya.

"Penjagaan dari perkampungan keluarga Lam Kong sangat rapat sekali, apalagi terdapat empat buah larangan yang diatur oleh jago2 dunia kangouw waktu itu, lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan senjata, peraturan yang telah diatur sukar sekali untuk dilanggarnya, sekalipun Loo thay mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali, dan memiliki senjata rahasia yang sangat beracun, tetapi apabila ingin dengan mempergunakan kekerasan untuk menerjang masuk kedalam perkampungan keluarga Lam Kong, aku kira bukanlah merupakan suatu urusan yang sangat mudah--"

Mendadak ia menutup mulutnya, sambil menurunkan sebiji catur ujarnya lagi.210

"Sedangkan apabila kau akan melanggar peraturan yang telah diatur oleh jago2 Bu-lim waktu itu dimana terdapat empat larangan yang harus ditaati. dan menggunakan kepandaian yang dimiliki dengan kekerasan menerjang masuk kedalam perkampungan keluarga Lam Kong, aku kira juga sangat sukar sekali untuk bertemu muka dengan putramu itu"

Pada saat itu Tang Loo cay telah berjalan sampai didepan pintu, mendadak dia balik kembali, sambil membungkukan tubuhnya memberi hormat ujarnya.

"Pemberitahuan yang kau berikan kepadaku disini aku ucapan banyak terima kasih, sekalipun telah kau beri tahu, harap sekalian kau memberikan suatu petunjuk jalan kepadaku"

Ujar pemuda berbaju hijau itu.

"Loo thay harap menunggu sejenak kemudian, setelah Cayhe berhasil menolong keadaan dari caturku ini, kita bicara lagipun tidaklah terlambat". Kiranya ketika dia berbicara dengan Tang Loo thay telah membagikan perhatiannya jauh lebih besar pada perkataan yang sedang diucapkan itu sehingga berturut-turut dua buah biji catur berhasil dikalahkan oleh Sian Ceng Tootiang, dari kedudukan bertahan menjadi menyerang dan merebut posisi yang bagus. Sekalipun didalam hati Tang Loo-thay merasa sangat cemas dan bingung, tetapi diapun tak dapat berbuat apa2 lagi, terpaksa dengan mengeraskan hatinya menunggu lagi. Pemuda berbaju hijau itu terhadap permainan catur agaknya mempunyai kepandain yang sangat tinggi sekali, setelah memusatkan seluruh perhatiannya dan menjalankan lagi dua biji catur, kedudukannya segera pulih kembali, sedang pada wajah Sian Ceng Tootiang segera tampil pula sikapnya yang sangat tegang. Tang Loo thay dengan perlahan berbatuk, belum sempat dia membuka mulut, pemuda berbaju hijau itu telah menolehkan kepalanya lanjutnya.

"Loo-thay apabila hendak menemui putramu, haruslah terlebih dahulu menghilangkan keagungan serta kemegahan waktu melakukan perjalanan, mata2 mereka telah tersebar keseluruh penjuru dunia kangouw apalagi nama besar dari keluarga Tang di daerah Shu Cho sejak lama telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, setiap gerak gerik dari Loo thay sukar sekali untuk menghindarkan diri dari penglihatan mereka, jika menurut pendapat cayhe tentang gerakan Loo thay selanjutnya, haruslah dengan menunggang tandu kembali kearah Barat terlebih dahulu ----------"

Dia berhenti sekejab, kemudian lanjutnya lagi .

"Dan pergilah pada suatu tempat yang tak terdapat satu orangpun, dengan diam2 meninggalkan tandu dan dengan menyamar melanjutkan211 perjalanannya menuju kearah utara-------"

Tang Loo thay mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Aku adalah orang yang macam bagaimana, mana dapat bergerak secara tersembunyi-sembunyi, pada hari kemudian apabila sampai tersebar didalam dunia kangouw, bukankah orang akan mentertawakan diriku hingga terlepas giginya.". Sambil tertawa ujar pemuda berbaju hijau itu .

"Loo tbay apabila tidak mau mempercayai perkataan yang diucapkan oleh cayhe. itulah tak dapat dikatakan lagi". Tang Loo thay termenung agak lama, setelah menghela napas panjang2, ujarnya.

"Paling berat adalah cinta kasih dari ibu terhadap putranya, untuk menyelidiki jejak dari putraku, terpaksa kali ini aku harus melanggar kebiasaanku dan pergi dengan menyamar". Pemuda berbaju hijau itu tertawa tawar, ujarnya .

"Didalam perkampungan keluarga Lam Kong itu diluar kelihatannya tak nampak penjagaan sedikitpun juga, padahal sebenarnya secara diam2 menaruhkan penjagaan yang sangat kuat sekali, dan setiap jengkal tanahnya dijaga, Loo-thay sekalipun telah berjalan dengan menyamar, tetapi juga sukar sekali untuk menutupi jejak sebenarnya, asalkan didalam perjalanan jangan sampai memberikan kecurigaan didalam hati mereka, tak usah telah memasuki jauh kedalam perkampungan keluarga Lam Kong, mereka sejak sebelumnya tentu telah memerintahkan orang untuk membuntuti segala gerak gerikmu-----"

Mendadak dia mengerahkan ilmu menyampaikan suara dan lanjutnya .

"Diluar sebelah barat sepuluh li dari hutan Tiang Cim Lim yang mengelilingi perkampungan keluarga Lam Kong terdapat sebuah desa yang mempunyai penghuni kurang lebih sepuluh keluarga banyaknya, rumah ke dua dari Barat kearah rimur berdiam seorang nenek tua yang rambutnya telah memutih seluruhnya, nenek tua itulah satu2nya orang yang dapat membantu kau memasuki kedalam perkampungan keluarga Lam Kong itu, tetapi kau haruslah dapat menjalani dua buah hal, pertama janganlah sampai dicurigai oleh orang lain sehingga diikuti jejakmu, kedua kau haruslah mempunyai sebuah hadiah yang dapat menggerakkan hatinya". Tang Loo-cay mengerutkan alisnya, ujar nya.

"Apabila dia tetap tak mau memberikan bantuannya?"

Pemuda berbaju hijau itu termenung berpikir keras, kemudian dengan wajah yang serius ujarnya.

"Kalau demikian halnya katakanlah kepadanya bahwa "Cap Sah Lang"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yang menyuruh kau datang mencari dia"

Tanya Tang Loo cay lagi.

"Siapakah Cap Sah Lang itu!"212 Sahut pemuda berbaju hijau itu? kau tak perlu mengetahui dengan jelas, tetapi begitu kau menyebutkan nama ini, dia pastilah tak akan menolak permintaanmu itu". Tang Loo-tbay sekalipun merupakan seorang jago betina yang tak takut langit dan bumi, tetapi perhubungan hati antara ibu dengan anak jauh lebih penring, sekalipun diluarnya dia dengan paksa mempertahankan ketenangan perasaannya, tetapi sebenarnya didalam hati sejak semula telah menjadi kalut tak keruan, sekalipun mendengar perkataan dari pmuda berbaju hijau itu kecanggungannya sangat besar sekali, tetapi dia tak mau memikirkan akan hal itu lagi, sambil memutarkan tubuhnya dia berjalan pergi. Sian Ceng Tootiang sejak tadi seluruh perhatiannya telah terhisap diatas papan catur tersebut, terhadap Tang Loo-thay kapan meninggalkan tempat itu dia sama sekali tidak merasa, menanti setelah seluruh biji caturnya telah ludes dan tak mempunyai daya untuk melakukan pembalasan serangan lagi, barulah dengan panjang dia menghela napas, ujarnya.

"Pinto didalam hati mengira bahwa dengan duduk tenang selama beberapa tahun ini akan mendapatkan kemajuan didalam hal permainan catur ini, tetapi sungguh tak kusangka kalau masih tetap kalah satu tingkat dari kau--"

Sinai matanya berputar, ketika dia nampak Tang Loo thay telah tak terdapat di tempat itu, tanpa terasa dia menjadi tertegun, tanyanya dengan keheranan .

"Bagaimana ?? Tang Lao thay apakah telah pergi ??". Sambil tertawa sahut pemuda berbaju hijau itu .

"Telah pergi sejak tadi2

". Sian Ceng Tootiang menghela papas, ujarnya .


Kekayaan Yang Menyesatkan Karya Ken Pendekar Hina Kelana 17 Dendam Manusia Pendekar Rajawali Sakti 164 Istana

Cari Blog Ini