Ceritasilat Novel Online

Si Pedang Tumpul 6

Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok Bagian 6



"Mengapa aku harus memberitahumu?"

"Kalau aku sudah tahu, kau bukan ensoku yang memalukan keluargaku itu, aku pasti tidak akan berani mengganggmu lagi!"

Jawab Goan Hiong.

"Rumahku sangat jauh, ada di Hun-lam, 5 tahun yang lalu suamiku meninggal, kali ini aku datang ke Kim-leng untk mencari saudara,"

Jelas perempuan itu. Tamu yang diperankan oleh Pui Ciauw-jin kembali berteriak.

"Jangan percaya pada kata-katanya, semua itu bohong, Tuan, apakah dia kakak iparmu? Aku tidak tahu tapi dia benar-benar bersekongkol dengan kedua taysu itu!"

"Apakah kau dengar, enso?"

Tanya Goan Hiong.

"Tidak ada terjadi seperti yang dia katakan!"

Jawab perempuan itu. Pui Ciauw-jin kembali berteriak.

"Tuan, ikat mereka dan serahkan kepada yang berwajib, aku bisa menjadi saksi, kedua hweesio itu pun jangan dibiarkan kabur!"

Tiba-tiba hweesio kurus itu melayangkan tangan kemudian keluar sinar berkelebat.

Kie Pi-sia yang tahu Pui Ciauw-jin tidak akan terkena senjata rahasia itu demi menutupi identitas aslinya, dia mengangkat sebuah kursi dan menahannya di depan Pui Ciauw-jin, lalu terdengar CREP! Sebuah senjata rahasia menancap di kursi itu! Kie Pi-sia mengangkat kursi itu dia menunjuk senjata rahasia itu dan berkata kepada para tamu.

"Hweesio jahat ini ingin membunuh supaya tutup mulut, berarti mereka bukan orang baik-baik!"

Para tamu rumah makan menjadi ribut, melihat keadaan menjadi kacau, perempuan itu segera meloncat ke atas dan berteriak.

"Kalian jangan ribut, aku mengaku mengenal kedua taysu itu tapi kami adalah orang dunia persilatan, kami bukan orang yang berbuat cabul, dan aku tidak mempunyai hubungan apa pun dengan bocah ini, dia sembarangan bicara!"

Dengan ringan dia naik ke atas meja, satu kakinya menginjak sebuah cangkir, satu kaki diangkat tapi tubuhnya sama sekali tidak bergoyang, berarti dia berilmu silat tinggi, hal ini membuat para tamu terkejut. Terdengar perempuan itu berkata.

"Namaku adalah Ho Gwat-nio, dijuluki Ho-kiu-bwee (Rase berekor 9), kedua taysu ini yang gemuk bernama Liu Kong, dan yang kurus Liu Hwan, teman-teman yang datang dari Su-chuan, Hun-lam, Kwie-ciu, dan Sam-cu pasti mengenal nama kami!"

Perkataan ini baru keluar, para tamu yang sedang makan dan selalu berkelana di dunia persilatan tahu nama mereka, mereka adalah perampok besar, membunuh orang seperti membunuh semut, maka para tamu pun merasa takut. Goan Hiong tertawa terbahak-bahak.

"Kalian bertiga sungguh berilmu tinggi, kalau bukan dengan cara tadi memancing kalian, benar-benar sulit untuk mengetahui identitas kalian!"

Ho Gwat-nio tertawa dingin.

"Hei, orang she Goan, kau tidak perlu berpura-pura, dari awal kami sudah tahu kalau kau adalah putra kesayangan Goan Jit-hong, apakah karena hidup kalian terasa nyaman selama ini maka hati kalian ditutupi setan, untuk apa kalian bekerja sama dengan Su-hai? Kalian harusnya tahu diri sebab kita tidak saling bermusuhan, maka segeralah keluar dari Su-hai, kami tidak akan membuat kalian susah!"

"Kalian sengaja mencari ribut dengan perusahaan perjalanan Su-hai, ada perselisihan apa kalian dengan perusahaan perjalanan Su-hai?"

Tanya Kie Pi-sia. Liu Kong tertawa terbahak-bahak.

"Tidak ada permusuhan apa pun, hanya saja semua usaha perusahaan perjalanan diambil oleh Su-hai, kalian benar-benar tidak punya perasaan, kalian sudah menghalangi teman-teman golongan hitam mencari rejeki, maka kami diundang oleh teman-teman untuk membasmi kesombongan kalian!"

Goan Hiong berkata.

"Maaf sekali, kami baru saja bekerja sama dengan perusahaan perjalanan Su-hai dan siap melebarkan usaha, dan kami pun siap membuka beberapa cabang, bila barisan perusahaan perjalanan Su-hai lewat, harap Lo-cianpwee bisa membantu kami lewat dengan tenang!"

Ho Gwat-nio marah.

"Kentut, hari ini juga kami akan menghancurkan perusahaan perjalanan Su-hai, kau masih bermimpi akan membuka kantor cabang?"

"Membuka kantor cabang Su-hai harus dilaksanakan, kami tidak diijinkan teman-teman golongan hitam untuk banyak bertanya, kalau kalian bertiga tidak memberi ijin kami akan membuat kalian marah, kalian boleh bertarung dengan kami!"

Liu Hwan marah.

"Bocah ingusan, kau belum mencapai tahap mengajak kami bertarung, kami akan menunggu Kie Tiang-lim!"

Goan Hiong tersenyum.

"Kabar yang Anda dapatkan terlalu lambat, Paman Kie sangat terkenal dan berwibawa di dunia persilatan, selama puluhan tahun ini belum pernah bertemu musuh, sekarang beliau telah pensiun dari perusahaan perjalanan Su-hai, penanggung jawab perusahaan perjalanan Su-hai yang sekarang adalah kami anak-anak muda, ketuanya adalah Nona Kie, aku Goan Hiong adalah wakil ketuanya, kalau kalian bertiga ingin menghancurkan perusahaan perjalanan Su-hai, kalian harus berhadapan dengan kami!"

Ho Gwat-nio tersenyum.

"Kau memanggil dia Nona Kie, ternyata dia bukan istrimu!"

Wajah Kie Pi-sia berubah, Goan Hiong berkata.

"Itu hanya asal berkata, seperti tadi aku mengatakan kalau kau adalah janda yang kabur bersama hweesio, tapi sebenarnya bukan."

Pui Ciauw-jin yang berdiri di tempat jauh berteriak lagi.

"Tuan, kau dan nona itu bukan suami istri, kau hanya bercanda, tapi perempuan ini masuk ke kamar hweesio, kemudian menutup pintu, lama baru keluar! Itu adalah kenyataan!"

Liu Kong marah dan berteriak.

"Kurang ajar! Apakah kau ingin cari mati?"

Tangannya melayang, sebuah piau terbang keluar, Pui Ciauw-jin dengan cepat masuk ke kolong meja, piau itu menancap di dinding.

"Hweesio gemuk, aku jarang berkelana di dunia persilatan aku tidak tahu siapa kau, tapi melihatmu sembarangan menyerang orang yang tidak bisa ilmu silat, aku duga kau tentu sampah dunia persilatan!"

Liu Kong benar-benar marah, dia mencopot tasbih yang tergantung di lehernya kemudian dia menggoyang-goyang tasbih itu, tasbih itu berbunyi dengan suara besar ternyata butiran tasbih terbuat dari besi.

Dia membuka tasbih itu menjadi rantai dengan panjang kira 6 kaki, dengan suara besar dia berteriak.

"Orang tidak tahu diri, biar aku mengirim nyawamu dengan rantai ini!"

Goan Hiong sama sekali tidak takut, dengan pedang di tangan dia berdiri dengan gagah.

"Baiklah, aku sudah mengabdi kepada perusahaan perjalanan Su-hai tapi belum pernah berjasa, kau akan menjadi sasaran pertamaku!"

Ho Gwat-nio mengerutkan alis.

"Suheng, bertarung dengan bocah tengik ini, itu akan merusak nama kita yang sudah terkenal!"

Goan Hiong tersenyum.

"Ho-kiu-bwee, di depan mataku, kau belum pantas menyandang sebagai Lo-cianpwee, apakah kau tidak lelah terus berdiri di atas cangkir arak?"

Ho Gwat-nio tersenyum.

"Ibumu memang merasa sedikit lelah, tapi belum ingin turun, kalau kau punya hati yang sayang kepada orang tua, carilah akal supaya aku turun dari sini!"

Dengan santai Goan Hiong tertawa.

"Itu sangat mudah, asal tanganku boleh dijulurkan kau tentu akan menuruti perintahku dan kau akan turun dari sana!"

Setelah itu Goan Hiong menggebrak meja dan berteriak.

"Turunlah!"

Tenaga menggebrak mejanya sangat besar membuat poci dan cangkir arak bergetar tapi Ho Gwat-nio tetap berdiri di sana dan tidak bergerak sama sekali, dia tersenyum.

"Putraku yang baik, apakah hanya dengan cara seperti itu kau ingin mengagetkan ibumu, masih jauh, Nak!"

Goan Hiong tersenyum.

"Ho-kiu-bwe, kau sedang berdandan seperti seorang janda, kau harus tahu diri, mengapa di tempat umum kau membuka celana?"

Ho Gwat-nio terkejut, dia merasa di bawah tubuhnya seperti ada angin yang berhembus, dengan cepat dia melihat ke bawah, ternyata celana bagian depan dan belakang semuanya basah, tadi ketika Goan Hiong menggebrak meja, membuat poci dan cangkir bergertar sehingga arak yang ada di dalam cangkir dan poci meloncat keluar membasahi celananya, dia berbaju putih dan udara saat itu hangat, celananya terbuat dari bahan sutra yang tipis kalau basah kainnya akan menempel di kulit membuat lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas.

Orang yang menonton keramaian memang mereka bersembunyi di kejauhan tapi mereka tidak tahan mendengar gurauan Goan Hiong dan mereka pun tertawa keras.

Wajah Ho Gwat-nio berubah tapi ini adalah hal yang memalukan, dia berada di tempat umum, dia adalah orang dunia persilatan golongan hitam dan sering berkelana, tapi jika telanjang dia tetap merasa malu.

Yang membuat dia terkejut adalah tenaga Goan Hiong, begitu dia menggebrak meja, membuat arak menyemprot ke atas, itu tidak aneh, yang aneh adalah mangkuk arak yang besarnya hanya sebesar telapak tangan dan setengah bagian cangkir tertutup oleh kakinya tapi arak tetap bisa menyemprot, yang anehnya lagi arak tidak membasahi sepatunya malah membasahi celananya, dan dia sama sekali tidak merasa! Tenaga dalam pemuda itu ternyata hebat, sudah mencapai pada taraf di mana dia menginginkan dia bisa melakukannya, tampaknya anak muda itu tidak bisa dipandang sebelah mata.

Matanya berputar, dia berkata kepada Liu Kong.

"Toako gendut, tolong jaga bocah ini, jangan biarkan dia kabur, aku ke kamar dulu untuk mengganti baju, nanti aku akan membereskan dia!"

"Apakah kau butuh aku membereskan dia sekarang juga?"

Tanya Liu Kong.

"Tidak perlu! Aku sendiri bisa membereskan dia!"

Dia meloncat dan sudah melewati pagar loteng kemudian dia masuk ke sebuah kamar. Pui Ciauw-jin berteriak lagi.

"Tuan, perempuan itu sekamar dengan hweesio, orang seperti mereka tidak punya rasa malu, aku rasa dia mengganti baju hanya pura-pura, yang benar dia sedang mengambil sesuatu untuk menghadapimu!"

"Mengapa Tuan bisa tahu?"

Kata Goan Hiong.

"Karena kamar yang dia masuki adalah kamar hweesio itu, bukan kamarnya sendiri!"

Goan Hiong berkata.

"Hweesio gemuk, seorang janda masuk ke kamar hweesio untuk mengganti baju, ini adalah berita yang aneh!"

"Tamu ini benar-benar cabul! Kau jangan cerewet, mereka adalah perampok yang membunuh orang tanpa berkedip, apakah kau tidak takut kepalamu akan dipenggal?"

Tanya Kie Pi-sia. Pui Ciauw-jin berteriak lagi.

"Ya, Tuhan! Aku benar-benar takut kepada janda itu, kalau kepalaku hilang, aku sungguh tidak berguna!"

Dengan cepat dia masuk ke kolong meja dan tepat saat itu sebuah pisau datang menancap di depannya, kalau dia tidak segera menarik kepalanya, pisau itu sudah menancap di lehernya, Pui Ciauw-jin berteriak lagi seperti ketakutan, kemudian dia berkerut seperti seekor landak.

Ho Gwat-nio turun seperti seekor burung, dia sudah mengganti bajunya dengan celana panjang berwarna merah, satu tangannya mengangkat Pui Ciauw-jin, tangan yang lain memegang pisau, kemudian dia berteriak.

"Kalau kau berani menertawakanku lagi, aku akan memotong lidahmu!"

Pui Ciauw-jin terus gemetar, kedua tangannya terus memberi hormat.

"Li-enghiong, Thay-hujin, ampuni aku, aku tidak berani cerewet lagi!"

Kie Pi-sia tahu kalau Pui Ciauw-jin hanya pura-pura, maka dia sengaja berkata.

"Ho-kiu-bwee, kau membunuh seorang desa yang tidak tahu apa-apa, itu bukan tindakan seorang enghiong, apakah kau tidak malu ditertawakan oleh sesama orang dunia persilatan?"

Setelah mendengar perkataan ini, Ho Gwat-nio jadi merasa malu, tapi dia tetap mengancam dengan pisau belatinya.

"Baiklah, aku akan memaafkanmu, lebih baik kau pukul sendiri wajahmu 10 kali!"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pui Ciauw-jin benar-benar menampar dirinya sendiri sebanyak 10 kali, hal ini membuat Kie Pi-sia terkejut. Tapi Goan Hiong malah tertawa.

"Orang ini sangat cerewet tapi penakut, benar-benar pantas dipukul!"

Kie Pi-sia tahu kalau paman dan keponakan ini pasti sedang merencanakan sesuatu, tapi melihat Pui Ciauw-jin yang menampar dirinya sendiri, dia merasa itu tidak pantas, maka Kie Pi-sia pun membuang muka tidak tega melihatnya.

Ho Gwat-nio adalah perampok besar yang berkelana di dunia persilatan, matanya sangat jeli, dari awal dia sudah curiga kepada Pui Ciauw-jin, maka begitu dia turun dari loteng, dia segera mencari Pui Ciauw-jin.

Demi mengetahui identitas Pui Ciauw-jin, dia sengaja menyuruh Pui Ciauw-jin menampar dirinya sendiri, kalau Pui Ciauw-jin adalah orang yang punya nama dia akan menolak permintaannya, tidak disangka Pui Ciauw-jin benar-benar menampar dirinya dengan tenaga lumayan besar, karena di wajahnya sekarang ada bekas jari, karena itu Ho Gwat-nio mulai hilang rasa curiganya, apalagi Kie Pi-sia membalikkan wajahnya, dia mengira karena Kie Pi-sia benci dengan sikap ketakutan Pui Ciauw-jin, hal ini membuatnya tenang dan rasa curiganya tidak bertambah terus.

Setelah memukul wajahnya sendiri, Ho Gwat-nio melempar Pui Ciauw-jin ke bawah dengan dingin dia berkata.

"Hari ini, kau bernasib baik, kalau lain kali kau masih berani menghinaku, aku akan memenggal kepalamu!"

Karena dilempar begitu keras Pui Ciauw-jin kesakitan, dengan cepat dia masuk ke kolong meja dan tidak berani keluar lagi. Lalu Ho Gwat-nio baru melihat Goan Hiong.

"Bocah tengik, sekarang giliranku memberi pelajaran kepadamu!"

Dengan santai Goan Hiong berkata.

"Ho-kiu-bwee, kau tadi ke loteng apa membawa senjata kemari?"

Ho Gwat-nio marah dia menarik ikat pinggangnya yang berwarna-warni, kemudian mencambuknya ke arah Goan Hiong.

Sikap Goan Hiong memang terlihat santai tapi di dalam hati dia sudah bersiap-siap, begitu ikat pinggang Ho Gwat-nio mencambuk ke arahnya, dia menyambutnya kemudian ditarik ke depan, sepertinya Ho Gwat-nio tidak tahu kalau Goan Hiong akan melakukan hal ini, tubuhnya seperti terbawa oleh tarikan Goan Hiong kemudian dia menabrak Goan Hiong.

Goan Hiong membawa pedang, dia ingin melukai Ho Gwat- nio dengan pedangnya, tapi dia juga takut kalau Ho Gwat-nio mempunyai rencana busuk maka dia membalikkan pedangnya, dia memukul kepala Ho Gwat-nio dengan pegangan pedangnya.

Kalau terkena Ho Gwat-nio akan pingsan, jadi Goan Hiong mempunyai kesempatan bersiap-siap, benar saja Ho Gwat-nio mengangkat pedangnya, tapi dengan sebelah tangannya lagi dia memutarkan ikat kepalanya ke atas kepala Goan Hiong.

Awalnya Goan Hiong akan membiarkan kepalanya terlilit oleh ikat pinggang berwarna itu, kemudian mereka akan beradu tenaga dalam, tapi begitu ikat pinggang berada di atas kepala, dia berubah pikiran, sebab dia merasa kalau sampai terlilit oleh ikat pinggang perempuan itu dia akan malu.

Apalagi tubuh Ho Gwat-nio terus mengeluarkan bau menyengat, otomatis ikat pinggangnya juga sangat bau.

Dia tidak mau ikat pinggang itu melilit kepalanya, maka dengan cepat dia mengubah jurus.

Awalnya lehernya ditarik untuk menghindari lilitan, kemudian dia menahan dengan pedangnya, maksud Goan Hiong adalah dia ingin memotong ikat pinggang itu.

Tapi sewaktu ikat pinggang itu beradu dengan pedangnya terdengar suara seperti besi beradu, Goan Hiong terpaku dia segera berdiri dan mengambil sikap siaga, tangannya memegang pedang dengan erat.

Ho Gwat-nio tertawa, katanya.

"Bocah, untung kau bernasib baik!"

Begitu ikat pinggang dilepaskan, dia sudah memegang sebilah pedang tipis yang lentur, dia menggoyang-goyangkan pedang lentur itu, dan pedang segera menjadi lurus, ternyata pedang itu tersimpan di balik ikat pinggangnya.

Diam-diam Goan Hiong mengucapkan syukur pantas Ho- kiu-bwee pura-pura seperti tidak ada tenaga dan tertarik olehnya, kalau saja ikat pinggangnya melilit ke tubuhnya dan mereka beradu tenaga dalam, begitu lawan mengerahkan tenaga untuk menarik, pedang lentur itu akan membuat tubuhnya terpotong menjadi dua.

Hweesio gemuk Liu Kong berkata.

"Gwat-nio, bocah ini sulit diatasi, sebenarnya ikat pinggangmu yang tersimpan pedang telah membuat banyak pesilat tangguh mati, tapi sekarang ketahuan olehnya!"

"Aku kira itu hanya kebetulan saja!"

Kata Ho Gwat-nio tertawa.

"Benar, itu hanya kebetulan! Kalau bukan karena bau tubuhmu yang menyengat, hampir saja aku terkena tipuan busukmu!"

Karena bau tubuh inilah maka Ho Gwat-nio dijuluki rase, Ho Gwat-nio tertawa terbahak-bahak.

"Mengapa aku dijuluki Ho- kiu-bwee, mungkin kau tidak tahu alasannya."

"Aku memang tidak tahu, silakan ceritakan!"

Dengan angkuh Ho Gwat-nio berkata.

"Karena aku mempunyai 9 jurus ilmu silat istimewa, setiap jurus bisa membunuh orang tanpa diduga. Bocah, kau baru melihat satu jurus, masih ada 8 jurus!"

Goan Hiong tertawa terbahak-bahak.

"Ternyata seperti itu, satu ekormu sudah keluar, silahkan keluarkan 8 ekor lainnya!"

Ho Gwat-nio menggoyangkan pedangnya lalu dia menyerang, Goan Hiong menahan dengan pedangnya, sekarang Goan Hiong baru merasa tenaga pergelangan Ho Gwat-nio sangat kuat, malah dia bisa menggunakan pedang lentur beradu dengan pedangnya, tenaganya berada di atas Goan Hiong, maka Goan Hiong tidak berani menganggap enteng, dengan penuh semangat dia mulai bertarung dengan Ho-kiu-bwee.

Jurus pedang Goan Hiong separuhnya ajaran dari ayahnya, sedangkan sebagian lagi ajaran oleh Pui Ciauw-jin, maka ilmu pedangnya terdiri dari bermacam-macam aliran, aneh juga sulit diatasi.

Ho Gwat-nio memang mempunyai tenaga dalam sangat tinggi, tapi tetap saja tidak mudah mengalahkan Goan Hiong malah beberapa kali posisinya berada dalam bahaya.

Melihat situasi kurang menguntungkan, hweesio gemuk mulai mengeluarkan tasbihnya yang terbuat dari besi, dia ingin membantu, tapi Kie Pi-sia menghadangnya, memang Liu Kong kuat dan berilmu tinggi, tapi ilmu pedang Kie Pi-sia pun tidak lemah, setelah beberapa jurus bertarung, hweesio gemuk itu jadi berputar-putar.

Hweesio kurus Liu Hwan melihat mereka berdua tidak bisa mengalahkan dua orang muda itu, dia merasa malu, dia segera datang membawa golok ingin membantu temannya.

Ho Gwat-nio berteriak.

"Toako kurus, jangan membantu!"

"Kalau sekarang kalian tidak membereskan mereka, teman- teman mereka dalam jumlah besar akan datang, maka kita akan bertambah repot lagi!"

"Justru kita harus bertarung dengan cepat, jadi Toako jangan kemari, dasar ilmu silat kedua bocah ini sangat kuat, jika kau membantu malah jadi menghalangi, kau nanti terikat dengan pertarungan ini, lebih baik gunakan Cui-hun-po (Simbal mengejar roh)."

Liu Hwan segera menyimpan kembali goloknya, dia meloncat ke atas meja, dari balik baju hweesio yang lebar dia mengeluarkan sebuah tas besar, dan mengeluarkan simbal- simbal yang terbuat dari tembaga.

Simbal-simbal itu sebesar piring tapi sangat tajam.

Dengan kedua jarinya dia menjepit pinggiran simbal, kemudian dia melemparnya, simbal itu terbang ke atas dan mengeluarkan suara yang menusuk telinga.

Simbal itu terbang dengan arah tidak lurus, kemudian berputar-putar di atas kepala mereka, ditambah dengan suaranya yang menusuk telinga membuat Kie Pi-sia dan Goan Hiong jadi terganggu konsentrasinya, gerakan tangan mereka menjadi kurang cepat, membuat Ho Gwat-nio dan Liu Kong berada di atas angin.

Simbal tembaga itu terbang sebentar, kemudian berputar ke arah kepala Goan Hiong, bersamaan waktu itu Ho Gwat-nio menyerang, karena diserang dari depan dan belakang, maka keadaan Goan Hiong menjadi gawat.

Terpaksa Goan Hiong menahan serangan Ho Gwat-nio, sambil menundukkan kepala untuk menghindari simbal yang terbang, dari sudut matanya dia melihat simbal kembali datang akan membabat lehernya, dia berpikir asalkan sedikit menundukkan kepala dan menggeser pinggangnya dia bisa menghindar.

Tapi simbal yang terbang itu tiba-tiba memutar arah, dia terbang menuju ke pinggang Goan Hiong, dan Goan Hiong sama sekali tidak melihatnya, untung tubuh Kie Pi-sia berputar dengan cepat dia memukul jatuh simbal itu dengan pedangnya, tapi Goan Hiong sudah mengeluarkan keringat dingin.

Ho Gwat-nio berteriak lagi.

"Toako kurus, hanya menerbangkan sebuah simbal saja tidak akan cukup!"

Liu Hwan berkata.

"Aku hanya mencoba gerakan refleknya, jangan takut aku akan menerbangkan simbal yang lain untuk membereskan mereka!"

Dia bersiap-siap menerbangkan simbal yang lain, Goan Hiong tahu begitu dia menerbangkan simbal dengan jumlah mencapai 10 buah, maka akan sulit diatasi. Terpaksa dia berteriak.

"Nona Kie, kita harus punggung memunggungi mereka supaya bisa saling melihat datangnya simbal itu!"

Kie Pi-sia berputar ke belakang Goan Hiong tapi Liu Hwan berteriak.

"Toako dan Gwat-nio silahkan serang terus, aku yang akan membuat mereka kalang kabut!"

Sekarang 9 simbal sudah beterbangan seperti bintik jatuh, suaranya sangat kencang, bersamaan itu Ho Gwat-nio dan Liu Kong menyerang mereka semakin gencar.

Sewaktu Kie Pi-sia merasa cemas, tiba-tiba dia melihat Ciam Giok-beng masuk, dia segera berteriak.

"Paman, cepat bantu kami!"

Dari wadah sumpit yang ada di atas meja, Ciam Giok-beng mengambil segenggam sumpit, sebatang demi sebatang dilemparkannya, terdengar TING, TING, TING! Setiap sumpit berhasil melubangi satu simbal, sumpit itu membuat simbal terpaku ke pagar loteng, dan semuanya tersusun dengan rapi seperti hiasan dinding.

Simbal itu terbuat dari tembaga yang keras tapi dengan sumpit yang terbuat dari bambu, Ciam Giok-beng bisa membuat simbal itu berlubang dan terpaku di pagar loteng, hal ini membuat Ho Gwat-nio terpaku sehingga mundur, Liu Kong juga mundur, mereka bertiga berkumpul dan mengambil sikap siaga.

"Siapa kau, pak tua!"

Tanya Ho Gwat-nio. Ciam Giok-beng tertawa angkuh.

"Kalian tidak perlu tanya namaku!"

"Paman Ciam, mereka bertiga adalah orang kerdil, mereka mempunyai nama bau, yang ini adalah Ho-kiu-bwe, hweesio gemuk Liu Kong, hweesio kurus Liu Hwan, mereka adalah penjahat besar!"

Mendengar nama Ciam disebut Ho Gwat-nio segera berkata.

"Ternyata adalah Tuan Thiat-kiam Ciam Tayhiap, pantas ilmu Anda begitu tinggi, mengapa Kie Tiang-lim tidak datang?"

Ciam Giok-beng tersenyum.

"Menghadapi kalian tidak perlu repot-repot, aku sendiri saja sudah cukup!"

Goan Hiong berkata.

"Paman Ciam, asal paman mengawasi mereka supaya jangan memberi kesempatan kepada mereka menggunakan senjata rahasia, biarlah pertarungan ini aku dan Nona Kie yang akan melayani mereka!"

Ciam Giok-beng tersenyum.

"Aku tidak hafal dengan keadaan dunia persilatan, aku tidak tahu ketiga orang ini siapa, tapi simbal yang mereka gunakan tadi bukan senjata rahasia, memang kita harus memperhatikan menang dan kalah, tapi kita juga tidak boleh sembarangan menuduh orang!"

"Ternyata pandangan Paman terhadap senjata rahasia seperti itu, tapi menurutku kecuali senjata yang dipegang, senjata itu pun merupakan senjata rahasia!"

Ciam Giok-beng berkata lagi.

"Masuk akal juga, tapi harus lihat dulu siapa yang kita hadapi, kalau orang itu dari aliran lurus kita bisa memberi pengertian kepadanya, tapi kalau menghadapi mereka kukira tidak bisa mengandalkan kalian!"

Kata-kata ini membuat ketiga perampok besar itu menjadi ketakutan. Ho Gwat-nio marah.

"Orang she Ciam, aku menghargai kedudukanmu di dunia persilatan, maka aku memanggilmu Tayhiap, mengapa kau begitu tidak tahu diri, begitu membuka suara langsung memarahi orang?"

Ciam Giok-beng tertawa terbahak-bahak.

"Aku tidak memarahi kalian, karena memang perilaku kalian yang buruk!"

Ho Gwat-nio bertambah marah lagi.

"Katakan dimana kesalahan kami?"

Kami sedang minum, orang she Goan ini yang datang mencari ribut!"

"Kalian yang mencari ribut dengan perusahaan perjalanan Su-hai, untuk mempersingkat waktu aku mencari kalian supaya tidak diam-diam melukai orang, kalau kalian tidak bermaksud jahat, asal kau jujur mengatakan pada kami, aku akan berlutut pada kalian!"

Kie Pi-sia dengan cepat berkata.

"Tidak boleh begitu, Goan Toako, mereka memang terbiasa bermain licik, mereka tidak akan mengaku apa yang akan mereka perbuat, dengan begitu apakah kau benar-benar akan berlutut?"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Goan Hiong tersenyum.

"Sebelum Paman Ciam datang, Ho- kiu-bwee secara terang-terangan berkata ingin mencari masalah dengan perusahaan perjalanan Su-hai, apakah mereka akan tebal muka tidak mau mengakui hal ini? Aku tetap akan berlutut biar mereka tidak bisa berkelana lagi di dunia persilatan!"

Wajah Ho Gwat-nio berubah, pedang lentur yang dipegangnya mulai menyerang Goan Hiong, Goan Hiong sudah bersiap-siap melawan tapi Kie Pi-sia berkata.

"Goan Toako, biar aku yang bertarung dengan Ho-kiu-bwee ini!"

Dia menahan pedang yang dilancarkan oleh Ho-kiu-bwee, kemudian membalasnya dengan satu jurus, jurus itu adalah salah satu jurus Tay-lo-kiam, Ho Gwat-nio sama sekali tidak menyangka jurus Kie Pi-sia begitu ganas, dia berguling ke sisi untuk menghindar tapi Kie Pi-sia sudah membabat rambutnya hingga berjatuhan cukup banyak! Dari balik rambut itu ternyata tersimpan wadah panah kecil, sekarang wadah itu ikut terlempar keluar! Goan Hiong mengambil wadah itu dengan pedangnya dan tertawa.

"Nona Kie, jurusmu benar-benar ganas, kau sudah membabat satu ekornya lagi, rase genit ini di dalam tubuhnya tersimpan banyak perangkap kalau kau tidak mengeluarkan mainan ini, siapa pun tidak akan menyangka karena tidak ada persiapan!"

Karena Ho Gwat-nio diserang terus oleh Kie Pi-sia, dia tidak sempat menjawab tuduhan itu, hweesio gemuk Liu Kong berteriak.

"Gwat-nio, jangan tunggu penjahat Kie Tiang-lim lagi, kita harus cepat-cepat membereskan mereka kalau tidak kita akan bertambah repot, karena jumlah mereka semakin banyak!"

Ho Gwat-nio berteriak.

"Aku sulit melepaskan diri dari jurusnya!"

Ho Gwat-nio pun tidak sempat mengeluarkan senjata lainnya. Liu Kong dan Liu Hwang saling pandang dan saling melempar isyarat, seuntai tasbih dan sebilah golok bersama- sama menyerang Kie Pi-sia.

"Dua lawan satu, kalian benar-benar tidak tahu malu!"

Teriak Goan Hiong.

Dalam teriakannya terdengar suara TING! Kemudian Liu Hwan dan Liu Kong bersama-sama menjatuhkan senjata mereka, masing-masing memegang pergelangan tangannya dan mundur.

Di pergelangan tangan mereka tertancap 3-4 panah kecil, Ho Gwat-nio bertambah marah.

"Bocah tengik, kau menggunakan senjata rahasia!"

Kie Pi-sia merasa Goan Hiong terlalu banyak mengurusi urusannya, dia berteriak.

"Goan Toako, aku masih sanggup menahan tiga orang ini untuk apa kau menjadi cemoohan orang?"

Goan Hiong membuka telapaknya, dia membuang wadah panah itu dan berkata.

"Ketua, aku tidak mem-bantumu, aku hanya menekan wadah ini sebentar tidak disangka benda yang ada di dalamnya terbang keluar semua, untung panah ini bermata sehingga tidak melukaimu!"

Ternyata Goan Hiong menggunakan senjata rahasia yang terjatuh dari rambut Ho Gwat-nio, karena di dalamnya ada per begitu ditekan, panah kecilnya melesat keluar dan melukai orang.

Goan Hiong menggunakan senjata ini untuk melukai kedua hweesio itu, untung tidak sampai melukai Kie Pi-sia.

Kelihatannya dia sangat paham menggunakan senjata ini, tapi dia melemparkan kesalahanya kepada Ho Gwat-nio membuat ketiga penjahat itu tidak bisa bicara lagi.

Ho Gwat-nio dengan marah berkata.

"Panah itu sudah kuberi racun dan sangat ganas, harap kalian memberi waktu kepadaku untuk menawarkan racun di kedua tangan kawanku, baru kita akan bertarung lagi!"

"Aku sudah mencium panah ini, sepertinya tidak ada racunnya,"

Kata Goan Hiong.

"Kau tahu apa, bocah tengik! Senjata rahasiaku sudah lama menjadi nomor satu di dunia persilatan golongan hitam, sekali mengenai akan mencabut nyawa orang jadi kau bisa tahu, apakah senjataku masih ada harganya nga?"

Kata Ho Gwat- nio. Goan Hiong melihat Ciam Giok-beng, berkata.

"Paman Ciam, bagaimana pendapat paman?"

"Aku tidak mempunyai pendapat apa pun, sekarang perusahaan perjalanan Su-hai telah diurus kalian berdua, yang pasti kalian berdua yang harus mengambil keputusan!"

"Kalau begitu ketua Su-hai yang harus mengambil keputusan!"

Kata Goan Hiong. Kie Pi-sia tampak berpikir sejenak lalu berkata.

"Kita adalah orang yang membela keadilan dan kebenaran, tidak mungkin kita membunuh mereka, walaupun mereka terluka oleh senjata rahasia mereka sendiri, kita tetap mengijinkan dia menolong temannya!"

"Tapi aku takut dia hanya beralasan menolong temannya, sebenarnya diam-diam dia telah mempunyai rencana lain!"

"Aku tahu!"

Kata Kie Pi-sia tersenyum.

"Mengapa kalau sudah tahu kau masih membiarkan dia bermain curang?"

Tanya Ciam Giok-beng sambil tertawa.

"Nama ketiga orang ini sangat jelek, mereka sudah lama berkeliaran di dunia persilatan, ayahku pasti tahu mereka dengan jelas, maka dia tidak mau masuk dan membiarkan Ciam Supek datang menolong kami, tapi kukira ayah sedang berada di suatu tempat mengawasi kita!"

Ciam Giok-beng tertawa terbahak-bahak.

"Sejak kau menjadi ketua boleh dikatakan kau sudah bertambah banyak pengalam an, dan tebakanmu semua betul!"

Kie Pi-sia tertawa dan berkata pada Ho Gwat-nio.

"Kau boleh menolong temanmu menawarkan racun, tapi bila kau ingin berniat lain, kau akan sial!"

Wajah Ho Gwat-nio berobah, dia tertawa dingin, kemudian menyuruh Liu Hwan dan Liu Kong mendekati, lalu dia mengeluarkan sebuah botol, dia mencabut terlebih dulu panah kecil yang menancap, tampak luka mereka sudah menghitam, berarti panah itu benar-benar beracun, tapi saat dia mengangkat botol dari jauh tiba-tiba melesat sebuah benda, benda ini membuat botol itu menjadi pecah hingga hancur berantakan.

Ternyata benda yang membuat botol itu pecah adalah sebuah kancing, wajah Ho Gwat-nio berubah dan marah.

"Apa maksud kalian?"

Kie Pi-sia tertawa dingin.

"Aku melihat di botol itu ada sesuatu!"

Benar saja, setelah botol itu pecah dari dalam terlihat ada pil-pil kecil berwarna merah, pil-pil itu mengeluarkan asap berwarna merah, dan membuat ubin berlubang, kelihatannya pil berwarna merah itu sangat lihai! "Apakah itu adalah obat penawarnya?"

Tanya Kie Pi-sia. Melihat rencana busuknya terbongkar, Ho Gwat-nio berteriak.

"Kalau kau tidak mengerti jangan banyak tanya! Kalian sudah menghancurkan obat penawarnya, sudah bagis aku tidak menyuruh kalian mengganti rugi, aku masih membawa sebotol lagi, kali ini kalian jangan bertindak sembarangan kalau obat penawarnya dihancurkan lagi, nyawa kedua kawanku akan terancam, dan semua orang golongan hitam akan memusuhi kalian, perusahaan perjalanan kalian jangan harap bisa terus berjalan!"

"Asal kau jujur dan mengeluarkan obat penawar yang asli, tidak akan ada orang yang mengganggumu, bila kau macam- macam berarti kau sudah menentukan jalanmu sendiri, kami sudah memberi kelonggaran kepadamu!"

Ho Gwat-nio mengeluarkan sebuah tas dari dalam dia mengeluarkan 2 bungkusan kecil, lalu memberikan kepada kedua kawannya dan berpesan.

"Separuh ditempelkan di tempat yang terluka separuhnya lagi diminum, pelayan, bawa sepoci arak kemari!"

Karena sejak tadi mereka bertarung di sana, orang yang penakut sudah keluar dari rumah makan itu, sebagian yang masih ingin menonton keramaian mereka mencari tempat bersembunyi sambil menonton keramaian yang terjadi supaya tidak menjadi sasaran amukan para pesilat itu.

Beberapa pelayan bersembunyi di kolong meja kasir setelah beberapa kali Ho Gwat-nio berteriak, baru ada seorang pelayan yang masih agak muda menghampirinya, dengan gemetar dia membawa sepoci arak untuk diberikan kepada Ho Gwat-nio.

Ho Gwat-nio mencengkeram pelayan itu dan membentak.

"Kau takut apa? Apakah aku akan memakanmu, berdiri di depanku!"

Pelayan itu berlutut dan memohon.

"Hujin besar, jangan bunuh aku, di rumah masih ada ibuku yang sudah tua!"

Ho Gwat-nio mengangkat pelayan itu lalu memegang lehernya dan mendekatkan kepadanya, setelah itu dia tertawa terbahak-bahak.

"Kie Tiang-lim, aku tahu kau bersembunyi di tempat gelap, pelayan ini tidak berdosa apalagi di rumahnya masih ada ibunya yang sudah tua, kalau kau orang yang membela keadilan dan kebenaran, kau harus berhati-hati jangan sampai aku mengambil nyawanya!"

Wajah Kie Pi-sia berobah, dia berteriak.

"Lepaskan dia, apa yang kau lakukan!"

"Aku ingin nyawa kalian!"

Seru Ho Gwat-nio, Sebelah tangannya dikepal dan diacungkan, dia berkata.

"Di tanganku ada sebuah bom yang bernama Cui-hun-tan yang terbuat dari bahan peledak dan racun, bila tergetar dia akan meledak!"

Di luar jendela terdengar Kie Tiang-lim berkata.

"Keluarlah kalian, mainan itu sangat lihai!"

Kie Pi-sia ingin keluar, tapi Ho Gwat-nio berteriak.

"Tetap berdiri di sana, kau tidak boleh pergi!"

"Ketua jangan bergerak!"

Ucap Goan Hiong.

"Apakah kita akan menunggu kematian di sini?"

Tanya Kie Pi-sia.

"Di pintu dan di loteng banyak orang, jika bomnya meledak, akan terkena orang yang tidak berdosa, kita jangan sampai membuat mereka terluka!"

Tamu-tamu yang makan di sana ada sebagian yang belum pergi, wajah mereka tampak ketakutan. Kie Pi-sia menghela nafas.

"Terpaksa kita keluar menyambut bom itu!"

"Bom harus meledak dulu baru bisa melukai orang, kita sambut dia hingga tidak meledak!"

Dengan tenang Ciam Giok-beng berkata.

"Perkataan Goan Hiantit benar, mereka adalah perampok kejam, mereka akan melukai orang-orang kita, karena kita membela keadilan dan kebenaran, orang yang tidak bersalah tidak boleh mati, maka lebih baik kita berdiri agak jauh dan berusaha menyambut bomnya, kalau tidak tersambut, itu akan menjadi resiko kita!"

Kie Tiang-lim yang ada di luar berteriak lagi.

"Ho-kiu-bwee, kalau kau melukai orang kami, jangan harap hari ini kau bisa keluar dari sini!"

Ho Gwat-nio menjawab dengan sinis.

"Aku sudah banyak membunuh orang, bisa dikatakan sudah balik modal, hari ini 3 nyawa ditukar dengan 3 nyawa, itu adalah labanya!"

Goan Hiong berkata.

"Ho-kiu-bwee, kau jangan merasa senang dulu, kalian adalah kura-kura dalam tempayan, dengan cara apa pun kau tidak akan bisa meloloskan diri dari sini dan kami juga belum tentu akan mati ditanganmu!"

Ho Gwat-nio marah, dia melempar sesuatu benda berwarna hitam, Goan Hiong melihatnya, dengan cepat dia menyambut benda itu.

He Gwat-nio berturut-turut menyentil banyak bintik benda berwarna hitam, semua disambut oleh Ciam Giok-beng dan Kie Pi-sia, melihat mereka bergerak begitu lincah, Ho Gwat-nio malah kebingungan.

Liu Hwan yang berdiri di sisi berkata.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gwat-nio, kau tembak ke bawah dekat kaki mereka, jangan tembak orangnya!"

Kie Pi-sia segera berteriak dengan cemas.

"Kalau kalian berani, di tanganku banyak bom, aku akan melemparkan kepada kalian juga!"

He Gwat-nio tertawa dingin dan berkata.

"Tidak apa-apa, sebab ada satu oran yang akan menemaniku mati!"

Dia menarik pelayan itu lebih dekat dengannya, pelayan itu sudah pingsan saking ketakutannya, pelayan itu dengan lemas bersandar ke tubuh He Gwat-nio, Kie Pi-sia mengira pelayan itu mati karena terjepit, dia bersiap-siap melempar bom itu, tapi Ciam Giok-beng membentak.

"Pi-sia, jangan membunuh orang yang tidak bersalah!"

"Supek, kalau dia mengarah ke bawah, aku tidak akan bisa menyambut bomnya!"

Ciam Giok-beng tertawa dengan tenang.

"Percayalah, aku punya cara mengatasi dia!"

"Aku malah ingin tahu dengan cara apa kau akan mengatasiku!"

Bentak He Gwat-nio.

Berturut-turut He Gwat-nio menembakkan 3 benda ke depan kaki Ciam Giok-beng, segera Ciam Giok-beng mengeluarkan telapaknya dan menangkap-nya, dengan tenaga dalamnya yang sangat kuat dia menyambut 5 benda hitam itu ke dalam genggamannya.

Wajah Liu Kong berubah.

"Gwat-nio, si tua bangka ini terlalu sulit diatasi, sekarang kita harus bagaimana?"

"Aku akan melepaskan sisa bomku dengan cara Boan-thian- hoa-ie, kalian siap-siap menerobos keluar!"

"Kami tidak mempunyai senjata!"

Kata Liu Kong.

"Senjatamu sudah tidak ada gunanya, putri Kie Tiang-lim begitu kuat, dia pun memegang senjata, kita tetap bukan lawannya, gunakan saja kepalan kalian!"

Liu Hwan dan Liu Kong mengangguk, lalu mereka berteriak.

"Gwat-nio, mari kita bergerak!"

Tangan He Gwat-nio melayang, segera senjata rahasia seperti hujan melesat ke arah lawannya, yang pasti Ciam Giok- beng tidak berani bertindak ceroboh, lengan bajunya terus berkibar, dia menyapu dan menangkap senjata rahasia yang dilemparkan ke depannya juga ke depan Kie Pi-sia.

Goan Hiong berdiri di tempat agak jauh maka tenaga He Gwat-nio tidak sampai ke sana, dia mengira Goan Hiong bisa menjaga diri, tapi Goan Hiong sama sekali tidak bergerak, sewaktu dia akan memberitahu....

Terlihat Goan Hiong menunggu senjara rahasia yang datang, dengan posisi bersalto dia berbaring ke bawah dan membiarkan bintik-bintik hitam itu melewatinya dan bintik- bintik itu terus melesat ke arah dinding.

Pui Ciauw-jin yang bersembunyi di sana segera keluar, kedua tangannya terus bergerak menangkap bintik-bintik hitam yang datang seperti hujan, setelah itu semua benda itu dimasukkan ke dalam mulutnya, sambil mengunyah dia berkata.

"Enak dan wangi, sayang jumlahnya terlalu sedikit, jadi kurang memuaskan, Ciam Toako, kau mendapatkan lebih banyak, mengapa kau tidak ikut makan? Bagaimana kalau sebagian berikan padaku, makanan seperti ini cocok untuk dijadikan sebagai teman minum arak!"

Ciam Giok-beng terpaku sebab dia melihat Pui Ciauw-jin menelan benda-benda yang dikatakan bom-bom yang disambutnya, dan masih terdengar ada suara yang keluar dari mulutnya, melihat senjata rahasia yang disambutnya tadi dia merasa aneh, sebab yang disangka bom tadi ternyata kacang goreng yang bisa dijadikan sebagai teman minum arak! Kie Pi-sia mulai tahu, dia tertawa terbahak-bahak.

"Perempuan itu pintar menakut-nakuti orang!"

Pui Ciauw-jin tertawa terbahak-bahak.

"Dia tidak menakuti orang, senjata rahasianya memang bisa mencabut nyawa orang, kalau tidak mana aku rela menampar diriku sebanyak 10 kali?"

Kie Pi-sia tampak terus berpikir, sekarang dia baru mengerti mengapa Pui Ciauw-jin berpura-pura terangkat oleh Ho Gwat- nio, dan dia juga rela menampar dirinya sendiri sebanyak 10 kali, semua itu untuk mengambil kesempatan ini, dengan keahlian tangan yang tinggi dia menukar senjata rahasia itu menjadi kacang goreng.

Karena itu sambil tertawa dia berkata.

"Paman Pui, paman sungguh telah mempermainkan orang!"

"Perempuan itu hanya menyukai hweesio, dengan ketampananku, tetap tidak bisa mendekati dia, terpaksa aku memainkan sedikit siasat baru bisa mendekati dan mengeluarkan jimatnya!"

"Paman, dari tadi ternyata kau sudah menukar senjata itu, mengapa tidak memberitahu kami?"

"Aku yang disiksa kalian yang jadi pahlawan, itu tidak adil, aku juga ingin kalian mendapat sedikit kejutan!"

Kata Pui Ciauw-jin.

"Apalagi aku dipaksa menampar diri sendiri, hutang ini harus dibalas, bila dari awal aku menceritakan kepada kalian, mereka akan kabur, lalu aku harus menagih kepada siapa?"

Ho Gwat-nio bertiga sedang menunggu hasilnya, begitu muncul Pui Ciauw-jin mereka baru sadar kalau mereka sudah tertipu, wajah mereka menjadi pucat bahkan hampir pingsan, mereka berteriak marah-marah.

"Awas, kau berani menipu kami, nanti akan kami balas!"

"Kau jangan mencariku, semalam aku tidur di sebelah kamarmu, bau tubuhmu membuatku tidak bisa tidur, hutangmu harus dibayar sekarang, setelah kau menampar dirimu sendiri sebanyak 10 kali, kita jalan masing-masing, kelak kalau bertemu di jalan kau jangan bilang kenal lagi denganku!"

He Gwat-nio melotot kedua kawannya, berkata.

"Ayo, kita pergi dari sini!"

Dia melepaskan pelayan itu dan berniat segera meninggalkan Kim-leng, tapi tiba-tiba pelayan itu menjulurkan tangannya dan menarik kakinya, hal ini membuat langkah He Gwat-nio terhenti, Liu Kong dan Liu Hwang terpaku, kemudian bersama-sama memukul pelayan itu dengan kepalan tangan mereka.

Tapi tiba-tiba pelayan itu menjadi gesit, kedua tangannya bergerak, dia menotok nadi di ketiak kedua orang itu, He Gwat-nio segera menendangnya, pelayan itu berguling ke bawah, kemudian berputar ke belakang He Gwat-nio, kakinya diangkat kemudian menotok pinggang He Gwat-nio, dan dia pun menjadi kaku.

Ooo)dw*kz(ooO BAB 9 Penjahat besar dari golongan hitam Ternyata pelayan itu dengan mudah menaklukkan 3 perampok besar, hingga orang-orang merasa aneh.

Pui Ciauw-jin pun merasa heran, dengan cepat dia bertanya.

"Sobat, ilmu silatmu bagus, siapa she dan namamu?"

Pelayan itu tertawa terbahak-bahak.

"Namaku tidak perlu tahu, sebab aku satu barisan dengan mereka, hanya saja aku tidak bisa secara diam-diam menyerang orang!"

Wajah Kie Pi-sia berubah menjadi merah, karena dari suara itu dia tahu kalau pelayan itu ternyata Lim Hud-kiam, maka dia berkata.

"Perkara di Seng-touw, sudah kami cabut, Lim Hud- kiam....!"

Karena Lim Hud-kiam menyamar, maka wajah aslinya tidak terlihat, semua orang tidak mengenalnya, sesudah Kie Pi-sia menyebutnya, mereka baru merasa pelayan itu rada mirip dengan Lim Hud-kiam.

Karena identitasnya sudah terbongkar, Lim Hud-kiam dengan dingin berkata.

"Meski perkara itu dicabut, namaku sudah tercatat di pemerintahan, nama perampok selamanya tidak bisa bersih, kalau aku tidak merampok, malah akan mengecewakan Nona Kie yang telah mengangkat-ku menjadi perampok!"

Goan Hiong maju selangkah memberi hormat.

"Lim Toako, masalah Nona Kie menuduhmu sebagai perampok memang tidak benar, tapi juga tidak salah, sebab kau memang sudah merampok barang yang mereka bawa!"

Lim Hud-kiam tertawa dingin.

"Perusahaan perjalanan kalian sudah kehilangan barang yang dibawa, tapi kalian mengandalkan pemerintah untuk mengambilnya kembali, benar-benar aneh!"

"Melaporkan barang yang hilang kepada pemerintah adalah hal yang biasa, aturan ini tidak dibuat oleh perusahaan perjalanan Su-hai, aku kira pemerintah tidak akan mengurus hal seperti ini, jika ingin mendapatkan kembali barang yang hilang tetap harus perusahaan perjalanan sendiri yang berusaha memperolehnya kembali!"

Kata Goan Hiong.

"Nama perampok ini terlalu berat kupikul, aku tidak mengambil barang yang kurampok sedikit pun malah harus nombok 50 ribu tail perak!"

Kie Tiang-lim masuk dan berkata.

"Lin Kongcu, tentang laporan pada pemerintah semua itu adalah ide Thio Yan-to, putriku masih muda dan tidak ada pengalaman, maka dia telah berbuat salah kepadamu!"

"Aku tidak mau mengaku salah, sebab dia telah membuat kita susah, perusahaan perjalanan Su-hai adalah perusahaan perjalanan pengantar barang, dia merampok barang yang kita bawa, otomatis aku harus mencari cara untuk mendapatkan kembali, bukan kita yang mencari masalah dulu dengannya!"

Jawab Kie Pi-sia. Dengan gerakan tangan Kie Tiang-lim melarang Kie Pi-sia meneruskan kata-katanya, dia bicara dengan Lim Hud-kiam.

"Perkara di Seng-touw belum dijadikan perkara sebenarnya, sebab Thio Yan-to sudah mencabut perkara ini, nama baik Lim Kongcu tidak akan tercemar, tentang kerugianmu, aku pasti akan mengantinya!"

Lim Hud-kiam menjawab dengan dingin.

"Aku dengar perusahaan perjalanan Su-hai akan memperluas sayapnya, aku akan mengambil kembali hutangku!"

"Lim Toako, sekarang perusahaan perjalanan Su-hai adalah perusahaan perjalanan gabungan dari dua keluarga, bila kau berniat jahat kepada Su-hai, aku akan membuat hal tidak enak kepadamu!"

Kata Goan Hiong. Lim Hud-kiam melihatnya dengan dingin, lalu dia tersenyum.

"Apa pun yang Goan-heng kerjakan, aku tidak akan mengganggu aku akan menagih hutang kepada pengurus Su-hai yang lama, apakah itu keterlaluan?"

"Tidak bisa! Aku sudah menanam saham di Su-hai, semua hal tentang Su-hai berhubungan denganku, bila kau mengacaukan Su-hai, hari ini juga kita bereskan masalah ini!"

Dengan santai Lim Hud-kiam menjawab.

"Hari ini aku tidak mempunyai alasan untuk bertarung, aku datang hanya untuk memberi kabar, kata-kataku hanya sampai di sini, maaf, aku pamit dulu!"

Dia berniat pergi, tapi Goan Hiong menghadangnya dengan pedang, katanya.

"Kau harus berjanji tidak akan mencari keributan lagi dengan Su-hai, kalau tidak, jangan harap kau bisa pergi dari sini!"

Lim Hud-kiam tersenyum.

"Aku hanya berkata demikian, aku belum bertindak! Mengapa sekarang wakil ketua mencari masalah denganku, apakah ini tidak terburu-buru?"

"Kau sudah mengeluarkan kata-kata seperti itu, berarti kau akan membuktikan kata-katamu, dari pada menunggumu mencari masalah, lebih baik kita bereskan sekarang,"

Kata Goan Hiong.

"Semua orang ingin menjadi raja, tapi raja tidak akan dianggap sebagai pengkhianat, apakah Tuan tidak merasa kau terlalu egois?"

Tanya Lim Hud-kiam.

"Hei orang she Lim, apakah kau seorang lelaki?"

Tanya Goan Hiong.

"Seorang lelaki tidak hanya mengandalkan keberanian, lebih baik kau simpan pedangmu, dan menjaga aturan, membuka perusahaan perjalanan dan mengantarkan barang adalah pekerjaan yang sangat berbahaya, kalau sifatmu begitu terburu-buru tentu akan banyak masalah!"

Ucap Lim Hud- kiam. Goan Hiong tidak bisa menahan diri lagi, dia menyerang dengan pedangnya, Lim Hud-kiam sambil menghindar, berkata.

"Hari ini aku tidak ingin bertarung, jadi aku tidak membawa pedang."

"Aku bisa meminjamkan pedang untukmu!"

Kata Goan Hiong.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak bisa, pedangku adalah pedang tumpul, pedang tajam terlalu menimbulkan nafsu membunuh, aku sudah bersumpah tidak akan menggunakan pedang tajam!"

Kata Lim Hud-kiam. Dia membalikkan tubuhnya dan akan pergi, tapi Goan Hiong mengejarnya, Lim Hud-kiam menoleh dan berkata.

"Aku tidak akan melawan, kalau kau sanggup mengeluarkan jurus- jurusmu di belakangku!"

Sekali lagi Goan Hiong menyerang, tapi Lim Hud-kiam tidak melihat juga tidak melayaninya, ujung pedang Goan Hiong sudah menggores baju Lim Hud-kiam hingga sobek, tapi dia seperti tidak merasakannya, dia hanya tertawa.

"Baju ini kupinjam dari penginapan ini, sekarang sudah sobek, aku tidak bisa mengembalikannya lagi, ingat kau harus mengganti kerugian 6 sen, kalau bisa memberi lebih itu lebih bagus, bila kurang orang lain akan marah dan menuduh Su-hai adalah perusahaan perjalanan pelit, nama baik kalian akan tercemar!"

Goan Hiong terpaku, karena Lim Hud-kiam dari tadi tidak membalikkan tubuh, dia tidak bisa terus menyerang maka dengan melotot dia melihat Lim Hud-kiam keluar dari penginapan, Kie Tiang-lim berteriak.

"Orang she Lim, kita tidak ada permusuhan, mengapa kau selalu mencari masalah denganku?"

"Semua tidak perlu alasan, sebab kau sudah punya nama juga harta, sudah waktunya kau mundur!"

"Memang aku berniat seperti itu, setibanya di Kim-leng, aku akan berhenti bekerja dan pensiun!"

"Tapi perusahaan perjalanan Su-hai masih berjalan dan tetap orang kalian yang menguasainya, cara kalian adalah mengganti kuah tapi tidak mengganti isinya!"

Kata Lim Hud- kiam.

"Maksudmu adalah Adik Kie harus keluar dari dunia perusahaan perjalanan?"

Tanya Ciam Giok-beng.

"Aku tidak bermaksud seperti itu,"

Lim Hud-kiam tertawa.

"Paling sedikit kau bermaksud seperti itu, kau hanya menjalankan tugas!"

Kata Ciam Giok-beng. Lim Hud-kiam berpikir sebentar lalu dia berkata.

"Ketiga orang itu adalah penjahat besar di dunia persilatan golongan hitam, tapi mereka tidak punya permusuhan mendalam dengan kalian, kalau bisa melepaskan mereka itu paling bagus, kalau tidak, serahkan mereka kepada pemerintah, aku menotok mereka, karena tidak ingin mereka mati di sini."

Pui Ciauw-jin berkata.

"Tidak perlu khawatir, kami adalah orang dunia persilatan, kami tahu aturan dunia persilatan, mengantarkan mereka ke pemerintah bukan pekerjaan kami, asalkan aku bisa meminta kembali 10 kali tamparan, aku akan melepaskan mereka."

Lim Hud-kiam berkata.

"Bagus, ketiga orang itu adalah ketua golongan hitam, mereka kalah di sini mungkin mereka akan terus bersembunyi, mungkin ke depannya tidak akan ada orang yang mengganggu kalian, tapi Lan-tiang-siang-sat sudah mengumpulkan banyak orang, mereka siap di dua tempat di depan sana untuk bertarung dengan kalian, maka kalian harus berhati-hati, kalau bisa jangan menambah banyak musuh, orang golongan hitam tidak bermusuhan dengan kalian, mereka hanya digosok oleh Lan-tiang-siang-sat untuk memamerkan kekuatannya, kalau kalian bisa merobah sebagian musuh menjadi teman, itu sangat bermanfaat bagi kalian."

"Maksudmu ingin aku melepaskan mereka?"

Tanya Pui Ciauw-jin.

"Tamparan 10 kali dilakukan oleh Lo-cianpwee sendiri bila tidak bisa diminta kembali, aku kira tidak akan rugi atau memalukan bagi Lo-cianpwee."

"Orang she Lim, kau selalu menasehati orang harus menjadi pemaaf, tapi mengapa kau sendiri selalu tidak bisa memaafkanku? Putriku terpancing kata-kata Thio Yan-to dan berbuat tidak sopan padamu, kami sudah berusaha memperbaikinya!"

Sanggah Kie Tiang-lim.

"Aku tidak marah pada masalah ini,"

Kata Lim Hud-kiam.

"Kalau begitu kita tidak saling bermusuhan bukan?"

Tanya Kie Tiang-lim. Lim Hud-kiam tidak bisa menjawab, lama baru menjawab.

"Masalahnya bukan terletak di sini, yang terpenting adalah membuka perusahaan perjalanan bukan jalan untuk membela keadilan dan kebenaran!"

"Bila kita serahkan perusahaan perjalanan Su-hai kepada Goan Hiong, apakah Tuan masih tetap akan mencari masalah dengan kami?"

Tanya Ciam Giok-beng.

"Apakah itu mungkin?"

Tanya Lim Hud-kiam.

"Asal Tuan mempunyai alasan yang masuk akal, aku bisa mengambil keputusan!"

Kata Ciam Giok-beng.

"Nanti, kita bicarakan lagi!"

Jawab Lim Hud-kiam. Kemudian dia pergi begitu aja. Semua orang terdiam, sedang Ciam Giok-beng mengeluh.

"Sekarang aku yakin dia sengaja berseberangan dengan kita, semua karena Ji-te Lok Su-hoan."

"Tapi ilmu pedangnya tidak ada yang sama dengan kita,"

Ucap Kie Tiang-lim.

"Karena marah Adik Lok meninggalkan perguru an, dia benci sekali dengan ilmu pedang perguruan kita, jadi dia tidak akan menggunakannya!"

Jelas Ciam Giok-beng.

"Apakah Supek benar-benar ingin menghentikan usaha perusahaan perjalanan dan beristirahat?"

Tanya Kie Pi-sia. Ciam Giok-beng berpikir sebentar.

"Tidak! Membuka perusahaan perjalanan adalah salah satu jalan untuk menegakan keadilan dan kebenaran, apalagi semua ini adalah perintah dari kakek gurumu, dan ini sama sekali tidak salah, jangan karena seorang Lim Hud-kiam, kita berhenti membuka usaha ini, aku hanya ingin tahu keberadaan Ji-supekmu dari mulut Lim Hud-kiam dan menjelaskan semuanya supaya tidak salah paham lagi!"

"Kalau Supek bermaksud begitu, aku pasti akan meneruskan usaha perusahaan perjalanan, aku tidak mau tunduk karena ancaman orang lain!"

Kata Kie Pi-sia. Semua orang terdiam lagi, Kie Tiang-lim tiba-tiba memberi hormat kepada Pui Ciauw-jin.

"Pui-heng, mengenai ketiga orang ini, aku ingin meminta kelonggaran darimu!"

"Apakah Kie Toako ingin melepaskan mereka?"

Pui Ciauw- jin tertawa dan bertanya.

"Kata-kata Lim Hud-kiam masuk akal, orang-orang golongan hitam tidak bermusuhan dengan kami, dan ketiga orang ini sangat berpengaruh di dunia persilatan, kalau kita melukai mereka mungkin akan membuat orang-orang golongan hitam marah, bila ingin memberi tanggung jawab kepada angkatan muda, untuk apa karena sedikit masalah, kita menambah repot mereka?"

Goan Hiong cepat-cepat menjawab.

"Kata-kata Paman Kie benar, Ji-siok, kau selalu menyayangiku, demi diriku tolong sedikit mengalah!"

Pui Ciauw-jin tertawa terbahak-bahak.

"Bocah, demi dirimu, aku terkena pukulan tapi tidak boleh membalas?"

"Itu karena Paman sendiri yang mencarinya, kalau benar- benar bertarung, ilmu silat Paman lebih tinggi dari Ho-kiu- bwee, apa lagi Paman yang berniat memukul diri sendiri."

Goan Jit-hong masuk dari luar dan berkata.

"Adik Pui, kau memang pantas dipukul, kau tahu Ho-kiu-bwee bukan orang lurus, tapi dia sangat bisa menjaga diri, setahuku, semenjak suaminya meninggal, dia terus menjanda bukan karena dia sengaja berdandan seperti seorang janda untuk menakuti orang, mengapa kau mengarang cerita kalau dia mempunyai hubungan dengan hweesio?"

"Bagaimana Toako bisa tahu?"

Tanya Pui Ciauw-jin tertawa.

"Aku mendengarnya dari dekat pintu,"

Jawab Goan Jit-hong.

"Aku tidak sembarangan bicara, memang dia selalu keluar masuk kamar hweesio ini dan gerakannya juga mencurigakan!"

Ucap Pui Ciauw-jin. Kata Goan Jit-hong.

"Mereka sedang merencanakan sesuatu, hweesio gemuk dan hweesio kurus itu adalah orang terkenal di dunia persilatan golongan hitam, membunuh orang atau merampok semua dilakukannya, tapi mereka tidak memperkosa wanita, karena itu mereka sangat dihormati oleh orang-orang golongan hitam, kau menceritakan seakan mereka bertindak begitu menjijikkan, pantas kau disuruh menampar diri sendiri!"

"Kalau begitu, berarti aku pantas mendapatkan tamparan itu?"

Kata Pui Ciauw-jin tertawa. Goan Hiong menjawab.

"Tapi tidak sia-sia juga, setelah Paman mendapat tamparan, paling sedikit Paman bisa menukar bom-bom milik Ho-kiu-bwee, kalau tidak kita akan dirugikan, berarti tamparan itu untuk menolong nyawa kami, aku berterima kasih kepada Paman."

Goan Jit-hong berkata lagi.

"Kau sendiri juga mendapat hasil, sebab bom milik Ho-kiu-bwee itu adalah senjata rahasia yang sangat lihai, kau suka meneliti mainan-mainan semacam ini, kau bisa memuaskan hobimu ini jadi kau tidak perlu merasa kesal!"

Pui Ciauw-jin berkata.

"Kalau begitu, aku harus mengakui kalau aku sedang sial, sesudah menampar diri sendiri, tapi mengakui musuh menjadi teman, sementara waktu ini aku belum bisa meneliti, jadi bom yang kucuri harus kuambil dari Ho-kiu-bwee, tamparanku jadi mubazir!"

Kata-kata Pui Ciauw-jin membuat semua orang tertawa, Ciam Giok-beng dengan serius berkata.

"Kata-kata Pui-heng seperti sedang bergurau, tapi sangat masuk akal, penjahat- penjahat yang ada di golongan hitam sangat sombong juga jahat, tidak dengan 2, 3 kata bisa meluluhkan hati mereka, demi keamanan kita, senjata mereka tetap harus disita, bom tidak boleh di kembalikan, simbal terbang yang dimiliki hweesio itu pun lebih baik ditahan."

Pui Ciauw-jin tertawa terbahak-bahak.

"Kata-kata Ciam Toako betul sekali, kalau senjata mereka dikembalikan, itu namanya mencuri ayam, tapi tidak dapat, malah umpan pun ikut ludes!"

Kie Tiang-lim berbisik-bisik kepada Kie Pi-sia, karena semua orang sedang bergurau maka tidak ada yang memperhatikan mereka, Kie Pi-sia segera berjalan ke depan mereka dan berkata.

"Paman Goan, Paman Pui, kalau diijinkan aku mengajukan permintaan kepada kalian berdua."

"Tidak masalah, kau adalah ketua, nama kami memang tidak tercantum, tapi kami tetap anggota Su-hai, kami tidak berani tidak mendengar perintahmu!"

Kie Pi-sia tertawa, lalu berkata.

"Paman Pui ingin meneliti bom-bom milik Ho-kiu-bwee, Paman bisa menyimpannya beberapa butir, simbal yang terpaku di dinding, aku kira lebih baik dikembalikan kepada mereka!"

Pui Ciauw-jin terpaku.

"Untuk apa? Bukan aku berjiwa sempit dan menginginkan barang rase bau itu, kata-kata Ciam Toako tadi serta kekhawatirannya, apakah kau tidak mendengarnya?"

"Justru demi keselamatan kita semua, aku harus mengembalikan barang mereka, kalau kita sita barang-barang itu, mereka akan membuatnya lagi, bila dikembalikan mereka akan malu menggunakannya lagi, karena mereka adalah orang yang sangat sombong, kedudukan mereka di golongan hitam sudah tinggi, mereka akan malu menggunakannya lagi, kita harus berjiwa besar."

"Betul, Nona Kie sungguh ketua yang baik, melihat masalah bisa lebih mendalam, mengembalikan senjata mereka pertama bisa mengartikan kita berjiwa besar, kedua bisa mengikis keganasan mereka, paling bagus karena malu mereka mengundurkan diri dari dunia persilatan, atau paling sedikit bisa membuat mereka malu menggunakan senjata ini lagi!"

Kata Goan Hiong. Pui Ciauw-jin melotot kepadanya.

"Bocah, muka pamanmu semakin tidak berharga lagi!"

"Paman bisa menyisakan beberapa butir untuk diteliti, untuk apa mengambil banyak-banyak, apakah Paman ingin menyerang orang dengan senjata ini?"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pui Ciauw-jin mengeluarkan sebuah tas kulit dan berkata.

"Di dalam tas ini ada 64 butir bom, diambil beberapa butir pasti orang lain akan mengetahuinya. Kalau ingin mengembalikan harus semua, kalau tidak jangan mengembalikan, sebab akan percuma."

Goan Hiong mengambilnya dan berkata.

"Aku akan mengambil 4 butir, bagaimana pendapat Paman?"

"Baiklah, siluman kecil, aku ingin mendengar apa ucapanmu?"

Goan Hiong mendekat dan membuka totok mereka, karena sudah terlalu lama tertotok, mereka tidak bisa langsung bergerak, dengan hormat dan sungkan, Goan Hiong memapah mereka duduk di kursi, Ho Gwat-nio pertama yang membuka suara.

"Orang-orang berbakat semua berada di perusahaan perjalananmu, termasuk mencuri ayam, mencuri anjing, komplit semua!"

Goan Hiong tersenyum, katanya.

"Ho Gwat-nio, orang yang berpura-pura menjadi pelayan tadi namanya Lim Hud-kiam, dia bukan anggota perusahaan perjalanan Su-hai!"

Ho Gwat- nio mengerutkan alis.

"Bocah itu lagi, aku dengar dia membawa kabur 2 putri Lan-tiang-siang-sat, sebenarnya siapa dia?"

"Entah, dia bermusuhan dengan kalian, dia juga bermusuhan dengan perusahaan perjalanan Su-hai."

"Kentut, jelas-jelas dia membantu kalian!"

"Kau kira dia membantu kami adalah hal yang bagus, apa yang dia kehendaki tidak ada yang tahu bukan? Beberapa hari yang lalu dia masih membantu Lan-tiang-siang-sat, akhirnya dia membawa kabur kedua putrinya, jadi kita tidak mau menerima bantuan-nya, bila kau ingin mencarinya untuk membalas dendam, kita bisa bekerja sama!"

"Bekerja sama apa? Aku akan mencari dia untuk membuat perhitungan, aku belum pernah mendapat penghinaan seperti ini, aku pasti akan membuat perhitungan kepadanya!"

Kata Ho Gwat-nio.

"Terserah, aku hanya memberitahu kalau Lim Hud-kiam dan kami tidak ada hubungan apa pun!"

Ho Gwat-nio melihat Pui Ciauw-jin.

"Siapa orang yang miskin dan pelit itu? Aku kagum kepada ilmunya, suruh dia berhati-hati!"

Run Hiong memberikan tas yang terbuat dari kulit dan berkata.

"Dia adalah Ji-siokku, jangan melihat dia seperti orang miskin, sebetulnya dia adalah tuan tanah!"

Ho Gwat-nio marah.

"Aku tidak tahu siapa dia, juga tidak menanyakan harta kekayaannya, aku hanya ingin tahu namanya, supaya mudah untuk membalas dendam!"

Goan Hiong tertawa dan mendekatinya, lalu dia berbisik sebentar kepada Ho Gwat-nio, terlihat Ho Gwat-nio berteriak dengan marah.

"Kurang ajar, kau harus tahu siapa aku!"

"Semua itu tentang pamanku, apakah kau mau mendengar atau tidak, terserah padamu, aku akan memberitahu lagi, dia adalah orang yang jago silat juga sastra, kau sudah menyaksikan sendiri ilmu silatnya, mengenai ilmu sastranya kau bisa melihat puisi yang tergantung di dinding, lihatlah tulisan kaligrafinya, tidak kalah dengan sastrawan-sastrawan dari dinasti Han dan Tong."

Ho Gwat-nio masih marah, Goan Hiong berbisik lagi terlihat Ho Gwat-nio menendang meja yang ada di depannya sampai terguling, kemudian berteriak.

"Kentut, Jiwi Toako, mari kita pergi dari sini!"

Dia sudah meloncat dan menghancurkan jendela kemudian pergi melewati jendela. Liu Kong dan Liu Hwan ikut keluar, Goan Hiong berkata.

"Taysu berdua, kuharap kalian membawa senjatanya, bila bertemu Ho Gwat-nio lebih baik nasehati dia jangan terus berkelana sendirian di dunia persilatan, itu tidak baik, sekarang dia masih muda, kata-kataku tadi bisa dijadikan bahan pertimbangan!"

Liu Hwan marah.

"Bocah tengik, apa maksudmu?"

"Kalian berdua bisa tanyakan langsung pada Ho Gwat-nio!"

Kata Goan Hiong tertawa. Liu Kong mengambil kembali goloknya, Liu Hwan naik ke loteng, mencabut simbal yang sudah berlubang ditembus sumpit, dia berdiri di atas loteng berkata.

"Hari ini kami sudah mendapat banyak kebaikan, kelak bila kita bertemu lagi dengan beberapa simbal berlubang ini aku akan minta petunjuk, aku harap Ciam Tayhiap bisa panjang umur untuk bertemu kembali dengan kami!"

Ciam Giok-beng tertawa terbahak-bahak.

"Selama aku masih hidup aku akan menunggumu!"

Kie Pi-sia dengan cepat menjawab.

"Kalau kalian tidak bisa bertemu Ciam Supek, perusahaan perjalanan Su-hai selalu berada di Kim-leng murid-murid Kian-kun-kiam-pai bersedia menerima tantanganmu."

Liu Hwan mengucapkan bacaan Budha, kemudian membalikkan tubuh masuk ke dalam, Liu Kong mengambil simbal dan tasbih besinya, kemudian dia mengeluarkan uang perak pelan-pelan meletakkan dan menekan ke atas meja dia berpesan.

"Bos, uang ini untuk ongkos penginapan, makan juga arak, sisanya harap dicatat di buku, lain kali kami akan mampir lagi."

Goan Hiong marah dia menggebrak meja, membuat uang perak itu tergetar dan meloncat keluar, dia berkata.

"Hweesio gemuk, sungguh kau bukan seorang Enghiong, untuk apa kau menghina bos penginapan ini?"

"Sebab salah seorang pelayan di sini sangat lihai!"

Liu Kong menjawab sambil tertawa dingin.

"Aku sudah mengatakannya kalau dia adalah Lim Hud-kiam, dia juga meminjam baju pelayan!"

Jawab Goan Hiong.

"Dari tadi aku sudah mengatakan aku mengenal baju tidak mengenal orang, lebih baik Lim Hud-kiam sendiri yang datang untuk membereskannya, kalau tidak bila aku lewat lagi kemari aku akan merobohkan rumah makan ini jadi rata,"

Ancam Liu Kong.

"Mengapa kau tidak mencari Lim Hud-kiam saja untuk membuat perhitungan?"

Tanya Goan Hiong. Dengan marah Liu Kong menjawab.

"Orang yang mencarinya terlalu banyak, 4 orang she Yu juga ingin mengelupas kulitnya, tapi sulit menemukan dia, maka aku meninggalkan pesan di sini!"

Goan Hiong berkata.

"Tidak perlu kau mencarinya, dia sendiri akan mencari kalian, Lan-tiang-siang-sat sudah mengumpulkan banyak orang menunggu kami di kota Pa-tong untuk bertarung, saat itu dia akan ke sana."

Liu Kong terpaku.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Semua orang golongan hitam yang berkumpul di Pa-tong sudah banyak yang tahu!"

Goan Hiong tersenyum.

"Lebih baik kalian mengetahuinya langsung, orang-orang golongan hitam akan membuat perhitungan dengan kalian, bila kalian takut, lebih baik jangan berjalan ke arah sana, kalian bisa memutar ke Hun-lam, Kwie-ciu lalu ke Kwie-tang, kemudian naik perahu ke Kim-leng!"

"Jalan itu terlalu memutar juga terlalu jauh!"

Kata Goan Hiong. Liu Kong tertawa dingin.

"Itu adalah jalan satu-satunya yang bisa kalian lewati!"

Goan Hiong tersenyum.

"Di dunia ini bukan hanya perusahaan perjalanan Su-hai saja, masih banyak perusahaan perjalanan yang lain, mengapa golongan hitam terus mencari kami!"

"Karena Su-hai adalah perusahaan perjalanan yang paling besar, bila bisa memukul kalian hingga jatuh, sama dengan memukul orang-orang yang membuka usaha perusahaan perjalanan lainnya!"

Jawab Liu Kong. Goan Hiong menjawab.

"Kalau golongan hitam menganggap Su-hai mewakili semua perusahaan perjalanan, maka kami tidak boleh mempermalukan teman-teman seprofesi, aku ingin meminjam mulutmu agar menyampaikan kepada teman-teman golongan hitam, lebih baik memberi kemudahan, kalau tidak cepatlah cuci tangan dan keluar dari dunia persilatan, kelak jalan yang akan dilewati Su-hai, teman-teman golongan hitam harus berlutut sambil mengantarkan kami lewat!"

"Apakah ini adalah pesanmu?"

Tanya Liu Kong dengan marah.

"Betul, aku adalah wakil ketua perusahaan perjalanan Su- hai, aku beritahu kepada semua orang golongan hitam di dunia persilatan, karena kalian dulu yang membuat masalah dengan kami, maka kami tidak akan sungkan lagi!"

Jawab Goan Hiong. Liu Kong mengatupkan kedua telapaknya dan memberi hormat.

"Aku akan menyampaikan pesanmu, kita akan bertemu di depan!"

Lalu dia naik ke loteng, sesudah itu terdengar jendela berbunyi, mungkin mereka keluar melalui jendela. Kie Tiang-lim mengerutkan dahi dan berkata.

"Goan Hiantit, kata-katamu tadi terlalu besar, akan membuat orang-orang golongan hitam marah!"

Goan Hiong tersenyum.

"Paman Kie, Anda menjalankan perusahaan perjalanan ini sudah lama, orang yang menanam permusuhan pada Paman hanya Lan- tiang-siang-sat, tapi kali ini semua golongan hitam berseberangan dengan Paman berarti mereka sudah lama iri kepada Su-hai dan mereka sengaja ingin menggulingkan Su- hai, untuk apa kita berlaku sungkan lagi pada mereka, lebih baik kita agak keras dan tegas!"

Kie Tiang-lim menundukkan kepala, Ciam Giok-beng berkata.

"Pi-sia, tadi kau menyebut Kian-kun-kiam-pai, kapan kau mendirikan perguruan ini?"

"Bukankah Supek akan menerima murid untuk mewariskan ilmu silat kakek guru? Berarti Supek akan mendirikan sebuah perguruan, kakek guru dijuluki Kian-kun-kiam, maka kita memakai nama Kian-kunkiam-pai artinya adalah mengejar hingga jauh, berpikir pun harus jauh."

"Bila Ciam Tayhiap mempunyai cita-cita seperti itu sungguh bagus!"

Kata Goan Jit-hong.

"Aku hanya ingin menerima beberapa murid, tapi tidak bermaksud mendirikan perguruan, Pi-sia sedang mengada-ada saja!"

"Supek, Sucouw semasa hidupnya tidak pernah kalah, boleh dikatakan beliau adalah guru persilatan, kita adalah orang yang diwarisi langsung ilmu silatnya, ini bukan hal yang jelek, kalau mau menerima murid harus secara terang-terangan dan tetap harus melaksanakan perintah guru, artinya Supek akan mendirikan perguruan, untuk apa harus sembunyi-sembunyi!"

Goan Jit-hong berkata.

"Kata-katanya betul, Ciam Tayhiap dan Kie Toako memang sudah terkenal di dunia persilatan, tapi semua orang di dunia persilatan menganggap kalian berdua adalah murid Siau Lo-cianpwee, dari sana terlihat semua orang menganggap kalian satu perguruan, mengapa tidak secara terang-terangan melakukan sesuatu, kalau aku bukan murid Kiong-lai, sudah dari dulu aku mendirikan sebuah perguruan, aku memang sudah terlepas dari Kiong-lai, tapi kita tidak boleh lupa diri, maka aku menyerahkan murid- muridku kepada Adik Pui, berusaha tidak menggunakan dasar ilmu silat Kiong-lai untuk mendidik mereka, bila telah berhasil, aku akan menyuruh anak didikku membuka sebuah usaha."

Kie Tiang-lim mengeluh.

"Pi-sia sudah membocorkan hal ini, bila Suheng tidak setuju, sesudah sampai di Kim-leng, kita baru mengundang semua orang dunia persilatan dan teman- teman dan secara terang-terangan membantah semua ini, untuk sementara waktu terpaksa kita harus mengaku dulu!"

"Sampai pada waktunya baru kita bicarakan tentang ini lagi, bila lancar dan cukup orang kita tetap bisa mencobanya, sebetulnya guru pun mempunyai cita-cita seperti ini hanya saja beliau meninggal terlalu awal, beliau hanya menerima 3 murid dan mempunyai seorang murid yang bersifat pemberontak, karena kecewa beliau membatalkan niat untuk mendirikan perguruan, dan beliau menyuruhmu membuka perusahaan perjalanan, bila kita ada kesempatan untuk memperluas sayap, ini adalah cara untuk memperkenalkan nama guru, aku hanya takut melukis harimau tidak mirip malah mirip anjing, menjadi bahan tertawaan orang!"

Kata Ciam Giok-beng.

"Tidak akan terjadi hal seperti itu, ilmu pedang kalian berdua sangat terkenal, seharusnya dengan cara ini kalian bisa mendidik yang muda, sesudah 3-4 tahun pasti akan terlihat hasilnya!"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kata Goan Jit-hong. Tiba-tiba Pui Ciauw-jin bertanya.

"Hiong Sutit, waktu kau mengembalikan bom kepada Ho Gwat-nio, kau membisikka apa kepadanya?"

"Tidak membisikkan apa pun!"

"Kalau kau tidak mengatakan apa-apa, mengapa dia begitu marah? Dan kau masih sempat membeberkan identitasku dan mengatakan dalam bidang sastra dan silat..."

Kata Pui Ciauw- jin. Goan Hiong berkata.

"Aku bilang Paman adalah tuan tanah, hebat dalam ilmu silat maupun ilmu sastra, aku juga menyuruh dia berpikir-pikir, apakah dia mau kawin lagi atau tidak, dan mengatakan kalau Ji-siok suka kepadanya!"

"Kau benar-benar kurang ajar!"

Pui Ciauw-jin segera marah. Goan Jit-hong juga marah.

"Hiong-ji, kau benar-benar tidak punya otak!"

"Biasanya Ji-siok sangat sopan, semenjak bibi meninggal, beberapa kali aku menyuruh dia kawin lagi, dia selalu menolak, Supaya tidak kawin lagi, dia menolak bicara dengan perempuan, tapi hari ini dia berbeda, dia membiarkan Ho Gwat-nio mengangkatnya, dia juga terus meraba-raba tubuh Ho Gwat-nio, kalau bukan punya perasaan, lalu apa alasannya?"

Pui Ciauw-jin marah.

"Itu karena aku menukar bomnya!"

Dengan serius Goan Hiong berkata.

"Tadinya aku juga menganggap Ho Gwat-nio adalah perempuan tidak benar menganggap Paman bergurau dengannya, sejak mendengar ayah mengatakan kalau dia adalah perempuan yang sangat ketat menjaga diri dan janda yang setia kepada suaminya maka aku jadi menghormatinya, maka aku merasa Ji-siok keterlaluan kepadanya!"

"Semua ini demi kalian, kemarin aku sudah mendengar rahasia mereka dan tahu kalau bomnya sangat lihai, tapi mereka sangat waspada, aku tidak mempunyai kesempatan mendekati mereka, maka dengan rencana ini aku baru bisa mendekati mereka supaya kalian tidak terluka."

"Ji-siok, aku bilang kau suka kepada dia, dia sama sekali tidak ada respon, kalau hal ini tidak ada yang membereskan pasti akan hilang sendiri, lain kali bila bertemu dengan dia, Paman jangan terlalu bersemangat, karena dia adalah perempuan yang bisa menjaga diri, aku kira dia tidak akan mengatakan kalau dia suka kepada Paman."

Pui Ciauw-jin membentak.

"Bocah kurang ajar, kalau kabar ini tersebar, apakah aku ada muka bertemu orang-orang?"

"Ji-siok, kau belum pernah punya nama di dunia persilatan, tidak ada orang yang mengenalimu, Paman takut apa?"

Pui Ciauw-jin melotot.

"Kau benar-benar anak kurang ajar, aku benar-benar ingin memotongmu dengan pedang!"

Goan Jit-hong berkata.

"Adik Pui, Goan Hiong benar-benar kurang ajar, tapi semua ini kau yang mengajarkannya, jadi kau jangan menyalahkanku, kalau kau marah kau boleh membunuhnya, aku tidak akan sedih."

Pui Ciauw-jin terus melotot, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi, semua orang ingin tertawa, tapi menahan tawanya, tiba- tiba Pui Ciauw-jin melotot lagi dan berteriak.

"Rase kecil, kau pasti sudah mengatakan sesuatu kepada Ho Gwat-nio, kalau tidak mengapa dia akan mencariku lagi?"

"Menurutnya, Paman sudah bergurau dengan dia maka dia akan membalasnya!"

"Bocah tengik, kau jangan bergurau, aku tahu kecuali hal ini, kau pasti sudah mengatakan sesuatu kepadanya, katakan kepada paman!"

Goan Jit-hong berkata lagi.

"Hiong-ji, apa yang kau katakan kepada Ho Gwat-nio, kau harus beritahu kepada pamanmu, Ji- siokmu lahir dari keluarga terpelajar, kau jangan sembarangan menjodohkan dia, kau benar-benar keterlaluan!"

"Ji-siok tidak akan berpandangan seperti itu, dia mungkin sedang mengkhawatirkan Pui Thian-hoa, Adik Hoa sangat menyayangi ayahnya, dia selalu berharap Ji-siok ada yang mengurus, tapi pilihan Adik Hoa memang tinggi, dia berharap bisa punya ibu lagi, tapi ibunya harus perempuan yang sangat menonjol, aku dan Adik Hoa sangat akrab, perasaan kami lebih dalam dari kalian yang lebih tua, boleh dikatakan kami sedang berunding tentang hal ini, maka Adik Hoa pasti setuju dengan pilihanku!"

"Hayo katakan, kau masih bicara apa lagi kepada Ho Gwat- nio?"

Bentak Pui Ciauw-jin.

"Aku tidak bergurau, aku hanya mencari bisnis untuk Paman, aku beritahu kepada Ho Gwat-nio, kalau Paman menguasai ilmu ketabiban khusus bisa menghilangkan bau badan, kalau dia ingin menghilangkan bau badannya yang menyengat, dia pasti akan mencarimu, maka kalian akan bisa lebih akrab!"

"Bocah, kau benar-benar kurang ajar!"

Gurauan ini membuat semua orang tertawa, sambil tertawa Goan Hiong berkata lagi.

"Ji-siok, ini adalah hal yang baik, bila kau tidak suka padanya, obatilah dia supaya dia juga bisa mendapatkan jodoh, beberapa tahun ini dia tidak menikah karena bau tubuhnya, orang jadi tidak berani mendekatinya!"

Goan Jit-hong menahan tawa dan berkata.

"Kau benar- benar makin kurang ajar, kapan pamanmu bisa mengobati bau badan?"

"Ji-siok memang bisa mengobati bau badan, menurut Adik Hoa!"

"Kurang ajar! Kalau kau berani bicara lagi, aku akan membunuhmu!"

Pui Ciauw-jin mulai menggebrak meja.

"Baiklah! Aku tidak akan bicara lagi, maafkan aku, Ji-siok!"

"Kau benar-benar kurang ajar, aku selalu membantumu, tapi kau malah membuatku susah, melihatmu aku jadi muak!"

Dia mendorong meja dan keluar. Goan Jit-hong terus berteriak.

"Pui-te, jangan pergi, kau jangan mendengar perkataan anak-anak?"

Pui Ciauw-jin berhenti di ambang pintu.

"Kalau aku masih di sini, aku bisa mati berdiri, Toako, nanti kita bertemu di 'Pa- tong'!"

Begitu tubuhnya bergerak dia sudah menghilang, Goan Jit- hong membalikkan tubuh berkata marah.

"Kau benar-benar kurang ajar!"

Goan Hiong membela.

"Ayah, kau jangan cemas, Ji-siok hanya marah di dalam mulut, sebetulnya di dalam hati dia sangat berterima kasih kepadaku! Dia buru-buru pergi untuk meramu obat!"

"Meramu obat apa?"

Tanya Goan Jit-hong aneh.

"Obat untuk bau badan! Aku sudah menyiarkan bahwa dia bisa mengobati bau badan, bila Ho Gwat-nio mencarinya, apakah dia akan kosong tangan begitu saja?"

Setengah percaya Goan Jit-hong berkata.

"Apakah betul dia bisa mengobati bau badan?"

Goan Hiong berkata.

"Kalau obat sudah dioleskan, bau badan pasti hilang, ini adalah obat paling mujarab, Paman Pui dulu menolong istrinya mengobati bau badannya sebelum menikah, sesudah bau badannya hilang, mereka pun menikah!"

"Aku sudah lama berteman dengannya, mengapa aku tidak tahu tentang hal ini?"

Tanya Goan Jit-hong.

"Dia malu memberitahu kepada ayah, tapi adik Hoa berkata demikian, adik Hoa mendengar bibi yang mengatakannya jadi pasti tidak akan salah lagi?"

Goan Jit-hong menundukkan kepala dan berpikir, kemudian tertawa.

"Belum tentu dia mau mengobati Ho Gwat-nio."

"Masalah ini, putra mu lebih tahu dari ayah, dia memang menyukai Ho Gwat-nio, ayah tahu dia tidak bisa dipegang perempuan, hari ini dia rela diangkat oleh Ho Gwat-nio, bukankah ini tidak biasa? Biasanya dia bicara dengan serius, tapi hari ini dia pura-pura menjadi bloon dan pura-pura gila, juga terus bergurau, ini hal yang jarang terjadi, apakah ini tidak aneh?"

Mulut Goan Jit-hong menganga lebar.

"Betul, hari ini dia tidak seperti biasanya!"

"Orang biasanya bila bertemu dengan lawan jenis yang disukainya, selalu berusaha mengeluarkan kelebihannya, ini sama dengan burung merak sewaktu dia bertemu dengan lawan jenis, dia selalu membuka ekornya yang cantik, Ji-siok memang suka kepada Ho Gwat-nio, hanya saja dia malu untuk mengakuinya, dia juga khawatir kalau Adik Hoa tidak setuju, tapi aku jamin Adik Hoa pasti akan mendukung, dia pasti akan senang!"

Goan Jit-hong tetap menggelengkan kepala.

"Aku tetap tidak percaya!"

"Goan Toako, mungkin putramu lebih tahu, anak muda sekarang lebih pintar dari kita-kita yang tua!"

Kata Kie Tiang- lim. Goan Jit-hong menarik nafas.

"Kalau ini benar-benar terjadi, aku sangat senang, semenjak istrinya meninggal sifat dia jadi aneh, aku berharap ada orang yang bisa mengubahnya, tapi Ho Gwat-nio tampak sama sekali tidak menyukainya. Kalau hanya bertepuk sebelah tangan itu akan melukai adik Pui."

"Tidak mungkin, aku lihat Ho Gwat-nio juga suka kepadanya!"

Jawab Kie Pi-sia.

"Dari mana kau tahu?"

Tanya Goan Hiong.

"Karena Ho Gwat-nio sangat benci kepadanya, semakin perempuan membenci seseorang berarti dia suka kepadanya!"

Jawab Kie Pi-sia.

"Kadang-kadang karena ingin menyampaikan rasa suka dan tidak mungkin, maka hanya rasa bencilah yang muncul, rasa cinta semakin dalam, rasa benci semakin besar, bila Ho Gwat- nio bisa menjadikan paman Pui sebagai teman, dia tidak akan benci lagi!"

"Apakah mereka bisa saling tidak benci?"

Tanya Goan Hiong.

"Ho Gwat-nio hanya diadu domba oleh Lan-tiang-siang-sat, apa lagi dia ingin terkenal, maka dia bermusuhan dengan kita, kita tidak bermusuhan apa-apa dengannya, sebenarnya permusuhan ini akan segera habis,"

Kata Kie Pi-sia. Wajah Goan Hiong terlihat kecewa dia bertanya.

"Tampak nona Kie sangat tahu tentang hal ini!"

"Ini adalah perasaan seorang perempuan!"

Goan Hiong terdiam, dia tidak membuka mulut lagi. Kie Tiang-lim tahu dari perkataan Kie Pi-sia tadi Goan Hiong bisa melihat kalau Pi-sia mempunyai perasaan kepada Lim Hud-kiam, maka Kie Tiang-lim cepat-cepat mengalihkan pembicaraan.

"Sudah, sudah, keramaian sudah lewat, kita harus mengisi perut, Pi-sia, kau ganti baju dulu, kita cari makan!"

"Bajuku masih bersih, mengapa harus mengganti baju dulu?"

Tanya Kie Pi-sia.

"Tadi kau berguling-guling di bawah, bagian belakangmu penuh dengan debu, sekarang kau adalah ketua, kau harus punya wibawa, masa berdandan seperti itu mencari makan?"

Perempuan selalu memperhatikan penampilan, Kie Pi-sia seorang pendekar perempuan, tapi dia tetap memperhatikan kecantikannya, maka dia segera memesan kamar untuk mengganti baju.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pertarungan seru sudah berlalu, tamu-tamu banyak yang pulang sedangkan orang-orang Su-hai sudah banyak yang berdatangan, otomatis pelayan-pelayan segera melayani mereka, hanya sebentar beberapa sayur sudah disiapkan lagi.

Kie Tiang-lim mengajak mereka duduk, dia melihat Goan Hiong yang sedang duduk menyendiri minum arak, maka dia mendekatinya dan berkata dengan pelan.

"Hiantit, aku tahu kau sedang tidak enak hati!"

Goan Hiong menghabiskan arak di cangkirnya dan berkata.

"Paman tidak akan mengerti."

"Kalau aku tidak mengerti, aku tidak akan setuju bekerja sama dengan kalian, aku sudah lama berkelana di dunia persilatan, banyak masalah bisa kutebak dan kulihat?"

Goan Hiong melihatnya, Kie Tiang-lim tertawa dan berkata lagi.

"Pi-sia masih kecil, dia selalu berseberangan dengan Lim Hud-kiam, hal ini membuatku khawatir, Lim Hud-kiam dari segi ilmu silat atau sifat sangat baik, jarang ada anak muda seperti dia, maka 2 gadis dari keluarga Yu itu demi dirinya, mereka putus hubungan dengan Yu Ji-tong yang sudah membesarkan mereka!"

"Itu karena Yu Ji-tong sudah membunuh ibu dan ayah mereka!"

Kata Goan Hiong.

"Sebetulnya ini adalah perkara yang sudah lama terjadi, kalau kedua gadis ini tidak curiga, masa lalu tidak akan digali, aku kalah oleh Lim Hud-kiam, maka aku siap pensiun, karena bertemu denganmu, aku rasa kau bisa membantu Pi-sia, maka aku setuju kalian bekerja sama, aku punya harapan besar kepadamu, kau jangan patah semangat dulu!"

Goan Hiong menundukkan kepala dan berkata.

"Paman baik kepadaku, aku sangat berterima kasih, tapi putrimu...."

"Pi-sia masih kecil, pikirannya belum dewasa, dia sama sekali tidak tahu apa yang dia lakukan, asalkan kau bersemangat dan mengeluarkan kepintaranmu untuk menekan Lim Hud-kiam, selain itu kau harus sedikit sabar, apa yang kau takutkan?"

Dengan senang Goan Hiong menjawab.

"Terima kasih, Paman!"

Kie Tiang-lim menepuk pundaknya dan berkata.

"Jangan berterima kasih kepadaku, aku hanya mempunyai Pi-sia, Suhengku juga menganggap sebagai putrinya, Tay-lo-kiam-sut akan diajarkan kepadamu, itu demi kebaikan semua orang, aku menyukaimu, aku akan memberi sedikit saran, kau harus berjiwa besar, dan kepintaranmu jangan sampai terlihat orang, sikap jujur itu yang dicari gadis-gadis, dengan kelebihan ini, kau pasti akan melebihi semua orang."

"Betul! Aku akan menuruti petunjuk Paman, tapi sepertinya putrimu sangat menyukai laki-laki istimewa."

"Sekarang dia baru berusia 19 tahun, dia terlihat sudah dewasa tapi pikiran belum, harus menunggu 2-3 tahun lagi, dia sudah mendapatkan banyak pukulan, dia akan berubah, Hiantit percayalah kepadaku, aku tidak akan membohongimu, ingat, aku dan Suhengku akan mendukungmu, tapi kami tidak bisa dengan posisi guru membantumu, semua harus mengandalkan kekuatan sendiri."

"Terima kasih paman!"

Goan Hiong berdiri dan memberi hormat. Kie Tiang-lim juga berdiri dan berkata.

"Jangan sungkan, kelak kami masih akan terus mengandalkanmu, kita saling membantu, hanya ingat, setiap saat kau harus sedikit berjiwa besar, bakat bukan harus muncul dengan kepintaran, kalah menang bukan ditentukan 1-2 kali, pikiran dewasa itu adalah satu-satunya jalan menuju kemenangan."

Goan Hiong sangat terharu, dia tidak berkata apa-apa lagi. Dengan tersenyum Kie Tiang-lim kembali ke tempatnya, Goan Jit-hong bertanya.

"Kie Toako bicara tentang apa dengan putraku? Tadi tanpa sebab tiba-tiba dia jadi bengong, sesudah mengobrol dengan Toako, dia kembali bersemangat!"

"Aku hanya menasehati dia supaya jangan mengkhawatirkan hal yang akan terjadi kelak, asal kita punya jiwa besar itu tidak akan terjadi, perusahaan perjalanan memang sudah kuserahkan kepada mereka, tapi kita yang tua-tua masih ada, langit jatuh pun kita harus membantu untuk menahannya!"

Goan Jit-hong tertawa terbahak-bahak.

"Bocah itu terlalu banyak berpikir, sekarang masih belum waktunya dia sudah mengkhawatirkan masa depan!"

"Betul! Tapi putramu mengkhawatirkan masa depan juga benar, kita yang tua-tua tidak bisa seterusnya mendukung mereka, lambat laun mereka harus bisa mengatasi semua masalahnya sendiri, sekarang mereka harus mulai belajar sambil mencari pengalaman supaya mereka mandiri!"

Kata Kie Tiang-lim. Goan Hiong sangat berterima kasih kepada Kie Tiang-lim. Kebetulan Kie Pi-sia yang sudah mengganti baju baru dan sudah membersihkan tubuh, dia turun dari loteng dan bertanya.

"Ayah bercerita tentang siapa?"

"Aku sedang bercerita tentang kau dan Goan Toako!"

Jawab Kie Tiang-lim.

"Tentang aku dan Goan Toako?"

"Apa yang terjadi hari ini, untung ada Paman Pui dan pamanmu membantu mengatasinya, kalau tidak kalian sudah dirugikan, dari sini dapat diketahui orang pintar di dunia persilatan sangat banyak, kalian belum bisa mengatasi masalah-masalah berat!"

Kie Pi-sia tidak bisa menerima perkataan ayahnya, sewaktu dia akan membantah, Kie Tiang-lim tertawa dan berkata lagi.

"Kau jangan membantah, kami tadi sudah menentukan di depan masih ada halangan berat, kita harus berpisah menjadi beberapa kelompok, bila Lan-tiang-siang-sat ingin membalas dendam, kami yang menghadapinya, tapi bila golongan hitam mencari kelengahan Su-hai, kalianlah yang menghadapinya!"

"Memang harus begitu!"

Kata Kie Pi-sia.

"Kita memang akan dibagi menjadi beberapa kelompok, tapi kita tetap berjalan bersama, jadi sewaktu-waktu kita bisa saling membantu, tapi paling penting bertanggung jawab pada tugas masing-masing, memang musuh kalian akan lebih kuat dari kalian, mereka juga beranggota banyak, karena itu ketua dan wakil ketua harus berunding dan membuat rencana, bagaimana cara mengatasi bila musuh datang, aku harap rencana kalian bisa bagus!"

Karena merasa ditantang Kie Pi-sia duduk di depan Goan Hiong dan berkata.

"Baiklah, Goan Toako, kita harus bertarung dengan sebaik-baiknya dan tidak perlu meminta bantuan kepada orang yang lebih tua."

Goan Hiong berkata.

"Kau adalah ketua perusahaan, apa yang kau katakan, kami pasti akan menuruti!"

"Goan Toako, kau begitu sungkan, berarti kau tidak mendukungku, aku paling tidak bisa menggunakan otak."

"Pertarungan di Pa-tong adalah pertarungan keras, tidak banyak memakai otak, yang terpenting harus punya pengalaman di dunia pesilatan, aku belum pernah keluar dari rumah, tentang hal ini aku masih nol besar, kau sudah pernah satu kali mengantar barang, juga pernah melewati beberapa kali pertarungan aku hanya bisa memberitahu kelebihan dan kekurangan adik dan Suhengku, kau bisa memberi tugas sesuai kelebihan mereka, kau harus bisa mengambil keputusan."

Karena dipuji, hati Kie Pi-sia sangat senang, dia berkata.

"Bagaimana kalau kita gabungkan meja-meja ini, kemudian kita berkumpul, untuk membuat rencana, pengalamanku juga tidak banyak, untung ada Souw Toako, Pengurus Lim, dan Pegurus Oh, mereka sangat berpengalaman, 2 pengurus bisa menunjukkan bila kita membuat kesalahan."

Goan Hiong setuju, mereka menggabungkan tiga meja, dia dan Kie Pi-sia duduk di tempat utama, Lim Piauw-leng dan Oh Yan-cauw berada di kiri dan kanan, adik seperguruan Goan Hiong duduk sesuai urutan, sekelompok anak muda sedang berunding dengan ramai! Karena Lim Piauw-leng dan Oh Yan-cauw sudah beberapa tahun berkelana di dunia persilatan, mereka memberitahu tentang orang-orang dunia persilatan golongan hitam yang dikumpulkan oleh Lan-tiang-siang-sat, Kie Pi-sia secara garis besar membuat sebuah rencana.

Goan Hiong hanya mendengar dengan diam, dia sering memberi pendapat, sepertinya semua rencana dibuat oleh Kie Pi-sia, karena itu dia sangat senang, 3 orang tua yang duduk di pinggir tersenyum terus! Sesudah rencana dibuat, orang-orang yang makan dan minum pun sudah selesai, mereka masing-masing kembali ke kamar untuk beristirahat, tapi mereka tetap tidak bisa tidur dengan tenang.

Goan Hiong tetap berpesan kepada adik seperguruannya, satu kelompok terdiri dari 2 orang bergiliran berpatroli.

Tengah malam, Kie Pi-sia tiba-tiba terbangun, dia mengkhawatirkan keadaan di luar, sewaktu akan keluar untuk melihat, Goan Hiong mengetuk jendela.

"Ketua perusahaan jalan tidak perlu khawatir, aku sudah menyuruh orang untuk berpatroli!"

Wajah Kie Pi-sia menjadi merah, katanya.

"Goan Toako, kau sangat teliti, aku baru ingat harus ada patroli, ternyata kau sudah mengaturnya."

"Kami sudah terbiasa seperti itu, maka sewaktu berada di luar rumah kebiasaan ini tetap dijalankan, Ketua harus mengurusi masalah besar, hal kecil biar aku yang mengurusi,"

Kata Goan Hiong.

"Kalau begitu, aku membuat Goan Toako repot."

"Tidak apa-apa, kalau masalah kecil tidak bisa dibereskan, aku tidak pantas mengikutimu, tidurlah!"

Kie Pi-sia kembali tidur, melihat bayangan Goan Hiong yang sedang berpatroli, perasaannya jadi hangat, tapi dia teringat lagi pada Lim Hud-kiam, wajah Lim Hud-kiam yang dibencinya, sikapnya yang dingin dan sering berlawanan membuat Kie Pi- sia kesal.

Dia bermimpi melihat Lim Hud-kiam berlutut kepadanya sambil minta maaf, hal ini membuat Kie Pi-sia senang dan puas.

Tapi rasa senangnya tidak bertahan lama, dia terbangun oleh suara ribut, ternyata hari sudah terang, semua orang sedang bersiap-siap untuk berangkat.

Kie Pi-sia malas bangun, dia masih teringat mimpi tadi, dia mulai merasa kebingungan, dia membenci Lim Hud-kiam, apakah dia hanya ingin Lim Hud-kiam bertekuk lutut di depannya? Tapi dia segera membantah pemikiran ini, dia ingin membuat Lim Hud-kiam jadi apa? Dia sendiri pun tidak bisa menjawabnya.

Ooo)dw*kz(ooO BAB 10 Semangat menjelajahi dunia persilatan.

Setelah menempuh perjalanan sehari setengah, mereka sudah sampai di kota Cu-kui, Souw Thian-sia sudah menunggu di sana, perusahaan perjalanan Kim-leng yang dikelola 2 saudara Ma masih berada di sana.

Karena Lan-tiang-siang-sat sudah mengirimkan surat bahwa mereka berjanji akan bertarung di Pa-tong, untuk membereskan masalah yang sudah lama belum selesai.

Suratnya terbagi menjadi dua pucuk, yang satu ditanda tangani oleh 2 bersaudara Yu dan keponakannya, diberikan kepada Kie Tiang-lim, sedangkan yang satu lagi berisi tanda tangan dari ketua perampok di Tiang-kang yang bernama Liong-li-hek-sai (Naga betina berkumis hitam), Biauw-eng, ditujukan pada perusahaan perjalanan Su-hai dan Kim-leng, mereka diperintahkan harus melepaskan bendera perusahaan perjalanan baru boleh melewati daerah ini.

Ma Hiong-hui dan Ma Hiong-seng tidak punya kekuatan menahan serangan dari komplotan ini, maka mereka menunggu perusahaan perjalanan Su-hai tiba untuk berunding.

Sesudah membaca surat ini, Kie Tiang-lim tersenyum.

"Artinya orang she Kie tidak gagal total, teman-teman golongan hitam masih menganggap diriku!"

"Ayah, mereka menyuruh kita melepaskan bendera perusahaan perjalanan, berarti memerintahkan kita untuk menghentikan perusahaan perjalanan Su-hai, apa yang akan mereka berikan?"

Tanya Kie Pi-sia. Kie Tiang-lim tertawa, lalu berkata.

"Jangan menganggap demikian, melepaskan bendera, bukan berarti menyuruh kita menutup perusahaan perjalanan, melainkan dengan damai membagi hasil, kelak bila perusahaan perjalanan kita melewati tempat ini, berarti kita harus membayar kepada mereka sebanyak 2 % dari keuntungan kita, dan barang yang kita bawa, mereka akan ikut bertanggung jawab, bendera tidak akan benar-benar disita, hanya diserahkan ke tangan mereka sebagai formalitas saja, mereka akan mengembalikan bendera itu kepada kita lagi, ini hanya simbol sudah memberi mereka bagian!"

"Kalau begitu, sewaktu kita melewati rumah Goan Toako, dan Goan Toako ingin menahan bendera kita, apakah itu juga sama artinya?"

"Tidak sama, perampok-perampok golongan hitam adalah komplotan yang benar-benar mengandalkan penghasilan seperti ini untuk hidup, mereka meminta bagian merupakan permintaan yang masuk akal, kalau dia hanya meminta kita melepaskan bendera, berarti dia sengaja mencari masalah!"

"Kita membawa barang cukup mengeluarkan tenaga, sampai-sampai nyawa pun terancam, dengan alasan apa mereka harus meminta bagian?"

Tanya Kie Pi-sia. Kie Tiang-lim tertawa.

"Itu harus melihat kekuatan kita sendiri, bila perusahaan perjalanan yakin barang yang mereka bawa tidak ada masalah, kita bisa mengabaikan permintaan ini, dan dengan kekuatan sendiri melewati daerah mereka kelak bila perusahaan perjalanan lewat disini lagi dan mereka tetap berani meminta bagian, tapi mereka harus bertanggung- jawab atas keutuhan barang yang dibawa!"

"Kalau kita bertarung lalu kalah, bagaimana?"

Tanya Kie Pi- sia.

"Kalau tidak bisa lewat, kita bisa bicara baik-baik, kita tetap menerima perlindungan mereka, tapi hasil yang mereka ambil akan lebih tinggi 1 kali lipat, setiap kali kita harus membayar 4 %, kepada kelompok golongan hitam, biasanya golongan hitam meminta perusahaan perjalanan meninggalkan bendera berarti mereka masih bersahabat dengan perusahaan perjalanan ini, kalau tidak mereka secara diam-diam akan merampok barangmu, dan kau harus mengganti kerugian."

Kata Ma Hiong-seng.

"Karena memandang wajah Tuan Kie baru mereka mengeluarkan permintaan seperti ini, perusahaan perjalanan yang mempunyai wibawa seperti itu tidak banyak!"

"Tapi biasanya perusahaan perjalanan akan menerima syarat ini bila tidak ada masalah, ongkos yang diminta pun tidak begitu tinggi, sering kali sesudah kita membayar pajak untuk mereka, bila akan mengantar barang lagi, pengurus yang kita kirim cukup hanya satu orang saja, kita hanya menyapa mereka, maka barang kita dengan aman akan sampai di tempat tujuan, dan tidak perlu khawatir akan terjadi sesuatu, kalau dihitung-hitung tidak akan rugi!"

"Ayah, apakah kau juga melakukan cara itu?"

Tanya Pi-sia.

"Tidak, aku tidak seperti itu, aku mengandalkan wibawa Siau Couwsu, apa lagi sebagian golongan hitam berteman denganku, maka tidak pernah timbul masalah, orang lain juga malu mengajukan syarat ini, tapi beberapa tahun ini tetua- tetua golongan hitam banyak yang sudah meninggal, angkatan muda yang baru muncul mereka bukan temanku, kali ini mereka begitu sungkan pasti karena Goan-heng!"

Ucap Kie Tiang-lim. Goan Jit-hong dengan cepat berkata.

"Kie Toako jangan sungkan, aku belum pernah berkelana di dunia persilatan, aku tidak mempunyai hubungan dengan dunia persilatan, dari mana mereka bisa memberi muka?"

Kie Tiang-lim tertawa.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Goan-heng memang tidak keluar rumah, tapi apa yang Goan-heng lakukan di Su-chuan, dunia golongan hitam sangat jelas mengetahuinya, kali ini golongan hitam diundang Lan-tiang-siang-sat untuk membuat masalah dengan kita, kalau bukan gara-gara Goan-heng yang bergabung Su-hai, mereka pasti tidak akan sungkan begini!"

Goan Jit-hong tetap tidak mengaku. Kie Pi-sia berkata.

"Kalian 2 orang tua jangan bersungkan- sungkan lagi, masalah sudah ada di depan mata, dengan cara apa kita harus mengatasinya?"

"Dua hari yang lalu aku sudah mengatakan masalah Lan- tiang-siang-sat biar aku yang atasi, masalah perusahaan perjalanan kalian yang mengatasi, kau adalah ketua, maka kau sendiri yang harus menentukan."

"Bagaimana pendapat Goan Toako?"

Tanya Kie Pi-sia.

"Ketua perusahaan jalan yang menentukannya!"

Jawab Goan Hiong.

"Hal ini berhubungan dengan banyak orang, maka harus mendengar pendapat semua orang, tidak mungkin aku sendiri yang menentukannya,"

Kata Kie Pi-sia.

"Kami sudah mengambil keputusan untuk bergabung dengan Su-hai, berarti apa yang ketua katakan, kita akan menurut!"

Kata Goan Hiong. Kie Pi-sia berpikir sebentar dan berkata.

"Pengurus Ma, masalah ini juga menyangkut perusahaan perjalanan kalian, apa rencana kalian?"

Ma Hiong-hui tertawa kecut.

"Perusahaan perjalanan Kim- leng tidak ada artinya bagi orang-orang golongan hitam, kami berada di sini, semua karena Tuan Kie, maka kami 2 bersaudara tidak berani mengambil keputusan, harus kalian yang menentukannya."

"Bagaimana kalau pendapat Pengurus Ma secara pribadi?"

Tanya Kie Pi-sia. Ma Hiong berpikir sebentar.

"Di lingkungan perusahaan perjalanan yang mendapat fasilitas ini hanya perusahaan perjalanan Tung-ta, yang dipimpin oleh Lim Enghiong dan perusahaan perjalanan Koan-hiong di Lok-yang yang dipimpin oleh Kie Lo-enghiong, yang satu murid Siauw-lim, yang satu lagi murid Bu-tong, mereka berdua mempunyai dukungan dari perkumpulannya dan mempunyai fasilitas ini, ini benar-benar kesempatan bagi mereka!"

"Kalau begitu perusahaan perjalanan Kim-leng harus menerima tawaran mereka untuk menaruh bendera di sana, dan tidak mengikuti Su-hai berjuang dengan cara bertarung!"

Tanya Kie Tiang-lim.

"Tapi aku tidak ingin menurut aturan mereka,"

Kata Kie Pi- sia.

"Apa keputusan Nona Kie?"

Tanya Ma Hiong-hui.

"Aku hanya tahu membuka perusahaan perjalanan, mengantarkan barang, aku tidak ingin berteman dengan golongan hitam, maka tidak mungkin melepaskan bendera,"

Jawab Kie Pi-sia.

"Tentu saja, perusahaan perjalanan Su-hai sangat terkenal, tidak mungkin sebelum bertarung sudah mengaku kalah, menerjang agar bisa lewat itu wajar, kalah pun tidak apa-apa, paling-paling mengurangi keuntungan 2%!"

Kata Kie Pi-sia.

"Bila bisa lewat itu paling bagus, kalau tidak bisa lewat, aku tetap tidak akan menyerah, jalan ini tetap harus kita lewati, sepeser pun tidak akan kuberi kepada mereka, kalau mereka berani cobalah merampok kami!"

Ma Hiong Feng terpaku.

"Dengan begitu kalian akan membuat orang-orang golongan hitam marah, dan kita tidak akan dipercaya oleh dunia persilatan...."

Kie Pi-sia tertawa dingin.

"Dari awal aku harus menjelaskan, syarat apa pun tidak akan kuterima, sampai saatnya aku tidak akan ingkar janji!"

"Tapi sepertinya susah buat melewatinya!"

Kata Ma Hiong- hui.

"Tugas perusahaan perjalanan adalah mengawal barang, kalau berteman dengan mereka, lebih baik tutup usaha, jangan berusaha lagi!"

Kata Kie Pi-sia. Kata-katanya belum habis, semua orang jadi terpaku, hanya Goan Hiong yang bertepuk tangan berarti dia setuju.

"Apa yang ketua katakan, sudah menjadi ketentuan, kita harus mendukung ketua sepenuhnya."

Kie Tiang-lim mengeluh.

"Kalian masih muda, sifat kalian tidak mau kalah, dengan begitu mungkin nanti kalian akan sulit melangkah di dunia persilatan!"

Tapi Ciam Giok-beng malah tertawa.

"Adik, aku setuju dengan cara Pi-sia, tujuan kita membuka perusahaan perjalanan tidak mendapatkan untung besar, kalau harus tunduk kepada dunia persilatan golongan hitam lebih baik hentikan saja usahanya!"

"Paman Kie, dengan nama besarmu telah membuat Su-hai terkenal, sekarang Su-hai diurus oleh kami, kami tidak akan memalukan Paman!"

Kata Goan Hiong.

"Kami marga Goan bukan keluarga miskin, bukan karena miskin jadi ingin bersandar pada Su-hai, kami hanya ingin mendirikan suatu usaha, seperti perusahaan perjalanan, perusahaan perjalanan tentu akan berseberangan dengan golongan hitam, bila kita takut kepada mereka dan berbagi dengan mereka berarti kita memberi makan kepada perampok dan membuat mereka semakin besar kepala, kasarnya lagi, namanya bersekongkol!"

Goan Jit-hong membentak.

"Kau bicara berlebihan!"

Ciam Giok-beng berkata.

"Goan-heng, kata-kata putramu tidak salah, golongan hitam dari dulu sampai sekarang tidak pernah akur dengan pendekar, karena mereka sering kali menggunakan ilmu silatnya menghina orang, kita adalah orang yang menegakan keadilan dan kita tidak akan tunduk kepada mereka."

Kie Tiang-lim tertawa pahit.

"Goan Hiantit mungkin benar, aku sudah tua, hingga banyak pertimbangan."

Ciam Giok-beng berkata.

"Kau belum tua, karena kau sering berkelana di dunia persilatan, setiap saat kau selalu bertindak hati-hati, keberanianmu jadi terkikis!"

Kie Tiang-lim menarik nafas.

"Aku berpikir untuk keselamatan mereka, mungkin kelakuan mereka itu akan membawa banyak bencana, dulu aku hanya membunuh Yu Ta-tong...."

"Ayah, apakah sesudah membunuh Yu Ta-tong, lalu kau merasa bersalah?"

"Perbuatan Yu Ta-tong pantas mati, aku membunuh dia bukan karena dendam pribadi, bagaimana mungkin aku merasa bersalah?"

"Itu sudah cukup, asal tidak merasa bersalah, kita tidak usah khawatir, kita berusaha menegakan keadilan dan kebenaran, pasti berseberangan dengan orang jahat, sudah pasti mereka akan menjadi musuh, asal kita berjalan lurus kita tidak perlu banyak berpikir!"

Kata Kie Pi-sia. Goan Jit-hong tertawa keras.

"Sungguh nona Kie keturunan keluarga hebat, selain berilmu tinggi, kau juga mempunyai harga diri yang tinggi, aku sungguh kagum, asal kau menganggap perbuatanmu benar, kerjakanlah dengan hati mantap, putraku dan murid-muridku kalau perlu nyawaku yang sudah tua ini akan membela sikapmu!"

Kie Pi-sia berkata.

"Terima kasih, Paman Goan, Pengurus Ma, kita membuka perusahaan perjalanan pasti masing- masing ada tujuannya, jadi kau tidak perlu terus mengikuti sikap kami!"

Ma Hiong Feng menundukkan kepala.

"Kata-kata Nona Kie, membuatku malu."

"Walaupun ilmu silatku tidak begitu menonjol, tapi aku masih punya kepandaian...."

Kie Tiang-lim berkata.

"Kalian berdua jangan sungkan, di Su-hai semua adalah orang sendiri, semua masalah bisa kita cari jalan keluarnya, tapi beda dengan perusahaan perjalanan kalian."

Ma Hiong-hui tertawa kecut.

"Tuan Kie, kami sangat malu, kalau bukan karena Su-hai kami tidak akan mendapat undangan itu, di jalan sudah diperas orang, kalau berkerja sendiri, orang lain tidak akan memandang walaupun kami berdua menyerahkan bendera dengan dua tangan, orang akan menyobeknya menjadi kertas tisu, jadi kemana pun perusahaan perjalanan Su-hai melangkah, perusahaan perjalanan Kim-leng akan ikut, itu adalah kebanggan kami, kalau perusahaan perjalanan Su-hai meninggalkan kami, kami tidak akan malu minta untuk membubarkan pegawai-pegawai perusahaan Kim-leng dan kami dua bersaudara yang akan menanggung keganasan orang-orang golongan hitam."

Kata-kata Ma Hiong Feng seperti main-main, tapi sebenarnya sungguh-sungguh, mereka pura-pura bersekongkol dengan Lan-tiang-siang-sat tapi diam-diam memberi kabar pada Kie Tiang-lim, kalau mereka terjatuh ke tangan Lan-tiang-siang-sat akibat tidak bisa dibayangkan.

Dengan tidak enak hati Kie Tiang-lim berkata.

"Karena aku, kalian jadi begini!"

"Tuan Kie jangan berkata seperti itu, Tuan mempunyai nama besar, bagaimana pun aku tidak bisa membantu Lan- tiang-siang-sat membunuh Anda, apa lagi kita satu profesi, harus saling mendukung, kalau bisa ikut Tuan Kie masuk ke dunia persilatan, kami lebih merasa bangga!"

Kata Ma Hiong- seng.

"Kekuatan lawan kali ini tidak lemah, bila kalian berdua bermusuhan dengan mereka, kekuatan kalian tidak cukup, kalau lawan menyuruh kalian memohon, aku percaya kalian berdua bukan tipe orang seperti itu, karena kita masih berjalan bersama dan tinggal di satu tempat, kita harus saling membantu, besok mungkin kita akan bertemu orang-orang golongan hitam, aku harap kalian ikut bersama kami, kelemahan, kesulitan kita atasi bersama, kalau bisa sukses perusahaan perjalanan Kim-leng bisa membuat perusahaan perjalanan lain menarik nafas lega,"

Kata Kie Pi-sia.

Ilmu silat 2 bersaudara Ma tidak lemah, tapi bila dibandingkan dengan orang-orang Su-hai masih jauh! Kata-kata Kie Pi-sia yang memberi dukungan kepada 2 bersaudara Ma, membuat mereka merasa sangat berterima kasih.

Semenjak Su-hai bekerja sama dengan keluarga Goan, orang-orang dari keluarga Goan adalah pemuda-pemuda yang sangat aktif, Kim-leng-su-seng yang paling tua adalah Souw Thian-sia, umurnya hampir 30 tahun, memang dia tidak sombong tapi karena sudah lama mengikuti Kie Tiang-lim yang sangat terkenal, sedikit banyak mereka terbawa sikap angkuhnya, mereka selalu mendukung ide Kie Tiang-lim yang keras maka sekarang dengan seru mereka berunding.

Kali ini Kie Pi-sia sangat tenang, dia bertanya dengan sangat teliti dan berkata.

"Rencana sudah disusun, kita tidak boleh hanya mengandalkan keberanian saja, paling sedikit kita harus tahu siapa lawan kita? Souw Toako, siapakah ketua golongan hitam yang dijuluki Liong-li-hek-sai, Biauw-eng? Mengapa kita belum pernah mendengar namanya?"

"Tentang ini, aku juga tidak tahu jelas!"

Jawab Souw Thian- sia. Goan Jit-hong berkata.

"Golongan hitam di Su-chuan yang paling kuat adalah kelompok Tiang-kang-cui-cai, saat dipimpin oleh Cia Ie-hui, dia disebut pemimpin 6 propinsi, tapi 10 tahun yang lalu banyak orang baru muncul, sebenarnya mereka muncul sendiri-sendiri, Tiang-kang-cui-cai boleh dikatakan sudah menghilang!"

"Setahuku memang seperti itu, mengapa Biauw-eng mempertahankan diri menjadi ketua?"

Tanya Souw Thian-sia. Jawab Goan Jit-hong.

"Biauw-eng adalah istri Cia Ie-hui dia putri ketua perkumpulan Pak-kauw-biauw-ciu-jit, sebelum Cia Iehui mati, mereka sudah tidak akur, mungkin kali ini dia diundang oleh golongan hitam dan diangkat menjadi ketua, sebagai janda Cia Ie-hui, dia mempunyai posisi kuat menjadi ketua."

"Bagaimana ilmu silatnya?"

Tanya Kie Bi Xua.

"Tidak begitu jelas, tapi perkumpulan Pak-kauw kecuali ilmu silat, mereka masih memiliki ilmu-ilmu yang aneh, katanya bisa memanggil angin atau hujan, juga bisa memanggil setan dan dewa, apakah benar atau bohong, aku tidak tahu,"

Kata Goan Jit-hong. Goan Hiong berkata.

"Memanggil angin atau hujan itu adalah bohong, itu hanya ilusi, dulu Pek-lian-kauw dengan teknik ini selalu membohongi orang-orang kampung yang masih bodoh, apakah kita juga akan tertipu oleh teknik ini?"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hiantit jangan terlalu gegabah!"

Kata Kie Tiang-lim.

"Apakah ayah juga percaya hal ini?"

Tanya Kie Pi-sia.

"Aku tidak percaya ilmu sesat ini, tapi sewaktu aku masih muda aku pernah ikut rapat akbar Pak-kauw 1-2 kali, orang- orang mereka bisa berjalan di atas api, tapi kaki mereka tidak terbakar, golok tajam pun tidak bisa melukai mereka, ini adalah ilmu sungguhan, ini juga ilmu silat yang dalam, hanya saja mereka selalu mengatakan ilmu ini pemberian dewa, memang ilmu ini sangat misterius, kita tidak perlu takut tapi juga tidak boleh menganggap enteng!"

Kata Kie Tiang-lim. Goan Hiong berpikir sebentar, berkata.

"Nasehat Paman tadi harus kita perhatikan dengan Cu-sha (semacam pasir) bisa menangkal setan, darah anjing dan ayam bisa menangkal ilmu ini, kita bisa menyiapkankannya terlebih dahulu, asal tidak tertipu oleh ilmu sesat mereka, yang ada tinggal ilmu silat sesungguhnya, maka ini harus dihadapi dengan ilmu silat lagi, bagaimana pendapat Paman?"

"Kita tidak banyak tahu tentang Pak-kauw, terpaksa persiapannya hanya demikian, tapi kita harus hati-hati, harus bisa melihat situasi, sepertinya Pi-sia kurang mengerti untuk hal ini, aku berharap kau selalu mengingatkannya, besok kita akan berpisah untuk menghadapi musuh, tentang masalah perusahaan perjalanan, kalian berdua dan 2 bersaudara Ma harus banyak berunding!"


Pendekar Rajawali Sakti 185 Geger Di Goosebumps Teror Di Ruang Bawah Tanah Pendekar Mabuk 110 Persekutuan Iblis

Cari Blog Ini