Ceritasilat Novel Online

Si Pedang Tumpul 8

Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok Bagian 8



Dari mulut Souw Thian-sia dan Lim Piauw-leng, Goan Hiong tahu tentang hal ini, sekarang melihat lawan akan mengeluarkan seorang pesilat tangguh dari golongan hitam, dia merasa aneh karena 28 orang ini kedudukan mereka sangat tinggi di kalangan golongan hitam dan mereka jarang merampok sendiri, kekuatan mereka sangat hebat, mereka juga mempunyai pengawal yang kuat dan setia, Goan Hiong hanya mendengar tapi sampai di mana kekuatan mereka dia tidak tahu.

Setelah lama Goan Hiong baru berkata.

"Sebenarnya aku bisa menyuruh Suteku yang kain mencoba kekuatan lawan tapi usia mereka masih terlalu muda, pengalaman mereka tidak ada apalagi mereka tidak ternama, sedangkan lawan adalah orang terkenal dengan keadaan seperti ini terlalu menganggap remeh orang lain, lebih baik ketua memilih sendiri di antara Su-seng! Kim-leng-su-seng sangat terkenal di dunia persilatan kalau mereka bertarung boleh dikatakan tidakmemandang remeh golongan hitam, tapi Oh Yan-cauw baru saja bertarung, Bu Ta-kuang belum kembali dari mengantarkan Thio Yan-to dan putranya, sekarang hanya ada Ki-seng, Lim Piauw-leng dan Kiam-seng, Souw Thian-sia!"

Ha Goan-tai sudah berdiri di tengah-tengah, badannya pendek juga kecil, penampilannya biasa saja, dia memegang 2 golok, di pinggangnya masih terselip sejejeran pisau terbang berjumlah 9 buah, sangat jelas kalau dia adalah tipe pesilat bersenjata ringan dan senjata rahasia.

Lim Piauw-leng sudah terbiasa memegang Ki yang besar, dia tidak akan bisa bertarung dengan musuh seperti itu, maka sejak tadi dia diam tidak bersuara.

Kie Pi-sia lebih akrab dengan Souw Thian-sia, maka dia lebih mudah mengajak bicara, apalagi sebenarnya juga Souw Thian-sia lebih cocok untuk bertarung, maka dengan pelan Kie Pi-sia berkata.

"Souw Toako, babak ini sepertinya akan merepotkanmu!"

Semenjak Souw Thian-sia bertemu dengan Lim Hud-kiam, dia selalu bernasib buruk, bertarung dengan orang lain selalu kalah, kali ini dalam perjalanan ke Su-chuan membuat dia tahu tentang dunia persilatan si selatan yang memiliki banyak pesilat tangguh, memang tekniknya masih kurang, dia adalah orang yang bertipe sangat hati-hati.

Kegagalan-kegagalan yang dialaminya telah mengikis sifat pemarahnya tapi tidak mengikis habis semangatnya yang kuat.

Dia akan mengikuti gurunya lagi untuk mempelajari ilmu pedang untuk memperkuat diri maka begitu ada masalah, dia jarang keluar sendiri.

Kata-kata adik seperguruannya membuatnya terpengaruh itu membuktikan bahwa di dalam hati Kie Pi-sia, dia masih menjadi kakak yang bisa dipercaya! Karena itu sesudah dia menyahut, dengan pelan dia keluar dan memberi hormat kepada Ha Goan-tai.

"Aku Souw Thian- sia bersedia menerima petunjuk dari Anda!"

Ha Goan-tai memang pendek dan kecil tapi suaranya sangat besar, dia segera tertawa.

"Aku sangat beruntung, kau adalah Kim-leng-kiam-seng!"

Souw Thian-sia dengan ramah tetap berkata.

"Ketua muda terlalu sungkan, 28 orang jago adalah orang terkenal di dunia persilatan, hari ini bisa bertemu salah satunya adalah keberuntungan bagiku!"

"Perusahaan perjalanan dan golongan hitam selalu tidak akur, aku sudah lama mendengar nama Kiam-seng, Pengurus Souw jarang pergi ke daerah Tiang-kang karena itu kita tidak pernah bertemu, hari ini bisa bertemu, akan memberi petunjuk yang bagaimana?"

"Aku hanya mempunyai sebilah pedang!"

Jawab Souw Thian-sia.

"Kalau begitu aku yang beruntung karena aku mempunyai 11 golok. Selain yang ada di tangan di pinggangku masih terselip 9 bilah pisau kecil, aku memberitahu dulu 9 pisau kecil ini adalah senjata rahasia, begitu keluar pasti akan terlihat oleh Pengurus Souw!"

"Orang-orang perusahaan perjalanan tidak pernah menentukan lawan harus menggunakan senjata apa, walaupun itu adalah senjata rahasia, aku juga akan menjulurkan leherku!"

Ha Goan-tai tersenyum.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, maksudku memberitahu hal ini berarti Pengurus Souw bukan hanya bisa menggunakan pedang!"

"Kecuali pedang aku tidak mempunyai senjata lain lagi!"

Ha Goan-tai berkata.

"Pengurus Souw dijuluki Kiam-seng, dengan sebilah pedang bisa menahan ribuan senjata rahasia, 9 pisau kecil ini mana bisa dipandang Tuan, apalagi murid Kian-kun-it-kiam Siau Pek, selain pedang mereka tidak membutuhkan senjata yang lain, silakan, Pengurus!"

Baru saja akan bersiap-siap, dua golok Ha Goan-tai menyerang seperti angin topan, Souw Thian-sia menahan dengan pedangnya, bersamaan waktunya dia masih bisa membalas menyerang begitu pedang digetarkan dia segera menarik kembali karena serangan kedua kalinya gerakan Ha Goan-tai lebih cepat, hal ini membuat Souw Thian-sia tidak mempunyai waktu menyerang kecuali bila ingin kedua-duanya terluka.

Saat mulai bertarung, sampai 10 jurus lebih selalu seperti itu, membuat Kie Tiang-lim yang berdiri di pinggir terus mengangguk.

Dia berkata kepada Ciam Giok-beng dan Goan Jit-hong.

"Orang berbakat dari kalangan hitam benar-benar banyak, memang Bu Ta-kuang dijuluki To-seng (dewa golok) bila bertemu dengan Ha Goan-tai belum tentu dia bisa menang, di antara 28 jago itu, ada beberapa yang sudah tua dan aku kenal dengan mereka, tapi mereka tidak sekuat yang muda-muda!"

"Biasanya pesilat tangguh jarang ada yang menggunakan 2 tangan dengan 2 senjata karena menggunakan dua tangan dipergunakan sulit untuk berkonsentrasi, artinya pemusatan pikirannya terbagi menjadi dua, satu orang dengan dua tubuh mengapa orang itu begitu lancar melakukannya, benar-benar berbakat!"

Memang 2 golok Ha Goan-tai sangat kuat biasanya orang yang menggunakan dua senjata selalu menyerang dengan dua jurusan, waktu, dan arah yang sama, tapi Ha Goan-tai selalu menyerang yang satu di depan yang satu di belakang, begitu juga dengan jurusnya yang tidak sama, arahnya pun tidak sama, golok yang satu baru tiba golok yang lain mengikuti dari belakang, membuat lawan jadi kerepotan.

Beberapa kali Souw Thian-sia menyerang tapi sampai setengah selalu menarik kembali pedangnya untuk melindungi diri, karena kedua golok Ha Goan-tai tidak ada gerak tipuan, semua adalah jurus menyerang dengan sangat cepat.

Dari awal selalu menyerang dengan cepat dan aneh, terhadap pedang Souw Thian-sia dia sama sekali tidak menaruh di hati, perhatiannya hanya tertuju kepada kedua goloknya, bila Souw Thian-sia memiliki kesempatan menyerangnya, dia tidak menghindar tapi golok kedua sudah datang, terpaksa dia melepaskan keinginannya menyerang, dengan konsentrasi penuh dia menghindar atau memusnahkan serangan yang datang bertubi-tubi.

"Orang ini benar-benar tidak sayang nyawanya! Dia hanya menyerang dan tidak melindungi diri, bila Souw Toako tadi tidak melayaninya, dia harus bagaimana?"

Tanya Kie Pi-sia. Goan Hiong berkata.

"Itulah kepintarannya, sekarang bukan waktunya bertarung mati-matian, tapi dia dengan cara mati- matian, otomatis dia berada di atas angin."

"Tapi Souw Toako akan diserang terus dan tidak bisa membalas, bila tidak bisa bertahan lagi, dia akan menyerang balik!"

Kata Kie Pi-sia.

"Aku tidak tahu Souw Toako sangat berpengalaman selalu bertahan sambil menyerang, mungkin setelah tahu kelemahan lawannya, dia akan menyerang!"

Kata Goan Hiong. Dengan marah Kie Pi-sia berkata.

"Dia hanya bisa bermain keras dan licik, kalau aku yang berada di posisi Souw Toako aku akan menyerang dan menghajar dia!"

Kie Tiang-lim mengerutkan alis dengan suara kecil berkata.

"Sia-ji, sifatmu yang cepat marah ini kalau tidak berubah kau yang akan rugi, orang lain berani keras melawan keras, dia pasti yakin bisa mengalahkan, kalian harus banyak melihat bagaimana cara Thian-sia menghadapi orang itu. Orang-orang dunia persilatan ganas juga sadis, mereka banyak akal busuknya, kalau tidak hati-hati kita sendiri yang akan terpancing."

Kie Pi-sia jadi terdiam, setelah 30 jurus hampir berlalu, Souw Thian-sia tetap dalam posisi bertahan dan tidak mempunyai kesempatan menyerang, tapi dia bertahan dengan ketat, serangan Ha Goan-tai selalu diatasi dengan tenang.

Hampir 40 jurus berlalu, Souw Thian-sia mulai terlihat tidak sabar, tiba-tiba dia menyerang ke jantung Ha Goan-tai, dia sama sekali tidak melihat serangan golok Ha Goan-tai, Ha Goan-tai membiarkan ujung pedang lawan terus melaju ke dadanya, dia menepis dengan golok pada posisi miring, kelihatannya kedua belah pihak akan beradu, tiba-tiba tangan Souw Thian-sia diangkat, ujung pedang yang tadinya mengarah ke jantung, sekarang diarahkan ke tenggorokan, wajah Ha Goan-tai berubah, dia berusaha ingin menghindar tapi tidak sempat lagi, terpaksa dia menarik jurus yang bertumpu di pundak, ujung pedang dengan tepat melewatinya, kedua belah pihak terhindar dengan hanya berselisih jarak sedikit.

Kedua orang diam dan menghentikan pertarungan, Ha Goan-tai tersenyum.

"Pengurus Souw benar-benar cepat dalam mengubah jurus!"

Souw Thian-sia berkata.

"Tadinya aku mengira ketua muda benar-benar ingin mangadu jiwa, ternyata hanya mencoba- coba saja!"

Ha Goan-tai juga berkata.

"Mengadu jiwa harus melihat hasilnya dulu, kalau seranganku bisa melukai pundak Pengurus Souw tapi ujung pedang Anda akan mengambil nyawaku, bila dihitung-hitung aku akan rugi, jadi aku tidak mau mati-matian meneruskannya."

"Kalau aku tidak mengubah jurusnya, pedangku akan menembus jantungmu, apakah Tuan masih bisa hidup?"

"Hati perampok selalu kejam, malah terkadang tidak berperasaan, pedang yang melewati jantung belum tentu akan membuatku mati, layaknya pengurus perusahaan perjalanan harus bertanggung jawab, karena itu tulang mereka lebih keras, itu sama saja dengan perampok, hanya satu kepala tidak bisa hilang."

"Kalau begitu bila ingin menang dari ketua muda kita harus memikirkan cara di bagian kepala?"

"Benar, kecuali kepalaku terjatuh, kalau tidak aku tidak akan mengaku kalah, maka pedang Pengurus Souw harus mengarah ke kepalaku!"

Souw Thian-sia tertawa, mereka mulai bertarung lagi, Kie Pi-sia tidak mengerti orang itu bicara tentang apa. Kie Tiang-lim berkata.

"Kali ini kau sudah sedikit pintar, di balik baju orang itu ada pelindung golok, maka dia berani melawan kalau menuruti caramu begitu bertarung pasti langsung kalah, kakakmu melawan dengan tenang, serangannya yang tiba-tiba tadi jadi tahu bagaimana keadaannya, pegalaman ini harus dicari sendiri, guru tidak akan bisa mengajarkanmu, ingin menjadi ketua perusahaan dalam waktu lama, kau harus banyak belajar!"

Dengan malu Kie Pi-sia berkata.

"Siapa yang menyangka dia begitu licik?"

"Di balik baju mengenakan pelindung adalah hal yang wajar, tidak termasuk licik, di bagian pundak dan dada kakakmu juga terpasang pelindung, kalau tidak, mana mungkin dia berani menyambut golok lawan? Bekerja di perusahaan perjalanan selalu mempertaruhkan nyawa tapi tidak selalu harus dibereskan dengan pertarungan, karena itu harus hati-hati dan harus ada persiapan."

"Paman Kie, mengapa Anda tidak memberitahukan hal ini kepada kami?"

Tanya Goan Hiong.

"Kalian baru menerima tugas perusahaan perjalanan dan belum mulai bertugas, aku belum memberitahukan kalian pelindung harus dengan mengukur badan, dijahit oleh orang yang sudah terbiasa membuatnya, jadi tidak akan mengganggu gerakan kita, bukan asal pasang saja sudah cukup, di Kim-leng nanti kalian baru membuatnya."

Pertarungan semakin seru ada yang menyerang juga ada yang bertahan, mereka masing-masing tahu kekurangan dan kelebihan lawan, tapi tetap terlihat Souw Thian-sia berada di bawah angin, karena yang bisa diserang hanya bagian kepala dan leher, dia sangat bisa melindungi kedua tempat ini, 20 jurus berlalu lagi, tiba-tiba Souw Thian-sia mengeluarkan jurus aneh, dia menghindari kedua golok Ha Goan-tai dengan cepat menarik lehernya, pedang Souw Thian-sia ke bawah, Ha Goan-tai mengangkat golok balik menepis, sewaktu Souw Thian-sia menahan dengan pedang, tiba-tiba Ha Goan-tai memegang dua golok di satu tangan, dia mengunci pedang Souw Thian-sia, sebelah tangan lainnya dengan cepat mencabut golok kecil yang ada di pinggang, 2 titik cahaya terlihat melesat keluar.

Pisau kecil pertama bisa dihindari Souw Thian-sia, tapi golok kedua sudah menancapkan ke dada kanan Souw Thian-sia, karena semua gerakan dilakukan di depan Souw Thian-sia, maka itu bukan serangan yang dilarang, tapi karena tenaga Ha Goan-tai tidak keluar dengan kuat, pisau kecil itu hanya menancap 1-2 sentimeter, kemudian terjatuh ke bawah.

Ha Goan-tai mundur, dia memberi hormat dengan kedua tangan.

"Pengurus Souw, aku minta maaf karena sudah melukaimu!"

Souw Thian-sia memeriksa lukanya, kemudian berkata.

"Pisau terbang Tuan benar-benar lihai, aku bisa selamat dari serangan Anda sungguh berterima kasih!"

"Tidak perlu sungkan, kita bukan bertarung secara betulan, sampai titik terbatas sudah cukup, aku sudah melukai Anda, maafkan aku!"

Tapi Biauw-eng dengan wajah marah berkata.

"Ketua muda, cepat kembali orang lain terus mengalah, kau masih tidak tahu malu terus bicara!"

"Apa maksud Ketua Biauw?"

Tanya Ha Goan-tai dengan aneh.

"Lihatlah dadamu!"

Begitu Ha Goan-tai melihat, baju bagian dadanya sudah digores oleh pedang, kulit bagian dalam sudah terlihat, wajahnya berubah dan bertanya.

"Pengurus Souw, kapan kau menggoresnya?"

"Sebelum kau mengeluarkan pisau terbang, kalau dia menginginkan nyawamu pedang itu sudah membelah dadamu, apakah kau masih ada waktu menggunakan golok terbang?"

Tanya Biauw-eng. Ha Goan-tai menundukkan kepala, lama baru berkata.

"Pengurus Souw bisa menggoresku, benar-benar di luar dugaanku!"

Kata Biauw-eng.

"Kau sengaja bertarung mati-matian supaya orang menyangka kau menggunakan pelindung, kau hanya bisa menipu sebentar, semakin lama orang lain melihat kau begitu lincah tidak seperti menggunakan pelindung, orang lain tidak akan tertipu lagi."

Souw Thian-sia baru berkata dengan tersenyum.

"Aku tidak mendengar dari kata-kata Hujin tadi, aku pikir 28 orang terhebat di golongan hitam tidak akan mau menggunakan pelindung, maka aku tadi mencoba-coba saja!"

"Sebetulnya kalau aku bertarung, biasanya aku selalu menggunakan pelindung, karena hari ini adalah pertarungan persahabatan aku yakin nyawaku tidak akan terancam, maka aku membuka baju pelindungku supaya lebih bebas bergerak karena sudah terbiasa maka aku jadi lupa!"

Jawab Ha Yuan Tian.

"Bila kau menggunakan pelindung, serangan pedang tadi tidak dihitung, tapi karena kau tidak menggunakannya, sekali serang sudah terlihat kulitmu, maka kau harus mengaku kalah!"

"Tentu saja, aku pasti mengaku kalah, tapi aku beritahu dulu bila tidak berada di tempat ini aku akan memakai pelindung, waktu itu Pengurus Souw harus berhati-hati!"

Kata Ha Goan-tai. Kemudian dia memungut 2 pisau kecilnya dan kembali ke tempatnya, Souw Thian-sia pun membawa pedang kembali ke tempat, Kie Pi-sia bertanya.

"Souw Toako, apakah lukamu berat?"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak, ketua muda sangat sungkan!"

Jawab Souw Thian- sia. Dengan dingin Biauw-eng berkata.

"Hari ini kita bertanding secara tehnik, semua orang melakukan dengan sungkan, tapi bila perusahaan perjalananmu akan membuat kehidupan golongan hitam terputus, kami akan mempertaruhkan nyawa untuk bertarung, waktu itu kita akan mengandalkan nasib masing-masing!"

"Apakah maksud Hujin, pertarungan hari ini tidak diperhitungkan?"

Tanya Kie Pi-sia.

"Tentu saja diperhitungkan, hanya ketua perusahaan dari awal sudah mengatakan tidak ingin melakukan hal sesuai aturan biasanya, walaupun perusahaan perjalanan kalian kalah, kau pun tidak akan berbagi sesuap nasi kepada golongan hitam, maka kami juga tidak menjamin kelak tidak akan mengganggu perusahaan perjalanan kalian!"

"Kalau begitu apa maksud rapat akbar hari ini?"

Tanya Kie Pi-sia. Biauw-eng menjawab.

"Untuk menguji ilmu silat semua orang, sesudah tahu akan mendatangkan kebaikan, kalau perusahaan perjalanan kalian tidak bisa melewati ini, lebih baik kalian jangan lewat 6 propinsi di bagian selatan untuk mengantarkan barang, atau kalian bisa mencari pesilat yang lebih tinggi ilmunya untuk mengantarkan barang dengan begitu baru terjamin tidak akan terjadi sesuatu, hari ini golongan hitam kalah dari kalian, tapi kelak kami akan menghadang kalian di tempat lain."

Kie Pi-sia tidak bisa menjawab, lama dia baru berkata.

"Untuk apa? Lebih baik kita bereskan sekarang juga, tidak perlu berbelit-belit, bukankah itu lebih baik?"

Kata Biauw-eng.

"Kami punya aturan, kecuali untuk balas dendam atau demi usaha, kalau tidak kita tidak akan melukai orang, pepatah mengatakan, perampok juga ada aturan yang mereka buat. Hari ini, karena perusahaan perjalanan kalian lewat sini dengan tangan kosong, maka kita hanya bertarung biasa dan kami tidak akan melukai atau membunuh!"

Biauw-eng berkata lagi.

"Ini hanya aturan kami, perusahaan perjalanan kalian tidak dipatok, kalau ketua tidak merasa puas, kita tetap menunggu, apakah kalian akan membacok atau mem-bunuh, kami siap menghadapi!"

"Kami membuka perusahaan perjalanan tidak sembarangan membunuh kecuali membela diri atau melindungi barang yang dibawa, terpaksa kami harus melakukannya/' jelas Kie Pi-sia.

"Kalau begitu hari ini terpaksa kita berjalan masing-masing, asal kita saling tahu diri!"

Kata Biauw-eng. Goan Hiong menarik Kie Pi-sia, pelan-pelan berkata.

"Ketua, jangan mengobrol lagi dengannya, hari ini karena ada beberapa tetua di barisan kita mereka tidak bisa mengalahkan kita, maka mereka sengaja melepaskan kita, kalau mereka bisa, mereka akan mencegat kita di sini!"

"Perempuan itu sangat lihai, dia tahu bagaimana mengandalkan beberapa orang mereka tapi tidak akan bisa mencegat kita, maka dia berani berkata seperti itu, pertama mereka membuat orang lain merasa mereka itu baik, kedua mereka sanggup menahan kita dan kita tidak berani membunuh mereka, ketiga walaupun hari ini mereka kalah juga sekalian ada alasan untuk mundur, kelak mereka akan mencari kita dengan alasan tertentu!"

Kata Kie Tiang-lim.

"Kalau begitu apa kebaikan untuk kita?"

Tanya Kie Pi-sia. Kie Tiang-lim berpikir sebentar baru menjawab.

"Kita harus melihat ke depan baru tahu, siapa suruh dari awal kau sudah mengatakan demikian, hari ini kita bisa lewat dengan lancar, kita kembali ke Kim-leng, kemudian mengundang perusahaan perjalanan lain dan memikirkan cara lain!"

Karena Biauw-eng terus mengalami kekalahan kecuali Su Eng yang menang dari Oh Yan-cauw, maka dia berpikir kembali untuk mengeluarkan orang untuk bertarung, dia terus berpikir dengan teliti.

Empat keluarga Yu sedang berbisik-bisik, tiba-tiba Yu Ji- tong berkata.

"Hujin, apakah kami bisa mencari Kie Tiang-lim untuk membuat perhitungan?"

Biauw-eng bertanya.

"Apakah kalian akan balas dendam secara pribadi? Atau demi golongan hitam?"

"Kami memang sudah lama tidak bercampur dengan dunia golongan hitam, tapi bukan berarti kami sudah bukan orang golongan hitam, yang pasti kali ini dengan kedudukan dari golongan hitam kami akan bertarung."

"Kalau ini untuk membalas dendam, aku tidak akan ikut campur tapi kalian berdua mengatakan akan bertarung demi dunia persilatan golongan hitam, berarti aku tidak bisa lepas tangan."

"Harap Hujin memberi petunjuk!"

Kata Yu Ji-tong.

"Apakah kalian sudah siap untuk membalas dendam?"

Tanya Biauw-eng.

"Aku dan kakakku, masing-masing hanya mempunyai sebelah tangan, 2 keponakanku masih muda, ilmu silat mereka tidak tinggi, kami tidak berani mengatakan sudah siap, maka kami meminta bantuan dari Hujin!"

Kata Yu Ji-tong.

"Apa yang kalian minta?"

Tanya Biauw-eng.

"Sekarang kami hanya mohon Hujin bisa memberikan keadilan,"

Jawab Yu Ji-tong.

"Tidak masalah!"

Ucap Biauw-eng. Yu Ji-tong memberi hormat, kemudian berkata.

"Kie Tiang- lim, apa yang kau lakukan kau harus bertanggung jawab, tangan kami putus, dendam ini tidak akan pernah ku I u pakan, sekarang waktunya kau membayar hutang ini!"

Yu Sam-tong membawa Yu Liong dan Yu Houw keluar, Yu Liong berteriak.

"Tua bangka Kie, dendam karena kau membunuh ayahku, tidak ada yang bisa menghalangi, beri keadilan kepadaku."

"Apakah kalian berempat akan bersama-sama bertarung?"

"Hujin, kami akan membalas dendam bukan bertarung ilmu silat, kami berempat ingin membunuh orang yang telah membunuh keluarga kami, maka kami berempat akan bersama-sama bertarung."

"Apa pendapat Kie Tayhiap?"

Tanya Biauw-eng.

Kie Tiang-lim baru tahu mereka sudah bersekongkol menyusun rencana busuk, kalau di tempat dan lain waktu, di depan banyak orang berteriak membalas dendam bisa memanggil orang untuk membantu, tapi sekarang di depan banyak orang mereka mengatakan dengan alasan sangat maksud akal membuat dia tidak bisa mencari orang untuk membantu, karena itu Kie Tiang-lim tersenyum.

"Bagaimana pendapat Hujin sendiri?"

"Tentang balas dendam, sulit dibicarakan, yang dua sudah tua, mereka ingin membalas dendam karena kau sudah membacok putus tangan mereka, yang muda ingin balas dendam karena kau telah membunuh ayah mereka, mereka sama-sama ingin membalas dendam kepada Kie Tayhiap dan mereka ingin membela kebenaran, kalau menurut Kie Tayhiap, aku harus bagaimana?"

"Benar-benar kurang ajar, kalau ingin balas dendam pun tidak bisa 4 lawan satu!"

Kie Pi-sia berteriak.

"Inilah membalas dendam secara langsung, maka tidak bisa ditentukan dengan jumlah orang, bila di pihak kalian masih ada orang yang mempunyai dendam dengan keluarga Yu, dia bisa bergabung dengan ayahmu, kalau tidak, terpaksa ayahmu harus melawan mereka sendiri."

"Sebagai putrinya, aku bisa bergabung dengan ayahku melawan mereka!"

Seru Kie Pi-sia. Biauw-eng menggelengkan kepala.

"Tidak bisa! Bila ayahmu terbunuh oleh mereka, kau boleh mencari mereka untuk membuat perhitungan, berapa orang yang akan balas dendam demi ayahmu, aku tidak akan melarang, tapi sekarang aku tidak akan mengijinkan ada orang yang membantu."

"Keadilan apa yang Hujin ambil?"

Teriak Kie Pi-sia. Wajah Biauw-eng terlihat marah.

"Kalau kau ingin campur tangan, aku dan saudara-saudara di sini tidak akan berpangku tangan, waktu itu kita tidak ada alasan yang akan dibicarakan!"

Kie Pi-sia ingin mengatakan sesuatu, tapi Kie Tiang-lim sudah membentak.

"Pi-sia, jangan banyak bicara, bila aku benar-benar terbunuh, kau boleh datang membantu, sekarang kau adalah ketua perusahaan perjalanan Su-hai, jangan karena keinginan sendiri membuat semua orang jadi repot!"

Ciam Giok-beng datang menarik Kie Pi-sia, dia berkata.

"Pi- sia, biar ayahmu sendiri yang bertarung, bila dia mati, aku, kau, dan Suhengmu sudah cukup untuk membalas dendam ayahmu, jangan menarik orang lain masuk ke dalam lingkaran kita!"

"Ciam Toako jangan begitu, kami juga bukan orang lain!"

Kata Goan Jit-hong. Kie Tiang-lim menarik nafas.

"Aku berterima kasih atas kebaikan Goan Toako, tapi keadaan sekarang tidak sama!"

Biauw-eng berkata.

"Kie Tayhiap sangat mengerti aturan, aku pun tidak ingin terjadi pertarungan yang kacau, maka aku mengambil keputusan ini, karena orang-orang dunia persilatan golongan hitam bukan orang yang takut mati, demi teman mereka berkewajiban membantu, maka untuk menghindari keinginan yang tidak baik, aku ambil keputusan ini."

Kie Tiang-lim tertawa terbahak-bahak.

"Kata-kata Hujin sangat benar, tapi masih ada satu pertanyaan yang ingin kutanyakan kecuali mereka berempat, apakah masih ada orang yang ingin mencariku lagi?"

"Bila Kie Tayhiap hanya sendiri sudah cukup, kalau keluarga Yu masih ada yang lain lagi, yang pasti tidak akan dilarang!"

Kata Biauw-eng.

"Maksudku adalah apakah masih ada keluarga Yu yang lain?"

Tanya Kie Tiang-lim. Biauw-eng berpikir sebentar.

"Tidak ada lagi, maka aku beri saran kepada Kie Tayhiap, kalau ilmu Kie Tayhiap lebih tinggi, lebih baik cabut rumput sampai ke akarnya, supaya kelak tidak akan kesulitan!"

Dengan lantang Kie Tiang-lim berkata.

"Kalau aku ingin membunuh mereka semua, mereka tidak akan hidup sampai sekarang, aku akan bertarung sekuat tenaga menghadapi mereka, kalau aku sampai kalah aku terima kematianku, aku sudah membunuh Yu Ta-tong, satu nyawa diganti satu nyawa, ini hal yang sangat pantas, aku kira putriku, tidak akan mencari mereka untuk membalas dendam, bila aku bisa melewatinya, apakah Hujin sebagai teman akan meminta keadilan lagi? Aku ingin penjelasannya."

Kie Tiang-lim yang banyak pengalaman di dunia persilatan sudah melihat jelas, maka sebelumnya dia bertanya dulu hal ini, sehingga Biauw-eng diam dan tidak bisa menjawab, Kie Tiang-lim masih terus bertanya.

"Kali ini aku sangat beruntung dibantu oleh Goan Toako dan murid-muridnya, jumlah mereka tidak sedikit, bila ingin bertarung secara massal, belum tentu kami akan kalah, bila Hujin ingin mencegat kami, mungkin Hujin harus membayar dengan harga lumayan tinggi, aku kira Hujin tidak ada hati mengasihani orang, juga tidak akan mengurusi masalah orang lain, sampai-sampai ingin membantu membunuh, dengan begitu aku akan setuju, maka aku minta jawaban yang jelas dari Hujin."

Kie Tiang-lim tahu rencana Biauw-eng, bila dia membunuh 4 keluarga Yu, Biauw-eng akan marah karena Kie Tiang-lim terlalu kejam, dia akan mengadu domba supaya semua orang golongan hitam yang ada di sana bertarung secara massal, maka dia memaksa Biauw-eng menjawab, tampak kalau Kie Tiang-lim adalah orang yang lihai.

Terpaksa Biauw-eng berkata.

"Kalau Kie Tayhiap bertarung sendiri, aku jamin orang golongan hitam tidak akan campur tangan untuk hal ini!"

"Cukup, kalau tidak teman-temanku yang ada di dunia persilatan, seperti Goan Jit-hong yang keluar dari Kiong Kie juga tidak akan berpangku tangan, balas dendam tidak akan ada habisnya, aku harap Hujin berpikir dulu!"

Mendengar Kie Tiang-lim semakin serius, Biauw-eng tertawa, katanya.

"Kita setuju dengan perjanjian ini, tapi Kie Tayhiap harus mengerti, karena ini adalah urusan balas dendam, maka dengan segala cara akan diijinkan."

"Tentu saja, nyawa marga Kie hanya ada satu bila sanggup ambillah dengan cara apa pun!"

Biauw-eng bertepuk tangan.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Baiklah! Silahkan kalian bereskan sendiri, aku ingin menegaskan lagi, dalam pertarungan ini tidak ada orang yang boleh ikut, kalau tidak jangan salahkan aku."

Kie Tiang-lim menoleh kepada Ciam Giok-beng dan berpesan.

"Suheng hanya kau yang bisa menahan Pi-sia, mohon Suheng perhatikan dia, dalam situasi apa pun jangan sampai dia ikut campur!"

Kie Pi-sia menahan air mata yang akan menetes dan berkata.

"Ayah, aku mengerti, tenanglah, hari ini aku akan menahan emosiku, tapi aku pun akan mengatakan bila terjadi sesuatu pada ayah, akan kukuliti dan kutarik urat orang yang telah membunuh ayah!"

"Anak, aku sudah bilang, jangan membalas dendam!"

Kata Kie Tiang-lim.

"Hanya hari ini, setelah hari ini berlalu, aku akan bergerak sendiri, tidak ada yang bisa menghalangiku, aku tidak akan minta bantuan dari orang lain!"

"Apakah kata-kata Supekmu juga tidak akan kau dengar?"

Tanya Kie Tiang-lim. Kie Pi-sia berteriak.

"Dulu ayah membunuh Yu Ta-tong demi membela kebenaran, Supek mengajariku ilmu silat demi menegakan keadilan, bila beliau menghalangiku membalas dendam, berarti dia menampar diri sendiri, Supek bahkan akan bersalah kepada Sucouw yang ada di dunia sana."

Ciam Giok-beng menarik nafas.

"Sute, kata-katanya benar juga, bila aku melarangnya membalas dendam, berarti belajar ilmu silar percuma saja, belajar ilmu silat gunanya untuk menegakan keadilan, tapi kita selalu tunduk kepada orang jahat, lebih baik kita bunuh diri saja, hari ini aku bisa melarangnya jangan sembarangan bertindak kelak aku tidak bisa melarangnya melakukan hal yang dia inginkan, paling baik kau hati-hati terhadap pertarungan ini, jangan pikirkan hal yang lain!"

Kie Tiang-lim menarik nafas, dia mengeluarkan pedang yang terselip di pinggangnya, pelan-pelan dia berjalan ke tengah lapangan, Yu Ji-tong Yu Sam-tong masing-masing membawa sebuah tongkat, Yu Liong Yu Houw masing-masing membawa golok, mereka berempat mengurung Kie Tiang-lim.

"Kita sudah pernah bertemu dua kali, maka kita sudah tahu kepandaian masing-masing, ilmu silat kalian memang ada kemajuan, tapi kalau ingin menang dari pedang yang kupegang rasanya masih kurang sedikit, karena itu aku nasehati kalian, jangan lama-lama membuatku menunggu, apa yang kalian kuasai cepat keluarkan supaya tidak habis waktu!"

Mereka meraung, dua tongkat dan dua golok, bersamaan waktu menyerang, tapi semua ditahan oleh pedang Kie Tiang- lim, balik pedangnya balas menyerang, Lan-tiang-siang-sat muncul kembali, karena mereka ingin membalas dendam tentu saja ilmu silat mereka tidak bisa dibandingkan lagi, apa lagi Yu Liong Yu Houw mereka tumbuh besar dalam suasana ingin membalas dendam, maka ilmu silat mereka pasti sangat ganas, mereka mempunyai tambang emas di pinggir sungai Lan-tiang, harta mereka sangat banyak, dengan uang yang begitu banyak mereka mengundang pesilat-pesilat tangguh untuk mengajari kepandaiannya kepada mereka, maka ilmu mereka mengalami kemajuan.

Saat Kie Tiang-lim berulang tahun yang ke 60, di perusahaan perjalanan Su-hai, 2 bersaudara ini dengan barisan goloknya mengalahkan Kim-leng-su-seng, walau tidak mengandalkan barisan golok, ilmu silat mereka memang tinggi, tidak berada di bawah pesilat-pesilat tangguh, kalau tidak mereka tidak akan begitu terkenal apalagi sekarang didukung Biauw-eng.

Ilmu pedang bisa matang karena pengalaman, tidak perlu meragukan iimu pedang yang sudah berada pada taraf kesempurnaan, tapi 1 lawan 4, dia tetap merasa kewalahan.

Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah jurus-jurusnya yang matang dan sempurna, tapi 4 orang yang ada di depannya sepertinya mereka tahu kekurangan dan kelebihan masing-masing, taktik bertarung pun seperti sudah disusun begitu rapi, mereka sangat kompak, masing-masing bertarung pada posisi tidak sama dan tempat di mana mereka menyerang adalah tempat terpenting Kie Tiang-lim.

Mereka berempat menyerang juga bertahan, posisi mereka tidak berubah, tapi begitu melancarkan serangan, serangannya mati-matian, satu lawan satu Kie Tiang-lim bisa bertarung dengan santai, satu lawan dua masih bisa menyerang dan bertahan, satu lawan empat, dia kewalahan juga, apa lagi tujuan 4 orang ini adalah membunuhnya.

Ooo)de*wi(ooO BAB 12 Emas banyak tapi sulit menaklukkan hati 10 jurus lebih sudah berlalu, sekarang Kie Tiang-lim benar- benar terkejut, awalnya dia tidak ingin melukai orang, maka pedangnya masih tidak ganas, semakin lama dia mulai merasa, mau melukai orang pun tidak bisa menghindari bahaya, melukai satu orang memang gampang, tapi 3 orang lainnya tidak akan menolong atau peduli temannya dalam bahaya karena tujuan mereka adalah membunuhnya, mereka tidak akan berhenti sebelum tujuan mereka tercapai.

Berarti mereka akan mengorbankan 1-2 orang untuk mencapai tujuan mereka, yang lebih dahyat lagi 4 orang ini sudah siap mati demi mencapai tujuan mereka, taktik mereka ini membuat Ciam Giok-beng yang berilmu silat tinggi pun tidak bisa berbuat banyak, kecuali satu kali menyerang bisa membereskan mereka berempat, kalau tidak dia tidak akan aman, tapi ke empat orang itu bukan pesilat biasa, ingin menyingkirkan mereka bukan hal yang mudah.

Sesudah 20 jurus lebih Kie Tiang-lim mulai merasa tidak nyaman, ingin melukai orang tidak sulit tapi keempat orang itu berdiri di tempat yang sangat dekat dengannya, melukai satu orang masih bisa, bila tangan bisa bergerak lebih cepat dua orang tidak menjadi masalah, tapi sesudah lolos 2 orang lagi akan menyerangnya, karena itu hanya mengandalkan ilmu pedang yang sangat mahir dan perubahan-perubahan jurusnya, baru bisa menahan 4 senjata yang menyerang dalam waktu bersamaan, tapi itu pun sangat terpaksa.

Orang yang melihat dari samping sangat cemas, keinginan lawan tidak jelas, tapi semua orang yang ada di pihak Kie Tiang-lim tidak bisa berbuat apa-apa, Ciam Giok-beng berkata dengan sedih.

"Strategi mereka benar-benar lihai, pantas Biauw-eng tidak mengijinkan orang lain membantu, ternyata mereka sudah berencana dengan matang."

Kie Pi-sia sudah hampir menangis, dia berteriak.

"Supek, apakah kau rela menyaksikan ayah terbunuh oleh mereka?"

Ciam Giok-beng menarik nafas panjang.

"Aku tidak bisa berbuat apa-apa? Ayahmu bermusuhan langsung dengan mereka, tidak ada alasan kita membantu ayahmu, terpaksa demi membalas dendam mereka bertarung dengan cara seperti itu, ilmu Tay-lo-kiam-hoat pun belum tentu bisa menahan mereka!"

"Aku tidak mau tahu, aku ingin membantu ayah!"

Kie Pi-sia berteriak. Ciam Giok-beng menariknya.

"Kalau aku bisa masuk, masa aku masih berdiri di sini? Di dunia persilatan ada aturan karena peraturan inilah kita tidak bisa berbuat apa-apa!"

"Aku tidak peduli pada aturan, masa melihat nyawa ayah terancam, putrinya tidak datang menolong, bukankah nanti aku di katakan bersalah?"

Dengan serius Ciam Giok-beng berkata.

"Betul, kalau kau masuk membantu ayahmu, semua orang akan mendukungmu, aku dan Thian-sia masuk ke sana, itu masih masuk akal, tapi orang mereka begitu banyak, mereka pun bisa masuk untuk membantu, Paman Goan pasti ikut membantu, waktu itu pertarungan massal akan terjadi, yang mati dan terluka pasti banyak, yang salah adalah kita, karena kita yang melanggar aturan!"

Kata Goan Hiong.

"Kalau bisa menolong Paman Kie, mengapa kita tidak mencobanya, kukira tidak banyak yang bisa membantu, karena mereka sudah siap, begitu kau bergerak mereka akan bergerak juga, jumlah kita lebih sedikit, belum tiba di sisi paman Kie sudah dihadang oleh mereka, malah membuat Paman Kie keadaannya lebih berbahaya!"

"Aku tidak percaya mereka bisa menghalangiku!"

Kata Kie Pi-sia.

"Orang-orang golongan hitam belum tentu seperti keluarga Yu, begitu berusaha keras untuk masuk, mendekati Paman Kie tidak masalah, tapi Paman Kie tidak ingin ada pertarungan massal, dia akan pasrah dan membiarkan orang membunuhnya!"

Kata Goan Hiong.

"Dengan sifatnya dia akan melakukan hal demikian, kalau tidak sebelum dia bertarung dia tidak akan berkata begitu, kau datang menolong ayahmu, tapi hal ini akan membuatnya bunuh diri, akhirnya kesempatan balas dendam juga tidak ada."

Kie Pi-sia melihat orang-orang golongan hitam dengan konsentrasi melihat juga menunggu, dia tahu apa yang dikatakan oleh Goan Hiong adalah benar, maka dengan cemas dia menangis dan berteriak.

"Jadi apa yang harus kita harus lakukan?"

"Tidak ada cara lain lagi, satu-satunya cara adalah berharap paman dilindungi oleh Tuhan, merobah bahaya menjadi kemenangan, bila terjadi sesuatu kita hanya bisa membalas dendam demi dia, kita akan membalikkan aturan, kita akan membereskan mereka!"

Kie Pi-sia berteriak.

"Kelak kita baru bisa membunuh mereka semua, apa gunanya? Ayahku tidak akan hidup kembali!"

Goan Hiong menarik nafas panjang.

"Kita berkelana di dunia persilatan pasti akan sering kali bertemu hal seperti ini, Paman Kie adalah pesilat pedang dari pada dia mati karena sudah tua atau sakit, labih baik mati dan selamanya akan diingat oleh semua orang!"

Kie Pi-sia melotot kepadanya, Goan Hiong menarik nafas panjang.

"Nona Kie, aku bukan Paman Kie, kalau aku bisa menggantikan dia, dari tadi aku sudah keluar, demi nama baik Paman Kie, maka aku harap kau berkepala dingin."

"Dalam keadaan begini kau masih menyuruhku berkepala dingin? Kalau kau menjadi aku, apakah kau bisa?"

Kie Pi-sia berteriak.

"Kalau kau berpikir begitu, aku tidak bisa apa-apa, kau adalah ketua perusahaan, kau berhak untuk menentukannya, asal kau menurunkan perintah, kami semua anggota Su-hai akan menurutimu, tidak peduli ada api atau bencana!"

Kie Pi-sia belum bicara, Ciam Giok-beng sudah membentak.

"Jangan sembarangan mengambil keputusan, kalau kau tidak mau dewasa, dengan posisi sebagai Supek, akan menghukummu, hidup atau mati itu masalah kecil, bila nama perguruan tercemar penghinaan yang akan diterima sangat besar, ayahmu adalah Suteku, kita selalu merasa bangga dengan nama baiknya, aku tidak akan mengijinkanmu merusak namanya."

"Kalau ayah terbunuh, untuk apa ada nama baik?"

Kata Kie Pi-sia menangis.

"Kematian ayahmu sulit dihindari tapi dengan kekuatannya, dia bisa membuat 2 orang mati bersamanya, tapi dia tidak mau menyerang, berarti dia punya kebesaran hati yang luas, semua itu akan membuat namanya tidak hilang di dunia persilatan, dia adalah contoh baik di kemudian hari, kalau kau tidak punya kebesaran hati seperti itu, kau tidak pantas menjadi putrinya, lebih-lebih tidak pantas menjadi murid perguruan kita, kau harus banyak berpikir, aku tidak akan banyak bicara lagi."

Kie Pi-sia melihat ayahnya dalam keadaan yang kritis, tubuhnya sudah terluka di 2-3 tempat karena digores oleh golok Yu Liong, dia hanya bisa menangis dengan sedih.

Mengingat ayahnya akan mati dibacok orang, Kie Pi-sia tidak ingin melihatnya, dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya kemudian menangis.

Tiba-tiba dia mendengar ada teriakan juga bentakan marah, dia bertambah sedih lagi, dia tahu ayahnya pasti sudah mati, sewaktu dia melihat dengan mata berlinang, dengan terkejut dia melihat ayahnya berdiri dengan tegak di tengah-tengah, pundaknya bertambah satu luka membuat bajunya basah oleh darah.

Yu Ji-tong salah satu dari Lan-tiang-siang-sat roboh dan berguling di bawah, suara bentakan marah terdengar dari orang-orang golongan hitam, apa lagi Biauw-eng, wajahnya penuh kemarahan dia berteriak.

"Kita semua adalah orang dunia persilatan, mengapa tidak menepati janji dan melepaskan senjata rahasia untuk melukai orang?"

Teriakannya ditujukan kepada Ciam Giok-beng dan lain-lain, hal ini membuat mereka saling pandang, Goan Hiong bertanya.

"Apa maksud Hujin? Kapan kami melepaskan senjata rahasia?"

Biauw-eng marah.

"Yu Ji-tong terkena senjata rahasia ini adalah bukti, senjata rahasia datang dari arah kalian, masa aku sembarangan menuduh kalian?"

Orang-orang golongan hitam mulai bergejolak, mereka berteriak seperti siap bertarung massal. Biauw-eng mengangkat tangan menghentikan mereka dan berkata.

"Kie Tayhiap, kau sedang bertarung, kau pasti melihat jelas Yu Ji-tong terluka, apa menurutmu!"

Dengan wajah marah Kie Tiang-lim bertanya kepada Pi-sia.

"Pi-sia, siapa yang melakukan ini?"

Dengan aneh Kie Pi-sia menjawab.

"Aku tidak tahu!"

Goan Hiong ikut bicara.

"Paman Kie, di sebelah kami tidak ada orang yang melepaskan senjata rahasia!"

Kie Tiang-lim menarik nafas.

"Tapi senjata rahasia datang dari arah kalian, aku tidak tahu siapa yang berbaik hati menolongku, tapi demi menolong nyawaku akan membuat pertarungan yang kacau, itu benar-benar tidak boleh terjadi, aku harap kau bisa mencegat saudara-saudaramu supaya tidak membantu."

Goan Jit-hong berkata.

"Apakah Kie Toako mengira senjata rahasia ini kami yang menembakkannya?"

"Senjata rahasianya berupa paku tembaga, perusahaan perjalanan kita tidak bisa menggunakan senjata rahasia ini!"

"Hiong-ji, coba kau keluar untuk melihat siapa pelakunya?"

Goan Jit-hong berkata dengan marah.

"Ayah, dipihak kita, tidak ada yang menggunakan paku dari perak!"

Jawab Goan Hiong.

"Goan Toako, tidak perlu diperiksa lagi, siapa pun pelakunya aku harus berterima kasih kepada dia, karena dia telah menolongku, hanya saja pertarungan ini adalah pertarungan membalas dendam, maka tidak baik kalian juga terseret dalam pertarungan ini, jadi jangan membantuku lagi!"

Kie Tiang-lim mengeluh. Dia berkata kepada Biauw-eng.

"Hujin, apa yang terjadi tadi semua di luar dugaanku, Hujin harus percaya kepadaku."

Biauw-eng mengangguk.

"Betul, apa yang ingin Kie Tayhiap katakan sekarang?"

"Aku pasti akan membereskan semuanya dengan pantas!"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jawab Kie Tiang-lim.

Sesudah bicara, Kie Tiang-lim segera menggorok lehernya sendiri dengan pedang semua orang berteriak lagi.

Pegangan Kie Tiang-lim melonggar, pedang pun terjatuh ke bawah, kali ini semua orang melihat cahaya berwarna perak dengan kecepatan tinggi melesat mengenai pergelangan tangannya, Biauw-eng dengan marah berteriak.

"Siapa?"

Semua orang terpaku, apa lagi pihak Kie Pi-sia, cahaya keluar memang dari arah mereka, siapakah dia, tiba-tiba dari atas tenda terdengar tawa dua bayangan orang dari atas tenda terbang dan turun ke tengah-tengah lapang.

Salah seorang perempuan bertanya.

"Cia Hujin, kau adalah pemimpin golongan hitam, mata pun selalu mengawasi kemari, mengapa senjata rahasia yang dilepaskan dari arah mana, kau tidak bisa melihatnya? Kau masih menyalahkan orang lain!"

Kedua perempuan itu mengenakan baju polos, warna baju mereka sama dengan warna tenda, mereka bersembunyi di atas pantas tidak ada orang yang tahu, paku yang terbuat dari perak tidak perlu ditanya lagi pasti mereka yang melepaskannya, dengan terkejut Biauw-eng bertanya.

"Siapa kalian?"

Yu Sam-tong di sana sudah berteriak.

"Ternyata 2 pelayan jalang!"

Kie Tiang-lim pun terkejut, karena dia baru melihat orang itu, ternyata mereka adalah Yu Bwee-nio dan Yu Leng-nio, mereka mengenakan baju ketat, wajah mereka penuh nafsu membunuh.

Dengan penuh amarah, Yu Bwee-nio memberi hormat sambil membungkukkan tubuh kepada Biauw-eng.

"Boanpwee adalah Yu Bwee-nio dan Yu Leng-nio, kami memberi hormat kepada Ketua!"

Begitu mendengar nama mereka, Biauw-eng bengong lagi, dia berkata kepada Yu Sam-tong.

"Dua orang marga Yu ini bukankah mereka adalah keponakanmu?"

Dengan wajah marah Yu Sam-tong berkata.

"Betul, kedua perempuan itu adalah anak angkat kakakku, mereka telah ikut pemuda bernama Lim Hud-kiam, karena kami merasa malu maka kami tidak menyebarkan berita ini, tidak kusangka mereka malah menolong musuh, aku harap Hujin bisa bertindak bijak menghukum mereka!"

Yu Leng-nio dengan marah berkata.

"Perampok tua, kau jangan sembarangan bicara, kau dan Yu Ji-tong telah membunuh ayah kami, kemudian memperkosa ibu kami, membuat ibuku bunuh diri dengan minum racun, kau angkat kami menjadi anak kalau bukan karena Lim Kongcu yang memberitahu tentang hal ini kepada kami, seumur hidup kami akan menganggap musuh sebagai ayah!"

Biauw-eng merasa aneh dan bertanya.

"Tuan Yu, apakah betul kata-kata mereka?"

"Tidak! Ayah dan ibu mereka adalah sepasang suami istri yang menjual ilmu di jalanan, mereka terbunuh dan meninggalkan sepasang anak yatim piatu ini, karena marga mereka Yu juga, satu marga dengan kami maka kakakku menerima mereka dan mengangkat mereka jadi anak!"

Jawab Yu Sam-tong. Yu Leng-nio berteriak.

"Yu Sam-tong, kau benar-benar licik, kami punya saksi, setiap saat kami bisa membuktikan hal ini!"

"Yang kalian maksudkan saksi adalah paman kalian, dia adalah seorang perampok, karena sudah mencuri uang kami, kami memarahinya, dia menaruh dendam dan dia membuat bukti-bukti palsu!"

Karena marah tubuh Yu Bwee-nio gemetar.

"Yu Sam-tong, biarpun kau membantah terus, tapi peristiwa yang terjadi di kota Kun-beng, banyak orang yang tahu, pasti banyak orang yang bisa membuktikannya, aku ingin tahu kau akan membantah apa lagi?"

Dalam keadaan seperti itu, Yu Sam-tong harus terus membantah dia berkata.

"Tidak apa, nanti kami akan buktikan kata-kata kalian adalah salah, dan aku ingin lihat bagaimana kalian menebus kesalahan ini!"

Kata Yu Sam-tong. Yu Leng-nio berteriak sambil menangis.

"Yu Sam-tong, kau benar-benar licik, aku sendiri yang mendengar pembicaraan kalian, apakah aku akan salah?"

Biauw-eng bertanya.

"Kapan kau mendengar dia berkata tentang hal ini?"

"Mereka melihat kami dekat dengan Lim Hud-kiam, dan Lim Kongcu selalu melarang terjadinya pembunuhan, Lim Kongcu melarang mereka membalas dendam kepada Kie Tiang-lim, karena itu diam-diam Yu Ji-tong memberi obat supaya kami pingsan dan mereka juga menyuruh Yu Liong dan Yu Houw memperkosa kami, dulu saat mereka membunuh ayah dan ibuku, dia menyogok pamanku dan melarang pamanku membicarakan hal ini, pamanku mata duitan, dia dibeli oleh 2 bersaudara Yu ini, selama puluhan tahun dia membohongi kami, mereka juga ingin mencelakai kami, untung pamanku muncul dan diam-diam dia memberitahu kepada Lim Kongcu, maka Lim Kongcu menolong kami berdua dan saat kami bersembunyi di bawah jendela mereka, mereka berempat sedang mengobrol, dia sendiri yang menceritakan dialah yang telah membunuh ayah dan ibuku!"

Kata Yu Leng-nio.

"Apa yang terjadi saat itu, apakah kau bisa mengatakannya lebih jelas lagi?"

Tanya Biauw-eng. Jawab Yu Bwee-nio.

"Awalnya Lim Kongcu dan kami bermaksud merampok barang bawaan perusahaan perjalanan Su-hai, sedang mereka ingin membalas dendam, tapi Lim Kongcu tidak mengijinkan kami melukai orang, kami berbeda pendapat maka mereka ingin membunuh Lim Kongcu, karena takut kami berdua tidak setuju, maka mereka memberi obat bius kepada kami berdua dan menyuruh Yu Liong dan Yu Houw memperkosa kami, karena Yu Liong dan Yu Houw tidak tahu kalau kami adalah anak yang diangkat dari orang tua yang telah dibunuh, mereka menolak sebab Yu Liong Yu Houw masih menganggap kami adalah saudaranya, Yu Ji-tong dan Yu Sam-tong ingin menjelaskan lebih jauh kepada Yu Liong dan Yu Houw, maka mereka menceritakan dengan jelas semuanya untung Lim Kongcu datang menolong, kami juga mendengar pengakuan dosanya, apakah ini tidak cukup bukti?"

Biauw-eng mengangguk.

"Kalau benar itu yang terjadi, Lan- tiang-siang-sat tidak akan bisa di maafkan, marga Yu apa pembelaan kalian?"

Yu Sam-tong tertawa dengan tenang.

"Mana mungkin akan terjadi hal ini? Memang mereka adalah anak angkat, mereka juga diasuh hingga dewasa oleh kakakku, dan mereka juga akan menjadi istri dari dua keponakan kami, kami juga mengajarkan mereka ilmu silat, juga memberitahu kepada mereka dan mereka menyetujuinya, tapi kedua perempuan ini sangat genit, begitu bertemu Lim Hud-kiam, mereka kabur bersamanya, karena ketahuan oleh kakakku maka kami membuat mereka pingsan dengan obat dan menyuruh 2 keponakan kami langsung melaksanakan pernikahan!"

"Perkawinan tidak boleh dipaksakan apa lagi mereka berdua adalah anak angkat kakakmu, lebih-lebih tidak boleh dipaksakan!"

Kata Biauw-eng.

"Kata-kata Hujin sangat benar, kakakku sangat menyayangi mereka berdua, dia tidak mau mereka menikah dan tinggal jauh darinya, maka sementara mereka dianggap anak angkat supaya tidak ditertawakan sebagai Tong-yang-si." (menantu yang dibesarkan, artinya anak perempuan yang diambil dulu dari kecil, kemudian tumbuh besar bersama anak laki-laki sendiri, sesudah dewasa dinikahkan, anak perempuan yang dari kecil diambil disebut Tong-yang-si).

"Sebetulnya kedua gadis ini diambil dari kecil untuk dijadikan istri dari 2 keponakan kami, dengan begitu mereka tidak akan jauh dari kami selamanya, kalau tidak kami akan menganggap mereka adalah putri kami dan mereka pun tidak akan tahu, kami memang bersalah memaksa mereka menikah, tapi karena kakakku sangat sayang kepada mereka, aku kira hal ini bisa dimaafkan!"

Kata Yu Sam-tong. Yu Sam-tong benar-benar pandai bicara, kata-kata bohongnya tersusun seperti sebenarnya, kedua gadis ini dibuat tidak berdaya, Yu Sam-tong berkata lagi.

"Untuk menutupi kegenitan mereka, mereka ingin menipu orang, dengan alasan kami telah membunuh ayahnya, membalas air susu dengan air tuba, mereka tidak akan bisa menipu Tuhan, aku harap Hujin bisa menegakan keadilan dan menghukum mereka, tolong Hujin pikirkan, bila aku yang mengatakan akulah yang telah membunuh ayah dan ibu mereka, sesudah mereka mendengarnya mengapa mereka tidak langsung membalas dendam, hingga harus menunggu sampai sekarang?"

"Kami memang ingin masuk untuk membunuhmu, tapi Lim Kongcu menotok nadi kami dan membawa kami pergi, Lim Kongcu adalah orang yang cinta damai, dia tidak ingin membunuh orang,"

Kata Yu Bwee-nio.

"Mengapa hari ini kalian ingin membalas dendam?"

Tanya Biauw-eng.

"Hari ini kami datang tanpa diketahui Lim Kongcu, Lim Kongcu adalah seorang pelajar, dia selalu jujur dan baik, kami berdua dari kecil di didik di dunia persilatan, dendam membunuh ayah dan memperkosa ibu adalah dendam yang sangat besar, apakah dendam ini tidak boleh dibalas? Apakah Hujin menganggap kami bersalah?"

Tanya Yu Bwee-nio. Biauw-eng berpikir sebentar.

"Kalian masing-masing mempunyai alasan yang kuat, membuatku sulit menentukan, harus ada bukti yang kuat dulu!"

"Tapi mereka berniat membunuh ayah angkat, semua orang menyaksikannya!"

Kata Yu Sam-tong.

"Bila yang mereka katakan adalah sebenarnya kalau mereka membunuh Yu Ji-tong untuk balas dendam itu bukan membunuh ayah angkat!"

Kata Goan Hiong.

"Ini masalah kami, tidak perlu kau ikut campur!"

Yu Sam- tong marah. Goan Hiong tidak melayaninya, dia tetap dengan tertawa berkata kepada Biauw-eng.

"Hujin mendukung marga Yu untuk membalas dendam kepada Paman Kie dan menetapkan aturan, kalau bukan orang bersangkutan jangan ikut campur, kami menghormati apa yang Hujin katakan, walaupun Paman Kie berada dalam bahaya kami tidak berani menolongnya, tapi sekarang keadaan tidak sama, kedua gadis ini mempunyai dendam dalam kepada Lan-tiang-siang-sat, mereka boleh ikut bertarung, Yu Liong Yu Houw ingin memperkosa mereka memang belum jadi kenyataan, tapi sudah direncanakan, apakah Hujin tidak mengijinkan mereka ikut bertarung?"

Biauw-eng tahu Goan Hiong ingin menambah orang untuk membantu Kie Tiang-lim, tapi alasan Goan Hiong sangat kuat, membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa. Terpaksa dia menjawab.

"Kalau bisa membuktikan kebenaran kata-kata mereka, aku pasti akan mendukung mereka membalas dendam, tapi hal ini sulit diputuskan...."

Goan Hiong berkata.

"Bila ingin mencari bukti memang tidak gampang, di kota Kun-beng kita bisa mencari tahu, tapi kota Kun-beng terlalu jauh, tapi dari mulut Yu Sam-tong aku mendapat sedikit bukti, apakah bisa dikemukakan supaya Hujin bisa membedakannya?"

"Baiklah, wakil ketua perusahaan, silakan kemukakan bukti- buktimu!"

Kata Biauw-eng.

"Menurut Nona Yu, pamannya bisa menjadi saksi, Yu Sam- tong menghina paman mereka, dari sini dapat diketahui pamannya adalah orang mereka dan dipercaya mereka, pamannya juga membantu mereka membuka pertambangan emas dan mengurus harta benda mereka, harta benda yang dia urus jumlahnya mencapai ratusan ribu tail, berarti hasil mereka sangat bagus, dia hanya tidak tenang baru melakukan hal ini, Yu Sam-tong benar-benar licik!"

"Ini bisa dijadikan bukti, mungkin masih ada hal lain?"

Tanya Biauw-eng.

"Kalau paman mereka berniat mengancam Yu Sam-tong, mengapa Yu Sam-tong tidak mengatakan 2 nona Yu karena ingin kabur dengan Lim Hud-kiam, maka mereka membuat alasan untuk membunuh Yu Ji-tong, bukankah bagian depan tidak menyambung dengan bagian belakang?"

Tanya Goan Hiong. Yu Sam-tong sangat cemas, tergesa-gesa dia berkata.

"Memang paman mereka berbohong, mereka juga tahu itu bukan sebenarnya, supaya bisa pergi dengan Lim Hud-kiam, mereka sengaja menganggap itu benar, kata-kataku tidak ada yang tidak menyambung!"

Goan Hiong berkata.

"Kau benar-benar pintar membela diri, kalau begitu aku ingin bertanya satu bukti lagi, apa yang dilakukan oleh Lan-tiang-siang-sat di dunia persilatan, semua orang di golongan hitam sangat tahu dengan jelas, apakah mreka adalah orang baik-baik, dengan hati nurani kalian tolong memberi keputusan, apakah kalian percaya Lan-tiang- siang-sat akan berbaik hati menerima 2 anak yatim piatu untuk dijadikan anak angkat? Kalau kalian dengan terang- terangan berkata ya, aku akan mengakuinya."

Memang kata-kata ini jauh dari apa yang mereka hadapi, tapi penting, memang dunia golongan hitam selalu merampok, tapi mereka tetap memegang teguh kebenaran, apa lagi terhadap kasus pemerkosaan mereka sangat benci pada orang yang memperkosa, apa yang dilakukan Lan-tiang-siang-sat memang dari awal sudah tidak disukai sesama golongan hitam, karena kali ini mereka mencari masalah dengan Su-hai maka kalangan golongan hitam terpaksa mendukung, sekarang begitu Goan Hiong mengemukakan pertanyaan ini, tidak ada satu pun orang yang berkata.

Yu Sam-tong melihat situasi tidak menguntungkan, dengan cepat dia berkata.

"Mungkin kami tidak sering melakukan kebaikan, tapi aku dan kakakku tidak punya anak, dan saat kecil kedua gadis ini sangat lucu dan cantik, maka kakakku menerima mereka untuk dijadikan anak angkat, tidak berani mengatakan ingin berbuat amal, mungkin boleh dikatakan karena perasaan pribadi, sebab begitu mereka besar kakakku akan menjodohkan mereka dengan dua keponakan kami, kakak beradik memper-sunting 2 saudara perempuan, bukankah ini adalah perjodohan yang ideal!"

"Keinginan kalian mengangkat mereka menjadi anak bukan dengan maksud baik, maka mereka otomatis tidak perlu membalas budi kalian."

"Tapi budi membesarkan mereka pasti ada, walau pun mereka kabur dengan Lim Hud-kiam, tapi kakakku masih ingat mereka adalah anak angkatnya dan dia tidak mau mengusut, membiarkan mereka pergi, tidak disangka mereka membalas kebaikan dengan membalas dendam, bukankah ini namanya air susu dibalas dengan air tuba!"

Goan Hiong tersenyum.

"Masalahnya ada disini, aku tahu ilmu silat kedua gadis ini, sepertinya lebih tinggi dari dua keponakanmu."

"Mereka berdua memang lebih berbakat aku mengakui hal ini,"

Kata Yu Sam-tong.

"Mereka berdua ditambah satu Lim Hud-kiam, di bandingkan kalian paman dan keponakan, kalian berempat masih bukan lawannya, sehingga kalian tidak berani membuat masalah!"

Kata Goan Hiong.

"Kenapa dihubungkan dengan Lim Hud-kiam? Walau pun mereka tidak bisa ilmu silat, kakakku akan membiarkan mereka pergi, seorang perempuan selalu akan keluar, kami tidak bisa memaksa dia harus mengikuti kami terus, semenjak mereka pergi, kakakku sudah tidak memikirkan mereka lagi!"

Kata Goan Hiong.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dengan ilmu silatnya, mereka tidak akan takut dikejar kalian, yang penting kalian tidak bermaksud mengejar mereka, sebenarnya hal ini selesai begitu saja, tidak akan ada keributan, aku lihat kedua gadis marga Yu ini bukan tipe yang ganas, apa yang mereka inginkan bila sudah didapatkan tentu akan pergi begitu saja, tapi mengapa mereka masih membohongi Lim Hud-kiam, diam-diam datang ke sini untuk membunuh kalian? Bukankah sangat tidak berperasaan?"

"Aku tidak tahu!"

Jawab Yu Sam-tong.

"Hanya ada satu kemungkinan, berarti apa yang mereka katakan tadi benar, dendam ayah dan ibu tidak bisa ditunda, setelah mendengar apa yang kau ceritakan tentang ayah dan ibu mereka, maka dengan cara apa pun mereka akan kemari, walaupun mereka akan kehilangan kepercayaan Lim Hud- kiam, karena mereka kabur, tapi mereka dengan penuh bahaya datang untuk membunuh, di dunia ini tidak ada orang bodoh yang mau melakukan hal seperti itu!"

Kata Goan Hiong. Kata-kata Goan Hiong sangat masuk akal, membuat Yu Sam-tong tidak bisa menjawab. Yu Bwee-nio terus menangis.

"Betul, kalau Lim Kongcu tahu kami kemari untuk membalas dendam, mungkin dia tidak akan mau berteman dengan kami lagi, tapi demi bisa membalas dendam ayah dan ibu, kami harus melakukan ini, kami harap Ketua bijaksana!"

Biauw-eng tahu, kalau dia terus membela Yu Sam-tong akan membuat golongan hitam yang ada di sini tidak suka, karena semua orang tahu apa yang diceritakan Yu Bwee-nio adalah benar, ada sebagian orang yang tidak mau tahu urusan orang lain sekarang pun tidak suka kepada Yu Sam-tong apa lagi yang lain.

Melihat gejolak kalangan golongan hitam, Biauw-eng terpaksa berkata.

"Yu Sam-tong, aku sudah mendukungmu sejak tadi, sekarang aku harus mendukung kedua gadis ini, masalahmu sendiri kau sendiri yang membereskannya!"

Yu Ta-tong merasa tidak percaya dan berkata.

"Apakah Hujin akan membiarkan mereka membunuh ayah angkat mereka?"

"Aku hanya menjaga aturan dan disiplin golongan hitam, tapi tidak mengurusi masalah keluargamu!"

Jawab Biauw-eng.

"Membunuh orang tua adalah dosa yang paling berat,"

Kata Yu Sam-tong. Dengan serius Biauw-eng berkata.

"Orang she Yu, kau harus lihat dengan jelas, mereka satu kelompok dengan Lim Hud-kiam dan berseberangan dengan perusahaan perjalanan Su-hai, tapi wakil ketua Su-hai tetap mendukung mereka!"

Yu Sam-tong berkata.

"Ketika Kie Tiang-lim berada dalam posisi bahaya, kedua perempuan jalang ini datang menolong Kie Tiang-lim, maka wakil Ketua Su-hai mendukung mereka, semua ini adalah rencana busuk, Hujin jangan terkena tipuannya!"

"Bagaimana pendapat wakil ketua?"

Biauw-eng bertanya. Goan Hiong tertawa santai.

"Aku marga Goan hanya tahu aturan umum, tidak yang lain, kedua Nona Yu mungkin adalah musuh perusahaan perjalanan kami, tapi aku mendukung mereka karena kata-kata mereka benar semua."

Yu Ta-tong berteriak.

"Kau sama sekali tidak mengenal mereka."

Goan Hiong berkata.

"Siapa bilang aku tidak kenal mereka? Kedua nona ini dan Lim Hud-kiam pernah datang ke rumahku, waktu itu aku mendengar mereka bercerita tentang Tionggoan!"

"Apakah Hujin dengar, mereka bersekongkol!"

Kata Yu Sam- tong.

"Yu Sam-tong, hati-hati kalau bicara, jangan seperti anjing gila, kesana kemari menggigit orang. Mereka datang ke rumahku untuk mencari gara-gara, saat akan pergi masih sempat bertarung dengan ketua kami, Nona Kie dan saling tidak enak, dan dia masih meninggalkan pesan akan terus mencari gara-gara dengan perusahaan perjalanan Su-hai, apakah aku akan sembarangan mendukung musuhku?"

"Mengapa kau mendukung musuhmu?"

"Kita harus tahu mana yang salah dan mana yang benar, jangan campur adukkan yang salah dan yang benar,"

Kata Goan Hiong.

"Apa alasannyamu menganggap mereka berkata jujur?"

Tanya Biauw-eng.

"Alasannya karena mereka menyerang Yu Sam-tong, kalau mereka kabur bersama Lim Hud-kiam, tidak perlu datang lagi untuk membuat keramaian di sini, dulu saat bertemu aku masih setengah percaya, tapi sekarang melihat mereka muncul di sini aku percaya kata-kata mereka benar."

"Tapi kau belum cukup bukti!"

Kata Biauw-eng.

"Cukup, ada satu lagi bukti yang paling kuat. Aku percaya kepada Lim Hud-kiam, orang itu selalu menjadi musuh kami, tapi dia adalah orang yang jujur, boleh dikatakan dia adalah musuh yang kuhormati, aku percaya apa yang dia katakan sama sekali tidak mengandung kebohongan!"

Kata Goan Hiong.

"Kau percaya pada musuhmu?"

Tanya Biauw-eng.

"Betul, musuh yang jujur dan lurus, dia pantas dipercaya karena musuh yang lurus akan memberitahu, dimana salahnya, tapi teman yang busuk akan menarikmu sampai musnah!"

Jawab Goan Hiong serius.

"Apakah maksud Tuan, aku adalah orang yang busuk?"

Tanya Biauw-eng. Goan Hiong menunjuk Yu Sam-tong.

"Sifat busuk saudara Yu semua orang sudah tahu, kalau Hujin menganggap mereka sebagai teman, akibatnya akan fatal!"

Biauw-eng tersenyum ringan.

"Apakah kau kira Lan-tiang- siang-sat bisa menjadi temanku? Kau kira dunia golongan hitam butuh teman seperti mereka?"

Wajah Yu Sam-tong berubah cepat, dengan terkejut dia berkata.

"Hujin...."

Biauw-eng terdiam, dia berkata kepada Goan Hiong.

"Kalau 2 perempuan itu berbohong, apa yang akan kau lakukan?"

"Akan kukorek kedua mataku sebagai hukuman pada diriku, karena aku telah salah menilai orang, aku juga akan memotong lidahku, karena sudah salah bicara!"

Jawab Goan Hiong. Biauw-eng tertawa, katanya pada Yu Sam-tong.

"Yu Sam- tong, wakil ketua Goan dan 2 gadis ini saling bermusuhan, tapi dia berani menjamin 2 mata dan lidahnya mendukung perkataan mereka, apakah kau bisa mencari satu orang untuk menjamin bahwa kata-katamu juga benar?"

Yu Sam-tong benar-benar terkejut dia berkata.

"Hujin, bukankah kita sudah membuat kesepakatan!"

Biauw-eng berkata.

"Betul, kita memang telah membuat perjanjian, aku membantu kalian membalas dendam, kalian akan memberikan uang 100 ribu Liang emas kepadaku untuk membangun kembali Tiang-kang-cui-cai, ini adalah syarat kami, tapi aku sama sekali tidak menyangka kau begitu buruk di mata golongan hitam, sampai-sampai tidak, ada yang mendukung kalian!"

Cia Liang terkejut dan bertanya.

"Ibu, apa betul Ibu sudah membuat perjanjian? Buat apa? Membangun kembali Tiang- kang-cui-cai tidak perlu begitu banyak uang!"

Biauw-eng mengeluh.

"Kau salah, semua hal yang ada di dunia ini harus menggunakan uang, walaupun perdagangan di dunia golongan hitam tidak harus keluar modal, tapi kita tetap harus mempunyai modal yang kuat!"

"Sewaktu ayah jadi ketua golongan hitam, beliau selalu mementingkan kebenaran dan jarang membicarakan masalah uang, 16 tempat yang beliau pimpin, di kantor pusatlah yang paling miskin!"

Kata Cia Liang.

"Betul! Tapi jamannya sudah berlalu maka sesudah dia meninggal, kau tidak bisa meneruskan tugas nya, pesilat- pesilat tangguh satu per satu meninggalkanmu, karena kau tidak mempunyai banyak uang untuk membiayai mereka berfoya-foya, maka semua orang mendukung aku untuk membereskan usaha lama, sebab selama beberapa tahun ini perusahaan perjalanan semakin besar, kehidupan dunia golongan hitam semakin miskin, maka dengan kekuatanku, kita berunding dengan perusahaan perjalanan secara terus terang!"

Cia Liang terdiam sambil menundukkan kepala.

"Dulu aku tidak akur dengan ayahmu, kita berbeda pendapat juga pada masalah ini, dia hanya mementingkan keadilan barang yang dia dapat, dia sama sekali tidak mengambil untung, malah sering kali mengambil tabunganku untuk menolong teman-temannya, perdagangan tanpa modal akhirnya jadi rugi, aku tahu usahanya pasti akan bangkrut, maka aku marah dan meninggalkan dia, benar saja, banyak pesilat tangguh karena tidak kuat dengan kemiskinannya, mereka meninggalkan ayahmu, karena sedih juga jengkel ayahmu akhirnya meninggal, jika aku ingin melanjutkan usahanya, aku butuh modal yang sangat banyak!"

Cia Liang terdiam lama lalu berkata.

"Kalau begitu Ibu jangan meminta kepada orang lain, asal ibu berkata, saudara- saudara di semua tempat akan menyumbang!"

"Mungkin semua orang bisa membantu, tapi aku tidak mau, selama beberapa tahun ini bisnis besar sudah diambil oleh beberapa perusahaan perjalanan besar, mereka bergabung dengan pemerintahan, dengan tenaga prajurit dari pemerintahan mereka berbisnis, hal ini membuat orang golongan hitam marah tapi bisa apa-apa, terpaksa mereka beroperasi kepada orang yang usahanya kecil, walaupun ada uang yang dulu ditabungkan, tapi itu pun mereka kumpulkan dengan susah payah, apakah aku pantas meminta kepada mereka?"

Cia Liang berkata.

"Apa saudara Yu menyumbang begitu banyak emas? Setahuku, mereka memang punya pertambangan emas, tapi emasnya sudah hampir habis."

Biauw-eng berkata.

"Memang pertambangan emas mereka hampir habis, tapi emas murni yang sudah jadi sangat banyak tentang ini aku sudah mencari tahu, aku minta 100 ribu Liang, hanya sepersepuluhnya saja!" (Liang adalah kata bilangan untuk emas, setengah kg=10 Liang). Baru saja kata-kata ini terdengar, orang-orang golongan hitam jadi terkejut, Kie Tiang-lim dan lain-lain juga merasa heran dan terkejut. Kata Yu Bwee-nio.

"Mungkin Hujin salah menduga, kedua penjahat ini hanya punya emas murni sekitar 200 ribu Liang, Tambang emasnya memang masih terus digali tapi setiap tahun hasilnya tidak lebih dari 12 ribu Liang!"

"Dugaanku tidak akan salah, sebab aku sudah menyuruh orang yang sangat berpengalaman pergi ke sana untuk memeriksa pertambangannya, menurut orang ini, 10 tahun yang lalu hasil pertambangan ini mencapai ratusan ribu Liang, mengapa kalian berdua tidak tahu, sampai-sampai 2 keponakannya juga tidak tahu?"

"Paman ketiga, apakah betul kata-katanya?"

Tanya Yu Liong dengan aneh.

"Tidak, sejak kalian tumbuh dewasa, tambangnya diurus semua oleh kalian, kalian pasti tahu dengan jelas!"

Kata Yu Sam-tong. Biauw-eng tertawa dingin.

"Yu Sam-tong, kau jangan berbohong, menurut pemeriksaanku kalian mengubah nama membuka bank di 28 tempat, modal di 28 bank ini harus banyak, ditambah lagi harta lain yang aku tidak tahu, jumlahnya pasti sangat banyak!"

"Paman, kau tidak memberitahu kepada kami, kita masih ada bisnis yang lain!"

Kata Yu Liong.

"Semua itu demi kalian, aku dan paman keduamu, tidak ada keturunan kelak semua usaha akan jadi milik kalian, aku tidak memberitahu kepada kalian supaya kalian merasa membangun usaha itu susah, jangan ingin hidup enak dan lupa membalas dendam ayahmu, supaya kalian lebih rajin berlatih ilmu silat."

Biauw-eng tertawa dingin.

"Kata-kata ini hanya bisa membohongi anak kecil, kalian membeli rumah dimana-mana, kau memakai nama Koan Ning, Yu Ji-tong mengganti nama menjadi Koan Yu, kalian di tempat tertentu membeli rumah, setiap orang memiliki 6 rumah, mempunyai istri dan anak, jumlahnya mencapai beberapa puluh jiwa, kalau kau tidak mengaku lagi, aku akan membocorkan semua rahasiamu sekarang juga."

Wajah Yu Sam-tong terlihat pucat. Kie Tiang-lim berkata.

"Aku jadi tidak mengerti, kalian punya begitu banyak uang, juga punya rumah dan keluarga, seharusnya kalian menikmatinya, untuk apa mencariku membalas dendam?"

Kata Yu Liong.

"Aku bisa menjawab pertanyaan ini, karena tambang emas ini adalah ayahku yang menemukan, petanya berada di tangan ibuku, sewaktu aku berumur 12 tahun, ibuku sakit berat di depan mereka dia menitipkan kami kepada paman dan menyuruh mereka membantu kami untuk membalas dendam, kemudian baru memberikan peta pertambangan itu kepada paman, maka mereka harus membantu kami membalas dendam baru bisa mendapat separuh hartanya, mereka ingin membalas dendam, karena diminta oleh kami."

Yu Sam-tong marah.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Binatang kecil, kau sembarangan bicara saja!"

"Aku tidak sembarangan bicara, setiap tahun kalian pasti keluar hampir setengah tahun baru kembali, kau menyuruh kami terus belajar ilmu silat, ternyata kalian pergi untuk bersenang-senang!"

Kata Yu Liong. Yu Houw juga ikut bicara.

"Kali ini kita keluar untuk membalas dendam, kau mengatakan dendam ayah harus anaknya sendiri yang membalas, kau hanya membantu di pinggir, tampaknya kau ingin memusnahkan kami, dan kalian berdua bisa menikmati semuanya."

"Jangan sembarangan bicara, bila mereka bermaksud begitu, mereka bisa membunuh kalian berdua, bukankah akan lebih singkat lagi!"

Tanya Yu Bwee-nio. Yu Houw tertawa dingin.

"Mereka tidak berani, sebab ibuku dari suku Biauw, dia tahu kedua pamanku tidak mempunyai hati bersih, maka dia memberi mereka makan Ku (guna-guna) dan obat penawarnya ada di ibu asuh kami, setiap tahun mereka harus minum satu kali, kalau tidak mereka akan terkena Ku (guna-guna) dan mati."

"Betul, mereka keluar dari rumah dalam waktu sangat lama kalau bukan karena terpaksa mereka tidak akan pulang, mereka pulang hanya untuk minum obat penawarnya!"

Kata Yu Bwee-nio.

"Dari awal mereka sudah memancing kami untuk membalas dendam, tapi ibu asuh kami mengatakan kalau ilmu silat kami belum cukup tinggi, dia tidak mengijinkan kami pergi, tahun ini dia baru mengijinkan kami keluar, tapi pamanku sudah lupa membalas dendam, mereka hanya ingin meminjam tangan Kie Tiang-lim untuk membunuh kami, kemudian baru menipu ibu asuh untuk melepaskan guna-gunanya, paman ke-3, kau benar-benar tidak punya hati nurani."

Kata Yu Liong.

"Paman ketiga, kau benar-benar tidak punya hati, jangan salahkan kami kalau tidak menghormatimu lagi, Bwee-nio, Leng-nio, ibu dan ayah kalian dibunuh oleh mereka, saat mereka membuat jebakan untuk mencelakaimu, dia sendiri yang mengatakan kepadaku, kau memang sudah mendengar, tapi bila aku jadi saksi akan lebih kuat lagi, sekarang kalian berdua boleh mencari dia untuk membalas dendam."

Yu Sam-tong segera meminta tolong.

"Hujin, kalau aku mati, 100 ribu Liang emas tidak akan kau dapatkan, karena tempat persembunyian emas hanya aku yang tahu."

"Dalam keadaan seperti ini, apakah kau masih ingin minta pendapat dariku?"

Tanya Biauw-eng.

"Kalau Anda bisa melindungiku hingga aku tidak mati, aku akan memberi emas yang kusimpan kepada saudara-saudara golongan hitam!"

Kata Yu Sam-tong.

"Emas itu milik kami!"

Kata Yu Liong.

"Tapi sekarang berada di tanganku,"

Kata Yu Sam-tong. Dengan wajah minta belas kasihan, Yu Sam-tong melihat Biauw-eng, Biauw-eng tertawa dingin.

"Suamiku melihat harta seperti melihat kotoran dia salah besar, tapi aku juga bersalah, kesalahanku adalah meremehkan hati nurani saudara-saudara yang ada di sini, tadi aku melihat jelas sewaktu kedua gadis ini menceritakan dosa-dosa kalian, saudara-saudara golongan hitam sangat membenci kalian, ini membuktikan bahwa di dunia golongan hitam masih tetap ada yang orang yang tahu mana yang benar dan mana yang salah, emas sulit membeli hati manusia bila aku melindungimu lagi, saudara-saudara golongan hitam akan membenci perbuatanku, apa gunanya emas yang kau berikan itu?"

Wajah Yu Sam-tong sangat pucat, tubuhnya gemetar, dia berkata kepada 2 gadis marga Yu.

"Yang membunuh ayah dan ibumu adalah Ji-ko, tapi dia juga sudah mati di tangan kalian, dendam kalian sudah terbalas, mengapa masih mencari kepadaku? Coba pikir, dari kecil aku sayang kepada kalian seperti putriku sendiri!"

Kedua gadis Yu saling berpandangan, Yu Bwee-nio berkata.

"Adik, kata-katanya tidak salah, dia bukan orang yang membunuh ayah dan ibu, apa lagi dia juga telah membesarkan kita!"

"Tapi paling sedikit dia pernah membantu membunuh!"

Kata Yu Leng-nio. Yu Bwee-nio menarik nafas panjang.

"Kalau bisa memaafkan orang lain, maafkanlah, kita harus ingat kata-kata Lim Kongcu, budi dan dendam disatukan, kita lepaskan dia."

Yu Leng-nio mengangguk. Yu Bwee-nio memberi hormat kepada Biauw-eng.

"Hujin, semua sudah jelas, kami juga sudah membalas dendam, terima kasih Hujin sudah mendukung, kami pamit dulu!"

Yu Liong memanggil mereka.

"Adik, tunggu sebentar!"

"Jangan panggil kami adik!"

Kata Yu Bwee-nio. Yu Liong dengan sedih berkata.

"Bwee-nio, sudah bertahun- tahun kami selalu menganggapmu adik, apa lagi sewaktu paman kedua mengeluarkan ide itu, kami tidak setuju, berarti di antara kita memang tidak permusuhan!"

Yu Bwee-nio berkata.

"Kalau hari itu kami tidak melihat kalian berdasarkan perasaan manusia, hari ini kami tidak akan melepaskan kalian."

Yu Liong menarik nafas lagi.

"Hari ini kami juga baru tahu hati orang itu sangat jahat, untung kami tidak mewarisi kejahatan dari generasi atas, kebaikan atau kejelekan dari yang tua tidak perlu kita urus, kita masih kakak adik, kalian bisa mengikuti orang seperti Lim Hud-kiam, aku sangat senang, di rumah masih ada 200 ribu Liang emas, setengahnya untuk perkawinan kalian, tinggalkan alamat kepada kami aku akan mengantarnya ke sana."

Yu Bwee-nio terharu, karena dia sama sekali tidak menduganya.

"Kami tidak mau mengaku sebagai anak angkat Yu Ji-tong, berarti kami bukan adikmu!"

"Aku tidak mau tahu, paman kedua adalah musuhmu hubungan kalian bisa dihapus, kita adalah adik kakak yang sudah lama terjalin, memberikan hadiah pernikahan, itu pantas kalian dapatkan."

Mata Yu Bwee-nio menjadi basah dan berkata.

"Terima kasih Toako, tolong simpan dulu emasnya, kami dan Lim Kongcu adalah teman akrab, belum sampai pada taraf akan menikah."

"Kalau begitu untuk apa kalian terus mengikutinya?"

Tanya Yu Liong.

"Kami juga tidak tahu, kami menghormatinya, dia juga menghormati kami, tapi dia belum pernah mengatakan mencintai kami!"

Kata Yu Bwee-nio mengeluh. Kata Yu Liong.

"Apakah kalian selalu bersama?"

"Betul! Tapi dia tidak mengatakan apa-apa, kami sudah mengambil keputusan akan mengikuti dia, biar dia yang mengatur semua ini!"

Yu Bwee-nio tertawa kecut. Yu Liong marah.

"Bila dia kurang ajar kepada kalian, aku akan menghajarnya!"

"Lim Kongcu bukan tipe orang seperti itu, Toako tenang saja, bila terjadi seperti itu, aku akan datang melapor padamu."

Yu Liong mengangguk.

"Baiklah, tapi kalian harus memberitahu hari pernikahan kalian, kalian memang sudah tidak punya orang tua, tapi kalian masih mempunyai 2 orang kakak, aku pasti akan mengantar hadiah pernikahan kalian."

"Aku kira Lim Kongcu tidak akan mau menerimanya, dia sama sekali tidak melihat harta bila ingin memberikan emas kepada kami, berikan saja untuk amal, banyak orang sangat membutuhkan dibandingkan kami!"

Yu Liong mengangguk.

"Baiklah, setelah kami kembali, harta kami akan dibagikan kepada orang miskin, kemudian kami akan menyisakan sedikit untuk membeli sawah, dan melanjutkan kehidupan kami, ayah kami sering melakukan kejahatan, emasnya untuk menebus dosa yang telah dia perbuat!"

Biauw-eng terpaku.

"Apakah kalian tidak ingin membalas dendam lagi?"

"Tadi melihat sikap orang golongan hitam kepada paman ke-3, aku sudah mengerti kedudukan ayahku di mata mereka, kedua paman selalu dengan alasan membalas dendam mengajar kami, sebenarnya mereka ingin dengan cara ini membunuh kami, aku kira balas dendam ini sudah tidak perlu lagi."

Yu Sam-tong berteriak.

"Dendam adalah dendam, apakah ayahmu akan mati konyol?"

"Paman ke tiga tenang saja, tentang emas yang diambil paman ke-2 aku juga tidak akan mengambilnya kembali, tentang ayah kami, kami putranya tidak akan mengatakan dia pantas mati, tapi sewaktu dia mati di tangan Kie Tiang-lim, Kie Tiang-lim bukan membalas dendam karena urusan pribadi, saat kita berada di jalan, kalau kita melihat keadaan yang seperti Kie Tiang-lim lihat, kita juga sama akan mencabut golok untuk membantu, dengan hati seperti itu aku pikir kami tidak harus membalas dendam lagi kepada Kie Tiang-lim!"

Kata Yu Liong.

"Kalian benar-benar anak durhaka!"

Seru Yu Sam-tong. Dengan serius Yu Liong berkata.

"Kie Tiang-lim membunuh ayahku, hal ini banyak orang yang tahu, tapi tidak ada seorang pun yang berpendapat bahwa Kie Tiang-lim bersalah, maka aku pun tidak akan membalas dendam lagi."

Yu Sam-tong tidak bisa berkata lagi, hanya melihat keponakannya pergi, 2 gadis Yu menyapa Goan Hiong, kata Yu Bwee-nio.

"Goan Siauhiap, untung kau membela dan mendukung, kami sangat berterima kasih, bila tadi kami tidak melepaskan senjata rahasia, Kie Tiang-lim akan mati, kita saling impas, kita bisa saling berhutang budi, kelak bila Lim Kongcu merampok barang Su-hai, kita tetap musuh!"

Goan Hiong berkata.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu, di antara Lim Hud-kiam dan perusahaan perjalanan sebenarnya ada permusuhan apa?"

Jawab Yu Bwee-nio.

"Aku juga tidak tahu, tapi kami percaya kepada Lim Kongcu, apa yang dia lakukan pasti benar."

Kemudian kedua gadis Yu pergi meninggalkan tempat itu.

Ooo)dw*kz(ooO BAB 13 Salah paham sudah jelas Mengulurkan tangan menolong Perubahan yang tiba-tiba ini membuat semua orang termangu, apalagi Yu Sam-tong, dia berdiri tegak di tengah lapangan, entah apa yang akan dia lakukan.

Kie Tiang-lim merasa senang, dia tertawa lepas.

"Yu Sam- tong, saat aku membunuh Yu Ta-tong aku merasa tenang, sekarang kepada dua putranya aku merasa sangat menyesal, tapi mengenai aku membacok sebelah tanganmu aku merasa hukuman yang kuberikan kepadamu terlalu ringan!"

"Kie Tiang-lim, jangan menyudutkan orang, kau tadi sudah mendengar kami sebenarnya tidak ingin membalas dendam kepadamu, tapi dipaksa oleh kakak iparku, dia membubuhkan guna-guna di tubuh kami dan mengancam kami harus melakukannya!"

Biauw-eng tertawa dingin.

"Yu Sam-tong, Lan-tiang-siang- sat sangat terkenal, jangan membuat malu kalangan persilatan!"

Yu Sam-tong menarik nafas.

"Dulu kami memang berkeras ingin membalas dendam, tapi selama beberapa tahun ini kehidupan kami yang nyaman membuat niat kami terkikis habis, karena menyayangi nyawa sendiri, kami benar-benar tidak ingin membuat pertarungan, tapi kakak iparku membuat kami susah, kalau tidak membalas dendam dia tidak akan memberikan obat penawarnya!"

"Kalau begitu, kau tetap tidak akan bisa hidup lebih lama, setelah satu tahun begitu guna-gunanya kambuh walaupun kau mempunyai banyak emas, tetap tidak akan bisa membeli nyawamu!"

Wajah Yu Sam-tong bersimbah keringat, wajahnya pucat, tubuhnya gemetar. Kie Tiang-lim tidak tega melihatnya dan berkata.

"Yu Liong dan Yu Houw sudah melepaskan niat membalas dendam, setelah mereka pulang mereka akan menyuruh perempuan suku Biauw itu membuang guna-guna yang ada di tubuhmu!"

"Aku rasa tidak akan semudah itu!"

Biauw-eng tertawa dingin.
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sifat asli kedua pemuda itu tidak jahat, mereka bisa melepaskan dendam ayah mereka, apalagi Yu Sam-tong terhadap paman mereka!"

"Mereka melepaskan niat membalas dendam karena mereka menghormati Kie Tayhiap yang sangat berwibawa, dan tahu kalau dulu Yu Ta-tong mati karena kesalahannya sendiri, tapi apakah mereka akan mengorbankan ibu asuh mereka untuk menolong orang ini?"

Tanya Biauw-eng.

"Mengapa harus mengorbankan ibu asuh mereka?"

Tanya Kie Tiang-lim.

"Guna-guna yang dibubuhkan perempuan itu sebelumnya pasti telah disumpah kepada dewa, bila akan menarik guna- guna itu dia harus bunuh diri dulu, tentang hal ini kau sebaiknya tanyakan kepada Yu Sam-tong!"

Kata Biauw-eng. Dengan suara gemetar Yu Sam-tong berkata.

"Benar, sebelum kakak iparku meninggal dia mengajarkan kepada pembantu setianya, pembantu setia ini adalah ibu asuh mereka, ibu asuh ini sangat setia kepada kakak iparku, dia tidak akan memaafkan aku!"

"Selama beberapa tahun ini bagaimana caramu melewatinya?"

Tanya Kie Tiang-lim.

"Aku menggunakan obat penawar khusus untuk guna-guna, obat penawar ini dengan susah payah dibuat dan bisa menekan agar guna-guna itu tidak kambuh!"

Kata Yu Sam- tong.

"Kalau begitu setiap tahunnya kau meminta sebutir kepadanya?"

Tanya Kie Tiang-lim. Biauw-eng berkata.

"Paling sedikit dengan tenaga manusia harus menghabiskan waktu 30 tahun untuk membuatnya, setelah lewat waktunya guna-guna itu akan memakan orang, mereka sudah 14 tahun terkena guna-guna!"

"Masih ada waktu 16 tahun lagi, Yu Sam-tong, tahun ini kau telah berusia 50 tahun, 16 tahun lagi usiamu hampir 70 tahun, kehidupan manusia bila bisa mencapai 70 tahun itu sudah cukup, selama 16 tahun ini nikmatilah hidup, itu sudah cukup lumayan!"

"Setiap kali kami mengambil 2 butir obat penawarnya, dibagi dengan Yu Ji-tong, selama 14 tahun ini sudah memakan 28 butir, berarti hanya sisa 2 tahun lagi,"

Kata Yu Sam-tong. Kie Tiang-lim terpaku.

"Kami tidak mempunyai cara lain, kalau harus mengorbankan nyawa satu orang untuk bisa menolongmu, aku kira keponakanmu akan sulit membuka mulut!"

"Yu Sam-tong, kalau kau ingin hidup, aku bisa menolongmu, tapi apakah kau pantas ditolong?"

Yu Sam-tong terpaku.

"Apakah Hujin mau menolongku?"

Biauw-eng menjawab sambil tertawa.

"Benar, di dunia ini hanya aku yang bisa menolongmu dari guna-guna itu, kalau perempuan suku Biauw itu mau mengorbankan diri menolongmu, itu tidak berbeda lagi!"

"Denga cara apa Hujin akan menolongku?"

Tanya Yu Sam- tong.

"Racun guna-guna suku Biauw kecuali orang yang membubuhkannya, pasti ada satu orang lagi yang bisa menolongmu!"

Jawab Biauw-eng. Tanya Yu Sam-tong.

"Apakah Biauw-tong-sian-gouw (Dukun sakti bangsa Biauw), Hoa Ciu-nio. Kami juga sudah terpikir padanya, dia adalah nenek moyangnya ilmu guna- guna di daerah suku Biauw, pil-pil yang dibuatnya bisa mengatasi semua guna-guna, satu tahun yang dibutuhkan cukup makan satu butir pil saja, pil ini bisa dikatakan obat penawar, tapi dia sudah meninggal 10 tahun yang lalu, kalau tidak kami tidak akan dikuasai oleh perempuan suku Biauw itu!"

Kata Biauw-eng.

"Sebelum Hoa Ciu-nio meninggal, dia pernah bertemu dengan ayahku, waktu itu pamanku terkena guna-guna seorang suku Biauw juga, ayahku minta tolong agar dia mau mengobati pamanku, dengan teknik gaib dia mengalahkannya, kemudian dengan syarat mengajar ilmu gaib ini ditukar dengan pil berjumlah 50 butir, tapi pamanku hanya hidup selama 10 tahun, dia kemudian meninggal karena penyakit lain, pil itu tersisa 40 butir, 40 pil itu ada di tanganku, cukup untuk digunakan seumur hidupmu!"

Yu Sam-tong sangat senang dia berkata.

"Bila Hujin bersedia memberikan obat ini kepadaku, aku akan membelinya dengan uang yang banyak!"

"Umurmu setahun berharga berapa?"

Tanya Biauw-eng sambil tertawa. Yu Sam-tong tahu kalau Biauw-eng ingin mengambil kesempatan ini untuk memeras uangnya, tapi bila ingin hidup lebih lama, dia harus mengorbankan uangnya, terpaksa dia berkata.

"Biar Hujin yang buka harga dulu!"

"Bagaimana dengan harga 20 ribu Liang emas?"

"Tidak mahal, dengan harga 800 ribu Liang emas aku beli 40 butir obat dari Hujin!"

Kata Yu Sam-tong.

"20 ribu Liang emas untuk membeli butir kesatu, selanjutnya setiap tahun bertambah satu kali lipat, berapa uang yang bisa kau keluarkan, aku juga akan memberimu berapa."

Dengan terkejut Yu Sam-tong berkata.

"Kalau begitu, tidak sampai 6 tahun emasku akan habis diambil Hujin!"

Biauw-eng tersenyum.

"Aku tidak membutuhkan sedikit pun emasmu, semua emas itu untuk membangun Tiang-kang-cui- cai, kalau kau tidak setuju kau boleh menolaknya!"

Akhirnya Yu Sam-tong dengan penuh rasa marah berkata.

"Baiklah, aku akan segera pulang menyiapkan emas untuk membayar obat butir pertama!"

"Emasmu kau ambil dari keponakanmu, terpaksa dengan cara ini aku melakukannya terhadapmu, supaya kau bisa memuntahkan tapi kalau kau tidak sanggup, harganya akan kuturunkan, jadi kau tidak perlu khawatir lagi hanya bisa bertahan hidup selama 6 tahun, asal kau tidak meninggal karena penyakit lain, aku jamin kau tidak akan mati terkena guna-guna!"

Dengan bingung Yu Sam-tong mundur dari sana, Biauw-eng berkata.

"Hal ini harus cepat dilaksanakan, karena waktumu sedikit sekali, lebih baik kau ambil emas yang tersimpan, mengenai mayat kakakmu, aku akan menyuruh orang membereskannya dan diantarkan kepada keluarganya."

Yu Sam-tong memang setuju, tapi dia diam saja.

"Mengapa kau belum pergi? Apa yang membuatmu merasa khawatir?"

Tanya Biauw-eng.

"Uang selalu membuat hati orang bergerak, tadi di depan banyak orang Hujin sudah membuka rahasiaku, aku khawatir ada orang yang akan membunuhku, maka aku harap keamananku dijamin supaya aku tidak diserang atau diculik!"

Kata Yu Sam-tong.

"Kau sangat takut mati, aku menyuruhmu pergi sekarang juga, karena semua anak buahku masih berada di sini, begitu kau mengantarkan emas yang pertama ke sini, aku akan menjamin keselamatanmu!"

Yu Sam-tong baru cepat-cepat pergi dari sana! Melihat Biauw-eng dengan cara seperti itu memperlakukan Yu Sam-tong, semua orang perusahaan perjalanan merasa aneh, Kie Tiang-lim berkata.

"Ternyata Hujin membantu mereka membalas dendam ada tujuannya, dan cara tersebut bertehnik tinggi!"

Biauw-eng tersenyum.

"Tujuan orang-orang golongan hitam adalah merampok orang kaya untuk menolong orang miskin, Yu Sam-tong adalah penjahat kaya, kukira perlakuanku tidak berlebihan!"

Goan Hiong tertawa.

"Hujin merampok uang orang lain untuk menolong kemiskinan sendiri!"

Kata-kata ini tidak dianggap oleh Biauw-eng, dia tertawa.

"Orang-orang golongan hitam semuanya adalah orang miskin, kalau seperti dua bersaudara Yu yang kaya, sampai-sampai membalas dendam pun jadi malas, otomatis tidak tertarik untuk merampok lagi, saudara-saudara Tiang-kang-cui-cai bila bisa mendapatkan uang ini mereka tidak akan mengganggu pedagang-pedagang kecil. Merampok untuk menolong kemiskinan sendiri tapi juga menolong orang lain, apakah kata-kataku ini benar, wakil ketua?"

Goan Hiong tidak bisa menjawab, Kie Tiang-lim berkata dengan cepat.

"Tujuan Hujin sudah tercapai, sepertinya tidak perlu lagi terus berseberangan dengan perusahaan perjalanan Su-hai!"

"Aku sendiri memang sudah ingin berhenti dari golongan hitam, karena tujuanku sebenarnya adalah 2 bersaudara Yu, keadaan sekarang lebih baik dari perkiraanku!"

"Sebenarnya perkiraan Hujin seperti apa?"

Tanya Goan Hiong.

"Tadinya aku ingin membantu mereka membalas dendam, setelah sukses sewaktu mereka pulang untuk mengambil emas yang mereka simpan, aku akan menyuruh orang membuntuti mereka dan mencari tahu di mana tempat penyimpanan emas mereka, kemudian kami akan mengambilnya, kebetulan mereka terkena guna-guna, dan kebetulan juga aku mempunyai obat penawar guna-guna, dia akan mengantarkan emasnya kemari, itu akan lebih mudah bagiku dan tidak merepotkan!"

Kie Pi-sia emosi.

"Demi mendapatkan emas dari orang lain, kau membantu orang jahat dan nyawa ayahku menjadi syarat penukaran!"

Biauw-eng juga marah.

"Ketua, jangan berkata demikian, perusahaan perjalanan selalu berseberangan dengan golongan hitam, apalagi dua bersaudara Yu dari dulu adalah orang golongan hitam, aku juga punya kewajiban membantu mereka membalas dendam!"

"Yang ingin membalas dendam adalah Yu Liong dan Yu Houw, mereka sudah mengumumkan melepaskan niat mereka untuk membalas dendam, otomatis urusan dianggap beres, tapi untuk masalah golongan hitam dengan perusahaan perjalanan Su-hai aku harus berunding dulu dengan masing- masing ketua-ketua golongan hitam, baru bisa ditentukan."

Dia berkata kepada putranya.

"Liang-ji, kumpulkan semua ketua masing-masing kelompok, aku akan menanyakan pendapat mereka, baru aku akan menjawab pertanyaan Nona Kie."

Semua ketua masing-masing kelompok golongan hitam berkumpul di tenda Biauw-eng untuk berunding, tidak lama kemudian Biauw-eng keluar dan mengumumkan.

"Menurut hasil rapat hari ini pertarungan kita berakhir sampai di sini, karena golongan hitam tidak ada dendam pribadi dengan kalian!"

Goan Hiong segera bertanya.

"Sekarang kalian tidak ada dendam dengan kami, tapi bagaimana kalau nanti?"

Biauw-eng tertawa.

"Perusahaan perjalanan kalian tidak setuju dikenai pajak 2%, kami juga tidak akan mengubah sikap kami, bila perusahaan perjalanan kalian melewati wilayah sini, baru akan kami tentukan, sekarang Tiang-kang- cui-cai sudah mengambil keputusan besar, kami tidak peduli dengan pendapatan kecil, bila barang yang kalian bawa nilainya di bawah 200 ribu tail kami tidak akan ikut campur, bila lebih dari 200 ribu tail lebih baik kalian berhati-hati, pertemuan kita sampai di sini, kalian boleh pergi!"

Kie Pi-sia marah.

"Ini sama sekali tidak berguna, tidak bisa! Berikan pendapat yang pasti kepada kami!"

Dengan santai Biauw-eng berkata.

"Kalau ingin mendapat kepastian, silahkan ketua dengan pedangmu membunuh kami, kelak tidak akan ada lagi masalah yang muncul!"

Kie Pi-sia mengeluarkan pedangnya.

"Baiklah, sekarang kita selesaikan di sini!"

Biauw-eng dengan santai berkata.

"Biarpun kau menyerang, aku tidak akan membalas, bukan hanya aku, hari ini semua orang golongan hitam tidak akan membalas!"

Kie Pi-sia menyerang dengan pedangnya, Biauw-eng tetap tidak membalas dan diam! "Apa maksudmu?"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tanya Kie Pi-sia marah.

"Tidak ada maksud apa pun, orang-orang golongan hitam merampas barang yang dibawa oleh perusahaan perjalanan demi menyambung hidup mereka, hari ini kalian melewati wilayah kami dengan tangan kosong, kalian bukan sasaran kami, kami tidak akan tanpa alasan melukai orang, ini adalah maksudku!"

Kie Pi-sia berteriak lagi.

"Mengapa kalian menyuruh kami datang menepati janji?"

"Hari ini yang terpenting adalah mengajak perusahaan perjalanan kalian mengobrol, tapi perusahaan perjalanan kalian tidak berniat menuruti peraturan kami, maka kita tidak perlu lagi meneruskan pembicaraan, kita lihat saja, kelak apa yang terjadi, pertemuan kita sampai di sini, aku dan semua saudara-saudara golongan hitam juga untuk pertama kalinya bertemu, masih banyak masalah yang ingin kami rundingkan, maka kami tidak bisa melayani kalian lagi. Silakan!"

Dia membalikkan tubuh dan pergi. Kie Pi-sia berniat mengejarnya, tapi Kie Tiang-lim menahannya dan berkata.

"Sudahlah Pi-sia, mari kita pergi dari sini!"

Biauw-eng menoleh dan tertawa.

"Kami semua berada di Tiang-kang di tempat itu aku mengadakan rapat, kalau ketua ingin sekali lagi membereskan masalah, kau boleh datang ke sana untuk membunuh kami semua, hal lainnya tidak perlu dibicarakan lagi, karena hari ini kami tidak akan bertarung dengan kalian!"

Dia berjalan mendekati sungai, di sana sudah ada perahu kecil yang menunggu dan menjemputnya.

Para ketua-ketua golongan hitam mengikutinya naik ke perahu, dua pelayan Biauw-eng membawa mayat Yu Ji-tong pergi dari sana.

Hanya sekejap di lapangan itu tersisa 10 orang anak buahnya yang membereskan tenda-tenda.

"Perempuan itu benar-benar lihai, kelak kalau perusahaan perjalanan melewati daerah ini harus hati-hati!"

"Mengapa tadi kau tidak membantuku mencegahnya?"

Tanya Kie Pi-sia. Goan Hiong tertawa kecut.

"Kita adalah orang perusahaan perjalanan, mereka tidak melawan, kita pun tidak boleh sembarangan membunuh orang, apa boleh buat."

Goan Jit-hong menyambung.

"Dia melakukan pekerjaan seperti kepala harimau dengan ekor ular, tapi kita juga tidak rugi, boleh dibilang cukup beruntung, apakah keponakan merasa tidak puas?"

Kie Tiang-lim tertawa kecut.

"Inilah kelihaiannya, kalau kita terus bertarung dengannya, ada Goan-heng dan Ciam Suheng yang membantu, mereka pasti akan kalah, sekarang mereka pergi begitu saja, tidak ada masalah yang dibereskan, kelak bila perusahaan perjalanan kita lewat kemari, tidak semua orang bisa ikut mengantarkan barang, saat itu kita akan repot!"

"Karena itu aku menyuruhnya membereskan masalahnya sekarang!"

Teriak Kie Pi-sia. Goan Jit-hong tertawa.

"Aku mengerti maksud Biauw-eng, tapi apa boleh buat. Melanggar peraturan adalah salah, kita tidak bisa membuatnya membereskan semua masalah hari ini, yang paling kesal adalah tadi dia diserang tapi tidak melawan!"

"Kalau aku benar-benar membunuhnya, apakah dia juga tidak akan melawan?"

Tanya Kie Pi-sia.

"Kalau benar-benar membunuhnya dia tidak akan melawan, tapi kita tidak akan bisa berdiri lagi di dunia persilatan, dia sudah melihat alasan ini!"

Kata Kie Tiang-lim. Ciam Giok-beng menarik nafas.

"Perempuan itu benar- benar lihai dan banyak akal, kukira bila dia memimpin Tiang- kang-cui-cai akan lebih berjaya dibandingkan saat dipimpin oleh suaminya, padahal kelak jalan ini yang akan sering kalian lewati!"

Kie Pi-sia dengan wajah cemberut berkata.

"Lalu kita harus bagaimana? Tidak bisa karena kita takut padanya maka kita tidak akan menerima barang titipan yang melewati 6 propinsi ini!"

Kata Ciam Giok-beng.

"Kau siap memperluas sayap Su-hai, 6 propinsi di selatan sangat luas, tidak mungkin kau melepaskan usaha ini, satu-satunya cara adalah memperkuat perusahaan perjalanan dengan ilmu silat, hati-hati, dan menggunakan kepintaran!"

"Benar, dulu Kie Toako dan golongan hitam juga tidak bersahabat, tapi bendera Su-hai tetap bisa berjalan dengan lancar, berarti semua peraturan ditetapkan manusia."

Kie Tiang-lim mengeluh.

"Sekarang sudah berbeda, angkatan-muda yang baru muncul lebih kuat dari angkatan tuanya apalagi Tiang-kang-cui-cai yang dipimpin oleh Biauw- eng benar-benar hebat, aku benar-benar mengkhawatirkan mereka yang lebih muda dalam menjalankan perusahaan perjalanan ini!"

Goan Hiong tertawa lepas.

"Perkataan Paman memang tidak salah, dunia golongan hitam sudah maju, kita yang membuka perusahaan perjalanan pun harus ikut maju, baru bisa mengejar mereka, Paman, tenanglah, aku bergabung dengan Nona Kie belum tentu akan kalah dari mereka!"

Ciam Giok-beng juga berkata.

"Benar, Enghiong muncul tidak memandang generasi, anak muda belum tentu akan kalah dari yang tua, anak muda, belajarlah, sesampainya di Kim-leng aku akan mengajarkan ilmu pedang Tay-lo-kiam-hoat kepadamu juga adik-adik seperguruanmu, siapa yang tertarik aku akan mengajarkannya, biar kalian yang lebih muda bisa membangun masa depan yang cerah!"

"Tidak boleh!"

Jawab Goan Jit-hong cepat.

"Mengapa tidak boleh? dasar ilmu silat harus dipelajari di perguruan sendiri, dengan ilmu silat menegakan keadilan, aku kira murid-murid Goan-heng tidak beralasan karena Tay-lo- kiam-hoat menjadi orang jahat, membuat anak muda maju itu adalah tanggung jawab yang lebih tua!"

Kata Ciam Giok-beng.

"Ciam Toako dan Biauw-eng sudah ada kata sepakat tidak akan mengajarkan ilmu Tay-lo-kiam-hoat kepada orang lain, bukankah dengan begitu kau akan melanggar perjanjian itu?"

Tanya Goan Jit-hong. Goan Hiong tertawa.

"Tidak masalah, Paman Ciam berjanji tidak akan mengajarkan kepada orang lain, tapi tidak dilarang untuk mengajarkannya kepada murid sendiri, kami bisa berguru kepada Paman Ciam."

Ciam Giok-beng dengan cepat berkata.

"Itu tidak bisa, sebab aku tidak bolah merebut murid orang lain, apa yang bisa kukatakan kepada Kiong-lai-pai?"

Goan Jit-hong tertawa.

"Ciam Toako tidak perlu sungkan, aku memang menerima banyak murid, tapi bukan atas nama Kiong-lai-pai, aku juga tidak membuat sebuah perkumpulan. Kita mempunyai tujuan yang sama yaitu memperkuat Su-hai, berarti kita adalah satu keluarga dan jangan sungkan kepadaku, Ciam Toako ingin memperluas Kian-kun-kiam-hoat, generasi muda bisa diterima Ciam Toako, itu nasib baik untuk mereka, aku pun merasa bangga!"

"Kian-kun, Paman Ciam terkenal karena nama ini, sekarang menerima kami menjadi murid, aku kira itu bukan berarti merebut hasil kerja ayah, apalagi ayah sudah keluar dari Kiong-lai-pai, tidak akan terjadi keributan, dan sebagian kepandaian kami diajarkan oleh Paman Pui, dan itu bukan ilmu silat Kiong-lai."

"Masalah ini harus lebih dipikirkan lagi, tapi Tay-lo-kiam- hoat tidak akan kusimpan sendiri, aku belum tentu juga mendirikan suatu perkumpulan."

"Sekarang sepertinya sudah terjadi, sebab Nona Kie secara terang-terangan sudah mengatakan kepada Biauw-eng, terpaksa Paman Ciam harus mengakuinya."

"Paman, tadi Paman tidak bicara apa-apa, tapi dengan keadaan sekarang setelah berkata seperti itu harus dilaksanakan!"

"Kau yang membuatku jadi bingung!"

Kata Ciam Giok-beng.

"Tapi Paman sendiri yang mengatakan ingin mengembangkan Tay-lo-kiam-hoat!"

Kata Kie Pi-sia.

"Tay-lo-kiam-hoat memang diciptakan oleh Sucouw, tapi aku yang menyelesaikannya, aku bisa menentukan apakah akan mendirikan perguruan dan menerima murid-murid Goan- heng sebagai muridku atau tidak, tapi aku tidak berani mengambil keputusan."

Kie Tiang-lim tertawa.

"Suheng, guru tidak mendirikan perguruan, maka bagian ini kau bisa mengambil keputusan, apalagi tadi Goan Hiantit mengatakan kalau mereka tidak ada hubungannya dengan perguruan Kiong-lai, asal Goan-heng mendukung, tidak ada lagi yang harus dipikirkan!"

"Aku akan mendukung!"

Jawab Goan Jit-hong.

"Itu cukup, perguruan pedang akan didirikan dan Goan Toako beserta adik-adik seperguruannya akan menjadi murid Supek, setelah itu kita baru secara terang-terangan belajar Tay-lo-kiam-hoat untuk menutup mulut Biauw-eng, dan perusahaan perjalanan Su-hai membutuhkan pesilat-pesilat yang menguasai ilmu pedang tinggi untuk menghadapi masalah-masalah yang akan terjadi nanti. Supek, dengan tenagamu aku baru bisa menjadi ketua Su-hai, Supek jangan menurunkan reputasiku dan membuat orang lain menghina namamu!"

Dengan terpaksa Ciam Giok-beng berkata.

"Kau benar- benar membuat paman pusing, aku sudah lama hidup dengan tenang, sekarang aku sudah tua, kau masih menarikku masuk dunia persilatan."

Kie Pi-sia tertawa.

"Supek, jangan salahkan aku, dulu Supek sendiri yang bilang, kalau berpangku tangan hati terasa malu, karena itu aku mencari pekerjaan untukmu!"

Goan Hiong tertawa.

"Mari kita pergi dari sini, kali ini kita menemui banyak masalah, tapi tetap ada hasilnya, paling sedikit dendam antara Paman Kie dan keluarga Yu telah selesai!"

Kie Tiang-lim tertawa.

"Benar, semenjak tahu Lan-tiang- siang-sat giat belajar ilmu silat, aku tahu peristiwa hari ini pasti akan terjadi, hatiku belum pernah tenang. Sekarang masalah telah selesai, berarti beban yang menindih hatiku sudah terangkat, Suheng, kita akan sibuk 2 tahun lagi, setelah generasi muda kita sudah kuat, kita akan mengalihkan usaha ini kepada mereka, saat itu aku akan menemanimu beristirahat melewati hari-hari tua kita!"

Ciam Giok-beng menghela nafas.

"Tidak semudah itu, aku yang tidak masuk dunia persilatan saja masih sulit menikmati hidup, apalagi sekarang, tentu lebih sulit lagi!"

Goan Jit-hong tertawa.

"Benar juga, kalau Ciam Toako tinggal di luar perbatasan, tidak akan sesibuk sekarang, seperti aku kalau masih berada di kota Ceng-liong bercocok tanam, mana mungkin aku akan masuk ke dalam lingkaran ini? Semua hal yang terjadi di dunia ini yang membuat pusing adalah mencari masalah itu sendiri, tapi kalau berdiam di gunung kita tidak perlu belajar ilmu silat, kalau sudah belajar harus digunakan, orang persilatan ditakdirkan tidak bisa hidup tenang! Aku juga begitu, bagaimana dengan Kie Toako, aku kira Ciam Toako juga seperti itu!"

Tiga orang tua itu tertawa terbahak-bahak, kata-kata Goan Jit-hong membuat mereka tertawa. Dengan senang Goan Hiong berkata.

"Kelak ketiga orang tua ini akan serius mendidik kita, bila ada masalah yang rumit, kami akan atasi sendiri, ketiga orang tua tidak perlu merasa khawatir!"

"Kau mulai sombong lagi, apakah kau sanggup menghadapi masalah yang timbul?"

Goan Jit-hong bertanya sambil terus tertawa. Goan Hiong membusungkan dada.

"Apapun yang terjadi, kami yang akan hadapi, ini adalah tanggung jawab kami, hanya saja kami harus hati-hati, tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi!"

"Baiklah, kalau kelak menemui masalah, kau jangan mencari bantuan!"

Kata Goan Jit-hong.

"Tidak akan, kalau tidak bisa mengatasi masalah, aku akan mencari Paman Pui, dia tidak seperti kalian bertiga yang hanya bisa diam, tidak ada masalah malah mencari sendiri, apalagi ada masalah, kalian lebih cemas dari pada kita,"

Kata Goan Hiong. Semua orang tertawa.

"Adik Pui orangnya memang tidak bisa diam, aku merasa aneh mengapa hari ini dia tidak datang menonton keramaian ini?"

Tanya Goan Jit-hong.

"Dia pasti sudah datang, mungkin dia menonton di tempat yang tersembunyi, karena melihat masalah yang terjadi tidak berat maka dia tidak keluar!"

Kata Goan Hiong sambil tertawa.

"Jangan sembarangan bicara, dimana dia bersembunyi? Mengapa kita tidak melihatnya?"
Si Pedang Tumpul Karya Tong Hong Giok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tanya Goan Jit-hong. Goan Hiong berkata.

"Dia keluar masuk dengan secara sembunyi, mana mungkin kita bisa melihatnya, dua bersaudara Yu yang bersembunyi di atas, kita juga tidak melihatnya."

"Paman Pui adalah orang yang tidak bisa diam, aku pikir dia pasti bersembunyi di dekat sini, coba kita cari,"

Kata Kie Pi-sia.

"Tidak mungkin di dekat sini, kalau ada aku pasti sudah menciumnya, beberapa hari ini dia bersama rubah berekor 9, bau badannya dari jarak 5 kilometer saja sudah tercium,"

Kata Goan Hiong. Kata-katanya baru selesai tiba-tiba TAK, sebuah batu kecil tepat mengenai belakang kepalanya, Goan Hiong mengelus- elus kepalanya dan berteriak.

"Paman Pui. Paman benar-benar tidak masuk akal, aku tidak menjelek-jelekkanmu, mengapa kau memukulku?"

Dari depan tenda berkelebat sesosok bayangan, dan sosok itu mendarat di depan mereka, dia adalah Pui Ciauw-jin, setelah berdiri tegak dia langsung marah-marah.

"Pengacau kecil, di belakangku kau berani menyindirku, untung di tanganku hanya ada batu kecil, kalau tidak aku akan memecahkan kepalamu!"

Goan Hiong mengelus-elus kepalanya dan mendekati Pui Ciauw-jin.

"Paman, keponakanmu tidak berani lagi, aku minta bibi kedua, maafkan aku!"

Pui Ciauw-jin melotot.

"Bocah, apa yang kau katakan?"

Goan Hiong tertawa.

"Keponakanmu tidak menyangka kalau Paman benar-benar mempunyai ilmu pengobatan yang tinggi dan bisa menyembuhkan bau badan bibi kedua, maka bau badan paman tidak tercium, kalau tidak saat Paman bersembunyi diatas, mengapa keponakanmu tidak mencium ada bau?"

Pui Ciauw-jin marah.

"Setan kecil, apakah kau mau dipukul lagi?"

"Keponakanmu tidak asal bicara, kalau Paman tidak bersama bibi kedua, aku akan memenggal kepalaku."

Goan Jit-hong dengan cepat mendekat.

"Adik Pui, apakah itu benar?"

"Toako, jangan dengarkan kata-katanya,"

Jawab Pui Ciauw- jin. Goan Hiong tertawa.

"Ji-siok, keponakanmu tidak akan berbohong, memang dari tubuh Paman tidak tercium ada bau badan, tapi ada bau kosmetik, karena itu aku yakin bibi kedua pasti bersamamu!"

"Tidak akan terjadi!"

Jawab Pui Ciauw-jin. Mulutnya memang bicara seperti itu tapi dia mengangkat bajunya untuk diendus, Goan Hiong tertawa terbahak-bahak.

"Ji-siok, kali ini kau mengakuinya sendiri, bibi kedua pasti masih berada di atas tenda, kalau tidak mau mengakuinya, aku akan ke atas...."

Goan Hiong pura-pura akan naik, Pui Ciauw-jin dengan cepat berkata.

"Hai setan kecil, jangan sembarangan!"

Teriakan ini membuat semua orang tahu kalau Ho Gwat-nio berada di atas tenda. Kie Tiang-lim melarang Goan Hiong ke atas, dia berkata kepada Pui Ciauw-jin.

"Pui-heng, persilahkan Ho lihiap turun kemari untuk berkumpul bersama kita!"

Goan Jit-hong juga ikut bicara.

"Adik Pui, aku masih mengira Hiong-ji bergurau, tidak disangka ternyata kalian benar-benar bersatu, ini adalah hal baik. Silakan turun!"

Wajah Pui Ciauw-jin menjadi merah dan dengan pelan berkata.

"Toako, aku hanya mengobati bau badannya yang lainnya tidak ada apa-apa, bila dia turun jangan mengoda dia!"

Goan Jit-hong tertawa.

"Tentu saja, aku bukan anak kecil juga tidak seperti Hiong-ji yang tidak bisa menjaga mulut, tapi apa yang terjadi sebenarnya?"

Dengan malu Pui Ciauw-jin menjawab.

"Aku belum bertanya kepadanya, apakah dia bersedia, lebih baik Toako yang mencari tahu sendiri kepadanya."

Goan Hiong datang sambil tertawa.

"Tidak masalah, aku jamin tidak akan ada masalah!"

Goan Jit-hong tersenyum, katanya.

"Hiongji, jangan bergurau lagi!"

Pui Ciauw-jin berteriak ke atas tenda.

"Gwat- nio, turunlah untuk bertemu dengan semua orang, salah paham yang dulu terjadi jangan ditaruh di hati, Kie Toako bukan orang yang selalu mengingat kejelekan orang lain...."

Dari atas tenda turun sesosok bayangan, dia adalah Ho Gwat-nio, dia tetap mengenakan baju putih, tapi sikapnya terlihat lebih serius, dia memberi hormat.

"Kie Tayhiap, Ciam Tayhiap, kejadian yang terjadi di penginapan dulu, aku minta maaf."

Kie Tiang-lim dengan tertawa balas memberi hormat.

"Orang muda sudah membuat Ho Lihiap marah, seharusnya kami yang minta maaf. Ho Lihiap, maafkan mereka!"

Pui Ciauw-jin berkata.

"Gwat-nio sangat menyesal dengan kejadian kemarin itu, maka pada kesempatan sekarang dia berbuat sedikit kebaikan untuk Kie Tayhiap, dengan tujuan menebus kesalahannya!"

Kie Tiang-lim terpaku, dia tidak tahu apa yang telah dilakukan He Gwat-nio kepadanya, maka dia tidak bisa menjawab. Pui Ciauw-jin dengan cepat berkata lagi.

"Gwat-nio mengetahui dari mulut kedua hweesio itu, bahwa Biauw-eng dan dua bersaudara Yu sedang merencanakan bagaimana caranya menghadapi Kie Tayhiap, dia sangat mencemaskan keselamatan Kie Tayhiap, karena cara mereka terlalu kejam, kecuali orang yang langsung berhubungan membalas dendam boleh bertarung, yang lainnya tidak boleh ikut campur. Kie Tayhiap harus melawan 4 orang, waktu itu Kie Tayhiap pasti tidak akan bisa menang."


Pendekar Naga Putih 03 Algojo Gunung Pendekar Naga Putih 54 Racun Ular Karang The Expected One Karya Kathleen Mcgowan

Cari Blog Ini