Ceritasilat Novel Online

Bayangan Maut 3

Bayangan Maut Karya Oey Yong Bagian 3


A Hee telah menegaskan orang itu.
Segera juga dia mengenali bahwa orang itu adalah Soe Bong In.
A Hee jadi mengerutkan alisnya.
"Soe Ciang-Kun, ada apa malam-malam begini kau menemuiku?" tanya A Hee sambil
mengawasi panglima perang yang bertubuh tinggi besar itu.
Soe Bong In masih mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali. Dia masih tidak berani
untuk bangun. "Siauw-jin telah melakukan kesalahan besar terhadap Tay-cie pada beberapa hari yang lalu,
dan sebelum Tay-cie mau memberikan pengampunannya, maka Siauw-jin tidak akan
tenang." Mendengar perkataan Soe Bong In, A Hee jadi tertawa kecil.
"Kau ini lucu sekali, bukankah dulu juga telah kukatakan bahwa kau telah kumaafkan"!"
kata A Hee dengan suara yang tegas.
Soe Bong In masih berlutut tidak berani bangun.
"Ya, ya, memang Tay-cie telah memberikan maafmu yang sangat berharga itu... namun
Tay-cie belum memberikan pengampunan kepada Siauw-jin!" kata Soe Bong In dengan
suara agak tergetar. A Hee tersenyum lagi mendengar perkataan Soe Bong In itu.
"Ya, ya, aku juga memberikan pengampunan bagi dirimu!" kata A Hee. Dia berkata begitu,
karena dia mau agar Soe Bong In cepat-cepat berlalu, dia tidak mau diganggu oleh orang
she Soe itu. 84 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Soe Bong In juga kegirangan mendengar A Hee telah memberikan pengampunan bagi
dirinya. Harus diketahui bahwa sejak dia mengetahui bahwa A Hee adalah Tay-cie dari mulut Liang
Ie Touw, maka dia jadi ketakutan setengah mati.
Tadinya waktu Liang Ie Touw memerintahkan dia membawa A Hee menghadap kepada
atasannya itu, dia menduga hanyalah bahwa atasannya itu menyenangi bocah itu.
Sedikitpun dia tidak menduga bahwa A Hee adalah putera raja yang sedang mereka cari.
Maka dari itu, bisa dibayangkan betapa ketakutannya orang she Soe ini. Siang malam dia
jadi tidak bisa tidur. Gelisah sekali orang she Soe tersebut.
Maka dari itu sekarang dia telah memperoleh pengampunan, sama juga dia memiliki harta
yang berjuta yen atau berjuta tail emas. Dia girang luar biasa.
Kesempatan untuk bertemu langsung dengan Tay-cie ini memang sulit sekali sejak
diumumkannya bahwa A Hee itu adalah putera mahkota yang sedang mereka cari.
Dan dengan jalan datang diam-diam, akhirnya Soe Bong In bisa juga menemui A Hee dibawah empat mata.
Berulang kali dia menyatakan rasa terima kasihnya, dan sambil memanggut-manggutkan
kepalanya berulang kali dia memuji kebesaran dari putera mahkota tersebut.
A Hee telah mengibaskan tangannya.
"Pergilah berlalu!!" perintahnya, Soe Bong In tidak berani berlaku ayal lagi, dengan cepat
dia telah berdiri. Tetapi baru saja dia mau berlalu, tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan.
Cepat-cepat Soe Bong In membentak. "Siapa?" bengis sekali suaranya, karena dia menduga
ada orang jahat yang bermaksud jelek kepada junjungannya itu.
A Hee juga melirik kepada sosok tubuh itu. "Aku !!!" terdengar sahutan dari orang itu.
Mendengar suara itu wajah soe Bong In jadi berobah, apa lagi setelah dia melihat orang
yang menyahuti itu dengan tegas. Dialah Liang Ie Touw.
Panglima tentara ini begitu sampai didepan A Hee, telah cepat-cepat berlutut, dibelakangnya
mengikuti keempat anak buahnya.
Setelah memberi hormat kepada A Hee, maka Liang Ie Touw telah memutar tubuhnya
menghadapi Soe Bong In. "Orang She Soe".mau apa kau malam-malam begini mengganggu Tay-cie?" bentak Liang
Ie Touw. Bengis suara orang she Liang itu. Wajah Soe Bong In jadi berobah pucat. "Aku".aku"."
sahutnya dengan gugup ! Dan Liang Ie Touw telah memperlihatkan wajahnya yang bengis.
"Tangkap orang itu!" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis.
Keempat orang Liang Ie Touw telah bergerak akan membekuk Soe Bong In.
Soe Bong In ingin melompat menjauhi, tetapi belum lagi dia bergerak, Liang Ie Touw telah
membentak lagi. 85 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Apakah kau ingin memberontak, heh?" bentak panglima she Liang itu.
Bentakan Liang Ie Touw itu membuat Soe Bong In jadi batal melompat.
Dengan sendirinya dia berdiam saja dibekuk oleh keempat orangnya Liang Ie Touw.
Setelah orang-orangnya itu menangkap Soe Bong In, maka Liang Ie Touw telah menekuk
lututnya memberi hormat kepada A Hee.
"Tay-cie, orang she Soe ini tentu mengandung maksud tak baik malam-malam begini telah
datang mengganggu Tay-cie, harap hamba diampuni, karena tidak bisa menjaga
ketenangan diri Tay-cie. Kekagetan ini benar-benar telah merupakan satu hukuman berat
bagi diri hamba." A Hee sedang bingung, mengapa tahu-tahu Liang Ie Touw bisa datang kesitu"
Padahal Liang Ie Touw sampai disitu karena dia dipanggil oleh salah seorang anak buahnya,
yang melihat kedatangan Soe Bong In.
Dengan tergesa-gesa Liang Ie Touw telah menuju ke taman gedung itu. Dan benar saja dia
melihat Soe Bong In. Tadi sebelum mendekati senja, maka Liang Ie Touw telah
mengeluarkan peraturan, tidak boleh ada seorang pun yang memasuki lingkungan dari
penjagaan terhadap diri Tay-cie itu, kalau memang ada salah seorang yang kepergok
memasuki daerah terlarang itu, maka dia akan menerima hukuman mati!
Dan sekarang Liang Ie Touw melihat Soe Bong In, maka dengan sendirinya dia jadi
menangkapnya. A Hee yang tidak mengerti soal dari keamanan didalam istana, maupun keamanan untuk
kepentingan dari seorang putera raja seperti dirinya, maka dia jadi heran.
Liang Ie Touw melihat junjungannya ini berdiam diri saja, dia duga putera mahkota ini
sedang bergusar. Kembali dia memanggut-manggut kepalanya sampai keningnya membentur tanah.
"Hamba memang harus mati! Hamba memang harus mati!" kata Liang Ie Touw cepat sekali.
"Hamba telah membuat Tay-cie jadi terkejut, maka hamba memang harus menerima
hukuman dari Tay-cie....!"
A Hee jadi tidak enak hati.
"Kau tidak bersalah!" kata A Hee kemudian.
"Juga Soe Ciang-kun itu tidak bersalah, dia datang kemari menemui diriku karena dia ingin
meminta pengampunan dariku pada saat dia belum mengenali aku sebagai junjungannya,
dia telah bersikap kasar dan tidak mempunyai mata...aku telah memberikan pengampunan
kepadanya, maka dari itu lepaskanlah!"
Keempat orang bawahan dari Liang Ie Touw tidak berani sembarangan melepaskan Soe
Bong In, biarpun yang memerintahkan itu adalah Tay-cie, putera mahkota, junjungan
mereka. Keempat orang ini telah memandang ke-arah Liang Ie Touw siapa telah menganggukkan
kepalanya. 86 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Soe Bong In segera juga dibebaskan.
Soe Bong In juga cepat-cepat menekuk lutut menyatakan terima kasihnya kepada putera
raja ini. Baru saja Liang Ie Touw ingin berkata lagi, mendadak A Hee telah mengibaskan tangannya.
"Kuminta kalian meninggalkan aku seorang diri !" kata A Hee dengan suara yang tegas. Dia
juga telah memutar tubuhnya membelakangi pada panglima itu. Dia berani bersikap begitu,
karena dia tahu orang-orang ini pada jeri semuanya pada dirinya. Kalau tidak, tentu A Hee
tidak berani bersikap begitu, karena setidak-tidaknya, Soe Bong In dan Liang Ie Touw
adalah orang-orang besar, para panglima yang berpangkat tidak kecil...
Semua orang-orang itu jadi tidak berani mengeluarkan suara lagi. Mereka cepat-cepat
mengundurkan diri. Tinggallah A Hee seorang diri ditaman itu....dia menikmati udara malam yang sejuk dan
indahnya pemandangan didalam taman itu....!
SEDANG A HEE berjalan perlahan-lahan melangkah dengan tindakan kaki yang perlahanlahan, segera juga dia melihat diatas sebuah jembatan yang melintang diantara kedua
tepian telaga yang terdapat didalam taman itu, tampak seorang gadis yang mempunyai
wajah cantik dan baru berusia diantara delapan belas tahun sedang berdiri ditepian
jembatan batu itu, rupanya dia sedang termenung memikirkan sesuatu.
Air telaga yang mengalir dan deras itu tampak beriak mempermainkan bayangan wajah
gadis itu dipermukaan air itu.
A Hee menghampirinya, dia mau bercakap-cakap dengan gadis itu.
Sedangkan si gadis rupanya masih belum mengetahui kedatangan A Hee. Dia masih berdiri
melamun disitu, seperti juga sedang memikirkan sesuatu. Matanya masih menatap
mengalirnya air...... Ketika sampai didekat si gadis, A Hee telah mendehem. Si gadis jadi terkejut sekali. Dia
menoleh dengan cepat. Wajahnya juga jadi berobah waktu dia melihat A Hee telah berada dekat sekali dengan
dirinya. "Si".siapa kau ?" tanyanya dengan suara tergugu.
A Hee merangkapkan kedua tangannya. Dia memberi hormat kepada gadis itu. "Aku she
Hioe dan bernama Soen Hee," kata A Hee dengan cepat.
Gadis itu mengerutkan alis matanya.
Dia melihat pakaian orang terbuat dari pakaian kerajaan atau pakaian orang-orang besar,
maka dari itu dia menduga orang tersebut tentu putera dari seorang pembesar negeri.
"Mau apa kau datang kemari" Apakah kau tidak mengetahui tempat ini adalah tempat
terlarang!" tegur si gadis lagi dengan suara tidak senang.
"Kalau memang orang-orang ayahku mengetahui kau berada disini, tentu kau akan
ditangkapnya dan dengan sendirinya ayahku akan menjatuhkan hukuman mati !!"
87 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Mendengar perkataan dari si-gadis, A Hee tersenyum.
"Aku memang sebetulnya tidak bermaksud untuk kemari, aku juga tidak mempunyai niat
untuk menginjak tempat ini!" katanya kemudian dengan suara yang sabar sekali. "Hanya
karena hawa udara sangat panas, maka aku tidak bisa tidur, dan aku bermaksud untuk
mencari hawa segar. Kalau memang sekiranya kedatanganku ini mengganggu ketenangan
nona, maafkanlah, aku juga bisa segera berlalu!!"
Dan setelah berkata begitu, A Hee telah merangkapkan kedua tangannya lagi.
Dia telah memberikan hormatnya lagi kepada si gadis dan kemudian A Hee memutar
tubuhnya, dia berlalu. Melihat ini, si gadis kembali mengerutkan alisnya.
"Tunggu dulu...!" panggilnya kemudian, waktu dia melihat A Hee memang benar-benar mau
berlalu. A Hee menahan langkah kakinya. Dia memutar tubuhnya dan memandang kearah gadis itu.
"Ada apa?" tanyanya dengan tersenyum sabar.
Si gadis rupanya telah menjadi kikuk, tetapi dengan pipi yang berobah merah seperti buah
Tho, dia telah berkata: "Aku ingin bicara sebentar denganmu, kau jangan pergi dulu!"
A Hee tidak jadi melanjutkan langkah kakinya itu. Dia telah menghampiri si gadis lagi.
"Ada yang mau kaukatakan kepadaku, nona?" tanya A Hee sambil tersenyum. "Rupanya kau
mempunyai urusan penting?"
Si gadis kembali mengerutkan kedua alisnya waktu dia mendengar perkataan dari A Hee.
"Dikata penting, ya tidak penting, dikatakan tidak penting, ya penting juga!" kata si gadis
dengan suara yang perlahan. "Tetapi aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu!"
"Katakanlah! Kalau memang aku mengetahuinya, aku akan menerangkan apa yang kau
tanyakan!" kata A Hee dengan suara yang agak nyaring, dia masih tetap tersenyum.
Si gadis tampak ragu-ragu sejenak, dia telah berdiam diri sesaat.
Melihat hal itu, A Hee jadi tersenyum. "Katakanlah !" katanya.
Si gadis telah menghela napas.
"Kau bisa berada didalam gedung ini, sebenarnya kau masih termasuk tamu dari ayahku?"
tanya si gadis kemudian. "Ayahmu?" tanya A Hee dengan suara yang heran. "Siapakah ayahmu?"
"Ayahku adalah yang memiliki gedung ini ! Titik !" kata si gadis dengan suara agak
mendongkol. "Tak perlu kau bertanya banyak-banyak ! Yang penting kau jawab sebetulnya
apa kedudukanmu bisa berada didalam gedung ini?"
Mendengar pertanyaan gadis itu, A Hee telah tertawa.
"Aku tidak mempunyai kedudukan apa-apa," menyahuti A Hee. "Aku hanya diajak oleh
beberapa orang kawanku yang menjadi sahabat dari pemilik gedung ini !!"
88 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Mendengar perkataan A Hee, gadis itu jadi mengerutkan alisnya lagi.
"Apakah kau tidak mengetahui, kalau memang ada orang yang berani begitu lancang
memasuki daerah taman ini, maka orang itu akan memperoleh hukuman dari ayahku?"
tegur si-gadis lagi. A Hee tersenyum.
"Aku belum pernah mendengarnya, itulah sebabnya mengapa aku jadi berani untuk datang
ketempat ini....!" menyahuti A Hee. "Kalau memang aku mengetahui tentang larangan itu,
tentu aku tidak berani untuk melanggarnya, aku ngeri nanti akan dijatuhkan hukuman mati
oleh pemilik gedung ini !!"
Kata-kata dari A Hee terdengar agak lucu, apa lagi dia berkata-kata dengan mimik muka
yang lucu, sehingga si-gadis jadi tersenyum.
"Memang hampir setiap orang yang melanggar larangan dari ayahku, tentu akan dihukum
mati, karena memang didalam gedung ini hanyalah ayahku saja yang berkuasa!!" kata
sigadis. "Lalu...kalau memang begitu, aku harus cepat-cepat berlalu !!" kata A Hee.
Tetapi baru saja dia berkata begitu tiba-tiba telah berkelebat dua sosok bayangan. Sosok
bayangan itu menubruk kearah A Hee dan gadis itu.
Hal ini mengejutkan A Hee, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Dengan tangan kanannya, dia telah menyampok tangan orang itu yang mau mencengkeram
jalan darah Sung-kie-hiatnya, dan membarengi dengan itu, tangan kirinya telah menghajar
iga orang tersebut, terdengar suara "duk...dukkkkk" yang keras sekali, kemudian dengan
terpentalnya tubuh orang itu!
Sedangkan gadis itu rupanya mempunyai kepandaian yang cukup tinggi. Karena waktu
sosok bayangan tersebut menerjang kearah dirinya, dia telah melompat.
Didalam saat tubuhnya sedang melompat begitu, maka si-gadis juga telah mengulurkan
tangannya menepuk punggung orang itu.
"Bukkk! Plaaakkkk !" terdengar dua kali suara yang keras. Tampak tubuh orang tersebut
telah terpental, kemudian ambruk ditanah dengan keras sekali, orang tersebut juga
mengeluarkan suara jeritan.
Tetapi kedua orang begitu rubuh, begitu keduanya telah melompat kembali untuk
menyerang kepada A Hee dan si gadis.
Sebat dan gesit sekali gerakan kedua orang tersebut yang sudah lantas melancarkan
beberapa serangan yang berangkai kepada A Hee dan si gadis.
A Hee mengeluarkan suara tertawa dingin, kemudian dengan cepat sekali, tangannya telah
bergerak akan menghajar jalan darah Po-liong-hiat lawannya, tetapi lawannya itu dapat
mengelakannya. Sedangkan si gadis juga telah bertempur dengan sosok tubuh yang satunya. Gerakan
tersebut benar-benar luar biasa sekali, cepat dan gesit sekali.
Setiap gerakannya itu mengandung tenaga pukulan yang kuat sekali, yang membawa angin
serangan yang benar-benar luar biasa dan kuat benar.
89 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
A Hee pada saat itu jadi beruntung telah menghindarkan diri dari beberapa serangan orang
itu yang datangnya secara berangkai.
Dan sedang mereka bertempur itu, beberapa orang Sie-wie, pengawal dari istana, orangorangnya Liang Ie Touw, telah keburu datang.
Mereka tadi memang mengikuti A Hee dari jauh saja, mereka tidak berani mendekati,
karena mereka takut ditegur oleh A Hee yang diduga oleh mereka adalah Tay-cie, putera
mahkota, dan bisa-bisa mereka akan dijatuhkan hukuman mati !
Maka dari itu, alangkah kagetnya mereka waktu tahu-tahu mereka melihat ada sosok
bayangan yang telah menyerang A Hee dan gadis itu.
Dengan cepat mereka telah memburunya. Dan begitu mereka sampai disitu, dengan cepat
mereka berseru dengan suara yang hampir berbareng, sambil menyerbu kepada kedua
orang yang ingin membokong A Hee tadi.
"Jangan takut Tay-cie, kami datang membantu!" teriak mereka.
A Hee juga mengenal keempat orang yang datang menolonginya ini adalah keempat
pengawal dari orang-orangnya Liang Ie Touw, yang khusus mengawal di-muka kamar
tidurnya. Maka dari itu, hati A Hee jadi gembira juga. Dia tambah semangat.
Hanya saja kedua orang yang datang secara menggelap begitu, jadi terkejut sekali. Mereka
tidak menyangka bahwa bantuan akan datang secepat itu. Mereka sampai mengeluarkan
seruan tertahan. Keempat orang Liang Ie Touw begitu sampai, sudah lantas mengepung kedua orang itu.
Dan mereka jadi bertempur. Sedangkan A Hee dan si gadis jadi berdiri dipinggiran.
(Bersambung) Mereka menyaksikan jalannya pertempuran tersebut.
Hanya saja, si-gadis sendiri heran luar biasa, keempat orang itu, yang berpakaian seperti
empat orang pengawal kerajaan bisa datang begitu cepat untuk memberikan pertolongan
kepadanya, dan lagi pula yang membingungkan si-gadis, tadi keempat orang itu menyebutnyebut Tay-cie, yang artinya putera mahkota. Maka dari itu, dengan sendirinya dia bingung
sekali. Dalam waktu yang sangat singkat sekali, keempat orang pengawal dari Liang Ie Touw itu
telah dapat membekuk kedua orang yang tadi telah menyerang A Hee dan si-gadis.


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ternyata kepandaian kedua orang itu tidak seberapa tinggi, mereka dapat mendesak A Hee
dan si-gadis, karena kedua orang ini tidak mempunyai kepandaian yang tinggi, yang setiap
serangan dari kedua orang yang menjadi lawan A Hee dan si-gadis itu dapat mengepung
dan mendesak dengan pukulan-pukulan yang berbahaya sekali.
Setelah dibekuk oleh keempat orang Liang Ie Touw, maka segera juga A Hee dan gadis itu
bisa melihat bahwa kedua orang yang tadi telah menyerang mereka, adalah dua orang
pengemis yang memakai baju compang-camping. Juga mereka menggemblok dua lembar
karung, masing-masing tergemblok dipunggung mereka.
A Hee jadi mengawasi kedua orang pengemis tersebut. Keempat orangnya Liang Ie Touw
90 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
telah menyeret kedua pengemis itu. Mereka berdua dilemparkan didepan kaki A Hee.
Lalu keempat orang-orangnya Liang Ie Touw tersebut telah menekuk kaki mereka memberi
hormat kepada A Hee. "Tay-cie......kedua orang yang telah mengejutkan Tay-cie telah dapat kami tangkap, tinggal
menantikan keputusan dari Taycie saja untuk menjatuhkan hukuman orang ini!" kata salah
seorang diantara keempat orang Sie-wie, pengawal itu.
A Hee tidak lantas menyahuti, dia mengawasi kedua pengemis itu dengan alis yang
mengkerut. Sedangkan si-gadis jadi heran melihat berulang kali keempat orang itu telah memanggil A
Hee dengan sebutan Tay-cie, putera mahkota, dengan sendirinya dia jadi terkejut sekali. Dia
mengawasi A Hee dengan seksama. Dilihatnya wajah anak muda ini memang agung dan
telah memakai baju kebesarannya yang mentereng.
Seketika itu juga darah si-gadis jadi mendesir. Apa lagi waktu salah seorang sie-wie itu telah
menoleh dan berkata dengan suara yang perlahan dan dalam keadaan tetap berlutut:
"Mengapa kau tidak berlutut, nona?"
Si-gadis jadi terkejut sekali.
"Si...siapa dia sebenarnya?" tanya si-gadis sambil memonyongkan mulutnya ke-arah A Hee.
Orang itu mengetatkan alisnya.
"Ini adalah Tay-cie"yang akan menggantikan Hong siang yang sekarang"Tay-cie akan
menggantikan kedudukan raja tua untuk duduk memerintah negeri ini !!" menerangkan
orang itu dengan suara yang perlahan sekali, dia takut nanti A Hee akan mendengarnya.
Mendengar hal itu, si-gadis jadi pucat.
Cepat-cepat dia menekuk kedua kakinya berlutut juga. Dia jadi teringat memang benar, pagi
tadi ayahnya telah kedatangan tamu agung, dan katanya tamu agung itu adalah putera
mahkota kerajaan".dan rupanya pemuda tanggung ini yang sejak tadi berdiri dihadapannya
dengan ramah sekali, adalah Putera raja dan putera mahkota! Hal ini benar-benar
mengejutkan sekali si-gadis !
Melihat si-gadis berlutut dihadapannya bersama-sama dengan beberapa orang Sie-wie yang
berlutut juga dihadapannya, cepat-cepat A Hee telah menggoyangkan tangannya.
"Bangun! Bangun!" katanya dengan cepat sekali. "Tak perlu kalian berlutut !!"
Tetapi keempat orang Sie-wie itu masih terus berlutut, begitu juga si-gadis, dia masih
berlutut. A Hee jadi semakin bingung.
"Bangun! Bangun!" kata si-anak muda dengan cepat dan agak gugup. "Jangan banyak
melakukan peradatan !"
Tetapi si-gadis malah mengangguk-anggukkan kepalanya. Dan katanya : "Tadi Siauw-jin
telah berlaku kurang ajar terhadap Tay-cie".harap Tay-cie mau berlaku murah hati
memberikan pengampunan untuk diriku!!" kata si gadis.
91 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Mendengar perkataan gadis itu, A Hee jadi semakin tidak enak hatinya.
"Aku tidak marah !" katanya cepat. "Aku tidak marah!"
"Tetapi Siauw-jin memang telah berlaku kurang ajar! Seumpamanya Tay-cie meminta
Siauw-jin untuk melakukan hukuman potong tangan sendiri, tentu akan Siauw-jin
laksanakan perintah itu!!"
Wajah A Hee jadi berubah pucat, dia jadi gusar sekali.
"Jangan! Oh"..mana bisa itu dilakukan !?" katanya gugup. "Hayo bangun! Bangun! Ini
merupakan satu perintah dan kalian harus mematuhinya."
Mendengar perkataan A Hee, keempat Sie-wie itu jadi melompat bangun. Tetapi mereka
masih membawakan sikap yang menghormat sekali.
Dan si gadis juga jadi terpaksa bangkit. Wajah si gadis agak pucat, rupanya dia takut
berbareng malu. Dia tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap A Hee.
A Hee tersenyum melihat lagak si gadis. "Kau boleh berlalu !!" perintah A Hee kepada si
gadis. "Besok baru kita bercakap-cakap ! Sekarang aku ingin berada seorang diri didalam
taman ini." Dengan tersipu-sipu si gadis telah berlalu.
Begitu juga kepada keempat orang sie-wie yang mengawalnya, A Hee telah memerintahkan
kepada mereka untuk berlalu.
Setelah semua orang berlalu, maka A Hee kemudian telah melangkah perlahan-lahan
didalam taman itu. Dia menikmati suasana malam dengan pikiran yang melayang-layang.
Kedua orang penjahat gelap yang tadi telah menyerangnya, yang berpakaian sebagai dua
orang pengemis, telah dibawa oleh keempat sie-wie itu ke tempat tahanan.
Menurut perintah A Hee, besok baru pengemis-pengemis itu akan diadilinya.
BESOK PAGINYA Dikantor Tie-kwan telah ramai. Banyak pembesar negeri setempat yang
telah berkumpul disitu. Mereka ingin melihat wajah putra raja, A Hee yang telah diduga sebagai junjungan mereka,
telah diperlakukan dengan hormat sekali.
Malah, Tie-kwan itu sendiri, yang bernama Siang Hoe Tan, telah mempersiapkan segalanya
untuk A Hee. Segala apa yang dimilikinya dikerahkan. Kekayaannya itu telah menyebabkan sang Tie-kwan
sanggup mengadakan keramaian didalam kota.
A Hee tidak banyak bertanya. Dia hanya menikmati semua acara yang dipersembahkan oleh
Tie-kwan dan orang-orangnya.
Malah untuk bermuka-muka kepada A Hee, yang diduga si Tie-kwan she Siang dan bernama
Hoe Tan itu sebagai putra raja, dia telah mengadakan pesta dua hari dua malam untuk kota
92 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
itu. Kepada rakyat kecil yang hidup melarat, maka kepada mereka itu telah diberikan uang dan
beras. Hal ini benar-benar telah menggembirakan hati para penduduk jelata.
Dengan sendirinya, mereka jadi bersyukur dengan datangnya putra mahkota di kota mereka.
Karena dengan adanya putra mahkota, tadinya Tie-kauw yang kikir itu menjadi dermawan.
Dengan adanya kejadian itu, rakyat mengelu-elukan A Hee, yang dikatakan nantinya akan
dapat memegang tampuk pemerintahan lebih baik dari ayahnya baginda.
Tetapi A Hee tidak mengambil perduli semua itu. Dia telah memperlihatkan semua orang
yang datang berkunjung diruangan muka.
Dia tidak melihat si gadis yang dijumpainya semalam. Hanya terdapat banyak sekali para
pembesar yang ingin berjumpa dengannya.
Menjelang lohor, A Hee merasa letih sekali. Dengan berbisik dia memberitahukan kepada
Liang Ie Touw bahwa dia ingin beristirahat.
Maka dari itu, sidang untuk hari itu telah dibubarkan. Dengan sendirinya banyak para
pembesar negeri yang kecewa, sebab belum dapat berjumpa dengan si anak raja.
A Hee tidak mau memperdulikan semua itu. Dia telah kembali kedalam kamarnya. Malah A
Hee telah memutuskan, setelah nanti dia menjatuhkan hukuman kepada kedua pengemis
yang pernah mengejutkan dirinya, rombongannya akan bergerak untuk melakukan
perjalanan lagi. Keputusannya itu telah disampaikan kepada Liang Ie Touw, dan kepala pengawal ini
menyetujuinya. Dengan sendirinya disiapkan segala persiapan yang diperlukan. Dan menjelang lohor, maka
A Hee telah membuka sidang lagi untuk menyidangi kedua pengemis yang telah
mengejutkan benar hatinya.
Ternyata kedua pengemis itu waktu dimajukan kedepan meja pengadilan, mereka telah
berusia diantara empat puluh tahun. Wajah kedua pengemis ini hampir mirip satu dengan
yang lainnya. Hanya cahaya mata mereka yang guram.
Namun mereka tidak memperlihatkan sikap takut dari hati mereka. Padahal kedua pengemis
ini mengetahui dan telah mendengar bahwa A Hee adalah putra mahkota.
Tetapi mereka tidak memperlihatkan diwajah mereka bahwa mereka itu merasa jeri. Dengan
berani ditatapnya mata A Hee.
A Hee juga menatap kepada kedua pengemis itu bergantian.
Sampai akhirnya A Hee menghela napas. "Siapa nama kalian masing-masing?" tegur A Hee
dengan suara yang sabar. Kedua pengemis itu mendengus.
"Tak perlu kau menanyakan nama kami !" kata salah seorang pengemis itu dengan ketus.
"Kalau memang kau mau menjatuhkan hukuman mati, hukumlah kami!"
93 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Mendengar perkataan si pengemis yang begitu ketus, A Hee tidak menjadi marah.
Dia malah tersenyum, dan dikala ada orang-orangnya yang mau menggunakan kekerasan
agar si pengemis berlutut dihadapan A Hee, malah A Hee yang telah mengangkat
tangannya. "Jangan digunakan kekerasan!" katanya dengan suara yang berwibawa sekali.
Orang-orangnya Liang Ie Touw tidak berani menentang perkataan A Hee.
Mereka tidak melanjutkan perbuatan mereka itu, karena mereka tidak berani menentang
perintah dari junjungan mereka. Biarpun biasanya memang mereka menggunakan
kekerasan kalau ada seorang persakitan yang tidak mau tunduk.
A Hee telah memandang wajah kedua pengemis itu lagi dengan sorot mata yang tajam.
"Apakah benar-benar kalian tidak mau menyebutkan nama kalian ?" tanya A Hee dengan
suara yang tetap sabar sekali, sebetulnya dia bisa saja bersikap keras kalau memang dia
mau, sebab orang-orang itu menduga bahwa dia adalah seorang Tay-cie, seorang putera
raja, dengan sendirinya, semua keputusannya harus didengar dan dipatuhinya.
Maka dari itu, sebetulnya gampang sekali dan sangat mudah bagi A Hee untuk mengorek
keterangan dari kedua pengemis ini mengapa semalam dia telah menyerbu begitu seperti
juga memusuhi A Hee. Tetapi hal itu tidak mau dilakukan oleh A Hee. Dia mau
menggunakan cara yang lembut. Agar kedua pengemis itu mengakui kesalahannya tanpa
desakan. Dengan sendirinya, semua itu lebih murni kalau dibandingkan dengan diakui kesalahannya
dengan menggunakan kekerasan dan menyebabkan si-pengemis membuka rahasianya
dengan terpaksa dan tak rela.
A Hee menghendaki lain. Kedua pengemis itu tidak menyahuti perkataan A Hee. Mereka
hanya mendelik kepada A Hee dengan mata terpentang lebar. Juga mereka tidak
mengucapkan kata-kata makian pada A Hee.
Ruangan sidang ini yang dipimpin oleh A Hee jadi sunyi dan sepi sekali.
Dengan cepat sekali, A Hee telah berkata lagi dengan suara yang nyaring, namun nada
suaranya itu sangat sabar dan halus.
"Nah"lebih baik kalian mengakui semua kesalahan kalian secara baik-baik"agar tak ada
penyiksaan yang jatuh pada diri kalian berdua !!"
Mendengar perkataan A Hee, kedua pengemis itu jadi agak heran.
Mereka saling menoleh dan saling memandang. Kemudian mereka memandang A Hee lagi.
Rupanya mereka bingung sekali.
Karena biasanya, jangankan seorang Tay-cie, yang menyidangi perkara disebabkan dirinya
dikagetkan dan mau dibunuh oleh penjahat, lalu penjahatnya didalam sidang malah
diberikan jalan lunak. Coba pada hari-hari sebelumnya, kalau memang sidang ini diketuai dan dipimpin oleh Siang
Hoe Tan, dengan sendirinya dan kedua pengemis itu yakin, bahwa mereka akan menerima
perlakuan yang tidak baik sekali!
94 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Maka dari itu, sikap A Hee yang sangat baik itu, yang mereka terima dengan mata kepala
mereka sendiri, dengan cara begitu mereka jadi diliputi keheranan.
Tak biasanya seorang pembesar negeri berlaku murah hati dan bersikap lunak terhadap
penduduk. Lebih-lebih kepada golongan pengemis.
Dengan sendirinya, kedua pengemis itu tadinya menduga bahwa mereka akan dijatuhkan
hukuman mati, sebab mereka juga telah tidak mempunyai harapan untuk hidup.
Itulah sebabnya, mengapa biarpun mereka telah mengetahui bahwa yang duduk dihadapan
mereka ini adalah seorang putera raja, toch tetap saja mereka membawakan sikap yang
ugal-ugalan dan tidak memandang sebelah mata.
Dengan sendirinya, hal ini sebetulnya membuat kedua pengemis itu jadi tidak enak hati.
Sebab biar bagaimana A Hee memperlakukan mereka baik sekali.
Dengan berpikir begitu, akhirnya kedua pengemis itu jadi menekuk kakinya. Mereka berlutut
untuk memberi penghormatan kepada A Hee.
Melihat hal ini A Hee tersenyum senang, dia merasa telah menang menundukan kedua
pengemis itu. "Bangunlah!" kata A Hee sambil mengibaskan sedikit lengan jubahnya. "Dan".aku
mempunyai sedikit pertanyaan, apakah kalian mau menjawabnya"!"
Mendengar pertanyaan si-putera raja didalam anggapan mereka itu, kedua pengemis
tersebut telah menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Ya, ya, kami akan mempertaruhkan jiwa kami untuk memberitahukan segala apa yang
kami ketahui!" menyahuti salah seorang pengemis itu.
A Hee tersenyum. "Jangan berkata begitu!" kata A Hee dengan cepat. "Harus diketahui, begitu kau membeber
semua kejahatan-kejahatan yang ada didalam dunia kejahatan di kota ini, maka jiwa kalian
akan dilindungi oleh alat-alat negara. Juga kalian akan memperoleh penghargaan".hanya
saja, beberapa orang-orangmu dan sahabatmu akan menjadi korban"!"
Mendengar perkataan A Hee, wajah kedua pengemis itu jadi berobah.
Sebentar merah dan sebentar lagi pucat pias, rupanya dia sedang ragu-ragu benar.
Melihat orang ragu-ragu, A Hee tersenyum dengan sabar sekali. Dia membawakan sikap
yang sabar dan ramah, tidak menunjukkan kemarahannya.
Tie-kwan sendiri jadi kagum melihat cara 'putera raja' yang sedang menyidangkan perkara
kedua pengemis tersebut. Cara yang digunakan oleh A Hee sangat sabar sekali, sampai kedua pengemis itu jadi
terdesak kepojok oleh pertanyaan-pertanyaan A Hee.
o o o o o OOO o o o o o A HEE menatap kedua pengemis itu, yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
"Sebetulnya, aku juga tidak mau banyak mengajukan pertanyaan kepada kalian, begitu
kalian gagal melakukan tugas kalian dan maksud jahat kalian, maka aku boleh saja
95 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
membebaskan kalian! Namun, disebabkan ini merupakan suatu kejahatan yang tidak boleh
berlarut-larut, biar bagaimana aku harus dapat mengetahui dan membongkar sampai keakar-akarnya! Kalau memang mau tunduk kepadaku dan membeber semua apa yang kalian
ketahui, maka kalian akan menerima penghargaan dari Hong-siang, tetapi kalau memang
kalian membangkang, dengan sendirinya kalian akan mengalami penderitaan..."
Setelah berkata begitu, A Hee telah memandang kedua pengemis terebut dengan tatapan
mata yang tajam sekali, sehingga kedua pengemis itu tidak berani menentang tatapan mata
A Hee, mereka telah menundukkan kepala mereka dalam-dalam.
Salah seorang diantara kedua pengemis itu rupanya telah dapat menguasai goncangan
hatinya, dia menghela napas.
Kemudian mengangkat kepalanya menatap kepada A Hee.
"Tay-cie memang mengagumkan!!" kata si-pengemis dengan wajah yang agak pucat pias.
"Memang biar bagaimana kami harus memberikan pengakuan kami, karena kalau tidak,
begitu sampai didepan dan memperoleh kebebasan dari Tay-cie, kami akan merasa tidak
enak hati!!" "Nah, kalau begitu kalian bersedia untuk menjawab setiap pertanyaanku, bukan?" tanya A
Hee dengan girang melihat perobahan pada diri pengemis itu.
Pengemis tersebut telah menggangguk.
Wajah kedua pengemis itu masih pucat sekali. Rupanya biarpun mereka telah menyanggupi
untuk bicara, toch tetap saja mereka bimbang dan dipenuhi oleh perasaan ragu-ragu.
A Hee mendehem. Sambil mendehem begitu, A Hee juga memperhatikan si-pengemis.
"Coba kalian jelaskan, apa maksud kalian sebenarnya datang ke gedung Tie-kwan ini dan
menyerangku"!" tanya A Hee kemudian.
Wajah pengemis itu jadi tambah pucat, mereka tambah bimbang.
Tetapi akhirnya salah seorang diantara mereka dapat juga menguasai hatinya. Dia
menghela napas. "Sulit untuk menjelaskan, Tay-cie!!" kata pengemis itu kemudian.
Dia masih memanggil A Hee dengan sebutan Tay-cie yang berarti putera mahkota.
A Hee mengawasi pengemis itu lagi dengan sorot mata yang tajam.
Wajahnya agung sekali, tidak memperlihatkan seulas senyumpun.
Hal ini telah membuat hati kedua pengemis tersebut jadi berdebar-debar keras. Jantung
mereka berdegup keras. Juga kedua pengemis tersebut jadi menundukan kepalanya, mereka tidak berani menentang
tatapan mata dari A Hee, mereka tertunduk dalam sekali.
"Kalau memang kalian mempunyai suatu kesulitan untuk menjawab pertanyaanku, ya
sudah! Aku juga tidak ingin mengetahui lebih lanjut !!"
Dan setelah berkata begitu, A Hee telah mengangkat tangannya.
96 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Pengawal! Bebaskan kedua orang ini !" kata A Hee dengan suara yang nyaring. "Jangan
sampai diganggu selembar rambutpun !!"


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan setelah berkata begitu, A Hee telah bangkit dari duduknya, dia bermaksud untuk
melangkah kedalam, meninggalkan ruangan sidang itu.
Semua orang terkejut. Tadinya orang-orang menduga bahwa A Hee akan menjatuhkan hukuman mati kepada
kedua pengemis itu. Tak tahunya dia malah telah membebaskan kedua pengemis tersebut.
Kedua pengemis itu juga jadi kaget sekali. Mereka tidak menyangka bahwa diri mereka akan
dibebaskan. Dengan sendirinya mereka jadi terharu. Dengan cepat sekali, kedua pengemis ini telah
menekuk kedua kakinya. "Tay-cie".ajukanlah pertanyaanmu, kami akan menjawab setiap pertanyaan Tay-cie dengan
jujur!" kata kedua pengemis itu hampir berbareng.
A Hee menunda langkah kakinya. Dia menahan langkah kakinya sambil memutar tubuhnya.
"Jawablah pertanyaanku yang tadi!" kata A Hee. "Apa maksud kalian sebenarnya
menyatroni gedung Tie kwan ini dan juga menyerangku?"
Pengemis itu tampak ragu-ragu, tetapi karena mereka memang telah berjanji akan
memberikan jawaban, dengan sendirinya mau tak mau mereka harus menjawab.
"Sebetulnya kami hanya suruhan belaka, dan kami menerima tugas yang harus kami
selesaikan," kata salah seorang pengemis itu memberikan penjelasan. "Namun, secara
samar-samar kami telah mendengar bahwa atasan kami ingin menculik Tay-cie untuk
dipersembahkan kepada orang-orang Watzu, guna dijadikan jaminan dan mendesak Hongsiang yang sekarang untuk menyerah."
Mendengar hal ini, A Hee jadi berobah wajahnya. Begitu juga yang lain.
Inilah hebat! Peristiwa ternyata mempunyai latar belakang yang luar biasa sekali.
Dengan sendirinya biarpun A Hee bukan putera raja yang sesungguhnya, toch tetap saja dia
kaget benar mendengar bahwa ada beberapa orang pemberontak yang mau bekerja sama
dengan orang-orang Watzu, orang-orang Mongolia.
A Hee cepat-cepat duduk kembali di tempatnya. Dia mengawasi kedua pengemis itu dengan
tajam sekali. Kedua pengemis itu terkejut waktu melihat pancaran mata A Hee. Hati mereka jadi berdebar
keras dan mereka cepat-cepat telah menundukkan kepalanya.
"Coba kalian ceritakan segalanya dengan jelas !" kata A Hee dengan suara yang berwibawa.
Lenyap senyum dari bibirnya, dia berbicara dengan muka bersungguh-sungguh, karena
yang akan dihadapi oleh A Hee bukanlah suatu hal yang kecil, mempunyai latar belakang
yang sangat besar sekali. "Kalau memang keterangan yang diberikan oleh kalian ini benar,
97 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
maka kalian akan menerima anugerah dari Hong-siang, kalian telah menanam pahala pada
negara dan dengan sendirinya kalian akan diberikan penghargaan oleh negara!!"
Pengemis-pengemis itu nampaknya ragu-ragu, namun akhirnya mereka menganggukkan
kepalanya. "Baiklah ! kami akan menceritakan segalanya dengan jelas!!" kata pengemis itu.
Dan sebelum menceritakan segalanya, pengemis itu meminta kepada A Hee agar yang
mendengarkan kisahnya itu terbatas, orang-orang yang tertentu saja.
Hal itu diluluskan oleh A Hee. Permintaan si pengemis diturutkannya.
A Hee telah memerintahkan orang-orang yang tidak penting untuk mengundurkan diri.
Setelah tinggal hanya orang-orang tertentu belaka, A Hee memerintahkan kepada si
pengemis untuk memulai ceritanya.
Si pengemis mengawasi sekelilingnya, rupanya dia masih ragu-ragu. Matanya memain tak
hentinya. Karena kisah yang akan diceritakannya itu mempunyai latar belakang yang benarbenar hebat.
Kalau sampai dia meleset sedikit saja di-dalam menceritakan segalanya, tentu dirinya yang
akan tercela, akan diincer oleh kawan-kawannya juga.
"Kalau nanti setelah kami menceritakan seluruhnya apa yang kami ketahui kepada Tay-cie,
apakah kami akan memperoleh perlindungan ?" tanya salah seorang pengemis diantara
kedua pengemis itu sambil mengawasi A Hee.
A Hee mengangguk. "Kami akan menjamin keselamatan kalian!" menyahuti A Hee.
Si pengemis menghela napas.
"Baiklah...kami akan menceritakan segalanya!" kata pengemis itu. "Dan di kota ini saja Taycie harus dapat membekuk diantara seratus orang lebih...karena mereka telah berkumpul di
kota ini guna menculik Tay-cie! Lagi pula kami peringatkan agar Tay-cie bersikap hati-hati,
sebab mereka semuanya itu mempunyai kepandaian yang tinggi, dan juga mereka selalu
bekerja dengan cepat, kalau Tay-cie kurang cepat mengambil tindakan-tindakan tentu akan
didahului oleh mereka!"
A Hee mengangguk. "Ya, ceritakan semuanya, nanti aku akan mengatur penangkapan-penangkapan mereka!"
kata A Hee. "Dan kalau memang soal ini soal yang besar, bersangkut paut dengan negara,
maka kalian dengan sendirinya telah berjasa besar, dan mungkin kalau nanti aku telah
pulang ke-istana, dan memberitahukan hal ini kepada Hong-siang, kalian pasti akan
dianugerahkan pangkat yang tidak kecil !!"
Mendengar ini, kedua pengemis itu memperlihatkan wajah yang senang. Dan mereka mulai
menceritakan soal yang mereka berdua ketahui.
Ternyata soal itu memang cukup hebat, mempunyai latar belakang yang bersangkut-paut
dengan urusan negara ! 000O000 98 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
PADA PERTENGAHAN tahun yang lalu, dari Mongolia telah menerobos masuk ke perbatasan
serombongan orang-orang Mongol. Mereka ini bermaksud untuk menyelidiki keadaan
didaratan Tionggoan. Puluhan orang yang menerobos masuk ke-dalam daratan Tionggoan ini adalah mata-mata
yang diutus oleh negara Watzu, mereka adalah mata-mata yang telah dididik untuk menyelidiki perkara-perkara negara. Dengan sendirinya cara bekerja mereka cukup teliti dan hebat
sekali. Selain pengetahuan mereka didalam bidang sebagai mata-mata, juga kepandaian ilmu silat
mereka rata-rata tinggi sekali. Selama beberapa bulan mereka menyelidiki keadaan
didaratan Tionggoan. Mereka ingin menuju ke Pak-khia,untuk menyelidiki soal-soal di kota itu, karena Pak-khia
adalah ibukota negara. Cara bekerja puluhan orang-orang Mongolia ini sangat hebat sekali.
Hanya didalam waktu beberapa waktu saja, hanya didalam setengah tahun lebih, mereka
telah dapat menyelidiki banyak benar mengenai keadaan didaratan Tionggoan.
Dengan sendirinya, berita-berita mengenai kelemahan-kelemahan dari daratan Tionggoan
tersebut telah dikirim kepada raja mereka.
Terus saja mata-mata ini bekerja keras menyelidiki kelemahan-kelemahan dan titik pusat
penyerangan untuk tentara Mongolia kalau memang mereka akan menyerbu masuk kedalam
daratan Tionggoan. Cara bekerjanya para mata-mata yang disebar oleh raja Watsu itu sangat hebat. Mereka
juga telah tersebar luas didaratan Tionggoan.
Ada yang khusus bekerja dibagian Utara, daratan Timur, dan kota-kota lainnya. Tetapi,
biarpun mereka terpisah-pisah toch tetap saja diantara mereka itu mempunyai kontak, yang
bekerja teratur. Untuk lebih memudahkan hubungan diantara mereka, maka para mata-mata dari Mongolia
itu telah mengajak perkumpulan pengemis, Kay-pang, untuk bekerja sama. Mereka telah
dapat menguasai dan menundukkan Pangcu dari Kay-pang, yang pada masa itu duduk
menjabat kedudukan Pangcu Kay-pang orang she Tiang dan bernama Kui Bo.
Dengan adanya perkumpulan Kay-pang yang bekerja sama dengan mereka, maka para
mata-mata Mongolia itu dapat bekerja lebih cepat dan dapat merembes lebih dalam lagi.
Rahasia-rahasia negara semakin banyak yang dikeruk oleh mata-mata itu, karena orangorang Kay-pang yang tersebar di berbagai kota telah menerima perintah dari Pangcu
mereka untuk memberikan bantuan-bantuannya kepada para mata-mata itu sepenuh tenaga
! Juga disamping pihak Kay-pang yang membantu mereka para mata-mata itu telah menarik
beberapa orang Kang-ouw didaratan Tionggoan untuk bekerja sama dengan mereka.
Mereka itu, jago-jago dari daratan Tionggoan, telah dijanjikan harta dan pangkat.
Dan, disebabkan memang banyak sekali terdapat orang-orang yang tamak, dengan
sendirinya orang yang kemaruk harta itu dapat ditarik bekerja sama oleh mata-mata dari
Mongolia. Cepat sekali para mata-mata musuh telah mengembangkan sayap. Dan orang-orang
99 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Mongolia itu bekerja terus dari hari ke hari.
Pada suatu hari mereka mendengar tentang lenyapnya putera raja dari kalangan istana.
Cepat sekali orang-orang negara di Mongolia ini telah menyebar kaki tangannya untuk
menyelidikinya. Dan mereka memperoleh berita bahwa anak raja yang lenyap itu, telah dapat dijumpai oleh
sepasukan tentara keistanaan.
Cepat-cepat orang-orang yang menjadi mata-mata dari Mongolia telah menyelidiki dimana
iringan dari putera raja itu akan singgah.
Mereka akan merebut dan menculik putra raja itu, agar mereka dapat mendesak dan
memeras Kaizar yang sedang duduk bertahta sekarang ini.
Mereka, orang-orang Mongolia itu, telah memerintahkan kepada dua orang pengemis, dua
orang kepercayaan dari Pangcu Kay-pang, yang masing-masing bernama Boen Sin Na, dan
So Sian Tie, untuk pergi menyelidiki keadaan putera raja itu. Malah kalau memang kesempatan ada dan memungkinkan, maka mereka diperintahkan untuk menangkap putra
raja itu. Tetapi dengan tidak diduga, disebabkan mereka itu membuat pahala terhadap bangsa
Mongolia itu, dengan cepat kedua pengemis itu tidak memperhitungkan lagi kekuatan dari
mereka dan mereka telah bermaksud akan menculik putera Kaizar.
Hanya saja, malangnya, malah mereka yang telah kena dibekuk oleh orang-orangnya Liang
Ie Touw. Dan, mereka akhirnya telah terpaksa membuka dan membeberkan semua apa yang mereka
ketahui. Hal itu disebabkan A Hee memperlakukan mereka begitu baik hati, sehingga mereka
menyerah dan menceritakan segalanya kepada 'putera raja' ini.
Coba kalau memang A Hee memperlakukan mereka dengan kasar, tentunya mereka akan
memilih kematian dari pada harus menyerah dan menceritakan segala apa yang diketahui
mereka, membongkar rahasia mereka sendiri.
oooOooo SETELAH MENDENGAR cerita dari kedua pengemis tersebut, semua orang-orang yang berada didalam ruangan ini jadi terkejut sekali.
Dengan cepat A Hee telah memerintahkan beberapa orang-orangnya Liang Ie Touw melakukan penjagaan yang lebih ketat, karena dia takut kalau-kalau nanti orang-orangnya dan
mata-mata Mongolia itu akan menyerbu, karena menurut keterangan si-pengemis, kekuatan
mata-mata dari Mongolia itu tidak kecil, karena mereka telah tersusun tenaganya, bersamasama perkumpulan pengemis Kay-pang.
Liang Ie Touw jadi repot mengatur penjagaan yang ketat. Begitu juga yang lain-lainnya.
Tetapi, biarpun didalam hatinya agak tegang, toch tetap saja A Hee tidak memperlihatkan
perasaan tegangnya itu pada wajahnya.
Dia malah telah memandang kedua pengemis itu dengan tenang sekali.
100 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Kedua pengemis tersebut juga telah menundukkan kepalanya tanpa berani memandang
wajah A Hee. Akhirnya, setelah segalanya diatur dengan rapi, setelah Liang Ie Touw kembali ke
tempatnya semula, maka A Hee telah bertanya: "Siapakah nama pemimpin dari mata-mata
Mongolia itu?" tanya A Hee kemudian.
Sabar sekali suara A Hee, juga sangat tenang sekali.
Pengemis-pengemis itu tampaknya ragu-ragu. Mereka saling memandang satu sama yang
lain. A Hee melihat kelakuan orang. Dia jadi tersenyum.
"Kalian tidak usah ragu-ragu !" kata A Hee cepat. "Kalian telah membuka rahasia mata-mata
Mongolia, dengan sendirinya kalian telah berjasa dan membuat pahala yang tidak kecil pada
negara ! Maka dari itu, kalau memang Hong-siang diberitahukan, tentu kalian akan
dianugerahkan pangkat yang tidak kecil. Nah, ceritakanlah seluruhnya, agar kami bisa
mengadakan penjagaan !"
Mendengar perkataan A Hee, kebimbangan kedua pengemis itu jadi semakin besar.
Tetapi mendengar A Hee menjanjikan mereka pangkat dan harta, dengan sendirinya
kebimbangan mereka itu lenyap.
Malah, mereka telah mengambil keputusan akan bekerja sama dengan pemerintah guna
membasmi mata-mata dari Mongolia.
Melihat kedua pengemis itu masih ragu-ragu, maka A Hee telah bertanya lagi: "Siapakah
nama pemimpin dari mata-mata Mongolia itu?" tanya A Hee.
Si pengemis, salah seorang diantara pengemis-pengemis itu, telah menghela napas.
"Orang itu bertubuh tinggi besar dan biasanya dipanggil Toa-ko," menerangkan sipengemis. "Kami tidak mengetahui siapa nama sebenarnya si Toa-ko itu. Hanya saja, untuk
memudahkan kita mengenali orang itu, si Toa-ko, maka kita bisa melihat ciri-cirinya. Dia
mengenakan topeng muka yang terbuat dari kain berwarna ungu. Dengan adanya tanda itu,
maka kita bisa mengetahui bahwa dia adalah si Toa-ko!!"
Mendengar keterangan si pengemis A Hee telah mengangguk-anggukkan kepalanya.
Dia melambaikan tangannya kepada Liang Ie Touw.
Cepat-cepat si Hamba she Liang ini telah mendatangi dengan sikap menghormat. A Hee
telah membisikinya: "Adakan pembersihan didalam kota bersama-sama tentara negeri yang
ada di kota ini! Juga jangan lupa, carilah manusia yang mengenakan topeng berwarna ungu,
karena dialah pemimpin dari gerakan mata-mata mongolia."
Liang Ie Touw mengiyakan. Kemudian setelah memberi penghormatan kepada A Hee,
cepat-cepat Liang Ie Touw berlalu. Dia mempersiapkan anak buahnya.
A Hee juga telah memerintahkan kepada beberapa orang-orangnya yang mengawal di
sekelilingnya untuk mengantar kedua pengemis itu ke sebuah kamar.
Alasan A Hee, dia memberikan ketika kepada kedua pengemis itu untuk beristirahat. Tetapi
sebenarnya kedua pengemis itu menjadi tawanan resmi, karena lebih dari sepuluh Sie-wie
101 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
yang telah menjaganya. A Hee sendiri telah bercakap-cakap dengan Tie-kwan Siang Hoe Tan. Mereka membicarakan
kemungkinan-kemungkinan dari merembesnya mata-mata Mongolia semakin banyak ke
daratan Tionggoan. Lagi pula, Siang Hoe Tan malah telah menganjurkan kepada A Hee, agar A Hee menulis
sepucuk surat kepada Hong-siang, Kaizar, agar Kaizar bisa memerintah menteri
peperangannya untuk mengerahkan pasukan menggempur orang-orang Mongolia.
Tetapi biarpun dihadapan Siang Hoe Tan anak muda A Hee telah menyanggupinya, toh
tetap saja dia tidak bisa melakukan hal yang dianjurkan oleh Siang Hoe Tan.
Karena kalau memang dia mengirim surat kepada Hong-siang, Kaizar, dengan sendirinya
surat dan tulisannya akan segera diketahui bahwa dirinya bukanlah Tay-cie, siputera
mahkota. Karena setiap putera mahkota akan dikenali huruf-hurufnya, dan tulisannya harus dikenali
oleh setiap menteri-menterinya. Karena kalau memang suatu kali nanti sang raja mengeluarkan firman, dengan sendirinya para menterinya itu telah dapat mengenali firman itu
palsu atau tulen. Dengan sendirinya sejak masih kecil, putera raja harus banyak-banyak
menulis. Dan setiap tulisan hasil tangannya itu akan dikirim ke menteri-menteri, agar mereka semua
mengenali tulisan tangan dari putera mahkota. Dan kalau memang nanti putera mahkota
telah dapat naik singgasana, dengan sendirinya tulisan tangannya telah dapat dikenali oleh
para menteri-menterinya. Dan A Hee sekarang dianjurkan untuk menulis surat kepada Kaizar, bukankah hal itu sama
saja dengan mencari penyakit.
Tetapi kalau memang dia tidak memberitahukan raja, maka persoalan begitu hebat, luar
biasa sekali, sehingga dengan sendirinya jadi bisa merembet terus kedalam urusan negara
yang besar! Dengan sendirinya, waktu A Hee telah berada didalam kamarnya, dia jadi pusing benar. Dia
jadi menghadapi persoalan yang benar-benar belum pernah dihadapinya.
Dan saking pusingnya, akhirnya A Hee jadi tertidur. Didalam tidurnya ini, A Hee bermimpi
bahwa dia telah diketahui bukan putera raja sesungguhnya, sehingga sri baginda telah
menjatuhkan hukuman mati kepadanya"! Menyeramkan mimpinya itu, sampai waktu A Hee
terbangun dari tidurnya dengan terkejut benar, dia jadi memandang sekeliling kamar itu
dengan hati berdebar. Keringat dingin mengalir keluar dari sekujur tubuhnya.
Dia jadi berpikir, mungkin kalau memang benar-benar Hong-tee mengetahui bahwa dia
telah berani mati memerani peranan sebagai putera mahkota, dengan sendirinya dia pasti
akan menerima hukuman mati !! A Hee jadi menggidik sendirinya. Akhirnya dia merebahkan
dirinya kembali, dengan pikiran yang menerawang dia memikirkan kemungkinankemungkinan dari tindakan-tindakannya yang harus diambil didalam waktu yang sesingkatsingkatnya"!
oooOooo LIANG IE TOUW begitu menerima perintah dari A Hee, sang Tay-cie, dengan cepat dia telah
102 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mengumpulkan orang-orangnya.
Dia telah mengeluarkan perintah rahasia untuk menyelidiki semua orang-orang didalam kota
ini. Begitu juga pasukan tentara negeri yang berada di kota ini telah dikerahkan oleh Tiekwan Siang Hoe Tan telah menjaga kota, untuk mengadakan pembersihan kota.
Dengan sendirinya penduduk jadi terkejut sekali.
Lebih-lebih Liang Ie Touw telah melakukan pemeriksaan yang teliti pada setiap rumah yang
dicurigai. Putera Liang Ie Touw, yang bernama Liang Khoe Sen, telah turut serta. Usia putera Liang Ie
Touw ini, yang bernama Liang Khoe Sen, telah mencapai dua puluh tahun.
Dia sejak berusia tujuh belas tahun telah masuk di ketentaraan, karena ayahnya memang
duduk sebagai perwira. Dengan sendirinya Liang Khoe Sen cepat sekali memperoleh kemajuan pangkat, karena dia
bekerja dibawah perintah ayahnya sendiri.
Disamping tubuhnya yang tinggi besar dan gagah, Liang Khoe Sen juga mempunyai wajah
yang cakap sekali, tampan luar biasa.
Dikala orang-orang sedang mengadakan pemeriksaan dirumah penduduk, Liang Khoe Sen
juga telah melakukan pemeriksaan dirumah-rumah penduduk yang tidak jauh dari tempat


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu. Dia berlaku keras dan bengis. Hal itu telah mengejutkan dan menakutkan bagi penduduk.
Tetapi Liang Khoe Sen tidak mau memperdulikan semua itu. Dia telah melakukan
pemeriksaan terus. Malah kalau dia melihat ada orang yang tidak disenanginya, maka dia
telah menempeleng atau juga mendorong dengan menggunakan telapak tangannya, yang
membuat tubuh orang itu jadi terpental dan ambruk ditanah!
Hal itu bisa dilakukan oleh Liang Khoe Sen karena dia mempunyai kepandaian yang tinggi
sekali. Sejak kecil dia telah dilatih ilmu silat oleh ayahnya, Liang Ie Touw dan beberapa
sahabat dari Liang Ie Touw juga ikut melatih anak ini.
Sampai menjelang dewasa, kepandaian Liang Khoe Sen hampir berimbang dengan ayahnya,
Liang Ie Touw. Hanya saja, mengingat usia, maka dengan sendirinya Liang Khoe Sen jadi kalah pengalaman
kalau dibandingkan dengan ayahnya.
Namun Liang Khoe Sen menang tenaga, sebab usianya masih muda. Itulah keunggulannya
Liang Khoe Sen. Kalau memang dia bertemu dengan seorang lawan yang mempunyai kepandaian yang
tinggi, tentu Liang Khoe Sen tidak akan segan-segan turun tangan jahat.
Dia selalu akan membunuh lawan yang sudah tidak berdaya disebabkan telah dirubuhkan
oleh anak muda she Liang. Dia tentu akan membunuh lawannya tanpa mengenal kasihan.
Dengan sendirinya, hal itu sebetulnya sering membuat orang jadi gusar, toch tidak ada
seorangpun yang berani menegur anak muda she Liang.
103 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Begitulah, Liang Khoe Sen jadi sering mengumbar hawa amarahnya. Sering juga main
bunuh dan main tempeleng kepada orang-orang yang lebih lemah kepandaiannya.
Sehingga hal itu tidak begitu disenangi oleh anak buah dari Liang Ie Touw. Anak muda
Liang Khoe Sen jadi dimusuhi oleh anak buah dari Liang Ie Touw.
Hanya saja, karena dia putera dari pemimpin mereka, orang-orang itu tidak berani berkutik
atau menegur Liang Khoe Sen.
Mereka hanya menyaksikan bagaimana Liang Khoe San berlaku semena-mena.
Kali ini juga, dikala melakukan pemeriksaan kepada penduduk, Liang Khoe Sen telah berlaku
kasar sekali. Kepada penduduk yang telah tua usianya, maka dia akan berlaku keras.
Tetapi kepada gadis-gadis yang cantik manis, tentu dia akan bersikap ceriwis. Dengan
sendirinya, banyak para gadis-gadis dan orang-orang tua jadi mendongkol dan murka
kepada Liong Khoe Sen. Karena Liong Khoe Sen bukan hanya ceriwis dimulut saja.
Tangannya juga nakal benar. Dia sering mencawil pipi gadis-gadis yang didatangi
rumahnya. Hal ini membuat gadis-gadis itu jadi bergusar benar, namun mereka bergusar untuk tidak
berdaya, karena mereka tidak berani mengumbar hawa amarah dihati mereka.
Dengan sendirinya hal ini membuat Liang Khoe Sen jadi tambah berani. Waktu dia
mendatangi sebuah rumah penduduk, dilihatnya didalam rumah penduduk itu ada tiga
orang gadis yang cantik-cantik, dan seorang yang tidak terlihat wajahnya, karena duduk
membelakanginya. Hati Liang Khoe Sen jadi girang. Dia memerintahkan beberapa orang bawahannya untuk
menunggu diluar saja. Dia melangkah masuk, diperhatikan oleh ketiga gadis yang berdiri dengan sikap yang dingin
sekali, dan juga ketiga gadis ini malah berani benar menantang pandangan mata Liang Khoe
Sen. Liang Khoe Sen mengawasi ketiga gadis itu. Dia tersenyum sambil menghampiri.
"Sam Siocia" rupanya kalian sedang menanti diriku, bukan?" kata Liang Khoe Sen dengan
suara yang manis sambil menghampiri kearah ketiga gadis itu.
Ketiga gadis itu tidak menyahuti. Mereka mengawasi dengan dingin.
Liang Khoe Sen menduga bahwa ketiga gadis itu tentunya jeri, dan saking jerinya mereka
tidak bisa berkata-kata. Maka dari itu, sambil tetap tertawa dia telah menghampiri.
Namun belum lagi dia sempat mendekati lebih jauh, telah terdengar orang membentak:
"Diam di tempatmu !!" yang membentak dirinya ternyata orang yang mengenakan topeng
yang tadi duduk membelakanginya.
OOO0OOO " LIANG KHOE SEN mendongkol sekali bahwa dirinya ditegur begitu macam oleh orang
bertopeng tersebut. Dia telah menghampirinya. Tahu-tahu tangan dari Liang Khoe Sen telah bergerak. Dia akan
104 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
menjambak pundak orang itu.
Tetapi orang tersebut telah bergerak cepat, tubuhnya bergerak mengelakkan serangan
tersebut. Dengan cepat sekali, tangan orang bertopeng itu juga telah bergerak akan
merabuh jalan darah 'Kie-tiong-hiat'nya dari Liang Khoe Sen.
Hebat rabuhan tangan dari orang tersebut. Angin serangannya kuat, menandakan kuatnya
tenaga Lwee-kang orang ini.
Tetapi Liang Khoe Sen percuma saja menjadi putera dari Liang Ie Touw kalau memang dia
tidak bisa mengelakkan serangan itu.
Dengan cepat sekali, bagaikan kijang, Liang Khoe Sen telah mengegoskan serangan orang
bertopeng itu. Tangannya bergerak, dia berhasil menjambak jalan darah Soe-ma-hiatnya
orang bertopeng itu, jalan darah yang terletak didekat dada sebelah kiri.
Dicekalnya jalan darah orang itu sampai tubuh orang bertopeng tersebut jadi lemas tak
bertenaga. Ketiga gadis manis itu jadi terkejut sekali. Mereka sampai mengeluarkan seruan
tertahan. Mereka tidak menduga bahwa Liang Khoe Sen bisa mempunyai kepandaian yang begitu
tinggi. Dengan sendirinya, mereka jadi terkejut sekali.
Apa lagi mereka melihat, tangan Liang Khoe Sen telah bergerak, telah menjambret topeng
orang itu. Topeng itu kena dijambret terbuka. Namun, begitu melihat wajah orang dibalik topeng ini,
Liang Khoe Sen mengeluarkan jeritan ngeri.
Dia sampai melompat mundur dan melepaskan cekalannya pada tubuh orang bertopeng itu.
Tubuh orang bertopeng itu telah rubuh dilantai dalam keadaan kejang kaku tak bergerak,
karena dia masih berada dalam keadaan tertotok.
Mengapa Liang Khoe Sen bisa melompat kebelakang menjauhi orang itu dengan wajah yg
pucat sekali dan mengeluarkan jeritan ngeri"
Karena wajah orang itu sangat mengerikan sekali, wajah orang dibalik topengnya itu seperti
juga bekas kena dicacah oleh senjata tajam, wajahnya tidak menyerupai wajah manusia
lagi, karena pada kulit wajahnya itu telah dicacah oleh tulisan-tulisan yang merupakan
sepucuk surat! Huruf-huruf yang bertulisan diwajah orang itu sangat halus sekali. Meliputi ribuan huruf.
Wajah Khoe Sen masih pucat. Kedua kakinya agak menggigil ngeri melihat wajah orang itu.
Sedangkan ketiga gadis tersebut telah mengeluarkan jeritan kuatir.
Mereka menguatirkan keselamatan diri orang yang rusak mukanya itu.
Karena begitu Khoe Sen melompat menjauhi, maka tampak tubuh orang itu telah rubuh tak
berkutik dilantai. Maka, ketiga gadis itu menduga bahwa orang tersebut tentunya telah kena dicelakai oleh
Khoe Sen. Mereka telah mengejar dan menghampiri.
Setelah memeriksa keadaan orang yang rusak wajahnya itu, ketiga gadis tersebut jadi bisa
105 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
menarik napas lega, karena mereka melihat bahwa orang yang rusak wajahnya tersebut
hanyalah tertotok tak bisa bergerak.
Dengan cepat ketiga gadis itu telah melompat dan mengurung Khoe Sen, yang kala itu
masih berdiri dengan penuh perasaan ngeri.
Dengan sendirinya, mereka jadi saling mengawasi.
Lebih-lebih ketiga gadis itu, yang menatap Khoe Sen dengan mata yang mendelik bengis.
Tetapi Khoe Sen jadi setengah hati.
Tadi hatinya telah merasa ngeri terlebih dahulu melihat wajah orang yang dicacah oleh
berbagai huruf pada wajahnya.
Maka dari itu, hati Khoe Sen jadi tawar untuk bertempur. Dia jadi segan untuk melakukan
perkelahian dengan ketiga gadis itu.
Waktu salah seorang gadis diantara ketiga gadis itu, yang mengenakan jubah warna hitam
dan topi bulu, melompat menerjang dirinya sambil mengeluarkan suara bentakan yg keras
sekali, maka Khoe Sen telah mengegoskannya dengan jalan melompat menjauhi.
Sambil melompat menjauhi itu, Khoe Sen telah berteriak memanggil orang-orangnya diluar
rumah itu. Dengan cepat beberapa orang Sie-wie telah melompat masuk.
"Tangkap mereka semuanya dan bawa ke tempat tahanan!" perintah Khoe Sen dengan
suara yang bengis dan dia telah melangkah keluar meninggalkan ruangan itu. Sedangkan
para gadis itu telah saling bertempur dengan para Sie-wie yang dipanggil oleh Khoe Sen
tadi. Didalam beberapa saat saja, para gadis itu telah dapat ditangkap.
Hal ini disebabkan kepandaian mereka tidak lebih tinggi dari Sie-wie - sie-wie itu dan juga
jumlah mereka memang kalah banyak.
Maka dari itu, ketiga gadis tersebut telah diringkus oleh Sie-wie - sie-wie itu. Sedangkan
Liang Khoe Sen telah melangkah keluar dari rumah itu.
Waktu dia sampai dimuka rumah itu, dia melihat ayahnya tengah mendatangi.
"Bagaimana ayah" Banyak yang ditangkap?" tanya Khoe Sen.
Liang Ie Touw mengangguk.
"Ya, banyak yang mencurigakan !! Siang Tie-kwan akan repot oleh tugas untuk mengadili
semua orang-orang ini !!" kata Liang Ie Touw.
Khoe Sen menunjuk kearah dalam rumah itu.
"Sen-jie juga tadi telah menangkap beberapa orang gadis dan seorang yang mukanya
dicacah oleh senjata tajam merupakan sepucuk surat !!" menerangkan Khoe Sen.
Liang Ie Touw mengerutkan alisnya.
"Perintahkan mereka ditangkap dan dijadikan satu dengan tawanan yang lainnya," kata
Liang Ie Touw. "Aku masih perlu menangkap beberapa orang lainnya !"
106 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Setelah berkata begitu, Liang Ie Touw telah berlalu dari tempat itu.
Sedangkan Khoe Sen telah melangkah kearah lain, dia menuju ke tempat dimana orangorang tawanan ditahan.
Diperhatikan seorang demi seorang tawanan-tawanan itu. Banyak sekali orang-orang yang
telah ditangkap oleh alat negara. Malah banyak diantara mereka itu gadis-gadis yg masih
berusia sangat muda sekali.
Khoe Sen memperhatikan tawanan-tawanan perempuan itu.
Diperhatikan wajah gadis-gadis itu, Khoe Sen sedang mencari salah seorang diantara mereka yang paling cantik dan manis.
Dan, Khoe Sen jadi bingung sekali, karena dia melihat gadis-gadis itu semuanya cantikcantik dan manis sekali.
Akhirnya Khoe Sen menunjuk pada seorang gadis yang tak jauh dari tempat itu, dia
memerintahkan kepada seorang alat negara untuk membawa gadis itu menghadap
padanya. Opsir itu telah mengambil si gadis, yg diajak menghadap pada Liang Khoe Sen.
Wajah si gadis pucat sekali, tubuhnya juga menggigil. Rupanya dia ketakutan sekali.
Waktu dia sampai dihadapan Khoe Sen, si gadis hanya menundukkan kepalanya.
Melihat kelakuan si gadis, Khoe Sen tersenyum ceriwis sekali. Diulurkan tangannya
mengangkat dagu gadis itu.
"Siapa namamu?" tanya Khoe Sen waktu si gadis mengangkat kepalanya dengan wajah
yang ketakutan sekali. Wajah gadis itu pucat pias benar.
"Aku".aku".." tergugu gadis itu berkata-kata. Nyata benar dia gugup. Khoe Sen tersenyum
lagi. Tetapi senyum Khoe Sen itu bukannya dapat menenangkan hati si-gadis, malah jadi tambah
menggugupkan si-gadis. "Siapa namamu, heh?" kata Khoe Sen lagi dengan disertai senyumnya yang sinis. Si-gadis
masih gugup. "Aku.....namaku Mie Liang.....!!" katanya dengan gugup.
"She mu?" tanya Khoe Sen lagi.
"Aku....aku...." menyahuti gadis itu tambah gugup karena dia melihat cahaya mata dari
Khoe Sen yang tidak enak dilihat.
"Siapa she-mu?" tanya Khoe Sen lagi dengan suara yang lebih keras.
"Aku ..... eeengggggg.....aku she Lie!!" menyahuti gadis itu kemudian.
"Bagus! Nah sekarang aku ingin bertanya kepadamu dan kau harus menjawabnya dengan
benar!!" kata Khoe Sen lagi setelah berselang sesaat. "Apakah kau mau ikut bersamaku?"
107 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Gadis itu jadi tambah gugup, wajahnya jadi tambah pucat.
"Oh.... aku tidak mau...." katanya gugup.
"Kau harus mau ikut bersamaku, karena kau akan mencicipi kebahagiaan!! Lihatlah! Kau
pilihlah yang mana kau mau, terkurung sebagai tawanan atau ikut bersamaku seorang anak
perwira?" Mendengar perkataan Khoe Sen, si-gadis jadi tambah ketakutan.
Dia sampai menangis sambil menutupi wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya.
Gadis ini, Lie Mie Liang, jadi menangis dengan tersenguk. Rupanya dia benar-benar gugup
dan ketakutan sekali mau diajak oleh Khoe Sen. Khoe sen tersenyum.
Dia mengulurkan tangannya memegang dagu dari si-gadis. Diangkatnya muka perempuan
itu. "Kau jawab apakah kau mau ikut bersamaku?" tanya Khoe Sen dengan suara yang sangat
keras. Si-gadis merasakan kedua lututnya jadi lemas.
Dia ketakutan benar. Tangisnya semakin menjadi. Dia berlutut didepan Khoe Sen.
"Oh Tay-jin.....janganlah membawa aku! Aku tidak bersalah"..janganlah membawaku!!"
terisak gadis itu dengan sedih.
Tawanan-tawanan lainnya menyaksikan hal ini. Mereka mengawasi dengan penuh
kegusaran. Tetapi mereka tanpa berdaya. Padahal mereka ditawan oleh alat negara juga
tanpa mereka mengetahui apa kesalahan mereka.
"Berdiri !!" bentak Khoe Sen dengan suara bengis benar.
Si-gadis berusaha untuk berdiri sambil terus menangis terisak. Tetapi apa mau dikata, kedua
kakinya dirasakan lemas benar.
Tanpa bisa dikuasai lagi, dia telah terjatuh lagi dan tetap berlutut. Khoe Sen membentak
lagi. "Kukatakan kau berdiri!!" bentaknya dengan suara yang keras.
Sigadis jadi tambah ketakutan, semangatnya seperti juga telah terbang meninggalkan
dirinya. Dengan sendirinya dia jadi tambah lemas.
Dengan menangis sesenggukan, dia telah berusaha merangkak untuk berdiri.
Khoe Sen rupanya tidak sabar. Dia menjambak baju gadis itu.
"Berdiri !!" bentaknya dengan suara yang keras sekali.
Si-gadis kena ditarik berdiri, tetapi si-gadis masih menangis dengan suara terisak.
Koe Sen tahu-tahu mengayunkan tangannya.
"Plakkkkk !" dia telah menempeleng muka gadis itu.
"Hentikan tangismu!!" bentaknya dengan suara yang bengis sekali.
108 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Gadis itu kaget dan ketakutan benar.
Begitu juga yang menyaksikan jadi kaget dan murka. Tetapi mereka tidak berdaya.
Sedangkan si-gadis Lie Mie Liang jadi kesakitan dan ketakutan benar. Dia memandang Khoe
Sen dengan air mata meleleh dipipinya tanpa berani bersuara. Dia menangis hanya dengan
air mata yang mengucur turun.
Khoe Sen tertawa dingin. "Hayo kau turut aku !!" bentak Khoe Sen. Wajah si gadis jadi tambah pucat, dia merasa
tidak berdaya sekali. oooOooo TETAPI waktu Khoe Sen mau menarik tangan gadis itu untuk berlalu, tiba-tiba terdengar
orang berkata: "Sen-jie, lepaskan gadis itu!!"
Dengan terkejut Khoe Sen menoleh, karena dia mengenali suara itu adalah suara ayahnya !
Dan memang benar. Liang Ie Touw berdiri didepannya dengan alis yang mengkerut
menatap puteranya ini. Khoe Sen biarpun bandel dan sering membawa lagak yang ugal-ugalan, toch tetap jeri
terhadap ayahnya. Maka dari itu, dia tidak berani meneruskan maksud hatinya.
Dia melepaskan cekalan tangannya pada tangan si gadis.
Liang Ie Touw sudah tidak memperdulikan puteranya itu, dia telah menoleh kepada
seseorang pengawal dan memerintahkan agar si gadis Lie Mie Liang dikembalikan kedalam
sel tahanan, kepada rombongan orang-orang tahanan lainnya.
Pengawal itu tidak berani membantah perintah dari Liang Ie Touw, dengan cepat dia telah
mengantarkan si gadis Lie Mie Liang ke tempatnya semula.
Sedangkan Khoe Sen dengan cepat telah meninggalkan tempat itu.
Menjelang sore harinya, Liang Ie Touw telah memberikan laporan kepada A Hee.
Dia menceritakan bahwa ada tiga ratus enam puluh tujuh orang tawanan yg telah
ditangkapnya. A Hee mengerutkan alisnya. Tawanan begitu banyak telah ditawan, dan dengan sendirinya
itu juga merupakan satu masalah yang harus diselesaikan.
Diantara tawanan itu tentu ada orang yang tidak bersalah dan kena ditangkap.
Dengan sendirinya A Hee menginginkan secepat mungkin Siang Tie Kwan, Siang Hoe Tan,
membuka sidang, untuk menyidangi tawanan-tawanan itu, agar semuanya cepat selesai.
Maka dari itu, kepada Liang Ie Touw, A Hee memerintahkan agar Liang Ie Touw memanggil
Siang Hoe Tan. Dengan cepat sekali Siang Hoe Tan telah datang menghadap.
A Hee segera memerintahkan kepada Siang Hoe Tan agar memeriksa tawanan-tawanan itu
pada saat itu juga, siang malam tidak berhenti.


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

109 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Siang Hoe Tan tidak berani membantah.
Dengan cepat Tie-kwan ini telah memerintahkan kepada orang-orangnya untuk mempersiapkan persidangan yg akan segera dimulainya.
Dan hanya didalam waktu yang sangat singkat sekali, ruang sidang telah disiapkan.
Satu persatu dari tawanan itu dimajukan, dan mereka ternyata tidak bersalah. Hanya ada
beberapa orang yang mencurigakan, dengan sendirinya orang-orang itu ditahan, dan yang
tidak mencurigakan, setelah mengalami pemeriksaan tidak bersalah, terus juga disaat itu
dibebaskan! Semua ini dilakukan oleh Siang Hoe Tan karena disisinya ada A Hee, yang mengikuti terus
jalannya persidangan dari tawanan-tawanan itu.
Mau tak mau Siang Hoe Tan harus memeriksa seteliti dan seadil mungkin, karena dia mau
memperlihatkan kepada A Hee, yang diduganya adalah Tay-cie, agar nanti A Hee bisa
memuji dirinya didepan Hong-siang, agar dia memperoleh penghargaan dan juga
memperoleh kenaikan pangkat.
Maka dari itu, Siang Hoe Tan telah melakukan tugasnya tanpa mengenal lelah.
Waktu menjelang tengah malam, Siang Hoe Tan telah menyidangkan seratus orang lebih.
Cepat cara kerjanya Tie-kwan she Siang ini, sebat sekali.
A Hee yang menyaksikan dengan mengikuti jalannya persidangan itu, jadi kagum juga. Mau
tak mau dia memuji didalam hatinya bahwa Tie-kwan ini memang dapat bekerja.
Dan menjelang tengah malam itulah, tawanan yang harus disidangkan, yang dimajukan
kehadapan Tie Kwan Siang Hoe Tan adalah orang yang mukanya telah dicacah oleh pedang,
yang tercacah merupakan huruf.
Melihat keadaan orang ini, A Hee dan yg lainnya jadi ngeri.
Mereka mengawasi dengan teliti. Tetapi orang itu menundukkan kepalanya sehingga mereka
tidak bisa melihat tegas.
Dikepala orang itu yang gundul plontos juga terdapat cacahan yang merupakan huruf kecil
pada kulit kepala orang tersebut.
"Siapa namamu?" bentak Siang Hoe Tan sambil menggeprak meja.
Orang itu jadi mengangkat kepalanya. Tampak jelas sekali wajah orang tersebut
menyeramkan benar. A Hee sendiri merasa ngeri melihat wajah orang tersebut.
Siang Hoe Tan sendiri untuk sesaat sampai tidak bisa berkata-kata. Tetapi akhirnya Siang
Hoe Tan dapat menguasai goncangan hatinya.
"Siapa namamu?" bentak Siang Hoe Tan lagi setelah berselang sesaat.
Orang itu, yang mempunyai wajah menyeramkan, dan dengan kedua tangan terborgol,
telah tertawa tawar. "Apa perlunya kau menanyakan namaku?" tanyanya. Dia seperti sedang bicara kepada
110 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
orang biasa saja, dia seperti tidak memperdulikan bahwa dirinya sedang berbicara dengan
seorang Tie-kwan, yang seharusnya mesti dihormatinya.
Wajah Siang Hoe Tan jadi berobah: "Apakah kau tahu dengan berkata-kata begitu kau bisa
dijatuhkan hukuman mati?" tanya Siang Hoe Tan dengan suara yang bengis. "Apakah kau
memang tidak takut mati?" Ditanya begitu, orang yang bermuka menyeramkan tersebut
telah tertawa dingin. "Mati" Apa susahnya untuk mati" Apa yg musti ditakuti?" tanya orang itu dengan suara yang
benar-benar menyeramkan, karena suara itu mengandung perasaan dendam yang
mendalam sekali. A Hee yang mendengar suara orang itu jadi menggidik.
Siang Hoe Tan disamping merasa ngeri, juga menjadi gusar. Karena dirinya sebagai seorang
Tie-kwan, seharusnya orang bermuka jelek itu menghormati dirinya.
Tetapi diperlakukan begitu kasar, Siang Hoe Tan jadi gusar benar.
"Kau bisa dihukum seratus rangketan kalau memang kau tidak mau membuka mulut!" kata
Siang Hoe Tan dengan suara yang tegas.
Orang itu telah tertawa dingin lagi.
"Hukumlah kalau memang aku harus menerima hukuman yang kau katakan itu!" katanya
dengan berani benar dan juga suaranya tawar sekali.
Siang Hoe Tan jadi kesima sesaat, tetapi akhirnya Tie-kwan she Siang ini mendengus.
"Hmm".kau terlalu kepala batu! Aku mau melihat apakah setelah menjalani hukuman
rangket seratus rangketan rotan, kau masih mau menutup mulut !!"
Dan setelah berkata begitu, dengan gusar Siang Hoe Tan menoleh kepada 'algojo' yg berdiri
disisinya. "Hukum dia !" perintahnya.
Dua orang lainnya telah mendahului algojo, yang memegang rotan itu, kedua orang ini telah
mendorong tubuh orang bermuka jelek dan aneh tersebut sampai tengkurap dan dengan
cepat 'algojo' yang memegang rotan itu telah menghajar pantat orang bermuka jelek
tersebut. Suara 'brettt"bukkk' berulang kali terdengar. Tetapi orang bermuka jelek itu tidak menjerit
kesakitan. Malah hanya tampak dia menggigit wajahnya, tampak dia menderita sekali. Wajah orang
tersebut jadi tambah jelek dan menyeramkan sekali.
Dan sampai pada gebukan yang ke 37 rangketan, tampak orang itu jatuh pingsan !
Siang Hoe Tan memerintahkan orang-orangnya untuk menyiram orang bermuka jelek itu
dengan menggunakan segayung air dingin untuk menyadarinya.
Muka orang bermuka jelek itu habis basah kuyup tersiram oleh air dua gayung yang disiram
oleh orangnya Tie-kwan She Siang tersebut.
A Hee juga mengawasi dengan hati berdebar...... Keadaan orang bermuka jelek ini sangat
111 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
aneh dan luar biasa sekali, diselubungi oleh kabut rahasia.....!
000O000--ORANG BERMUKA jelek itu jadi tersadar dari pingsannya waktu mukanya disiram oleh dua
gayung air dingin. Begitu tersadar, ia mengawasi kearah 'algojo' yang tadi telah
merangketnya. Pancaran matanya begitu mengerikan sekali, mengandung dendam yang
luar biasa. Tubuh si 'Algojo' jadi agak menggigil. Tetapi dia masih berdiri menantikan
perintah dari Siang Hoe Tan.
Siang Hoe Tan ketika melihat orang bermuka jelek tersebut telah tersadar, dia tertawa
dingin. "Nah". apakah kau masih mau menutup mulutmu rapat-rapat?" bentak Siang Hoe Tan
dengan suara yang bengis. "Masih banyak alat-alat pada kami untuk membuka mulutmu itu!
Kami masih mempunyai banyak cara agar kau mau bicara!!"
Itulah perkataan seorang Tie-kwan, yang akan mengorek pengakuan dari seorang
terhukum. Tetapi orang bermuka jelek ini tidak jeri. Dia malah tertawa dingin. Dan juga
mendelik kepada Siang Hoe Tan.
Sinar matanya begitu tajam dan bengis sekali, mengandung dendam yang luar biasa.
Siang Hoe Tan merasakan sorot mata dari orang bermuka jelek itu seperti juga masuk
kedalam ulu hatinya. Mengerikan dan membuat orang she Siang ini jadi agak menggigil. A Hee juga melihat sorot
mata orang itu. Dia jadi agak ngeri.
Tetapi sebagai seorang Tie-kwan, maka Siang Hoe Tan memang telah menghadapi banyak
peristiwa yang besar, dengan sendirinya dengan cepat sekali dia dapat menguasai hatinya,
menguasai goncangan hati.
"Kau mau bicara atau tidak, heh?" bentak Siang Hoe Tan kemudian dengan keras, sengaja
suaranya diperkeras begitu, untuk melenyapkan sisa goncangan hatinya.
Orang bermuka jelek tersebut tidak menyahuti, dia hanya tertawa dingin saja.
Dia tidak menyahuti pertanyaan dari Siang Hoe Tan itu. Sikapnya sangat berani sekali.
Siang Hoe Tan jadi kewalahan juga memeriksa orang ini. Dia tertawa tawar.
"Kau baru menerima tiga puluh tujuh rangketan, jadi masih kurang enam puluh tiga
rangketan, kalau memang kau masih tidak mau membuka mulut, hmmmmm, aku akan
memerintahkan untuk meneruskan hukumanmu itu!!" kata Siang Hoe Tan dengan
mendongkol sekali. "Teruskanlah ! Kenapa tidak diteruskan ?" kata si muka jelek dengan suara yang parau dan
tidak enak didengar. "Teruskanlah !!"
Dia mengangkat tangannya.
"Teruskan!!" perintahnya.
Orang-orangnya mengiyakan.
Mereka bersiap-siap akan menghajar pantat orang bermuka jelek ini.
112 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Sedangkan orang bermuka jelek itu juga telah bersiap-siap akan menerima hukuman yang
akan dijatuhkan kepada dirinya.
Tetapi tiba-tiba terdengar orang berkata : "Tahan"!!" kata orang itu.
Semua orang menoleh. Ternyata yang berkata mencegah diteruskan hukuman adalah A Hee.
Siang Hoe Tan juga menoleh kepada A Hee.
"Ada kesalahan apa, Tay-cie?" tanya Siang Hoe Tan, dia takut kalau-kalau dia melakukan
suatu kesalahan. A Hee menggelengkan kepalanya, kedua alisnya mengkerut.
"Ada sesuatu yang luar biasa pada diri orang ini !" kata A Hee sambil mengawasi orang
bermuka jelek tersebut. A Hee berkata-kata dengan suara berbisik.
Siang Hoe Tan mengangguk.
"Ya, Tay cie !!" menyahuti Tie-kwan ini dengan cepat. "Menurut pandangan Taycie apa yang
harus Siauw-jin lakukan"!"
A Hee masih mengerutkan kedua alisnya.
"Kau perhatikan pada wajahnya itu ! Itu bukan sembarangan luka, melainkan cacahan dari
huruf-huruf dan merupakan huruf-huruf yang bisa terbaca ! Coba perintahkan orangmu
untuk menyusun huruf-huruf itu !!"
Siang Hoe Tan mengangguk mengiyakan, dia memanggil seorang juru tulisnya.
Diperintahkan untuk menulis semua huruf-huruf cacahan yang terdapat pada wajah dan batok kepala orang yang bermuka jelek itu.
Jurutulis itu dengan cepat melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Dia mencatat
huruf-huruf yang terdapat dimuka orang itu. Dan juru tulis itu lalu menyusun huruf-huruf
yang telah ditulisnya itu, mengikuti apa yang ada pada muka dan batok kepala orang bermuka jelek tersebut.
Surat yang telah tersusun itu diberikan kepada Siang Tie Kwan.
Siang Tie Kwan mengawasi sesaat, wajahnya jadi berobah pucat. Tubuhnya jadi agak
menggigil. Kemudian dengan tangan yang agak gemetar, dia menyerahkan surat itu kepada A Hee. A
Hee melihatnya, membacanya. Dan A Hee juga berobah wajahnya menjadi pucat.
Dibacanya terus surat itu yang tersusun dari huruf-huruf dimuka dan batok kepala orang
bermuka jelek tersebut. Bunyi surat itu antara lain:
Kepada Siang Tie-kwan, Kami memang telah tahu dan telah menduga sebelumnya bahwa kalian akan mengadakan
pembersihan besar-besaran didalam kota, dan menangkap-nangkapi orang-orang yang tidak
113 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
bersalah serta rakyat yang tidak berdosa.
Maka itu, untuk mencegah terjadinya perkara penasaran, sengaja aku telah mengirimkan
seorang yang mau berkorban demi perdamaian rakyat. Dengan cara menulis surat dimuka
dan dikepala orang ini menandakan besarnya pengorbanan orang tersebut, yang mau
mengorbankan dirinya untuk kepentingan rakyat ramai.
Maka dari itu, kami peringatkan kepada kau Siang Tie-kwan, kalau memutuskan suatu
persoalan, janganlah terlampau cepat. Kalian harus menyelidikinya lebih dahulu!
Sengaja kami menulis surat ini, agar lain kali kau dapat bertindak lebih hati-hati. Mengenai
Tay-cie, putera mahkota, kami minta kalian mau menyerahkan dengan cara yang baik, agar
tidak sampai terjadi suatu pertumpahan darah.
Tetapi kalau memang kalian tidak mau menyerahkan dengan cara yang baik kepada kami,
ya tidak menjadi soal. Surat ini juga janganlah kalian menganggap sebagai surat ancaman,
karena kami memang tidak mempunyai maksud untuk mengancam kalian.
Hanya saja perlu kujelaskan, bahwa kau dan keluargamu tinggal dan menetap di kota ini,
dan kalau memang sampai terjadi sesuatu, janganlah hal itu menjadi suatu penyesalan,
Siang Tie-kwan. Kami kira sebagai seorang Tie-kwan, kau bisa mengambil suatu keputusan yang cepat.
Ambillah suatu keputusan, agar kami bisa mendengar jawabanmu!
Kalau memang kau memberikan jawaban surat kami ini, cukup disampaikan kepada orang
yang mukanya telah dicacah oleh surat kami ini.
Dan kalau memang kau tidak bermaksud untuk membalas surat kami ini, ya, tidak menjadi
soal, hanya saja, kami tentunya akan mengambil langkah dan tindakan sendiri.
Kukira Tay-cie tidak ada harganya bagi diri kalian, dan kalau memang kalian nanti takut
dijatuhkan hukuman oleh kaizar kalian, boleh saja kau menyerahkan Tay-cie secara
bersandiwara dengan kami. Kalian berikan Tay-cie sebuah kamar dibelakang gedungmu,
dan kerahkan penjagaan hanya dibagian muka gedungmu saja.
Kau kerahkan seluruh kekuatanmu, sehingga orang akan melihat bahwa kau melakukan
penjagaan yang gigih. Padahal, dibelakang kau kosongkan, sehingga kami bisa menculik
Tay-cie kalian itu, dan besoknya kau bisa mengumumkan bahwa Tay-cie terculik oleh lawan,
kau bisa melepaskan tanggung jawab ! Kalau memang sampai kau menemui kesulitan, juga
keluargamu mengalami ancaman bahaya, maka pihak kami akan mengulurkan tangan untuk
memberikan pertolongan!! Nah Siang Tie-kwan ! Ambillah suatu keputusan yang tegas, ini merupakan jalan yang akan
menuju ke masa depanmu! Antara hancur dan jaja !!
Dari kami: si Hitam. Surat yang telah disusun oleh juru tulisnya Siang Hoe Tan benar-benar hebat. Hal ini
membuat tubuh Siang Tie Kwan jadi menggigil.
Dia takut Tay-cie, A Hee, menduga bahwa dirinya telah mengenal penjahat-penjahat itu.
Tetapi A Hee hanya memperlihatkan perobahan wajahnya sesaat saja. Setelah itu tidak
tampak perobahan lagi pada wajahnya. Dia telah menyerahkan kembali surat itu kepada
Siang Tie-kwan. 114 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Kurang ajar benar orang itu !" kata A Hee dengan gusar. "Dan biar bagaimana kita harus
dapat mengompres orang bermuka jelek ini, karena dia adalah orangnya orang-orang itu!"
Siang Tie Kwan juga sangat gusar sekali. Dia mengiyakan perkataan dari A Hee.
Liang Ie Touw yang berdiri disamping A Hee, telah berbisik:
"Kita menggunakan kekerasan saja untuk membasmi orang-orang itu ! Siauw-jin akan
menotok jalan darahnya, dia akan menderita sekali dan tentunya akan membuka mulutnya
menceritakan semuanya !!"
A Hee mengangguk menyetujuinya. "Lakukanlah !" perintah A Hee.
Liang Ie Touw telah melompat ketengah ruangan, dia telah menghampiri orang bermuka
jelek itu. Orang bermuka jelek tersebut rupanya telah melihat gelagat bahwa surat yang berasal dari
huruf-huruf dimukanya tidak membawa faedah apa-apa, dia jadi berulang kali mengeluarkan
suara tertawa dinginnya. Dia sangat berani sekali. Waktu melihat Liang Ie Touw menghampiri dirinya, dia juga tidak
jeri. Malah orang bermuka jelek tersebut telah memperbesar matanya mendelik kepada Liang Ie
Touw. Melihat lagak orang, Liang Ie Touw tertawa tawar.
"Kau terlalu keras kepala, sahabat!" katanya dengan suara yang dingin. "Tay-cie mau
berlaku murah hati kepada siapa saja yang mau mengakui kesalahannya, tetapi kalau kau
membawa caramu ini, hmm, binasapun kau masih menderita!"
Dan setelah berkata begitu, Liang Ie Touw mengulurkan tangannya menotok tiga jalan
darah orang itu, yaitu jalan darah Soe-liang-hiat, Ma-tie-hiat, dan Koe pang-hiatnya.
Begitu tertotok, tampak orang tersebut jadi menderita sekali.
Hebat hasil totokan dari Liang Ie Touw.
Pertama-tama tampak orang itu memang masih bisa mempertahankan dirinya dengan
menggigit-gigit bibirnya meringis menahan perasaan sakitnya, tetapi akhirnya dia
bergulingan sambil menjerit-jerit kesakitan, seperti seekor babi yg mau disembelih !
oooOooo RUPANYA Liang Ie Touw memang sengaja telah menotok tiga jalan darah dari orang itu
secara berbareng. Dengan ditotok cara begitu, maka orang tersebut sangat menderita
sekali. Dia merasa tulang-tulangnya seperti bercopotan dan daging tubuhnya seperti juga
bercopotan digigit oleh beribu-ribu semut!
Itulah yang membuat orang bermuka jelek tersebut jadi tidak bisa mempertahankan
kekerasan hatinya. Dia jadi bergulingan sambil menjerit-jerit kesakitan tak hentinya.
Menyayatkan sekali jeritan orang itu. Dia bergulingan terus didalam ruangan ini.
115 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Orang-orang yang menyaksikan keadaan orang ini, yang mempunyai wajah sangat jelek,
dan lagi pula menjerit-jerit dengan suara yang begitu mengerikan, jadi mengkirik bangun
bulu tengkuknya. Tetapi orang tersebut hanya menjerit-jerit kesakitan. Dia tidak mau meminta ampun atau
meminta pengampunan dari A Hee, yang didalam pandangannya juga memang sebagai
Tay-cie, si-putera mahkota.
Tak pernah dia menjerit memohon ampun dan mau bicara. Dia hanya menjerit-jerit saja. Hal
ini menandakan kekerasan hati orang tersebut dan juga keuletannya.
"Kau mau menyerah atau tidak, sahabat?" tegur Liang Ie Touw dengan mendongkol.
Orang itu hanya menjerit-jerit kesakitan, dia tidak menyahuti perkataan Liang Ie Touw.
Melihat ini, Liang Ie Touw telah tertawa dingin.
"Hmm".aku masih bisa memberikan rasa yang lebih hebat lagi !" kata Liang Ie Touw
dengan suara yang tawar. "Aku akan menotok dua jalan darahmu lagi, yaitu jalan darah Maung-hiat dan Sie-to-hiatmu !! Aku mau melihat, apakah setelah kutotok jalan darahmu itu,


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau mau menyerah atau masih mau berkepala batu?"
Mendengar perkataan Liang Ie Touw, semangat orang itu jadi buyar.
Kalau memang sampai kedua jalan darahnya itu, Ma-ung-hiat dan Sie-to-hiatnya kena
ditotok oleh Liang Ie Touw, berarti dia mau mati tidak bisa dan mau hiduppun tidak bisa.
Kedua jalan darah itu merupakan jalan darah terpenting, dan kalau memang tertotok secara
berbareng, maka darah akan mengalir keluar dari setiap pori-pori kulitnya, dan mendatangkan perasaan sakit yg bukan main !
Maka dari itu, dia masih menjerit-jerit dengan kesakitan, tetapi hatinya sedang berpikir
untuk membunuh diri dengan jalan membenturkan kepalanya pada dinding agar dia tidak
tersiksa terus. Dia jadi nekad.
Dengan mengeluarkan seruan yang keras, tahu-tahu tubuhnya telah mencelat akan menubruk dinding, akan membenturkan kepalanya pada dinding. Dengan membenturkan
kepalanya pada dinding, dia mau menghabiskan penderitaannya itu.
Tetapi Liang Ie Touw mana mau membiarkannya begitu saja. Dengan cepat sekali, Liang Ie
Touw telah melompat dan menjambret punggung orang itu. Membanting di lantai lagi.
Orang itu jadi tambah menderita kesakitan, dia bergulingan lagi dengan mengeluarkan
suara lolongan seperti anjing yang mau dipotong.
Liang Ie Touw telah tertawa dingin lagi.
"Aku mau melihat sampai dimana kau bisa bertahan diri ?" kata Liang Ie Touw dengan suara
yang dingin. Orang itu masih menjerit terus. A Hee, Siang Hoe Tan dan lain-lainnya yang melihat hal itu
jadi ngeri. Wajah orang bermuka jelek itu sudah seperti bukan manusia lagi. Liang Ie Touw telah
tertawa tawar lagi. "Kalau memang kau ditotok dua jalan darahmu itu, dua jalan darahmu yang lain, Ma-ung116 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
hiat dan Sie-to-hiatmu, tentu kau akan lebih menderita lagi!!"
Mendengar ancaman dari Liang Ie Touw, orang itu yang rupanya sudah tidak bisa
mempertahankan diri terus dari penderitaan yang dideritanya, dengan keras dia menjerit
sekuat tenaganya sambil memukuli dadanya.
A Hee yang melihat hal tersebut jadi tambah ngeri.
Siang Hoe Tan yang biasanya menghadapi peristiwa yang mengerikan, dan mengadili
berbagai perkara jiwa, juga jadi menggidik ngeri.
Biar bagaimana, keadaan orang bermuka jelek itu yang sedang dalam keadaan tersiksa
begitu, dengan sendirinya menyeramkan dan menimbulkan perasaan iba juga.
Liang Ie Touw telah menghampiri orang itu dengan langkah yang perlahan-lahan. Sebagai
seorang perwira, dengan sendirinya jiwa Liang Ie Touw kuat sekali. Dia bisa menyaksikan
kematian orang dengan mata yang tidak berkedip.
Maka dari itu, penderitaan yang sedang diderita oleh orang bermuka jelek tidak begitu
menggugah hatinya. Dia malah mendongkol karena orang ternyata sangat kuat dan bandel
sekali. Dan Liang Ie Touw memang mau membuktikan dia mau menotok kedua jalan darah lainnya
dari orang tersebut. Waktu dia melangkah sampai didekat orang itu, dia mengawasi dulu sesaat. Sampai
akhirnya Liang Ie Touw menghela napas.
"Apakah kau masih tetap mau membandel tidak mau membuka mulut?" bentak Liang Ie
Touw dengan suara yang menyeramkan.
Orang itu tidak menyahuti. Dia hanya melolong dengan suara yang mengerikan, dia sangat
menderita kesakitan benar. Dengan mata mendelik menahan perasaan sakit, orang itu
mendelik kepada Liang Ie Touw penuh dendam. Pantulan cahaya matanya itu mengandung
hawa pembunuhan. Liang Ie Touw jadi tambah gusar. Dia mendongkol benar orang tidak mau menyerah pada
penderitaannya itu. Dengan cepat dia telah mengulurkan tangannya akan menotok jalan
darah dari orang bermuka jelek tersebut.
Tetapi belum lagi Liang Ie Touw berhasil menotok jalan darah orang itu, tiba-tiba melesat
sebatang Piauw. Samberan Piauw, senjata gelap itu, sangat cepat benar.
Liang Ie Touw sebagai seorang jago kawakan yang mempunyai kepandaian yang tinggi dan
pendengaran yang tajam sekali, dengan cepat telah mengegoskannya.
Berbareng dengan Liang Ie Touw berhasil mengegoskan serangan Piauw itu, maka
terdengar jeritan yang nyaring menyayatkan hati dari orang bermuka jelek itu.
Hati Liang Ie Touw jadi mencelos. Semangatnya dirasakan telah terbang. Cepat-cepat dia
memandang kearah orang itu, dan dugaannya memang benar.
Piauw itu telah menancap tepat pada tubuh orang itu. Malah yang hebat, Piauw itu
mengandung racun yang keras sekali, sebab orang itu terbinasa dengan wajah yang
berobah hijau. Didetik itu juga orang tersebut terbinasa !
117 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Ada orang jahat! Cepat kepung dan jaga keselamatan Tay-cie!" teriak Liang Ie Touw
dengan suara yang nyaring sekali.
Dia sendiri telah melompat kesamping A Hee, untuk memberikan pertolongan jika A Hee
membutuhkannya, menjaga keselamatan A Hee.
Sedangkan beberapa orang jago-jago silat telah melompat keluar untuk mengejar pembunuh gelap itu.
Begitu juga Soe Bong In, yang telah melompat keluar untuk mengejar penimpuk Piauw itu.
Tetapi begitu mereka berada diluar, tidak ada seorang manusiapun.
Hanya angin malam yang bertiup dingin. Hal ini menandakan betapa tingginya kepandaian
dari orang itu. Karena biar bagaimana cepatnya orang itu berlari, kalau memang tidak luar biasa sekali,
tentunya dia tidak akan bisa meloloskan diri dari kejaran Soe Bong In dan jago-jago silat
lainnya yang bekerja sebagai Sie-wie dibawah pengawasan dari Liang Ie Touw.
Dengan adanya peristiwa ini, maka dapat dibayangkan bahwa pihak musuh terdiri dari
orang-orang liehay. Dan kebinasaan dari orang bermuka buruk itu juga untuk menutup
rahasia terpendam itu. Tadinya mungkin orang yang melemparkan Piauw tersebut telah lama bersembunyi disekitar
tempat itu, tetapi karena ia menduga bahwa orang bermuka buruk itu masih bisa bertahan
dari siksaan-siksaan ringan yang dijatuhkan oleh Siang Hoe Tan, maka dia tidak mengambil
keputusan untuk membunuhnya, tetapi setelah melihat Liang Ie Touw yang maju dan juga
memang orang she Liang ini akan berhasil membongkar rahasia yang terpendam didalam
diri orang bermuka jelek itu dengan totokan-totokannya, maka orang itu telah mengambil
keputusan untuk membunuh saja orang bermuka jelek tersebut untuk menutup mulutnya!
Dengan cara begitu, dengan cara membunuh orang tersebut, maka rahasia yang diketahui
oleh orang yang bermuka buruk itu jadi terpendam terus.
Dan hal ini benar-benar mengecewakan hati A Hee, karena dia tidak berhasil mengorek rahasia yang terkandung pada diri orang bermuka jelek itu.
Sedangkan Liang Ie Touw telah memasang mata pada sekelilingnya, takut kalau-kalau ada
orang yang mau membokong A Hee.
Tetapi sekeliling ruangan itu dilihatnya hanya ada orang-orangnya yang telah berjaga-jaga
penuh kewaspadaan. Dan keadaan disekitar tempat tersebut sangat sepi sekali. Waktu itu Soe Bong In telah
melompat masuk. Dia memberikan laporan.
--oooOooo---LIANG IE TOUW gusar benar mendengar bahwa orang yang melepaskan Piauw beracun itu
dapat meloloskan diri. Tetapi disamping gusar, juga perasaan berkuatir pun ada pada diri orang she Liang ini.
Karena dengan lolosnya orang itu dari kepungan orang-orangnya, berarti orang-orang yang
berdiri dibelakang si-orang bermuka jelek itu rata-rata mempunyai kepandaian yang tinggi
sekali. 118 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Sedang semuanya itu diliputi oleh keheningan, ketegangan, tiba-tiba Liang Khoe Sen telah
menghampiri Liang Ie Touw, ayahnya.
"Thia"mengapa kita tidak memeriksa ketiga gadis yang menjadi kawannya orang bermuka
jelek ini"!" tanya Khoe Sen dengan suara yang bimbang. "Bukankah kita menangkap orang
ini bersama-sama dengan ketiga gadis yang menjadi kawannya itu! Tentunya salah seorang
dari mereka mengetahui rahasia kawan-kawan mereka ini! Sedikitnya kita akan memperoleh
keterangan yang bisa dipakai untuk menjadi pegangan kita!"
Liang Ie Touw juga seperti baru teringat.
Dia mengeluarkan seruan: "Benar! Benar!" katanya sambil melompat.
Tetapi dia tiba-tiba merandek, dia menahan tindakan kakinya.
Tidak meneruskan langkah kakinya. Dia dengan cepat telah melompat kembali ke sisi A Hee.
"Biarlah aku menjaga keselamatan Tay-cie, dan kau saja yang pergi Sen-jie mengambil
salah seorang diantara ketiga gadis itu," perintah Liang Ie Touw.
Liang Khoe Sen mengiyakan. Dengan cepat dia telah berlalu.
Selama Khoe Sen pergi, semua orang berdiam diri, sehingga ruangan itu jadi hening dan
sepi sunyi sekali. Tak ada yang bersuara.
Hanya Liang Ie Touw yang repot mengatur penjagaan yang ketat disekitar ruangan itu. Dia
telah mengerahkan orang-orangnya untuk berjaga dengan penuh kewaspadaan.
Lagi pula Liang Ie Touw telah mengatur penjagaan menurut tiga lapis benteng dari anak
buahnya. Maka dari itu, Liang Ie Touw jadi tak perlu menguatirkan diri A Hee kena dibokong
orang lagi. Sebab setiap orang yang mau menerobos masuk, tentu harus menghadapi
dinding Sie-wie yang pertama, kemudian kalau memang orang itu berhasil menerobos
barisan Sie-wie yang pertama, orang itu harus menghadapi barisan yang kedua. Dan
sebelum berhasil orang itu menerobos garis pertahanan yang kedua itu, maka Liang Ie
Touw akan berhasil menyelamatkan diri A Hee.
Itulah pengaturan dari Liang Ie Touw yang sangat rapih dan ketat benar.
Tak lama kemudian tampak Khoe Sen telah mendatangi mengiringi seorang gadis yang
terborgol tangannya. Wajah gadis itu pucat sekali.
Dia melangkah maju dengan kepala tertunduk tidak berani mengangkat kepalanya itu.
Dan waktu telah berada ditengah ruangan, Liang Khoe Sen membungkukkan tubuhnya
memberi hormat kepada A Hee, kemudian dia telah menuju ke pinggir, menuju ke
tempatnya semula untuk bantu berjaga-jaga.
Si-gadis ditinggal ditengah ruangan.
Dan waktu gadis itu melihat tubuh orang bermuka jelek itulah menggeletak tak bernyawa,
wajahnya jadi berobah tambah pucat.
Dia juga mengeluarkan seruan tertahan, tangannya menggigil.
Melihat keadaan itu, A Hee agak kasihan.
Tetapi soal ini, soal yang dihadapinya adalah soal negara, tersangkut rubuh atau tidaknya
119 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
negaranya, maka mau tak mau A Hee harus dapat mengeraskan hatinya.
Tampak dari kelopak mata gadis ini telah menitik butir-butir air mata. Dia menatap kepada
orang-orang yang ada di-sekeliling ruangan tersebut dengan pancaran mata yang menyala
dan mengandung dendam yang sangat.
Liang Ie Touw telah melompat turun ke-tengah ruangan dengan tubuh yg ringan sekali.
Wajah perwira she Liang ini bengis sekali, dia memandang si gadis dengan mata yg bengis,
karena dia mau memukul mental dan menundukkan dulu jiwa gadis ini, dia mau menggertak
dengan menggunakan kekerasan, sebab biasanya seorang gadis akan kalah oleh bayangbayang ketakutan!
Si gadis juga melihat Liang Ie Touw menghampiri dirinya. Si gadis ini mendelik lebar sekali,
dia melotot mengawasi Liang Ie Touw. Sedangkan matanya itu masih menitikkan butir-butir
air mata. Rupanya kematian si orang bermuka jelek, yang mukanya penuh oleh huruf-huruf yang
tercacah itu, telah menyedihkan dan mendukakan hati si gadis.
Dengan sendirinya, gadis tersebut bergusar kepada semua orang yang ada didalam ruangan
ini, karena didalam anggapannya orang-orang itulah yg telah membunuh manusia bermuka
jelek yang menjadi kawannya.
Liang Ie Touw telah mendengus dengan suara yang menyeramkan.
"Siapa namamu, heh?" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis. "Jangan kau main
gila, karena aku orang she Liang tidak akan segan-segan membunuhmu !"
Sengaja Liang Ie Touw telah mengancam begitu, karena dia takut nanti si gadis juga
memperlihatkan sikap kepala batunya seperti kawannya yang mukanya telah dipenuhi oleh
cacahan huruf. Si gadis tidak menyahuti, dia hanya mengawasi dengan pandangan mata yang penuh
dendam. Liang Ie Touw tidak mau memperlakukan halus kepada gadis ini, karena tahu-tahu dia telah
melompat mengayunkan tangannya.
"Plaakkk, plokkk, plaakk !" berulang kali terdengar suara gaplokan. Ternyata pipi si-gadis
telah kena ditempeleng oleh Liang Ie Touw.
Hebat tamparan dari Liang Ie Touw, wajah si-gadis jadi berobah merah meninggalkan tapak
jari-jari tangannya dipipi si-gadis.
Si-gadis juga kaget sekali melihat perwira tua tersebut begitu kasar. Dia jadi menderita
kesakitan dan kaget, dia memegangi pipinya yang kena ditempeleng oleh Liang Ie Touw
sambil mengawasi orang she Liang itu dengan sorot mata penuh dendam.
Liang Ie Touw telah tertawa dingin lagi. Dia malah telah mencabut pedangnya.
Semua orang yang melihat hal ini jadi berdebar keras hati mereka, karena mereka
semuanya tidak mengetahui apa yang mau dilakukan oleh Liang Ie Touw. Dengan
sendirinya mereka hanya mengawasi dengan mata yang terpentang lebar.
Begitu juga A Hee hanya mengawasi saja.
120 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Sedangkan Liang Ie Touw telah melintangkan pedangnya.
"Kalau memang kau tidak mau membuka mulutmu menjawab setiap pertanyaanku, maka
jangan kau persalahkan diriku mukamu akan kurusak oleh ujung pedangku ini agar
kecantikanmu itu lenyap!!" dan setelah berkata begitu, Liang Ie Touw mengacung-acungkan
pedangnya. Si-gadis jadi ketakutan dan bergusar benar melihat sikap Liang Ie Touw.
Sedangkan Liang Ie Touw telah memperlihatkan wajahnya yang bengis benar.
"Siapa namamu?" bentaknya kemudian dengan suara yang keras sekali.
Si gadis hanya mengerutkan alisnya, biarpun dia ketakutan, toh tetap dia tidak mau
membuka mulut, dia sangat keras kepala.
Liang Ie Touw jadi gusar benar, dia mendongkol, karena tadi orang bermuka jelek seperti
tidak mengacuhkan setiap pertanyaannya dan sekarang gadis ini juga tidak menyahuti
pertanyaannya. Saking gusar dan murkanya, dia telah mengayunkan pedangnya akan menggores muka
gadis itu, yang berkulit halus dan mempunyai wajah sangat cantik !
Pedang Liang Ie Touw telah berkelebat cepat sekali, ujung pedangnya telah mengincer kulit
wajah dari si gadis, akan menggores, membuat tanda cacad pada muka gadis yg cantik
manis menawan ! Semua orang mengeluarkan seruan tertahan. Mereka tidak menduga bahwa Liang Ie Touw
akan membuktikan ancamannya itu. Pedang Liang Ie Touw masih meluncur terus akan
menggores muka si gadis".
0000O0000 SI GADIS juga terkejut sekali. Wajar sebagai seorang gadis maka gadis itu juga menyayangi
wajahnya. Dia sampai menjerit kaget dan ketakutan sekali dan berusaha untuk mengelakkan goresan
pedang itu pada wajahnya.
Tetapi Liang Ie Touw sangat kosen sekali. Dia bisa bergerak cepat. Dengan sendirinya, dia
bisa bergerak dengan gerakan yang benar-benar gesit.
Ujung pedangnya seperti juga membayangi kulit muka si gadis. Dengan cara begitu, si gadis
jadi ketakutan setengah mati. Dia berulang kali mengeluarkan seruan tertahan.
"Kau mau bicara atau tidak?" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis.
"Kalau memang kau mau terus menutup mulut, maka jangan mempersalahkan diriku, aku
akan menggores mukamu!"
Si gadis jadi tambah ketakutan sekali. Dia mengerahkan tenaganya untuk melompat
menjauhi diri dari Liang Ie Touw.
Tetapi kedua kakinya sangat lemas. Lututnya seperti tidak bertenaga. Dia jadi duduk
menumprah ditanah. Dan gadis ini menangis.
Liang Ie Touw tertawa dingin.
121 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Pedangnya masih terus teracung dengan ujungnya mengancam akan mengores kulit muka
gadis itu. "Kau mau bicara atau tidak?" bentak Liang Ie Touw sambil menempelkan ujung pedang itu
pada kulit si gadis. Gadis itu menangis tersengguk.
"Aku bicara ! Aku bicara !!" katanya dengan suara terisak.
Mendengar itu, Liang Ie Touw telah mendengus dengan suara yang dingin.
Pedangnya juga telah ditarik pulang, dia tidak jadi menggores muka si gadis.
"Hmm".bukankah sejak tadi kau mau menyahuti perkataanku dan kau tidak usah terancam
begitu" Kalau memang terlambat sedikit saja, bukankah wajahmu akan rusak oleh ujung
pedangku ini?" Si gadis tidak lantas menyahuti, karena dia masih tenggelam dalam tangisnya.
Dia menangis dengan menutupi wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya.
Rupanya hatinya masih tergoncang hebat, sebab tadi hampir saja wajahnya nyaris menjadi
korban cacahan pedang dari Liang Ie Touw.
Liang Ie Touw telah memasukan pedangnya kedalam kerangkanya.
"Siapa namamu ?" sambil memasukan pedangnya itu kedalam kerangkanya, Liang Ie Touw
telah bertanya begitu kepada si gadis.
"Aku".Aku".." si gadis tampak masih tergugu dan terisak oleh tangisnya.
"Cepat sebutkan namamu!" bentak Liang Ie Touw dengan suara yang bengis.
Gadis itu memang masih menangis, tetapi karena dia menyadari bahwa orang she Liang ini
kejam dan bengis, yang bisa membuktikan setiap perkataannya, maka si gadis jadi jeri juga
untuk membangkang. Dengan sendirinya, dia menyebutkan namanya.
Ternyata si gadis she Ming, dan bernama tunggal Hwa.


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau bekerja untuk siapa?" bentak Liang Ie Touw lagi waktu orang telah menjelaskan
namanya. A Hee dan Siang Hoe Tan hanya mengawasi saja. Sedangkan yang lainnya juga hanya
memandangi saja. Para sie-wie itu berjaga-jaga dari kemungkinan seperti tadi, diserobot oleh luncuran piauw.
Maka dari itu, para Sie-wie tersebut telah memasang mata tajam sekali.
"Aku minta kau mau menjawab setiap pertanyaanku dengan sebenarnya, janganlah
mempermainkan diriku, karena kalau aku sampai bergusar lagi, hmmmm...aku bisa
mengambil jalan yang tidak pernah kau bayangkan ! Nah jawablah ! Kau bekerja untuk
siapa?" "Aku...aku bekerja untuk Mongolia !!" menyahuti gadis itu kemudian. "Aku...aku telah
122 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
berusaha untuk bekerja demi kepentingan orang-orang Mongolia !"
"Hmm"..jadi kau penghianat negara!" kata Liang Ie Touw dengan suara mendengus.
Menyeramkan sekali. "Kau adalah orang Han, namun kau telah bekerja sama dengan orangorang Mongolia guna menggulingkan negara sendiri! Sudah berapa lama kau bekerja
sebagai mata-mata Mongolia?"
"Tiga tahun!" menyahuti gadis itu dengan suara yang berobah agak tegas. Rupanya dia
sudah bisa menguasai goncangan hatinya.
Liang Ie Touw mengawasi gadis ini dengan tatapan mata yang tajam. Dilihatnya gadis ini
tidak menunjukkan tanda-tanda sedang berdusta.
Dengan cepat Liang Ie Touw telah menghampiri si gadis, setelah menghela napas dia
bertanya lagi. "Apa saja selama ini kau lakukan untuk pihak Mongolia ?" tegur Liang Ie Touw lagi.
Si gadis mengangkat wajahnya, dia memandang Liang Ie Touw dengan sepasang alisnya
berkerut. "Banyak! Banyak sekali !" menyahuti si gadis kemudian. "Banyak benar yang telah kami
peroleh! Keterangan dan posisi dari daerah-daerah yang mudah untuk diterobos dan
diserang, semuanya telah terjatuh ke dalam tangan orang-orang Mongolia!!"
Mendengar perkataan si gadis, semua orang terkejut sekali.
"Lalu apa saja yang kau ketahui mengenai Mongolia?" tegur Liang Ie Touw pula.
Si gadis tidak lantas menyahuti, dia menatap Liang Ie Touw, kepada yang lainnya, dan
akhirnya dia memandang kepada A Hee, yang kala itu sedang mengawasi dirinya.
Si gadis kemudian menghela napas dan kepalanya jadi tertunduk.
"Terlalu banyak kalau memang aku mau menceritakan mengenai Mongolia !" menyahuti
gadis itu akhirnya. "Tetapi apakah setelah aku membuka semua rahasia-rahasia Mongolia
itu, jiwaku akan memperoleh perlindungan dari pemerintah?"
Ditanya begitu, Liang Ie Touw telah tertawa dingin.
"Kalau memang kau ingin kembali kepada negara dan membela negara sendiri, dengan cara
begitu kukira kau akan memperoleh pengampunan dari sribaginda !!'' kata Liang Ie Touw.
Si gadis tertawa tawar. "Memperoleh pengampunan dari Sribaginda?" tanyanya dingin.
Liang Ie Touw mengangguk.
"Ya, apa lagi" Bukankah memperoleh pengampunan itu kau boleh melakukan tugas rangkap
dan kau bekerja untuk negaramu sendiri, untuk kejayaan negara kita!!"
Mendengar perkataan Liang Ie Touw, gadis itu jadi tertawa tawar lagi.
"Sekarang aku belum membuka rahasia-rahasia yang kuketahui mengenai Mongolia, kalian
sudah bicarakan soal pengampunan segala, dan kalau memang aku sudah menceritakan
segalanya, tentu kalian akan membunuhku! Hmm, yang kuingin adalah apa balasan dari
negara untuk membayar rahasia-rahasia mengenai Mongolia yang kuketahui, yang akan
kuceritakan untuk kalian?"
123 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Ditanya begitu, Liang Ie Touw jadi melenggak. Dia tidak menyangka bahwa si-gadis akan
mengajukan pertanyaan seperti itu. Dia jadi tergugu. Namun akhirnya Liang Ie Touw
menoleh kepada A Hee dan Siang Hoe Tan.
Dia juga seperti meminta keputusan dari A Hee, yang dalam dugaan mereka adalah Tay-cie,
si putera mahkota! Si-gadis juga menoleh, dia mengawasi kepada A Hee dengan tatapan mata yang tajam
sekali. o o o o o OOO oooo* A HEE jadi serba salah. Dia mengawasi si-gadis sesaat, mata mereka jadi bentrok satu
dengan yang lain. Lama mereka jadi saling berpandangan. Sampai akhirnya tampak A Hee telah menghela
napas. "Baiklah! Kalau memang kau membongkar rahasia-rahasia Mongolia yang kau ketahui, kami
akan memberikan kebebasan kepadamu, akan menganugerahkan pangkat juga!" kata A Hee
akhirnya. Si-gadis tertawa tawar. "Apakah perkataanmu ini dapat dipegang"!" tanya si-gadis dengan
suara yang dingin. A Hee jadi melenggak sesaat, tetapi segera dia teringat tentang kedudukannya yang sedang
diperankannya. "Aku adalah seorang Taycie, seorang putera mahkota, maka setiap janjiku akan berat sama
beratnya dengan gunung ambruk! Nah, kau ceritakanlah maksud-maksud jelek dari
Mongolia terhadap kami yang kau ketahui semuanya!!"
Si-gadis baru saja mau berkata lagi, segera terdengar suara orang berkata:
"Ohoi! Enak sekali ingin mendengar rahasia-rahasia berharga dengan gratis!! Hei Hwa-jie,
cepat kau berlalu"..kami menantimu !"
Suara itu menggeram. Hal itu mengejutkan semua orang. Begitu juga Liang Ie Touw.
Dengan tidak mengucapkan sepatah katapun, dia telah mencelat ke dekat A Hee.
Dia berdiri disamping A Hee karena dia tahu orang yang berkata-kata itu lihay sekali dan
Liang Ie Touw khawatir nanti A Hee kena dicelakai oleh orang itu.
Maka dari itu, biarpun hatinya ingin sekali mengejar orang yang berkata-kata, namun dia
lebih mementingkan menjaga diri A Hee, yang menurut anggapannya adalah putra
mahkota. Sedangkan Soe Bong In telah melompat mencelat keluar dari ruangan itu diikuti oleh Liang
Khoe Sen dan beberapa orang jago-jago lainnya.
Dengan cepat sekali mereka tiba diluar. Tampak dua sosok tubuh sedang berlari-lari dengan
pesat sekali. Khoe Sen dan Soe Bong In telah mengejarnya. Begitu juga jago-jago yang lainnya telah
mengerahkan Gin-kang mereka untuk melakukan pengejaran kepada kedua sosok tubuh
yang sedang berlari kearah utara.
124 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Kedua sosok tubuh itu mempunyai Gin-kang yang sempurna sekali, karena mereka berlari
dengan kecepatan yang luar biasa sekali.
Khoe Sen dan Soe Bong In harus mengerahkan seluruh Gin-kangnya agar dapat
mengimbangi dalam pengejaran kedua sosok tubuh itu.
Sedangkan anak buah Khoe Sen dan Soe Bong In kian lama jadi semakin tertinggal jauh.
Dengan cepat sekali, Khoe Sen dan Soe Bong In mengempos semangatnya. Mereka
penasaran sekali tidak bisa mengejar dekat pada kedua sosok bayangan itu.
Tetapi dengan mengempos hampir seluruh tenaganya itu, maka perlahan-lahan jarak
mereka jadi tambah dekat.
Sedangkan kedua sosok tubuh yang sedang berlari dibagian depan itu, rupanya telah
mengetahui bahwa mereka sedang dikejar.
Mereka tampak jadi agak gelisah, dan mengempos semangatnya agar dapat berlari dengan
cepat sekali. Mereka saling kejar-mengejar sampai jauh juga.
Malah Khoe Sen dan Soe Bong In tidak mau melepaskan kejaran mereka ini, sebab dengan
mengejar terus, Khoe Sen dan Soe Bong In yakin, mereka akan dapat mengejar kedua
orang buruan tersebut. Semakin lama mereka berlari jadi semakin jauh, telah terpisah jauh dengan kota, mereka
berada diluar kota belasan lie jauhnya. Satu lie diperkirakan limaratus enam puluh tujuh
meter. Semakin lama jarak antara Khoe Sen dan Soe Bong In dengan kedua orang kejaran mereka
itu telah semakin dekat. Khoe Sen dan Soe Bong In jadi tambah bersemangat. Mereka telah mengejar terus. Mereka
mengempos semangat mereka dan mempercepat lari mereka, sehingga jarak mereka jadi
terpisah tambah dekat. Akhirnya rupanya kedua orang yang menjadi kejaran dari Khoe Sen dan Soe Bong In
merasakan bahwa mereka tidak akan bisa meloloskan diri dari kejaran kedua pengejarnya,
maka mereka telah menahan langkah kaki mereka.
Didalam waktu yang sangat cepat sekali, Khoe Sen dan Soe Bong In telah sampai di-depan
kedua orang buruannya. Mereka melihat orang yang menjadi kejaran mereka itu, Khoe Sen dan Soe Bong In jadi
kaget, karena ternyata dua orang kejaran mereka itu adalah dua orang gadis.
Gadis yang seorangnya bersenjatakan pedang pendek, dan gadis yang seorangnya lagi
bersenjatakan pedang ditangan kanan, sedangkan ditangan kirinya mencekal Hud-tim,
kebutan yg biasa digunakan oleh para Niekouw.
Kedua gadis ini berusia diantara 20 th. Wajah kedua gadis tersebut tidak enak dilihat,
mereka memperlihatkan sikap mereka yang bengis.
Khoe Sen dan Soe Bong In yang melihat kedua gadis itu, jadi saling menoleh dan mereka
tersenyum. "Ahai, aku tidak menduga sebelumnya bahwa mereka hanya betina cilik belaka !" kata Soe
Bong In dengan suara memandang rendah.
125 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Sedangkan Khoe Sen juga tersenyum, katanya: "Ya Soe Pek-pek" kita harus membekuk
mereka untuk dibawa menghadap pada Tay-cie !" kata Khoe Sen dengan suara
bersemangat sekali. Soe Bong In mengangguk. "Ya, ya, ya, kita harus membekuk betina-betina kurang ajar ini!"
Dan setelah berkata begitu, Soe Bong In menoleh kepada kedua gadis itu.
"Siapa kalian" Mengapa kalian tidak berani muncul secara berterang"! Apakah kalian jeri
nanti kami akan menyiksa pada kalian ?"
Ditegur begitu, wajah kedua gadis tersebut jadi berobah merah padam. Mereka bergusar
sekali. "Aku Tek Sam Nio tidak pernah jeri kepada siapapun!!" kata salah seorang gadis itu yang
memegang pedang dan mencekal kebutan Hud-tim ditangan kirinya. "Dan adikku ini, Tek
Bie Nio tidak akan mundur biarpun harus menghadapi kebinasaan !!"
Mendengar perkataan si gadis, Khoe Sen berseru girang.
"Bagus! Bagus! Nama kalian indah benar! Tek Sam Nio dan Tek Bie Nio!! Ahai, kalau
memang aku nanti bisa mempersuntingkan kalian kakak dan adik, tentunya aku akan
bahagia sekali!!" Mendengar perkataan Khoe Sen yang ceriwis begitu, wajah kedua gadis tersebut jadi
berobah merah padam. Rupanya mereka gusar sekali.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, Tek Sam Nio telah melompat lebih dulu,
dia menyerang dengan hebat sekali.
Begitu juga dengan Tek Bie Nio, dia telah melompat menerjang kepada Khoe Sen. Namun
Khoe Sen dan Soe Bong In liehay sekali.
Mereka dengan cepat telah mencabut pedang mereka masing-masing. Cepat sekali Khoe
Sen dan Soe Bong In telah menangkis setiap serangan dari kedua gadis tersebut. Mereka
jadi bertempur dengan seru sekali.
Tetapi lama kelamaan tampak juga bahwa kepandaian si-gadis masih berada disebelah
bawah dari kepandaian Khoe Sen dan Soe Bong In, kedua gadis bersaudara Tek itu jadi
terdesak. 000000 TEK SAM NIO dan Tek Bie Nio jadi agak gugup juga, karena biarpun mereka telah
mengerahkan kepandaian mereka, toch tetap saja mereka terdesak oleh libatan dari kedua
pedang Khoe Sen dan Soe Bong In, yang menyambar kearah mereka dengan cara yang
beruntun, dan menyambar pulang pergi dengan tak hentinya, membuat kedua gadis
bersaudara she Tek itu jadi gugup sekali.
Malah Tek Sam Nio telah meneriaki Tek Bie Nio, adiknya itu, dengan kata-kata: "Angin
kencang! Angin keras!" maksudnya agar Bie Nio mencari jalan untuk meloloskan diri dari
libatan kedua batang pedang Khoe Sen dan Soe Bong In yang telah menyambar terus
menerus ke tempat bagian yang berbahaya sekali ditubuh mereka.
126 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Maka dari itu, Tek Sam Nio menganjurkan agar Tek Bie Nio mengambil langkah seribu,
melarikan diri, meloloskan diri dari kepungan Khoe Sen dan juga Soe Bong In.
Tetapi Khoe Sen dan Soe Bong In mana mau melepaskan mereka.
"Kalian mau kabur, heh?" tegurnya dengan suara yang bengis.
Dan setelah membentak begitu, Soe Bong In telah melancarkan serangannya lagi. Begitu
juga Liang Khoe Sen, dia telah melancarkan serangan juga.
Tek Bie Nio dan Tek Sam Nio jadi tambah terdesak oleh serangan-serangan dari kedua
orang kerajaan tersebut. Malah Khoe Sen juga telah melancarkan serangan-serangan yang telah membuat Tek Sam
Nio tambah terdesak. Dengan cepat sekali, Tek Sam Nio memutar pedang dan kebutan Hud-timnya secara
berbareng. Tetapi tetap saja dia tidak bisa menghadapi gempuran dari dua jurusan yang
dilakukan oleh Khoe Sen dan Soe Bong In.
Dengan sendirinya berulang kali dia jadi terdesak hebat. Dan disaat Tek Sam Nio sedang
terdesak begitu, maka Tek Bie Nio juga telah terdesak hebat oleh rangsekan serangan yang
Pendekar Guntur 6 Pendekar Slebor 57 Patung Kepala Singa Gadis Serigala 2

Cari Blog Ini