Ceritasilat Novel Online

Legenda Golok Halilintar 5

Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li Bagian 5


Ki-koan iblis tua yang sombong sekali, tidak akan berhenti
menyerang, maka dia memusatkan tenaga dalam tubuh
dengan kekuatan yang besar, ingin memberi hukuman pada
iblis tua itu. Dewi KZ 260 Kedua tenaga itu beradu tanpa kelihatan, terdengar satu
suara halus keluar dari mulut Kauw Ki-koan, pundaknya
bergoyang dua kali, kakinya mundur dua langkah, dan
warna mukanya berobah. Tubuh Kian Ih Taysu juga lebih pendek sekitar lima inci,
para-pendekar melihat dengan seksama, ternyata dua kaki
ketua Siauw-lim-pay itu telah masuk ke dalam lantai sekitar
lima inci, ini membuktikan bahwa dia menggunakan tenaga
dalam yang kuat. Kauw Ki-koan menyadari bahwa partai Siauw-lim bisa
terkenal di dunia dan punya reputasi bagus dalam ilmu silat
bukan sesuatu kebetulan. Tenaga dalam Kian Ih Taysu juga
masih diatas dirinya, maka timbul perasaan gentar! Dia
melirik sebentar pada tiga temannya yang sama-sama
datang, Bu-ih Taysu dan Kongsun Pau yang sama-sama
telah diganti oleh dia dan Tong-hai-to-liong Cia Houw-ciat,
karena dinilai, kedua orang itu bukan tandingan dua gadis
itu, bila betul-betul bertarung secara terbuka.
Dan pada detik itu juga ketua Bu-tong-pay Soat-song
Cinjin berdiri dari meja menghadap Cia Houw-ciat sambil
berucap salam, tosu ini mengetahui jelas bahwa iblis
bungkuk ini adalah jago didaerahnya, dia mengkhawatirkan
bila dia timbul niat jahat, menggunakan tindakan sadis
terhadap In Hong-tai, walau pun ilmu pedang gadis itu
sangat mahir, tetapi kalah bila beradu tenaga dalam dengan
iblis tua itu, maka dia tampil untuk melayani iblis bungkuk
itu. Lam-mo Kauw Ki-koan kali ini datang bersama-sama
Naga bungkuk, Bu-ih Taysu dan Kongsun Pau ingin
melabrak biara Siauw-lim, karena di terpengaruh oleh
bujukan Coa-sim-cu-kat Kongsun Pau, yang mengatakan
bahwa perselisihan partai-partai didunia persilatan sudah
sangat dalam, masing-masing partai berebut kekuasaan,
Dewi KZ 261 saling iri. Pertemuan Siauw-lim kali ini juga sedikit yang
datang, bila Kauw Ki-koan keluar dan mengalahkan ketua
Siauw-lim-pay Kian Ih Taysu, tidak susah untuk
mengendalikan partai-partai di daratan tengah, dengan
dibantu oleh Tong-hai-to-liong, Bu-ih Taysu dan Kongsun
Pau sendiri, menjinakan para-pendekar lain bukan urusan
yang susah lagi. Kauw Ki-koan tinggal di daerah selatan yang gersang,
dia sangat sombong dan ambisius, hingga terkena bujukan
Kongsun Pau, dia bersama-sama tiga temannya datang ke
Siauw-lim-sie, tapi baru mengeluarkan suara sedikit sudah
membuat marah turunan keluarga In-kiam dan Giok-kiong,
setelah mengadu ilmu, ternyata orang yang besar mulut
Kongsun Pau dan Bu-ih Taysu tidak lebih hebat dari anak
muda yang baru berumur enam belas tahun, dan sendiri
telah mencoba ilmu Kian Ih Taysu, mengetahui jika ingin
mengalahkan lawannya juga tidak mudah, dan selanjutnya
terpikir, ketua Bu-tong-pay juga bukan lawan enteng,
apakah Tong-hai-to-liong Cia Houw-ciat bisa mengalahkan
lawan masih tanda tanya"
Melihat situasi didepan mata, dan dilihat para tamu,
masih banyak pendekar didaratan tengah yang marah masih
belum bergerak, hal tersebut bertolak belakang dengan katakata Kongsun Pau yang mengatakan gampang menjinakan
para-pendekar tersebut. Sekarang Lam-mo terbuka hatinya,
dia tahu dia telah dijerumuskan oleh Kongsun Pau,
jangankan sekali berbuat bisa tersohor di dunia persilatan,
bicara bagaimana menyelamatkan muka, keluar dari situasi
seperti menunggang macan juga bukan urusan enteng.
Kian Ih Taysu sebagai pemimpin partai Siauw-lim bukan
sembarangan orang, dia menilai situasi yang ada di depan
mata, dia tahu kekuatan di pihaknya cukup untuk
mengalahkan empat iblis itu, dan ketua yang cerdik ini,
Dewi KZ 262 telah menebak kebimbangan lawannya, untuk menyelamatkan rencana besar, ketua partai itu berpikir
matang, lebih baik menjaga keutuhan kekuatan di dunia
persilatan, untuk menghadapi musuh besar Jian-kin-kau,
kalau empat iblis yang didepan mata bisa diberi pengarahan
yang pantas, mungkin mereka akan mundur setelah
mengalami kesulitan. Kian Ih Taysu berpikir lagi, murid partai Go-bi Tee Wie
dan Ciang-hohiap Liu Ta-ang telah diganggu oleh empat
hweesio gadungan dipintu gunung, jika dihubungkan
dengan empat iblis ini, pasti mereka juga dipermainkan oleh
Jian-kin-kau, yang ingin mengguna kan tenaga mereka
untuk merongrong kekuatan dunia persilatan Tionggoan.
Memikirkan hingga hal tersebut, Kian Ih Taysu makin
yakin jangan sampai pihak sendiri tertipu oleh ulah lawan.
Setelah dipikir matang, Kian Ih Taysu memberi salam
Budha dan mengucapkan O-mi-to-hud lalu berkata:
"Tuan Kauw tenaga dalam dan ilmu silatnya hebat, aku
bukan lawan tuan, terima kasih atas pelajarannya, boleh
aku berkata sedikit, tuan punya nama besar di selatan,
angkatan muda dunia persilatan pada kagum terhadapmu,
tuan yang bijaksana sepantas-nya memberi contoh pada
mereka, sekarang Jian-kin-kau membuat kekacauan,
merongrong dunia persilatan dan makin hari makin banyak
pendekar yang dibunuh. Bila tuan pada saat sekarang
berbuat tidak hati-hati, mungkin dianggap orang membantu
berbuat jahat, apakah ini akan mencemarkan ketenaran
nama tuan!" Dalam hati Kauw Ki-koan makin jelas, dia menduga
Kongsun Pau jika bukan orang dari Jian-kin-kau, mungkin
juga semacam pesuruh, dia sendiri malah diperalat oleh
mereka. Tetapi iblis tua ini sangat angkuh, biar pun katakata Kian Ih Taysu sangat masuk akal, dan kata-katanya
Dewi KZ 263 menjunjung tinggi, membuat iblis tua ini senang didalam
hati, tetapi dalam sekejap waktu, dia masih ragu-ragu untuk
merobah rencana kedatangan semula.
Iblis tua ini tidak berani lagi berkata sombong, tetapi
masih berkata tanpa rasa malu:
"Perkataan hweesio tua masuk akal, tetapi aku berbuat
sesuatu dalam hidupku punya prinsip, lebih baik patah dari
pada bengkok, aku selalu ambil putusan sendiri, dan tidak
sabar memikirkan masalah orang lain. Biar pun orang orang
didunia persilatan mengatakan aku membantu kejahatan,
merusak dunia persilatan, dan membenciku, atau dendam
padaku, aku berani bertanggung jawab sendiri, siapa yang
tidak sudi melihatnya, silahkan datang sendiri kehadapanku
minta'ganti rugi, asalkan dia ada kemampuan mengalahkan
aku dengan satu atau setengah jurus, aku bukan saja akan
melepaskan julukan Ki-koan, aku pun rela menyerahkan
kepala pada orang itu."
Coa-sim-cu-kat Kongsun Pau sebelumnya sudah tidak
tenang mendengarkan kata-kata Kian Ih yang mengalah
untuk meredam kesombongan Kauw Ki-koan, dalam hati
berpikir, rencananya tidak berhasil, tetapi mendengar kata
Kauw Ki-koan yang masih angkuh berobah tertawa, maka
dia berbuat seperti mendorong gelombang membuat
bencana, dia berkata dengan provokasi:
"Betul! Betul! Betul! Laki-laki berbuat sesuatu lebih baik
patah dari pada bengkok, apa lagi perkataan hweesio itu
mengandung ancaman pada Kauw Toako yang artinya
jangan bermusuhan dengan yang menamakan diri aliran
putih!" Berkata sampai disitu, mata Kongsun Pau sengaja
melirik ke muka In Hong-tai dan Giok Siau-cian.
Kedua gadis itu masing-masing telah menantang
keempat iblis itu, tetapi rasa dendam keluarga, rasa
Dewi KZ 264 cemburu cinta tidak hilang. Sekarang dalam keadaan diam,
permusuhan kedua gadis timbul lagi, dan Coa-sim-cu-kat
Kongsun Pau menggunakan kesempatan itu berkata pada
kedua gadis itu: "Kalian anak muda, tidak menghiraukan dendam
keluarga, malah bersama-sama menghadapi kita. Kita yang
lebih tua dari kalian mana mungkin punya pikiran sama,
tentu tidak bisa menghadapi kalian dengan cara sadis, tetapi
kalian pikirkan, ayah kalian dibawah tanah, apa rela
menutup mata melihat kalian bergandengan dengan
turunan musuh?" Sebenarnya Hong-tai dan Siau-cian sangat cerdik, tidak
gampang diperalat orang lain, tetapi kedua gadis itu sudah
punya prasangka yang dalam, sebenarnya rasa iri tentang
cinta lebih besar dari dendam orang tua, sekarang setelah di
adu domba oleh Kongsun Pau, timbul api marah dalam hati
mereka, kelihatan mereka berdua ingin melampiaskan
kemarahan dengan duel hidup atau mati.
Hong-tai dan Siau-cian terpengaruh oleh kata kata
Kongsun Pau. Masing-masing dengan mata membelalak saling
pandang, seperti akan terlibat dalam pertarungan hebat
yang bercampur rasa dendam dan rasa iri soal cinta.
Sastrawan bijaksana Cukat Hiang selama ini diam saja
memperhatikan keempat iblis itu masuk ruangan, melihat
kedua gadis itu terpengaruh oleh kata kata Kongsun Pau,
dia segera berbicara: "Kongsun-heng! Sungguh kau pantas dijuluki Pelajar
berhati ular, hanya dengan sepatah dua kata saudara yang
beracun seperti ular kau mengadu domba tetapi In
Kouwnio dan Giok Kouwnio adalah orang pintar, tidak
mungkin terpengaruh oleh ulahmu. Kau harus tahu, bahwa
Dewi KZ 265 In-kiam, Giok-kiong dan Lui-kie tidak punya dendam,
kenapa saling bunuh, pasti ada hal yang tersembunyi, dan
apakah mereka bertiga masih hidup atau mati, belum ada
bukti, mana bisa Langsung memberi penilaian!"
Cukat Hiang sudah melihat kedua gadis itu sangat keras
kepala dan angkuh, bila diberi nasihat langsung untuk tidak
bermusuhan tentu tidak akan berhasil. Maka dengan
membantah perkataan Kongsun Pau dengan memberi
pengertian dari samping, agar kedua gadis itu mengerti.
Ternyata Hong-tai dan Siau-cian jadi berobah sikap
setelah mendengarkan kata Cukat Hiang, masing masing
meredam emosinya dalam hati, untuk sementara pertikaian
mereka berhenti. Kongsun Pau sangat marah karena rencana liciknya
gagal, tetapi dia tidak menampakan kekesalan di muka, dia
hanya tertawa sinis beberapa kali. Berkata dengan suara
santai: "Cukat Hiang! Kau tidak perlu bersilat lidah, dan sukar
untuk menutupi mata dan telinga orang terhadap fakta,
sekarang pun pendekar Kauw Ki-koan tidak akan
membiarkan kalian yang menamakan diri orang aliran
putih bebas berkeliaran."
Lam-mo Kauw Ki-koan yang punya sifat suka berbuat
sesuka hati, dalam hatinya sudah insaf, dia tahu
tindakannya hari ini karena diperalat oleh Kongsun Pau,
maka dengan tertawa terbahak bahak dia berkata:
"Aku tidak akan membiarkan kalian yang menamakan
diri orang-orang aliran putih leluasa berbuat sesuatu, lambat
atau cepat kita pasti bertemu lagi, tetapi karena hari ini ada
orang yang berniat mengadu domba antara aku dengan
kalian, dan mengambil keuntungan di air keruh, aku tidak
akan terpancing. Sekarang aku jelaskan, tahun depan di
Dewi KZ 266 waktu sekarang, aku akan menunggu kedatangan kalian di
tempatku di gunung selatan, saat itu kita akan mengadu
kepandaian dengan sungguh-sungguh, menentukan siapa
yang lebih hebat, apakah kalian yang menamakan diri dari
aliran putih lebih unggul atau aku dan teman teman yang di
anggap kalian sebagai iblis-iblis dari aliran sesat yang lebih
tinggi kepandaiannya."
Kata-kata Kauw Ki-koan itu membuat Kian Ih Taysu
dan kawan-kawan merasa lega, mereka tahu sebuah
pertarungan telah terhindar bagaikan awan dan asap yang
buyar, Kian Ih Taysu segera mengucapkan O-mi-to-hud lalu
berkata: "Tuan Kauw tindakan anda bijaksana dan sangat tepat,
janji anda tahun depan, aku dan kawan-kawan pasti datang,
pertemuan dengan saling memperkenalkan ilmu silat adalah
peristiwa yang ratusan tahun jarang terjadi!"
Baru saja hweesio itu bicara habis, dari luar gedung
terdengar tawa seram yang terasa mengerikan memenuhi
tembok ruangan, tawa itu terasa sinis dan meremehkan,
dari tenaga suara itu para pendekar dari golongan putih dan
hitam mengetahui orang yang tertawa mempunyai ilmu
tinggi, yang membuat mereka terkejut adalah orang itu
sangat berani dan sangat sombong, semua orang diam,
menunggu perkembangan selanjutnya.
Kemudian suara yang sombong itu terdengar lagi di
kuping, berkata: "Kalian jangan menyombongkan diri dulu, saling puji,
saling mengatakan jagoan. Aku cucu raja malah mau
melihat kalian yang menamakan diri pesilat tinggi dari
golongan putih atau hitam, sebetulnya punya ilmu seberapa
tinggi!" Dewi KZ 267 Bersamaan dengan suara itu, berkelebat sesosok


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bayangan orang masuk ke dalam ruangan, orang itu
memakai baju mewah dan ikat pinggang dari giok,
mukanya cakap seperti perempuan, kesombongan dirinya
sangat menonjol dari alis bulu matanya, dia adalah cucu
raja Lok-houw, Thio Kong-giok.
Tidak perlu dikatakan lagi bagaimana hebatnya ilmu silat
orang ini, hanya atas dasar orang ini bisa masuk ke biara
Siauw-lim di siang hari bolong tanpa diketahui orang
Siauw-lim, sudah cukup membuktikan kehebatannya.
Kian Ih Taysu merasa risau dalam hati, dia segera
bertanya: "Tuan datang dari mana" Ada keperluan apa ke biara
kami?" Dengan ketajaman matanya Thio Kong-giok melihat bisa
keberadaan Hong-tai di ruangan ini, dia tidak
mempedulikan pertanyaan Kian Ih Taysu, malah
menghampiri Hong-tai dan berkata:
"Nona In juga ada disini, Thio Kong-giok sudah mencari
beberapa hari, tapi tidak menemukan jejak nona, hari ini
bisa bertemu disini, sungguh suatu keberuntungan buatku!"
Sejak Hong-tai terlepas dari Jian-kin-kau, pandangannya
sudah berobah terhadap Thio Kong-giok, biar pun tidak ada
perasaan persahabatan, tapi dengan sopan menundukan
kepala sejenak sebagai jawaban.
Para-pendekar di dalam ruangan yang dekat dengan
partai Siauw-lim merasa marah dan terkejut, marah karena
orang itu tidak menghiraukan pertanyaan Kian Ih Taysu,
yang berarti tidak sopan terhadap Kian Ih Taysu, mereka
juga terkejutnya dan bertanya-tanya mengapa orang itu bisa
kenal dengan anak gadis In-kiam.
Dewi KZ 268 Siau-cian yang berdiri dipinggir, entah kenapa timbul
perasaan yang sangat rumit, jika dikatakan dia dan Hong-tai
adalah musuh keluarga juga musuh cinta, sebetulnya dia
harus gembira melihat Hong-tai bisa berkenalan dengan
pemuda lain, tetapi detik ini dia malah merasa kasihan pada
A Bin, maka dengan nada tidak sopan berkata:
"Melihat satu, merayu satu tidak tahu malu!"
Sebetulnya kemarahan Hong-tai terhadap Siau-cian
belum bisa di hilangkan, mana bisa dia tahan terhadap
sindiran Siau-cian terhadap dirinya, dengan marah dia
berteriak, ingin melompat ke depan Siau-cian untuk
memberi pelajaran. Entah kapan tiba-tiba Gin-hoat Lojin Wie Tiong-hoo
datang dan lebih dulu membentak Siau-cian:
"Siau-cian! Jangan berkata sembarangan!", kemudian dia
maju ke hadapan Hong-tai dan berkata sangat ramah:
"Nona In! Harap maafkan, karena cucu angkatku, tidak
tahu masalahnya dengan jelas, jadi berkata yang bukanbukan. Aku sebagai orang tua tidak mau sembrono, aku
harap kau melihat aku yang lebih tua dan mendengarkan
sepatah kataku, sebelum segala masalah jadi jernih kita
tidak boleh sembarangan menuduh orang sebagai musuh
kita!" Di saat itu, Lam-mo Kauw Ki-koan sudah tidak sabar
mendengarkan percakapan mereka, dengan kedua mata
yang memancarkan sinar terang, dia berkata dengan keras
terhadap Thio Kong-giok: "Hei, anak muda! Siapa yang melahirkanmu, seekor
burung dungu yang tidak punya mata, di depan orang tua
disini, kau jangan berteriak-teriak liar!"
Dewi KZ 269 Thio Kong-giok mengeluarkan suara hidung tanpa
berkata, segera memusatkan tenaga dalam di kedua
tangannya, ingin memberi serangan ganas pada Kauw Kikoan.
Kejadian itu, sementara meredam kemarahan Hong-tai
terhadap Siau-cian, dia ingin melihat dulu perselisihan
orang tua dan anak muda itu.
Bersamaan waktu itu, satu bayangan kecil dan hitam
meloncat dari sebuah meja keluar menghadapi Thio Konggiok dan menunjuk dengan tangannya dan berkata:
"Semua orang jangan melepaskan dia, dia adalah anak
Lok-houw-it-kun, bernama cucu raja Lok-houw Thio Konggiok, kali ini dia datang ke daratan tengah atas perintah
ayahnya, sengaja mencari gara-gara terhadap orang-orang
persilatan, di dalam perjalanannya dia sudah banyak
membunuh teman-teman pendekar kita!"
Semua orang melihat orang ini bermata warna emas dan
seperti api, mulutnya lancip dan punya muka seperti
monyet, gerak-gerik meloncat dan larinya hampir persis
seekor monyet. Hong-tai dan Siau-cian tergetar melihat orang yang
keluar dari tempat duduk dan menampakan diri, dan secara
bersamaan dengan mata mereka meneliti sekitar tempat
duduk orang itu, apakah masih ada seseorang yang
mendampingi dia! Ternyata, orang itu adalah Cia Ma-lek.
Tempo hari Cia Ma-lek tidak berhasil mengejar A Bin
yang tergesa-gesa mencari Hong-tai, terpaksa dia berjalan
sendiri, kehilangan teman baik membuat dia tidak tenang di
perjalanan, kemudian dia terpikir bahwa dalam pertemuan
di Siauw-lim ini A Bin pasti datang, maka dia pun datang
Dewi KZ 270 tepat pada harinya, dengan kesal dia terus mencari A Bin
yang belum kelihatan, sesudah melihat Siau-cian bersama
Hong-tai muncul, timbul rasa gembiranya, sekarang Thio
Kong-giok telah datang juga, ternyata semua orang-orang
disana belum mengenalinya, untuk memamerkan
kebolehan pengetahuan dan mematahkan semangat Thio
Kong-giok, untuk membalas penghinaan terhadap dirinya
di hotel tempo hari, maka dia keluar dari tempat duduk
untuk membongkar rahasia Thio Kong-giok.
Rahasia Thio Kong-giok yang telah dibeberkan Cia Malek, membuat hati para-pendekar merasa terguncang lebih
dahsyat dari pada waktu empat iblis masuk ruangan,
bahkan ada yang merasa marah dan benci atas kedatangan
Thio Kong-giok yang telah membunuh sanak keluarganya,
lain orang termasuk iblis selatan Kauw Ki-koan pun merasa
terkejut, soalnya, Lok-houw-it-kun jarang sekali datang ke
daratan tengah, tetapi bila masuk kedaratan tengah, pasti
berbuat sesuatu yang menggemparkan daratan tengah,
maka nama besarnya diketahui banyak orang, yang lebih
mengkhawatirkan para pendekar di daratan tengah karena
orang itu sudah hampir dua puluh tahun tidak datang ke
daratan tengah, kabar angin mengatakan ilmu orang itu
hampir mencapai kesempurnaan, dan telah melatih banyak
murid-murid muda. Sekarang kedatangan seorang pemuda
yang bernama Thio Kong-giok bukan lagi murid
kesayangannya, tetapi keturunan kesayangannya, yang
mendapatkan warisan ilmu silat-nya hampir delapan puluh
persen, maka timbul rasa waspada bagi para-pendekar di
ruangan itu. Thio Kong-giok melihat Cia Ma-lek ada di dalam
ruangan, dia jadi teringat A Bin, timbul rasa irinya, sambil
tertawa sinis berkata: Dewi KZ 271 "Bangsat tengik! Kau pun berani datang kemari, mana
anak muda yang gagu itu mengapa tidak terlihat" begini
saja! Lebih baik aku memakai tubuhmu untuk mencoba
golokku, biar tua bangka yang sombong disini membuka
matanya lebar-lebar!"
Tidak melihat dia mengerahkan tenaga, dengan santai
sekali tubuh Thio Kong-giok telah tiba di depan tubuh Cia
Ma-lek sekitar dua kaki, lalu menjulurkan tangan kanan
dengan lambat seperti membersihkan debu di kancing
orang, padahal sesungguhnya ingin menotok jalan darah
kematian lawannya, Dengan kemampuan Cia Ma-lek, dia
hanya bisa menunggu kematian tanpa bisa menghindar dari
bahaya. Tapi pada detik itu, Lam-mo Kauw Ki-koan yang berdiri
paling dekat dengan mereka tidak senang melihat tingkah
Thio Kong-giok yang sombong dan sadis itu, dia sendiri
pun bersifat sangat angkuh, mendadak dia menyerang
punggung Thio Kong-giok dengan telapak tangan kiri,
sambil mulut berteriak: "Anak muda yang sombong! Kau pun terima dulu
pukulanku, dulu baru bicara!"
Bagaimana pun sombongnya Thio Kong-giok, dia tidak
berani menerima pukulan Kauw Ki-koan, mendengar katakata lawannya, dan dari arah angin pukulan, dia telah
mengetahui maksud lawannya, maka tubuhnya meleset ke
pinggir untuk menghindar.
Tapi serangan Kauw Ki-koan Cuma serangan tipuan,
maksudnya hanya untuk mencegah Thio Kong-giok
membunuh Cia Ma-lek, maka sebelum menyerang telah dia
memperingati lawan, agar lawan dapat menghindar pada
waktunya, hanya Kauw Ki-koan tidak menyangka bahwa
lawan ternyata bisa menghindar dengan cepat sekali, dia
Dewi KZ 272 jadi agak terperanjat dan berpikir dalam hati, anak ini
begitu hebat ilmu silatnya, kelihatan ayahnya Lok-houw
betul-betul lebih tinggi ilmunya dari pada para-pendekar
yang ada disini. Di saat Kauw Ki-koan tercengang, Thio Kong-giok telah
merubah serangan dengan tiga jari tangan kanan, langsung
menuju jalan darah Kie-kan ditubuh Kauw Ki-koan.
Kauw Ki-koan dengan marah membentak:
"Kau berani menggunakan jurus ini padaku", dia segera
mengerahkan tenaga dalamnya, dengan telunjuknya dia
menyerang dengan kecepatan seperti kilat halilintar
mengarah dada Thio Kong-giok.
Sebetulnya Thio Kong-giok telah mengetahui nama
Kauw Ki-koan yang terkenal dan mengetahui jurus
telapaknya adalah ilmu paling hebat dari tujuh macam ilmu
yang dikuasai Kauw Ki-koan, sehingga dia tidak berani
menerima langsung serangannya, belum lagi telapak Kauw
Ki-koan sampai, dia telah menarik serangan telunjuknya
dan meloncat ke atas, dengan lincah menghindar serangan
itu, tetapi tubuhnya segera berbalik menyerang kembali.
Kauw Ki-koan mengeluarkan suara di hidung, mendadak
langkah kakinya maju ke depan dua langkah, telapak kanan
menyerang bagian dada lawan, dan tangan kiri memotong
tempat berbahaya di pinggang lawan.
Thio Kong-giok tidak menghindar dari serangan cepat
itu, dia merapatkan kedua tangan, menggunakan jurus
Membelah air menangkap ikan, dia menghindar dua jurus
serangan telapak tangan Kauw Ki-koan, dan memaksa
Kauw Ki-koan mundur dua langkah untuk menghindar
serangan baliknya. Dewi KZ 273 Di bawah tontonan banyak orang, Kauw Ki-koan telah
mengeluarkan beberapa jurus beruntun, namun belum
berhasil apa-apa, timbul amarah dalam hatinya, tapi dalam
hati berkata, 'Bila hari ini aku tidak dapat mengungguli
anak muda ini, pasti berita ini dijadikan cerita lelucon oleh
para-pendekar yang menamakan diri golongan putih. Jadi
aku tidak perlu menghiraukan bagaimana dikemudian hari
bila bertemu dengan Lokhouw, lebih baik beri sedikit
pelajaran pada anak muda ini.'
Pikiran itu membuat nafsu membunuh Kauw Ki-koan
bertambah tinggi, maka dia segera mengangkat kaki kanan,
menerobos kearah tengah, telapak tangan kirinya
menggunakan jurus menghantam dan menang-kap
bersama-sama, mencari titik kelemahan lawan, tangan
kanannya dengan kuat dikepalkan, menghantam dengan
keras dan dahsyat, kedua tangan Kauw Ki-koan ini
menggunakan dua macam ilmu silat yang berbeda, satu
mengandalkan serangan keras, satu lagi dengan teknik
mencengkram, begitu dia mengeluarkan kepandai an yang
bervariasi itu, semua orang yang menonton di ruangan
merasa kagum. Tetapi kelincahan tubuh Thio Kong-giok sangat luar
biasa, dia bisa lolos dari dua jurus serangan Kauw Ki-koan
itu, malah kepalan dan kakinya bersamaan digunakan
menyerang balik, jurusnya begitu dilancar-kan pun cepat
seperti halilintar, dalam sekejap mata telah menyerang lima
jurus pukulan dan tiga kali tendangan. Kauw Ki-koan
sampai di desak mundur dua langkah, tetapi begitu mundur
dia langsung menyerang lagi, menggunakan telapak tangan
dengan gesit, iblis tua ini telah menghilangkan pandangan
merendahkan musuh, sehingga tiap jurus serangan dan
langkah kakinya sangat cepat sekali.
Dewi KZ 274 Di dalam ruangan yang tersisa sedikit tempat itu,
berlangsung satu pertarungan sengit yang jarang dilihat
orang, suara angin serangan dari jurus pukulan bergema
cukup keras. Para-pendekar, Kian Ih Taysu, Soat-song Cinjin, Wie
Tiong-hoo, Cukat Hiang dan lain lain merasa terkejut dan
khawatir atas kehebatan ilmu silat Thio Kong-giok, tidak
terpikirkan oleh mereka bagaimana anak muda yang baru
berumur kurang lebih dua puluh tahun, sanggup
menggunakan kepandaiannya untuk mengimbangi jago dari
dunia persilatan, Kauw Ki-koan dengan tidak kalah
hebatnya. Hong-tai yang menyaksikan pertarungan itu, kadang
mengerutkan bulu alisnya, dirinya tidak punya perasaan
suka atau simpati pada Thio Kong-giok, tetapi dia pun tidak
ingin orang itu terluka oleh tangan Kauw Ki-koan, jadi dia
sangat memperhatikan pertarungan mereka.
Untuk menjaga namanya yang tersohor di dunia
persilatan, Kauw Ki-koan betul-betul sudah marah sekali,
pukulannya makin dahsyat, jurus maut beruntun
dikeluarkan, tetapi langkah dan jurus Thio Kong-giok tetap
tangguh, bagaimana sadisnya serangan Kauw Ki-koan atau
jurus yang sangat berbahaya, selalu dapat dihindarkan
dengan leluasa. Mendadak terdengar teriakan dari Kauw Ki-koan dengan


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata: "Coba kau terima Ci-yan-li-hwee-ciang (Telapak api
merah) ku." Terlihat tangan kanan Kauw Ki-koan berwarna merah
membara didorong ke arah tubuh Thio Kong-giok,
mengetahui jurus dahsyat itu, Thio Kong-giok meloncat
untuk menghindar, dia tidak berani menerima serangan itu.
Dewi KZ 275 Kauw Ki-koan dengan tertawa nyaring, menyerang untuk
kedua kalinya, serangannya belum sampai pada sasaran,
angin panas yang sangat keras menerpa Thio Kong-giok.
Thio Kong-giok menggoyangkan pundak, meloncat lagi
untuk menghindar serangan kedua itu.
Serangan dua kali dari Kauw Ki-koan tidak berhasil,
maka dia tidak mengejar lagi lawannya, dia diam di
tempatnya, dengan pelan-pelan mengarahkan telapak
tangan kanan kepada Thio Kong-giok, saat itu, warna
tangannya lebih merah persis seperti bara api.
Thio Kong-giok tidak berani memejamkan mata, dia
memperhatikan tangan kanan Kauw Ki-koan yang merah
membara itu, dia seperti sudah mengetahui bahayanya.
Kauw Ki-koan mendorongkan tangan merah itu dengan
pelan-pelan sekali, gerakannya berbeda dengan dua jurus
sebelumnya. Terlihat Thio Kong-giok membusungkan dada-nya ke
depan, dengan mendadak menjulurkan tangan kanan,
menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya, diarahkan ke
depan dengan cepat menotok telapak tangan merah api
Kauw Ki-koan. Begitu telapak tangan dan telunjuk tangan beradu, Kauw
Ki-koan meloncat ke belakang, Thio Kong-giok masih tetap
berdiri ditempatnya. Kian Ih Taysu berucap O-mi-to-hud sekali dan berkata:
"Tuan Kauw mungkin terluka." Terlihat jubah yang
dipakainya bergoyang bersamaan dengan loncatan Kian Ih
Taysu, berdiri disamping tubuh Kauw Ki-koan.
Kauw Ki-koan melirik atas kedatangan Kian Ih Taysu
berkata: Dewi KZ 276 "Anak muda ini telah menguasai ilmu Kim-kong-cie (Jari
baja emas) yang spesial untuk menghadapi segala macam
ilmu telapak tangan, aku ceroboh tidak memperhatikan dia
sehingga mengalami kerugian besar."
Kian Ih Taysu mempunyai hati yang saleh, dia tahu
Kauw Ki-koan terkenal angkuh sejak lahir, dan di bawah
mata banyak orang, telah mengalami kegagalan sangat
memalukan, dalam hatinya tentu tersimpan kemarahan
yang besar, maka dia berkata dengan ramah:
"Ilmu yang saling berlawanan pasti ada yang dirugikan,
tetapi bukan berarti kalah, entah anda terluka atau tidak?"
Kauw Ki-koan mendengar Kian Ih Taysu yang sudah
menemani dia dengan budi yang saleh, tidak menganggap
dia sebagai musuh, maka dia menjawab dengan jujur:
"Masih untung, sebelum kedua tangan akan beradu
penuh, aku telah mengetahui Thio Kong-giok akan
menggunakan ilmu ayahnya yang telah dilatih selama tiga
puluh tahun yaitu ilmu Kim-kong-cie (Jari baja emas),
sehingga aku bisa menarik kembali seranganku, bila tidak
aku akan terluka disini."
Kian Ih Taysu berkata dengan suara kecil:
"Silahkan anda beristirahat dulu, pulihkan nafas, biar
aku yang mencoba anak muda itu."
Bersamaan itu Thio Kong-giok sedang berkata dengan
sombong sekali: "Siapa lagi yang tidak sayang nyawanya!"
Soat-song Cinjin dari Bu-tong juga mengucap-kan salam
Budha, dia bermaksud maju untuk meng-hadapi tantangan
anak muda itu. Dewi KZ 277 Tapi saat itu di pinggir ruangan terdengar suara langkah
kaki yang ribut seperti ada kejadian yang luar biasa. Orangorang di dalam ruangan kawan atau pun lawan, termasuk
Thio Kong-giok menghentikan gerakan nya dan
memandang keluar. Terlihat di pintu masuk dua orang hweesio sedang
menggandeng seorang hweesio tua yang sangat loyo dan
lunglai, mukanya pucat seperti kuning muda, kedua
matanya masuk ke dalam kelopak mata, dia adalah Ku-cu
Tojin, yang setingkat kedudukannya dengan Soat-song
Cinjin hanya dibawah ketua Siauw-lim.
Jie Ie Taysu yang punya hubungan paling dekat dengan
Ku-cu Tojin terperanjat dan segera meng-hampiri untuk
memegang dia sambil bertanya:
"Ku-cu Lotiang! Kenapa kau begini lemas?"
Tampak tubuh Ku-cu Tojin sangat lemah, dia
memaksakan membuka mata dan memandang sebentar Jie
Ie Taysu, tapi segera menutup kembali kedua matanya,
tidak bisa menjawab sepatah pun.
Semua pendekar juga berdiri dengan perasaan terkejut,
Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin segera memberi
petunjuk kepada beberapa orang untuk memberi tempat
bersandar bagi Ku-cu Tojin dengan hati-hati.
Dan bersamaan waktu itu, semua orang melihat satu
pemuda berbaju hijau berdiri di tengah pintu di dampingi
hweesio penerima tamu Hong Ie.
Sebagai tuan rumah, Kian Ih Taysu dengan ramah
menghampiri mereka, sambil memberi hormat.
Hong Ie Taysu segera maju ke depan
memperkenalkan A Bin kepada Kian Ih Taysu:
dan Dewi KZ 278 "Ini tuan Lui, Ku-cu Tojin sepanjang jalan digendong
oleh dia, siang dan malam berlari mengejar waktu, baru
sekarang bisa sampai disini!"
Begitu Hong-tai dan Siau-cian melihat pemuda berbaju
hijau itu, hatinya berdetak keras, tetapi kedua orang itu
berusaha meredam goncangan dalam hatinya, mukanya
terlihat tidak peduli atas kedatangan A Bin.
Cia Ma-lek malah bersorak gembira, dia segera
menghampiri dan memegang kedua tangan A Bin, dengan
perasaan senang berkata: "Adik Lui, susah sekali mencarimu, hari ini pun aku
telah lama menunggu, kau terlambat datang kemari!"
Pemuda yang berbaju hijau A Bin berkata dengan tulus:
"Cia Toako, sesudah berpisah aku juga ingin mencarimu,
tapi entah kemana" Tetapi aku sudah menduga kita akan
bertemu disini!" Begitu A Bin membuka mulut dan berbicara, Hong-tai,
Siau-cian dan Cia Ma-lek terkejut sehingga membelalakan
mata dan mulutnya terbuka lebar, muka Hong-tai dan Siaucian pun berobah tampak cerah, saking gembiranya Cia
Ma-lek hampir lupa daratan, dengan jari telunjuknya
diarahkan pada A Bin, dia tertawa tanpa berhenti, tidak bisa
bicara untuk beberapa detik.
Wie Tiong-hoo dan Jie Ie Taysu yang tempo hari
bertemu A Bin di biara Cu-sia juga terkejut sekali.
A Bin memberi hormat pada Kian Ih Taysu dan berkata:
"Boanpwee Lui Bin, juga termasuk orang yang diundang
kemari, karena di perjalanan menemukan Ku-cu Tojin yang
dilukai oleh orang jahat, maka turun tangan membantu dan
Dewi KZ 279 mengawal dia sehingga terlambat datang kemari, harap
Hong-tiang memberi petunjuk sebentar waktu lagi."
Kian Ih Taysu belum menjawab, Thio Kong-giok sudah
menghampiri mereka, dia menunjuk A Bin sambil berkata
dengan sinis: "Pribahasa berkata, bila bukan musuh tidak akan
bertemu, aku sudah mencari kau beberapa hari, kebetulan
kau datang pada saat yang tepat, sudah waktunya kau
menyerahkan nyawamu padaku!"
Di saat A Bin datang, Thio Kong-giok memperhatikan
dari samping, sebuah hal yang membikin dia jengkel dan iri,
yaitu Hong-tai dan Siau-cian begitu goncang emosinya
mengetahui kedatangan A Bin, Thio Kong-giok selalu
membanggakan diri sebagai sosok pemuda yang romantis,
melihat nona-nona cantik itu begitu menaruh perhatian
terhadap A Bin, timbul rasa dendam yang ditimbulkan
peristiwa dahulu, maka dia segera menantang A Bin untuk
berduel. A Bin baru masuk ke ruangan ini, masih belum tahu
kenapa Thio Kong-giok ada disini, dia tidak tahu
bagaimana menjawabnya, dia hanya bisa terbengong, Cia
Ma-lek segera membantu menjawab:
"Adik Lui! Kau jangan memberi ampun pada dia, tadi
bila bukan Kauw Lo-cianpwee menghadang dia, mungkin
aku tidak akan bertemu kau dalam keadaan hidup, tetapi
Kauw Lo-cianpwee terluka juga terkena jurus Kim-kong-cie
nya, sekarang masih beristirahat memulihkan tenaga!"
Kian Ih Taysu belum tahu seberapa tangguh kepandaian
A Bin, melihat Kauw Ki-koan hampir celaka oleh Thio
Kong-giok, dia khawatir A Bin terluka oleh Thio Konggiok, maka dia menantang duluan:
Dewi KZ 280 "Thio Sicu, aku ingin minta pelajaran dari anda!"
A Bin sangat cerdik, melihat niat ketua Siauw-lim
menantang Thio Kong-giok, dapat dibayangan bahwa Thio
Kong-giok telah memperagakan kehebatan ilmunya, setelah
mengetahui Kian Ih Taysu bermaksud menghadang bahaya
demi keselamatan dirinya, maka A Bin tidak rela orang lain
terkena musibah karenanya. Dan yang penting dia telah
dapat pesan dari Kakek jubah kulit kambing (Yo-po-lo-to)
untuk mendidik Thio Hong-giok, maka A Bin memberi
salam hormat pada Kian Ih Taysu dan berkata:
"Mohon maaf, karena Cia Toako telah dihina oleh orang
ini, aku berkewajiban untuk membelanya. Dan, orang ini
pun khusus datang mencari aku. Duel antara aku dan dia,
pasti terjadi sekarang atau nanti, maka izinkan aku
menghadapi dia." Kian Ih Taysu mendengar alasan A Bin, dia merasa tidak
baik untuk menolak A Bin, maka setelah berkata O-mi-tohud, memberi pesan pada A Bin:
"Lui Sicu, hati-hati orang ini jurusnya aneh dan
berbahaya!" dan dia segera bergeser kepinggir.
Thio Kong-giok menggoyangkan kedua bulu alis yang
lebat dan angker, berkata sambil tertawa sinis:
"Anak gagu! Aku cucu raja ingin
bagaimana hebatnya aliran Lok-houw!"
menunjukan A Bin membalas dengan tertawa sinis dan berkata:
"Kata-katamu yang begitu sombong, membuat aku lebih
merasa terpanggil untuk mencoba! Silahkan keluarkan
kehebatanmu sekarang juga!"
Dewi KZ 281 Habis berkata, matanya melirik sejenak pada wajah
Hong-tai dan Siau-cian, lalu memberi isyarat pada Thio
Kong-giok untuk memulai pertarungan mereka.
Hanya sekilas baju hijau A Bin terlihat berkibar,
tubuhnya telah berada di tengah ruangan, dengan wajah
dingin dan angkuh berdiri dengan gagah di tempatnya.
Melihat sikap A Bin yang meremehkan, Thio Kong-giok
merasa benci dan marah pada A Bin, dari sepasang
matanya yang bening mendadak terpancar cahaya yang
angker menakutkan, dengan tangannya diarahkan kebawah,
Thio Kong-giok menggunakan langkah cepat dan aneh
menuju ke depan A Bin, dan setelah berjalan beberapa
langkah, telapak tangan kanannya berobah menjadi putih
seperti batu giok putih. Hong-tai dan Siau-cian tahu Thio Kong-giok telah
menguasai ilmu yang sangat berbahaya, melihat Thio
Kong-giok yang berjalan menuju A Bin dan telah
mengangkat tangan kanan bermaksud membunuh A Bin
dalam satu jurus saja, maka mereka bersamaan berteriak
terkejut. Lam-mo Kauw Ki-koan mengenal ilmu rahasia dari
istana Lok-houw, dengan mata membelalak berteriak:
"Adik Lui, kau harus hati hati, Thio Kong-giok telah
menguasai semua ilmu ayahnya, yang akan dia gunakan
menyerang adalah ilmu ketua Lok-houw yang terlatih
hampir tiga puluh tahun nama jurusnya Cui-giok-cie (Jari
penghancur giok) dan langkah itu bernama Lok-houw-jittou-poh (Tujuh langkah Lok-houw)."
Kauw Ki-koan menyebutkan dua ilmu wasiat dari istana
Lok-houw yang akan digunakan Thio Kong-giok, membuat
semua orang yang mendengar mengeluarkan suara terkejut,
Dewi KZ 282 orang-orang yang menaruh simpati pada A Bin turut
mengkhawatirkan A Bin. Kata peringatan Kauw Ki-koan membuat A Bin tambah
waspada tetapi tidak terlalu dihiraukan, hingga saat Thio
Kong-giok sudah berdiri di depan matanya, baru dia berkata
dengan dingin: "Kau dan aku akan bertarung hingga mati, atau......"
Mata Thio Kong-giok memancarkan sinar terang, lalu
berkata dengan dingin: "Aku masih akan bertukar jurus dengan kakek-kakek itu,
mana sabar menghabiskan waktu denganmu, kita bertarung
sepuluh jurus dibatasi ruang gerak hanya satu tombak saja!"
Mata A Bin melirik rubuh Thio Kong-giok sejenak, dan
melihat lawan ingin menggunakan jari tangan yang ampuh
itu, maka mengusulkan berduel dengan sepuluh jurus, agar
A Bin hanya bertahan dan tidak bisa menyerang, dan
dibatasi ruang gerak hanya satu tombak agar A Bin tidak
bisa menggunakan ilmu ringan tubuh keluar dari arena
pertarungan, pikiran Thio Kong-giok betul betul licik!
Mengetahui niat jahat lawan, tetapi bagi A Bin dengan
bekal ilmu tinggi dan nyali besar meski dia tahu ini adalah
jebakan, dia pura-pura tidak tahu, maka dengan sinis


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata: "Kenapa harus satu tombak, ruang yang ukuran delapan
kaki juga cukup untuk tempat bertarung?"
Dengan mata marah Thio Kong-giok berkata:
"Bagus!" sambil menjulurkan tangan kiri dengan jurus
Kauw-liong-tam-jauw (Naga menjulurkan cakar) dia pura
pura ingin mencakar A Bin, tetapi gerakannya segera ditarik
kembali sambil menggerakan tubuh ke arah kanan dua
Dewi KZ 283 putaran, saat kedua putarannya akan berakhir, telapak
tangan kanan yang sudah berobah berwarna putih
mendadak diangkat, dengan satu telunjuk tengah, menotok
jalan darah Cuan-kie yang penting dari A Bin.
Saat tangan Thio Kong-giok baru diangkat, A Bin masih
berdiri dengan tenang, sama sekali tidak bergerak. Tetapi di
saat Thio Kong-giok merobah jurus dan telunjuk jari
kanannya sampai di muka, ternyata bayangan A Bin sudah
hilang. Di belakang tubuh Thio Kong-giok terdengar suara
sindiran atau mengejek dari mulut A Bin dengan berkata:
"Ternyata ilmu yang tiada bandingan di dunia persilatan
Cui-giok-cie dari Lok-houw-jit-poh hanya demikian saja
kehebatannya, bagaimana dengan langkah aku Yu-sian-bitiong-poh (Langkah menyesatkan dewa) ini, apa lebih cepat
dari jurus langkahmu?"
Muka Thio Kong-giok yang putih cakap itu langsung
berobah menjadi hijau dan putih, dia menarik jari
telunjuknya dan membalikan tubuh menghadap A Bin
sambil bertanya dengan suara marah:
"Anak gagu! Apa hubunganmu dengan Yo-po-lo-to?"
Kian Ih Taysu, Soat-song Cinjin, Cukat Hiang, Kauw
Ki-koan dan lain-lain yang mengetahui kehebatan Yo-po-loto merasa terkejut, Yo-po-lo-to juga seorang pesilat tangguh,
mereka tidak menyangka bahwa dia punya murid seperti A
Bin. A Bin tidak mengakui dan tidak membantah atas
pertanyaan Thio Kong-giok, hanya berkata dengan sinis:
"Bila kau betul-betul jagoan, silahkan keluarkan jurus
apa saja, tidak perlu tanya aku hubungan apa segala dengan
orang." Dewi KZ 284 Thio Kong-giok merapatkan dua baris giginya, warna
mukanya sudah kembali lagi dengan tidak banyak bicara,
dia mengangkat ke atas tangan kanan yang putih
menakutkan, dengan menggunakan dua jurus aneh yang
dikombinasikan dengan langkah kaki kiri kanan berputar,
yang membuat orang susah menebak arahnya, jurus tangan
berantai segera dilancarkan, di bawah bayangan jari yang
menakutkan terselip hawa udara yang tidak mudah
diketahui, menyerang organ penting A Bin.
Dalam serangan jari yang menyeramkan, tubuh A Bin
hanya melayang dengan ringan, tahu-tahu dia sudah lolos
dari dua jurus serangan kilat Thio Kong-giok, langkah yang
diperagakan A Bin begitu menawan, membuat jago-jago
yang menyaksikan pertarungan tersebut merasa kagum,
yang ahli pun ketika memandang langkah itu, bila
digunakan oleh pemiliknya sendiri juga tidak berbeda
dengan A Bin. Kedua orang itu bertarung tidak lewat dari batas
lingkaran delapan kaki, dua kali serangan dari Thio Konggiok yang tidak berhasil, membuat dia tidak percaya diri
dan menyerah! dan saat dia ingin menggunakan ilmu
istimewanya yang hebat, untuk menentukan kemenangan,
A Bin sudah tidak memberi kesempatan pada Thio Konggiok, dia melambaikan lengan baju dengan ringan seperti
tidak sengaja, mendorong pelan pelan-jurus telapak tangan
dari arah dada ke depan! Kebanyakan jago-jago yang melihat jurus A Bin,
memandang A Bin menggunakan jurus dengan tidak
sungguh-sungguh, seperti memandang enteng musuh"
Hanya ahli seperti Kian Ih Taysu, Soat-song Cinjin, Wie
Tiong-hoo dan Cukat Hiang melihat dengan terkejut,
mereka berpikir berapa banyak anak muda ini mendapat
warisan ilmu dari Yo-po-lo-to" Kenapa dalam telapak
Dewi KZ 285 tangan A Bin mengandung banyak jurus perobahan" Dan di
dalam jurus itu terhimpun tenaga dalam yang begitu kuat.
Hong-tai dan Siau-cian yang menyaksikan duel itu
merasa lega, tetapi tidak menampakan kegembiraan di
muka mereka. Thio Kong-giok pun mengetahui dahsyatnya serangan
itu, tidak menunggu jurus A Bin datang dengan sempurna,
dia telah melancarkan jurus andalannya sambil melayang
mundur beberapa kaki. Dengan semangat yang tinggi, alis mata A Bin digerakan
dan berkata dengan gamblang:
"Kau lihat jurus 'Telapak tangan menyapu awan' (Hu-inciang), apa lebih bagus dari jurus punyamu 'Telunjuk
penghancur giok'?" Mata Thio Hong-giok melotot besar, mulutnya berteriak:
"Aku baru mengeluarkan enam jurus masih ada empat
jurus, jangan senang dulu!"
Habis Thio Hong-giok bicara, terdengar suara teriakan
dan tertawa keras bersamaan, kedua bayangan orang
bentrok ditempatinya dengan kecepatan bukan main,
terjadilah duel dahsyat yang mampu membelah langit!
Dalam bentrokan jurus tersebut, A Bin dan Thio Honggiok tidak menggunakan taktik lagi, Thio Hong-giok
mengerahkan tenaga dalam dengan seluruh kemampuannya, tetapi A Bin tidak punya niat melukai
orang, tidak berani menggunakan tenaga dalam seluruhnya,
dia hanya mengerahkan setengah tenaga saja, meski
setengahnya terlihat arus angin yang beradu di udara,
berturut turut menggetarkan tubuh Thio Hong-giok hampir
keluar dari batas dari arena pertarungan.
Dewi KZ 286 Perlu diketahui, sejak A Bin berlatih ilmu Ku-yang-nahoan dan berhasil menyedot tenaga dalam dari wanita
jalang Ang-lian-sian-cu, dia telah melebur hawa dingin yang
mengunci tenggorokannya, sehingga tenaga dalam yang
diajarkan oleh gurunya meningkat enam tingkat.
Kauw Ki-koan, Kian Ih Taysu, Soat-song Cinjin, Wie
Tiong-hoo beberapa orang pesilat tinggi yang berilmu tinggi
sudah terkejut melihat tenaga dalam Thio Hong-giok yang
tidak diperhitungkan, sekarang melihat A Bin tidak
menggunakan tenaga penuh telah mampu menerima
pukulan Thio Hong-giok beberapa jurus tanpa merasa
susah, malah bisa mendesak lawannya, kemampuan dirinya
betul-betul membuat mereka terperanjat! Terkejut dengan
kemampuan A Bin yang tenaga dalam nya sudah mencapai
enam puluh tahun latihan, anak muda ini bisa demikian
hebat, entah ada tenaga ajaib apa yang membantu.
Kedua bayangan orang itu sudah tergulung jadi satu,
tidak bisa dibedakan mana A Bin mana Thio Hong-giok,
hanya beberapa orang pesilat tinggi yang bisa melihat jurus
apa yang mereka gunakan. Hong-tai dan Siau-cian yang tahu A Bin akan menang
dalam pertarungan itu dan tidak akan mendapat bahaya,
mereka dengan tenang melihat di pinggir, malah mereka
jadi sering beradu mata, masing-masing ingin tahu
bagaimana saingannya sedang memperhatikan A Bin,
timbul lagi rasa iri mereka.
Mendadak bayangan orang terpisah, A Bin dengan
tenang dan tegap berdiri di tengah lingkaran yang menjadi
batas untuk arena bertarung, sedarigkan Thio Hong-giok
sudah terdesak keluar dari garis pembatas arena, mukanya
pucat, tetapi sinar matanya makin ganas dan menakutkan.
Dewi KZ 287 Kedua mata Thio Hong-giok memancarkan sinar terang,
dia berkata: "Anak gagu, tenaga dalamku tidak sebanding denganmu,
tetapi apa kau masih berani beradu senjata rahasia
denganku!" A Bin mengerutkan alisnya sejenak, bertanya dengan
pelan-pelan: "Beradu senjata rahasia tidak jadi masalah, tetapi aku
tidak membawa senjatanya dan juga tidak sudi
menggunakan senjata seperti itu, kau punya senjata rahasia
apa, silahkan gunakan, bila berhasil melukaiku, anggap saja
kau yang menang, bagaimana?"
Thio Hong-giok menjawab dengan dingin:
"Senjata rahasia dari Lok-houw, tidak ada tandingannya,
bila digunakan jurusnya sangat ganas, biarpun kau punya
ilmu yang sempurna melebihi dewa, juga tidak bisa lolos
dari maut!" A Bin hanya tersenyum dingin, sambil menggerakan alis
matanya, bertanya: "Diwaktu kau menggunakan senjata rahasia, apa perlu
juga dibatasi jarak, agar aku tidak bisa meloncat?"
Thio Hong-giok tahu A Bin sengaja meremehkan, dia
menjawab dengan dingin: "Kau jangan menganggap enteng, senjata rahasia Lokhouw ku ini, sekali dilepas, jangan harap bisa selamat!"
A Bin bersuara hidung sejenak, berkata dengan angkuh:
"Kalau begitu, setelah tubuhku mundur, kau langsung
menyerang saja!" Dewi KZ 288 Begitu perkataan A Bin selesai diucapkan, tampak
bayangan hijau melayang, tubuh A Bin telah berbalik di
udara dan mundur ke arah belakang.
Sasaran senjata rahasia yang paling baik adalah di saat
lawannya baru meloncat ke atas atau di saat mau mendarat
ke tanah, tetapi Thio Hong-giok membanggakan
keampuhan senjata rahasia khasnya dan dia sengaja ingin
memamerkan ilmu Lok-houw di depan jago-jago daratan
tengah, jadi tidak mau menggunakan kesempatan itu, dia
hanya menunggu tubuh A Bin selesai meloncat, dia tertawa
dingin sambil berkata: "Anak gagu, kau tidak perlu gelisah, aku tidak akan
melepaskan senjata rahasia sebelum kau berdiri dengan
betul, nah sekarang waktunya merasakan bagaimana jurus
Lok-houw yang ajaib itu?"
Bersamaan ucapannya, Thio Hong-giok melepaskan tiga
buah Pi-coa-cui (Semacam bor ular hijau) ke atas kepala A
Bin, dan selanjutnya tiga buah Ouw-ie-cu (Panah bulu
hitam) yang berobah menjadi tiga kilatan hitam melaju
dengan cepat sekali. A Bin menunggu senjata rahasia Thio Hong-giok datang,
berbekal ilmu yang tinggi dan nyali yang besar dia tetap
berdiri di tempatnya dan tidak menghindar, tetapi ilmu
warisan gurunya, Han-kie-sin-kang telah terkumpul dalam
tubuhnya siap digunakan, A Bin berdiri dalam keadaan siap
dan waspada. Yang membuat A Bin siap dan waspada karena senjata
rahasia Thio Hong-giok semuanya tidak ditujukan langsung
menujunya, tiga buah Pi-coa-cui yang duluan dilepas
berada diatas kepala kurang lebih dua kaki, dan yang
belakangan dilepas Ouw-ie-cu, juga tidak diarahkan ke
tubuh A Bin, suatu serangan yang aneh dan khas.
Dewi KZ 289 Di kala semua jago-jago sedang asyik memperhatikan
senjata itu, terdengar tiga kali suara "Ceng, ceng, ceng".
Satu ledakan kecil membuat senjata itu terpencar kemanamana di ikuti sinar hitam dan api berwarna hijau, tubuh A
Bin segera terkurung oleh sinar hitam dan api hijau itu.
Ternyata tenaga senjata rahasia itu sangat keras dan
jurus yang digunakan sangat berbeda dengan cara umum.
Tiga benda yang belakaangan dilepaskan oleh Thio Honggiok mengejar tiga benda yang duluan meluncur, sehingga
membentur membuat tiga suara keras dan mengeluarkan
beberapa kembang api berwarna hijau.
Senjata Ouw-ie-cu yang terbang ke atas itu setelah
bertabrakan dengan senjata yang satu lagi dan membuat
tiga kali suara, berobah arah menjadi menukik ke bawah,
dan sayap bulu hitamnya terbakar oleh kembang api
berwarna hijau, membuat bulu itu bertebaran di udara
dengan rapat mengurung tubuh A Bin yang berdiri di
bawah. Tiga buah senjata Pi-coa-cui setelah di kejar dan di
tabrak olah senjata Ouw-ie-cu itu, segera memuntah-kan
bara api bagaikan tiga naga api, terbang menuju arah ulu
hati A Bin dengan cepat sekali.
A Bin melirik dengan seksama bulu hitam yang
bertebaran diatas kepala, telapak tangan kirinya dengan
lambat segera dilayangkan keatas, tidak terdengar sedikit
pun suara angin keras, namun jurus A Bin tersebut
membuat tiga senjata Pi-coa-cui yang seperti api naga itu
terpental ke samping hingga tujuh delapan kaki.
Dan kilatan api hitam tertiup oleh udara yang ditiup dari
mulut A Bin bagaikan terkena benda yang tidak tampak,
berobah arah dan jatuh di luar lingkaran tubuh A Bin
Dewi KZ 290 berdiri, membuat lantai yang kokoh juga berlubang kecil di
beberapa tempat. Kian Ih Taysu, Soat-song Cinjin, dan Iblis dari selatan
Kauw Ki-koan dibikin terperanjat oleh kemampuan A Bin,
Kauw Ki-koan pun sampai lupa bahwa dia dan Kian Ih
Taysu adalah musuh, dia bertanya dengan suara rendah:
"Hweesio tua! Kau telah melihat anak muda she Lui ini
telah menguasai ilmu pelindung diri yang tidak tampak dari
luar, apakah itu ilmu tunggal yang dulu dikuasai oleh
(Istana ketenangan) Siau-yau-kiong yang bernama Han-kiesin-kang" apakah ketiga orang tua itu belum mati, dan telah
mendidik murid yang hebat ini!"
Kian Ih Taysu masih memperhatikan suasana lapangan,
setelah berucap O-mi-to-hud sejenak dan berkata:
"Saat ketiga Siau-yau-cu sedang merajai dunia persilatan
aku sendiri juga belum lahir, kalau anak muda ini
menguasai ilmu Han-kie-sin-kang yang seperti dalam


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dongeng ilmu terkenal dari Siau-yau-kiong itu, aku tidak
dapat menerangkan, tetapi aku merasa yakin hanya ilmu itu
yang dapat menghindarkan senjata rahasia Lok-houw......"
Belum habis perkataan Kian Ih Taysu mendadak dia
berhenti meneruskan kata-kata yang belum selesai dan
kembali terperanjat oleh kejadian yang terjadi di arena
pertarungan. Ternyata setelah Thio Hong-giok gagal melukai A Bin
dengan kedua macam senjata rahasia itu, dengan muka
yang dingin, dia mengeluarkan lagi dua belas buah senjata
baru Siau-hun-gin-so (Torpedo perak mengunci roh),
senjata rahasia ini bagaikan hujan bunga yang bertebaran
menyerang A Bin. Dewi KZ 291 Jurus yang digunakan Thio Hong-giok untuk melepas
Siau-hun-gin-so itu lebih menakjubkan, seperti satu
kumpulan air hujan berwarna perak yang bisa saling
merapat dan bertebaran lagi, terdengar suara benda logam
beradu, suara itu bergema di udara menyebar ke arah empat
mata angin, membikin lawan tidak bisa melihat dan
menebak benda itu, bagaimana terbangnya" Dan dimana
arah yang diserang" A Bin membuka mulut dan tiupan udara dari mulutnya
menjatuhkan enam senjata Siau-hun-gin-so, sedang tenaga
kedua telapak tangan bersamaan telah mementalkan empat
buah, tetapi ada dua lagi yang terbang diatas kepala A Bin,
dengan cepat menyerang puncak kepala dan pundak kanan
A Bin, kelihatan A Bin akan terluka oleh senjata rahasia itu.
Semua jagoan diruangan berobah warna mukanya
karena terkejut, Hong-tai dan Siau-cian pun tidak
menghiraukan lagi gengsinya, masing-masing berteriak
khawatir atas diri A Bin.
Dalam detik yang berbahaya itu, A Bin menggunakan
gerakan tubuh yang menakjubkan, terlihat hanya
menggoyangkan kepala dan pundak dengan sebat sekali
berhasil meloloskan A Bin dari bahaya.
Warna muka Thio Hong-giok berobah pucat karena
gagal melukai A Bin, tanpa mengucapkan satu kata pun,
hanya dengan sepasang mata yang penuh dendam
memandang A Bin sejenak, dengan baju mewah yang
bergetar dia segera meninggalkan tempat itu bagaikan awan
terbang, lalu jejak Thio Hong-giok hilang entah kemana.
Dengan kepergian Thio Hong-giok, jago-jago di ruangan
saling berbisik, Iblis dari selatan Kauw Ki-koan segera
berdiri dan berpamitan kepada Kian Ih Taysu dan berkata:
Dewi KZ 292 "Hweesio tua! Aku telah berjanji pada kalian jago-jago
silat dari daratan tengah untuk pertemuan tahun depan, aku
sudah tidak ada urusan lagi disini, aku pamit dulu!"
Kian Ih Taysu memberi salam Budha dan berkata:
"Tahun depan tanggal seperti hari ini, aku dan temanteman pasti memenuhi janji dan berkunjung ke tempat
anda!" Kauw Ki-koan memberi tahu pada Tong-hai-to-liong
(Naga Bungkuk dari Laut Timur) Cia Houw-ciat untuk
bersama-sama meninggalkan tempat itu, dan sama sekali
tidak menghiraukan Bu-ih Taysu dan Coa-sim-cu-kat Kongsun Pau dua orang temannya yang bersamaan datang,
kedua Iblis itu juga merasa malu dan dengan muka tebal
meninggalkan tempat itu dengan diam tanpa banyak bicara.
Di sudut lain, Soat-song Cinjin telah memeriksa luka
yang dialami Ku-cu Tojin, beruntung luka dalamnya tidak
terlalu parah, tetapi tenaga dalam telah terkuras banyak,
sehingga kondisi tubuh Ku-cu Tojin sangat lemah, sejak
digotong masuk ruangan, masih dalam keadaan pingsan.
Selesai tugas Soat-song Cinjin menghampiri A Bin dan
berkata: "Tuan Lui! Pinto mengucapkan banyak terima kasih atas
pertolongan anda, tetapi Pinto ingin bertanya, siapa yang
telah melukai Suteku dan bagaimana bisa terlukanya!"
A Bin dengan singkat menerangkan bagaimana
diperjalanan bisa bertemu Ku-cu Tojin dan kejadian
menolong tosu itu. Ceritanya, sejak A Bin meninggalkan biara yang hampir
mencelakakan itu, dia menyusuri sungai kuning
melanjutkan perjalanan ke propinsi Ho-lam, pada satu hari
A Bin melangkah di jalan pegunungan, menembus hutan
Dewi KZ 293 yang lebat, dan mendapatkan satu gunung yang tidak
terlalu tinggi di depan mata.
Karena waktunya cukup banyak, A Bin tidak berburuburu melakukan perjalanannya, pelahan-lahan dia
melangkah di jalan yang menanjak, baru sampai di tengah
gunung, terdengar suara kaki orang dikejauhan, sejak
pengalaman diperjalanan, melatih A Bin menjadi lebih teliti
dan waspada, tetapi dengan tenang dia terus melanjutkan
perjalanannya. Hingga sampai di satu bukit, mendadak keluar satu
orang menghadang di tengah jalan, dengan suara lancip
berkata: "Siapa yang datang?"
A Bin pura-pura terkejut sambil melihat diatas bukit itu,
disana berdiri dua orang berbaju warna abu-abu dan muka
tertutup sambil memegang senjata dan roman muka yang
angker. A Bin jadi tertarik oleh kedua orang itu, jadi dia purapura seperti yang terkejut dan salah langkah, terburu-buru
melangkah naik ke puncak, menggunakan ilmu
meringankan tubuh tetapi pura-pura seperti tersesat, dia
ingin mengelabui kedua orang yang memakai topeng.
Roman muka A Bin cakap dan lembut, bajunya
berwarna hijau dan memakai sepatu kain, sama sekali tidak
kelihatan bisa ilmu silat, dan dia telah bisa menyimpan ciriciri ahli silat yang tampak dimukanya, cara yang ditempuh
A Bin, bagi kedua orang penghadang itu susah untuk
menebak asal usul A Bin. Salah satu orang berteriak dengan marah:
"Hai anak muda, kau jangan sembarangan jalan" Apa
mau mencari mati!" Dewi KZ 294 Orang yang bicara itu angat brutal, begitu habis bicara
sudah menyodorkan sebilah pisau tajam menusuk titik
kematian di punggung A Bin, A Bin pura-pura berteriak
takut, tubuhnya meloncat kedepan, seperti tidak sengaja
berbuat bodoh untuk menghindari tusukan pisau itu, dan
berhasil naik ke puncak bukit.
Setelah naik keatas bukit, A Bin di bikin terkejut! Sebab
dibawah bukit sekitar sepuluh tombak terlihat ada empat
orang sedang berduel. Ditanah sudah terbaring empat orang yang berlumuran
darah, kelihatannya sudah mati terbunuh, mereka terdiri
orang yang berbaju tosu dan berbaju abu-abu yang memakai
penutup muka, dalam pandangan A Bin sekejab sudah
mengetahui muka orang yang sedang berduel.
Ke empat orang yang berduel itu ternyata adalah Ku-cu
Tojin dari Bu-tong, yang pernah A Bin lihat saat di biara
Cu-sia, dia sedang dikurung oleh satu orang berbaju perak
dan dua orang berbaju abu-abu.
A Bin melihat keadaan Ku-cu Tojin sudah penuh bercak
darah di tubuhnya, rambut berantakari kemana-mana,
ternyata dia sudah terluka di beberapa tempat, menghadapi
tiga musuhnya, pedang yang di pegang masih tetap
bertenaga penuh dan gesit.
Hanya dalam sekejab mata, dua orang berbaju abu-abu
sudah datang mengejar A Bin, sambil menggunakan senjata
mereka menyerang A Bin dari arah kiri kanan sambil
berteriak ingin membunuh A Bin.
Sekarang A Bin sudah jelas mereka adalah murid-murid
Jian-kin-kau, maka dia bertekad tidak akan memberi ampun
pada mereka, dia segera memutar tubuh dengari cepat,
dengan sapuan tangan menyerang lengan musuh, sehingga
Dewi KZ 295 membuat kedua orang itu melepaskan senjata yang mereka
pegang dan berdiri bengong karena terkejut.
A Bin bermaksud menangkap kedua orang itu agar
mendapatkan keterangan tentang Jian-kin-kau, tetapi
menengok lagi keadaan Ku-cu Tojin sedang dalam kesulitan
dan bahaya, karena sudah terluka dan tiga temannya sudah
meninggal, mempengaruhi semangat dia untuk bertahan
lagi. Maka A Bin berteriak bagaikan halilintar di musim semi
dengan membentak: "Dengan orang banyak melawan satu orang bukan sikap
seorang jagoan?" dia langsung meloncat tinggi terjun ke
tempat pertarungan tersebut.
Tiga orang yang mengurung Ku-cu Tojin, yang berbaju
perak menggunakan pedang yang ada kaitnya, jurusnya
mantap, tenaga dalamnya kuat. yang berbaju abu-abu, satu
menggunakan senjata seperti panci, tenaga tangannya kuat,
jurusnya berbahaya, terpaan angin dari senjata itu sangat
keras, gerakan tubuhnya juga licin dan cepat, dan yang satu
lagi memegang sebilah golok, jurus golok juga lincah dan
berbahaya. A Bin menggunakan telunjuk ke dua tangan yang
digetarkan, sehingga angin dari telunjuk itu melesat
bagaikan arus tenaga yang kuat, menggoyang-kan senjata
semacam panci itu, dan satu tenaganya lagi menuju tangan
yang memegang pedang yang berkait.
Orang baju abu-abu itu terkejut juga dapat serangan A
Bin, senjata ditangan hampir terlepas, bersusah payah dia
mengerahkan tenaga untuk memegang dengan erat, namun
senjata itu tertekan ke pinggir, sedang orang berbaju perak
itu dengan jurus yang indah biar pun kena tekanan tenaga
tangan A Bin, tubuh pedangnya melayang ke pinggir sedikit
Dewi KZ 296 langsung arahnya pedang kembali menyerang tangan A
Bin. A Bin menghindar sedikit, rubuhnya berputar, dengan
cepat sekali memakai telapak tangan menyapu golok dari
orang baju abu-abu itu dan berlanjut menyerang orang
berbaju perak. Ini kesempatan yang diharapkan, Ku-cu Tojin segera
keluar dari pertarungannya, tetapi baru bernafas sejenak,
tubuhnya sudah ambruk ditanah, terdengar suara orang
berbaju perak berkata: "Orang ini sangat berbahaya, gempur dia sekuat tenaga!"
lalu pedangnya bersuara keras, senjata model panci dan
golok juga bertubi tubi menyerang A Bin, ketiga orang itu
menguasai ilmu cukup tinggi, sehingga A Bin harus hati
hati menghadapi mereka. Untuk sementara A Bin tidak memperhatikan Ku-cu
Tojin dulu, kedua tangannya didorong dan di putar, satu
tenaga dahsyat keluar dari tangan A Bin membendung ke
empat senjata yang digunakan musuh, sebuah pusaran
tenaga memaksa senjata musuh terdorong ke pinggir.
Ketiga orang itu sangat terkejut, dalam putaran tenaga
mereka terpencar, orang berbaju perak bersiul memberi
tanda, mereka segera pergi tidak mau bertarung lagi.
Sebetulnya A Bin bisa menangkap salah satu dari mereka
dengan mudah, tetapi dia mengkhawatirkan keadaan mati
hidupnya Ku-cu Tojin, maka dia membiarkan ketiga orang
itu pergi, dan menghampiri Ku-cu Tojin untuk melihat
keadaan luka hweesio itu, terlihat Ku-cu Tojin dengan mata
tertutup sedang bernafas berat, asap putih sedang keluar
dari atas kepala dan menguap diudara.
Dewi KZ 297 A Bin melihat Ku-cu Tojin sedang mengguna-kan tenaga
dalam tingkat tinggi mengobati luka dalam dan
memulihkan tenaga dasarnya, melihat tosu itu berbaring
menghadap tanah, dia menduga tosu ini ingin
menggunakan hawa tanah membantu pemusatan tenaga
nya, cara yang digunakan tosu itu mungkin cara rahasia
dari aliran Bu-tong. Mengetahui Ku-cu Tojin tidak berbahaya, maka A Bin
tidak mengganggu tosu itu, dia meng hampiri keempat
orang yang tergeletak di tanah, kedua tosu muda terluka
dibanyak tempat, sehingga mati, dan dua orang lawan
mereka yang berbaju abu-abu masing masing terbunuh oleh
pedang di ulu hati mereka, dalam hati A Bin merasa
kagum, ilmu silat aliran Bu-tong betul betul tangguh,
pedang yang dilepas oleh hweesio itu betul betul mengenai
sasaran yang tepat. A Bin memeriksa, orang berbaju abu-abu itu bertubuh
tegap, tetapi muka mereka sangat asing, sukar untuk
mendapat keterangan dari mereka.
Selang beberapa menit kemudian Ku-cu Tojin
merangkak bangun, melihat murid yang tergeletak di tanah,
dia berdoa sejenak di depan mayat murid Bu-tong itu, baru
dengan kata sedih berkata pada A Bin:
"Hari ini bila bukan Lui-siauhiap yang menolong, aku
pasti sudah mati ditempat ini. Aku berterima kasih sedalam
dalamnya atas bantuan ini, lain hari setelah aku memberi
laporan pada ketua, aku akan kembali lagi menemui anda
untuk membalas budi."
Dalam percakapan singkat ini, nafas dan kata-kata Ku-cu
Tojin sangat pendek dan terputus-putus, menunjukan
tenaga dalamnya sudah terkuras banyak.
Dewi KZ 298 A Bin telah mencoba ilmu silat dari tiga orang Jian-kinkau itu, dia tahu mereka bukan orang biasa, tetapi tenaga
dalam mereka tidak terlalu tinggi, jadi A Bin tidak mengerti
kenapa tosu ini bisa terkuras habis-habisan tenaganya.
Pengalaman Ku-cu Tojin sangat dalam, dia bisa mengerti
apa yang ada dalam pikiran A Bin, dengan sedikit menyesal
berkata: "Aku dan dua orang perguruanku telah di kepung dan
dikeroyok oleh mereka selama tiga hari, aku tahu tidak bisa
melawan gerombolan orang-orang ini, maka berusaha


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melarikan diri, dalam tiga hari kami mengalami lebih dari
sepuluh kali pertarungan dengan pihak lawan yang banyak,
sehingga menguras banyak tenaga, tadi pagi aku berusaha
menghindari kejaran musuh, mencari jalan pintas dengan
jalan cepat, tetapi masih terkejar oleh regu kecil mereka.
Beruntung tenaga inti mereka belum terkumpul, sehingga
hanya beberapa orang saja yang menyerang kita, bila Luisiauhiap tidak datang kemari, Siauhiap juga akan
menemukan nasibku seperti teman aku yang telah mati.
Sekarang aku akan pulang ke Bu-tong, tapi mungkin masih
akan mendapat serangan dari musuh beberapa kali lagi, aku
mohon dengan sungguh-sungguh Lui-siauhiap jangan
hiraukan aku lagi, sebab Siauhiap akan terlibat dalam
kesusahan." Ucapan Ku-cu Tojin yang keluar dari lubuk hati bukan
kata meminta bantuan, hingga membuat A Bin menaruh
rasa simpati pada tosu itu, maka dengan tersenyum dia
berkata: "Totiang jangan khawatir, bukan aku sombong, kalau
mereka yang datang seperti tadi, ditambah dua puluh orang
lagi yang menghadang, aku pun masih bisa mengantar
Totiang pulang ke Bu-tong-san dengan aman!"
Dewi KZ 299 Ku-cu Tojin pernah melihat ketangguhan A Bin waktu
dibiara Cu-sia, memang punya ilmu lebih tinggi dari
dirinya, dan menilai dari situasi depan mata, bila bukan A
Bin yang membantu, dia sendiri tidak akan bisa pulang ke
Bu-tong dengan selamat, maka dengan menghela nafas dia
berkata: "Aku bukan takut mati, karena aku mendapat perintah
dari ketua partai, jadi pergi jauh untuk mencari tahu tentang
Jian-kin-kau, tiga hari yang lalu beruntung aku mendapat
sedikit informasi, tetapi melanggar larangan aliran itu,
maka dalam tiga hari itu mereka menyebar pembunuhpembunuhnya untuk menyerang kami, aku mengalami
sembilan kali hampir mati dan selamat dalam kali ini,
hanya berharap bisa menyampaikan keterangan ini pada
ketua partai, dan aetelah tugasnya selesai, aku akan rela
mati dengan tenang. Sekarang, bila Siauhiap berkenan
mengawal aku pulang, aku mengucapkan terima kasih atas
bantuan anda." Sudah habis bicara dia memberi salam
terima kasih pada A Bin. A Bin dengan gembira membalas ucapan terima kasih
hweesio itu, dan menyarankan pada Ku-cu Tojin, karena
terluka dalam jadi terganggu kecepatan di perjalanan,
apalagi terlalu jauh untuk pulang ke Bu-tong, apa tidak
lebih baik langsung menuju biara Siauw-lim, mengejar hari
pertemuan di Siauw-lim-sie dan menunggu kedatangan
Soat-song Cinjin disana. Ku-cu Tojin setuju atas saran A Bin, dan minta bantuan
A Bin untuk mengubur mayat kedua adik perguruan di
tempat itu, dan atas dasar aturan Budha yang mengasihi
juga mengubur kedua mayat musuh yang berbaju abu-abu
itu. Selanjutnya A Bin mengawal Ku-cu Tojin menuju ke
arah Siong-san, setelah sore mereka meng-inap di hotel di
Dewi KZ 300 kota kecil. A Bin telah tahu di perjalanan banyak orang
yang mengawasi mereka dari belakang secara sembunyisembunyi. Tapi A Bin sama sekali tidak gentar, dia selalu
mendampingi tosu itu, sampai makanannya selalu diperiksa
dulu, untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan,
tidur dalam kamar pun mereka berdua bergiliran berjaga.
Karena Ku-cu Tojin terluka dan kelelahan, A Bin
membiarkan dia tidur duluan, dia sendiri tanpa berganti
baju, berbaring di ranjang sambil memulihkan tenaga, asal
ada sedikit suara saja, dia sudah dapat tahu.
Kira-kira jam dua subuh, terdengar suara ribut di dalam
penginapan, A Bin sudah terbiasa dengan hal itu, tetap
diam sambil mendengarkan dengan seksama, malah Ku-cu
Tojin terbangun dengan terkejut, dan p'ada waktu itu
terdengar suara langkah ribut di luar jendela kamar, dan
satu orang pelayan hotel mengetuk pintu kamar dan
berteriak: "Tuan, tuan segera bangun, di belakang hotel terbakar,
kalian segera siap-siap pergi........"
A Bin segera membantu Ku-cu Tojin keluar kamar,
melihat api di belakang hotel sudah membara, karena
membantu mengawal tosu itu, dia tidak ingin menggunakan
ilmu meringankan melayang diatas genting untuk
menghindari kegaduhan orang-orang yang sedang
membantu memadamkan api, maka A Bin mencari jalan
untuk menghindar. Di halaman hotel banyak tamu membawa gendongan
tas, dan sebagian mengeluarkan koper yang agak besar
keluar hotel, setelah A Bin dan Ku-cu Tojin keluar hotel
melalui gang sampai di belakang hotel, dia melihat kandang
kuda hampir terbakar semua, biar pun tidak ada orang yang
Dewi KZ 301 terluka, tetapi api kalau merembet ke depan bisa
menghanguskan seluruh bangunan hotel.
Melihat situasi tersebut, terpanggil jiwa berani
membantunya maka A Bin berpesan pada Ku-cu Tojin agar
hati-hati di tempat, dan segera merebut satu ember dari
orang lain, dengan cepat menuju sumur tidak hauh dari
situ, mengambil air untuk memadamkan api, mata A Bin
tetap mengawasi Ku-cu Tojin, tidak berani ceroboh.
Kecepatan A Bin dalam membantu sangat luar biasa,
segera sudah menumpahkan air sebanyak delapan ember.
Air orang lain hanya bisa mencapai sekitar satu tombak,
tetapi A Bin bisa menjatuhkan air itu tepat dipusat api,
maka kiriman air A Bin hingga delapan ember, hampir
kelihatan bara api telah menjadi lemah.
Dan sesudah delapan ember lagi, A Bin melihat api
makin lemah, maka dengan senang hati, menenteng satu
ember air lagi melewati jalan ke sisi Ku-cu Tojin, agar lebih
mudah mengawasi. Dalam keributan terlihat satu orang tua
menggendong satu anak berpapasan muka dengan A Bin.
Dilantai banyak genangan air, orang berjalan bisa
terpeleset karena licin, baru saja A Bin ingin
memberitahukan kakek itu agar hati hati, ternyata orang itu
terpeleset jatuh di depan matanya, dan anak yang di
gendong di dada terlempar keluar.
A Bin sangat terkejut, segera dengan satu tangan yang
kosong menangkap anak itu, air didalam ember yang
dipegang satu tangan lagi sama sekali tidak terbuang keluar
ember, pertunjukan A Bin tersebut mengundang suara
pujian dari orang-orang di pinggir yang menonton kejadian
kebakaran itu. Dewi KZ 302 Tubuh kakek itu sempoyongan hampir jatuh, A Bin
terpaksa melepaskan ember air itu, segera menahan tubuh
orang tua itu, sehingga tidak jatuh ketanah.
Setelah berdiri betul dan menerima anak kecil dari
tangan A Bin, kakek itu dengan sibuk mengucapkan terima
kasih pada A Bin: "Kau betul betul orang baik........"
A Bin membalas berkata: "Kau cepat pergi dari sini, aku mau bantu memadamkan
api!" Setelah kakek itu pergi, A Bin ingin mengambil ember air
lagi, namun ketika matanya melirik ke tempat Ku-cu Tojin
berada, ternyata sudah hilang.
A Bin sangat terkejut dan bercampur rasa aneh, orang
sebesar itu bisa hilang dalam sekejab mata, bila di culik
orang, cara mereka sungguh luar biasa. '
Sejauh matanya mengawasi sekelilingnya, A Bin,
menemukan sebuah benda kuning berupa pita yang ada
ditanah sekitar lima tombak, A Bin segera mengambil
benda itu, betul juga potongan kain dari ikat pinggang Kucu Tojin.
A Bin mencoba menuju gang di mana kain kuning itu
berada, sampai di mulut jalan, karena banyak orang
menonton kebakaran, sehingga menghalangi jalan, A Bin
menjadi sangat gelisah, maka tanpa banyak pikir, dia
memusatkan tenaga dalam dan mengayunkan tangan
dengan ringan, membuat barisan orang yang berada di
depan segera mundur kebelakang, sehingga membuat celah
jalan kosong buat A Bin untuk dilalui.
Dewi KZ 303 A Bin terus mengejar, betul juga dipinggir jalan
menemukan sepotong kain kuning lagi, A Bin dapat
memastikan bahwa tanda itu diam-diam dijatuhkan Ku-cu
Tojin untuk memudahkan A Bin menelusuri dan menolong,
maka A Bin terus berjalan dan di bantu tanda kain itu
segera keluar dari kampung itu.
Di tempat itu terdapat kuburan lama dan pohon-pohon
liar, suasana gelap dan menakutkan, pandangan mata A Bin
sangat tajam, terus mengejar mengikuti tanda-tanda yang
ditinggalkan Ku-cu Tojin.
Sampai di satu bukit kecil, dia memandang jauh, terlihat
ada satu lapangan luas di bagian kiri, dan di bagian kanan
terdapat pohon-pohon yang menghalangi jalan, setelah
diteliti, A Bin melihat ada bayangan orang di dalam pohonpohon itu, maka segera menuju kearah itu.
Setelah menerobos kira-kira delapan pohon, di mana
bayangan orang yang terlihat tadi berada, tetapi sekeliling
tempat itu tidak terdengar suara orang.
A Bin memusatkan konsentrasi, memeriksa tempat ini,
mendadak terdengar satu teriakan orang dari kejauhan.
A Bin melangkah pelan-pelan dan berlindung di pohon
atau batu-batuan gunung, dan terakhir meloncat ke atas
pohon, melalui celah daun, A Bin melihat ke depan.
Dalam jarak sekitar delapan tombak ada satu lapangan
rumput dan di tengah lapangan itu berdiri seorang yang
ternyata Ku-cu Tojin yang dalam keadaan selamat, melihat
keadaan itu A Bin sangat senang, sementara waktu A Bin
ingin menyelidiki keadaan musuh yang tersebar disekitar
itu, maka dia tetap bersembunyi.
Di atas pohon A Bin melihat ada sekitar tujuh orang
berlompatan di kegelapan, dan ada dua orang berbaju perak
Dewi KZ 304 dengan cepat melompat ke dalam lapangan itu, segera
mengepung Ku-cu Tojin dari belakang.
Gerakan kedua orang itu sangat cepat dan ilmu sangat
tinggi, sehingga Ku-cu Tojin tidak mengetahui di belakang
ada dua musuh datang dari kiri dan kanan, A Bin melihat
dari kejauhan keadaan itu segera tergugah untuk lompat
turun dari pohon itu. Kedua orang baju perak itu entah merasa angkuh atau
merasa lawan sudah di kepung banyak orang, dan tidak
akan terlepas lagi sehingga tidak menyerang di kegelapan,
dengan tertawa menakutkan memberi tahu kedatangan
mereka, Ku-cu Tojin segera membalikkan tubuh dengan
muka sangat tenang, mungkin dia sudah tahu kedatangan
kedua orang itu, dengan nada dingin berkata:
"Kalian mengejar terus, seperti tidak puas bila aku belum
mati, sekarang aku ingin kalian puas aku tidak akan lari!
Tetapi sebelum aku mati, aku ingin menggunakan pedang
turunan dari kakek guruku untuk membasmi beberapa iblisiblis di dunia ini!"
A Bin telah melihat muka Ku-cu Tojin sangat pucat, di
pinggir mulut juga terdapat sedikit bercak darah, sebelah
tangannya sedang memegang dada, A Bin hampir tidak
tega melihat keadaan tosu itu, dia ingin segera membantu
melawan musuh, tetapi setelah dipikir lagi dia ingin
memancing lebih banyak musuh keluar, menangkapnya
hidup-hidup, dan menyelidiki lebih seksama, sehingga dia
menahan diri tidak keluar dari tempat persembunyian.
Salah satu dari orang berbaju perak itu berkata dengan
dingin: "Bila kau bunuh diri dan menutup sendiri titik nadimu,
mungkin bisa mengurangi penderitaan dan mayatnya utuh,
Dewi KZ 305 bila tidak, jatuh ke tangan kita kau akan tersiksa dan
menderita!" Ku-cu Tojin berteriak sekali, mendadak menyerang
orang di kiri, pedang yang dipegang dengan kecepatan
bagaikan angin kencang dan hujan deras menyerang
musuhnya. Tosu itu keluaran dari partai ternama, jurusnya
sangat sempurna dan tenaga dalam masih cukup, sehingga
serangan itu membuat orang berbaju perak itu kalang kabut,
satu orang berbaju perak yang berdiri di pinggir segera
menghampiri dan mengayunkan tongkat yang di pegang
menghadang Ku-cu Tojin untuk menolong temannya.
Menghadapi dua orang lawan, membuat Ku-cu Tojin
bertahan dengan susah payah, berlainan dengan tadi satu
satu lawan satu. Dapat dipahami tenaga dalam tosu itu
lebih tinggi dari lawan, karena terluka sangat berat, maka
tenaga serangannya lemah, tertolong oleh jurus yang
banyak perubahan, sehingga masih bisa bertahan untuk
sementara. Terdengar satu suara siulan, konsentrasi Ku-cu Tojin
tambah terganggu sehingga kecepatan jurusnya terhambat,
dua orang berbaju perak itu menggunakan kesempatan ini
dengan baik, satu orang dengan tongkatnya mendorong
pedang Ku-cu Tojin keluar dari posisinya, satu orang lagi
menggunakan pentungan besi menerobos pertahanan tosu
itu. Dalam keadaan sangat genting itu, mendadak terbang
beberapa cahaya, masuk dalam lingkaran pertarungan
membawa satu suara lentingan, membuat pentungan besi
yang menyerang tosu itu meleset ke pinggir, dan senjata
rahasia yang jatuh ke tanah itu ternyata berupa beberapa
butir pasir. Dewi KZ 306 Dan bersamaan itu, satu bayangan orang seperti terjun
dari langit, berhenti diantara Ku-cu Tojin dan dua orang


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbaju perak itu, berkata dengan suara nyaring:
"Bisanya hanya mengeroyok, menyerang dengan diamdiam dan bersembunyi, kalian dari alirang Jian-kin telah
banyak berbuat keonaran dan kejahatan, pasti akan
terbasmi dengan pembunuhan masai, dari pada tiba waktu
tersebut, apa tidak lebih baik kalian bunuh diri saja!"
Orang yang bicara itu adalah A Bin, menggunakan katakata orang berbaju perak tadi untuk menyindir balik.
Kedatangan A Bin membuat dua orang berbaju perak itu
ketakutan, bagi Ku-cu Tojin menjadi gembira dan risau.
Dalam sekejap, tosu itu mendekati tubuh A Bin, dengan
diam-diam menyerahkan sebuah benda ke tangan A Bin,
berpesan dengan suara kecil:
"Lui-siauhiap, di sekeliling banyak musuh, tenaga kita
kurang, bertahan mungkin bisa mati sia-sia, kau cepat
keluar dari kepungan musuh, serahkan benda ini kepada
ketua partai kami, aku disini menahan musuh!"
A Bin sangat cerdik, dia tahu bila menerima titipan
barang dari Ku-cu Tojin, membuat tosu itu tidak punya
beban, dan akan bertarung mati-matian, agar A Bin bisa
cepat keluar dari kepungan, maka dengan sedikit tenaga,
dia mengembalikan lagi benda itu ke tangan Ku-cu Tojin.
Pada waktu bersamaan, kawanan musuh bertambah lagi
lima enam orang, diantara mereka terdapat seorang berbaju
emas dengan tutup kepala, tangannya memegang tongkat
berukir kepala naga, tampak dia adalah pimpinan mereka.
A Bin dengan menunjuk orang itu tertawa dan berkata:
Dewi KZ 307 "Kau sudah tua begini, masih berani membuat pekerjaan
yang berbahaya, pasti karena terpaksa, biar aku
mengampuni kau tapi kau jangan ikut campur!"
Orang berbaju emas itu sangat terkejut, meski sudah
pakai tutup muka, tapi masih ketahuan umurnya oleh A
Bin, entah bagaimana lawan bisa tahu demikian jelas, tetapi
kata A Bin itu membuat dia marah juga, maka berkata
dengan dingin: "Meski kau berlatih silat sejak keluar dari rahim ibumu,
hingga hari ini kau punya bekal berapa besar, berani berkata
sombong begitu, biar aku mencoba ilmu silatmu, apa betul
hebat!" Kelihatan orang ini menganggap enteng pada A Bin yang
masih muda, dia tentu tidak akan punya tenaga dalam yang
kuat, maka sambil bicara, jurus tongkatnya pun keluar,
bersamaan itu kakinya maju dua langkah, kepala
tongkatnya menyapu tubuh A Bin dengan cepat sambil
berteriak: "Hayo keluarkan senjatamu!"
A Bin tetap berdiri tegap, tidak bergoyang sedikit pun,
membuat orang berbaju emas itu tertegun sejenak, namun
dia tetap tidak menghentikan gerakan-nya, ayunan
tongkatnya sudah mendekati tubuh A Bin dan tongkatnya
berobah menjadi lima atau enam bayangan sambil
mengeluarkan tenaga lemas meng-gebrak tubuh A Bin
bagian atas dada. A Bin sudah menyiapkan tenaga di tangannya, dia
menunggu waktu yang tepat, terlihat dia menyodor-kan
sebelah telapak tangan sebagai pengganti pedang, menutup
jurus serangan tongkat itu.
Dewi KZ 308 Orang berbaju emas itu sangat terkejut dan sedikit
gentar, dengan tertawa sinis dia menyalurkan tenaga dalam
ke tongkatnya, menotok telapak tangan A Bin dengan
cepat, tenaga yang disalurkan melalui tongkat itu adalah
tenaga lemas, bila A Bin bukan tandingannya, dia bisa
menarik tangannya supaya tidak beradu, tetapi organ dalam
tubuh A Bin juga akan terluka.
Dengan santai A Bin menambah tenaga dalam di
tangannya, begitu kedua tenaga lemas itu beradu, tenaga
dalam A Bin sudah merapat di atas tongkat.
Orang berbaju emas itu merasakan tenaga dalam yang
disalurkan ke tongkatnya sama sekali tidak bisa melukai A
Bin, malah ada tenaga berlawanan menahan laju
tongkatnya, dia sangat terkejut dan berpikir kenapa anak
muda ini bisa menguasai tenaga lemas dengan begitu
sempurna, bisa mengeluarkan tenaga dahsyat melalui
telapak tangan menahan tenaga dalam musuh.
Orang berbaju perak dan abu-abu dikeliling lapangan
sama-sama dibikin gempar karena orang nerbaju emas itu
berilmu lebih tinggi dari mereka, ternyata juga tidak dapat
melumpuhkan anak muda itu.
Setelah orang berbaju emas itu tidak berhasil mendesak
A Bin, segera merobah jurus tongkatnya menjadi sapuan,
dia ingin A Bin merobah jurusnya agar ada kekosongan
dalam jurus A Bin, sehingga dia bisa mendapat kesempatan
memperoleh kemenangan. A Bin dengan cepat menghantam tongkat itu sambil
berteriak: "Orang tua, kenapa tidak berani adu tenaga dalam?"
Mengetahui A Bin mengejek, orang berbaju emas itu
tidak bisa berbuat apa-apa, dengan perubahan jurus
Dewi KZ 309 tongkatnya dia seperti takut beradu tenaga dalam dengan A
Bin, padahal sebetulnya dia menambah lagi tenaga dalam
dengan sapuan tongkat itu.
Begitu tongkat dan telapak tangan beradu, masingmasing menyalurkan tenaga dalam untuk mendesak
lawannya. Tenaga A Bin juga bertambah banyak, membuat
tangan kanannya makin maju ke depan, dan tongkat kepala
naga terdesak mundur ke belakang.
Orang berbaju emas itu belum kalah tetapi dia merasa
malu, segera menarik kembali tongkatnya dengan
kecepatan tinggi. Melangkah mundur sejenak lalu maju
lagi, dengan jurus yang lebih dahsyat menotok dan
menyapu A Bin. Dengan tertawa enteng A Bin memperagakan lima jurus
tangannya terus mendesak orang berbaju emas itu mundur
beberapa tombak, lawan A Bin juga meningkatkan
semangatnya, mengayunkan tongkat menyerang balik,
mendadak A Bin menggunakan tangan kirinya menyentil,
sentilannya mengeluarkan tenaga dahsyat hingga
mementalkan tongkat lawan. Dengan ke ampuhan khusus
(Siau-yau-kiong) itu dan tangan kanan A Bin mengeluarkan
jurus Seng-cin-in-ho (Bintang bergabung dengan awan),
arus angin yang ditimbulkan sangat dahsyat, orang berbaju
emas itu sangat terkejut, dia ingin cepat menghindar, tetapi
telah terpukul oleh angin pukulan itu di bagian dada,
dengan mengaduh menahan sakit, dia menarik tongkat dan
membalikkan tubuh berlari, empat orang berbaju perak
datang dari kiri dan kanan, dengan senjata terhunus
menyelamatkan orang berbaju emas.
Dengan tertawa enteng A Bin berkata:
Dewi KZ 310 "Bila aku ingin membunuh dia, pukulan tangan ini sudah
bisa membinasakan, kalian membantu juga percuma, aku
hanya ingin menangkap dia hidup-hidup!"
Dengan serangan kedua tangannya A Bin membuat
orang-orang baju perak terpencar ke samping, lalu A Bin
menjulurkan tangan menangkap pundak orang berbaju
emas, orang itu terpaksa mengangkat tongkat menahan
serangan A Bin, tetapi tongkat belum beradu dengan tangan
A Bin, tenaga tangan orang berbaju emas itu sudah hilang,
dan tubuhnya jatuh ke depan sambil merintih kesakitan,
untuk sementara A bin belum bisa memastikan apakah
orang itu berbohong untuk mengelabui A Bin agar dia bisa
menggunakan senjata gelap, sehingga karena ragu ragu
untuk bertindak. Sementara musuh sudah berpencar
melarikan diri, Ku-cu Tojin menghadang mereka dengan
pedang, namun karena luka dalamnya terlalu parah, dia
tidak berhasihmencegah dan mereka lolos.
A Bin merasakan ada kejanggalan atas usaha larinya
musuh, dia membungkukan tubuh, melihat orang berbaju
emas itu sudah mati, ternyata di bahu tangan kiri orang itu
tertanam sebuah jarum perak yang sudah diberi racun,
persis seperti yang dilihat A Bin di biara Cu-sia tempo hari.
A Bin sangat kesal, dia membuka tutup kepala orang itu,
betul juga orang tua itu berambut putih, kira kira berumur
diatas enam puluh tahun. Ku-cu Tojin segera menghampiri
dan melihat orang itu dengan terkejut berkata:
"Dia! pendekar tongkat tunggal Liang-ho dari propinsi
Su-chuan, orang ini dari aliran putih, ilmu tongkatnya hebat
menjadi aliran tunggal, tadi waktu menggunakan ilmu
tongkatnya, aku sudah curiga pada dia, karena dia
menggunakan tongkat kepala naga bukan bambu, maka aku
tidak berani memastikannya. Entah kenapa, dia pun bisa
masuk Jian-kin-kau."
Dewi KZ 311 Sudah berusaha dengan susah payah malah hanya
mendapat sesosok mayat, A Bin sangat gusar. A Bin
bersumpah dalam hati, lain kali bila bertemu lagi orangorang Jian-kin-kau, dia akan menangkap seorang saksi
hidup. A Bin dan Ku-cu Tojin meneruskan perjalanan, anggota
Jian-kin-kau telah dibikin gentar oleh A Bin, maka dalam
beberapa hari, tidak berani mengganggu lagi, A Bin berdua
sangat senang juga, tetapi tetap berhati-hati.
Luka dalam Ku-cu Tojin makin parah, sehingga laju
perjalanannya lebih lambat, karena dia takut A Bin
mengetahui dan malah mengganggu perjalanan, maka tosu
itu bertahan dan tidak mau mengeluh, perbuatan dia malah
diketahui A Bin kedua hari sebelum mencapai hari
pertemuan di Siauw-lim-sie, karena tidak mengerti
pengobatan, dan entah mau berobat kemana.
Ku-cu Tojin dengan tegas berkata:
"Semua orang pasti mati, aku hanya berharap bisa
bertemu muka ketua partai sekali lagi, menyampai-kan
jawaban atas tugas yang diberikan padaku, agar aku tidak
menyesal, tempat ini tidak jauh lagi ke biara Siauw-lim, bila
mempercepat langkah, kira kira tiga hari kita bisa sampai,
walau pun terlambat ikut pertemuan itu, ketua partaiku
pasti masih berada disana, dengan bantuan dia dan ketua
Siauw-lim yang mahir dalam pengobatan, ditambah obat
mujarab, aku masih punya harapan hidup! Aku berharap
bisa bertahan tiga hari!"
A Bin berpikir sejenak, berkata dengan halus:
"Totiang jangan khawatir, orang biasa perlu tiga hari,
bila aku siang malam mengejar waktu menggendongmu,
hanya perlu setengah waktunya saja, besok siang juga bisa
Dewi KZ 312 sampai, di saat itu pertemuan Siauw-lim belum bubar,
segala masalahmu akan segera ditangani."
Maka tanpa banyak bicara, A Bin menggendong Ku-cu
Tojin dengan ilmu meringankan tubuh dia berlari siang
malam, sehingga tepat datang dalam pertemuan Siauw-lim.
Dan pada waktu datang dia mendapatkan Thio Hong-giok
baru mengalahkan Iblis dari selatan Kauw Ki-koan dan
sedang berkata sombong, A Bin tidak merasakan lelah, dia
masih bisa mengalah-kan Thio Hong-giok, membuat jagojago kagum atas diri A Bin. Setelah mendengarkan cerita A
Bin tentang pertolongan A Bin pada Ku-cu Tojin.
Setelah dibantu penyembuhan oleh 'Soat-song Cinjin dan
obat mujarab dari Bu-tong dan Siauw-lim, Ku-cu Tojin
mulai siuman, dan telah membuka matanya, melihat
keberadaan Soat-song Cinjin dan Kian Ih Taysu, dengan
muka yang gembira berusaha menggerakan tangan kanan
untuk merogoh sesuatu dalam tas pinggang.
Mengetahui adik seperguruan ingin mengambil sesuatu
di tas pinggang itu, maka Soat-song Cinjin membantu
membuka dan menaruh tas itu ditangan Ku-cu Tojin dan
menyaksikan dia mengeluarkan saru cincin tangan dari besi
hitam. A Bin yang turut melihat cincin besi hitam itu hampir
kelepasan berteriak, karena cincin besi hitam itu sama
dengan yang dipungut A Bin di puncak Tiang Langit tempo
hari, untuk sementara dia meredam emosi dalam hatinya
dan menunggu keterangan lain.
Ku-cu Tojin dengan suara sangat kecil berkata:
"Aku dengan dua murid seperguruan menempuh bahaya,
berusaha menghadang seorang pemimpin Jian-kin-kau, biar
pun orang itu terlepas dari kejaran, tetapi barang penting ini
dapat diambil, dan kata mereka ini adalah benda sebagai
Dewi KZ 313 tanda setia pada ketua Jian-kin-kau waktu berdiri,
pendapatku, mungkin dari cincin besi hitam ini dapat
mencari jejak Jian-kin-kau."
A Bin baru sadar kenapa Ku-cu Tojin waktu dalam
keadaan sangat bahaya waktu dikepung, ingin
menyerahkan sesuatu barang pada A Bin untuk diserahkan
pada Soat-song Cinjin, mungkin barang itu adalah cincin
besi hitam ini. Soat-song Cinjin, Kian Ih Taysu, Sin-ki-siucai Cukat
Hiang dan Gin-hoat-lo-jin Wie Tiong-hoo dan lainnya,
setelah masing masing melihat cincin besi hitam itu semua
merasa belum pernah melihat benda itu, Cukat Hiang
menunggu semua orang selesai melihat, berkata:
"Besi hitam untuk cincin ini bukan barang biasa, benda
ini terbenam dalam es beku di kutub utara ribuan tahun,
sangat sulit mendapatkannya, benda ini punya dua macam
keunggulan, satu anti api, lingkaran dalam jarak satu kaki
bisa melindungi orang yang memakai tidak terbakar, dan
bila tangan memakai cincin itu di masukan dalam minyak
yang sedang mendidih juga akan aman, satu gunanya lagi
mempunyai daya magnit yang bisa menyedot segala macam
benda logam dalam jarak tiga kaki dan gampang
mengendalikan cincin itu ke semua arah tujuan, maka
semua senjata rahasia yang sangat kecil pun bila
bertemu........." Cukat Hiang bicara sampai disitu, entah teringat sesuatu
dan mendadak berhenti bicara.


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

A Bin lebih cepat menangkap inti pembicaraan Cukat
Hiang tentang khasiat cincin besi hitam itu, segera berkata:
"Cincin besi hitam itu bisa melindungi tubuh dari
serangan jarum beracun dari Jian-kin-kau."
Dewi KZ 314 Cukat Hiang terperanjat melihat A Bin, dia kagum atas
kecepatan berpikir A Bin, dia mengangguk-kan kepala
tanda setuju atas jawaban A Bin. Pendekar dari Sungai
Hoai, Shangguan Leng masih tidak mengerti, dia bertanya:
"Cukat Hiang! Ucapanmu dan adik Lui membuatku
bingung, dikatakan jarum perak beracun itu buatan Jiankin-kau, apa gunanya memakai cincin besi hitam buat
melindungi tubuhnya sendiri?"
Cukat Hiang tersenyum sejenak dan menjawab:
"Shangguan Toako, tadi kau sudah lihat sendiri, orang Jiankin-kau yang menyamar sebagai rmfrid Bu Ki dibunuh oleh
murid Jian-kin-kau juga dengan jarum perak beracun,
pimpinan Jian-kin-kau adalah orang-orang sadis, mereka
harus punya cara untuk menguasai anak buahnya, jarum
perak beracun itu adalah senjata ampuh, tetapi yang bisa
menggunakan juga banyak, mereka takut ada murid yang
memberontak menggunakan senjata itu berbalik menyerang
kepada atasannya, maka khusus membuat cincin besi hitam
itu untuk beberapa orang dekat yang bebas dari hukuman
mati, petinggi dari Jian-kin-kau yang terkepung musuh,
akan membocorkan rahasia organisasi, maka tanpa raguragu orang itu akan dibunuh untuk menutup mulutnya,
seperti orang-orang yang menghadang Ku-cu Tojin dan
orang yang berhadapan dengan adik Lui tadi, itu sebagai
contoh!" Jago-jago yang disana baru mengerti setelah dijelaskan
oleh Cukat Hiang, selain kagum atas pengetahuan Cukat
Hiang dan A Bin, juga meningkatkan kewaspadaan atas
ulah sadis dari Jian-kin-kau, sampai murid sendiri juga
dapat dikorbankan. Cukat Hiang melanjutkan perkataannya:
Dewi KZ 315 "Cincin besi hitam ini berguna sekali buat kita, kalian
boleh mengawasi seluruh bentuknya, karena pimpinan Jiankin-kau pintar menyembunyikan dirinya, tapi orang itu
pasti memakai cincin itu ditangannya, bila telah hafal
bentuknya, lain hari bila jika melihat, kita bisa langsung
tahu bahwa orang itu adalah salah satu pimpinan Jian-kinkau."
Maka semua orang bergiliran memperhatikan cincin itu,
tindakan Cukat Hiang itu mengandung makna penting, dia
ingin mengetahui bila ada orang Jian-kin-kau melihat cincin
itu, bagaimana pun reaksi aneh akan timbul, sehingga orang
itu bisa ditangkap, tetapi setelah semua orang melihat benda
itu, reaksi mereka bermacam-macam, Cukat Hiang dengan
pengalamannya menilai mereka tidak ada hubungan
dengan Jian-kin-kau. Setelah cincin besi hitam itu kembali lagi ke tangan
Cukat Hiang, terdengar ucapan Thi-koan Totiang yang
duduk di meja nomor satu, katanya:
"Aku ada satu permintaan, entah dapat dikabulkan oleh
Soat-song Cinjin atau tidak!"
Thi-koan Totiang adalah orang pertama yang dilukai
oleh Jian-kin-kau dan semua muridnya telah mati, dia
sendiri juga menjadi cacad, sehingga harus dibantu orang
untuk berdiri. Dia salah satu ketua dari panitia pertemuan
ini, dari tadi dia tidak bicara, semua orang menaruh rasa
simpati atas musibah yang diderita tosu ini, sehingga semua
orang menunggu cerita selanjutnya.
Sambil menunjuk cincin besi hitam ditangan Cukat
Hiang, dia berkata lagi: "Aku ingin mendapatkan cincin itu, bukan aku takut
mati, karena ilmu kita dari Couwsu Thio-sam-hong hilang
dicuri dan sepuluh muridku yang mati belum terbalas, aku
Dewi KZ 316 ingin bertahan dengan sisa nyawaku, ingin menyaksikan
titik terang kasus ini. Tetapi ilmuku telah hilang sama sekali
dan musuh dari Jian-kin-kau sangat dendam padaku, bila
tidak dilindungi oleh cincin itu, entah kapan dan dimana
aku akan dibunuh oleh mereka, bila kalian......."
Kian Ih Taysu tanpa berpikir panjang, segera berkata:
"Ketua jangan bicara lagi, cincin besi hitam ini hanya
kau yang pantas memiliki, biar aku minta izin kepada Soatsong Cinjin!"
Soat-song Cinjin setelah mengucapkan nama Budha
berkata dengan cepat: "Hong-tiang tidak perlu bicara begitu, bila kau tidak
mengatakan aku juga ingin menyerahkan cincin ini ke
tangan Thi-koan Totiang, aku hanya ingin menyanya-kan
pada Cukat Hiang, apakah cincin ini masih perlu digunakan
di lain tempat?" Ternyata semua orang petinggi di pertemuan itu
menganggap Cukat Hiang sebagai penasihat, segala hal
ingin mendapatkan saran dari dia.
Dengan lirikan mata yang penuh arti, Cukat Hiang
melihat Thi-koan Totiang sejenak, dengan tertawa dia
berkata: "Cincin ini telah dilihat semua orang disini dan telah
dikatakan bila ada orang yang memakai cincin ini pasti
orang penting dari Jian-kin-kau......."
Berhenti sejenak Cukat Hiang berkata lagi dengan nada
kocak: "Tentu Thi-koan Totiang tidak termasuk orang yang
dicari......." Dewi KZ 317 Perkataan lucu dari Cukat Hiang membuat semua orang
tertawa riang, terdengar Cukat Hiang melanjutkan
perkataannya: "Cincin ini tidak ada guna lain, tergantung Soat-song
Cinjin ingin dipergunakan untuk apa?"
Soat-song Cinjin menunggu ucapan Cukat Hiang habis,
maka tanpa ragu-ragu mengambil cincin itu dan
memakaikan pada jari manis tangan kanan Thi-koan
Totiang, semua jago bertepuk tangan tanda setuju.
Pertemuan ini setelah diganggu oleh Kauw Ki-koan dan
Thio Hong-giok hampir menghabiskan waktu dua jam,
semua tamu telah lapar, ketua Siauw-lim-pay, Kian Ih
Taysu Hong-tiang segera berkata:
"Mohon maaf aku tidak menyiapkan apa-apa, sehingga
kalian lapar, sekarang waktu kita makan, setelah minum air
dan arak, aku masih ingin mendapat-kan petunjuk dari
kalian!" Setelah dipersilahkan tuan rumah untuk mulai makan,
maka semua orang mulai melahap makanan di mejanya,
hanya Soat-song Cinjin dan murid Bu-tong mengawal Kucu Tojin sementara keluar dari ruangan itu.
A Bin diundang di meja utama, kebetulan duduk di
samping Hong-tai, Hong-tai hanya minum air di gelas,
sama sekali tidak peduli pada A Bin, A Bin diam-diam
melihat ke arah Siau-cian, Siau-cian juga sama sekali tidak
memperhatikan keberadaan A Bin.
A Bin merasa sedih, entah bagaimana membuka kedua
hati gadis itu, membicarakan kerinduan A Bin.
Di meja lain, pendekar Shangguan Leng berjalan
menghampiri meja A Bin, dia tidak tahu hubungan A Bin
Dewi KZ 318 dengan Hong-tai daan Siau-cian yang sangat rumit, dia
mengangkat gelas arak menghormati A Bin dan berkata:
"Adik Lui, kau baru pertama muncul di dunia persilatan,
aku bisa memastikan kau akan jadi orang hebat tidak lama
lagi, aku bersulang untukmu!"
Karena gusar atas perilaku kedua gadis itu, melihat
Shangguan Leng bersulang untuknya, maka A Bin segera
meneguk arak itu, karena tidak biasa minum arak, muka A
Bin segera tampak merah dan tampak bertambah gagah
perkasa, Shangguan Leng terus memuji A Bin:
"Sayang aku tidak punya anak perempuan, bila ada, aku
akan minta ketua Siauw-lim atau Bu-tong untuk jadi saksi
menyatakan aku akan punya calon mantu secakap dirimu!"
Ucapan kocak dari Shangguan Leng membuat Hong-tai
dan Siau-cian tidak senang dan mengeluarkan suara sinis,
tetapi tidak urung juga untuk melirik muka A Bin dengan
sembunyi-sembunyi. Tingkah laku kedua gadis itu terlihat juga oleh
Shangguan Leng yang berpengalaman, sambil ter-senyum
tanpa banyak bicara lagi dia meninggalkan meja A Bin.
Semua jagoan dari dunia persilatan selama ini tidak suka
tata cara yang rumit, semua orang sibuk menyantap
makanan, pimpinan panitia sibuk mengitari meja-meja
tamu untuk bersulang. Santapan makan selesai dan meja makan telah
dirapihkan kembali, semua tamu disuguhi air teh, dan
melanjutkan pembicaraan masalah Jian-kin-kau.
Soat-song Cinjin yang telah menitipkan Ku-cu Tojin
diruang istirahat telah kembali lagi ke ruang rapat, langsung
berkata pada ketua Siauw-lim:
Dewi KZ 319 "Aku telah bicara dengan Ku-cu Sute, dan tahu beberapa
persoalan penting bahwa sayap Jian-kin-kau sudah tersebar
luas dimana-mana, di propinsi An-hui berhasil menjebak
orang penting aliran itu keluar sarang, tetapi belum sempat
mengetahui identitas asli orang itu, sudah di bawa kembali
oleh temannya, dia hanya dapat merebut cincin besi hitam
itu sebagai tanda bukti, sepanjang jalan sesudah kejadian
itu, Ku-cu Sute terus menerus diserang dan dikeroyok, aku
punya pendapat, apa kita perlu menyusuri jalan yang
pernah dilalui Ku-cu Sute, mungkin bisa mendapat jejak
dan menuju sarang mereka!"
Kian Ih Taysu berkata: "Pendapat To-heng sangat tepat, ini adalah satu garis
harapan, entah tuan Cukat Hiang ada pendapat lain?"
Cukat Hiang dengan pelan-pelan berkata:
"Ku-cu Tojin sepanjang jalan pulang kemari hanya
ditemani oleh adik Lui, karena berdua saja, murid murid
Jian-kin-kau berusaha merebut kembali cincin besi hitam
itu, maka mengerahkan murid-murid mereka di sepanjang
jalan, bila kita sekarang mengerahkan banyak orang untuk
mencari mereka, murid-murid Jian-kin mana berani terangterangan keluar sarang!"
Ulasan Cukat Hiang membuat Kian Ih Taysu dan Soatsong Cinjin menganggukan kepala tanda setuju ulasan tepat
Cukat Hiang, Soat-song Cinjin balik bertanya:
"Pendapat anda betul, menurut pendapat anda, urusan
ini harus bagaimana ditangani!"
Muka Cukat Hiang tampak sedikit tersenyum murung
dan berkata: "Aku dijuluki oleh teman-teman persilatan sebagai
Peramal jitu, biasanya aku bisa memikirkan dan
Dewi KZ 320 menyelesaikan masalah dengan tepat, tetapi buat masalah
Jian-kin-kau yang rumit, terus terang, sampai detik ini aku
masih belum punya ide sedikit pun?" sambil bicara Cukat
Hiang diam diam memberi isyarat mata kepada Kian Ih
Taysu dan Soat-song Cinjin yang duduk berdekatan, dan
isyarat itu hanya mereka berdua yang tahu, semua jagoan
tidak ada yang tahu isyarat yang diberikan Cukat Hiang
pada kedua ketua partai Siauw-lim dan Bu-tong,
mendengar-kan bahwa orang pintar semacam Cukat Hiang
juga menyerah, membuat hati semua orang bertambah
berat, sebagian orang mulai bisik-bisik.
Keinginan Cukat Hiang membuat suasana menjadi
demikian telah berhasil dan dia berpura-pura tidak enak
tubuh melangkah dan menyendiri dipojok yang sepi.
Kian Ih Taysu sebagai tuan rumah yang mengundang
rapat, tidak bisa berbuat seperti Cukat Hiang, dia berpikir
sejenak ingin berbicara sesuatu.
Di pinggir tembok ruang pertemuan terdengar suara
langkah kaki yang berat, jago-jago dalam ruangan menduga
akan ada sesuatu kejadian lagi, maka mereka berhenti
berbicara, dan mengarahkan pandangan matanya ke arah
pintu masuk. Betul juga, sesosok tubuh yang sempoyongan masuk
ruangan dengan tergesa-gesa, dia adalah orang yang
berpisah beberapa hari Gan-tayhiap, Gan Cu-kan.
Orang aneh yang sombong ini selalu meman-dang enteng
persoalan yang dihadapi, sekarang malah tergesa-gesa
masuk ruangan tanpa menghiraukan hweesio penerima
tamu di pintu masuk biara langsung masuk sendiri.
Kian Ih Taysu segera melangkah dua kali menyambut
kedatangan tamu baru dan berkata:
Dewi KZ 321 "Tuan Gan tergesa-gesa begini, pasti mendapatkan berita
besar, silahkan istirahat sebentar, nanti baru mendengarkan
cerita anda!" Gan Cu-kan tidak mau duduk, dia berdiri di tengah
ruangan, membuka kipas yang selau dibawa, mengibaskan
beberapa kali, dan mengatur pernafasan baru berkata:
"Kejadiannya mendadak, biar aku menceritakan dengan
singkat. Setelah perpisahan dari biara Cu-sia, aku
menyelidiki dengan seksama di dua propinsi, berkat
pengalamanku beradu otak dengan orang-orang persilatan
puluhan tahun, dengan mudah memancing murid Jian-kinkau keluar sarang, tapi sayang, setan itu sangat cerdik,
mengetahui dibuntuti orang, segera menghindar dan lari.
Dengan susah payah aku berhasil menangkap dua orang,
tapi juga dibunuh oleh jarum racun dari tempat
tersembunyi, semua ini membuat aku marah besar, maka,
aku berobah taktik, biar hidup atau mati, aku sengaja
berbuat gila mengganggu mereka, membunuh beberapa
antek-antek mereka untuk melampiaskan kemarahan aku,
ternyata siasatku ber-hasil menggiring orang kuat mereka
keluar menghadapi aku, sayang ilmu silatku belum bisa
mengimbangi mereka, untung aku punya rencana dan
menghindar dari pengawasan mereka, berbalik diam-diam
mengikuti orang kuat itu sampai hampir ke sarang
mereka......." Berhenti sejenak, Gan Cu-kan membuang keringatnya


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sambil mengipas beberapa kali, berkata lagi:
"Siapa tahu, setan itu sengaja berbuat licik, mereka tahu
diikuti orang di belakang, maka sengaja memancing aku
masuk perangkap, aku di kepung banyak orang yang
memegang senjata rahasia, memaksa aku masuk dalam
Jian-kin-kau, kalian pasti tahu sifatku Gan Cu-kan diancam
ribuan pedang dileher juga tidak akan menyerah, ketika di
Dewi KZ 322 kepung oleh banyak jagoan senjata rahasia, juga tidak bisa
mencegah aku melolos-kan diri, tetapi dalam pikiran
sejenak, aku ingin merubah rencana mereka jadi rencanaku,
aku pura-pura terpaksa tidak ada pilihan selain menyerah,
berusaha masuk kedalam sarang mereka. Pada waktu itu,
aku membalikan kedua tanganku dibelakang tubuh, berkata
tidak punya niat lari, karena terdesak, dengan suka rela
menyerahkan diri. Tetapi bila disuruh masuk ke Jian-kinkau tidak mungkin mau, perbuatanku tersebut sesuai
dengan statusku, maka mereka percaya pada ucapanku.
Dan mereka mengikat aku dengan urat sapi kedua tangan
dan kaki, agar aku tidak bisa mengguna-kan kepandaian
untuk melukai orang atau lari. Mereka sangat sopan
padaku, dan menutup mataku dengan kain hitam, aku
dibawa ke satu tempat, setelah melalui dua malam, aku tiba
di satu tempat yang rahasia......"
Gan Cu-kan berhenti sejenak, melihat semua tamu
sedang asyik mendengarkan ceritanya dengan tenang tanpa
bersuara, maka dia mulai cerita lagi:
"Tempat itu sangat luas, bangunannya mewah seperti
istana, setelah melalui jalan berliku-liku, aku baru di bawa
ke satu ruangan yang lebih mewah oleh orang-orang
berbaju emas, kata mereka untuk menghadap ketua Jiankin-kau. Pertama, aku diterima oleh seorang pengawal
pribadi yang berjubah emas, setelah berbincang-bincang,
aku tetap pada pendirian semula meski tertangkap tapi
belum mau masuk Jian-kin-kau, karena ucapan itu,
sehingga aku tidak bisa bertemu ketua mereka, mereka
mengantar aku kesatu tempat rahasia, dengan layanan
memuaskan. Aku sudah punya rencana matang, dengan
sabar bertahan, menunggu mereka lengah, baru cari
kesempatan untuk mencari rahasia mereka, dan selanjutnya
melarikan diri......."
Dewi KZ 323 Cendekiawan sombong ini bicara sampai disini, terlihat
muka menyesal dan melanjutkan bercerita:
"Siapa tahu, orang-orang Jian-kin-kau sangat licik dan
sangat waspada. Mungkin mereka tahu rencana aku,
mereka mengerjakan aku dengan semacam racun pada
makanan, sehingga aku lupa ingatan. Dan selanjut-nya aku
terjebak dalam dunia lain, sama sekali tidak tahu aku telah
berbuat apa, sampai kemudian ditolong oleh teman dari
dunia persilatan........."
Kian Ih Taysu ingin bertanya siapa yang menolong Gan
Cu-kan, tetapi mengetahui Gan Cu-kan tidak Menjenguk Cakrawala 4 Niken Dan Pandu Karya Ac Zzz Rahasia Ciok Kwan Im 2

Cari Blog Ini