Ceritasilat Novel Online

Dyah Ratnawulan 3

Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo Bagian 3 pening dan tidak ingat sesuatu. Setelah perampok-perampok tadi datang dan melihat kau dikeroyok. barulah aku sadar dan. dan menyesal.!" Raden Indrajaya mencibirkan bibirnya dan kemudian tersenyum menghina. "Pergilah dari depanku!" katanya danMas Bei yang gemukitu lalu pergi seperti seekor anjing kena gebuk. Akan tetapi peristiwa yang menggegerkan itu disambung oleh peristiwa lain yang cukup menimbilkan keributan besar. Tiba-tiba terdengar para yogo berteriakteriak. "Tangkap, tangkap! Tahan penculik itu.!" Indrajaya dan lain-lain orang cepat memandang dan alangkah heran dan kaget mereka ketika melihat Puspamirah ledekyang cantik itu, meronta-ronta dalam pondongan seorang pemuda tampan.Indrajaya marah sekali dan selagi ia hendak mengejar, pemuda yang menculik ledek itu sekali melompat telah berada ditempat jauh dan kemudian menghilang ke dalam gelap dengan kecepatan yang membuat semua orang tertinggal jauh dan hanya dapat saling pandang dengan terheran-heran. "Bukan main!" Indrajaya berkata perlahan."Hebat sekali pemuda itu, hampir sama cepatnya dengan pemuda yang tadi menolong aku! Akan terjadi apakah di kota raja ini" Tiba-tiba saja muncul orang-orang muda sakti mendraguna yang bersikap aneh. Mengapa pula Puspamirah diculik?" Koleksi Kang Zusi Setelah mengalahkan tiga orangcabang atasyang mengeroyok Indrajaya, kemudian melarkan diri karena hatinya merasa tidak karuanketika ia dipeluk dan digandeng oleh pemuda yang tampan itu, Ratnawulan tidak pergi jauh dari tempat pesta dan bersembunyi di bawah sebatang pohon. Hatinya masih berdebar-debar kalauia mengingat betapa lengannya dipegang dengan erat dan mesra oleh Indrajaya. Ia tahu bahwa pemuda itu tidak sengaja melakukan hal itu karena menganggap bahwa ia seorang pria. Ah, kalau saja Indrajaya tahu bahwa ia seorang dara. wajahnya makin merah kalau membayangkan hal itu dan ia makin bingung merasa betapa hatinya amat tertarik oleh Indrajaya. Ia teringat akan pesan ibunya agar supaya berhati-hati menghadapi godaan asmara dan ia merasa ragu-ragu. Ia teringat pula keadaan Adiprana, pemudalain yang juga amat menarik hatinya, bahkan yang telah menyatakan cinta kasih kepadanya. Ia diam-diam membuat perbandingan anatara Adipranadan Indrajaya.Biarpun ia maklumdan sadar bahwa tak baik seorang dara seperti dia untuk memikirkan dua orang pemuda itu, akan tetapihati dan perasaannya kedewasaannyatak dapat ditahan lagi dan sambil duduk termenung ia membayangkan wajah kedua orang muda itu. Adipranalebih saktidaripada Indrajaya, pikirnya. Akan tetapi Indrajaya juga memiliki sifat kesatria utama, seorang pemuda gagahberani dan harus ia akui bahwa tentang keelokan wajah, Indrajaya lebih menarik hatinya.Adiprana sudah terang mencintainya, dan Indrajaya. ah, daripandang mata pemuda inipun akan jatuh cinta kepadanya kalau saja ia tahu bahwa penolongnya adalah seorang dara. Hal ini telah merasa yakin. Ratnawulan mengeluh didalam hatinya. Mengapa ia selalu menghadapi godaan ini" Baru saja turun gunung ia telah bertemu dengan Adiprana anak Bromo itu.Dankini, baru saja tiba dikota raja, iabertemu puladengan seorang teruna yang menarik hatinya. Padahal ia masih belum menunaikan tugas cita-citanya, bahkan bertemu dengan musuh besarnyapun belum.Ia harus mengusir bayangan dua orang pemuda yang menggoda pikirannya itu. Ratnawulan menghela napas berulang-ulang. Ia akan menanti sampai datangnya hari baruuntuk segera mencari musuh besarnyadan membalsa dendam.Setelah itu,ia akan segera kembali ke Mahameru karena ia baruakan merasa aman dan tenteram hatinya apabila ia berada didekat ibunya, di dekat gurunya. Ia tidak ingin merusak hati dan mengganggu pikirannya dengan segala lamunan yang muluk-muluk dansambil mengertak gigidan ia berkeras mengusir bayangan wajah Indrajaya dan Adiprana. Tiba-tiba ia mendengar teriakan-teriakandari tempat keramaian itu dan ketika ia bangun berdiri, ia melihat bayangan orang berlari cepat sambil mengendong tubuh seorang wanita. Melihat pakaian wanita itu, ia tahu bahwa ia adalah Puspamirah, ledek yang tadipun telah menimbulkan keributandi atas panggung. Ratnawulan cepat bersiap menolong ledek itu, karena maklum bahwa wanita itu tentu diculikdan dibawa lari orang. Akan tetapi, ketika ia melihat orang yang memondong Puspamirah dan yang berlari berdiri bagaikan patung. Ia merasa seakan-akan telapak kedua kakinya melekat pada tanah dan tak dapat diangkat lagi. Hatinya berdebar keras dan matanya terbelalak. Bukanmain kagetnya karena ia melihat bahwa Koleksi Kang Zusi penculik ledek itu bukan lain ialah. Adiprana.Tiba-tiba ia menjadi marah dan sebal. Beginikah akhlak pemuda dari Gunung bromo yang gagah itu" Hanya sebagai seorang rendah penculik ledek" Dan pemuda ini pernah menyatakan cinta kasih kepadanya. Tanpa disadarinya, Ratnawulan menggerakkan kedua kakinya dan mengikuti bayangan pemuda yang memondong ledek danberlari cepat itu. Ia terus mengikuti di belakang, karena tidak ada niatnya untuk mengejar. Ia hanya ingin tahu apakah yang hendak diperbuat oleh Adiprana terhadap leek itu dan kalau memang pemuda itu berniat buruk, ia harus menolong perempuan itu! Kalau perlu ia akan membunuh Adiprana, karena, sudah menjadi orang-orang jahat, tak perdul isiapapun juga orang itu. Siapakah pemuda yang menculik Puspamirah itu" Apakah benar-benar dia itu Adiprana, murid Bromo yang gagah perkasa" Memangbenar! Pemuda itu adalah Adiprana, akan tetapi jangan mengira bahwa ia adalah sebangsa pemogoran yang suka bermain gila dengan wanita, terutama yang suka menculik seorang penari umum. Sebagaimana pernah ia ceritaka kepada Ratnawulan, Adiprana mempunyai seorang ibu yang telah janda dan yang amat cantik rupanya. Ketika ia turun dari perguruannya, ia bermaksud kembali ke kota raja mencariibunya, akan tetapi ia tertahandi hutan randu setelah pertemuannya dengan Ratanwulan. Ia telah berjanji kepada Ratnawulan, gadis yang dicintainya itu, untuk tinggal di dalam hutan mewakili Ratnawulan dan melatih kepada Pasukan CandraBayu. Akantetapi, seperginya Ratnawulan darisitu, ia merasa sunyi sekalidan rindunya kepada ibu datang lagi menggangu hatinya. Oleh karena itu, ia lalu berpamit kepada kawan-kawannya untuk pergi ke kota raja dan menjemput ibunya yang hendak dibawah pindah ke hutan randu. Pak Waluyo sebagai ketua dari Pasukan Candrasa Byu, maklumakan perasaanpemuda ini, maka iapun menyatakan persetujuannya. Demikianlah, oleh karena Ratnawulan sebelum berangkat ke kotaraja singgah dulu di puncak Mahameru, maka keberangkatan Adiprana ini hampir berbareng dengan Ratnawulan. Kalau Ratnawulan tiba di kota pada malam hari, adalah Adiprana datangpada senja tinggal ibunya. Alangkah terkejut,heran dan kecewanya ketika iamendengar bahwa ibunyakini menjadi ledek dan pada malam hari itu sedang menari di gedung seorang tumenggung yang mengadakan pesta tayuban. Hatinya merasa sedih dan perih sekali mendengar betapa nama ibunya sekarang adalah Puspamirah. Adiprana takdapat menahan sabar lagi, terutama ketika ia mendengar keterangan penduduk di situ bahwa sekarang ibunya telah menjadi selir dari seorang pembesar keraton. Panasalah hatinya dan ia segera menyusul ke tempat pesta dengan hati penuh amarah.Bagaimana ibunya sampai merendahkan diri semacam itu" Koleksi Kang Zusi Ketika Adiprana tiba ditempat pesta, pertempuran antara tiga cabang atas dari madura melawan Ratnawulan telah pergi dari situ. Melihat keributan yang masih terlihat pada muka para penonton, Adiprana lalu bertanya kepada seorang penonton apakah gerangan yang telah terjadi" "Aah ,kau datang terlambat, kawan." kata orang itu."Baru saja terjadi perang tanding yang amat hebat dan ramainya.Raden Mas Indrajaya yang gagah bertanding melawan Mas Bei Bajrabumi! Ah,mana mas bei bisa menang" Raden Mas Indrajaya adalah seorang ahli pencak yang pandai. Akan tetapi tiba-tiba muncul tiga orang cabang atas yang mengeroyok Raden Mas Indrajaya. Bukan main hebat danserunya pertempuran itu. Dantahukah kau" Cabang atas itu kebal.Coba bayangkan! Keris Raden Indrajaya diterima dengan dada terbuka begitu saja dan kerisnya sampai bengkok ketika bertemu dengan dada cabang atas itu! Hebat tidak" Akantetapi,itu masih belum seberapa tiba-tiba muncul diatas panggung seorang yang luar biasa, menghadapi tigacabang atas itu dengan tangankosong! Ya, dengan tangan kosong,kawan, sedangkantiga cabang atas itu mempergunakan golok!Kemudian pemuda ajaib itu mencabut kerisnya dan sekali gerak. trang!Tiga batang golok itu sapat! Kemudian yang terhebat terjadilah. Tiga orang cabang atas itu menghujanipukulankepada tubuh bambang saktiitu, akan tetapipemudaitu tanpa mengelak menerima semua pukulan sambil tersenyum, seakanakan pukulan-pukulan itu di anggapnya seperti tangan puteri-puteri yang memijat tubunya yang kelelahan!" Adiprana tidak sabar lagi mendengar dongeng orang ini, maka ia menyela, "Mengapa terjadi perkelahian-perkelahian?" Orang itu kecewa karena ceritanya diganggu. "Dengarlah dulu ceritaku. Kukatakan kau terlambat dan hal ini amat sayang karena kalau kau menyaksikan pertempuran antara pemuda itu dengan tiga cabang atas tadi,benar-benar kau akan melongo terheran-heran dankagum. Dengan amat tangkasanya pemuda yang seperti Arjuna itu,bukan, bukan seperti Arjuna,akan tetapi pantas disebut Raden Angkawijaya putera Sang arjuna, menghadapi tiga orang lawannya yang merupakan tiga orang raksasa jahat. Kemudian dengan amat tenang dan mudahnya sama mudahnya seperti aku sendiri menghadapi tiga orang juadah manis, ia melalap tiga orang lawannya yang ketiganya dilontarkan ke bawah panggung! Bukan main!" "Apa sebabnya terjadi perkelahian" "Tanya Adiprana sambil memandang ke atas panggung, mencari-cari ledeknya. "Apalagi sebabnya" Tentu memperebutkan di cantik jelita Puspamirah, ledek yang menggairahkan hati tiap laki-laki itu!" Koleksi Kang Zusi "Di mana ledek itu.Puspamirah itu." "Tanya pula Adiprana dengan hati kecut dan telinga panas. "Eh, eh, agaknya kau bukan orang sini, kawan. Itu dia yang duduk didekat tukang kendang. Coba saja kaulihat, alangkah molek bantuk tubuhnya, alangkah cantik jelita wajahnya. Ia sudah agak tua, kawan, akan tetapi,mau akau menukarnya dengan tiga belas orang perawan! Siapa yang takkan tergila-gila melihat betapa lemas dan luwes ia menari" Siapa yang takan merasa bimbang rindu mendengar suaranya yang seperti madu manisnya" Aah,mau usiaku dikurangi lima tahun asalkan aku dapat memetik Puspamirah." "Plak!" Tangan kanan Adiprana menyambar dan menampar muka orangitu yang tibatiba merasa seakan-akan ribuan binatang di langit jatuh berhamburan dari atas. Kedua manik matanya mendekati hidungdan kepalanya bergoyang-goyang bagaikan terhuyung-huyung karena kedua kakinya lemas danakhirnya iajatuh pingsan bagaikan kena sambar petir. Adiprana lalu melompat ke atas panggung,langsung menyerbu ketempat duduk para yogo dan menubruk Puspamirah yang terus dipondongnya. Ledek itu terkejut sekali dan meronta-ronta, akan tetapi di dalam pondongan lengan tangan Adiprana, ia tak berdaya sama sekali. Tukang kendang melihat hal ini lalu bangun berdirihendak menghalangi, akan tetapi sebuah tendangan kaki Adiprana yang menyambut dadanya membuat ia terlempar dan menubruk kawan-akawan di belakangnya. Keadaan geger dan terdengar teriakan orang-orang. Akan tetapi Adiprana telah melompat jauh danberlari cepat pergi daritempat itu. Ia sebelumnya telah mencari keterangan di manaadanya rumah Puspamirah, maka kini ia langsung menujuke rumah ledek itu. Kemarahannya memuncak dan ia merasa terhina sekali setelah mendengar penuturan orang tadi. Ibunya menjadi ledek umum sudah sudah merupakan hal yangamatmemalukannya, apalagi kini mendengar betapa ibunya menjadi rebutan orang-orang kasar dan bahkan orang orang yang menceritakan peristiwa tadipun mengeluarkan kata-kata yang amat menghina! Ia dapat membayangkan perasaan orangorang terhadap ibunya. Dalam kemarahannya, Adiprana tidak tahu bahwa ada sesosok bayangan lain yangmengikuti larinya, dan lebih-lebih tidak menyangka bahwa yang mengikuti adalah Ratnawulan! Dara pendekar ini dengan hati marah dan juga amat sebelnya, mengikuti terus dan ketika ia melihat Adiprana membawa ledek itu ke dalam sebuah rumah sederhana, Ratnawulan lalu melompat ke belakang rumah itu dan mengintai! Ia melihat Adiprana mebawa Puspamirah ke dalam sebuah kamar dan menurunkan wanita itulalu berdiri memandang dengan mata merah. Koleksi Kang Zusi Puspamirah berdiri dengan marah dan membentak. "Bangsat kurang ajar! Siapakah kau berani mati melakukan perbuatan terkutuk ini, menculik aku dan membawaku ke rumah kusendiri dengan paksa" Apakah kau sudah bosan hidup barangkali" Kalau kakangmas adipati menengar akan hal ini, tentu kepalamu akan dihancurkan! Kau masih muda, lagi tampan,mengapa kau melakukan ini" Melarikan seorang ledek, cih! Tak tahu malu!" Mendengar ucapan ini, diam-diam Ratnawulan merasa girang dan memuji ledek itu. Kalau memang ledek itu berbatin rendah. Tentu ia akan jatuh hati kepada penculiknya yang masih mudadan rupawan pula. Sebaliknya, Adiprana lalu menjawab dengan kata-kata yang amat pedas dan di luar dugaan Puspamirah maupun Ratnawulan yang mendengar diluar bilik. "Puspamirah, kau menyeret dirimu sendiri ke dalam berpura-pura menasehati orang lain" Apakah kau lupa bahwa kau kepada anakmu yang semenjak kecil kau kirimkan kepada Eyang Bromosakti" Aku adalah Adiprana, atau. sudah lupa lagikah kau kepada nama itu?" Puspamirah tiba-tiba menjadi pucat bagaikan mayat. Sepsang matanya memandang wajah Adiprana dengan terbuka lebar, seakan-akan tak percaya kepada pandang matanya sendiri.Sampai lama ia berdiri bagaikan patung, takkuasa mengeluarkan suara bahkan hampir tak dapat bernapas, kemudian keluarlah keluhan dari mulutnya. "Ya Dewata Agung. Adiprana. kau kaukah ini, Adiprana." Anakku.!" Dengan isak tangis yang tak dapat ditahannya lagi, Puspamirah menubruk maju hendak memeluk pemuda itu, akan tetapi Adipraa mengulurkan kedua tangan dan menahan ibunya dengan memegang kedua pundak ledek itu. "Jangan memeluk aku! Jangan menyentuhaku! Aku bukanlah seorang di antara lakilaki yang tergila-gila kepada ledek Puspamirah!" Koleksi Kang Zusi "Adiprana.!"Puspamirah menjerit ngeri sambil memandang kepada wajah puteranya dengan air mata membanjir keluar dari kedua matanya. Tubuhnya menjadi lemas,tangisanya mengguguk membuat dadanya serasa akan meledak, kepalanya pening dan ia hanya dapat mengeluh berkali-kali, "Adiprana.ampun Gusti.kau. kau Adiprana. anakku sendiri." dan akhirnya ia tak dapat mengeluarkan keluhan lagi, bahkan takdapat bergerak sama sekali, ia berdiri dengan pundak terpegang oleh pemuda itu dan lehernya mejadi lemas sehingga kepalanya menunduk ke bawah. Puspamirah telah roboh pingsan karena tikaman pada batinnya yang amat hebat. Untuk sesaat Adiprana memandang dengan muka marah, akan tetapi lambat laun kemarahannya terganti kekhawatiran melihat keadaan ibunya. Ia mulai mengoyanggoyang pundak ibunya dan memanggil. "Ibu." Akan tetapitubuhwanita itumasih saja menyandar pada pegangan kedua tangannya dan tak menajwab. "Ibu.! Ibu.!" Suara Adipranamulai mengandung kekhawatiran. Kemudian ia memondongtubuh ibunya dan mengangkatnya keatas pembaringan yang berada didalam kamar itu. "Ibu. sadarlah.ampunkan anakmu, ibu." Sampai lama Puspamirah pingsan,sedangkan Ratnawulan yang mengintai di luar bilik menjadi demikian terkejut sehingga takdapat bergerak, hanya berdiri bagaikan patung. Tak disangka-sangkanya sama sekali bahwa Adiprana adalah putera ledek Puspamirah ini. Ia merasa terharu melihat keadaan mereka,akan tetapi juga timbul rasa penasaran di dalam hatinya. Betapapun juga, ia tadi telah menyaksikan lagak Puspamirah dihadapan para tamu dan betapa ledek itu telah menjadi pujaan semua laki-laki yang berada disana. Benarkah ini ibu dari Adiprana, pemuda yang gagah perkasa itu" Hampir tak dapat ia mempercayainya! Akhirnya Puspamirah siuman dari pingsannya. Ia bangun dan duduk, memandang kepada Pemuda yang telah berdiri dihadapannya itu dengan mata sayu. "Adiprana, tak kusangka sama sekali bahwa kita akan berjumpa dalam keadaan begini." Koleksi Kang Zusi "Lebih-lebih aku,ibu.Kau tidak tahu betapa hancur hatiku melihat ibu menjadi ledek yang dipuja-puja oleh banyak lelaki. Sakit hatiku melihat ibukumenjadi seorang ledek umumyang diperebutka oleh orang-orang kasar dan rendah, menjadi bahan cemooh,menjadi alasan perkelahian, menjadi bahan ucapan-ucapan kotor. Ibu, mengapaitu tersesat sampai demikian jauh" Mengapa ibu menjadi ledek" Apa akan kata ayah apabila ia masih hidup" Ibu.ibu, kau mengecewakan hati anakmu!" Puspamirah menghelanapas dan mengerakkan ujung selendangnya yang merah itu untuk menghapus airmatanya. Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Adiprana, kau terburu nafsudan keras hati seperti mendiangayahmu.Dengarlah, nak, jangan itu hina sebegaimana yang banyak orang kira. Tak perlu dihiraukan apa kata orang-orang,makin kotor ucapan yang keluar dari mulut seseorang, berarti makin rendahlah jiwa orang itu. Aku menjadiledek bukan untuk menjadi bahan hiburan orang. Jangananggapbahwa ibumu telah berlaku sesat,karena aku masih mempunyai kesucian hati. Biarkan mereka menghina, mereka menganggap apa saja, akan tetapi buktinya ibumu tidak melakukan perbuatan hina. Ketahuilah, Adiprana, aku menjadi ledek, menjadi penari dan penyanyi karena dua sebab.Pertama, memang akuterdorong oleh bakatkudan senangku akan tarian dan nyanyian. Ke dua,dan ini jauhlebih kuat, karenaaku harus mencariuang. Kau tentu masih ingat,bahwa ibumu masih mempunyai orang tua,yaitu kakek dan nenekmu, mereka itu orang-orang miskin di dusun Tagen. Siapakah pula yang akan membantu mereka yang sudah tua kecuali ibumu ini" Jadi, aku menjadi ledek untuk mencari uang, untuk memberi makan kepada tiga orang, yaitu kakek nenekmu danaku sendiri. Aku pun seorang manusia biasa yang harus makan, yang harus memakai pakaian." "Alasanibu memangkuat, akan tetapi ,mengapa pulaibu menyerahkan diri kepada seseorang adipati"Mengapa pulaibu sudi diambil seliroleh adipati itu" Bukankah hal ini tidak cocok dengan ucapan ibu tadi?" "Aduiprana, kaududuklah ,nak. Tega hatibenar terhadap ibumu. Telah bertahuntahun, setiap hari aku rindu sekali kepadamu, kepada anak tunggalku.Dan sekarang. setelah kau pulang. akuseakan-akanmerasa berhadapan dengan seorang hakim yang hendak memberi hukuman kepadaku.! Adiprana,benar-benarkah kau sekejam itu?" Kembali Puspamirah menangis. "Ibu sendiri yangmembuat hatikubeku. Keadaanibuyang membuathati anakmu demikian kecewa sehingga menjadi keras laksana karang. Ibu, jawablah pertanyaanku tadi. Mengapa ibu sudi menjadi selir adipati itu?" Koleksi Kang Zusi "Anakku Adiprana, sebelumaku menceritakan hal ini, agarkaudapat percaya,biarlah aku bersumpah kepada Hyang Maha Agung bahwa yang akan kuceritakan ini bukan bohong. Ketahuilah bahwa aku menerima menjadi selir adipati itukarena mengingat akan kepentingan dan nasibmu,nak." Adiprana mengangkat muka dan memandang wajah ibunya dengan tajam. "Apa maksudibu" Mengapa pulaaku dibawa-bawa dalam hal penerimaan menjadi selir ini?" tanyanya penasaran. "Sesungguhnya ,anakku Adiprana. Tadinya ibumu telah mengambil keputusan untuk hidup menjanda sampai hari akhir. Akantetapi ,ketika datang pinangan dari adipati itu, aku memikirkan nasibmu kelak. Adipatiitu adalah seorangyang amat berpengaruhdan besar kekuasaannya di Majapahit.Dengan perantaraan dan pertolongannya, akan mudah bagiku untuk menduduki pangkat yang tinggi di kerajaan! Olehkarena itu, nak, akusengaja mengorbankan diriku agar kemudian kau akan dapat ditolongnya, diberi pangkat yang tinggi sesuai dengan perngharapaanku!" "Siapasudi menjadipembesar di Majapahit! Ibu, perlukiranya aku berpanjang cerita. Pendeknya aku tidak setuju sama sekaliakan kehendak ibu ini. Yang sudah lewat biarlah lalu. Lebih baik ibu turutaku saja pergi ke kaki Gunung Mahameru di mana aku tinggal bersama kawan-kawanku." "Siapakah kawan-kawanmu itu,nak?" "Ibu, akutelah menjadi pelatih daripasukan orang-orang gagah yang bercita-cita luhur. Mereka adalahbekas anak buah BupatiRangga Lawe, dan lain-lain penglimayang telahgugur dalam pemberontakan mereka melawan tentara Majapahit. Mereka membuat persiapan untuk mengadakan pemberontakan." "Apa."! Kau. kau menjadi anggota pemberontak" Kau, anakku yang kucita-citakan menjadi seorang pembesar di Majapahit, kau bahkan menjadipelatih pemberontak" YaJagat Dewa Batara!" Puspamirahmenjadi pucatsekali dan memandang kepada anaknya dengan kedua mata dibuka lebar."SemogaDeawa Agung mengampuni kita! Aduh, bagaimana kalausampaikangmas adipati mendengar tentang ini" Ah,Adiprana, lemparlah jauhjauh pikiran itu, nak. Insyaflah, bahwa seorang yang sehina-hinanya.Dan pula, apakah yang akan kauandalkan" Majapahit adalah Negara yang besar dan yang memiliki banyak panglimasakti mandraguna.Ketahuilah, anakku,adipati yang mengambil ibumu menjadi selir adalah seorang yang amat sakti mendraguna dann kau akan dapat banyak belajar Koleksi Kang Zusi ilmu kesaktian daripadanya. Kau akansenang tinggal disini dan menjadi seorang yang benar-benar cocok dengan harapanibumu, dengan harapan mendiang ayahmu." "Siapakah adipati itu, ibu" Agaknya ibu telah jatuh hati benar-benar kepadanya,"kata Adiprana dengan suara menyindir sehingga dariluar bilik Ratnawulan merasa gemas dan benci sekali kepada pemuda itu. Tak pernah disangkanya bahwa Adiprana dapat bersikap semacam itu kepada ibunya sendiri. Bagi Ratnawulan,betapapun juga keadaannya, seorang itu tetap merupakan seorang ibu, orangyang paling suci di dunia ini,yang harus paling dihormat, dicinta dan dibelanya.Akan tetapi, Adiprana yang dianggapnya sebagai laki-laki gagah dan baik itu, dapatbersikap demikian kasar terhadap ibunya, sungguhpun ada alasannya untuk bersikap demikian. "Adipati yang mengambil selir kepadaku, yang sekarang telah menjadi ayah tirimu itu, bukan lain adalah Adipati Kartika,seorang yang menjadi tangan kanan Sang Bagawan Mahapati, bahkan menjadi muridnya yang tersayang, oleh karena itu kesaktiannya telah terkenaldi mana-mana!" kata Puspamirah dengan bangga. Terkejulah Adiprana mendengar ini sedangkan Ratnawulan yang mendengarkan nama ini juga terkejut sekalidan tak terasa pulatangan kanannya memegang kerisnya. Jadi ibu Adiprana ini telah menjadi bini muda musuh besarnya, Kartika! Adiprana teringat akan cerita Ratnawulan, maka hatinya menjadi amat gelisah mendengar bahwa ibunya telah diambil selir olehKartikayang menjadi musuhbesar Ratnawulan itu. "Aduh, ibu. Orang itu pulayang menjadi suami ibu! Celaka benar! Ibu, hal ini memperkuat niat hatiku. Ibu harus ikut akuke hutan randu, berkumpul dengan kawan-kawanku, karena aku tidak sudi melihat ibu menjadi selir keparat Kartika itu!" "Adiprana.!" Puspamirah menjerit, "Jangan kau sekurang ajar itu!" "Tidak, ibu. Hatiku telah tetap,kemauanku sudah bulat. Aku hendak membantu Pasukan Candrasa Bayu menggempur Majapahit danapabilakekuasaanyang sekarang ini dapat memegang pangkat pula. Bahkan. aku telah mempunyai calon jodoh, ibu! Dia seorang dara yang gagah perkasa, dan tinggal menunggu ibu meminangnya. Dialah yang membentuk Pasukan Candrasa Bayu. Maka marilah ibu turut aku pergi meninggalkan kota raja." Koleksi Kang Zusi "Menjadi pemberontak" Kau anakku menjadi pemberontak dan mantuku juga seorang pemberontak" Tidak, taidak! Kau tersesat anakku!" Pada saat itu, terdengar suara seorang laki-laki yang parau di luar pondok, "Mirah.! Apakah kau telah sampai di rumah dengan selamat" Aku amat mengkhawatirkan keadaaanmu!" Pintu depan didorong dari luar dan terdengar tindakan kaki yang berat. Puspamirah menjadi pucat."Nah, itu dia kangmas Kartika datang. Jangankau kurang ajar terhadap atah tirimu, nak. Ia manisbudi, akan tetapi kalau ia tersinggung dan sampai marah, celakalahkau!" katanya sambil turun dari pembaringandan menjawab. "Masuklah, kangmas adipati! Jangan khawatir, aku tidak apa-apa!" Sambil berkata demikian ia bergegas keluar dari kamar dan menyambur adipati itudi luar kamar. Melihat kekasihnya masih berpakaian sebagai penari, penatang itu berkata tak senang. "Mirah, sudah berkali-kali kkatakan jangan kau menari di muka umumlagi.Tadi kumendengar tentang keributan itu danbahkan mendenga rtentang penculikan terhadapmu. Ah, kau benar-benar membuatgelisah hatiku, manis." Memang tadi sebelum datang kerumahini, Kartika telah mendengar tentang keributan di medan pesta, maka iaburu-buru pergi ke rumah tumenggungan itu. Kartika adalah seorang laki-laki berusia empat puluh lebuh yang bermuka gagah. Brengosnya yang tajam melintang membuat ia nampak gagahseperti RadenGatotkaca.Ia menjadi adipati yang ditakuti karena besar kekuasannya dan tinggiilmukepandaiannya. "Apa yang telah terjadi di sini?" tanyanya dengan suarayang keren ketika ia datangke tempat pesta dan disambut dengan penghormatan oleh semuaorang. Koleksi Kang Zusi Dengansingkat tuan rumah menceritakan peristiwa tadi dan mendengar betapa Mas Ngabei Bajrabumiyang mulaimambuat kekacauan, iamelangkah menghadapi bei gemuk itu. Dengan tubuh mengigil Bajrabumi memberi hormat dan berlutut. "Kau berani mengganggu Puspamirah?"bentak Kartika kepada Bajrabumi. "Mohon diampukan, raka adipati." Kata Bajrabumi dengan suara gemetar. "Enyah kau!"seru Kartika dan kaki kirinya melayangmengirimsebuah tendangan. Tubuh yang gemuk itu terlempar jauhdan bergulingan, lalu merayap bangun dan pergi meninggalkan tempat itu. Ia masih merasa untung tidak dibunuh atau tidak dipecat dari kedudukannya. "Kalaudia tidakmabok, tentu akan kusuruh buangdia!" kataKartika. Kemudian ia menghadapi Indrayana yangmasih berada di situ. "Raden Indrajaya, tahukahkausiapa tiga orang yang menyerangmmu?" "Tidak, paman adipati,aku tak pernah melihat mereka sebelumnya." Kartikamemang suka danmerasa sungkan kepada pemuda ini karena dia adalah kesayangan sang prabu. Maka hubungan mereka amat baik seperti sanak keluarga saja. Tukang kendang majudan menceritakan dengan wajah pucat. "Dia adalah seoran pemuda yangtampan, gusti adipati. Akan tetapi, agaknya dia bukan orang sini, karena hamba belum pernah melihat atau mengenalnya." Dengan hati murung Kartika meninggalkan tempat itus etelah berkata keras. Koleksi Kang Zusi "Lain kali tidakboleh siapapun juga memanggil Puspamirah untuk menari. Ia kularang menaridi depan umum,kecualikalau dipanggil leh sangprabu sendiri. Mengerti?" Semua orang bungkam tak berani bergerak. Demikianlah, Kartika lalu menyusul ke rumahPuspamirah dan ia menjadigirang melihat kekasihnya itu telah berada di rumah. Dengan senyum manis Puspamirah berkata kepada Kartika. "Kangmas adipati, harap kau jangan khawatir atau gelisah, karena sesungguhnya yang menculik hamba itubukanlah orang lain, melainkan putera hamba sendiri Si Adiprana.Dia tidak suka melihat hemba menari di depan umum." "Bagus! Memang demikian seorang anak yang baik. Akupun tidak suka melihat kau menari dan bernyanyi di depan umum, sungguh amat merendahkan namaku.Dimana puteramu itu sekarang?" Puspamirah lalu menjengkuk ke dalam kamarnya dan memanggil Adiprana. "Ngger, anakku Adiprana,keluarlah dan jumpailah ayahmu!" Dengan muka merengut pemuda itu keluar. Kartika kagum melihat ketampanan wajah dan kegagahan sikap pemuda yang menjadi anak tirinya itu. Akan tetapi ia merasa tidak senang melihat pemuda itu memandangnya dengan mata bernyala dan sama sekali tidak menaruh hormat sedikitpun. "Adiprana, berilahhormatkepada kang mas adipati,yang telah menjadi namamu,nak!" Puspamirah membujuk dengan hatigelisah. Akan tetapi, sebaliknya Adiprana memandang dengan bangis kepada Kartika dan berkata, "tidak sudi aku memberi hormat kepada seorang pembesar berhati palsu." Koleksi Kang Zusi Bukan main marahnya Kartika mendengar ini. Brengosnya serasa berdiridan sepasang matanya bernyala-nyala. "Keparat cilik! Apa dosaku maka kau datang-datang menghinaku" Kalaukau tidak lekas berlutut minta ampun, akan kuhajar kau!" Kartika melangkah maju denga nkedua tangan terkepal. Adiprana tersenyum mengejek. "Orang lain boleh takut kepadamu, akan tetapi aku Adiprana sama sekali tidak takut. Kau mau memukul" Majulah kalau kau memang jantan!" Makin memuncak amarahdi hati Kartika.Belum pernahia ditantang orangsecara begini menghina. "Jahanam!" teriaknya dengan suara keras. "Kuhancurkan kepalamu!" Ia melangkah maju hendak menyerang Adiprana yang siap menanti serbuannya dengan tenang. Akan tetapi sambil menjerit dan menangis Puspamirah menubrukadipati itu dan merangkulnya, dan membujuk-bujuknya. "Kakangmas adipati, ampunilah dia. Ampunilah anakku." "Hm, kalau tidak melihat muka ibumu, sekarang kau telah menjadi mayat!" kata Adipati Kartika yang masih marah itu. "Ha,ha! Kartika! Siapa takut akan ancamanmu"Jangan kau menggunakan nama ibu untuk menunjukkan kegagahanmu. Majulahkalau kau memang gagah, kaukira aku takut kepadamu?" "Eh, bocah keparat!" Kartika tak dapat menahan nafsu amarahnya lagi. Sekali ia menggerakkan tangan, puspamirah terpelanting ke pinggir, kemudian dengan geraman dahsyat iamenubruk, memukul kearah dada Adiprana. Pemuda itu cepat menangkis dan ketika tangan mereka beradu, keduanya terhuyung mundur dua tindak.Adiprana terkejut akan tetapi tidak menjadi heran karena iatelah mendengar akan kedigdayaan adipatiini. Akan tetapi Kartika hampir saja berseru karena terkejutnya dan herannya. Bagaimana pemuda ini dengan tenaga penuh" Kalau orang lain yang menangkis pukulannya, tulang lengan lawan itu pasti akan patah! Koleksi Kang Zusi "Keparat! Tidak tahunya kau memiliki kesaktian juga.Pantas saja kau berani berlagak! Rasakanlah pukulan Brajakastala dari tanganku!" Sambil berkata demikian,Kartika menyerang lagi dengan pukulan yang dahsyat sekali. Adiprana dapat merasa betapa angina pukulan ini benar-benar hebat, maka ia tidak berani berlaku gagabah dan cepatmengelak ke sampingdengan cekatandan balas menyerang yang dapatpula ditangkis oleh adipati itu. "Adiprana. anakku, jangan.!" Puspamirah inibenar-benar hebat, makaia tidak beran iberlaku gegabah dan cepat mengelak kesamping dengan cekatan danbalas menyerang yangdapat pula ditangkisoleh adipatiitu. "Adiprana. anakku, jangan.!"Puspamirah menubruk anaknya. "Adiprana tidak taatkah kau kepada ibumu?" Adiprana marah dan merasa sebal sekali. Ia menrenggutkan diri dari pelukan ibunya dan melompat keluar dari pintu. "Adiprana.!" Puspamirah memekik sedih. "Aku ibumu. nak.!" Jawaban yang terdengar dari luar menyayat-nyayat hatinya. "Lebih baik aku tidak beribu.!" "Bangsat jahanam!" Adiptai Kartika memburu keluar, akan tetapi Adiprana telah jauh meninggalkan rumah itu, langsung keluar darikota raja.Hatinya terluka dania membenci ibunya sendiri. Dengan hati murung danmarah pemuda itu terus berlari, kembalike kaki Gunung Mahameru dengan hati penuh dendam. Adipati Kartika masuk lagidan menghibur Puspamirah, akan tetapi kini lenyaplah sikap mencinta dari wanita ini. Dengan sedih ia menangis terus, tidak memperdulikan Kartika sehingga adiptai itu akhirnya kewalahan dan pergi dengan hati kecewa. Koleksi Kang Zusi Tengah malam telah jauh lewatdan Kartika dengan hati kecutberjalan pulang menuju ke gedungnya. Bulan bersinar terang, akan tetapi hati adipatiitu amat gelap dan rusuh. Ia merasa kecewa melihat putera Puspamirah memusuhi dan membencinya, olehkarena dari tangkisannya tadiia maklum bahwa pemuda itumemiliki kepandaian cukup tinggi dantentuakan merupakan seorangpembantu yang amat boleh diandalkan kalau saja tidak demikian membencinya. Ayam telahmulai berkeruyuk ketika ia tiba di dekat gedungnya. Tiba-tiba ia terkejut karena dari balik pohon melompat keluar sesosokbayangan orang. Iamenyangka bahwa orang ini tentu Adiprana yang hehndak menyerangnya, makaia berlaku waspada dan menunda langkah kakinya.Akan tetapi biarpun orang inipun seorang pemuda yang lebihelok daripada Adiprana. Pemuda ini menghadang di depannya sambil bertolak pinggang dan sepasang matanya nampak berkilat di bawah sinar bulanpurnama. "Siapakah kaudan apa maksudmu menghadang di jalan" Tidakkenalkah kau kepada Adipati Kartika?" bentak Kartika dengan marah karena dalam keadaan seperti itu ia tidak sukadiganggu. Akan tetapi pemuda itu tertawa bergelak dan menjawab, "tentusaja akukenal padamu, Kartika.Dan alangkah beruntung kudapat mengenalmu ketika kauberadadi rumah Puspamirah tadi! Kalau kau tidak di sana, mungkin bertemudi jalanpun akutakkan mengenalmu!" Mendengar ucapanyang sama sekali tidak menaruh hormat kepadanya itu, maklumlah Kartika bahwa pemuda initidakmempunyai naik baik, maka iaberlaku makinwaspada. "Siapakah kaupemudakurang ajar?" "Kartika, ketahuilah bahwaaku sengaja mencarimu dari tempat jauh untuk menangih hutangmu. Masih ingatkah kau kepada Nagawisena?" "Apa hubunganmu dengan mendiang Nagawisena?" Koleksi Kang Zusi Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kembali pemuda itu tertawa bergelak. Biarpun suara ketawanya merdu, akan tetapi cukup membuat Kartika merasa tak enak hatidan bulu tengkuknya meremang. "Manusia Khianat! Ingatkah kau ketika membunuh Nagawinsenadengancara yang rendah dan curang"Akulah anaknya! Ayahku telah tewas karena kecuranganmu dan ibumu menderita bertahun-tahun karena keganasanmu itu. Sekarang bersiaplah kauuntuk binasa dalam tanganku!" Kartika tertegun. Dahulu ia telah menjadi sahabatyang amat karib dari Nagawisena, bahkan ia jatuh cinta kepada Dara Lasmi, isteri sahabat karibnya itu. Ia kenal baik keluarga Nagawisena dan sering kali iadan sahabatnya itu kunjung-mengunjungi, maka ia tahu bahwa sahabatnya tidak mempunyai anak lakilaki. "Ha,kaubohong! Kau penipu dari manakah beranimati sekali mengakusebagai putera Nagawisena" Aku lebih tahu bahwa Nagawisena tidak mempunya iputera laki-laki, hanya mempunyai anak perempuan seorang saja! Jangan kau hendak menipu aku!" Ratnawulan pernah mendengar penuturan ibunya bahwa Kartika dahulunya memang sahabat karib ayahnya, bahkan seringkali mengunjungi ayah bundanya, maka ia tidak merasa heran mendengar ini, bahkan lalu bertanya. "Kalaukautahu bahwa Nagawisena mempunyai seorang puteri, tahukah kau siapa nama anaknya itu?" "Tentusaja akutahu, bukansepertikau yang hanya mengaku-aku. Anaknya itu adalah Ratnawulan, dan isterinya bernama Dara Lasmiputeri Malayu." "Kartika, buka matamu lebar-lebar jahanam! Akulah Ratnawulan yang datanghendak mengambil nyawamu!"Sambil berkata demikian, Ratnawulan merenggut ikat kepalanya sehingga rambutnya yang panjang hitam itu terurai di ataspundaknya. Juga jubahnya ia buka sehingga kini ia memakai baju kutang yang berwarna hitam. Sebentar saja pemuda tampan itu berubahmenjadi seorangdara jelitayang amat gagah dan cantik. Kartikaberdiri melongo dan hatimu berdebar keras. Kalau tadiia menghadapi Ratnawulan yang masih dianggapnya seorang pemuda itu dengan hati tabah dan memandang ringan, kini ia merasa gelisah sekalioleh karena gurunya, yaitu Bagawan Mahapati,pernah berpesan kepadanya agar supaya ia Koleksi Kang Zusi berhati-hatimenhadapi lawanseorang wanita. Wanita memang seorang makhluk lemah, akan tetapi apabila wanita itu telahmenjadi seorang yang memilikiilmu kepandaian tinggi,maka orang itutak boleh dipandang ringan. Sekarang Ratnawulan telah berani masuk ke kotaraja untuk mencarinyadan membalas dendam,maka tentu saja gadis ini telah memiliki ilmu yangtinggi. "Ratnawulan.! Benar, kau Ratnawulan,karena kau mirip sekalidenganDara Lasmi ibumu! Ratnawulan, janganlah kau memusuiku, nak.Ketahuilahbahwa aku, pamanmuini dahulu seringkali memondongmu dan menimang-nimangmu ketika kau masih kecil sekali. Apakah kau hendak mengangkat senjata melawan pamanmu?" "Cih! Pandai sekali kau bermanis bibir! Mengapa kau tidakingat akanhalitu ketika kau membunuh dan mencurangi mendiang ayahku" Hayo, cabutlah kerismu, kita membuat perhitungan sekarang dandi tempatini juga!" "Jangan,Ratnawulan, jangan kita mengadu nyawa!" "Pengecut! Jahanam! Kau yang telah berani mengkhianati ayah, demikian kecil dan pengecutkah hatimu sehingga tidak berani melawan seorang dara?" Terbangunlah keangkuhan Kartika mendengar caci maki ini. "Ratnawulan,siapakah yang takut kepadamu" Tidak, aku tidak takut, hanya aku merasa sayang kalau-kalau kau akan menjadi kuban pusakaku. Sampai berapa tinggikah kepandaianmu maka kauberani menantang Adipati Kartika?" "Tutup mulut! Lebih baik membiarkan kerismu bicara daripada mulutmu yang busuk dan berbisa itu!" Setelah berkatademikian, Ratnawulan mencabut keris pusaka Banaspatidan memasang kuda-kuda untuk membuka serangan. Melihat sinar panas yang memancar keluar daripusaka Banaspati itu, AdipatiKartika terkejut sekali dan ia maklum bahwa gadis yang menjadi musuhnya ini memilki keris pusaka yang ampuh.Maka ia lalu mencabutpula kerisnya, jugasebuah keris pusaka pemberian gurunya. Koleksi Kang Zusi "Kaulah yang menghendaki pertumbuhan darah, Ratnawulan.Ibumu akan memaafkan aku apabila ia tahubahwa kaulah yang memaksaku mencabut keris untuk menghadapimu. Ini hanyalah pembelaan diri dariku!" "Jangan banyak cakap!"teriak Ratnawulan yang segera mulai menyerang dengan kerisnya. Serangannya ganas dan dahsyat sekali sehingga Kartika kembali merasa terkejut melihat kecepatan gerakan gadis ini. Ia tidak berani memandang rendah dan cepat menangkis dengan kerisnya.Dua bilah keris pusaka itu ketika beradu menimbulkan percikan bunga api. Karena maklum bahwa menghadapigadis ini tidak boleh dilakukan dengan main-main, Kartika lalu membalas dengan serangan yang cepat pula sehingga sebentar saja keduanya telah bertarung dengan seru, sengit,dan mati-matian. HatiRatnawulan yangpenuh dendam membuat gerakannya amat dahsyatdan ganas sehingga Kartika harus berlaku hati-hati danwaspada sekali. Ia maklum bahwa untuk mengalahkan lawannya yangtangguh ini, iatidakboleh menaruh hatikasihan lagi danharus berdaya mendahuluinya,merobohkan atau membinasakan gadis ini. Maka dikeluarkanlah ilmu kerisnya yang hebat, latihan dari gurunya Bagawan Mahapati. Kerisnya bergerakgerak laksana seekor ular hidup yang menyambar-nyambar dengan bengisnya, mengarah bagian-bagian yang mematikan ,leher, uluhati ,lambung, perut dan pusar. Akan tetapi, Ratnawulan bukanlah seorang yang memiliki kepandaian biasasaja. Iatelah digembleng bertahun-tahun oleh Panembahan Mahendraguna,dan ilmu kerisnya selain cepat, juga kuat sekali sehingga ke mana saja Kartika menyerang,selalu dapat ditangkisatau dielakkannya.Jika dibuat perbandingan, Kartika menang tenaga danmenangpengalaman berkelahi, akan tetapi dalam halgerakan, ia masih kalah cepat dan kalah tangkas. Selagi mereka ramai bertarung,lewatlah tiga orang perondadi tempatitu.Alangkah terkejutnya hati mereka melihat Kartika sedang berperang tanding melawan seorang dara perkasa yang luar biasa tanguhnya,maka beramai-ramai mereka majumengeroyok merekadengantombak mereka. "Mundur!" teriak Kartika mencegah mereka akan tetapi terlambat. Mereka telah menerjang maju dan ketika dengan tombak, mereka menusuk dan meyerang Ratnawulan dari tiga jurusan, gadis itu melompat dan meninggalkan Kartika, menyambut ketiga orang penyerangnya itu dengankeris di tangan. Tigaorang peronda itu hanya melihat bayangan cepat berkelebat dandua orang di antara mereka menjerit dan robih mandi darah karena yang seorang tertusuk keris Banaspati dan tewasdi saat itu juga,sedangkan seorang lagikena dirampas tombaknya dan ditusukdengan tombaknya sendiri Koleksi Kang Zusi sehingga terluka parah dadanya! Seorang lagi mundur ketakutan lalu.berlari tunggang-langgang meninggalka ntempat itu untukmemberi laporan dan minta bantuan! Bukan main terkejutnya hati Kartika melihat kehebatan sepak terjang Ratnawulanini, sehingga ia menjadi gentar dan permainan kerisnya agakkalut. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Ratnawulan yang segera mendesak dengan amat hebatnya. Pada suatu saat, ketika Ratnawulan menusuk ke arah dada Kartika dengan kerisnya, dibarengi bentakan nyaring yang amat berpengaruh, Kartika mengelak ke kanan dan tangan kirinya lalu memukul ke arah kepala lawannya dengan mengerahkan aji kesaktian yangdisertaimantraini apabila mengenai sasaran,mana mungkin akan pecah berantakan! Namun, Ratnawulan sudah dapat merasakan anginapukulan yang laur biasa ini, maka dara perkasa inimenggeser kakinya ke kanan dan menghabiskan tangan kiri melakukan tangkisan sambil mengerahkan tenaga sakti dalam tangan kirinya.Betapapunjuga, iamasih terhuyung mundur ketika tangannya beradu dengan tangan Kartika, tandabahwa tenaga aji kesaktian SiGuntingitu benar-benar luarbiasa kuatnya. Ratnawulan menjadi penasaran dansambil memekik keras ia lalu menubruk maju,menyerang dengan keris dibarengi pukulan tangan kirinya yang melakukan tamparan dengan ajinya Astadenta(TanganGading),kemudian disusulpula oleh tendangan kilatyang menyambarke arahpusat lawannya.Inilah serangan yang luarbiasa hebatnya, karena ketiga-tiganya, baik tusukan kerisnya ke arah leher maupun pukulan Astadenta ke arah pusar, merupakan serangan-serangan yang dapat membawa maut. Kartika terkejut bukan maindan cepat berusaha menyelamatkan diri. Dengan tangan kirinya ia menangkis pukulanAstadentake arahlambung dan mengeser kakinya untuk mengelak tendangan ke arah pusar, sedangkan tusukan keris Ratnawulania tangkis dengan keris pula. Akan tetapiia tidak mengira bahwa pukulan Astadentaakan demikian hebatnya.Ketika tangan kirinya beradu dengan tangan kiri Ratnawulan yang memukul, ia berseru kesakitan dan merasa betapa pergelangan tangannya sakit sekaliseakan-akanseratus batang jarum ditusuk-tusukkan ke dalam tulangnya. Hal inimembuat kedudukannya menjadi lemah sekali dan sungguhpun ia dapat menghindarkan diri dari ketiga seranganitu, akan tetapiia telahmembuka lowongan bagi Ratnawulan untukmengirim serangan berikutnya tanpa berkesempatan membalas serangan itu. Ratnawulan yang bermata tajam tidak mau membuang kesempatan baik ini, dan ia cepat sekali mengajukan kakinya, dan kerisnya menyambar bagaikan petirnya kearah uluhati lawannya. "Celaka!"Kartikaberseru keras dan membuang diri ke kanan untuk mengelak dari serangan ini, akan tetapi ia kurang cepatdan "bret!"bajunyaterobek oleh ujung keris Banaspati dan darah mengalir Koleksi Kang Zusi membasahi bajunya karena dadanya yang sebelah kanan berikut sedikit dagingnya telah terbeset oleh keris itu. "Mati aku!" Kartika menjerit dancepat ia melompat ke belakang sambil berjungkir bali. Gerakannya ini amat cepat dan indahnya sehingga Ratnawulan memandang kagum. Dalam keadaan terluka, Kartika masih dapat menyelamatkan diri dengan lompatan yang amat luar biasa dan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang yang telah tinggi ilmu kepandaiannya. "Bangsat,jangan lari!" Ratnawulan megejar dan mengirim serangan pula.Akan tetapi kedudukan Kartikatelah baik kembali, dansungguhpunia merasa betapakulit dadanya terasa panas dan perih sekali terkena hawa yang keluar dari keris pusaka kayai Banaspati, dan tangan kirinya juga terasa linudan lumpuhterkena hawa pukulan Astadenta, namun ia masih dapat menggerakkan kerisnya dan melakukan perlawanan dengan amat gigihnya. Pertempuran itu berjalan amat lamadan sementara itu, cahaya matahari mulaimengusir cahaya bulan purnama dankeadaan mejadi makin terang. Peluh telah mengucur pada keseluruh muka Kartika. Ia merasa lelah dan gelisah sekali.Tak pernah disangkanya bahwa anakNanawisena akan demikian tangguhnya Sukar untuk dapat percaya bahwa seoranga nak dara yang usianya barubelasan tahun ini akan dapat memiliki ilmu kepadaian setinggi ini,sehingga tidak saja dapat menghadapidan melawannya,bahkan berhasil melukainya dan mendesaknya dengan keris! Kalau Kartika mulai lelah dan mainmundur saja, adalah Ratnawulan makin gagah dan makin cepat gerakannya. Dara perkasaini makin bernafsu melihat betapa usahanya membalas dendam sudah mendekati hasil. Ia mengeluarkan seluruh kepandaian yang penah dipelajari dan mendesaktanpa mengenal ampun lagi sehingga Kartika makin ketakutan. Sebuah tusukan telah mampir di kulit pundaknyalagi sehingga darahtelah membasahi bagian dada dan pundaknya, akan tetapi adipatiyang banyak pengalaman berkelahi ini masih sajadapat mempertahankan dirinya. Ia mengambil keputusan untuk mempertahankan diri sampai titik untuk mengadu nyawa dengan gadis ini! Pada saat Ratnwulan sudah mendesak hebat kepada musuh besarnya, tiba-tiba terdengar bentakan-bentakan orang dan munculah duaorang yang diringkan oleh sepasukan bersenjata tombok dan perisai. Orang yang datang ini adalah seorang kakek berjubah putih, memegang tongkathitam dan gerakannya ketikaberlari masihamatcepatnya. Sedangkan yang seorang lagi adalah seorang pemudayang amat tampan danjuga cepatgerak-geraknya.Merekaini bukan lain adalah Sang Bagawan Mahapati sendiri bersama Raden Mas Indrajaya! Kebetulan sekali Raden Mas Indrajaya mengunjungi gedung Adipati Kartika untuk membicarakantentang kedatangan dua orang pemuda Koleksi Kang Zusi aneh dikota rajakarena Indrajaya merasa curiga dan juga ikut merasa bertanggungjawab atas keselamatan keraton Majapahit. Dia adalah seorang pemuda yang amat setiakepada rajanya.Ketika mendengar bahwaKartikasedang pergi semenjak malam tadi mencari Puspamirah, ialalu mengadakan pertemuan dengan Bagawan Mahapati yang bertempat tinggal di gedung kadipaten itu pula,dan bercakap-cakap karena memang Raden Indrajaya seringkali mengadakan pembicaraan dengan Bagawan yang sakti itu. Pada saat merekas edang bercakap-cakap, datanglah peronda yang melaporkan dengan wajah pucat bahwa Kartika sedang bertempur melawan seorang dara pendekar yang amat sakti dan luar biasa.Maka berangkatnya Mahapati bersama Indrajaya ke tempat itu,dikuti olehsepasukan penjaga. Kedatangan mereka tepat pada waktunya, karena dengan sebuah tendangan kakinya, Ratnawulan telah berhasilmembuat keris di tangan Kartika terpental dan ia sudah siapuntuk menembusi jantung musuhbesarnyaitu dengan Kyai Banaspati. Akan tetapi, tiba-tiba berkelebat bayangan putih dan sebatang tongkat menusuk kearah pergelangan tangannya di barengi bentakan. "Lepaskan senjata!" Namun Bagawan Mahapati terkejut sekali karenatangan yang diserangnyaitu dapat mengelak cepat dan bahkan mengirim tusukanke arahperutnya. Ia cepat melompat mundur dan Ratnawulan berdiri memandangnya dengan mata bercahaya marah. "Hm, tentu inilahorangnya yang disebut Bagawab Mahapti, dukun lepus itu!" Iamemaki. "Siapakah kau, perempuan mudayang liar?" Tanya Bagawan Mahapati memandang kagum karena belum pernah iabertemu dengan dara yang sehebat ini. Sementaraitu,dengan napas terengah-engah Kartika melangkah maju dan berdiri di belakang gurunya. Sedangkan Raden Indrajaya jugamemandang dengan penuhperhatian. Ia serasa sudah pernah melihat wajah yang cantik jelita ini dantakterasa pula hatinya berdebar aneh.Begitu melihat wajah yang ayu danpotongan tubuh yang denok itu,sekaligus iatergila-gila dan jatuh hati. Sementara itu,Ratnawulan dengan amat marahnya menjawab. Koleksi Kang Zusi "Kau mau tahu siapa adanyaaku" Tanyakansaja kepada si keparat Kartika itu! Kalau saja ia bukan seorang pengecut yang palingrendah dan hinadina, suruhlah iamengambil kerisnya untuk melanjutkan pertempuran ini!Biarlahkita sama saksikan,apakah benar-benar Adipati Kartika seorang gagah ataukahseorang pengecut besar!" Akan tetapisemua orang dapat melihat bahwa keadaan Kertika telah amat payah, maka Bagawan Mahapati lalu berkata dengan keren karena ia marah juga melihat betapa muridnya yang tersayang itu dikalahkan dan terluka. "Bocah! kau masihkecil akan tetapi teklah besar kepala! Kau telah berani menyerang seorang adipati, berarti menyerang memberontak terhadap kerajaan. Menyerahlah baik-baik, mungkin kau masih akan dapat diampuni." Sementara itu,diam-diam Indrayana berdiri terheran-heran, oleh karena semalam ini ia telah melihat dua orangmuda yang luar biasa dan sakti mengacau dikotaraja. Hati Ratnawulan amat marah, gemasdan kecewa melihat betapa Indrayana, pemuda yang menambat hatinya itu, ternyata datang bersama dengan Bagawan Mahapati dan agaknya menjadi sekutu Kartika, maka dengan mengacungkan kerisnya. "Bagawan Mahapati! Enak saja kau bicara! Dengarlah, aku adalah puteri dari Nagawisena yang sengaja datang hendak membalas dendam kepada keparat Kartika! Kalau kau hendak membelas muridmu, majulah kau dan semua kaki tanganmu ini!" Ia mengerling kepada Indrajaya dengan pandang merendahkan. "Jangan majusendiri, majulah kau berbareng, aku Ratnawulan anak Mahameru sama sekali taidak takut menghadapi kalian!" Ratnawulan benar-benarmarah sehingga ia mengeluarkan sesumbar dan tantangan yang amat sombongnya. "Eh, sombong dan keraskepala anak ini!" Bagawan Mahapati berkata. "Kau agaknya tak boleh diberi hati.Kau belum tahuakan kesaktian Mahapati!" Sambil berkata demikian sepasangmata bagawan ini menatapwajah Ratnawulan dengan amat tajamnya, seakan-akan sepasang mata itu bernyala bagaikan mata seekor harimau.Kemudianbagawan itu membaca mantra dan tiba-tiba ia membentak dengan suara yangamatberpengaruh. "Ratnawulan,berlututlah engkau!" Koleksi Kang Zusi Bukan main hebatnya kesaktian ini. Pengaruh bentakan ini membawa tenaga yang gaib dan luar biasa sehingga dengan bentakan inisaja, Bagawan Mahapati telah banyak menundukkan dan mengalahkan lawan tanpa mengangkat tangannya. Seekor singa buas pun akan mendekam dan bertekuk lutut mendengar bentakan yang amat berpengaruh olehkarena mengandung tenaga batin yangamatkuat ini. Ratnawulan tidak kuat menerima pengaruh ini dan tiba-tibaia bertekuk lutut. Akan tetapihanya untuk sebentarsaja, oleh karena begitu lututnya menyentuhtanah ia telah melompat lagi dan berdiri tersenyum memandang kepada Bagawan Mahapati. Kakek saktiitu terkejutsekali melihat kekebalan mantranya, maka ia berseru. "Kartika, mari kitatangkap dia! Kakek ini telahmelihatsendiri ketangguhan dara Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo perkasa itu, maka dengan amat licik ia memerntahkan kepada muridnya untuk mengeroyok! Ratnawulan telah merasa lelah,dan sekarang dikeroyokdua olehKartikayang mempergunakan lagi kerisnya danBagawan Mahapati yang mainkan tongkatnyasecara hebat sekali. Hanya dengan kegigihan Ratnawulan saja yangmembuat iamasih dapat mempertahankan diri sampai lama, membuat kagum hati Indrayana dan menggiriskan hati Kartika.Akhirnya, karena tenaga sudah mulai habis dantelapaktangan memegang gagang keris udah penuh peluh, ketika Mahapatimenyerang dengantongkat dania menangkis, kerisnya terlepas daritangan. Mahapati menubruk dan denganmudah dapat meringkusnya, Ratnawulan lalu dibelenggu tangannya. Sebagai seorang tawanan, Ratnawulan hendakdiseret kegedung kadipaten,akan tetapi Raden Mas Indrayanalalu menghampiri Mahapati serta membisikkan sesuatu kepada telinga bagawan itu. Bagawan Mahapati tersenyum dan mengangguk, kemudian ia berkata kepada Kartika. "Kartika, niar kita serahkan tawanan gadis liar ini kepada Raden Indrayana!" Adipati Kartika memandang heran,akan tetapi ia tidakberani memandang heran, kehendak gurunyadan demikianlah dengan cekatan Indrayana memondong tubuhRatnawulan, dinaikkan ke atas kuda, kemudian ialarikan kudanya ke rah rumah gedungnya sendiri. Koleksi Kang Zusi "Bapa bagawan, mengapa gadis yang berbahaya itu diserahkan kepada Raden Indrajaya?" Tanya Kartika kepada gurnya setelah mereka kembalike kadipaten. Mahapati tersenyum penuharti. "Raden Indrajaya tergila-gila kepada gadis yang cantik itudan ingin membujuknya menjadi selirnya. Besok pagi Raden indrajaya hendak menghadap sang prabu untuk minta perkenan beliau. Kau maklum sendiri akan pengaruh pemuda itu dan apabila kita tidak menuruti permintaannya, tentu kita akan mengalami kesukaran." "Akan tetapi, bapa Bagawan, gadis itu adalah puteri dari Nagawisena.Ia sengaja datang untuk mencari dan membunuh hamba. Anak itu amat saktidan amat berbahaya bagi hamba, kalau sekarang tidak dibinasakan, apakah kelak takkan mendatangkan malapetaka?" "Jangan Khawatir, muridku! Betapapun digdayanya, selama masih ada gurumu dia sini,ia takan dapat melakukan sesuatu. Apalagi kalau iasudahberhasildipetik oleh Raden Indrajaya, tentu putera pangeran itu takkanmembiarkan dia melakukankeributan, karena hal itu akan mencemarkan namaRaden Indrajaya sendiri. Kalau kitaberkeras membinasakan gadis itu,tentu Raden Indrajaya akan merasa sakit hatidan marah, dan hal ini akan jauhlebih berbahaya daripada kemarahan atau sakit hati gadis liar itu kepadamu." Kartika memandang dengan penasaran. "Apakah berbahayanya seorang seperti Indrajaya" Kepandaiannya tidak berapa hebat, jauh lebih rendah daripada kepandaian gadis itu." "Kau tidak tahu, Kartika.Kau sendirilah yang berlaku ceroboh, menyuruh seorang bodoh dan tidak becus seperti Bajrabumi itu! Tahukahkau bahwaRaden Indrajaya telah tahuakan usahamu membinasakannyadenganmenyuruh Bajrabumidan tiga orang cabang atasdari Madura yang terjadi malam kemarin" Bukanitu saja, Indrajayabahkan telah tahu akan maksud-maksud kita menggulingkan raja!" Kartika menjadi pucat mukanya mendengar ini. Memang, penyerangan atas diri Indrajaya yang terjadi di dalam pestaitu sebenarnya adalahdia sendiri yang mendalanginya. Indrajaya terlalu besar pengaruhnya kepada rajadan pemuda ini amat setia dan berpengaruh, oleh karena itu, sesuai dengan rencana merekauntuk melemahkan pemerintahan Jayanagara, pemuda itu harus dibinasakan!Dengan diamdiam dan secara rahasia, ia dan gurunya telah mengadakan kontrak dengan pemimpin pemberontak Semi,untuk membantu pemberontak itu menggulingkan Jayanagara!Kalau Indrajaya benar-benar telahakan rahasiaini, maka tentu saja tentubaik menyerahkan, Ratnawulan kepadanya, Koleksi Kang Zusi karena urusandara itu tak berarti apabila dibandingkan dengan urusan pemberontakan yang lebih besar! Memang benar,Indrajaya sungguhpun belum mendapatkan bukti-bukti,namun ia telah merasa curiga kepada Mahapati danKartikadan iaselaluberlaku waspada untuk menjaga keselamatan junjungannya.Tadi iamelihatbetapa Ratnawulan tertawan dan karenaia memang jatuh cinta kepda dara perkasa ini, juga melihat kesaktian dara itu ia ingin menarik dara itu sebagai sekutunya, maka ialalu menggunakan akal, minta tawanan itu sambil membisikkan kata-kata kepada Mahapati. Yang ia bisikkan itu adalah janji bahwa ia takkan mengadukan sesuatu yang ia ketahui tentang mereka dan Semi kepada sang prabu !Ini hanya kira-kira dan dugaan saja, akan tetapi Mahapati kena tertipu dan mengira bahwa pemuda itu telah mengetahui segala rahasianya! "Karena aku telah mengetahui siapa maka memperkuat alasanku untuk membantumu. Menolong orang yang tak diketahui siapa adanya dan tanpa alasan sesuatu mengapa ia menolong orang itu adalah hal yang lebih aneh lagi. Aku menolongmukarena dasar-dasar yanglebih suci dan yang keluar dari lubuk hatiku." "Dasar-dasar apakah?" Tanya Ratnawulan memandang tajam. "Dasar perasaan hatiku yang penuh kagunm padamu, karena kau seorang yang berbakti kepada orang tua sehingga bairpun kau hanya seorang wanita akan tetapi kau bertekad untuk membalas sakti hati mendiangayahmu tanpa memperdulikan bahaya. Aku kagum kepadamu, kagum melihat kegagahanmu dan aku. Aku suka kepadamu, timbul kasih sayangku kepadamu. Inilah yang memaksaku untuk menolongmu, Ratnawulan!" Ratnawulan melangkah mundur dia tindak dengan kaget. "Apa. apa maksudmu?" "Aku cinta kepadamu!" pengakuan Indrajaya ini seakan-akan merupakan pengakuan yang sudah sewajarnya, dengan suara yang amat tenangdan meyakinkan "Aku cinta kepadamu seperti juga perasaan cinta yangmulai tumbuh dalam hatimu terhadap aku!" "Kau. kau gila!" Koleksi Kang Zusi Indrajaya mengangkat tangan kanannya seakan-akan menahan gadis itu berkata terlebih lanjut."Ratnawulan, semenjak kau melompatke ataspanggung dan menolongku, pandang matamu telah membuataku binggung dna heran. Pandang matamu itu menyatakan perasaan hatimu kepadaku. Aku telah mempelajari ilmu membaca muka orang, membaca perasaanhati yang timbuldari sinar matanya.Aku yakin bahwa aku mencinta.atau setidaknya, merasa suka kepadaku!" Peningkepala Ratnawulan mendengar ini. Betatpapun juga, ucapan pemuda ini ada benarnya. Ia memang amat tertarik kepada Indrayana, tertarikdan merasa suka. Akan tetapitentu saja ia tidak mau mengaku begitu saja,tidakmau menyerah demikian mudahnya. Ia memandangmarahdan membentak. "Tutup mulutmu! Kaukira aku ini wanitamacam apakah" Kaukira aku begitu mudah tunduk dan jatuh hati melihat ketampananmu?" "Kau adalah seorang wanita pilihan!Seorang puteri sejati yang selaingagah perkasa, juga cantik jelita. Seorang srikanditulen! Seorang wanita yang patut dicinta dengan hati suci.Ratnawulan, jangankau mencoba menyembunyikannya dari padaku.Bahkan dalam kemarahannya ini,sinar matamutidakhanyamemancarkanapi kemarahan, akan etapi jelas kulihat api yangberasal dari DewiRatih memancar keluar!" "Tidak, tidak! Diam kau! Aku tidaksudi bicara tentang hal itu sebelum tercapai cita-citaku, sebelum terpenuhi tugasku. Aku harus membunuh Kartika!Ah. keris pusakaku telah hilang.akan tetapi, tidak apa, dengan kedua tangan iniakan kurenggutkan nyawa Kartika dari tubuhnya. Biarkan aku pergi, Indrajaya, dan lupakanlah kata-katamu yanggila tadi!" "Tak mungkin Ratnawulan.Tak mungkinkau dapat pergi darisini. Kau harus tinggal di rumahku ini, dan jangankau tinggalkankotaraja!" Kini sinar mata Ratnawulan memandang dengan marah sekali. "Hmm begitukah" Untuk itukah gerangan maka kau menolongku terlepasdan tangan mereka agar supaya aku selamanya tinggal di sini menurut segala kehendakmu?" Koleksi Kang Zusi Indrajaya tersenyum. "Tidakada lain kesenangan dan kebahagiaan didunia ini bagiku yang melebihi kenyataankata-katamu tadi, Ratnawulan.Akan bahagialah hidupkukalau kau mau tinggal selama hidup di sampingku.Tak adacita-cita yang lebih mulia terkandung di dalam hatiku. Akn tetapi kau salah sangka.Bukan untuk itulah sesungguhnya aku membawamu kemari. Dan bukan untuk itu pula aku melarangmu pergi dari sinibegitusaja.Akubukanmanusia serendah itu. Aku tidak sudi memaksaseorang dara untuk menyerahkan diri kepadaku. Tidak. Ratnawulan, aku hanya menerima sebagai kawan hidup selamanya apabila kau datang dengan sukarela, dengan hati mencinta." "Cukup!" Ratnawulan merasa khawatir untuk mendengar rayuan ini lebih lama, khawatir akan kelemahan hatinya sendiri. Pemuda ini demikian pandai mencumbu rayu, lebih manis daripada madu, lebih merdu daripada gamelan Surgaloka segala kata-katanya. "Kalau bukan untuk itu, mengapa kau melarangku keluar darisini?" "Cinta kasihku jualahyang memaksa aku melarangnya. Ketahuilah, Kartika dan Bagawan Mahapati bukanlah orang-orang demikian bodoh untuk menyerahkan kau kepadaku begitu saja. Mereka tentu telah berjaga-jagadan mungkin sekarangjuga rumahku telah dintai oleh banyak mata para penyelidik mereka.Kau takkandapat keluar dengan selamat dan kalau kau sampai tertangkap kembali, sukarlah begikuuntuk menolongmu." "Aku tidak takut! Akau akan mencari dan menyerang Kartika, biarpun untuk usaha itu aku harus tewas!" "Aku percayaakan kegagahanmu akantetapi akulah yang merasa khawatir akan bahaya itu, Ratnawulan. Percayalah mungkin tak ada orang lain yang akan menyedihi kematianmu, akan tetapi aku takan dapat menikmati hidup lagi kalau kau sampai tewas." Ratnawulan merasa terharu juga mencengar ucapan ini. "Ratnawulan,akupun maklum bahwa kau tentu tak sudi untuk tinggal di sini bersamaku hanya untuk menyelamatkan dirmu. Akan tetapikalau kau hendak keluar dari sini, harus mencari jalan yang baik dan aman, jangan secara sembrono saja. Kalaukau keluar dari sini, laluhendak pergi ke mana?" "Aku hendak mengumpulkan kawan-kawanku dan kemudian menyerbu kadipaten dan menyerangKartika." Jawab Ratnawulan terus terang. Koleksi Kang Zusi "Hanya satujalanbagimu untuk dapat keluar darikota rajadan itupun belum tentu berhasil pula. Jalan itu ialahakuharus mengawani keluar darikota ini, bukan pada sianghari, melainkan pada malama harinanti." "Kalaukita bertemudenganKartikadan Mahapati bagaimana?" Tanya Ratnawulan, sesungguhnya pertanyaan ini bukan menyatakan bahwaia merasa takut, akan tetapi tanpa disengaja ia menyatakan kekhawatiran terhadap nasibmudaitu. Indrajayatersenyum. "terima kasih atas perhatianmu terhadap diriku, Ratnawulan. Kalau kita bertemu dengan mereka, aku akanmemberi alasan. Kalau mereka tidak percaya, tidak ada jalan lain bagiku selain membantumu mengamuk danmenyerang mereka." "Kau." Bukanlah kau sahabat baikdari mereka?" Indrajaya tersenyum dan menggeleng kepala. "Kaukiraaku ini sederajat orangoarang macam mereka" ketahuilah,Ratnawulan. Ayahku seorang pangeran yangsetia kepada keluarga raja. Akupun seorang yang setiadan aku bersedia mengurbankannyawa untuk membela Kerajaan Majapahit.Adapun mereka itu, mereka adalah manusia-manusia dengan hatidengki,khianat, berhati palsu.Mereka kini telah mengadakan persekutuan dengan diam-diam bersama pemimpin-pemimpin pemberontak di luarkota. Mereka berniat menjatuhkan kerajaan agar mereka mendapat kedudukan yang lebih tinggi dan kuat.Hal ini terjadi oleh karena sang prabu mulai merasacurigakepada BagawanMahapatiyang mulairenggangperhubungannya." Bukan main terkejutnya hati Ratnawulan mendengar penuturan ini. Mahapati dan Kartika bersekutu denganpemberontak.Padahal pemberontak-pemberontak adalah kawannya sendiri. Buktinya Pasukan Candrasa Bayu yang dilatihnya, bukankah mereka jugaakan menggabungkan kepada barisan induk pemberontak. Bagaimana pulakahitu akan tetapiia tidak mau ambil pusing. Urusan pemberontakan bukanlah urusannya.Yang terpenting baginya adalah membalas dendamkepada Kartika. Habis perkara.Di fihak manapun Kartika berdiri, ia tetap musuh bersarnya, penghianatan yang telah membunuh ayahnya secara curang. "Dengarlah, Ratnawulan, sebelum kita keluar darikora raja, lebih dahulu aku akan memberitahukan hal ini kepadasang prabu. Sesungguhnya sang prabu belum tahuakan hal ini kepada sangprabu. Sesunggunya sang prabu belum tahu akan hal ini, hanya akulah seorang yang mengetahuinya. Inipun baru dugaan saja,akan tetapi dugaanyan berdasarkan kenyataan, dan telahkubuktikan pula.Ketahuilah,kalau saja aku tidak menggunakan ancaman bahwa aku telah mengetahui rahasia mereka,tak mungkin kau akandiserahkan kepadaku." Koleksi Kang Zusi "Ratnawulan penuturan mumembuat aku merasa bingung sekali, Indrajaya. Menurut penuturan ibuku, Mahapati adalah orang yang membantu Sang Prabu Jayanagara, bahkan bagawan inilah yang memukulhancur semuapanglima yang memberontak. Mengapapula sekarang bagawan itu mengadakan persekutuan dengan pemberontak?" "Panjang ceritanya, Ratnawulan." kata Inrajaya yang diam-diam merasa girang melihat dara perkasa itu agaknya telah menaruh kepercayaan padanya. "Sementara itu, lebih baik kau makan dulu, dannanti akankulanjutkan penuturanku. Juga, kalau kau percaya kepadaku, ingin sekali aku mendengar riwayat ayahmu yang terbunuh oleh Kartika itu." Pelayan dipanggil dan Indrajaya lalu memerintahkan untuk menyediakan hidangan. Ia tidak mau memperkenalkan Ratnawulan kepada ibunyaoleh karenadalamkeadaan seperti sekarang, kurang baiklah kalau Ratnawulandiperkenalkan.Gadis itupun tidak malu-malu lagi danketika hidangantelah dikaluarkan, ia makan bersama pemudaitu dengan enak karena perutnya memang amat lapar. Setelah Ratnawulan menuturkan riwayatnya secara singkat, Indrajaya menghela napas dan merasa amat terharu. "Memang, tak dapat disalahkan ayahmudan para penglima yang dahulu memberontak, oleh karena memang di keraton Majapahitterdapat pengaruh jahatdari Bagawan Mahapati. Pernah ayahku dahulubercerita betapaketika ang prabu masih amat muda, Bagawan Mahapati makin besar. Ayahkumersa curiga bahwa bagawanitu telahmemasang sihir kepada sang prabu dan semenjadk saatitu,ayahkujatuh sakitberat sampai meninggalkan dunia ini. Aku menduga bahwa penyakit ayah itupun hasil tening dari bagawanitu, akan tetapi oleh karena tidak ada bukti, aku tidak berani melanjutkan sangkaanitu." "Betapapun juga, ayah tetapsetia kepada raja, dandemikianpun aku.Sebagai seorang keturunan keluarga raja, aku harus bersetia dan membela kerajaan,apapun juga yang akan terjadi!" Indrajaya menutup penuturannya. Diam-diamRatnawulan merasa kagum kepada pemuda ini, sungguhpun ia tidak menyatakan sesuatu karena ia memang tidak mau ikut mencampuriurusan kerjaan dan pemberontakan yangsama sekali tidak diketahui seluk beluknya. Ia hendak mengerakan Pasukan Candrasa Bayu bukan dengan maksud memberontak terhadap Majapahit, akan tetapidengan maksud membalas dendamnya kepada Kartika. Koleksi Kang Zusi Mereka bercakap-cakap dengan asiknyasampaihari menjadi malam. Maka berangkatlah mereka berdua keluar dari gedung itu. Akan tetapi, tiba-tiba mereka mendengar derap kakikuda dan sebentar sajaterdengar rebut-ribut di seluruhkota. "Tunggu dulu." bisik Indrayana, "Kau tunggulah di ruangdepan, hendak kulihat apakah sebenarnya yang terjadi dengan rebut-ribut itu." Ratnawulan mengangguk dan pemuda itu lalu berlari keluar. Dengan hati tak sabar Ratnawulan menanti diruang depanyang besar dan indah. Alangkah bagusnya ukiran didalam rumah gedung itu. Ia merasa suka sekali tinggal di rumah ini. Ia merasa suka sekali tinggal di rumah ini. Pikiran ini membuat mukanyatiba-tiba menjadi merah padam. Ah, akutelah menjadi gila, pikirnya dan diusahakan sekuat tenaga untuk mengusir pikiran itu. An tetapi tetapsajaia duduk termenung dan membayangkanketentraman dan kebahagiaan hidup. Kalau saja iahidup sebagaiseorang isteri yangmencinta dandicinta, didalam rumah gedung sepertiini, mengurus rumah tangga, menguasai semua pelayan, mendampingi suami yang berhati mulia. Tiba-tiba Indrajaya berlari masuk. Wajahnya yangtampan itu agak pucat. "Apa yang terjadi, Indrajaya?" TanyaRatnawulan, kini namaitu disebut dengan lancer tanpa ragu-ragu, seakan-akannama Indrajaya adalah nama seorang sahabat karibyang telahlama dikenalnya. "Pemberontaktelah mulai bergerak! Bukan main besarnya kekuatanmerekadan mereka kini telah menyerbu dan mendekati kora raja!" "Kalau begitu kewajibanmulah untuk mengatur penjagaan dengan penglima-panglima lain, biar aku pergi seorang diri!" "Tidak, Ratnawulan.Hatikutakkan merasa tenteram sebelum melihat kau keluar darikotaraja dengan selamat!" Ratnawulan tidak menjawabsesuatu hanya sepasang matanyayang bening memandang kepada Indrajayadengan mesra, penuhharu dan terima kasih. Indrajaya yang memiliki pengetahuan tentang kewaspadaan membaca perasaan orang dari sinarmatanya,menjadi amat girang dan hatinya berdebarpenuh kebahagiaan. Koleksi Kang Zusi Keduanyalalu keluar dengan cepat darigedung itu. Keadaandikotaraja mulai gampar. Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tampak penduduk keluar dari rumahnya dengan amat gelisah.Indrayana mempergunakankeadaanyang sedanag rebut ini untuk membawa Ratnawulan ke arah selatan, karena iahendak menghantarkan dara perkasa itukeluardari gerbang sebelah selatan. Akan tetapi tiba-tiba Ia memegang tangan Ratnawulan danmukanya berubah. JugaRatnawulan terkejut sekalimelihatdatangnya duaorang diringibelasan orang prajurit, karena duaorang itu bukan lain adalah Kartika dan BagawanMahapatisendiri. Kartikatertawa mengejek sambil memandang kepada Indrajaya. Siang tadi Indrayana telah menyuruh seorang pembantunya untuk menyerahkan sepucuksuratkepada sangprabu, memberitahukan bahwa ia telah mendapatketerangan tentangmaksud Bagawan Mahapati danKartikayang hendakmembantupemberontak. Akan tetapi, tidak tahunya bahwa banyak sekali mata-mata dilepas leh Kartika sehingga sebelumsuratitusampaike tangan sri baginda, pesuruhnya telahdisergap dan suratnya dirampas. Dengan amat marah Kartika alu berunding dengan Mahapati dan mereka berdua kini sedang menuju ke gedung putera pangeran itu untuk menangkap dan membunuhnya. Kebetulan sekalimerekabertemu dijalan. "Indrajaya!"kata kartika. "Kau hendak lari ke mana bersama perempuan pemberontak itu?" "Jangan menuduh secara sembrono pamanadipati!"Indrajaya menjawabdengan tegas." Siapa yang hendak memberontaktelah kauketahu baik-baik!Ratnawulan tidak berdosa danbukan pemberontak,akuhendak mengantarkannya ke laurdarikotaraja agar iadapat pulang ke tempat asalnya." "Ha,ha, ha! Siapa yang tidakmengetahuimaksudmu?"tiba-tiba Bagawan Mahapati berkata. "Kalian tentu akan mengabungkan diri dengan para pemberontak yang menyerbu Majapahit. Kalian adalah pembantu-pembantu pemimpin pemberontak tak Semi." Koleksi Kang Zusi "Paman bagawan!" indrajaya berkata marah. "Perlukah paman Bagawan mengeluarkan ucapan yang kosong danmembalik-balikkan kenyataan ini"Perlukah sayamembuka mulutmenyatakan siapa orangnya yan:sebenarnya membantu Semi?" "Jangan banyak mulut!" Kartika berseru keras dan menyerangIndrajaya. Pemuda itu cepat mencabut kerisnya dan menangkis, dan mereka lalubertempur sengit. Sementara itu,Ratnawulan yangmelihatbetapa Kartika telah mempergunakan kerisnya Kayai Banaspati, merasa marah sekali. Ia mendahului gerakanBagawan Mahapati dansebelum kakek itu sempatmenyerangnya, ia menubruk majuke arahseorangprajurit.Sekalisaja ia menggerakkantangannya, ia telah berhasil merampas pedang di tangan perajurititu sambil memberi tendangan yang membuat perajurit ituroboh bergulingan. "Perempuan liar,sekarangaku takkanmemberi ampun kepadamu!" Bagawan Mahapati berseru keras dan menyerang dengan tongkatnya. Akan tetapiserangannya dengan mudah ditangkis oleh Ratnawulan dengan pedangnya dan ia membalas dengan serangan kilat.Paraperajurit tidakada yang membantu bagawan itu oleh karena mereka bertempur sengan gerakan cepat sekali sehingga bayangan merekalenyapditelah sinar pedangdi tangan Ratnawulan dan tongkat di tanganBagawan Mahapati. Sementara itu,Indrajayayang bertempur melawan Kartika, sebentar sajaterdesakhebat. Bukan saja kepandaiannya memang kalahtinggi, akantetapi kerisKyai Banaspati di tangan Kartika itu membuat orangini menjadi makintangguh saja. Indrajaya melakukan perlawanan sekuat tenaga dan mengerahkan seluruh kepandaiannya, akan tetapi ia memang bukan lawan Kartika. Beberapa kaliia hempirmenjadi korbankeris Banaspati dan pada suatu saat, pukulan tangan kiriKartikatelah menyambarpundaknya sehinggapemuda itu jatuhterhuyung ke belakang. Kartika menubruk maju untuk memberi tikamandengan kerisnya. Ratnawulan menjeritmelihatpemudaitu berada dalam bahaya, maka secepat kilatia lalu melompat meninggalkan Bagawan Mahapati dan dengan pedangnyaia menyerang Kartika dari samping. Tentu sajaKartika menjadi terkejut ketika mendengar sambaran angina pedang yang menusuk ke arah lambungnya, maka terpaksaia menunda seranganya terhadap Indrajaya dan cepat miringkan tubuh dan melompat untuk mengelakkandiridari serangankilat itu. Bagawan Mahapatitidaktinggal diam danmenyerangdengantongkatnya yang ditusukkan ke arah leher Ratnawulan. Koleksi Kang Zusi Kini Indrajaya yangberseru keras, "Ratna, awas.! Biarkan aku menghadapi keparat inisendiri.Kau baik-baiklah melawan bagawansiluman itu!" Bukan main terharu hati Ratnawulan mendengar seruan pemuda yang biarpunberada dalam keadaan keadaan terdesak, asih saja mengkhawatirkan keselamatannya itu. Keharuan hati ini mendatangkansemangat yang luar biasa besarnya,maka sambilmengertakgigi ia menghadapi Bagawan Mahapati danmenyerang denganluar biasa hebatnya sehingga kakek yang aktiitu sampai melangkah mundur tiga tindak. Pertempuran berjalan lagi dengan lebih seru dan mati-matian, sedangkan Indrajaya yang telah terlepas daribahaya maut, kini melawan lagi serbuan Kartika yang menjadi marah sekali melihat serangannya tadi digagalkan oleh Ratnawulan. Karena Kartika menyerang lebih ganas dan hebar daripada tadi,kembali Indrajaya terdesak hebatdan hanya dapat berkelahi sambil main mundur.Juga Ratnawulankini berkelahi dengan terdesak hebat, oleh karena dara perkasaini perhatiannya terpecah. Iatakdapat menahan hatinya untuk tidak mengerling kearah Indrajaya dan hatinya amat gelisah melihat betapa pemudaitu didesak hebat oleh Kartika. Pada suatu saat, ketikapertempuran sedang berjalan dengan hebatnya,tiba-tiba terdengar teriakan dans orakan yang menggegap-gempitakan seluruhkota rajadan sorakanitu terdengar jauh dari luarkota. Itulah sorak-sorai para pemberontak yangtelah menyerbu makindekat. Makin gelisahnya hati Indrayana medengar sorakan itu oleh karena ia tidak hanya mengkhawatirkan diri sendiri danRatnawulan, akan tetapijuga amat berkhawatir mengingat nasib kerajaan yang diserbupemberontak. Bagaimanakah nasibrajanya" Sungguh celaka kalau kerajaan memiliki pembesar-pembesar macam Kartika dan Mahapati. Diwaktu kerajaanaman, mereka hanya pandai mengumpulkan harta benda, sedangkan kalau kerajaan berada dalam kekacauan dan terancambahaya mereka bukan mengkhianati kerjaan itu dan mengandalkan persekutuan rahasia dan dengan musuh. Kegelisahaannya membuat gerakan pemuda itu makin kalut danketikakembali Kartika memukulnya dengan tangankirinya yang ampuh, iatak dapat menangkisdan roboh dengan kerisnya terlepas dari tangannya. Kartika menubruk maju dan kerisKyai Banaspati menembus kulit dada pemuda itu, menancap gagangnya. Kartikatertawa bergelak dan Ratnawulan menjerit dengan ngeri melihat betapa Indrajaya roboh mandi darah, terlukaoleh keris Kyai Banaspati! Karenakeris pusaka itu adalah kerisnya maka hati Ratnawlan bagaikan disayat-sayat. Ia merasa seakan-akan telapak tangannya sendiri yang menikam adapemuda yang diam-diam telah merebut hatinya itu. Koleksi Kang Zusi "Indrajaya.!" ia menjerit dengan hati hancur dan pada saat itulah iamendapat kenyataan bahwa ia.mencintai pemuda itu. Kembaliterdengar suara ketawadan Kartika dan Bagawan Mahapati, membuat Ratnawulan menjadi mata gelap dan ia mainkan pedangnyaluar biasacepat dan ganasnya. Kebenciannya terhadap artika memuncak. "Jahanam berhatikejam! Kalauaku tak dapat membunuhmu,akubersumpah tidak mau menjadi manusia lagi!" jerit Ratnawulan denganmarahsekali dan ia lalu melompat dan menyerbu kepada Kartikadengan pedang di tangan.Akan tetapi Kartika mendapatbantuan Bagawan Mahapati, maka untuk beberapa lamaRatnawulan tak berdaya, bahkan amat terdesak. Sorak-soraimakin mendekatdan tiba-tiba terdengar bentakan nyaring. "Ratnawulan jangantakut! Aku datang membantumu!" Dansesosok banyangan hitam melompat maju danmenahan tongkatBagawan Mahapati dengan pedangnya. Inilah Adiprana, anak Gunung Bromo yang tangguh itu. "Adiprana!" Ratnawulan berseru. Melihat betapa pemudaitu telahbertarung melawan Bagawan Mahapati, maka Ratnawulan lalu menerjang Kartika dengan penuh kegemasan. Pedangnya menyambar-nyambarbagaikan seekor burunggaruda dan dengan amat lincahnya dara perkasa itu selalu menghindarkanpedangnya beradu dengan keris Kyai Banaspati di tangan Kartika karena iamaklum akan keampuhan keris itu. Kartikakecut hatinya dan ia memang telah merasajerih menghadapi dara perkasa yang haus akan darahnyaitu, maka permaianankerisnyamakin kalut saja. Ratnawulan tidak maumemberi hatidan mendesak dengan penuh keganasan. Sementara itu,biarpunAdiprana gagah perkasa dan ilmu kepandaiannya hebat, namun menghadap iBagawan Mahapati iamasih kalahpengaruh, terutama dalamhal tenaga batin. Tiap kali Bagawan Mahapati menggerakkan tongkatnya dengan seruan keras, Adiprana merasa betapa jantungnya berdebargelisah dan gentar. Akan tetapi, ia masih dapat mempertahankan hatinya dan melawan dengan gigihnya. Koleksi Kang Zusi Ratnawulan mendesak terus danpadasaat yang tepat,ia dapat menendangpergelangan tangan Kartikayang memegang keris "Krak!" tulang pergelangan tangan itu retak terkena sambarankaki Ratnawulan. Akantetapi Kartika benar-benar kuat karena keris itu masihdipegangnyaerat-erat. Setelah pedang Ratnawulan berkelebatlagi menyambar lengannya, barulah ia berteriak kesakitandan kerisnya terlempar. Ratnawulancepat menyambar KyaiBanaspati dan dengan hati penuh dendam ia menyerangbagaikan kilat cepatnya ke arah Kartika yang telah terhuyung-huyung kebelakang. Keris menancap dada kirinya dan terdengarjeritanmenyeramkan ketika Kartika roboh sambil mendekap dadanya yang telah ditembusi oleh keris Kyai Banaspati! Ratnawulan membalikkan tubuh hendak membantu Adiprana yang telah terdesak hebat oleh Bagawan Mahapati, akan tetapipadasaat itu ia mendengar suara Indrajaya memanggil perlahan. "Ratna." Ratnawlan menengok dan cepat menghampiri lalu berjongkok di dekat tubuh pemuda itu. "Indrajaya." katanya penuhharu dan tak dapatditahannya lagi air mata mengalir keluar ari kedua mata Ratnawulan, membasahi kedua pipinya. "Ratnawulan . pujaan kalbu. Kau menyedihi aku.?" "Indrajaya.kau.,kau berkorban untukku." Indrajaya tersenyum, dan senyum yangmembayang pada wajahnya yang amat pucat itu nampak oleh Ratnawulan amatlah manisnya. Senyum penuh kebahagiaan dan kepuasan hati. Senyum yang takkanpernah dapat terlupa oleh mata Ratnawulan. "Ratnawulan,itulah yang membahagiakanhatiku. aku rela. aku girang dapat membelamu. dapatmembela dengannyawaku. Ratna. aku. aku cinta padamu. sama besarnya dengan cintaku padaku. Kau. kau cintakepadaku,bukan.?" Koleksi Kang Zusi Ratnawulan tak dapat menjawab, hanya air matanyasajamengucur makin deras danuntuk menjawab pertanyaan terakhir dari pemuda ituia hanya menganggukanggukkan kepalanya. TerdengarIndrajayamenghela napas panjang. "Aku puas. aku puas." dan tiba-tiba kepalanya terkulai. Pemuda itu menghembuskan napas terakhir. "Indrajaya." Ratnawulanberbisik dan menggunakantangan kirinyamenutup kedua mata pemudaitu. Pada saatitu terdengarpekikkesakitandan suara inimenyadarkan Ratnawulan. Ia cepat melompat berdiri dan memandang ke belakang. Alangkahterkejutnya ketika ia melihat Adiprana terhuyung-huyung kebelakang dengan kepala berlumur darah! Ternyatabahwa pemuda murid Eyang Bromosaktiitu telahterkenapukulan tongkat Bagawan Mahapati! "Keparat jahanam!"Ratnawulan berseru marah dan ia meloncat dengan KyaiBanaspati di tangannya menyerang BagawanMahapati yang hendak memberi pukulan terakhir kepada Adiprana yang telah roboh di atas tanah.Dengan hati penuh dendam dan kedukaan karena tewasnya Indrajayadan melihat Adiprana yang telah roboh di atas tanah. Dengan hatipenuh dendamdan kedukaan karenatewasnyaIndrajayadan melihat Adiprana terluka hebat pula, Ratnawulan lalumenyerang dengan amat ganasnya.Bagawan Mahapati terpaksa terdesak mundur oleh seranganyang bertubitubi datangnya dan yang dilakukan dengan nekad itu. Akan tetapi, sebelum Ratnawulan dapat mebalaskan dendam karena kematian Indrajayadan dirobohkannya Adiprana,tiba-tiba terdengarseruan keras. "JengRatnawulan.!" Suara ini dibarengi dengan datangnya serombongan pasukan.Pasukan Candrasa Bayu! Ternyata bahwa pasukanistimewa ini telah dapatmenyerbu sampaikekotaraja danbersam dengan pasukan-pasukan pemberontakyang dipimpin oleh Kuti dan Semi,Majapahit telah menggempur mundur tentara Majapahit! Mendengar seruan ini danmelihatdatangnya pasukanpedang yang istimewa itu, Bagaimana Mahapatilalu meloncat dan menghilang didalam gelap! Ratnawulan takdapat mengejarnya dan Koleksi Kang Zusi daraperkasa inisegera menghampiri Adiprana yangmasih rebah di atas tanah. Alangkah terkejut, sakit hati, danseihnya ketikamendapat kenyataan bahwa Adiprana telah tewas pula oleh pukulan tongkat Mahapati! Gadis ini menubruk Adiprana sambil menangis. Hatinya merasa perih bagaikan disayat-sayat.Duaorang teruna perkasayang mencintainyatelah tewas di tempat itu, tewas dalam pertempuranuntuk membelanya.Kalau diwaktu merekamasih hidup, mereka mendatangkan kebimbangan di dalam hatinya, berat untukmemilih yang mana diantara kedua orang ksatria ini, sekarang kematian mereka mendatangkan rasasedih danharuyang amat besar. Ia menjadi beringas dan ketika semua anggota Pasukan Candrasa Bayu mengelilingi jenazah Adiprana untukmenyatakan bela sungkawa, iabangkitberdiri dengan muka pucat, lalu berkata. "Kawan-kawan,akuminta beberapa orang untuk mengurusjenazah Adiprana danIndrajaya. Uruslah baik-baik dan kuburkan jenazah mereka sebagai ksatriaksatria utama. Yang lain-lain, hayo menyerbu terus! Hancurkan bala tentara Majapahit, runtuhlah kekuasaanraja dan marikita basmi Bagawan Mahapati yang mendatangkan segala kejahatan!" Ucapannya ini disambut oleh sorak-sorai semua anggota Pasukan Candrasa Bayu. Di bawah pimpinan Ratnawulan, merekamenyerbu terus,menggabungkan diri dengan pasukan-pasukan pemberontak lain dibawah pimpinan Kuti dan Semi terus menyerbudan mengamuk dimedanperang, bertempur melwan pasukan-pasukanMajapahit yang masihmempertahankankotaitu. Bukan main hebatnya peperangan itu dan Pasukan Candrasa Bayumembuat jasa yang bukan kecil dalampertempuran ini.Dimanasajamereka bergerak, bergelimanganlah perajurit-perajurit musuh. Namun pasukan-pasukan Majapahit melakukan perlawanansengit sehinggakurban yang jatuh di kedua fihak amat besarnya. Semi, pemimpin pasukan pemberontak tewas pula dalam peperanganitu, dan demikian pula beberapa orang pemimpin lain. Bahkan beberapa orang anggota Pasukan Candrasa Bayujuga gugur. Ratnawulan sendiri mengamuk bagaikan seekor banteng terluka. Ia didampingi oleh Bejo, Raksasa muda yang amat kuat itu,dan Parta, ahli panah yang pandai. Didalampertempuran yang terjadi amat serunyadi depankeraton,di fihak Majapahit muncuk senopati-senopati yang gagah perkasadan tangguh. Tiga orang panglima musuhyang amat gagahmenyambutserbuan Ratnawulan, Bejo dan Parta. Yang menjadilawanBejo adalah seorang tinggibesar pula, seorang panglima Majapahit yang bernama Demang kandangan.Ia adalah seorang berpangkat demang didusun Kandangan dan kepadaiannyatinggi, karenaia memiliki kekebalan. Kulitnyakeras tak tertembus oleh senjata tajam. Bukan main hebatnya pertandingan yang terjadi antara DemangKandangan dan Bejo. Pukul-memukul, tending-menendang,hempas-menghempas! Ilmu lawan ilmu, tenagabertemu tenaga, dan entah sudah Koleksi Kang Zusi berapa kali mereka saling terkena pukulan lawan. Terdengar "Bak! Buk!Bak!Buk!" kepalan mereka mengenai tubuhl awan, akantetapi keduanya kebaldan kuat.Terkena pukulan keduanya merasa dihinggapi lalat saja. Demang Kandangan menjadi penasaran dan marah sekali. Ia mencabut senjatanya yang ampuh, sebuah lembing dengan ronce-ronce benang lawe merah. "Babo-babo!" sumbarnya. "Kaumengamuksepertisetankelaparan. Mampuslahdi bawah lembingku!" Bejotertawa terbahak-bahak sambil mencabut pedangnya. "Aku sudah bosan mempergunakan pukulantangan.Rasakanlah pedang Candrasa Bayu!" Sambil berkata demikiania menyerang dengan sebuah tusukan hebat. Biarpun iakebal, namun menghadapi tusukan pedang yang dilakukan dengan tenaga yang melebihi tenaga banteng besarnya. Demang Kandangan tidak berani menerima ujung pedang dengan dadanya. Bahanya terlalu besar,maka ia lalu menggerakkan lembingnya untuk menangkis.Kemudian ia membalas dengan serangan yang tak kalahhebatnya, namun dengan mudah Bejo dapat menangkis pula. Pertempuran ini benar-benar hebat. Tak seorangpun perajurit dari kedua fihak beranimembantu. Dua orang telahtewasketikamencoba untukmembantukawan, yaitu seorang dari pemberontak. Olehkarena itu, perajurit-perajurit lain kini hanya menonton saja, lupa untukbertempur saking kagumdan tertariknya menyaksikan pertempuran yang luar Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo biasa ini. Pada suatu saat Demang Kandangan berlaku agak lambat sehingga pedang Bejo dapat menyerempet pundaknya. Ia berteriak keras, tak sempat mempergunakan aji kekebalandan kulit pundaknya berikut daging terbabat mengeluarkandarah. Kawankawan Bejo bersorak girang, membuant Demang Kandangan marah sekali.Iaberseru kerasdan pada saatBejo memandangnya dengan mata penuh ejekan danmulut tertawa melihat hasil babatannya ,ia mempergunakan lembingnya untuk menyerampang kaki Bejo. Bejo melompat untuk mengelak,akan tetapi kurang cepat sehingga lembing yang berat itumasih dapat mengetuktulang leringnya. "Aduh.! Bangsat kurang ajar!" Bejomemaki dan terpincang-pincang karena betapapun kuatnya, tulang kering yang dihantam lembing dengan tenaga yang amat besarnya itu sakit sekali seakan-akan remuk.Sambil berloncat-loncat dan terpincangpincang menahansakit ia memaki-maki. Kawan-kawan Demang Kandangan bersorak girang. Koleksi Kang Zusi Keduanyatelah terluka dan keduanya telah menajdi marah sampaigelap mata. Dengan nekad Bejo menubruk dengan pedang ditanga. Demang Kandangan menyambut. PedangBejo menembus dada lawan,akan tetapi perutnya juga ditembus oleh lembing Demang Kandangan. Keduanya menjerit, akan tetapi masih cukup mempunyai tenaga untuk saling terkam. Pergulatan terjadi,saling cekik, saling jambakdan akhirnya roboh terguling, bergulingan sebentar ke kanan kiri, saling menghempas, kemudian.merekatak bergerak lagi. Keduanya tewas dalam keadaan masih saling cekik. Sungguh pemandangan yang mengerikan. Dua orangmuda dan kuat, dua orang perajurit sejati yang sedianya akan dapat menjadi perajurit-perajurit gagah perkasa pembela Negara dan bangsa, karena bersimpangan jalan hidup,harus mengakhiri hidup dengan salingbunuh. Untuksesaat,perajurit-perajurit kedua belah pihak tak dapat bergerak, masih terpesonaoleh kehebatan perkelahianantaraDemang Kandangan danBejo. Akn tetapi, setelah kedua pahlawan itutewas, barulah merekabergerak.Sorak-soraiterdengar lagi dan pertempuran di langsungkan, seakan-akan kedua orang gagah tadimemberi contoh kepada kawan-kawannya. Ratnawulan dan Parta masih mengamuk terus, memimpin anak buah Pasukan Candrasa Bayu maju terus menyerbu kedepan. Pak Waluya, anggota tertua dari pasukan itu,telah gugur sebelum pasukan berhasilmemasuki kotaraja. Sampai keesokan harinyapertempuran masih terjadidi sana-sini.Semalamsuntuk pasukan Majapahit mempertahankan istana,akan tetapi fihak pemberontak lebih kuat.Akhirnya pertahanan dapat dibobolkan, sisa-sisa tentara Majapahita melarikan diri atau menyerah. Penyerbuan ke dalamistana dikepalai oleh Kuti sendiri, pemimpin besar pemberontak. Ternyata bahwa Sang PrabuJaya nagara tidak berada didalamistana, telah pergi mengungsi. Memang, setelah melihat bahwa pertahanan dapat dipukulhancur olehpasukan-pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Kuti,Sang Prabu Jayanagara terpaksa melarikandiri, mengungsi ke Badander.Dengan diperlindungi olehpasukan istanayang dikepalai oleh Gajah Mada, Sang Prabu Jayanagara dapat menyelamatkan diri dan meninggalkan istana. Iniadalah jasa Gajah Mada yang gagahperkasa dan setia. Kuti dapatmerampasistana danmenduduki singgasana Majapahit. Akan tetapi,alangkah kecewa dan penasaran hatipara pembantunya, terutama para panglima yangingin melihat pengaruhBagawan Mahapati dilenyapkan dari Majapahit, ketika melihat bahwa Kutibukan saja tidak menghukum atau menyuruh tangkap bagawanitu, bahkan sebaliknya Bagawan Mahapati diberi kedudukanoleh rajabaruini! Koleksi Kang Zusi Juga Ratnawulan menjadi kecewa sekali, akantetapi seperti juga lain-lain panglima yang tadinya memabantu Kuti, apakah yangd apat ialakukan" Kuti telah mendudukisinggasana dan kedudukannya kuat sekali. Dara perkasa ini masih merasa sedih karena tewasnya Indrajaya dan diprana.Hatinya menjaid lemah dansemangatnyamenipis. Iatelah dapat membinasakan musuh besarnya, yaitu Kartika maka ia dapat merasa puas. Namun, bukan kepuasan hati yang ia dapat marena sempurnanya tugas ini,bahkan perjalanannyaitu menimbulkan patah hati karena dua orang teruna yangmenjadi harapan hatinya tewas dalam membelanya.Iatiada nafsu lagi untuk ikut mencampuri urusan kerajaan, maka setelah peperangan itu selesai,Ratnawulan lalu kembali ke Mahameru. Ia disambut oleh ibunya dengan pelukan mesradan setelah berada dalam pelukan ibunya, barulah Ratnawulan dapat menangis sepuasnya. Ia terisak-isakdi dalam pelukan ibunya, merasa betapa hatinya hancurdan luka, betapa hidupnyaseakanakansunyisenyap. "Wulan, anakku, apakahyang terjadi, nak" Tak berhasilkan kau membalas dendam ayahmu?" Ratnawulan tak dapat menjawabuntuk beberapa lama, hanya menangis makinsedih. Terbayang di antara air matanya wajah Indrayana. Ia melihatsenyum di bibiryang sudah pucat dariIndrayana, senyumyang mengantarkematian pemuda itu. Ia merasa seakan-akan pemuda itu menanti-nantinya di seberangsana! Kemudian, di antara isaktangisnya, Ratnawulanmencurahkan seluruh isihatinya kepada ibunya. Dara Lasmiikut mencucurkan airmatanya mendengar kisah anaktunggalnya itu.Diam-diamia menyebutnama Yang Maha agung,mengucapkan syukur bahwamusuh besar itu telah dapat ditewaskanlehanaknya, akantetapi juga ia membumbungkan doa semoga kehancuran hati puterinyaitu akan dapat terhibur. Ketika ia menanyakan tentang gurunya, ibunya memberitahu bahwa Eyang Mahameru telah lama meninggalkan puncak Mahameru,entah kemanapergunya pertapasakti itu. Ratnawulan lalu tinggal bersama ibunya di puncak Mahameru, hidup dengan aman dan tenteram, menjauhi dunia ramai. Setelah pemerintahan berada di tangan Kuti yangdibantu oleh Bagawan Mahapati, barulah semuaorang menjadimenyesal. Ternyata bahwa pemberontakini tak lebih baik daripada Sang Prabu Jayanagara, bahkanlebihburuk dalam menjalankan kemudi pemerintahan.Apa lagi para panglima yang tadinyamemberontak, baru terbuka mata mereka menyaksikan betapa Bagawan Mahapatiyang dibenciitu bahkanmenduduki tempatyang tak kurangtingginya daripada ketika pemerintahanberadadi tangan SangPrabu Jayanagara! Koleksi Kang Zusi Mulailah timbul bisikan-bisikandan pertemuan-pertemuan rahasia di antara para pembesar negara, membicarakan dan menyesalkan kealahan tindakan ini. Mulailah merekamengenangkan kembali Sang PrabuJayanagarayang kini entahberadadi mana. Sementaraitu,Sang Prabu Jayanegara mengungsi ke Badander, dandiringkan dengan setia oleh Gajah Madadan kawan-kawannya. Gajah Mada yangsetiadan bijaksana ini tiada hentinya mencari keterangan tentang keadaan Majapahit setelah singgasana diduduki oleh Kuti.Ia mendengar tentang kekecewaandan penyesalan para pembesar negara,maka dengan amat cerdiknya Gajah Madalalu menjalankan sebuah siasat.Setelah mendapatperkenan dari Sang Prabu Jayanagara, GajahMada diam-diam masuk ke dalam kota raja menemui para pembesar-pembesar negara yang berkedudukan tinggi danyang menguasai pasukan-pasukanMajapahit. Setibanya GajahMada di Majapahit, maka para pembesar negara menghujankan pertanyaan kepadanya tentangSang Prabu Jayanagara yangdahuludiperlindungi Bhayangkari (Pasukan Pengawal Istana)di bawah pimpinan Gajah Mada itu. Denganwajah muram Gajah Madamenjawab."Mengapa pulasaudara-saudara bertanya tentang yang telahkaliankhianati itu" Karena merasa amat berdukamelihatbetapa dahulu mengabdi kepada keturunanMajapahittiba-tiba membantu para pemberontak, beliau menjadi geringdan akhirnya meninggal dunia dalam keadaan yang amat sengsara."Sambil berkata demikian,Gajah Madamengerling tajam kepadapara pembesarnegara itu dengan penuh perhatian. Bukan main terkejutnya para pembesar itu demi mendengar keterangan ini. Banyak di antara mereka yang mengucurkan air mata karena sedih dan menyesal. Hal ini amat membesarkan hati Gajah Mada. "Mengapa kalianberdua" Bukankah halini yang kaliankehendaki" Apa artinya hidup atau matinya sang prabu bagi kalian?" Seorang adipati yang sudah berusialanjut berkata. "Gajah Mada, kau tak tahu! Kami bukan membenci Sang Prabu Jayanagara, akn tetapi Mahapatilah yang mendatangkan rasabenci di hatikami. Telah berkalikalikamimengajukan usul kepada sang prabu agar supaya bagawanyang berhati palsu itu dienyahkan dariistana, akan tetapi sang prabu yang agaknya telah beradadi bawah pengaruh bagawanitu, tak pernah mendengarkan usul kami. Maka, Koleksi Kang Zusi setelah melihat gerakan Kuti yang demikian kuat,timbul harapan kami untuk mengenyahkan kekuasaanMahapti dari Kerajaan Majapahit. Siapa kira, setelah Kuti berhasilmenduduki singgasana, Mahapati tidakdigangu, bahkan diberikedudukan tinggi!" Gajah Mada tersenyum. "Kalau sekiranya Sang Prabu Jayanagara masih hidup, kalian hendak berbuat apakah?" "Kalausang prabu masih hidup, kami sanggup untuk menggulingkankedudukan raja baruini dan mengangkatsang prabu menjadi rajadan mendudukisinggasanakembali." kata mereka. Maka dengan wajah berseri Gajah Madalalu menerangkan bahwa sesungguhnya Prabu Jayanagara masih hidup dan kiniberada di Badander, bahwa iasengaja datang untuk melihat sikap parapembesar dan panglima. Bersukacitalah semuaorang mendengar ini danmereka lalu mengadakan rencana dan perundingan untuk melakukan pemberontakandari dalam. Setelah mengadakan perundingandengan masak,gajah Madalalu kembali keBadanderdengan hati girang dan segera melaporkan segala pengalamannya kepada Sang Prabu Jayanagara. Sambil bercucuran air mata,Sang Prabu Jayanagara berkata. "Memang aku telah terbujuk oleh kemahiran Mahapatibermanismulut.Akutelah melakukan salah tindak,akan tetapi aku berjanji bahwa apabila YangMaha Agung memberikesempatan kepadaku untuk memegang tampuk kerajaanlagi,akuakan mengusahakan sekuat tenaga agar Majapahit menjadisebuah negara yangbesar dan makmurdi mana rakyatkudapat hidup dengan aman sentausa dan penuh damai bahagia." Maka terjadilah pemberontakan yang hebat akan tetapi cepat. Karena pemberontakan dilakukan dari dalam, didukung oleh sebagaian besarpanglima dan pembesarnegaraberserta pasukan-pasukan pilihan, maka perlawananyang amat lemah dari Kuti dan anak buahnya hanya dapat bertahan sebentarsaja.Kutiikut bertempur dengan mati-matian, akantetapi akhirnya ia tewas juga dalam perang tanding itu. Ketika hal ini terjadi, Mahapati berada di dalam gedungnyayang baru.Ia tidak ikut berperang, dan hanya memujaSamadhi di dalam sanggar pemujan. Koleksi Kang Zusi Pasukan Majapahit datang dan hendak menangkapnya, akan tetapi tak seorang panglimapun berani secara sembrono memasuki sanggar pemujan itu, karena mereka telah maklum akan kesaktian Bagawan Mahapati. Mereka hanya berteriak-teriak menyuruh Bagawan itu keluar dan menyerahkan diri untuk ditangkap. Tiba-tiba pintu pemujaan itu terbuka dari dalam dan Bagawan Mahapati sendiri keluar dari situ. Ia berpakaian lengkap seperti seorang pendeta, bahkan di tangan kirinya ia memegang sebuah lembing pusaka yang berkilat-kilat cahayanya, dan di tangan kanan ia memegang tongkatnya yang ampuh. Sepasang matanya berapi-api memandangi seluruh pasukan yang mengepung tempat itu. Kemudian ia turun perlahan-lahan dari tangga sanggar pamujaan. Semua suara sorakan dan teriakan dari pasukan itu tiba-tiba berhenti dan keadaan menjadi hening seperti terkena sirap. Benar-benar hebat pengaruh dan hawa gaib yang keluar dari Bagawan Mahapati ini. "Siapa yang mau menangkap aku" Majulah kalau ada yang berani melakukan hal itu!" Tantangan ini terdengar menggema dan mendebarkan hati setiap orang. Akan tetapi, akhirnya ada seorang panglima muda yang melangkah maju dan mencabut pedangnya. "Pertapa palsu! Akulah yang akan menangkapmu,mati atau hidup!" teriaknya dan menyerbu ke depan. Akan tetapi Mahapati tertawa mengejek dan sebelum panglima itu sempat menyerang, tongkatnya telah melayang dan tepat sekali menghantam kepala panglima itu sehingga pecah dan tubuh panglima itu terkapar diatas rumput, mati. Semua orang tertegun dan merasa ngeri. Akan tetapi jiwa setia kawan membuat beberapa orang perajurit dan panglima serentak maju mengepung. Bagawan Mahapati menggerakkan tongkatnya secara luar biasa sekali sehingga kembali beberapa orang terpukul. Sekali saja terpukul tongkat bagawan itu, kurbannya mengelimpang tak bernyawa lagi. Kini para pengeroyokmulai menjadi gentar dan banyak yang mundur dengan ketakutan. Sambil tertawa bergelak-gelak, Bagawan mahapati mengamuk terus dan makin banyak darah yang ditumpahkan lawan oleh pukulan-pukulannya, makin liar dan ganaslah dia. Sambil mengamuk ia mengejar para perajurit yang melarikan diri dan akhirnya Bagawan Mahapati berdiri di tengah alun-alun, mengangkat tongkatnya yang berlumur darah itu tinggi-tinggi sambil menantang. "Hayo, orang-orang Majapahit! Jangan maju seorang demi seorang, majulah bersamasama. Tandinglah kedigdayaan Bagawan Mahapati! Ha, ha,ha!" Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring. "Mahapati, pendeta palsu! Akulah lawanmu!" Mahapati menengok dan terkejutlah hatinya ketika ia melihat bahwa yang muncul itu adalah Ratnawulan, dara perkasa yang telah dikenal kesaktiannya itu! Bagaimana Ratnawulan tiba-tiba dapat muncul di situ" Dan pendekar ini biarpun berada di puncak Mahameru, akan tetapi ia masih dapat mendengar berita dari para penduduk di sekeliling Mahameru tentang keadaan di Majapahit. Ketika ia mendengar bahwa di Majapahit terjadi peperangan lagi oleh karena panglima tua memberontak terhadap Kuti dan Mahapati,dara perkasa ini amat tertarik Koleksi Kang Zusi hatinya. Ia teringat akan hutang bagawan itu yang masih belum terbayar, hutang karena membunuh Adiprana. Maka ia lalu berpamit kepada ibunya untuk membantu pergerakan para panglima itu dan membinasakan kekuasaan Mahapati. "Anakku, aku takkan dapat melarang kehendak hatimu ini, sungguhpun aku akan selalu memikirkan dan mendoakan agar supaya kau selalu diberkahi dan dilindungi oleh Yang Maha Agung." Ratnawulan lalu perg ike gua pertapaan gurunya. Akan tetapi gurunya masih belum kembali dan di dalam gua itu ia melihat sebuah anak panah yang agaknya baru di buat oleh gurunya. Ia amat tertarik melihat anak panah yang mengeluarkan cahaya gemilang itu, maka ia lalu mengambilnya. Alangkah herannya ketika ia melihat sehelai kain putih itu ternyata ditulisi huruf-huruf kecil. Ia segera membaca tulisan gurunya itu yang berbunyi, "Anak panah Margapati ini kubikin untuk Ratnawulan. Jangan sekali-kali dipergunakan kalau tidak amat terpaksa, karena khasiat anak panah ini satu kali, dan sekali ia dipergunakan, ia akan mengambil nyawa seorang!" Ratnawulan menjadi girang mendapatkan anak panah ini yang lalu disimpannya di dalam tempat anak panah. Demikianlah, setelah mendapat doa restu dari ibunya ia lalu berangkat ke Majapahit dan ketika ia tiba disana, kebetulan sekali Mahapati sedang mengamuk hebat. Banyak panglima yang maju telah tewas dalam tangan Bagawan Mahapati sehingga akhirnya pendeta itu menantang-nantang dialun-alun tanpa adat yang berani menyambut tantangannya. Ratnawulan menjadi panas hati dan segera maju menghadapi pendeta yang amat dibencinya itu. Di antara para panglima, banyak yang telah tahu akan Ratnawulan atau setidaknya mendengar nama dara perkasa itu, maka kini melihat seorang dara jelita yang gagah muncul menghadapi pendeta itu, mereka lalu maju mendekat untuk menyaksikan pertandingan ini. Diantara mereka itu terdapat seorang bekas anak buah Pasukan Candrasa Bayu, maka begitu ia melihat Ratnawulan, ia segera bersorak keras. "Hidup Dara Perkasa Ratnawulan.!" Ratnawulan menengok dan ketika melihat Jayun, anak buahnya dulu, berdiri diantara para panglima kerajaan, ia tersenyum dan melambaikan tangan. Kini semua orang yang berada di situ saking gembiranya bersorak gemuruh. "Hidup Dara Perkasa Ratnawulan.!" Bagawan Mahapati marah sekali mendengar ini dan iaberseru. "Ratnawulan,saat inilah yang kutunggu-tunggu! Kau akanmampus di dalam tanganku!" "Cobalah, Mahapati!" jawab Ratnawulan dengan tenang. Mahapati menyerbu dengan lembing di tanga nkiri dan tongkat di tangan kanan, akan tetapi dengan tangkas Ratnawulan mengelak dan balas menyerang dengan pedangnya. Ia bersenjata pedang di tangan kiri dan keris Kyai Banaspati di tangan kanan untuk mengimbangi kedua senjata lawannya itu. Pertandingan maha hebat terjadilah ditengah alun-alun itu, disaksikan oleh ratusan orang perajurit yang sebentar saja telah meningkat jumlahnya menjadi ribuan. Koleksi Kang Zusi Keduanya sakti dan digdaya, dan keduanya memiliki gerakan yang luar biasa cepatnya sehingga bagi para penonton yang tidak memiliki kepandaian tinggi, kedua orang yang bertempur itu lenyap dari pandangan mata dan nampak hanyalah berkelebatnya empat senjata yang menyambar-nyambar laksana kilat. Bagi yang berkepandian tinggi, mereka mengangguk-angguk dengan kagumnya menyaksikan ilmu kepandaian yang jarang terlihat itu. Baik Mahapati maupun Ratnawulan mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaian untuk menjatuhkan lawan. Mahapati menang pengalaman dan menang tenaga, akan tetapi Ratnawulan lebih unggul dalam hal keterampilan dan kecepatan, maka boleh dibilang keadaan mereka seimbang. Pada saat mereka telah bertempur sampai ratusan jurus lamanya, Mahapati mengayun tongkatnya dengan sepenuh tenaga kearah kepala Ratnawulan sambil menusukkan Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo lembingnya ke arah dada dara perkasa itu. Ratnawulan paling taku tkepada lembing itu, karena ia teringat akan nasihat gurunya dahulu bahwa ia harus berlaku waspada terhadap lembing Mahapati yang bernama Ratnawulan ini! Maka ia selalu memperhatikan lembing itudan ketika lembing menusuk ke dadanya, ia cepat mengelak. Pukulan tongkat kearah kepalanya ditangkis dengan pedang. "Trang!" dan kedua senjata itu terpental dan terlepas dari pegangan masingmasing. Kini pertempuran dilanjutkan dengan lembing dan keris. Ratnawulan mulai terdesak karena kerisnya yang hanya pendek itu amat sukar untuk digunakan melawan serangan lembing yang panjang. Semua penonton menahan napas ketika melihat betapa Ratnawulan main mundur seakan-akan takut menghadapi lembing itu. Akan tetapi, tiba-tiba Ratnawulan mengambil busurnya yang tergantung di punggung dan kini dara perkasaitu mempergunakan senjata keris dan busur.Bukan main riuhnya para penonton menyaksikan kehebatan gadis pendekar itu. Bagaimana sebatang busur dapat dipergunakan sebagai senjata yang demikian hebatnya" Memang busur di tangan Ratnawulan bukanlah busur biasa, akan tetapi busur buatan Eyang Semeru, buah senjata yang ampuh dan sakti. Benar saja setelah kini bersenjatakan busur dan keris, Ratnawulan mulai mendesak lawannnya. Ia mengirim serangan bertubi-tubi dengan busurnya yangsekali saja mengenal tubuh lawan, akan berarti malapetaka besar bagi Mahapati. Dan pada saat yang amat tepat, dara pendekar ini mengeluarkan ilmu tendangannya yang amat dahsyat. Bagawan Mahapati tidak menyangka datangnya tendangan ini, maka iakena tertendang dadanya sehingga tubuhnya terpental sampai jauh. Terdengar sorak-sorai yang amat riuh menyambut hasil tendangan ini. Sugguhpun ia sama sekali tidak terluka atau merasa sakit oleh tendangan Ratnawulan, namun Bagawan Mahapati tidak menyangka datangnya tendangan ini,maka ia kena terpental sampai jauh. Terdengar sorak-sorai yang amat riuh menyambut hasil tendangan ini. Sungguhpun ia sama sekali atau merasa sakit oleh tendangan Ratnawulan, namun Bagawan Mahapati merasa malu sekali. Ia mengertak giginya, lalu bibirnya berkemak-kemik membaca mantra. Kemudian ia tiba-tiba melompat bangun, dan sekali tangannya terayun, lembingnya meluncur cepat melebihi kecepatan anak panah. Ratnawulan hanya melihat berkelebatnya cahaya dari depan seakan-akan ada kilat menyambarnya dan sebelum ia dapat mengelak, lembing pusakaitu telah menancap di ulu hatinya. Dara perkasa membayangkan gurunya, ia membaca mantra. Benar-benar luar biasa sekali. Sungguhpun lembing itu telah menancap di uluhatinya dan darah mengucur keluar membasahi seluruh dadanya,bahkan kini tangan kirinya bergerak kebelakang mencabutanak panah pusaka pemberian gurunya. Ia membuka mata,memasang anak panah itu pada busurnya. Koleksi Kang Zusi Sementara itu, Bagawan Mahapati ketika melihat betapa lembingnya dengan jitu telah menancap ke uluhati lawannya, tertawa bergelak.Mulutnya terbuka lebar dan mukanya menengadah keatas, tubuhnya bergoyang-goyang dan suara ketawanya amat menyeramkan seperti suara ketawa iblis. Akan tetapi tiba-tiba anakpanah pusaka Margapati meluncur dari busur di tangan Ratnawulan dan. cepp.! Anak panah itu tepat sekali menancap di dada kiri Mahapati dan menembus jantungnya. Bagawan Mahapati mengeluarkan jerit seperti bunyi burung gaok lalu tubuhnya terhuyung-huyung dan roboh menelungkup dalam keadaan tak bernyawa lagi. Ratnawulan tersenyum, dan ketika semua orang berlari-lari menghampiri untuk menolongnya, mereka melihat dara perkasa itu jatuh berlutut dan terdengar oleh mereka gadis itu mengeluh. "Indrajaya.Adiprana.tunggu.!" Kemudian tubuhnya terguling dan ketika mereka mengangkatnya, ternyata bahwa dara perkasa itu telah meninggalkan dunia ini! Suasana haru meliputi alun-alun dan bahkan terdengar isak tangis para anggota Candrasa Bayu yang menyedihi kematian pemimpin atau pelatih mereka. Sementara itu, kerajaan telah dapat dibersihkan dari pengaruh para dorna dan pembesar jahat, dan dengan segala kehormatan, diiringi oleh suara gamelan dan sorak-sorai penduduk, Sang Prabu Jayanagara lalu kembali ke kora raja untuk menduduki singgasana lagi. Semua rakyat menyambut kemenangan ini dengan girang dan bahagia. Dan semenjak saat itu, Jayanagara memerintahkan dengan tenang dan samai sampai tiba saatnya ia mangkat dalam tahun 1328. Kalau semua orang sedang bergembira menyambut kembalinya Sang Prabu Jayanagara, terdapat seorang wanita di puncak Mahameru yang duduk bersiladi hadapan Panembahan Mahendraguna atau Eyang Semeru dengan wajah pucat. Dia ini adalah DaraLasmi yang telah diberitahu tentang tewasnya Ratnawulan, dan hanya kata-kata bijaksana wejangan-wejangan Eyang Semeru jualah yang dapat menghibur hatinya. Semenjak hari itu, Dara Lasmi makin tekun dalam tapanya di puncak Mahameru, menanti datangnya panggilan Yang Maha agung untuk kembali kealam asalnya. TAMAT . Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang 21 Wiro Sableng 028 Petaka Gundik Jelita Legenda Kelelawar 1

Cari Blog Ini