Dibatasi Dua Kamar Karya Panjang Kaki Bagian 2
"Gua mau ngambil bantal, tiker sama Salin Ratih sama Salin gua kih" "Oke"
Gua segera menuju ke kossan dan membawa beberapa perlatan yang dibutuhkan di rumah sakit.
Part 24 Untuk beberapa hari ini mau gak mau gua kerja dan pulang kerja tidur dirumah sakit, ketika gua kerja Mega yang jaga, keluarganya Ratih dari kampung tidak ada yang kami kasih tau, karena kami menjaga nama baik ratih di depan mereka.
Laura juga sering datang, kadang juga dia menginap, dan Sarah, dia pernah datang tapi dia pulang, mungkin karena esok hari nya dia sekolah..
Hari itu gua cuma berdua ratih di ruangan rumah sakit dan gua liat Ratih masih tidur, gua diruangan VIP, masalah biaya, gampang ternyata Ratih punya banyak tabungan.
gua idupin Tv dan nonton acara yang ada aja, gua buka kulkas sambil makan jeruk hasil dari kawan-kawan yang besuk, Ratih bangun dan menegur gua yang sedang menonton tv.
"Nonton apa lo di""
"Gak tau gua juga, tvnya banyak semutnya" "Mega mana""
"Pulang bentar tadi abis maghrib, maleman mungkin kesini lagi"
Lalu kami diam lagi, gua kasih Ratih jeruk yang ada di kulkas tidak lupa mengupas dulu jeruk tersebut.
"Jeruk nih" "Makasih ya" "Iya"
"Makasih juga udah nolong gua"
Gua sebenarnya sedikit marah dengan kelakuannya Ratih, tapi mau di apa lagi mungkin dia masih frustasi.
"Mau sampe kapan lo kaya gini"" Tanya gua sambil melahap jeruk sampai habis Dia diam gua tanyakan hal itu, dia tidak bisa menjawabnya
"Udah lagi tih tingkah aneh-aneh itu, Angga di penjara gara-gara narkoba, terus lo sekarang masuk rumah sakit gara-gara obat, mau sampe kapan"" "Sorry di"
"Lo gak perlu minta maaf ke gua, lo gak salah sama gua, lo salah sama diri lo sendiri tih"
Gua liat dia nangis, ah paling gak bisa gua liat cewe nangis.. gua duduk di tempat tidur ratih, gua usap kepalanya "Gak usah nangis"
"Gua gak tau kapan harus berenti, hidup gua ancur"
"Gak ada yang ancur, kenapa lo gak terusin bisnis lo, dan gak usah nganeh-nganeh lagi"
"Gua gak bisa sendiri"
"Bisa tih, semuanya ada jalan, sekarang lah saat nya untuk berenti, mau kapan lagi coba""
Lagi-lagi dia diam, biarin lah biar dia mikir juga bahwa yang seharusnya gua ngomong kaya gini..
"Gua ke kantin bentar, asem belum ngerokok, lo gak apa-apa sendirian kan"" "Iya gak apa-apa di"
Gua berjalan ke Kantin dan memesan kopi, asli muka gua sepet bener hari itu, gua idupin rokok gua dan gua memandang parkiran rumah sakit, gua juga melihat orang-orang yang masuk ke ruang operasi, gua berfikir masalah mereka sangat berat,gua lihat tentara berkeliling untuk berjaga. Inilah kehidupan rumah sakit, banyak orang yang ingin memperpanjang kehidupan, tapi kita yang di luar sana banyak yang mengakhiri hidupnya, andaikan saja nyawa mereka yang membuang nyawa sia-sia bisa ditukarkan dengan mereka yang ingin berjuang mempertaruhkan nyawa, gua masih menghisap rokok gua dalam-dalam, dan gua lihat Mega di parkiran. Gua panggil Mega.
"Ga !" Teriak gua memanggilnya
Dia menolah, dan datang menghampiri gua
"Mana Ratih"" Tanyanya "Di Green Canyon ga" Mega cuma tertawa kecil
"Gimana dia""
"Itu lagi bangun, gua ngopi dulu sepet muka gua" "Oke, oh iya nih gua bawa makanan"
"Makasih ya ga"
Mega memberikan gua makanan dan pergi ke kamar Ratih, setelah gua habiskan makanan dan kopi , gua menuju ke kamar, gua lihat ratih tidur lagi, bener julukan kebo untuk dia.
"Kapan dia pulang di"" Tanya Mega ke gua "Besok, Fikih besok kesini"
"Biaya"" "Ratih ada tabungan"
gua ngobrol santai dengan Mega sampai jam 10an, lalu Mega tidur, gua juga udah ngantuk, dan memejamkan mata gua tepat di samping mega, karena kami cuma tidur di sofa yang bisa dijadikan kasur (gua gak tau namanya), sempit, dan gua tidur, bersiap besok pagi akan pergi berangkat kerja.
Part 25 "Di bangun, udah jam 8 !" teriak mega di telinga gua
Anjir kesiangan, gak pake mandi gak pake apa, gua ganti baju ke kamar mandi dan langsung caw ke tempat kerja gua, anjir gua telat, setan alas memang.. sesampainya di tempat kerja gua, untung saja manager gua belum datang, gua tanya si Toni mana manager gua, dia bilang dateng agak siangan, hari ini malaikat berpihak ke gua. hahahaha.
saat gua lagi bekerja, gua ngeliat pak basuki sama Sarah dateng ke bengkel gua.. Jujur gua kangen sama Sarah,
"Eh pak basuki, apanya pak yang rusak"" "Gak tau, coba kamu cek di"
"Oke" Gua cek mesinnya dan memperbaiki yang menjadi kendala, selesai memperbaiki mesin gua datengin sarah yang lagi minum es, pak basuki lagi gak tau dimana.
"Sarah" Panggil gua
"Sttt Rahmah" ucapnya pelan "Oh iya, aku kangen sama kamu" "Aku juga"
"Kapan kamu bisa nginep di kosaan ku lagi"" "Tunggu waktu yang tepat ya sayang" Gua mengerti keadaan Sarah yang sekarang, gak baik kalau gua memaksa dia untuk menginap di kosaan gua, gua mengambil waktu istirahat, dan gua cek handphone gua, ada Sms dari mega kalo ratih udah pulang, syukurlah. lalu gua datangi sarah yang masih minum esnya, gua rasa es nya gak abis-abis, dan di sebelahnya kali ini ada Pak Basuki.
"Udah selesai pak Basuki" "Berapa""
"Bayar ke administrasi aja pak" "Oke Hadi"
Gua dekati Sarah, ingin rasanya gua meluk dia saat ini, tapi itu mustahil, gua kangen banget sama dia, entahlah gua sayang sama dia, sayang banget..
"Nanti malem keluar yok"" Ajak gua ke sarah "Kalo aku di bolehin, aku ke kosaan" "Bener ya""
"Tapi aku gak janji"
Setelah itu gua lihat Sarah dan Pak Basuki pergi, gua lanjutkan pekerjaan gua... gua hari ini pulang kerja ke kossan karena ratih sudah pulang dari rumah sakit.. Sampai di kosaan gua di kagetkan dengan seorang pria yang duduk di teras depan kamar Mega, dan pria itu sedang mengobrol dengan Mega.
Gua lihat mereka dari jauh dan gua langsung masuk ke dalam kamar gua , gua cek kamar gua berantakan, hmm biasanya rapih, dan gua lihat di meja kamar gua kosong gak ada makanan sama sekali, tumben Mega gak buatin gua makanan pikir gua.
gua keluar dan nyari makanan, laper banget gua.
gua beli nasi bungkus, dan balik ke kossan gua, gua sms Sarah. dia gak bales. setelah nasi bungkus habis gua keluar kossan dan ngetok pintu kamar Laura, Laura juga sedang gak ada di rumahnya.
dan gua menuju kamar Ratih, dia juga sedang tidur. Damn gua kesepian malam ini. gua hampiri Mega yang lagi ngobrol dengan cowo itu yang gua gak tau itu siapa..
"Ga minjem gitar" "Ambil aja di kamar di"
Gua menuju ke kamarnya dan mengambil gitar mega, dan gua sayup-sayup mendengar perkataan cowo itu, dia bilang gini.
"Siapa dia, beraninya maen masuk kamar kamu gitu aja"
Cih, najis pikir gua, tapi gua hiraukan aja. gua keluar dari kamar Mega sambil menenteng gitar..
"Ga kunci lagu Help Beatles apa aja""
Mega ngasih tau gua kuncinya, dan gua mainin lagu itu depan teras kamar gua..
"HELP! I NEED SOMEBODY !," Gua sengaja teriak biar Mega denger apa yang gua nyanyiin, asli gua kesepian hari ini "HELP! NOT JUST ANYBODY !, HELP! YOU KNOW I NEED SOMEONE !, HEEEEELP !"
Anjir gua kaya orang gila sekarang, cowo yang depan kamar Mega kaya ngeliatin gua sini, sebenernya gua agak dongkol disitu, gua tahan emosi gua dan terus menyanyikan lagunya..
Dan tiba-tiba cowo itu nyeletuk
"Mending suara bagus, kalo gak bisa nyanyi mending gak usah nyanyi"
Gua taro gitar Mega dan gua ambil sepaatu gua di teras depan kamar gua, dengan reflek gua lemparin sepatu itu ke cowo itu, tepat kena kepalanya. Emosi gua udah muncak malam itu
"Jaga mulut lo bos"
Cowo itu natap gua, dan dengan cepat dia lari ke arah gua dan nerjang gua. "Ngerasa kesindir lo"" Ucap dia
Gua yang saat itu posisi di bawah, terus ngelawan, dia ninjuin muka gua berkali-kali. asli greget bener gua kali ini, gua reflek ambil gitar mega dengan tangan kiri gua dan menghujam kepalanya dengan gitar itu, gua udah gak perduli, cowo itu tergeletak, gua lihat gitar mega Retak, dan mega melihat kami dengan mata terbelalak.Gua ngerasa kepala gua saat itu botak.
Lalu mega dari jauh misahin kami. gua lihat penghuni kossan cuma bisa ngeliatin keributan ini.
"Riko, mending kamu pulang" Ucap Mega
Oh nama cowo songong itu Riko, gua inget muka sama namanya, asli dendem bener gua sama dia, sampe ke ubun-ubun gua dendem sama dia.. Setelah itu Riko langsung geser pulang dengan motornya, dan gua lihat Gitar Mega ancur.
Mega cuma melihat gua, dan dia ambil gitarnya lalu masuk ke kamarnya, gua kejer dia masuk ke kamarnya.
"Ga lo marah ya"" "...."
Dia hanya diam, "Ga" "Di, gua mau tidur. Sorry ya"
"Jangan gitu sih ga, gua mau jelasin"
"Jelasin apa lagi" jangan kaya sinetron sih, gua udah liat semuanya" "Gua minta maaf"
"Gua gak marah dan lo gak perlu minta maaf" "Jujur ga, gua cemburu"
Dia diam dan menangis, lalu dia berteriak ke gua.
"Terus lo pikir selama ini gua gak sakit hati di waktu lo mesra-mesraan sama Sarah ! gua nahan di, Sakit !"
"Terus gua harus gimana"" "Cuma lo yang tau"
Dan Mega nampar gua, keras. Asli keras bener
"Itu untuk gitar gua, mending lo balik ke kamar lo sebelum gua teriak kalo lo mau perkosa gua"
"Sorry ga" gua keluar dari kamar Mega, asli kusut pala gua. gua menuju kamar gua, dan gua liat Laura baru balik kerja.
"Baru balik kerja laur"" "Yoi, ngapa di""
"Kawanin gua curhat" "Hahaha kan ada Mega" "Gua curhat tentang Mega" "Oke gua salin dulu ya"
Gua duduk depan Kamar Laura, lalu Laura keluar dan gua ceritain semua yang terjadi.. Malam ini semuanya kusut !
Part 26 Gua curhat dengan Laura atas kejadian itu, laura ngeliatin gua aja..
"Laur"" "Eh, iya iya kenapa di"" "Lo perhatiin gak gua cerita"" "Enggak"
Lalu dia tertawa, gua sebenernya kesel .. gak ada yang bisa nenangin hati gua saat ini, Laura juga sakit jiwa kalp gua rasa.
"Keluar yuk""
"Kemana, gak ada kendaraan juga" "Ayok lah"
Gua ditarik keluar kossan sama Laura, gua liat jam tangan dia samar-samar udah hampir jam 10, mau kemana malem-malem gini.
"Mau kemana Laur"" "Ikut aja"
Tiba-tiba hujan datang, ah sial memang.. udah malem malah hujan deras, mana besok gua kerja lagi..
"Berteduh dulu Laur" "Iya"
Kami mencari tempat berteduh, di pos ronda , sepi tidak ada kehidupan sama sekali disini, lalu apa bedanya dengan di kossan, sama saja..
"Terus kita kejebak disini"" Ucap gua kesal "Gak tau ya" dia tertawa mengejek gua "Memang kita mau kemana sih""
"Gua niatnya mau cari warung, beli es krim" "Lo gila ya""
"Yah gua nya pengen es krim"
"Gara-gara lo mau eskrim kita kejebak nih"
Gua greget banget sama tingkah Laura, mana gua kebasahan, asli dingin banget gua ngerasain malem itu, muka gua pucet.. bibir gua biru, aaaaaah ! gua ngeliat ke samping, gua liat Laura wajahnya mulai membeku pucat, dia mengigil gemetar
"Laur"" dia hanya diam, sial dia kedinginan, gua pegang tangannya dingin banget.. Waduh, bisa mati kedinginan anak orang..
"Laura !" "Iy a-a-a di" Dia berbicara sambil gemetar
dengan reflek gua peluk dia, gua pegang tangannya dan membelai kepalanya.. gua lihat jam tangan Laura sudah jam setengah 12, waduh mau sampai kapan kami disini.
Hujan sudah hampir reda, gua bimbing Laura ke kossan, untung tidak seberapa jauh ..
setelah sampai kossan, gua bawa Laura masuk ke kamarnya, dia mengambil selimut dan berbaring kedinginan
"Gua masak air" Ucap gua
gua memasak air hangat untuk Laura, sambil menunggu air matang, gua ke kamar gua untuk salin baju yang basah.
lalu gua kembali ke kamar Laura, gua pegang kepalanya, panas. dia Demam. setelah air matang, gua suruh Laura untuk mandi, dia menurut dan mandi dengan air yang telah gua masak.
gua lihat seisi kamar dia, dia memang tipe wanita pada umumnya, gua lihat photo yang tergantung di kamarnya, ada dia dan kedua orang tuanya, ada photo masa kecil dia, gua ambil salah satu photo yang buat gua penasaran, gua liatin photo itu, di dalam photo itu ada Laura dan ayahnya..
"Itu photo sebelum dia meninggal" Laura mengejutkan gua,.
"Udah mandinya""
"Kalo belum gua masih di kamar mandi" Gua letakkan photo itu di tempatnya..
"Gua masih merasa bersalah atau kejadian Cella" "Gak ada yang perlu di salahin"
Gua duduk di kasurnya Laura.
"Bentar ya di, jangan balik ke kamar lo dulu" "Iya"
Laura masak air, dia sepertinya buat kopi, bener dugaan gua dia buat kopi.. gua minum kopinya, enak.. lebih enak dari buatan mega..
"Lo sering buat kopi""
"Dulu sering buatin bokap gua" "Gua mau nanya sih sama lo Laur" "Tanya apa""
"Kenapa lo nyakitin para cowo-cowo itu"" "Gua gak nyakitin loh"
"Tapi ngebohongin"
"Hmm, gini di. Semenjak dara gua hilang, gua gak percaya lagi sama yang namanya cowo"
"Ceritalah" "Waktu SMA gua di jadiin piala bergilir sama cowo, mereka ada maunya aja. gua ngerasa sakit hati banget waktu itu, gua ngerasa gua bego banget waktu itu, labil.." "Dan lo yang sekarang""
"Gua yang bakal manfaatin cowo" "Gua cowo loh"
Dia diam, hmm entahlah apa yang di rasakan Laura untuk saat ini, mungkin rasanya sangat sakit di perlakukan seperti itu.. kalo gua jadi dia juga mungkin akan melakukan hal yang sama tapi...
"Gini Laur, lo udah tau kan rasanya di manfaatin itu sakit" apa lo rela orang juga sakit ketika lo manfaatin"
"Gua berpandangan semua cowo itu sama" "Itu kesalahan utama lo Laur, gua beda !"
"Beda dari mana" lo ngegantung hati mega sedangkan lo masih sama Sarah"" Memang cewek itu susah di ajak debat ya
"Tapi gua gak pernah ngasih harapan ke Mega, gua cuma ngejalanin apa yang seharusnya ! dan kalau gua milih Mega, artinya tetap ada yang tersakiti kan"" "Oke di, terus gua harus gimana sekarang sama cowo""
"Kalo lo dengerin ucapan gua, pilih cowo yang paling sayang sama lo, yang dapat ngebimbiing lo, yang perduli sama lo, sayangin dia Laur"
Entahlah malam ini gua agak lega bisa nyelesain masalah orang walaupun masalah gua juga belum kelar..
"Makasih ya di" Laura ngecup bibir gua. Damn, rejeki asli rejeki dateng tiba-tiba ini mah..
"Yaudah di, gua mau tidur.. lo mau tidur sini"" Ucapnya bercanda "Jadi fitnah nanti, gua balik ke kamar gua aja"
"See You" Gua kembali ke kamar gua, dan gua terus mengingat kecupan itu.. aaaaaaaaaaaaaaaah, entahlah apa yang gua rasain sekarang Galau karena Mega , Gelisah karena Sarah, atau bahagia karena Laura..
Part 27 Setelah kejadian berantem sama rico dan gua dapet sosoran dari maut dari laura, gua sudah baikan dengan Mega dan meminta maaf , gitarnya gua lem alteco , dan Laura gua semakin dekat dengannya, dan Sarah" gua gak tau dia dimana.
1 bulan sudah berlalu dan gua gak pernah ketemu Sarah, nomornya udah ganti, dan dia bener-bener lost contact untuk sekarang, gua nyoba kerumahnya. hasil nya juga nihil, rumah itu disita bank, dimana sarah sekarang"
Gua terkadang berfikir , kenapa cinta yang tulus gak pernah berpihak ke gua. Untuk saat ini gua ngerasain kesepian, Laura di promosikan di tempat kerjanya, dan waktu kerjanya sekarang semakin banyak, bahkan kesempatan untuk ngobrol dengan dia pun sangat sedikit, Mega sudah mempunyai pasangan yang menurut gua gak banget (rico), dan ratih masih dengan kebiasaan lamanya, mabok-mabokan.
Malam itu gua sendirian di kossan, padahal ini malam minggu yang seharusnya bisa diisi dengan canda gurau penghuni kossan. Gua duduk di teras kamar gua dan minum segelas kopi panas yang baru saja gua buat, sambil menghisap marlboro merah , dan memandang langit. Gua selalu bersyukur akan hidup ini, tapi untuk saat ini gua gak ngerasain hal-hal yang istimewa dalam hidup gua.
gua terkadang iri dengan orang-orang yang bisa kuliah, menikmati masa mudanya , sedangkan gua" itulah kehidupan....
malam ini gua cuma mendengar suara binatang malam, dalam kesunyian gua gak bergerak, menatap langit dengan tatapan kosong. Intinya gua bosan dengan hidup gua. Laura pulang dari kerjanya dan dia menegur gua.
"Belum tidur di""
"Belum" Ucap gua singkat
Lalu dia langsung masuk ke kamarnya, dan gua sendirian lagi..
gua minum kopi yang sudah mulai dingin dengan perlahan, sampai ada telpon masuk di hp gua..
"Haloo"" Gua kenal suara ini, gua tau banget suara ini..
"Sarah"" "Iya"
"Kamu dimana""
"Aku masih di lampung kok, maaf ya aku gak pernah ngabarin kamu, aku cuma mau ngasih tau setelah ujian aku mau ke singapura, udah itu aja kok. bye"
Dia langsung mematikan telponnya, sakit memang rasanya, tapi ada perasaan lega saat mendengar suaranya..
Dia hanya menghubungi gua untuk memberikan kabar yang menurut gua kabar itu sangat buruk !. hahaha konyol memang, tapi bagi gua mungkin itu adalah kata putus darinya.. Gua lihat Laura keluar dari kamarnya..
"Mau di temenin"" "Dengan senang hati" "Udah makan di"" "Belum laur"
"Sebentar" Lalu Laura masuk lagi ke kamarnya, dia mengambil martabak keju , makanan kesukaan gua.
"Nih gua bawain martabak, tadi beli dijalan. gua tau lo belum makan" Dia tersenyum menatap gua
"Makasih yah" "Mega mana di" udah jam 11 kok tumben gak ada di kossan" "Kurang tau gua"
Panjang umur, ketika kami sedang membicarakan nya, Mega pulang dengan wajah memerah dan menangis..
"Ga lo kenapa"" Gua panik..
dia duduk dan menyender di bahu Laura..
"Lo kenapa ga, cerita" Ucap Laura "Ternyata gua cuma di manfaatin Rico" gua mencerna perkataan mega
"Maafaatin gimana maksudnya loh mega"" Terus Laura
"Dia ternyata udah punya pacar, dan dia ternyata sering minta uang ke gua cuma untuk pacarnya itu"
Anjing ! asli gregetan gua saat itu.. "Dimana badjingan itu gak"" Teriak gua
Mega tetap nangis di bahu Laura, gua ngeliat megang hp dan gua ambil hp nya itu dari tangan Mega, gua lihat mega tidak merespon apa-apa, gua cari nomor hpnya rico, ketemu. gua langsung hubungin Rico pake nomor gua..
"Hallo ini siapa""
"Temuin gua sekarang Anjing !" "Hahaha gak salah ngomong lo"" "Cowok macem apa lo""
"Kasih tau ke psk itu, gak usah sok cari perhatian, dan untuk lo jangan sok jagoan"
dia langsung mematikan telponnya.. sumpah emosi gua udah di luar batas malam itu, rasanya ingin gua langsung bunuh tuh orang malem itu.
"Tenang di" Ucap Laura
"Gimana mau tenang Laur ! apa maksudnya dia giniin Mega coba"" "Lo juga jangan gegabah, udah duduk sini dulu"
Gua lihat mega menangis, gua gak tau apa yang di rasain dia sekarang, tapi pasti rasanya sangat sakit.
gua usap kepalanya yang tertutup jilbab..
"Jangan nangis lagi, masih ada gua kok disini ga" Ucap gua Mega diam dari tangisannya, dan menatap gua.. "Lo itu ada sarah !"
lah kok malah jadi marah-marah ke gua"
"Et" gua udah putus kali"
"Kapan lo putus sama dia"" tanya mega "Udah sebulan yang lalu lah"
Laura menatap gua sambil tatapan marah dan gak percaya.
"Hadi tukang bohong ga, janga percaya" Timpal Laura "Gua gak bohong"
"Kalo lo bohong, barang lo ilang ya""
Barang apaan nih, bahasa laura liar bener.. sumpah nahan ketawa gua.. gua liat mega juga udah mulai senyum..
"Iya, kalo gua yang bener barang lo ketutup ya"" "Hahaha, HADI Gila !!" Laura sambil menjitak kepala gua Mega tertawa, dan mengangkat kepalanya dari Bahu Laura.. "Gua ke kamar duluan ya, capek banget" Ucap Mega Mega menuju ke kamarnya, sepertinya dia langsung tidur..
"Gua ke kamar juga ya di" Ucap Laura "Gua ikut"
"Ayok" Gua mengikuti Laura ke kamarnya dan asal kalian tahu, bukan cuma satu atau dua kali, sudah berkali-kali tanpa pengetahuan penghuni kossan bahkan Mega sekalipun. gua ada hubungan dengan Laura yang kami rahasiakan..
Part 28 Jam 4 subuh gua di bangunkan oleh Laura untuk kembali ke kamar gua.. gua keluar kamar Laura dan mengecek sekitar, aman. gua langsung menuju ke kamar gua.
pagi-paginya gua di bangunkan oleh Mega karena ini hari minggu jadi gua libur kerja.
Yah Mega kembali seperti biasa dia menyiapkan gua sebuah sarapan, walaupun bukan masakannya dia membawakan gua makanan sebuah nasi uduk. Gua makan nasi uduk pemberian mega dan gua basa basi menanyakan hati dia saat ini..
"Udah gak galau kan""
"Untuk apa galauin cowok kaya gitu, gua mah cari yang pasti aja" "Emang untuk saat ini ada yang pasti"" Tanya gua lagi
"Untuk saat ini sih belum ada, tapi ada satu orang yang gua anggap pasti suatu saat dia peka, apalagi sekarang dia single"
gua paham kode dari mega dan gua terus memancing dia agar dia membuka omongannya..
"Siapa orangnya""
"Ngekoss disini juga kok"
"Namanya Hadi ya" Ucap gua sambil nyengir kuda
"Kamu peramal ya, pak peramal tolong ramal saya kapan saya dapet duit" "Wah saya tidak ahli dalan keuangan"
gua dan mega tertawa bersama, mega tiduran di paha gua..
"Gua sayang sama lo di, maaf ya gua selama ini ngecewain lo" "Gua ga yang minta maaf sama lo, lo udah berjuang kok" gua usap kepala mega perlahan, gua kecup kening di balik jilbabnya..
"Terus kita mau kaya mana ga"" tanya gua "Jalanin aja"
"Tanpa status""
"Yup, gua udah nyaman kaya gini di, gua gak mau malah kalau kita pacaran ada masalah terus kita musuhan pas putus"
"Tapi lo bisa buat komitmen gak ga"" Ucap gua menegaskan "Komitmen apa yang lo minta"" Tanyanya ke gua
"Kalau kita punya pasangan masing-masing , kita bisa saling untuk menjaga hati" Ucap gua
"Gua sih oke aja, jadi gak ada yang saling tersakiti ya"" "Iya, tumben lo pinter meg meg"
Mega mengetok kepala gua dengan tangannya, dia memeluk paha gua dan masih berbaring di atas paha gua.
Tiba-tiba ratih masuk ke kamar kami..
"Gila mesum !" teriaknya
"Anjir lo ngagetin, mesum pala lo bau uduk" ucap gua ke ratih "Dari pada lo bau sambelnya" Cibir ratih
Mega bangun dari pangkuan gua, dia duduk sambil menghadap ke tv. Dan ratih ikut bergabung menonton tv dikamar gua..
"Udah ga, gak usah jaim kalo saling sayang" Ucap ratih
"Yeee orang tadi lagi romantis lo aja ganggu, kaya gunung es yang misahin kisah jack and rose"
"Muka lo itu gak mirip kate winslet ga, dan hadi gak ada mirip2nya sama leonardo" Ejek Ratih ke gua dan Mega
gua disitu tidak tinggal diam, gua angkat bicara untuk membalas ejekan
"Et kata siapa gua gak mirip leonardo, bukan gua sebenernya yang mirip leo, tapi leo yang mirip gua, karena ketampanan leo masih di bawah standar ketampanan gua" Gua sambil tertawa mengucapkan kata-kata itu
Gua dan ratih terus berdebat ucapan saling mengunggulkan diri masing2, mencari pendapat yang terbaik antara kami berdua, walaupun sebenarnya di ending debat semua itu hanya debat kusir..
Lalu Laura masuk dan gabung dengan kami ber 3, dia duduk dan menyender ke bahu gua, mega melihatnya biasa saja karena mega pikir gua dan Laura tidak ada hubungan..
"Cie yang di tinggal pergi sama pacarnya ke singapura !" Ejek Laura ke gua
Laura tau sarah ke singapura karena telah gua ceritakan pada saat kami tidur berdua..
"Bodo amat laur, gua gak ngerasa kehilangan dia"
"Yeee, udah ada aku ya sayang" Ucap Laura, gua gak tau ucapannya itu bercanda atau serius.
"Yeee Hadi itu punya mega" Sambut Ratih
"Mega mah kesingkir dengan ke sexyan gua" Ucap Laura tak mau kalah "Udah sih, mau laura kek, mau ratih kek, mau sarah kek, ataupun gua gak ada untungnya , yang ada si hadi kegeeran noh" Mega buka omongan
Gua cuma memperhatikan perdebatan mereka, yang gua anggap Laura ucapannya serius tapi dia bawa bercanda, Ratih ingin membela bahwa gua adalah milik Mega bukab Laura, dan Mega sendiri memilih untuk tidak memihak siapa-siapa. gua cuma bisa ketawa ngedengerin perdebatan mereka bertiga..
mereka berdebat dari jam 8 pagi sampai siang jam 12an yang memberhentikan mereka berdebat adalah Azan , Mega mengajak ratih untuk pergi ke mall memberi perlengkapan, dan yang di kossan hanya gua dan Laura..
Laura hari ini masuk jam 2, dia dapet shift malam.. "Kita berdua lagi nih di" Goda Laura
Tanpa basa basi gua langsung menuju bibirnya, sentuhan lembut menjalar, gua kunci pintu kamar gua.
selang setengah jam gua dan laura ke lelahan,.
"Kita mau sampe kapan rahasiain ini"" Tanya Laura ke gua "Gua gak tau Laur"
"Terus Mega""
"Yah itu dia Laur, gua gak mau mega sakit hati kalau dia tahu ini" "Gua sayang sama lo di , sayang banget, sejujurnya gua gak mau kita terus rahasiain hubungan kita"
Gua peluk dan gua kecup kening Laura perlahan..
"Suatu saat gua pasti jujur Laur, pegang omongan gua" "Gua gak mau di anggep kawan makan kawan di" Gua diam, gua lihat Laura menangis..
"Sakit rasanya menjadi pacar utama tapi di perlakukan seperti simpanan" Ucap laura sambil menghapus air matanya
gua juga ngerasa bersalah, kenapa gua terlalu dalam menjalin hubungan dengan Laura, untuk saat ini gua sayang dengan Laura, dan jujur gak bisa di pungkiri gua juga sayang sama Mega..
"Gua balik ke kamar di, mau kerja"
Tidak lupa kecupan di keningnya ..
Dibatasi Dua Kamar Karya Panjang Kaki di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gua lihat dia menuju kamarnya, dan langsung menutup pintu kamarnya.. tidak berselang lama Mega dan Ratih pulang..
"Di Ratih semalem dari mana coba"" Ucap mega ke gua "Dari mana memang""
"Dia di.." Tiba-tiba ratih membekap mulut Mega, mereka berbisik-bisik yang gak bisa gua dengar, tapi mega berusaha memberikan gua informasi tersebut.
"Tempat kossan cowo barunya !" Teriak Mega ke gua "Cieeee !! Makan-Makan, lah terus Angga gimana tih"" Tanya gua Ratih menunduk, dia mengusek-usekkab rambutnya sendiri seperti orang bingung. "Gua cari yang pasti aja di"
Lalu dia pergi ke kamarnya, gua lihat Mega tersenyum ke gua dan pergi juga ke kamarnya..
Gua buat kopi dan duduk di teras, gua lihat mega keluar membawa makanan, dia masak sayur hari ini.
"Kali ini pokoknya gua harus suapin lo di !" Tegas Mega "Lah, emang gua anak kecil" Gua berusaha menghindarinya "Kalo lo gak mau gua suapin jangan pernah kenal gua lagi, gua serius"
Mega mengancam gua, mau tidak mau gua harus mengikuti kemauan mega, gua disuapin makan olehnya. dan sialnya ketika gua sedang di suapin oleh Mega, Laura melihat kejadian itu, dia melotot ke gua, Laura tepat di belakang mega. Mata gua menghadap ke Laura, lalu Laura mengisyaratkan sebuah telunjuk di putarkan di lehernya, atau isyarat orang yang sangat marah..
Part 29 Laura lalu menghampiri kami , gua cuma bisa diam gua gak tau apa yang harus gua lakuin saat itu..
"Cieeeeeeeee ! Cuap2an !" Nada laura kelihatan kesal "Ih Laura ini ngintip aja, mau nyuapin Hadi juga gak"" "Wah dengan senang hati"
Laura mengambil piring itu dari Mega dan gua di suapin sama Laura, tapi apa yang gua harapkan salah, dia menjejalkan sendok itu ke dalam mulut gua dalam-dalam, gua cuma bisa nahan. saat ini posisi mega berada di belakang laura, dan wajah gua tertutup oleh tubuh laura dan mega tidak tahu apa yang laura lakukan ke gua.
"Enak gak di""
gua cuma diam saat Laura bertanya itu, gua memang posisinya salah saat itu. "Gua gawe dulu ya ga, di lanjutin aja takutnya gua ganggu"
Laura mencubit pipi gua dengan keras dan pergi kerja.. sial , ngapa juga mega nyuapin gua nya di saat yang gak tepat..
"Kok muka lo murung gitu di"" Tanya mega memecahkan lamunan gua "Gak kok ga, sini gua makan sendiri. lo juga kan belum makan, makan dulu gih sana"
"Iya di" Mood gua berubah drastis, gua cek hp gua ternyata ada sms dari Laura. gua buka pesannya.
"GIMANA ORANG MAU PERGI KERJA BISA TENANG ! BUAT HATI CEMBURU TERUS !"
Yah capslock nya jebol. gua bales pesan Laura.. "Mega yang maksa, aku awalnya gak mau. sueeer"
gua kirim, lama tidak ada balasan, gua habiskan makanan ini dulu, tiba-tiba ada sms masuk, gua cek nomornya ternyata nomor baru..
"Kamu dimana""
Hanya itu isi pesannya, gua telpon nomornya di alihkan .. gua bales smsnya, dan percakapan singat pun terjadi ..
"Di kossan, siapa ini"" "Bisa ketemu""
"Jawab dulu ini siapa""
"Kalo kamu mau ketemu , bisa temuin aku sekarang, aku gak bisa ke kossan kamu"
lama gua berfikir, awalnya gua gak mau ngeladenin smsnya, tapi gua di buat penasaran dengan siapa pengirim sms itu..
"Hmm, oke .. ketemu dimana"" "Pasar way halim"
"Oke jam 4an aja agak sorean, sekarang masih panas" "Oke"
gua akhiri smsan itu, mega keluar dan mengambil piring kotornya, gelas kotor gua pun di cuci olehnya..
Laura gak bales sms gua lagi, gua masuk ke kamar gua dan charge hp gua.. gua pergi mandi untuk bertemu seseorang itu..
selesai mandi gua duduk duduk santai menunggu jam 4, pas jam 4 orang itu sms gua lagi..
"Udah berangkat""
"OTW" balas gua singkat
gua keluar kossan dan mencari pinjaman motor, gua berangkat ke pasar way halim.. sekitar 10 menit perjalanan, gua sudah sampai di pasar way halim.. gua buka hp gua dan sms nomor itu..
"Gua di pasar, deket parkiran motor" gua send ke dia.. "tunggu" balasnya
gua duduk di atas motor sampai gua melihat orang itu dari jauh, dari cara jalannya, potongan rambutnya" wajahnya, yah orang yang gua kenal..
"Lama"" "Bentar kok, tapi kamu waktu itu nel.." belum selesai gua bicara gua memotong ucapan gua
"Nanti aku jelasin semuanya, tapi jangan sampai kaget ketika kamu tau fakta yang sebenarnya ya" soalnya aku juga baru tau"
"maksudnya""
"Jangan disini ngomongnya, ayok ikut aja kerumahku" "Iya"
rumahnya tidak jauh dari pasar way halim, gua ikutin dia perlahan, sesampai nya dirumahnya gua di sambut dengan wanita, dari penampilannya umurnya sekitar 40an, rambut pendek, dan yang gua lihat pasti ketika muda dia cantik.. "Ibu sama zahra pas masih bayi sudah tinggal sini"
gua masih belum paham apa yang ibu ini omongin, tapi gua mencoba menghargai aja, bahkan gua gak kenal siapa itu Zahra..
"Iya bu" "Kamu kawannya zahra sekolah ya"" gua bingung mau jawab apa gua takut salah,. "Iya" jawab seorang wanita itu dari dalam rumahnya wanita itu membawa teh dan sebuah roti gabin .. "Kesukaan kamu" wanita itu tersenyum ke gua
gua masih gak ngerti apa yang sebenarnya terjadi disini, gua mencoba menebaknebak tapi pikiran gua masih belum sampai untuk memikirkan hal itu..
"Kamu sekarang kerja dimana dik"" Tanya ibu itu "Kan udah aku ceritain loh mah, dia itu kerja di bengkel swasta" "Iya bu, saya kerja di bengkel"
"oooh, nama kamu siapa dik""
"Hadi bu" gua menjawab sebelum wanita itu menjawab duluan "Dulu seangkatan sama Zahra ya sekolahnya""
asli bertubi-tubi pertanyaan di lontarkan ke gua, seakan-akan gua ini maling yang harus di introgasi, atau gua ini seorang pria yang telah menghamili anaknya..
"Iya dulu Hadi satu kelas sama aku mah, aku kan udah cerita kayanya ke mamah tentang hadi ini loh"
"Tapi dulu waktu masih sekolah kamu gak pernah cerita apa-apa tentang Hadi ini , baru-baru ini kamu baru cerita tentang hadi kan" setau mamah juga dulu kamu itu gak mudah bergaul zahra.. mamah senang aja kamu bisa punya kawan" jelas ibu itu "Aku mau ajak hadi ngobrol di luar aja ya mah, mamah mah suka ganggu"
Wanita itu menarik gua keluar rumahnya, gua duduk di teras rumahnya, ada 2 buah bangku dan meja kecil..
"Siapa kamu itu sebenernya" aku bingung"
Wanita itu memegang tangan kanan gua dengan tangan kirinya..
"Aku kangen kamu, kanget banget" Ucap wanita itu "Aku kenal wajah kamu tapi aku gak tau tentang nama Zahra"
wanita itu mengangkat poninya, hingga keningnya terlihat. sebuah goresan kecil tepat di keningnya, yah sama seperti goresan kecil yang di miliki Sarah..
"Aku Sarah" ucap wanita itu "Hahaha, gila . kejutan apa lagi ini"" "Gak ada kejutan apapun disini, aku kangen kamu"
"Baru semalam kamu nelpon aku bahwa kamu ke singapura !" Gua ngerasa sangat bingung dan tolol untuk saat ini
"Maksudnya" aku gak pernah nelpon kamu apapun" aku gak pernah tau kabar kamu setelah kejadian Zahra kecelakaan"
"Hah"" gua nambah bingung dengan situasi saat ini, keringat dingin mengucur dari dalam tubuh gua..
"Aku bakal jelasin, awalnya aku siang itu niatnya cuma mau cari makan sayang, terus aku ngeliat Zahra yang aku pikir itu Rahmah. aku panggil lah dia, dia nengok ke aku terus wajahnya kaya panik gitu , dia lari aku kejer dia, akhirnya dia berenti juga terus dia bilang jangan apa2in aku katanya, aku bingung, aku tau ini bukan Rahmah terus aku tanya nama kamu siapa, dia jawab namaku Zahra katanya."
gua mencerna perkataan wanita ini, gua terus menatap wajahnya, ah gua bingung mereka semua sama..
"Akhirnya aku minjem hp dia, terus aku telpon rahmah karena aku hapal nomor rahmah untuk ngasih tau dia, rahmah dateng dan ngobrol-ngobrol ternyata kami kembar 3, dan zahrah tau itu.. dari bayi kami di pisahin, aku cerita semua tentang kita ke Rahmah, Zahra juga cerita , disini si Rahmah tiba-tiba nyerang Zahra dan aku, aku kabur dari situ dan dari situ , aku liat dari jauh kalo si Rahmah berantem sama Zahra, Zahra kabur ke jalanan sampe mobil nabrak dia, aku liat jelas, aku langsung pergi dari situ" Wanita itu menceritakan semuanya
"Sampe teh sama roti gabin" sama kalo kita pernah ML kamu cerita ke rahmah"" "Iya, dia nanya-nanya gitu yah aku jawab jujur"
"Gini gini kamu yang mengaku sarah, aku mau nanya sama kamu gimana kamu bisa sampe sini""
"Aku di telpon sama mamah, katanya mau disusul dimana, jam berapa, aku bilang aja lokasi aku waktu itu, sekarang"
"Udah itu kamu gak tau lagi kabar dari mereka""
"Aku gak berani hubungin kamu, aku tau pasti Rahmah coba deketin kamu, nah kemaren aku di kasih tau sama mamah kalo papah ke singapura, makanya aku hari ini hubungin kamu"
gua diam, gua berfikir keras untuk memahami apa yang terjadi sekarang, dan pertanyaan inti gua tanyakan ke dia..
"Kamu tau siapa sirih""
"Sirih" enggak, memang siapa""
ya dia Sarah, gua sentuh wajahnya. air mata gua menetes ke meja, entah kenapa gua secengeng ini kalo masalah wanita,.
"Kenapa kamu nangis"" ucapnya polos
"Aku rindu sama kamu , tapi aku belum bisa pastiin kalo ini bener-bener kamu, aku pernah di bohongin sebelumnya"
"Apa yang harus aku buktiin sekarang sayang" "suruh sirih kesini"
suasana hening, mamahnya sarah keluar, dia memanggil gua masuk ke dalam, gua masuk ke dalam rumahnya..
"Jangan kasih tau sarah yang asli tentang siapa itu gita" "ibu tau""
"saya tau, bahkan saya tau tentang rahmah nyakitin zahra, dan saya tau yang diluar itu bukan zahra, saya tau itu sarah , saya sampai saat ini berpura-pura tidak tahu, yang buat saya tau itu sarah, gita pernah muncul tiba-tiba dan menjerit" "Lalu apa ibu pernah denger tentang pemakaman sarah atau yang sebenarnya zahra""
"Iya saya dengar itu, waktu itu saya pikir benar2 sarah ternyata zahra, sedih memang, tapi ini lah kehidupan. mantan suami saya sepertinya senang Sarah meninggal, dia merasa bahwa sarah itu kemasukan setan"
gua diam, ini hari tergila dalam hidup gua, ini hari penuh konspirasi dalam hidup gua gak pernah nyangka bakal ketemu keluarga dan orang-orang ini.
"Yasudah kamu keluar lagi, nanti si sarah curiga"
gua keluar dan kembali duduk di kursi..
"kenapa mamah manggil kamu" sirih itu siapa"" "dia ngomong ini ke aku, mau tau""
"apa"" "dia ngomong....." gua memainkan Sarah "apa loh" sarah nyubit pipi gua
"aku sayang kamu" gua berbicara tepat di telinganya "Dasar loh! ngeselin kamu itu!"
"kamu itu jelek, tembem, pesek, endut" "bodo"
hari ini gua tau semuanya, gua gak pernah nyangka hal ini bakalan terjadi dalam hidup gua, ketemu dengan orang-orang unik, mempelajari kehidupan dari mereka.. dan yang saat ini membuat gua bahagia, Sarah yang asli kembali ke hidup gua , kenapa gua bilang Sarah yang asli, karena gua bener2 yakin ini sarah.. gimana dengan laura" sarah gak tau siapa itu laura, dan mega" gua gak akan bilang ke mega kalo sarah balik lagi ke kehidupan gua..
Part 30 (Flashback to Laura)
Malam itu Mega sedang jalan dengan Rico, wajar pacar baru.. dan Ratih entah dimana, gua cuma bersama Laura di kossan..
"Bt gak Laur"" Tanya gua
"Lumayan lah di, eh gitar mega udah lo benerin kan"" "Udah"
"Sekarang ada di kamar lo"" "Yup"
"Ambil di mending nyanyi"
Gua masuk ke kamar gua untuk mengambil gitar mega yang baru saja gua lem sana sini..
"Mau lagu apa Laur"" "Hmm lo suka beatles ya""
"Gak sih, tau lagu-lagu nya dari mega aja, kalo gua lebih suka Queen" Ucap gua "Yaudah lagu Queen apa yang lo tau"
"Hmm bentar gua ambil buku lagu dulu"
Gua masuk kamar dan ngambil gitar gua dan melihat kunci lagu queen..
"Love of my life tau gak Laur"" Tanya gua
"Ya ya tau, menang untuk siapa lagunya di"" Tanya Laura "Sarah" Ucap gua pelan
"Cie galau,yaudah buruan maenin"
Gua petik gitar dengan perlahan, alunan gitar mulai terdengar, gua masukan kunci dan Laura mulai bernyanyi..
"Love of my life, you've hurt me" Suara Laura bagus, itu yang terdengar di telinga gua
"You've broken my heart and now you leave me" Laura meneruskan nyanyiannya Gua terus memainkan gitar itu perlahan tapi pasti..
"Love of my life cant you see" Laura mulai meninggikan suaranya "Bring it back ! Bring it back, dont take it away from me because you don't know what it means to me"
Laura meneteskan air matanya, gua hentikan permainan gitar gua dan menaruh gitar tersebut
"Kenapa Laur"" Gua sambil menghapus air matanya "Gak apa-apa kok di" Dia berusaha menutupi sesuatu mungkin dia teringat seseorang yang pernah menyakitinya dulu..
"Laura jelek tau kalo nangis" Gua berusaha menghibur "Emang !" Bibirnya cemberut
"Ish apasih , nambah jelek tau cembetut gitu" "Bodo"
"Sini gua peluk"
tangan gua merangkul pundak Laura, dan kepalanya menyender di bahu gua..
"Di, menurut lo semua cowo itu pacaran sama cewe tujuannya sama gak"" Tanya Laura
"Tujuan dalam arti apa dulu"" "Jangan sok polos sih di"
"Gua gak munafik, ada sih kepikiran untuk ke situ Laur, tapi bagi gua itu cuma pemanis dalam suatu hubungan" Ucap gua menjelaskan
"Tujuan lo pacaran itu apa di""
"Mencari yang terbaik untuk di jadikan ibu dari anak-anak gua nantinya" "Sok dewasa sih di" Laura tertawa
"Lah benerkan" tapi kebaikan itu kan relatif juga sih" "Hmm, menurut lo gua ini baik atau buruk di""
"Baik dalam hal apa dulu, barusan gua bilang kan kebaikan itu relatif" Jelas gua "Yah gua kan sering maen cowo nih, menurut lo gua baik gak"" Tanyanya "Bingung gua mau jawab apa Laur"
Laura masuk kamarnya, dia ambil hp dia, dia menelpon seseorang.. lalu dia loudspeker hpnya
"Halo"" "Ya" kenapa sayang"" Jawab seseorang di telpon itu
"Kita putus, gak usah pake nanya kenapa, gua mau putus !" Ucap Laura ke seseorang di telpon
Laura langsung mematikannya telponnya, yang baru saja dia telpon adalah Fikih, lalu dia menelpon yang lain, sekitar 5 pria yang di telpon malam itu.. "Ada lagi Laur"" Tanya gua
"Abis" "Ngapa lo putusin semua"" Gua penasaran
"Karena seperti yang lo ucap waktu itu, cari cowo yang perduli sama gua dan lainlain, setelah gua pikir ada satu cowo yang kaya gitu" Jelasnya
"Siapa , kenalin dong"
"Namanya Hadi" Laura tersenyum ke gua, agak kaget memang dengan ucapanya..
"Bercanda lu""
"Gak di, gua serius"
Laura memegang tangan gua, tangannya hangat, ah wajah gua memerah , gua gak pernah ngerasain malu kaya gini, laura sangat cantik, gua kayanya gak pantes buat dia..
"Tembak gua di, dalam kamus gua, gua gak pernah nembak duluan" Ucap Laura "Itu kan cuma syarat sebenernya"
"Tapi kalo gak ada kata-kata nembak kaya lo sama Mega, gak ada ikatan" "Asal lo janji satu hal sama Gua Laur"
"Apa di"" "Jangan maenin gua, lo boleh punya cowo asal jangan sampe tidur bareng dia" Ucap gua
"Terus lo"" Tanyanya "Hmm, terserah lo"
"Oke, lo boleh juga punya pacar, asal jangan sampe ketauan gua" Laura tertawa "Sarah gimana" Mega gimana"" Tanya gua ke Laura
"Sarah kayanya gak akan balik lagi ke lo, makanya gua jujur sekarang, dan Mega" gua gak mau nyakitin kawan di, jangan sampai ada yang tau hubungan kita" Jelas Laura
"Artinya kita backstreet"" "Iyaa.."
Gua diam dan memikirkan hal itu, belum sempat gu berfikir Laura meninggikan suaranya..
"Buruan tembak gua !" Teriak Laura
"Laur lo mau gak jadi pacar gua"" Asli gua asal nyeplos karena kaget "Mau"
tiba-tiba Laura memeluk gua dengan kencang, gua balas pelukannya, hmm gua bingung dengan perasaan gua saat ini,.
Laura masuk ke kamarnya dan mengajak gua masuk ke kamarnya, gua ikutin aja mau dia, dia mengunci kamarnya dan mengurung gua di dalam.
"Kok lu kunci" mau ngapain sih"" Tanya gua "Kalo pelukan di luar nanti di liat orang"
Laura memeluk gua lagi, dan mulai malam ini, gua dan Laura menjalin sebuah hubungan, tapi tanpa di ketahui siapapun..
Part 31 Setelah itu gua pulang dari rumah Sarah, ibunya meminta gua untuk menjaga Sarah..
Sesampainya gua dikossan abis maghrib dan gua langsung mulain motor kawan, gua duduk depan kossan nunggu Laura pulang kerja, Laura pulang membawa sate padang dan menyiapkan untuk gua makan.
"Makan di, selingkuhan lo mana" Mega"" Nadanya agak sewot "Cek aja dikamarnya, lo gak makan"" Tanya gua "Gak di, udah kenyang"
"Makan dimana""
"Di luar tadi" Laura langsung menuju ke kamar Mega, gua liatin dari teras rumah. Gak lama mega keluar dari kamarnya..
"Sate tah Laur"" Tanya mega
"Iya, nih untuk lo, ratih gak pulang lagi tah malem ini"" Laura penasaran "Gak kayanya" Mega sambil mengusap matanya
Laura masuk ke kamar nya, dan mega duduk di teras makan sate bareng gua yang di beliin sama Laura..
"Jam segini udah tidur lo"" Tanya gua ke mega sambil di mulut gua di penuhin daging
"Iya, capek banget gua hari ini" ucap mega "Lah lemah, biasanya yang paling kalong lo" "Haha lagi gak mood gua mau begadang"
Laura keluar membawa minum dan memberikannya di kami..
"Kalo lagi baik gitu kan cantik sih" gombal gua
"Hahaha gak usah ngegombal, gua ambil lagi nih satenya" Laura sambik tertawa Malam itu hanya diisi dengan candaan ringan saja, gua awalnya mau cerita tentang gua ketemu sarah, tapi sebaiknya jangan itu malah akan menambah masalah yang ada disini..
sekitar dari 3 minggu gua ketemu sarah, sarah nelpon gua dan posisinya saat itu gua lagi keluar sama Laura..
"Halo"" Ucap gua sok bego "Dimana"" Tanya sarah di telpon
Laura memperhatikan gua nelpon, wajahnya penasaran siapa yang menelpon gua
"Emm lagi gak di kossan, kenapa""
"Aku mau ngajak kamu keluar , mau gak"" Ucap Sarah "Wah gak bisa hari ini"
Disitu posisinya gua bingung banget mau ngomong apa..
"Oke deh, kalo udah ada waktu bilang ya" "Iya"
Gua mematikan telponnya..
"Siapa di"" Tanya Laura "Tony" Ucap gua asal
Gua sama Laura lagi jalan-jalan di way kambas ngeliat gajah, mumpung gua lagi liburan dan Laura juga liburan.. Allhamdulilah Laura udah dapet pekerjaan sesuai kemauan dia dengan gaji uang lumayan.
"Liat geh tuh buaya" Ucap Laura
"Mana"" Penasaran gua di waykambas ada buaya "Liat jari aku geh makanya" ucap laura
*geh salah satu imbuhan yang ada di lampung
"aku buaya"" Tanya gua
"Iya buaya darat" Ucapnya sambil tertawa
Pulang dari waykambas gua langsung tidur di kossan, paginya gua bangun, minggu pagi ini gua cek kamar Laura gak ada orang, kemana dia.. gua ke kamar Ratih dia lagi ngejait .
"Jait apa tih"" Gua sambil duduk di sampingnya "Ini anyaman gitu, ngisi waktu aja"
"memang lo bisa""
"Bisa kok" gua liatin caranya menganyam, asli skill ratih dalam seni memang paling tinggi di kossan ini, ratih pun bisa main gitar tapi dia jarang bermain..
"Buat tulisan apa"" tanya gua "Angga" Ucapnya
"Lo kangen gak sama dia"" "Banget"
"Kenapa gak kesana"" "hmm, belum ada waktu di" "Kapan ada waktunya"" "Belum bisa di tentukan"
gua perhatiin anyaman dia hampir selesai, dan tiba-tiba mega dateng dan ngehampirin kami
"Cie beduaan, ada apa-apa nya nih" ucap mega "Tau gak ga" arti dari cie itu apa"" tanya gua "Apa""
"Cemburu" Ucap gua singkat ratih tersenyum kecil di wajahnya. .
"siapa yang cemburu yeeee" Mega ngeles "Jujur aja sih ga" gua mancing dia "Ish apa sih di"
"Cieee mukanya merah, keluar yok , gak enak ganggu ratih nganyam" "Iya"
gua dan mega keluar.. "Ga buatin gua teh sih" "Oke hadi jelek"
mega masuk ke kamarnya dan buatin gua teh, dan dari jauh gua ngeliat wanita, ngapain dia kesini" dia dari jauh manggil gua.. gua dekati dia..
"Ngapain kamu kesini"" "Aku kangen loh sama kamu" "Ish, aku itu udah cerita kamu ke singapura sarah" "Bilang aja ke mereka aku pulang lagi"
gua diam, ah sial emang kenapa waktunya gak tepat kaya gini.. "Yaudah sini"
Gua suruh sarah duduk di teras kossan..
mega keluar dan dia cukup kaget saat melihat sarah..
"Lah katanya ke singapura"" tanya mega
"Iya mba mega, aku gak ikut kesana, aku disini aja" Ucap sarah "Kamu tinggal sama siapa disini"" Mega nanya lagi "Sama kak hadi mba"
gua tercengang dengar ucapan sarah, Mega naro teh gua dengan wajah yang agak bingung.. gua tau perasaan mega, tapi mungkin di nyembunyiin..
"Mmm, memang boleh sama papah"" Mega menilisik "Boleh"
tidak lama Laura baru pulang dari pasar dan melihat Sarah disitu..
"Eh sarah, kata hadi lo ke singapura"" Laura agak marah sepertinya "Mba siapa"" Tanya sarah
sial ! bener dugaan gua , Sarah gak tau siapa Laura, yang tau siapa Laura cuma Rahmah..
"Lah masa gak tau"" Laura bingung
gua diam saja disitu, gua gak bisa ngomong apa-apa lagi kepala gua rasanya mau meledak..
ratih keluat karena penasaran..
"Eh ada Sarah"" ucap ratih
"Iya mba ratih, kak Angga mana"" tanya Sarah lagi selesai riwayat gua hari ini..
Tonight.. "Kamu belum update ceritanya"" Tanya wanita di samping gua "Oh iya aku lupa"
Gua hidupkan komputer usang gua, dan gua buka Kaskus..
"Kebiasaan pasti nanti updatenya lewat hp"" Ucap wanita itu lagi "Iya ini di tandai aja kok" gua menerangkan
gua buka android gua, gua mulai menulis part 31, dan wanita itu bertanya..
"Hari itu lucu ya""
"Lumayan" ucap gua singkat sambil mengedit koment di atas agar terbentuk sebuah cerita..
"Aku sayang kamu di, sayang banget" ucap wanita itu "Aku juga ......... , dah tidur udah jam setengah 2"
wanita itu memeluk gua , gua melanjutkan mengetik cerita.. sesekali sambil menoleh ke arah jagoan gua yang berumur 2,5 tahun..
ini lah kehidupan gua sekarang, dengan seorang wanita yang mengerti arti kehidupan, dan seorang buah hati yang membentuk keluarga kami menjadi lebih indah..
Part 32 Disitu Ratih, Laura dan Mega bingung.. si Sarah gak inget semuanya, gua cari bahan alesan supaya mereka gak tau kalau ini Sarah beneran dan yang kemaren itu Rahmah..
"Kamu mabok ya sarah"" Ucap gua "Gak kok, aku normal" Balas Sarah Laura duduk dan memperhatikan Sarah..
"Ikut aku ke kamar, kamu mabok"Ajak gua ke Sarah "Iya" Sarah cuma menurut apa yang gua katakan "Hmm gua beliin susu beruang ya di"" Ucap Mega "Iya" Jawan gua singkat
gua langsung mengajak Sarah ke kamar, dan membicarakan semuanya.. "Gini Sarah, Angga sekarang di penjara karena kasus narkoba, nah kamarnya Angga itu diisi sama Laura yang negur kamu tadi" Jelas gua "Hmm maaf ya aku gak tau"
"Kan yang kemaren Rahmah, rahmah tau semuanya, nah kamu pura2 tau aja semuanya ya" Ucap gua
Gak lama mega dateng bawa susu beruang, sarah langsung pura-pura mabuk disitu dengan ucapannya yang ngasal..
"Mba mega susunya di peras ya"" Ucap sarah "Eh" gak kok ini beli di warung" kata mega
gua nahan ketawa pas Sarah ngomong gitu, apalagi dia ngomong dalam keadaan sadar..
"Dah kamu tidur aja Sarah, aku mau keluar" "Iya nyet"
gua keluar dan ngelita Laura duduk sendirian, Mega nemanin Sarah di kamar.. dan ratih nerusin anyamannya..
"Kenapa"" Tanya gua ke Laura "Gua mau kita udahan di" "Kenapa gitu laur"" Gua bingung
"Gua capek di, maaf yah gua udah gak bisa nerusin, jujur gua sayang lo tapi gua gak bisa terus nahan sakit" ucapnya dengan volume rendah
gua duduk di sebelah Laura dengan wajah menunduk ke bawah..
"Maaf" gua gak tau harus ngomong apa lagi sekarang
"Gua udah mikir, gua bakal pindah kossan, gua gak bisa terus disini nahan semuanya" ucap Laura sambil menangis
"Jangan Laur gua mohon"
Laura langsung menuju ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya.. Ratih keluar dari kamarnya
"Gua denger semuanya" kata ratih
gua cuma diam saat Ratih keluar, gua bingung banget harus gimana sama Laura.. "Lo harus nentuin di, yang mana yang terbaik untuk lo" Ucap Ratih lagi Ratih duduk di teras dan menaruh anyamannya..
"Ketika lo mau nangkep 2 ekor tikus bahkan tiga ekor tikus lo gak akan dapet apaapa, tapi ketika lo mengincar hanya 1 ekor tikus pasti lo bakal dapetin tikus itu, jadi fokus sama 1 aja, jangan egois" Ucap Ratih
gua liat ratih, omongan orang ini dewasa banget.. tumben..
"Iya tih, gua gak tau harus ngapain sekarang" Ucap gua
"Hmm yaudah , dan gua yakin sarah yang ini beda sama sarah yang kemaren, ini sifatnya kaya sarah yang pertama, walaupun gua agak kesel sama sarah gara2 angga ngeliatin dia terus, tapi sarah yang pertama itu baik kok di, dan sarah yang kita temuin di kossan itu gua yakin bukan sarah" Ucap ratih sambil tersenyum
gua kaget saat ratih ngomong gitu, entah dapat pikiran dari mana dia bisa ngomong gitu..
"Dan gua gak tau siapa yang kecelakaan, intinya gua bakal rahasiain ini kok" Ucap ratih lagi
lalu dia kembali ke kamarnya, gua liatin dia, aneh dia bisa tau semuanya, tau dari mana"
Dibatasi Dua Kamar Karya Panjang Kaki di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gak lama mega keluar dari kamar gua.
"Sarah kalo mabok aneh ya" Ucap mega "Hehe, aneh kenapa"" tanya gua "ngomongnya ngelantur"
"Iyaa, gitu deh"
mega perlahan berjalan ke kamarnya, yang gua fokuskan bukam tentang laura saat ini, yang menjadi pertanyaan bagaimana ratih tau kalau ini sarah yang asli.. Bunda
"Hadi pulang !" Teriak mak gua
"Iya mak, hadi cuma maen di sawah kok" Ucap gua yang masih berumur 8 tahun waktu itu
"Bahaya !" "Iya mak, gak ngulangin lagi"
Begitulah percakapannya kira-kira..
Perhatian seorang ibu itu melebihi sinar surya , bahkan ia rela mati untuk anaknya, usaha saat dia ingin melahirkan kita" usaha dia membesarkan kita"
Malam itu gua lagi duduk sama Sarah di teras, Sarah sekarang udah fix bakal tinggal sama gua, di temani teh dan roti gabin yang selalu di sediakan Mega, walaupun ada Sarah disini gua tetap mempertahankan Laura , jujur gan gua sayang sama Laura..
"Gagaruda pasang berapa" Ucap Laura
kami bermain gagaruda malam itu ber4, Jangan tanta ratih kemana gua juga gak tau..
"abcdefgh" ucap laura menghitung jari kami dengan cepat Mege manjawab
"Harimau" Ucap mega
gua berfikir keras.. "Hantu" kata Sarah
"Kok hantu"" Ucap gua dengan wajah penasaran "Burung hantu loh, kan Hantu" dia jawab tidak mau kalah gua masih berfikir keras, tiba-tiba Laura nyeplos
"Hadi" Ucapnya "Lah kok gua"" Tanya gua
"Lo kan jenis binatang di" Laura sambil nyubit perut gua
kami semua tertawa disiru, Sampai handphone gua berdering dari dalam kamar..
"Siapa sayang"" Tanya Sarah "Gak tau"
gua menuju kamar dan gua buka handphone gua, ternyata ibu gua yang nelpon..
"Halo"" Ucap adik gua "Kenapa""
"Mak udah pergi bang" Adik gua sambil menangis dari suaranya yang gua dengar
seketika badan gua lemas, air nata dengan sendirinya mengalir jatuh di bawah pipi gua ... tidak ada tanda-tanda, tidak ada firasat apapun untuk hari ini.. "Kenapa sayang"" Tanya sarah yang melihat gua menangis..
adik gua masih bersuara di handphone..
"Nanti gua pulang, kasih tau orang rumah" Ucap gua ke adek gua "Iya"
gua langsung mematikan handphone gua, gua duduk di kasur gua menyender, ingin rasanya gua menjerit disitu. Sarah melihat gua sambil menghapus air mata gua.. air mata gua gak bisa berenti, laura dan mega pun masuk ke kamar dan bertanya ke sarah, sarah hanya menggeleng menandakan iya tidak tahu..
"Secepat itu" Ucap gua pelan
dengan cepat laura duduk di sebelah gua dan memeluk gua, dia tidak perduli disitu ada mega ataupun sarah
"Jangan nangis lagi di, gua juga pernah ngerasa kehilangan" Ucap Laura "Malem ini gua pulang" Ucap gua pelan
gua bereskan baju-baju gua, gua buat surat izin, dan malam ini juga gua bersiap pulang ke kalianda, paling tidak gua disana saat pemakaman ibu gua..
"Kamu mau pulang malam ini"" Kata sarah "Ya"
"Gua ikut di" Ucap mega "Gua juga" Laura juga ingin ikut "Aku juga" Kata sarah
Gua hanya menagguk iya, mereka membereskan baju mereka, laura juga buat surat izin di kantornya..
malam itu sebelum berangkat gua titipkan surar izin itu ke tony, begitupun Laura dia titipkan ke kawannya..
di dalam perjalanan gua hanya diam tidak berbicara satu katapun, pikiran gua kosong, orang yang paling gua cintai di dunia ini melebihi apapun pergi untuk selamanya..
Sesampainya dirumah, gua di sambut oleh keluarga gua, mereka melayani ketiga wanita ini, dan gua langsung melihat jenazah ibu gua terbujur kaku di dalam kamar. air mata gua menetes lagi, sesak memenuhi dada gua,.
gua peluk ibu gua.. "hadi belum ngasih apa-apa mak, jangan pergi dulu, biar hadi bahagiain mak dulu," Gua menangis sejadi-jadinya malam itu
gua peluk jenazah ibu gua semalaman, rasanya ini kaya gak nyata bagi gua.. bahkan malam ini gua gak tidur sama sekali sampai detik pemakaman.. "Sayang sarapan dulu" Ucap sarah dari luar kamar
gua cuma diam , gua mengisyaratkan sarah untuk keluar, sepertinya dia mengerti.. tidak lama mega masuk ke kamar ..
"Minum teh nya di, isi perut dulu, makan roti" Ucap mega "Gak ga, gak laper"
"Jangan gitu di, makan ya" Mega memaksa
gua ambil teh dan roti yang dibawa mega, gua minum teh itu sedikit dan meletakkan roti di meja tanpa gua makan sedikitpun..
gua ke kamar mandi untuk mandi wajib dan membersihkan diri gua.. selesai mandi gua duduk di ruang tamu sambil memegan buku yasin, ketika jenazah ibu gua di keluarkan dan ingin di mandikan, gua ikut memandikannya, gua bantuk mengkafankan, hati gua sesak hari itu, sangat sesak..
jam untuk di sholatkan tiba, gua berada di barisan paling depan, dan waktu pemakaman tiba..
pada saat ibu gua di masukkan ke dalam kubur rasanya seperti gua gak pernah mau, gua masih mau ngeliat dia, air mata lagi-lagi menetes..
ah gak bisa di ungkapin pake kata-kata gimana sedih nya gua waktu itu.. selesai prosesi pemakaman gua duduk di ruang tamu di temani teman-teman kampung gua. gua lihat Sarah laura dan mega bantu masak-masak di belakang..
"Siapa di"" Tanya kawan gua
"Pacar gua tiga2nya" ucap gua mencoba menghibur diri "Hahaha, sok playboy lu"
yah mereka cukup menghibur walaupun gua lagi sedih gini, sarah datang dan duduk di sebelah gua sambil menyender di bahu gua..
"Sabar yah sayang" Ucap Sarah "Iyah"
kawan2 gua ngeliat gua kaya tatapan mustahil, cowo kaya gua bisa dapetin bidadari kaya sarah..
"Pake pelet apa lo di"" tanya kawan gua "Pelet ikan" Jawab gua seadanya kami semua tertawa disitu,.
makasih udah ngehibur gua di saat gua lagi down banget..
maafin hadi yah mak hadi belum bisa bahagin mak, hadi belum bisa ngebuat mimpi mak terkabul pergi ke tanah suci.. mak udah punya cucu dari salah seorang wanita yang menemani pemakaman mak, dia baik, dia cantik, dia yang sekarang jadi pendamping hadi mak.. dia yang sekarang selalu support hadi, hadi harap mak bahagia disana ya..
Love you mak, hadi selalu doain mak disini.. Part 33
Kembalinya pulang dari kalianda gua cuma bisa diam, iya diam . Gak ada satupun kata yang keluar dari mulut gua, gua murung ditempat kerja pun gua murung, sebenernya miris ngeliat gua sangat ngedown waktu itu, Mega, Sarah, Laura dan Ratih terus-terusan menghibur gua, tapi mood gua masih jelek untuk menanggapi hiburan dati mereka, Malam itu gua keluar kerumah Toni dan mengajak dia untuk keluar malam ini..
"Ton, hangout yok sumpek di kossan" Ucap gua "Kemana""
"Vodka belinya dimana"" Tanya gua "Ayok"
Gua pergi bersama Toni menggunakan motor nya dan gua di ajak ke warung dekat Urip..
"Diwarung ini ada, coba tanya" "Iya"
Gua beli 2 botol vodka, gua mengajak toni minum dia gak mau, dan kembali kerumah toni, rumah toni tingkat tapi di atasnya hanya untuk jemuran, yah walaupun untuk jemuran tapi kami bisa santai duduk di atap rumahnya, toni mengambil gitarnya dam memainkan puluhan lagu malam itu, termasuk lagu dari iwan fals, dan rossa.
air mata gua menetes lagi, gua masih mencekik botol vodka , mata gua kelingean, yang gua rasakan malam ini benar-benar seperti harga diri gua udah gak ada..
"Jangan nangis sih di, udah 2 minggu lo masih sedih" Ucap Toni "Gak nangis gua, cuma panas aja nih mata gara-gara minum banyak" "Sini gua bantuin"
Toni membuka botol satunya dan ikut minum bareng gua.. malam itu gua menginap dirumah toni dan gak bisa pulang karena mabuk berat, hari sabtu pagi itu gua pulang ke kossan dan gua lihat kamar Laura kosong.. Gua tanya ke Sarah dan Mega, kemana Laura..
"Sarah, Laura kemana sayang"" Tanya gua "Dia pindah kossan"
"Kapan"" "Semalem" hah pindah" gua buka handphone gua dan pergi agak menjauh dari Sarah dan menelpon Laura..
"Kenapa pindah laura"" Tanya gua di telpon
"Gua ngalah di, menyakitkan rasanya ngeliat lo berdua sama Sarah terus" "Pindah kemana""
"Teluk" "Dimananya" gua kesana"
"Turunan Damri, Iya nanti gua susul di deket hotel (lupa gua namanya)"
gua matikan telpon, dan meminjam motor kawan kos gua dan menuju ke kossan baru Laura, sesampainya di hotel itu gua telpon Laura lagi dan dia nyusul gua..
"Ayok" "Iya"
gua gonceng laura, dan menuju kossannya, sesampainya di kossan apa yang gua lihat, disini banyak sekali anak punk, bukan mau menjelekan anak punk tapi yang gua lihat mereka sambil ngelem, kenapa Laura pindah ke tempat ini.. gua di ajak masuk ke kamar..
"Kenapa pindah ketempat ini"" Tanya gua "Yang murah cuma ini"
"Banyak anak gak bener sayang !" Suara gua agak tinggi tapi tidak menjerit "Biar di, gua bisa jaga diri"
"Untuk seminggu awal, gua kawanin lo disini, sarah ada mega kok yang bisa ngurus"
"Udaah gak usah di, gua gak apa-apa"
Gua peluk tubuh Laura, ada apa dengan dia, kenapa dia lebih memilih menjauh dari gua dan menempati tempat seperti ini..
"Lo udah makan Laur"" "Belum"
"Tunggu" gua pergi keluar kossan, dan mencari makan untuk Laura , sekembalinya gua kekossab Laura, banyak anak anak punk itu yang mengganggu laura
"Woy, jangan sentuh cewe gua !" Teriak gua ke mereka "Jancoook !" Teriak salah satu anak punk itu
gua lari dan memisahkan mereka dari Laura, pukulan demi pukulan menghampiri tubuh gua, gua berusaha sekuat gua untuk melindungi Laura, berusaha semampu gua, berusaha sekuat gua. gua masih memberi perlawanan, ada beberapa dari anak anak tersebut terkena pukulan gua, gua lihat Laura menangis ketakutan, sampai sebuah benda keras yang gua gak tau apa menyentuh kepala belakang gua dan membuat gua kehilangan kesadaran..
Part 34 (Redemption) Ketika gua sadar badan gua ada di atas kasur rumah sakit dengan beberapa jahitan di kepala gua, selang infus menempel di tangan kiri gua dan air infus mengalir deras ke tubuh gua, terasa sangat dingin, gua melihat ke aram kiri dari tempat tidur gua, ada sarah dan laura sedang tertidur, dan mega sedang melihat ke arah hp, gua panggil mega pelan..
"ga" ucap gua pelan dan terasa sakit di kepala gua saat gua bersuara mega menoleh ke arah gua dan langsung memeluk gua..
"kenapa ga"" setiap gua bersuara sakit di kepala gua terasa
"di, jangan ngomong dulu ya. gua sayang lo di, jangan ngelakuin hal konyol lagi ya di, tolong" ucap mega sambil meneteskan air matanya
tangan kanan gua membelai kepala mega, dia tetap memeluk tubuh gua, kenyamanan saat ini sangat gua rasakan.
"anak-anak itu udah di angkut sama polisi, ada 3 orang yang ketangkep sisanya di usir dari kossan itu di" terus mega lagi
gua menoleh ke arah jam, jam 4 gua gak tau ini pagi atau sore, karena pintu kamar ini tertutup dan jendela tertutup hordeng, gua lihat memang masih gelap lewat ventilasi, mungkin pikir gua ini subuh..
"di gua udah hampir gak tidur 2 hari nungguin lo bangun di, jangan tolol lagi ya di, gua takut kehilangan lo , gua bener2 takut" ucap mega lagi
gua menatap ke arah matanya yang menghadap ke gua, maaf ga gua gak bisa ngeliat laura digituin, ingin rasanya gua mengucapkan kata itu, tapi rasa sakit di kepala gua yang menghalanginya..
"udah lo tidur lagi, gua bakal jagaian lo" ucap mega
gua lihat ke arah selang infus gua, seumur hidup gua baru kali ini namanya di infus, haha konyol memang, untung gua gak mati konyol..
gua lihat mega berhenti memeluk gua karena seperti nya sarah bangun dari tidurnya, sarah menoleh ke arah mega yang sudah melepaskan pelukannya dari gua.
"Kak hadi udah bangun"" Tanya sarah
"Udah" ucap mega sambil menghapus air matanya
sarah bangun dan langsung gantian memeluk gua, ah rasanya di balik kepahitan pasti dapat manisnya juga kan , hehehe..
"kenapa sayang bisa kaya gitu"" tanya sarah
"dia belum bisa ngomong mungkin sarah, masih ngerasain sakit di kepalanya" timpal mega
"mba mega udah bangun dari tadi""
"yup, aku kan gak tidur sarah, hehehe, aku keluar dulu nemenin ratih di kantin" ucap mega sambil berlalu
sarah menatap gua terus, dia mengusap kepala gua dan mencium kening gua.
"kamu udah 2 hari gak sadar, pikiran ku kemana-mana sampai aku takut kehilangan kamu" ucap sarah lagi
hah 2 hari" gila ! ingin rasanya gua bertanya ke sarah apa yang membuat gua sampai gak tersadar 2 hari, tapi rasa sakit di kepala ini menghentikannya, koma 2 hari itu hal yang gila..
"udah kamu istirahat lagi ya sayang, aku pesenin kamu teh dulu ke kantin"
gua hanya mengangguk pelan, gua lihat sarah keluar dari kamar dan laura langsung bangun seketika
"asek di peluk 2 cewe" ucap laura
lah nih orang udah bangun ternyata, gua memberikan senyum kecil ke dia..
"maaf ya di" ucap dia sambil menundukan kepalanya
"laura sini" yah walaupun sakit tapi gua paksakan untuk memanggilnya dia bangun dan memeluk gua, triple kill, its very incredible ! "lo itu goblog di, goblog sumpah !" ucap nya sambil nangis
gua usap kepalanya, untuk saat ini lo laura yang paling gua sayang, sayang banget gua sama lo. jujur .
"maafin gua di, maaf banget gua gak akan kaya gitu lagi, gua bakal balik ke kossan kita ya di, gua sayang sama lo, maaf" tangisan laura makin menjadi
dia bangun dan mencium kening gua sambil mengusap kepala gua, hangat rasa di kening gua..
dia duduk di tempat tidur dan terus menunduk ke bawah. "gua malu di, gua yang buat lo kaya gini" ucap nya lagi gua cuma bisa diam, gua lihat air matanya jatuh ke paha nya.
"gua nyesel ngebuat lo ngelakuin hal ini, gua yang salah.. gua jujur ke sarah kalo gua ada hubungan sama lo, tapi gua gak cerita ke mega" ucap laura gua kaget, apa alasan dia cerita ke sarah, waaaaaah !
"apa kata sarah"" gua terpaksa mengeluarkan suara
"dia rela, walaupun dia sempat menangis, dia juga memaklumi hal itu di karena selama ini yang nemenin lo itu ternyata kembaran dia rahmah, dia gak marah sama lo, dia gak marah sama gua, dia mau hubungan kita lanjut, dan dia bakal jaga rahasia ini ke mega" laura menjelaskan
"lalu"" ucap gua lagi
"lo ada dua cewe untuk saat ini, dan suatu saat lo harus milih salah satunya, harus !" laura berkata tegas
tangan kiri gua mengusap kepala gua, bukan sakit di fisik yang gua rasakan saat ini, sakit di kepala gua sakit otak karena memikirkan hal yang terjadi, di luar konsep, kacau.. !
tidak lama sarah masuk dan membawakan gua teh hangat untuk di minum, gua mencoba bangun dan duduk, lalu sarah melihat laura yang sudah bangun dan tersenyum..
"ditemenin mba laura yah sayang" ucap sarah
ah gua ngerasa gak enak , cewe gua ada dua, dan mereka duduk bersebelahan, menunggu pacarnya, sumpah di luar akal gua, bahkan gua gak pernah berfikir hal ini akan terjadi.
"mba laura udah cerita kok sayang, asalkan kamu adil, aku siap" ucap sarah lagi
lo pikir gua poligami, gua gak bisa nerima tanggung jawab kaya gini, gua harus memilih sebelum jadi berantakan, ini aja udah kacau, gua bisa terbujur walaupun tidak kaku di rumah sakit ini karena gua gak bisa menentukan pilihan, kepala gua sakit dan gua minum teh perlahan untuk menghilangkan sedikit rasa haus gua, eh untuk menghilangkan sedikit rasa pusing gua.
"sarah kamu sayang kan sama hadi"" tanya laura
"banget mba, mba juga sayang kan sama kak hadi"" ucap sarah balik tanya "banger sarah"
mereka berdua tersenyum serentak menghadap gua, anjing seserem seremnya film horror yang pernah gua tonton dan seserem seremnya cerita horror di sfth yang lagi menjamur, ini adalah moment paling horror yang pernah gua alami, asli horror banget. dua cewe yang memiliki status sama yaitu pacar gua, bisa bisanya senyum serempak dengan tatapan membunuh menatap gua.
"kapan aku bisa pulang"" tanya gua ke mereka, kenapa aku" gak mungkin gua sama sarah bilang gua
"kalau kamu udah sadar paling nanti malem juga pulang" ucap sarah "udah lah di, yang penting lo sembuh dulu" laura
gua diam menatap langit langit rumah sakit, jujur gua masih gak terima apa yang di lakuin anak-anak punk itu ke gua, gua berharap seandainya mereka di penjara, mereka bisa satu lp sama angga, ini belum selesai. tunggu .
Part 35 (Redemption II) Gua pulang dari rumah sakit dan masih dengan kepala yang sedikit sakit, gua menuju ke kossan tempat gua di buat seperti ini, gua mulai mencari informasi tentang keberadaan anak-anak punk yang tidak tertangkap, ini belum selesai.. Gua cari sana-sini hasilnya nihil mereka semua menghilang, ah gua masih sangat marah atas kejadian itu, gua lalu ke lp nya Angga, dan gua bertemu dengan Angga, memang gua juga sebenernya kangen sama dia..
"Hadi ya"" Ucap Angga
gua lihat penampilannya berubah, rambutnya sangat gondrong, badannya sedikit berisi..
"Yup" gua peluk dia dan dia awalnya bertanya tentang ratih..
"nih liat geh di, gua di bawain anyaman sama ratih" dia menunjukan anyaman yang ia kantongi
"gua tau waktu dia buat ini" ucap gua sambil memegan anyaman tersebut "kok ratih gak lo aja kesini di"" tanya angga
"gak apa-apa ngga, lo udah tau kejadian yang kemaren gua alami" ucap gua "kejadian apa"" tanyanya
gua membuka tuduh jaket yang gua kenakan dan menunjukan bekas jahitan di kepala belakang gua..
"siapa"" tanya angga
"anak-anak punk, nanti lo cari aja kayanya sih 3 orang yang ketangkep, gua mau minta tolong sama lo, lo lah yang tackle di sel, lo kan orang lama" gua menjelaskan "gara-garanya apa di"" tanyanya lagi
"ada cewe, sekarang dia di kamar lo" ucap gua "pacar lo""
"iya" angga mengangguk seperti mengiyakan, lalu dia menepuk bahu gua..
"salut gua sama lo, oke deh kalo ada kabar nanti gua kirim pesan ke ratih" ucap angga
"siap" gua pergi pulang ke kossan, gua lihat sarah lagi gak ada di kossan, mana posisi nya ujan sekarang..
gua tanya ratih, laura dan mega gak tau sarah dimana. gua telpon dia dan dia menjawab telpon gua.
"halo sayang, kamu dimana"" tanya gua di telpon "aku keujanan nih, lagi di golden" ucapnya "ngapain di golden"" tanya gua
"aku niatnya beli makan , terus sekarang kena ujan di depan golden" "lah" jauh amat kamu cari makan sampe golden""
"mau beli sate yang enak, kata mba ratih yang enak deket golden" waduh ngapain dia ke golden, mana udah hampir maghrib lagi, golden kan tempat cafe dan karaoke club gitu..
gua meminjam motor kawan kossan dalam posisi hujan, dan gua menyusul sarah yang ada di depan golden. sesampainya gua disana gua gak liat dia.. dan gua mencoba nelpon dia lagi, sial nomornya gak aktif.
gua cari dia keliling golden, dan gua ngeliat dia pinggir ruko sepi lagi tiduran" ya tiduran. gua deketin sarah dan setelah gua liat mukanya lebam, bajunya robek sampai pakaian dalamnya terlihat, shocked berat gua di situ, tanpa basa basi gua turun dari motor dan deketin dia.
"sarah !" suara gua agak tinggi
dia tetap tidak bangun, gua buka jaket hujan gua yang gua pakai, dan melepas kaos yang gua pakai untuk menutupi tubuh dia, walaupun saat ini gua gak pake baju, gua lebih mentingin sarah di banding diri gua sendiri, gua mencoba telpon orang kossan untuk minta pertolongan, gua kedinginan banget posisi nya saat itu.. selang 15 menit mereka datang menggunakan mobil, ternyata mereka menggunakan mobil fikih, laura menghubungi fikih, sakit memang rasanya, tapi gua gak boleh egois..
gua angkut sarah ke dalam mobil dan gua pakai baju yang di bawa mega, dan segera menuju kossan..
sesampainya di kossan mereka langsung membaringkan sarah di kamar gua, mega mangganti baju sarah yang robek dan laura mengompres luka lebam pada sarah.. asli disitu emosi gua muncak banget, gua tidak melihat hp sarah, sepertinya hilang.. gua duduk di teras depan untuk menenangkan diri gua, gua hisap rokok marlboro gua perlahan, kepala gua sakit..
gua lihat fikih pulang dan tersenyum ke gua, mau gak mau gua juga senyum ke dia karena memang dia gak salah.
gua tetap duduk di teras sampai laura manggil gua.. "di, sarah sadar" panggil Laura
gua masuk ke dalam kamar dan melihat ke adaan sarah, dia menangis ketakutan. "aku gak tau kenapa, tiba-tiba aku lupa semuanya" ucap sarah sambil menangis seperti dugaan gua disaat dia tertekan pasti sirih yang ngerasain penderitaanya..
"ga" gua menoleh ke mega
"iya" dia mengangguk tanda mengerti
lalu mega melakukan apa yang telah iya lakukan di part "morelisa" dan sarah seketika hilang ingatan muncul lah sirih..
"kenapa sirih"" tanya gua
"gua coba di perkosa dan hp gua dirampas, untung ada orang yang liat dan mereka kabur" ucap sirih
"terus kenapa gua sampe sana orang yang nolong lo gak ada"" tanya gua "orang itu nyoba ngejer gerombolan itu" jawab sirih
laura yang gak ngerti apa-apa cuma ngeliatin..
"ciri-cirinya"" Ratih yang dari tadi diam mulai angkat bicara "ada sekitar 5 orangan, mereka seperti segerombolan anak punk" ucap sirih "bener dugaan gua, mereka yang ada di rumah sakit waktu itu, dia udah incer kita semua" ucap ratih dramatis
gila gua serasa ada di dalam film horror dan gua tokoh utama dalam film itu yang harus menyelamatkan para puteri dari amukan psikopat..
"menurut lo pelaku nya sama gak kaya yang ada di kossan"" tanya gua ke ratih "gua gak tau, tapi kalo menurut gua sama" ucap ratih
laura duduk lemas, dan mega cuma menunduk , sirih pun terdiam, gua gak pernah ngeliat sirih se down ini,
"kenapa mereka sampe sakitin sarah coba"" tanya gua
"mungkin mereka gak terima kawan mereka ada yang di tangkep pihak berwenang" ucap ratih lagi
gua terus menerawang jauh, ini udah mulai gak beres, harus bener-bener di selesain, kenapa jadi kacau kaya gini..
ini udah bener-bener kacau, gua harus selesain semuanya sebelum bakal ada lagi korban yang di ganggu oleh mereka..
gua menyuruh mega mengembalikan sarah, yah sarah kembali dalam posisi tertidur..
mega keluar dan ratih mengikutinya, laura tetap di kamar gua dan tiba-tiba dia menangis..
"ini salah gua" ucapnya "bukan"ucap gua padat
"gara-gara gua sarah jadi ikut-ikutan" "sini"
laura mendekat dan gua dekap dia di pelukan gua, dan gua berbisik kecil di telinganya..
"kita bakal bales, gua janji" ucap gua
yah gua bakal bales sebelum mereka jadi semakin bringas.. tunggu .. Part 35 (Redemption II)
Gua pulang dari rumah sakit dan masih dengan kepala yang sedikit sakit, gua menuju ke kossan tempat gua di buat seperti ini, gua mulai mencari informasi tentang keberadaan anak-anak punk yang tidak tertangkap, ini belum selesai.. Gua cari sana-sini hasilnya nihil mereka semua menghilang, ah gua masih sangat marah atas kejadian itu, gua lalu ke lp nya Angga, dan gua bertemu dengan Angga, memang gua juga sebenernya kangen sama dia..
"Hadi ya"" Ucap Angga
gua lihat penampilannya berubah, rambutnya sangat gondrong, badannya sedikit berisi..
"Yup" gua peluk dia dan dia awalnya bertanya tentang ratih..
"nih liat geh di, gua di bawain anyaman sama ratih" dia menunjukan anyaman yang ia kantongi
"gua tau waktu dia buat ini" ucap gua sambil memegan anyaman tersebut "kok ratih gak lo aja kesini di"" tanya angga
"gak apa-apa ngga, lo udah tau kejadian yang kemaren gua alami" ucap gua "kejadian apa"" tanyanya
gua membuka tuduh jaket yang gua kenakan dan menunjukan bekas jahitan di kepala belakang gua..
"siapa"" tanya angga
"anak-anak punk, nanti lo cari aja kayanya sih 3 orang yang ketangkep, gua mau minta tolong sama lo, lo lah yang tackle di sel, lo kan orang lama" gua menjelaskan "gara-garanya apa di"" tanyanya lagi
"ada cewe, sekarang dia di kamar lo" ucap gua "pacar lo""
"iya" angga mengangguk seperti mengiyakan, lalu dia menepuk bahu gua..
"salut gua sama lo, oke deh kalo ada kabar nanti gua kirim pesan ke ratih" ucap angga
"siap" gua pergi pulang ke kossan, gua lihat sarah lagi gak ada di kossan, mana posisi nya ujan sekarang..
gua tanya ratih, laura dan mega gak tau sarah dimana. gua telpon dia dan dia menjawab telpon gua.
"halo sayang, kamu dimana"" tanya gua di telpon "aku keujanan nih, lagi di golden" ucapnya "ngapain di golden"" tanya gua
"aku niatnya beli makan , terus sekarang kena ujan di depan golden" "lah" jauh amat kamu cari makan sampe golden""
"mau beli sate yang enak, kata mba ratih yang enak deket golden"
waduh ngapain dia ke golden, mana udah hampir maghrib lagi, golden kan tempat cafe dan karaoke club gitu..
gua meminjam motor kawan kossan dalam posisi hujan, dan gua menyusul sarah yang ada di depan golden. sesampainya gua disana gua gak liat dia.. dan gua mencoba nelpon dia lagi, sial nomornya gak aktif.
gua cari dia keliling golden, dan gua ngeliat dia pinggir ruko sepi lagi tiduran" ya tiduran. gua deketin sarah dan setelah gua liat mukanya lebam, bajunya robek sampai pakaian dalamnya terlihat, shocked berat gua di situ, tanpa basa basi gua turun dari motor dan deketin dia.
"sarah !" suara gua agak tinggi
dia tetap tidak bangun, gua buka jaket hujan gua yang gua pakai, dan melepas kaos yang gua pakai untuk menutupi tubuh dia, walaupun saat ini gua gak pake baju, gua lebih mentingin sarah di banding diri gua sendiri, gua mencoba telpon orang kossan untuk minta pertolongan, gua kedinginan banget posisi nya saat itu.. selang 15 menit mereka datang menggunakan mobil, ternyata mereka menggunakan mobil fikih, laura menghubungi fikih, sakit memang rasanya, tapi gua gak boleh egois..
gua angkut sarah ke dalam mobil dan gua pakai baju yang di bawa mega, dan segera menuju kossan..
sesampainya di kossan mereka langsung membaringkan sarah di kamar gua, mega mangganti baju sarah yang robek dan laura mengompres luka lebam pada sarah.. asli disitu emosi gua muncak banget, gua tidak melihat hp sarah, sepertinya hilang.. gua duduk di teras depan untuk menenangkan diri gua, gua hisap rokok marlboro gua perlahan, kepala gua sakit..
gua lihat fikih pulang dan tersenyum ke gua, mau gak mau gua juga senyum ke dia karena memang dia gak salah.
gua tetap duduk di teras sampai laura manggil gua.. "di, sarah sadar" panggil Laura
gua masuk ke dalam kamar dan melihat ke adaan sarah, dia menangis ketakutan. "aku gak tau kenapa, tiba-tiba aku lupa semuanya" ucap sarah sambil menangis seperti dugaan gua disaat dia tertekan pasti sirih yang ngerasain penderitaanya..
"ga" gua menoleh ke mega
"iya" dia mengangguk tanda mengerti
lalu mega melakukan apa yang telah iya lakukan di part "morelisa" dan sarah seketika hilang ingatan muncul lah sirih..
"kenapa sirih"" tanya gua
"gua coba di perkosa dan hp gua dirampas, untung ada orang yang liat dan mereka kabur" ucap sirih
"terus kenapa gua sampe sana orang yang nolong lo gak ada"" tanya gua "orang itu nyoba ngejer gerombolan itu" jawab sirih
laura yang gak ngerti apa-apa cuma ngeliatin..
"ciri-cirinya"" Ratih yang dari tadi diam mulai angkat bicara "ada sekitar 5 orangan, mereka seperti segerombolan anak punk" ucap sirih "bener dugaan gua, mereka yang ada di rumah sakit waktu itu, dia udah incer kita semua" ucap ratih dramatis
gila gua serasa ada di dalam film horror dan gua tokoh utama dalam film itu yang harus menyelamatkan para puteri dari amukan psikopat..
"menurut lo pelaku nya sama gak kaya yang ada di kossan"" tanya gua ke ratih "gua gak tau, tapi kalo menurut gua sama" ucap ratih
laura duduk lemas, dan mega cuma menunduk , sirih pun terdiam, gua gak pernah ngeliat sirih se down ini,
"kenapa mereka sampe sakitin sarah coba"" tanya gua
"mungkin mereka gak terima kawan mereka ada yang di tangkep pihak berwenang" ucap ratih lagi
gua terus menerawang jauh, ini udah mulai gak beres, harus bener-bener di selesain, kenapa jadi kacau kaya gini..
ini udah bener-bener kacau, gua harus selesain semuanya sebelum bakal ada lagi korban yang di ganggu oleh mereka..
gua menyuruh mega mengembalikan sarah, yah sarah kembali dalam posisi tertidur..
mega keluar dan ratih mengikutinya, laura tetap di kamar gua dan tiba-tiba dia menangis..
"ini salah gua" ucapnya "bukan"ucap gua padat
"gara-gara gua sarah jadi ikut-ikutan" "sini"
laura mendekat dan gua dekap dia di pelukan gua, dan gua berbisik kecil di telinganya..
"kita bakal bales, gua janji" ucap gua
yah gua bakal bales sebelum mereka jadi semakin bringas.. tunggu .. Part 37
Pagi itu gua bangun dan sarah sudah bangun duluan..
"Jam berapa sayang"" tanya gua ke sarah "Masih jam setengah 5" ucap sarah "tumben kamu bangun subuh"" tanya gua "ajarin aku sholat" ucap sarah
deg.. hati gua berdebar, sholat" gua udah berapa lama gak sholat.. dan yang mengingatkan gua untuk sholat sarah"
"Kamu mau sholat"" tanya gua "Iya, ajarin mau"" ucapnya "Lah" bukannya"" Gua bingung
Dibatasi Dua Kamar Karya Panjang Kaki di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Pengen tau lebih banyak aja" Ucap sarah
gua memandang wajahnya.. gua pegang lembut wajah sarah..
"Aku mandi dulu" ucap gua
gua ke kamar mandi dan bersiap mandi, tapi sarah ngintil di belakang..
"mau mandi wajib" ajarin aku juga" ucapnya "lah""
"boleh kan"" tanyanya "ya" jawab gua
gua ajarin sarah perlahan tentang mandi wajib, dia mengikuti semuanya dengan seksama, gua kasih tau dia niat mandi wajib dan sebagainya..
"Mau baca 2 kalimat syahadat juga"" tanya gua "belum" ucap nya ragu
"oke" lalu sarah mengikuti gua sholat, gua mengimami dia, walaupun ini tidak benar tapi gua berusaha tenang setenang mungkin..
selesai sholat dia mencium tangan gua..
"kamu dapet mukenah dari mana sarah"" tanya gua "dari mba mega" ucapnya
selesai sholat gua beres-beres dan duduk di teras karena ini hari sabtu dan gua libur, gua mengetuk kamar laura dan gua melihat dia baru bangun tidur..
"mau kerja jam berapa lagi"" tanya gua ke laura "iya iya, ini mau mandi"
gua ngeluyur kembali ke kamar gua. duduk berdua sarah menonton tv, gua lihat sarah termenung, gua gak berani bertanya apa yang dia pikirkan, lalu tak lama mega masuk ke kamar kami dan membawakan kami lontong sayur..
"nih sarapan hadi" ucap nya "iya"
gua ambil piring dan kami makan bertiga, gua masih menatap sarah yang lesu, gua lihat laura sudah pergi kerja, dan mega kembali ke kamarnya, gua masih bingung dengan keadaan sarah, akhirnya gua beranikan bertanya ada apa dengan nya..
"kamu kenapa"" tanya gua "gak apa-apa"
Gak apaapa adalah jawaban untuk menyelesaikan semuanya..
"aku serius, kamu kenapa"" tanya gua lagi
"aku cuma mikir, kenapa di dunia ini selalu ada perbedaan, yang membuat kita gak bisa bersatu"
"maksud kamu kita gak bisa bersatu"" gua bingung dengan ucapan dia "agama" katanya sambil airmatanya menetes
deg hati gua gemetar, badan gua bergetar, rasanya seperti ada ribuan volt aliran listrik yang menyengat seluruh tubuh gua, gua pandang wajahnya yang menangis..
"kita bisa bersatu kok" kata gua dengan nada sedikit memaksa "dengan cara apa" aku gak mau ngalah sayang, kamu juga pasti gak akan mau ngalah, secinta cintanya aku sama kamu aku tetap lebih cinta dengan tuhan aku" "kita jalanin aja ya, jangan di omongin ya"" ucap gua yang mulai meneteskan air mata
"untuk saat ini aku masih gak bisa pergi dari kamu, tapi aku gak tau suatu saat nanti gimana, lebih baik mba laura yang sama kamu karena kamu sepemikiran sama dia, aku gak bisa ngorbanin agama aku, maaf" ucapnya lagi
gua tetap berusaha agar air mata ini tak menetes, tapi apa daya rasa sesak di hati gua menahan ini gak akan bisa ngebendung air mata gua ..
gua lihat sarah juga menangis, sekeras apapun gua mencoba kuat malah semakin deras air mata ini jatuh di pipi gua..
"terus apa yang harus kita lakuin sekarang"" tanya gua lagi
"aku anggep kamu lebih dari apapun, aku sayang kamu, aku nyaman sama kamu, aku gak mau rasanya jauh sama kamu, anggep aku adik kamu ya mulai sekarang, aku gak mau kita semakin dalam, dan pada akhirnya ada hati yang tersakiti" ucap sarah
"kenapa kamu ngomong kaya gitu sarah"" gua pegang tangannya perlahan
dia tidak menjawab pertanyaan gua, air mata nya terus menetes, dan seperti dugaan gua dia pingsan, bukan waktu yang tepat untuk munculnya sirih..
"gua denger semuanya di" ucap sirih "terus apa pendapat lo"" tanya gua
"gua ngikutin apa yang seharusnya aja, gua cuma pelengkap" jawabnya "memang lo gak bisa buat dia berubah pikiran""
"nanti gua coba, yaudah intinya lo jaga dia aja, dia masih terlalu dini untuk ngalamin hal hal kaya gini, gua tau apa yang ada di hati dia, dia sayang sama lo, dia gak mau kehilangan lo" sirih menjelaskan
"iya gita, makasih"
"iya" lalu sirih pun pergi, gua melihat sarah yang pingsan, gua kecup keningnya..
"Aku sayang kamu sarah, jalanin aja dulu jangan terlalu mikirin hal yang gak perlu, aku sayang kamu"
gua peluk dia dan gua ikut terlelap ketika gua memeluknya.. Part 38.1
Sarah membuka matanya, dengan sendirinya gua juga membuka mata gua..
"Aku pingsan lagi"" tanyanya "Iya" ucap gua
Dia mengambil air minum dan lagi-lagi duduk termenung, gua dekati dia dan mengelus halus rambutnya..
"Sampai kapanpun aku gak akan nyerah untuk kamu sama aku sarah" ucap gua "Aku masih berfikir sayang, tolong kasih aku waktu"
gua agak bergeser menjauh darinya, lalu gua keluar dan duduk di teras, mega menghampiri gua, sepertinya dia mengerti apa yang gua rasakan sekarang..
"Ada apa di"" tanya nya
"Gak kok gak, cuma ada masalah kecil"
mega memegang tangan gua lembut, dia menatap mata gua dengan penuh kepercayaan..
"Cerita" Ucapnya pelan "Jangan disini"
"Ayok ke kamar gua aja" Ajaknya
dia bangun dan gua mengikutinya, ratih juga mengikuti perbincangan kami, sepertinya dia ingin tahu dengan permasalahan yang gua alami sekarang.. Mega duduk di kasurnya di susul ratih, dan gua duduk di pintu kamarnya..
"Ada masalah apa sama sarah" sampai kayanya beban banget buat lo"" Tanya mega perlahan
"Perbedaan agama" Ucap gua pelan sambil menunduk menatap keramik tua yang hampir pecah
"Maksud lo" Sarah non-muslim"" Mega kaget
"Iya, dan gua bingung harus gimana lagi, dia mau pisah" Gua tetap menatap keramik tersebut
"Tapi tadi pagi dia minjem mukenah gua""
"Iya gua tau ga, dia masih bimbang dalam menentukan pilihan, gua gak bisa maksa dia" Keramik yang gua tatap rasanya seperti pecah , yah seperti apa yang gua rasakan sekarang
"Jadi permasalahanya itu di "," Ratih membuka omongan "gini di, kita tetap gak akan bisa memaksa dia untuk melupakan hal yang paling ia cintai di dunia ini, tuhannya. Tergantung keputusan dia, kalau dia memilih lo jangan pernah lepasin dia, jangan pernah kecewakan dia, tapi seandainya dia memilih kepercayaanya itu saatnya lo menyerah dan tetap menghargai keputusan dia" Ratih meneruskan ucapannya
Mata gua terpejam, menahan gejolak yang ada di dalam diri gua, amarah, kesedihan berkecamuk menjadi satu , andaikan gua dari awal tidak mengenalnya ini semua gak akan pernah terjadi, ini cuma sebatas khayalan semu, tuhan menciptakan hidup gua penuh dengan sebuah cerita indah, pahit yang di rangkai menjadi sebuah melodi , gua pemain dari melodi tersebut tinggal memainkan karyanya, omong kosong tentang cinta dan kasih sayang. Gua menahan air mata gua untuk jatuh, tegar. Kedua tangan gua mencengkram erat celana gua, sampai sebuah tepukan bahu menenangkan diri gua..
"Ada jalan di, gua yakin rencana allah pasti lebih baik dari pada apa yang kita harapkan" Ucap mega sambil tersenyum
"Tapi kenapa harus ada yang tersakiti ga"" Gua sedikit tidak menerima pendapatnya
"Lo tau seekor kepompong bisa indah menjadi kupu-kupu" awalnya dia sakit di hina , di benci, di jauhi. Tapi ketika dia menjadi seekor kupu-kupu kebahagian yang datang padanya" Terusnya menerangkan
"Tapi kita manusia ! bukan kupu-kupu" Suara gua agak meninggi "Kalau lo lo gak bisa melewati masalah ini, artinya seekor hewan lebih baik dari pada diri lo" Ucap mega sambil tersenyum
deg.. Apa yang di ucapkan mega benar-benar memotivasi diri gua, gua lihat Ratih tersenyum simpul di atas bibirnya..
gua kembali menatap keramik usang tepat di depan gua,. Sampai mega kembali membuka omonganya..
"Bahkan sampai saat ini gua masih menjadi seekor ulat" Ucapnya sambil memeluk gua tak perduli lagi ada ratih di belakangnya
Gua baru sadar sampai saat ini masih ada wanita yang selalu perduli dengan gua, sayang dengan gua tanpa imbalan sedikitpun, yang dia lakukan mencintai gua tulus apa adanya, gua merasa bersalah, menyakiti wanita yang benar-benar tulus menyayangi gua, wanita yang selalu menasehati gua, wanita yang selalu memberikan perhatian lebih ke gua, gua terus tak memperdulikannya.. Sial ! Mega melepaskan pelukannya, dan tanpa gua sadari air mata gua menetes membasahi keramik usang tersebut, air mata mega pun menetes membasahi keramik itu.
tangannya dengan pelan mengseka air mata yang terjatuh di pipi gua.. "Lo cowo, gak boleh nangis" Senyum kecil tipis di basahi air matanya yang jatuh
Gua baru sadar, bukan lagi seorang putri yang ada di depan gua, tapi sesosok malaikat tanpa sayap.
Part 38.2 Gua lihat ratih berdiri dari tempat tidur mega dan berjalan keluar kamar, dia menujur kamar gua, entah apa yang akan dia lakukan pada sarah, gua terus menatap wajah mega.
"Jangan nangis lagi" Suara yang sangat lembut keluar dari mulutnya "Makasih ga" Hanya itu yang mampu gua ucapkan.
Mega menggegam erat tangan gua..
"Jangan pernah menyerah atas masalah apapun yang kita hadapi" Ucapnya
Gua membalas genggaman tangannya, dan membelai lembut punggung tangannya..
"Apa yang harus gua lakuin untuk balas rasa sakit yang selama ini lo rasain ga"" tanya gua
"Jika gua harus menuntut balas apa yang telah lo lakuin ke gua di, itu artinya gua seekor ulat yang akan mati sebelum menjadi sebuah kupu-kupu" "Tapi gua harus ngerasain hal yang sama seperti apa yang lo rasain" "Gak perlu di, apa yang lo lakuin sekarang, apa yang lo jalanin sekarang nikmatin aja di, dari tadi gua udah bilang, tuhan telah menyusun rencana indahnya dan akan menyelesaikan susunannya pada waktunya" Senyum di wajahnya tak pernah pudar
Gua tetap menggegam erat tangannya, rasanya gak ingin gua lepaskan walaupun itu cuma sedetik, hati dan pikiran gua terus beradu argument tentang kenyataan yang gua hadapi untuk saat ini, berdebat untuk menentukan pilihan yang terbaik dan bijak, untuk memadu langkah yang akan mengisi masa depan gua, ketidakpastian dan kebimbangan ada di dalam pikiran gua, ribuan pertanyaan yang tidak terjawab bagai sebuah paradox terus bersahutan di telinga gua, "Anda harus memutuskan hadi !" . "Pilih yang mana anda"".
Detik demi detik dari jarum jam terdengar di telinga gua. dan sebuah suara merdu bernanyi pelan di depan gua.
"Kemesraan ini, jangan lah cepat berlalu"
Suara mega terdengar indah mengisi kekosongan waktu yang telah gua ciptakan.. "Kemesraan ini ingin ku kenang selalu"
Seoongok iblispun akan tunduk di buat oleh malaikat seperti mega, dengan alunan merdu yang keluar dari bibirnya, perlahan membuat gua merasakan arti cinta yang sebelumnya gak pernah gua rasakan.
"Hatiku damai , jiwaku tentram di sampingmu"
Bukan hanya kedamaian yang gua rasakan ga, bukan cuma ketentraman yang gua rasakan. kebahagian seperti ingin memberhentikan waktu selama-lamanya dan tetap berada pada moment ini, moment yang sangat indah bahkan Simponi beethoven pun belum tentu bisa menciptakan melodi yang melampaui moment ini. "Hati ku damai, jiwaku tentram bersamamu"
Gua seperti terhipnotis dalam sebuah cerita cinta romeo and juliet, kehangatan membalut di seluruh tubuh gua, mata kami saling bertatapan, tanpa gua sadari wajah gua hanya berjarak 5Cm dari wajahnya, sampai sebuah telunjuk tepat berhenti di bibir gua.
Tapi wajah kami masih dalam posisi yang sama, tangan kanan gua masih terus menggegam tangan kirinya. dia angkat jari telunjuknya sangat pelan, sampai kecupan kecil mendarat di atas bibie gua, lembut. tak lebih dari 2 detik dan kami berdua terpaku terdiam saat menyadari apa yang telah kami lakukan barusan, mega mundur menjauh dari gua dan melepaskan genggaman tangan gua. "Maaf ga" Ucap gua pelan
dia tetap terdiam, matanya meneteskan air mata dan gua gak tau harus ngomong apa untuk saat ini.
"Gua nangis bahagia di" gua masih bingung apa yang harus gua lakukan sekarang. gua takut salah dan akan merusak moment indah ini.
"Makasih" Ucapnya lagi
gua berani mendekatkan diri gua ke diri dia, gua angkat kedua tangannya dan gua cium lembut kedua tangan itu.
"Gua menyayangi lo lebih dari apa yang lo liat ga"
Gua hapus air matanya perlahan dengan jari telunjuk gua dengan pelan. "Sini" ucap gua pelan
dia mendekatkan dirinya ke diri gua, dan gua peluk dia dengan sangat erat, punggung gua merasakan cengraman yang rasanya seperti tak ingin terlepaskan, gua peluk dia lembut.
dan dia berbisik lembut di telinga gua.
"Gua sayang lo di" ucapnya lembut "Gua juga sayang lo ga"
gua lepaskan pelukan gua dan gua keluar dari kamar mega, gua menuju ke kamar gua dan gua melihat sarah sedang menangis..
"Kamu kenapa sarah"" Tanya gua "Aku ingin menjadi mualaf"
Waktu membeku seketika, kaki gua lemas, dan seketika pikiran gua gelap, dan muncul lagi ribuan pertanyaan yang menggelayut erat di otak gua. "Apa yang harus lo lakuin di"" , "lo harus tentukan pilihan !" "Kamu serius"" Tanya gua
Gua lihat ratih membelai rambut sarah dengan lembut.. "aku serius"
matanya menatap gua yang menunjukan bahwa dia kali ini tidak bercanda. Part 39
Gua keluar dari kamar dan langsung mencari masjid terdekat, gua lihat di masjid ada beberapa orang yang sedang duduk dan gua menghampiri mereka..
"Assalamualaikum pak" Sapa gua
"Waalaikumsalam" Jawab mereka serempak
ada 3 orang yang duduk di situ, gua duduk dan bergabung dengan mereka..
"Pak saya boleh minta tolong, saya muslim. Tapi saya tidak paham bagaimana caranya membuat orang menjadi mualaf" Ucap gua ke mereka "Ada yang mau mualaf mas"" Tanya seseorang dari mereka "Iya, dia pacar saya pak, sekarang sedang ada di kossan bu ****" Ucap gua "Oh kossan itu, boleh saya kesana"" Tanya seseorang itu
"Mari pak" lalu gua membawa bapak itu ke kossan gua, gua tanya ke bapak itu nama nya Pak Abdullah, yah seperti namanya sepertinya dia memang hamba allah yang taat, sesampai nya gua di kossan gua menyuruh bapak itu masuk ke kamar gua..
"Ini pak, namanya Sarah" Ucap gua
"Hmm, jadi" Sarah mau ke jalan allah dan mengikuti ajaran nabi muhammad saw" Ucap pak abdullah
Sarah hanya mengangguk, dari wajahnya masih menandakan keraguan, gua menyapu kossan gua, ada Ratih dan Mega di dalam kossan gua..
"Baiklah, tapi anda harus berjanji menjadi islam yang taat, dan mengenakan hijab jika sudah memeluk agama islam" Ucap pak abdullah lagi
gua hanya diam dan menunduk tenang, gak ada kata-kata yang berani gua ucapkan, gua bingung apa yang akan terjadi selanjutnya..
"Iya" Ucap sarah pelan
"Ikuti ucapan saya" Kata pak abdullah
Gua menatap wajah sarah, air mata pelan keluar dari matanya.. Pak abdullah perlahan mengucapkan dua kalimat syahadat, gua tatap sarah. tangisan makin mengalir deras dari matanya, terbatabata sarah mengikuti ucapan pak abdullah..
"Pelan-pelan saja" Ucap pak Abdullah
Sarah berdiri dan langsung lari keluar dari kamar, gua bangun dan mengikutinya.. gua dekap dia, gua tahan agar dia tidak pergi terlalu jauh
"Kamu mau kemana"" Tanya gua
"Seperti kutipan surat dalam kitabmu , Agamamu agamamu, agamaku agamku" Ucap sarah sambil terus menangis dalam dekapan gua
"Alkafirun, kamu belajar"" Tanya gua
dia hanya menangguk.. "Aku gak bisa, aku tetap cinta tuhanku"
"Yaudah tapi jangan pergi !" Gua agak meninggikan suara
"Maaf, aku gak bisa sama kamu terus , aku pengen pulang sama ibu aku, maaf. tolong jangan paksa aku kak" Air mata sarah sangat deras keluar
gua lepaskan dekapan gua, dia berlari menjauh dan pergi , gua hanya menatap dia. Mega dan Ratih mendekat ke gua...
"Sabar di" Ucap mega sambil mengelus punggung gua
gua lihat sarah menghilang dari tatapan gua, gua kembali ke kamar gua dan menghampiri pak abdullah..
"Maaf pak , dia sepertinya berubah pikiran" "Iya gak apa-apa, yasudah saya kembali ke masjid ya" "Iya pak"
gua tiduran sambil menatap langit-langit kamar gua, gua berpikir keras akan masalah yang sedang gua hadapi.
Kenapa seberat ini masalah yang menimpa gua, mungkin memang hanya masalah cinta, tapi cinta yang membuat hati gua tergores perlahan .. Sial.. gua memejamkan mata gua dan terus mengingat kenangan gua dengan sarah.. dalam kenangan di dalam otak gua, air mata gua tak terbendung dan menjatuhkan air penuh penyesalan yang menghinggap di dalam diri gua..
Gua menyesal telah mencintainya, gua melakukan kesalahan besar telah mencintainya, kenapa tuhan mempertemukan gua" kenapa tuhan menemukan gua dengannya, aaaaaaaaah ! sakit dan sesak memenuhi dada gua.. "Di"" Suara perempuan memanggil gua dari pintu kamar gua gua menatap ke arah pintu dan menatap wajahnya.. "Cella"" Panggil gua
deg " Cella" Ini gak mungkin, gak mungkin itu cella..
Part 40 "Gua mega di" Ucap mega dari pintu itu
aaaah mata gua salah sensor, ternyata yang di pintu adalah Mega.. Gua bangun dan segera duduk di tempat tidur gua..
"Cie inget masalalu" Ucapnya sambil nyengir
Gua ikut nyengir kuda, mega masuk dan duduk di sebelah gua juga.. "Ga buatin kopi sih, pusing nih" Ucap gua sambil memasang wajah sok ganteng dia menoyor pipi gua..
"Huu, tunggu yaaaah"
mega pergi ke kamarnya, gua membuka lemari gua dan gua menemukan sebuah buku bagus, dari judulnya sih bagus "Atlantic Terletak Di Indonesia" gua gaktau buku ini datang dari mana, gua buka halaman awal buku itu dan tertulis sebuah nama, Sarah..
Gua baca kata pengantarnya, dan ada kata-kata mutiara yang masih gua ingat di awal buku itu..
"Apa yang lebih berharga dari pada sebuah emas" Berlian" dan Batu Zamrud" Itu adalah cinta"
Wew.. gua baca perlahan buku itu, tokoh utamanya bernama Richard, dia seorang petani gandum dan rempah biasa yang hidup di antara kerumunan orang kaya , dia mencari nafkah hanya dengan bertani, saat gua sedang asik membaca buku itu mega mengagetkan gua..
"Hayoooo ! Baca majalah dewasa ya"" tanyanya
"Kepala lo bau uduk, buku atlantis nih punya sarah" Ucap gua asal "Nih uduk, nih" Bibirnya cemberut
"Hahahaaha, sini baca bareng gua"
dia mendekat ke gua dan meletakkan kopi di depan gua.. gua meneruskan membaca buku itu, dan ada beberapa bagian yang di stabilo oleh sarah, stabilo hijau menghiasi buku itu..
"Yang di tandai sama sarah, masalah kasta dan agama ya"" Tanya mega ke gua "Memang zaman atlantis ada agama"" Tanya Gua
"Lihat, si Richard tidak percaya dewa, tapi sang putri sangat mencintai dewa nya" gua membalikkan buku itu dan terus membaca sampai gua menemukan bagian buku yang di stabilo merah..
kenapa beda" "Nah ini warnanya merah" Ucap mega
"Aku yakin, jika kau terus mempercayai dewamu, kerajaan ini tidak akan bertahan sampai jutaan tahun" Ucap gua meniru richard berbicara, dan tulisan itu di tandai dengan stabilo merah
"Balik lagi di bukunya" Ucap mega
gua terus mencari tulisan berstabillo merah, dan pada bagian hampir akhir ada lagi stabillo merah yang di tandai oleh sarah
"Aku akan pergi dengan pegassus ku untuk sementara, sampai kebaikan dan kesucian kembali ke kerajaan kita , maafkan aku Eli, dewamu yang akan mendatangkan bencana tidak lama lagi ke kerajaan ini" Gua menirukan perkataan Richard persis seperti yang ada di buku itu
"Di bagian terakhir ada lagi nih yang di stabillo merah" ucap mega gua lihat stabillo merah terakhir di buku itu..
"Cinta memang berharga, tapi aku lebih baik mati di telan dewaku dari pada aku harus berbohong untuk mencintaimu , kehancuran ini karena cinta kita Rich, seandainya kita tidak saling mencintai, dewaku tidak akan pernah murka dan menghancurkan negeriku, Lalu eli di telan ombak yang menghujam atlantis untuk selamanya" mega membaca buku itu lalu menatap gua
"Apa sarah baca buku ini sampai dia ninggalin gua ga"" Tanya gua yang masih penasaran
"Mungkin" gua menutup buku itu dan meletakkan nya di atas kasur..
"Tapi ini kan mitos, mana ada pegasus" Ucap gua masih menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya
"Tapi yang di tandain sama dia itu semuanya berhubungan dengan hubungan lo loh hadi !" Mega agak meninggikan suaranya
"Lah, masa iya gara-gara buku dia sampe seserius itu" Gua masih gak percaya sarah ninggalin gua karena buku ini
"Mending lo baca buku itu dulu dari awal sampe habis di, siapa tau memang sarah ninggalin lo karena buku itu" Ucap mega
"Gua harusnya yang pergi pake pegassus gua" gua mengambil guling dan meniru adegan gua menaiki pegassus
"Udah gila lo di" Mega menahan senyum di wajahnya "Aku harus pergi dengan pegassus ku mega, aku harus meminum kopi ini dulu agar aku bisa pergi dan pegassus ini bisa terbang" ucap gua sambil tertawa-tawa "Aku memilih dewaku hadi, maaf. aku membuatkan kopi mu itu tidak ikhlas, dan kau akan mati bersamaku, karena di kopi itu telah ku masukan racun" ucap mega sok puitis
"Ini romeo and juliet, apa cerita atlantis"" Tanya gua yang mulai bingung "Lo gila !" Mega menimpukkan bantal ke arah muka gua, dan ngeloyor pergi keluar dari kamar gua
gua minum kopi yang di buatkan mega, dan gua buka buku itu kembali, dan masih terngiyang di kepala gua pertanyaan yang masih belum terjawab.. apa karena buku ini sarah ninggalin gua"
Gua buka dan mulai membaca buku itu dari awal, untuk mencari jawaban kenapa sarah ninggalin gua...
Part 41 Gua tutup buku itu setelah membacanya sampai habis, gua buka hp gua dan mencari kontak sarah, gua telpon dia dan nomornya tidak aktif. Gua ambil rokok marlboro merah gua dan menghisapnya, vini, vidi , vici (Harta, Tahta, Wanita) ..
Gua hisap rokok gua dan memandang jauh ke luar kossan gua, i'm just a lucky bast*rd..
Dalam buku itu mengajarkan arti kehidupan, dan gua yakin bahwa sarah meninggalkan gua karena buku itu..
Gua keluar dari area kossan dan berjalan tak tentu arah, entah kemana.. sampai gua menemukan sebuah warung kopi diisi oleh anak-anak sma nongkrong, gua ikut duduk di situ dan memesan segelas kopi, padahal gua tadi habis minum kopi, tapi pikiran gua kusut.
Gua melihat anak-anak sma itu sedang asik bercanda gurau, ingin rasanya kembali ke zaman mereka, ke zaman pada saat gua masih duduk di bangku kayu dengan setelan putih abu-abu.
Gelas kopi itu datang di antarkan wanita yang sederhana, dengan kaos pendek, rambut diikat , dan celana trainingnya..
"Mba kerja disini atau warung ini punya ibu mba"" sapa gua ke wanita itu "Oh itu mbok ku mas" Ucapnya dengan logat jawa yang kental "Ooh" Gua haduk kopi hitam di depan gua dengan tatapan kosong "Sendiri mas"" Ucap wanita itu lalu duduk di depan gua "Gak mba, saya berlima" Ucap gua meringanka suasana "Lah, mana toh konco ne"" Tanya nya
"Di kantong nih, disimpen," Gua tertawa kecil "Nama mba nya siapa"" Tanya gua "Dewi, mas ne"" Tanyanya balik
"Hadi, masih sekolah atau gimana mba nya"" Tanya gua yang lalu menghidupkan rokok marlboro gua
"Seharusnya masih mas, tapi berenti, gak ada biaya, mau beasiswa gak pinter" dia tersenyum yang dari tadi terus menatap wajah gua
Gua agak memalingkan wajah karena agak malu, gua melihat ke arah jalanan yang sedari tadi banyak mobil berlalu lalang tanpa ada habisnya, dimana sarah sekarang"
hanya itu pertanyaan yang terbesit di otak gua..
"Kenapa mas" kok melamun" Tanya dewi "Eh, gak kok dew"
Tidak lama dewi di panggil ibunya karena ada pelanggan yang datang, lagi-lagi gua sendiri, hanya di temani rokok dan kopi gua. Tiba-tiba hp gua berdering dan gua lihat ada panggilan masuk dari Laura..
"Halo kenapa laur"" Tanya gua ke laura
"Lo dimana di, gua denger cerita dari mega katanya sarah kabur"" Tanyanya "Iya, gua lagi di warung kopi deket jalanan, sini aja" Ucap gua "Iya, gua kesana"
Lalu sarah mematikan telponnya, dewi datang dan duduk di depan gua lagi
"Pacarnya ya"" Tanyanya "Iya" Ucap gua singkat
"Masnya udah kerja atau kuliah"" "Oh saya kerja dew, di bengkel" "Bengkel mana mas""
"Bengkel Niss**"
"Oh" tidak lama laura datang dan duduk di sebelah gua..
Tanpa basa basi dia langsung bertanya siapa wanita di depan gua..
"Siapa di"" Dengan tatapan agak sinis "Yang punya warung, ngawanin gua ngobrol aja" "Saya dewi mba" Dewi tersenyum ke laura "Laura" Ucap laura tanpa menatap wajahnya lalu dewi berdiri dan pergi meninggalkan kami berdua.. "Jadi gimana tuh sarah di"" Tanya laura
"Seengaknya sopan loh, dia kan bukan siapa-siapa gua juga" Gua masih gak suka dengan perlakuan Laura ke dewi
"Lah , gua udah sopan, salah di mananya gua"" Ucapnya membantah "Pikir aja"
Gua meneguk kopi hitam yang hangat dan menyenderkan kepala gua di ujung kursi tempat gua duduk..
"Gua kesini bukan mau ribut di !" Ucap laura agak meninggikan suaranya
gua berdiri dan membayar kopi itu lalu meninggalkan laura, gua agak kesal dengan perlaukan laura yang seperti itu..
"Di !" Teriaknya ke gua
gua gak menghiraukan dia dan terus berjalan menuju kossan gua, dia lari mengejar gua..
"Di ! Lo kenapa sih !"" Bentaknya "Agak pusing aja mau tidur" Ucap gua "Di !" Laura menarik tangan gua
gua diam, ah dramatis banget.. mana di pinggir jalan besar kaya gini..
"Kenapa loh Laura"" Tanya gua
"Lo belain cewe itu di" tahan ribut sama gua"" Tanyanya
"Gak kok laura, gua gak kenapa-kenapa" Ucap gua menenangkan suasana agar tidak menjadi pusat perhatian
"Gak mungkin lo ninggalin gua kaya gitu di"
mata gua melihat ke arah jalanan, gua lihat wanita itu.. Sarah ! Dia di gonceng oleh seorang pria dengan motor Double R Merah..
Anjing ! Gua lari mengejar motor itu dan berteriak memanggil namanya.. Motor itu berhenti, pria itu menatap gua dengan tatapan heran.. "Ada apa mas"" Tanya pria itu
gua lihat wajahnya, ah ! sial bukan sarah !
"Maaf mas, saya kira dia adik saya yang kabur dari rumah" Gua menahan malu "Oh, gak apa mas, saya kira ada apa"
motor itu berlalu pergi, laura mengejar gua dan mengajak gua kembali ke kossan.. gua hanya diam dan menurut..
sesampainya di kossan gua langsung masuk kamar gua, dan laura ikut masuk ke kamar..
"Di, lo kenapa sih"" Tanyanya
gua mengambil buku atlantis itu dan menunjukannya ke laura.. "Baca"
Laura mengambil buku itu, tapi dia tidak membacanya, dia hanya meletakkanya di kasur , dan seketika Laura memeluk gua dengan sangat erat..
"Di gua memang gak sesempurna sarah, gak secantik sarah, gak sebaik sarah. tapi Demi Allah gua punya rasa sayang yang tulus ke lo di" Tangisannya membasahi bahu gua
Gua gak mengucapkan apa-apa, gua lepaskan pelukan dia perlahan, dan memegang wajahnya dan menghapus air matanya..
"Maaf, gua janji gak akan mikirin sarah lagi, dan gua putuskan untuk fokus ke lo dan sayang sama lo laur, hati gua gak akan pernah kebagi lagi" Seraya gua menghapus air matanya lalu gua mencium keningnya dengan sangat lembut
"Gua gak butuh janji, gua butuh pembuktian" Ucapnya "Iya, gua bakal ngebuktiin"
Laura menutup pintu kamar gua dan menguncinya..
"Gua kangen itu" Jarinya menunjuk sesuatu di celana gua "Oh ini"
gua mengeluarkan hp gua dan membuka aplikasi game yang ada di hp gua.. "Lo udah level berapa emang laur"" Tanya gua becanda
dia lari dan menerjang gua..
"Gua udah sampai level akhir, dan gua mau kita terus nanti sampai akhir"
Bibirnya yang halus mulai terasa manis di bibir gua..
Gua peluk dia erat dan mulai berganti posisi , karena lebih baik menunggangi dari pada gua harus di tunggangi oleh seekor pegassus cantik yang kini ada di depan gua.. -----"Hollow" Teriak laura gua dekap mulut dia..
"Bukan bayangan, tapi kenyataan" Ucap gua
"Ah, lo mah gak asik" Mulutnya cemberut memeluk gua dalam posisi tertidur "Makasih ya sayang" Gua tatap matanya
"Jangan kecewain gua di" Ucap laura
Perbincangan kami terhenti saat mega mengetuk pintu kamar gua..
"Di"" panggilnya "Iya" Sahut gua
Sial, gua harus sembunyiin laura dimana"
"Kok ada sendal laura di pintu kamar lo" memang laura di dalem"" Tanyanya seperti menelisik
"Gak ada" Badan gua gemetaran
gua lihat laura panik, laura langsung memakai seluruh bajunya, begitupun gua "Gua masuk di" Ucap mega
Laura bergegas masuk ke dalam kamar mandi, dan gua membuka pintu kamar gua
"Tumben aja lo siang-siang gini ngunci pintu kamar" ucap mega dan masuk seperti mencari sesuatu
"Gak apa-apa lagi mau tidur tenang aja sih gua" Gua mencari alasan "Oh gitu, gua ganggu ya"" Tanya mega
Playboy Dari Nanking 9 Animorphs - 38 Kedatangan The Arrival Dewa Iblis 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama